Anda di halaman 1dari 26

Apa sih yang menyebabkan pertumbuhan anak lambat?

Umumnya memang ada banyak faktor


yang bisa menghambat pertumbuhan anak, tapi umumnya ada 6 penyebab yang paling sering
membuat anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya, antara lain:

 Tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup


 Tidak mendapatkan asupan yang bergizi dan berprotein
 Kurang mendapatkan ASI
 Kurang Berolahraga
 Tidak mendapatkan waktu tidur yang ideal
 Sering terserang penyakit

Jika anak mengalami banyak keterlambatan di semua bidang perkembangan penyebab antara
lain:

1. Encephalopathy (gangguan sebelum atau mendekati kelahiran) statis termasuk kelahiran


prematur
2. Kelainan otak
3. Kelainan kromosom
4. Infeksi.
5. Serta encephalopathy progresif termasuk penyakit metabolik, sindrom neurocutaneous,
sindrom Rett dan hydrocephalus.

Tapi untuk Bunda yang mengalami kasus seperti ini, tidak perlu berkecil hati. Meski
membutuhkan waktu dan kesabaran yang tidak sedikit mengatasi anak autism bukan tidak
mungkin Bunda lakukan. Nah, cara terbaik adalah dengan memberikan terapi pada si kecil
dengan di bantu oleh tenaga ahli antara lain:

 Melakukan pendekatan pada si kecil dengan hangat, bahagia dan nyaman


 Mengajarkan keterampilan yang ia perlukan dalam lingkungannya
 Terapi integrasi sensori

Selain meminta bantuan dari tenaga profesional, Bunda juga bisa melakukan terapi pendukung,
seperti memberikan visualisasi pada anak untuk membantunya berkomunikasi mulai dari
menyampaikan apa yang ia inginkan atau membantunya memahami sesuatu. Selain itu Bunda
juga bisa mengajaknya berolahraga yang menyenangkan seperti berenang, bersepeda atau
bermain sepatu roda. Nah, yang paling penting adalah saat bersamanya berikan sentuhan hangat
Bunda dan tatapan mata yang penuh kasih sayang.

Nah, sekian dulu informasinya ya Bun, semoga bermanfaat

Saat dilahirkan, Bintang terbilang anak yang sehat dan tak pernah absen diberikan ASI.
Perkembangannya sangat pesat, belum ada setahun ia sudah mulai belajar berjalan. Namun saat
berjalan, ia menjinjitkan kakinya. Awalnya, Sang Ibu menganggap ini bagian dari prosesnya
belajar berjalan, tapi ketika hal ini berlangsung hingga usianya jelang 3 tahun, ibunya merasakan
keganjilan.
Menurut Rini Hildayani, M.Si, Psikolog., Bintang mengalami tumbuh kembang yang tak
sempurna yang secara umum disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

Faktor lingkungan meliputi kondisi pada masa prenatal, perinatal, dan postnatal. Faktor yang
paling beresiko ada di masa prenatal, yaitu bisa disebabkan karena pada saat hamil Si Ibu
mengonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan merokok.

Faktor perinatal dapat berupa komplikasi pada saat melahirkan. Sedangkan, masa
postnatal meliputi kondisi medis dan juga bentuk-bentuk pengasuhan yang diberikan oleh orang
tua atau orang-orang yang terlibat dalam pengasuhan anak (baby sitter, misalnya).

Selain jalan jinjit, ada juga beberapa masalah tumbuh kembang. Berikut penjelasannya:

Speech Delay

Speech delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak yang
diharapkan bisa dicapai pada usia kronologisnya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam
hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.

Penyebab:
Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay mengalami masalah pendengaran.

Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan,
seperti kematangan organ-organ bicara.

Deprivasi sosial, misalnya, kurang terpapar dalam lingkungan sosial dan kurang stimulasi.

Cara mengatasi:
Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama beda-
benda yang ia kenal.

Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara dengan anak.

Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan, "Obi, obi" saat
menunjuk mobil, orang tua atau pengasuh segera membenarkannya dengan mengucapkan "Oh,
itu mobil".

Berikan pujian ketika anak bicara benar.

Selalu merespon apa yang dikatakan anak.

Mengulangi apa yang dikatakan anak. Misalnya ketika anak mengatakan "Ma, susu!", orang tua
dapat mengelaborasi perkataan anak dengan mengatakan "Adik mau minum susu?"

Jangan memaksa dan memburu-buru anak untuk bicara. Ini hanya akan menekan anak.
Berkonsultasi kepada tenaga profesional.

Jalan Jinjit
Jalan jinjit adalah sesuatu yang normal, khususnya pada anak-anak yang baru belajar berjalan.
Namun, jika bertahan hingga anak berusia 3 tahun atau lebih atau anak tidak dapat berdiri
dengan menggunakan telapak kaki, Anda wajib waspada.

Penyebab:
Sulit menentukan penyebab utama jalan jinjit, namun pada umumnya gangguan ini mengarah
pada sejumlah masalah, seperti cerebral palsy, masalah fisik, atau keterlambatan perkembangan
(developmental delay). Jalan jinjit juga dapat menjadi tanda gangguan yang lebih kompleks.
Anak penyandang autis, misalnya, terkadang memperlihatkan tingkah laku berjalan jinjit.

Cara mengatasi:
Berkonsultasi kepada fisioterapis, ortopedis, dan neurologist.

Autisme
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum
usia tiga tahun sebagai hasil dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak.
Gangguan ini memengaruhi perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan
komunikasi.

Anak penyandang autis umumnya menunjukkan kesulitan dalam komunikasi verbal dan
nonverbal, interaksi sosial, dan kegiatan bermain, serta waktu luang. Mereka juga menunjukkan
pola-pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan, dan stereotip.

Penyebab:
Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan meski hingga saat ini masih belum diketahui
penyebab persisnya, autis tidak lagi dikaitkan dengan "dinginnya" orang tua.Saat ini, para ahli
menyimpulkan penyebabnya adalah:

- Permasalahan pada perkembangan awal seorang anak


Anak penyandang autis mengalami masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa
kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera telah dilahirkan, daripada anak yang bukan
penyandang autisma.

- Pengaruh genetik
Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap keluarga dengan anak
kembar menunjukkan peran yang besar dari faktor genetik sebagai penyebab dari autis.

- Abnormalitas otak
Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk autism, penelitian yang dilakukan oleh
sejumlah ahli menunjukkan adanya dasar biologis dari autis. Salah satu penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa gambar otak anak penyandang autism berbeda dengan gambar
otak anak normal.
Cara mengatasi:
Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dalam pendekatan ABA
(Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan yang berfungsi
dalam lingkungan, terapi integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensoris,
dan floortime untuk meningkatkan perkembangan emosi anak.
- Terapi wicara.
- Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua/pengasuh anak di luar
waktu-waktu terapi, seperti:
a. Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan keinginan, dan
membantu anak memahami kehidupan dengan lebih baik juga membantu anak mengembangkan
pemahaman tentang waktu dan pentingnya menghargai lingkungan
b. Hiking, berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik-turun tangga. Kegiatan-
kegiatan tersebut sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori
c. Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata
yang memadai.

Disleksia
Disleksia merupakan kesulitan belajar khusus yang dikarakteristikkan oleh kesulitan dalam
belajar membaca. Namun, beberapa anak juga ditemukan memiliki kesulitan dalam belajar
menulis, mengeja, menggunakan kata-kata yang tepat, atau kebingungan arah dalam membaca
(dari kiri ke kanan atau sebaliknya).

Penyebab:
- Faktor genetik dan konstitusional, misalnya salah satu orangtua yang memiliki masalah serupa.
- Faktor neurobiologis yang disebabkan oleh kerusakan otak, perkembangan otak, atau struktur
otak
- Faktor sosial dan psikologis berupa gangguan emosional dan tanda-tanda lain dari kemampuan
adaptasi yang buruk sering mengikuti masalah kesulitan belajar.
- Faktor lingkungan (lihat lagi faktor prenatal, perinatal, dan postnatal).

Cara mengatasi:
- Orang tua dapat memberikan kegiatan mendengarkan, bersajak, membuat kata dari balok-alok
alfabet yang menyenangkan.
- Dirujuk ke tenaga profesional, seperti terapis remedial, neurolog, atau psikolog agar mendapat
treatment yang tepat.

Ester Sondang / bersambung

No 2

Adapun sudut pandang Fisioterapi pada perkembangan anak dari lima aspek yaitu, motorik
kasar, motorik halus, pengamatan, bicara dan sosialisasi. Kelima aspek tersebut yang dapat
dilihat secara holistik/menyeluruh, misalnya :

# anak usia 4 bulan, saat tengkurap dan di depannya diletakkan mainan anak harus sudah
mampu menumpu dengan kedua lengan dengan siku yang menekuk (motorik kasar). Anak sudah
mampu bermain-main dengan kedua tangannya (motorik halus) jika diberikan mainan, anak
memperhatikan mainannya (pengamatan) sesekali bermain bibir sambil mengeluarkan air liurnya
(bicara), ketika digendong dan diajak bicara oleh ibu, anak mampu tersenyum pada ibu
(bersosialisasi).

# anak usia 8 bulan, mampu duduk sendiri menggenggam mainan dengan seluruh permukaan
tangan (motorik halus) kemudian mengambil posisi ongkong-ongkong sambil bertahan sebentar
ketika mengambil suatu mainan (motorik kasar), ketika mainannya terjatuh dari atas meja ke
bawah, anak sudah mampu memperhatikan mainan yang terjatuh (pengamatan). Anak mampu
mengeluarkan suara bubbling “ma..,ma..,da..da..,ta..ta..” (bicara). Saat main ciluk ba, anak sudah
mampu merespon dengan tersenyum atau tertawa (bersosialisasi).

# anak usia 12 bulan, mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan tangan (motorik
kasar). Mampu mengambil benda kecil dengan ujung ibu jari dan jari telunjuk (motorik halus).
ketika anak bermain mobil-mobilan atau boneka-bonekaan, anak sudah mampu menunjuk roda
atau mata boneka tersebut (pengamatan). Anak sudah mampu mengucapkan atau lebih dan tahu
artinya (bicara). ketika ibu meminta mainannya, anak sudah mampu memberikan mainan pada
ibu atau bapak (bersosialisasi).

# anak 18 bulan, berlari tanpa terjatuh (motorik kasar). menyusun tiga balok mainan (motorik
halus). Anak sudah mampu memasangkan gelas dengan tutupnya (pengamatan). Anak sudah
mampu di ajak bicara dengan mengucapkan sepuluh kata atau lebih dan tahu artinya (bicara).
Anak sudah mampu menyebutkan namanya (bersosialisasi).

# anak 24 bulan, bermain melompati garis ke depan (motorik kasar). Saat anak mau minum, ia
mampu memutar tutup botolnya (motorik halus). Anak sudah mampu menyebutkan 6 anggota
tubuhnya (pengamatan). Ketika ibu bertanya, anak sudah mampu menjawabnya dengan kalimat
yang terdiri dari dua suku kata (bicara). Anak sudah mampu meniru kegiatan orang dewasa,
seperti mencuci baju (bersosialisasi).

# anak 36 bulan, turun tangga dengan kaki bergantian, tanpa berpegangan dan dipegangi oleh
ibu (motorik kasar). Saat diberikan pulpen dan kertas, anak sudah mampu meniru garis tegak,
garis datar dan lingkaran (motorik halus). Ketika melihat warna, anak sudah mampu
menyebutkan tiga warna (pengamatan). Saat dibacakan cerita, anak sudah mampu bertanya
dengan kata apa, siapa, di mana (bicara). Ketika ada teman yang ingin bermain, anak sudah
mampu bermain dengan teman (bersosialisasi).

# anak 48 bulan, bermain lompat satu kaki di tempat (motorik kasar). Ketika anak diberikan
pensil dan kertas, anak mampu memegang pensil dengan ujung jari (motorik halus). Jika ada tiga
mainan di depan anak, anak sudah mampu menghitung tiga mainan dengan cara menunjuknya
(pengamatan). Ketika bermain-main dan berbicara, anak sudah mampu menggunakan kalimat
lengkap dengan lebih dari dua kata (bicara). Anak mmapu bermain dengan teman dengan
mengikuti satu permainan (bersosialisasi).

# anak umur 60 bulan, bermain dengan melompat satu kaki kearah depan (motorik kasar).
Berikan contoh tanda + dan ÿ, maka anak mampu menirunya (motorik halus). Ketika
menggambar, anak mampu menggambar orang (pengamatan). Ibu mendengarkan anak bercerita,
anak mampu bercerita dan bermakna contohnya, “harimau itu besar” (bicara). Ketika ibu
memperhatikan anak bermain dengan temannya, anak sudah mampu mengikuti urutan permainan
(bersosialisasi).

Peran fisioterapis anak bukan hanya sekadar pada motorik kasarnya saja, namun juga
memperhatikan keempat aspek di atas. Fisioterapis juga berperan pada kualitas pola gerak anak,
bukan hanya sekadar pada tahapan anak bisa berjalan saja. Contoh kasus yang dapat ditangani
fisioterapis antara lain gangguan susunan saraf pusat, keterlambatan atau gangguan
neuromuskular, kelainan dan gangguan orthopedik, kelainan metabolisme, gangguan belajar dan
perilaku.

Referensi :

1. Samba, Gde, “Fisioterapi Konseptual” 2007, Bandung : Yayasan Fisioterapi.


2. Yayasan Suryakanti,“Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita”,Februari 2003 :Bandung.

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Cerebral Palsy

 Ataksia

Letak kelainannya pada otak kecil (cerebellum). Penderita mengalami gangguan


keseimbangan. Otot-ototnya tidak kaku, tapi terkadang penderita tidak dapat berdiri dan berjalan
karena adanya gangguan keseimbangan tersebut. Andaikan berjalan, langkahnya seperti orang
mabuk, kadang terlalu lebar atau terlalu pendek. Hal itu menyebabkan anak tidak dapat berjalan
tegak dan jalannya gontai. Koordinasi mata dan tangan tidak berfungsi, sehingga anak
mengalami kesulitan dalam menjangkau sesuatu ataupun akan akan mengalami kesulitan ketika
makan.

 Campuran

Artinya pada anak cerebral palsy terdapat dua atau lebih kelainan. Misalnya spastik dan
athetosis, atau spastik dan rigid, atau spastik dan ataksia. Kecacatan tersebut tergantung pada
kerusakan yang terjadi di otak. Letak kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan
extrapyramidal. Apabila kerusakan terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastik.
Apabila terjadi di extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia.
Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari yang paling ringan
hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan beberapa gangguan tumbuh kembang
pada anak beserta cara mengatasinya :

A. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)

Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak, yang
diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam hal bicara)
tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.
Penyebab :

Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga mengalami masalah
pendengaran.
Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan
seperti kematangan organ-organ bicara.
Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.

Cara Mengatasi :

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan
dalam kemampuan berbicara :

Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama benda-
benda yang ia kenal.
Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak.
Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Atit” saat
mengutarakan rasa sakit, orang tua segera membenarkanya dengan mengucapkan “Oh, sakit ya”.
Usahakan untuk selalu mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita.
Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.
Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang dikatakan anak.
Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat anak menjadi
semakin tertekan.
Berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti dokter anak atau ahli tumbuh kembang anak

B. Keterlambatan Kemampuan Berjalan

Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan sampai dengan
18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan, baru dikategorikan ‘delay’
atau terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa
berjalan, dinyatakan “belum siap”, bukan dianggap terlambat, karena rentang toleransinya cukup
panjang. Namun jangan menganggap remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda
melakukan deteksi awal mengenai “keterlambatan” tersebut supaya bisa diantisipasi dan dicari
jalan keluarnya.
Penyebab :

Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak mulai berjalan bisa
disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun penyakit seperti : riwayat kekurangan
oksigen saat lahir, penyakit-penyakit perinatal yang berat (sepsis, kerinikterus, meningitis), bayi
lahir dengan berat sangat rendah, bayi prematur, cerebal palsy, pasca kejang lama, penyakit
jantung bawaan, dan lain sebagainya.
Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang mempunyai riwayat terlambat
berjalan akan menurun kepada anaknya.
Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya lebih cepat berjalan
daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki anak, biasanya jadi lebih sulit
menyeimbangkan badan.
Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin terjadi saat belajar berjalan
seperti tersandung hingga membentur meja bahkan berdarah, bisa mengakibatkan anak trauma
dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi jika ditambah dengan respon orangtua yang terlalu
mengkhawatirkannya.
Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya mengakibatkan anak jadi lebih
lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya contoh (meski tidak selalu).
Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang berlebihan dengan
melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang” karena khawatir jatuh atau
terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri untuk mulai berjalan. Kebiasaan terlalu
sering digendong dan pemakaian baby walker yang berlebihan juga dapat membuat anak malas
belajar jalan.

Cara Mengatasi :

Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa) merupakan masa yang
membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita harus mendampingi kemanapun
si kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan dua tangan untuk menatih, namun dengan
bertahap kita lepas satu tangan, hingga akhirnya kita lepas dia berjalan tanpa bantuan kita.
Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja kecil yang ringan,
maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa menjadi alat yang menarik untuk
didorong-dorong anak.
Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda yang mudah diraih dan mudah pecah.
Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan memegang mainan atau
benda yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk mengambilnya dan berikan pelukan
hangat saat dia berhasil menjangkaunya. Perlebar jarak untuk meningkatkan kemampuannya.
Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal lain seringkali membuat
orangtua berlebihan dalam memanfaatkan baby walker. Padahal, hal seperti itu bisa
menyebabkan anak jadi malas berjalan ketika dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby
walker tetap harus dengan pengawasan karena terbukti pada beberapa kasus dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan seperti tergelincir di tangga, kamar mandi, maupun kolam renang.
Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi dari latihan
kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.
Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan kemajuan dalam
kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang memadai.

C. Autisme

Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri dan “isme” yang berarti suatu
aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunianya sendiri. Autisme
merupakan gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga
tahun sebagai hasil dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan
ini mempengaruhi perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi.

Anak penyandang autis umumnya menunjukan kesulitan dalam komunikasi verbal dan
nonverbal, interaksi sosial, dan kegiatan bersosialisasi (misalnya bermain bersama). Mereka juga
menunjukan pola-pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan dan stereotip (meniru).
Seorang penderita autis mempunyai beberapa kesulitan yaitu dalam hal makna, komunikasi,
interaksi sosial, dan masalah imajinasi. Hal ini menyebabkan penderita autis menemui banyak
kesulitan dalam kehidupannya sehari-hari. Anak autis bisa sangat tertarik pada sesuatu dan
kemudian asyik sendiri pada dunianya. Akibatnya, anak autis cenderung menarik diri dari
lingkungan sekitarnya.

Penyebab :

Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan masih belum diketahui penyebab pastinya. Ada
banyak teori yang terus berkembang dan diteliti oleh para ahli.

Saat ini, para ahli menyimpulkan sebabnya, antara lain :

Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang autis mengalami
masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera
setelah dilahirkan, daripada anak yang bukan penyandang autis.
Pengaruh genetik. Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap
keluarga dengan anak kembar menunjukan peran yang besar dari faktor genetik sebagai
penyebab dari autis.
Abnormalitas otak. Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk autis, penelitian yang
dilakukan oleh sejumlah ahli menunjukan bahwa gambaran otak anak penyandang autis berbeda
dengan gambaran otak anak normal.

Cara Mengenali Gejala :

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis, salah satunya dengan
metode yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers). Orang tua harus
mengamati 6 pertanyaan penting berikut :
Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?
Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya pada sesuatu?
Apakah anak Anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku anda?
Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?
Bila Anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan
tersebut?

Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya berkonsultasi dengan
profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme. Karakteristik
dari penyandang autis banyak sekali ragamnya (sepektrumnya sangat luas) sehingga cara
diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli
seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar
dan ahli profesional lainnya dibidang autis. Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara
seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat
perkembangannya. Orang tua harus peka dengan perkembangan anak sejak lahir, dan
melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan dan gangguan dalam perkembangan
perilakuknya.

Cara Mengatasi :

Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dengan pendekatan ABA
(Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan dalam
lingkungan, terapi integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensori, dan metode pendekatan
yang hangat dan akrab untuk membangun hubungan dengan anak sebagai individu dan untuk
membantu memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta media
bermain
Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua diluar waktu-waktu
terapi. Contohnya seperti :
Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan keinginan, dan
membantu anak memahami kehidupan. Selain itu, dengan menunjukkan objek secara nyata pada
anak juga dapat membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya
menghargai lingkungan.
Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga. Kegiatan-kegiatan tersebut
sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori.
Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata yang
memadai.
Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)
No 3

Tumbuh Kembang Bayi 1 Bulan

Sejak bayi berumur 0 bulan, dengan berat badan lahir normal 2500 gr atau 2,5 kg akan terus
tumbuh dan berkembang. Perkembangan berat badan yakni bisa mencapai 5,7 kg hingga usia 1
bulan. Sedangkan panjang badan bisa mencapai 56,8 cm untuk bayi laki-kaki. Sedangkan bayi
perempuan berat badan (bb) 5,5 kg dan panjang badan (pb) 57,6 cm.
k
Pada fase 0-1 bulan, aktifitas motorik sudah berkembang dengan baik, seperti anggota
gerak tangan dan kaki bergerak aktif (motorik kasar). Sedangkan motorik halus anak pun
sudah mampu tumbuh dengan baik seperti menoleh ke kiri dan anan. Dan, bereaksi
terhadap bunyi-bunyian seperti lonceng. Kemampuan sensorik bayi juga mulai berkembang,
seperti menatap wajah ibu saat diberi ASI atau seakan memperhatikan saat di ajak bicara oleh
ayah dan ibu.

Tumbuh Kembang Bayi 2 Bulan

Pada usia 2 bulan, bayi laki-laki memiliki berat badan ideal 4,2 kg - 6,9 kg dan perempuan 4,0 kg
- 6,7 kg. Sedangkan panjang badan normal bagi anak laki-laki 54,4 cm- 62,6 cm, dan bayi
perempuan usia 2 bulan panjang badan 53 cm- 61,1 cm.

Pada usia 2 bulan, gerakan motorik kasar bayi sudah mulai mengangkat kepala ketika tengkurap.
Sedangkan kemampuan sensorik mulai berkata-kata seperti, " Ooo ooww.." serta mampu
tersenyum spontan.

Tumbuh Kembang Bayi 3 Bulan

Pada kondisi normal anak laki-laki umur 3 bulan rentang berat badan normal adalah 5 kg- 8 kg,
sedangkan anak perempuan 4,6 kg- 7,5 kg. Kemungkinan panjang badan anak laki-laki usia 3
bulan adalah 57,3 cm- 65,6 cm. Bagi anak perempuan usia 3 bulan panjang badannya 53,6 cm -
64 cm.

Pada usia 3 bulan, perkembangan motorik anak semakin meningkat, kepala anak sudah bisa ia
tegakkan di saat duduk, serta sudah bisa memegang mainan. Sedangkan sensorik anak juga
berkembang pesat, anak sudah mampu tertawa dan berteriak, serta memandang anggota
geraknya, seperti jari dan tangan.

Tumbuh Kembang Bayi 4 Bulan

Usia bayi laki-laki 4 bulan diperkirakan berat badan 5,6 kg-8,7 kg. Dan perempuan 5 kg- 8,3 kg.
Sedangkan panjang badan bayi laki-laki diperkirakan berada pada rentang 59,7 cm - 68 cm dan
bayi perempuan usia 4 bulan panjang badan 57,8 cm - 66,4 cm.

Pada usia 4 bulan motorik kasar anak diharapkan sudah mampu tengkurap dan terlentang sendiri
di bawah pengawasan orang tua.
Tumbuh kembang bayi 5 bulan

Pada umur 5 bulan bayi laki-laki diperkirakan berat badannya 6 kg-9,3 kg. Dan bayi perempuan
5,4 kg-8,9 kg. Sedangkan panjang badan bayi laki-laki usia 5 bulan adalah 61,7 cm - 70,4 cm dan
panjang badan bayi perempuan 59,6 cm - 68,5 cm.

Pada usia 5 bulan, perkembangan motorik bayi adalah sudah mampu meraih dan menggapai
mainan yang menarik baginya, serta aktifitas sensorik anak juga berkembang baik seperti
menoleh jika di panggil atau mendengar bunyi-bunyian.

Tumbuh kembang bayi 6 bulan

Pada usia 6 bulan, berat badan bayi laki-laki adalah 6,3 kg - 9,8 kg. Berat badan bayi perempuan
adalah 5,8 kg - 9,3 kg. Sedangkan panjang badan anak usia 6 bulan adalah, laki-laki 63,2 cm -
71,9 cm dan perempuan 61,2 cm - 70,3 cm.

Usia 6 bulan, gerakan motorik anak sudah mampu duduk sendiri tanpa berpegangan, serta
mencari dan mengambil mainan/benda yang ia jatuhkan. Pada tahap ini, bayi juga mampu
memasukan makanan/biskuit sendiri ke dalam mulut.

Tumbuh kembang bayi 7 bulan

Bayi laki-laki usia 7 bulan berat badannya adalah 6,7 kg - 10,3 kg. Dan bayi perempuan 6 kg- 9,8
kg. Sedangkan panjang badan anak umur 7 bulan adalah laki-laki : 64,8 cm - 73,8 cm dan
perempuan 62,7 cm - 71,9 cm.

Pada usia 7 bulan, anak sudah bisa mengkoordinasikan antara tangan kanan dan kiri, saat
mengambil mainan. Serta mengeluarkan suara, " Maa maa..."

Tumbuh kembang bayi 8 bulan

Bayi laki-laki umur 8 bulan, berat badannya adalah 6,9 kg - 10,7 kg. Dan bayi perempuan 6,2 kg
- 10,2 kg. Sedangkan panjang badan anak usia 8 bulan adalah, laki-laki 66,2 cm - 75 cm, dan
bayi perempuan 64 cm - 73,5 cm.

Pada usia 8 bulan, anak sudah mampu berdiri sambil berpegangan atau dengan alat bantu, misal
berdiri dengan memegang tangan kursi.

Tumbuh kembang bayi 9 bulan

Bayi laki-laki usia 9 bulan, berat badannya adalah 7,2 kg - 11,1 kg dan bayi perempuan 6,5 kg -
10,6 kg . Sedangkan panjang badan anak laki-laki usia 9 bulan adalah, 67,5 cm - 76,3 cm dan
panjang badan bayi perempuan 9 bulan adalah 65,3 cm - 75 cm.

Pada usia 9 bulan, anak sudah bisa melambaikan tangan pada seseorang sambil tersenyum.
Tumbuh kembang bayi 10 bulan

Pada usia 10 bulan, berat badan bayi laki-laki idealnya 7,4 kg - 11,4 kg dan bayi perempuan 6,8
kg - 10,9 kg. Sedangkan panjang badan idealnya bayi laki-laki adalah 68,7 cm - 77,9 cm, dan
bayi perempuan 66,5 cm - 76,4 cm.

Masa umur 10 bulan, bayi sudah mampu memukul mainan dengan kedua tangan, serta mampu
bertepuk tangan sambil ketawa-ketiwi.

Tumbuh kembang bayi 11 bulan

Bayi laki-laki usia 11 bulan, berat badan normalnya berada pada rentang 7,1 kg - 11,7 kg, dan
bayi perempuan 6,9 kg - 11,2 kg. Sedangkan panjang badan anak laki-laki umur 11 bulan adalah
69,9 cm - 79,2 cm, dan panjang badan anak perempuan 11 bulan adalah 67,7 cm - 77,8 cm.

Pada usia 11 bulan, idealnya anak sudah mampu menunjuk dan meminta mainan dan makanan.

Tumbuh kembang bayi 12 bulan ( 1 tahun)

Anak usia 12 bulan atau 1 tahun merupakan fase yang berharga bagi kedua orang tua, akan
merayakan 1 tahun usia anaknya. Pada tahap ini, tumbuh kembang anak menjadi perhatian penuh
bagi kedua orang tua.

Berat badan ideal anak umur 12 bulan adalah Laki-laki 7,8 kg - 12 kg, dan berat badan anak
perempuan 12 bulan adalah 7,1 kg - 11,5 kg. Sedangkan panjang badan anak laki-laki usia 1
tahun adalah 71 cm - 81,5 cm dan anak perempuan 1 tahun panjang badannya adalah 68 cm -
79,2 cm.

Pada usia 12 bulan anak sudah mampu berdiri tanpa berpegangan, dan memasukan mainan ke
cangkir, serta mulai pandai bermain dengan orang lain.

Kesimpulan Pedoman Tahapan tumbuh kembang bayi usia 0 - 12 bulan

Pedoman ini hanyalah sebagai panduan bagi Ayah dan Ibu dalam memantau perkembangan dan
pertumbuhan anak 0 - 1 tahun, baik pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun
perkembangan motorik dan sensorik anak.

Angka-angka tentang berat badan dan panjang badan anak yang medianers tuliskan tidaklah
mutlak, itu hanya berdasarkan kesepakatan sebagaimana yang di susun oleh WHO Growth Chart,
2005. Kerjasama dengan Divisi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI, RSCM, 2011. Yang mana tabel tumbuh kembangnya medianers jadikan sebagai
referensi.

Bilamana Ayah , ibu dan pembaca menemui keganjilan pada tumbuh kembang anak berdasarkan
membandingkan dengan pedoman ini, maka sebaiknya konsultasikan " si buah hatinya" ke
pelayanan kesehatan terdekat.
10 Tahap Perkembangan Bayi
1. Bayi 0-2 Bulan

http://ppigroningen.nl

Pada usia ini tak banyak yang bisa dilakukan oleh seorang bayi, sebagian besar waktunya
dihabiskan hanya untuk tertidur dan juga menangis serta menghisap ASI ibunya karena ketika
seorang bayi yang baru dilahirkan kedunia ini harus beradaptasi dulu dengan lingkungannya dan
sebaiknya suara yang pertama ia dengar saat lahir kedunia adalah suara yang baik dan indah
karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan psikologis
bayi itu

lalu ketika usia mulai beranjak 1 bulan seorang bayi masih belum bisa melihat dengan sempurna
ia hanya mengandalkan indera perasa dan juga pendengarannya, jika lapar maka ia akan
menangis untuk memberi tahu bahwa bayi tersebut ingin disusui, ia pun masih banyak tertidur
dalam usia ini.

Di usia 2 bulan barulah ia bisa menggerakan syaraf motoriknya dengan menggerakan tangannya
serta menggenggam tangan ibunya walaupun belum sempurna, bagi para orang tua sebaiknya
mulai merangsang indra dan juga syarafnya salah satu contohnya adalah dengan memijat lembut
kedua telinganya agar timbul rangsangan yang membuat perkembangannya semakin meningkat.

2. Bayi Usia 3 Bulan

Beranjak ke usia 3 bulan kepala bayi sudah mulai bisa tegak meskipun masih belum kuat, ia bisa
menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri dan sebaiknya saat menggendong bayi diusia ini
para orang tua tetap harus menyangga tulang belakangnya dan juga lehernya karena tulang
tersebut belum cukup kuat menahan berat badan bayi tersebut.
3. Bayi Usia 4 Bulan

Perkembangan bayi saat 4 bulan sudah jauh meningkat ia mulai bisa menggenggam sebuah
mainan dan penglihatannya pun sudah membaik, ia akan senang jika diberi sebuah mainan
apalagi mainan tersebut mengeluarkan suara yang membuat bayi tertawa. Ia pun sudah bisa
mengeluarkan suara seperti aaahhh, auhhhh.

4. Bayi Usia 5 Bulan

http://1.bp.blogspot.com

Para orang tua harus lebih waspada karena pada usia ini bayi sudah mulai bisa tengkurap
menggerakan badannya kekiri dan ke kanan dan suka menghisap jempolnya sendiri ataupun
memasukan sesuatu benda kedalam mulutnya, sebaiknya jika bayi ditidurkan diatas kasur harus
dihalangi oleh sesuatu agar menghindari bayi tersebut terjatuh ataupun terbentur sesuatu karena
sudah bisa menggulingkan badannya sendiri untuk tengkurap.

5. Bayi Usia 6 Bulan

Nah bagi para orang tua yang ingin memberi makan buah hatinya diusia ini adalah waktu yang
tepat untuk memberinya makanan selain ASI eksklusif karena usia 6 bulan bayi bisa mencerna
makanan selain susu tetapi makanan tersebut sebaiknya yang lembut-lembut saja misalnya bubur
bayi. Pada usia ini bayi sudah bisa mengenali lingkungannya dan orang-orang disekitarnya, ia
akan menoleh jika ada suara yang menarik perhatiaannya.

6. Bayi Usia 7 Bulan

Tumbuh kembang dan juga pergerakan tangan dan kakinya akan berkembang pesat di usia 7
bulan ia sudah bisa menggenggam sesuatu benda dengan baik, tulang punggung dan juga
lehernya pun sudah mulai kuat ia akan mencoba untuk merangkak dan juga duduk tegak dengan
kedua tangannya. Oleh karena itu mulai fase ini para orang tua harus lebih hati-hati dan menjaga
sang buah hatinya agar terhindar dari sesuatu yang akan mencelakai dirinya.

7. Bayi 8 Bulan

Otot-ototnya semakin berkembang dan juga kuat pada usia ini, ia akan mulai merangkak dan
juga duduk sendiri tanpa dibantu oleh orang tuanya, eksplorasinya pun semakin banyak, bayi
tersebut akan meraih sesuatu benda yang diinginkannya dengan cara merangkak ataupun
berpegangan pada sebuah meja ataupun kursi, kewaspadaan para orang tua pun harus lebih
ditingkatkan lagi karena sang buah hati anda mulai bergerak kesana kemari, alangkah bijaknya
jika bayi pada usia ini lebih diperhatikan lagi apa saja aktivitas yang ia lakukan selama ia
bermain.

8. Bayi Usia 9 Bulan


http://rockrivertimes.com

Kemampuan bayi diusia 9 bulan selain merangkak,duduk dan juga berdiri ia sudah mulai bisa
menirukan beberapa kata ataupun ucapan yang dikatakan orang tuanya selain itu ia juga bisa
minum dari gelas tanpa bantuan serta menunjuk sesuatu benda yang diinginkannya, pada usia ini
gigi susunya pun akan mulai tumbuh sehingga bisa memakan makanan yang padat, nah untuk
para orang tua alangkah baiknya jika membiasakan untuk menggosok gigi buah hatinya agar
giginya tidak mudah rusak karena ia sudah bisa memakan yang berbentuk padat.

9. Bayi 10 bulan

Kemampuan fisik dan juga emosional bayi pada tahap ini sudah sangat berkembang pesat ia
biasanya sudah mengenali siapa orang tuanya dan akan menangis jika digendong oleh seseorang
yang tidak ia kenal, begitupun dengan posisi duduknya bayi tersebut sudah bisa mengatur sendiri
posisi yang diinginkannya, tangannya akan berpegangan pada sebuah benda untuk mencoba
berdiri sendiri lalu ia pun bisa diajari tentang sesuatu yang boleh dilakukan ataupun yang tidak
boleh dilakukan.

10. Bayi 11 -12 Bulan

Buah hati kita saat fase ini sudah mulai berjalan walaupun langkahnya masih belum kokoh ia
akan menghampiri ibunya dengan langkah goyah dan belum stabil tapi jangan khawatir karena
itu adalah sebuah perkembangan yang akan terus berkembang, ia pun akan terlihat lebih cerewet
karena kemampuan verbalnya meningkat sesuai tahapnya, contohnya bayi itu akan mengucapkan
kata mama ataupun papa ketika melihat orang tuanya, kita pun akan lebih sering tersenyum
melihat tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan. Wah dalam usia 11-12 bulan bayi mulai
bisa memutuskan sesuatu apa yang dia sukai, ia akan memilih bajunya yang ingin dia pakai, oleh
karena itu para orang tua harus lebih peka dan juga mengerti apa keinginan sang bayi, kita bisa
mengajarkan cara memakai sesuatu contohnya seperti memakai baju kepada bayi tersebut dan
perlu diingat jangan sekali-kali berbicara jelek ataupun kotor ketika ada bayi karena biasanya ia
akan menirukan apa yang kita ucapkan dihadapannya.

Nah itulah perkembangan tahap bayi di usia 0-10 bulan yang mesti orang tua ketahui walaupun
tidak semua bayi perkembangannya sesuai dengan apa yang diutarakan diatas, ada yang lebih
cepat ataupun lambat terlepas dari itu semuanya yang penting buah hati kita tumbuh dengan
sehat dan juga bahagia.

Kenali Perkembangan Bayi dari 0-12 Bulan


Satu tahun pertama adalah saat menakjubkan bagi perkembangan bayi Anda. Berbagai kejadian
penting menandai bertambahnya kemampuan sekaligus menjadi catatan tak terlupakan dalam
jurnal pertumbuhannya. Meski kecepatan perkembangan setiap anak berbeda, perilaku menonjol
berikut biasanya akan Anda temui dalam tahun pertama pertumbuhannya:

- Usia 0-3 bulan, ketajaman visualnya meningkat. Ia akan membalas tatapan Anda ketika Anda
memeluk dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.

- Usia 3-4 bulan, ia bisa melihat hingga ke seberang ruangan dengan cukup jelas. Biasanya ia
sudah lebih mudah ditenangkan saat rewel, karena banyak hal-hal di sekeliling yang
membuatnya tertarik.

- Usia 4-6 bulan, kontrol bayi terhadap tubuhnya sudah meningkat. Ia mulai menggunakan
tangan dan kakinya untuk sedikit ‘bersenang-senang’, misal membuat gerakan menendang
sambil menendang-nendang.

- Usia 6-9 bulan, ia mulai duduk dan merangkak. Sambil duduk, ia akan mengamati dan meraih
apapun yang bisa ia genggam dengan tangannya. Setelah bosan, ia akan merangkak untuk
mengeksplorasi apa yang menarik di sekelilingnya.
- Usia 9-12 bulan, berdiri dan belajar berjalan akan menjadi tantangan menarik baginya. Ia bisa
memungut benda jatuh dengan ibu jari dan telunjuk. Ia bahkan sengaja bermain-main dengan
mainan yang ia jatuhkan, memungut, lalu menjatuhkan kembali mainan itu.

No 4

Berikut cara intervensi kecerdasan multipel :

1 Kecerdasan berbahasa verbal

Intervensi dan stimulasi dengan mengajak bernyanyi atau bercakap-cakap, bacakan cerita
berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll. Pada
umur 3 - 6 bulan ditambah dengan bermain 'cilukba', melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin,
dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk. Pada usia 6 - 9 bulan distimulasi
dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng. Umur
9 - 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan
mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan
dengan berpegangan.

2. Kecerdasan emosi inter-personal

Intervensi dan stimulasi dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda,
saling berbagi kue, meminjamkan mainan, belajar bersalaman dengan orang lain (saat usia 9-12
bulan), mengenalkan orang baru dll.

3. Kecerdasan emosi intra-personal

Intervensi dan stimulasi dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman,


berkhayal, mengarang ceritera dll. Stimulasi anak anda dengan mengajak selalu tersenyum dan
tertawa. jkauhkan kata kasar, sikap emosional, bertengkar atau adu mulut di depan atau dapat di
dengar dan dilihat bayi.

4 Kecerdasan naturalis

Dapat dilakukan dengan bercerita dengan gambar, benda, alam dan kegiatan sekelilingnya.
Ajaklah bayi tertawa dan bersenang-senang dengan kejadian dan peritiwa di sekitarnya. Setiap
benda yang ada dilingkungan dapat dijadikan sumber interaksi bayi untuk belajar mengenal
lingkungan dan belajar berkomunikasi

5. Kecerdasan logika-matematik

Intervensi dan stimulasi dengan bernyanyi dan bercerita dengan angka, terumatama angka satuan
1-10. Seperti menghitung benda-benda disekitarnya, bernyayi satu-satu aku sayang ibu dsbnya

6. Kecerdasan visual-spatial
Intervensi dan stimulasi dengan mengamati gambar atau foto terutama bentuk wajah orang atau
kartun yang lucu. Berceritalah dengan kata-kata atau kalimat panjang dengan gambar yang
cukup besar dilihat atau benda atau lingkungan dan peristiwa alam. Menggantung dan
menggerakkan benda berwarna mencolok seperti lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih, benda-
benda berbunyi,

7. Kecerdasan gerak tubuh

Intervensi dan stimulasi (motorik kasar) pada sia 6-8 bulan merangsang duduk, dilatih berdiri
berpegangan. Usia 9 -12 bulan ditambah stimulasi memasukkan mainan ke dalam wadah, minum
dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan. Bila terjadi
keterlambatan tidak bolak balik atau tidak duduk merangkak sesuai usia 6-8 bulan, menunjukkan
minimal keterlambatan ringan. Dapat dilakukan stimulasi keseimbangan dan vestibularis dengan
berenang, terapi bola dan bermain ayunan.

8 Kecerdasan musikal

Intervensi dan stimulasi dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik,
mengikuti irama dan nada. Biasakanlah saat berkomunikasi atau kontak dengan anak seperti saat
ganti popok, mandi atau menyuap makan selalu bernyayi dan berdendang dengan lagu.

Penulis : Dr. Widodo Judarwanto Sp.A

Editor : Asep Candra

Kecerdasan multipel terdiri atas beberapa macam kecerdasan, yaitu:

 Kecerdasan berbahasa verbal: ajaklah berbicara, bacakan cerita, nyanyikan lagu anak-
anak, dsb.
 Kecerdasan logika-matematik: latihan mengelompokkan, menyusun, merangkai,
menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki,
puzzle, monopoli, permainan komputer dsb.
 Kecerdasan visual-spatial: latihan mengamati gambar, merangkai dan membongkar
bangunan, puzzle, rumah-rumahan, merakit, dsb.
 Kecerdasan gerak tubuh: latihan senam, menari, olahraga, atletik, permainan dsb.
 Kecerdasan musical: mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, dsb.
 Kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua
dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama
membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa,
budaya, agama melalui buku, TV dsb.
 Kecerdasan emosi intra-personal: menceritakan perasaan, cita-cita, pengalaman,
berkhayal, mengarang, dsb.
 Kecerdasan naturalis: menanam dan memelihara tanaman, memelihara binatang,
berkebun, wisata alam, dsb.

May 17, 2013 - 2:36 pm SERBA-SERBI 23726 views kecerdasan anak, masa emas usia anak, pola asuh
anak, Stimulasi Kecerdasan Anak, tumbuh kembang anak

Perkembangan Kognitif

Bermain ciluk ba. Kini si kecil sudah memahami konsep object permanence (suatu objek atau
benda masih ada walau tidak terlihat) dan ia sangat suka bermain cilukba serta permainan
menyembunyikan objek lainnya.

Ajarkan cara mengelompokkan benda. Sediakan beberapa keranjang, kotak, atau ember yang masing-masing
diisi benda sejenis. Misalnya, satu wadah diisi dengan mainan balok, satu dengan boneka binatang, dan yang ketiga
dengan mobil-mobilan. Si kecil akan senang saat mengosongkan wadah-wadah tadi, memilah isinya, dan
mengembalikan mainan-mainan tadi ke wadah aslinya.

Bermain pura-pura/peran. Gunakan mainan dari berbagai benda sehari-hari, misalnya berbicara di telepon,
mengadakan jamuan minum teh, atau membangun rumah balok menggunakan palu plastik.

Gelindingkan bola. Tidak hanya permainan ini menyenangkan bagi si kecil, tetapi juga membantu meningkatkan
persepsi mengenai ruang, kemampuan visual si kecil untuk mengikuti benda bergerak, koordinasi tangan-mata, serta
mengajarkan si kecil tentang konsep bergiliran. Jika bola tenis terlalu kecil baginya, coba gunakan bola sepak.

Matikan alat elektronik. Interaksi langsung dengan orang-orang nyata dan bermain dengan benda-benda yang
dapat disentuh, dirasakan dengan mulut, dan benda bergerak akan lebih mendorong perkembangan kognitifnya
dibandingan dengan menggunakan komputer, tablet, atau layar televisi.

No 5

DDST
DDST adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas
untuk menilai kemajuan perkembangan usia 0-6 tahun. DDST di gunakan untuk
mendetaksi adanya masalah dalam perkembangan anak yang berat dan sebagai
metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak yang memerlukan evaluasi lebih
lanjut.
DDST terdiri dari 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia
anak mulai dari usia 0-6 tahun . item –item tersebut tersusun dalam formulir
khusus yang terbagi dalam 4 sektor yaitu :
 Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi
 Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan kemampuan memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah
 Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti menggunakan bahasa
 Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan melakukan gerakan otot besar
lainnya.

Berikut ini adlah hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST


- DDST bukan merupakan test IQ dan bukan alat peramal kemampuan adaptif atau
intelektual pada masa yang akan datang
- DDST tidak digunakan untuk menetapkan diagnosa , seoerti kesukaran
belajar,gangguan bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
- DDST di arahkan untuk membandingkan kemampuan dengan anak yang lain yang
seusia , bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik dan pemeriksaan fisik

Proses test DDST

1. Persiapan alat
- Benang wol
- Icik –icik dengan gagang kecil
- Boneka kecil dengan botol susu
- Kubus warna merah,kuning ,hijau dan biru
- Botol kecil berwarna bening
- Manik – manik dan lonceng kecil
- Bola tenis
- Pensil merah dan kertas folio
- Alat tambahan misalnya : meja , kursi kecil 3 buah
2. Formulir DDST
Formulir DDST berupa selembar kertas yang berisikan
- 125 tugas perkembangan menurut usia pada halaman depan
- Pada bagian belakang berisi dengan pedoman beberapa panduan untuk test tertentu
- Pada bagian depan formulir DDST terdapat garis horizontal teratas dan terbawah
untuk skala usia dari mulai lahir smapai dengan 6tahun
- Pada usia 0-25 bulan, satu garis tegak kecil adalah 1 bulan
- Pada usia setelah 24 bulan , satu garis tegak adalah 3 bulan
- Pada bagian depan terdapat125 item dalam bentuk persegi panjang yang
ditempatkan dalam neraca usia yang menunjukan 25%,50%,75%,90% yang
menyatakan presentasi keberhasilan rata-rats seluruh anak
3. Menghitung usia anak
- Tulis tanggal ,bulan di laksanakan tes
- Kurangi dengan cara bersusun antara tanggal dan bulan dan tahun kelahiran anak.
- Patokan umur bayi , 1 bulan = 30 hari , jika kurang dari 15 hari di bulatkan kebawah ,
dan jika lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas .
4. Pelaksanaaan test
Hal – hal yang perlu di perhatiakan
a) Semua item harus di ujikan dengan benar
b) Perlu kerja sama aktif dari anak . anak harus meras tenang,aman, senang , tidak
lapar tidak mengantuk
c) Bina hungungan yang bauik dengan orang tua
d) Jelaskan pada orang tua tujaun DDST
e) Tersedia ruangan yang aman ,nyaman dan menyenangkan
f) Pelaksanaan test secara fleksibel

Item- item yang di sajikan secara fleksibel


- Dahulikan item yang tidak memerlukan keaktifan anak
- Di dahulukan item yang lebih mudah
- Berikan pujian pada anak bila anak mampu menyelasaikan tugas
- Hanya alat- alat yang di gunakan saja yang di letakkan di atas meja
- Pelaksanaan test di mulai dari test sebelah kiri baru kemudian sebelah kanan

Cara melakukan test DDST


1) Lakukan test terhadap semua item yang di lalui garis usia dan item sebelah garis
usia untuk masing- masing sector
2) Jika seluruh item adalah lulus , lanjutkan pada item yang di sebealah kanan garis
usia hingga akhirnya di capai skor lulus 3 kali berturut- turut
3) Jika di peroleh skor gagal ,menolak,tak, lanjutkan test pada item di sebelah garis
usia sampai di dapat skor lulus 3 kali berturut- turut.

Cara pemberian skor


1. Lulus/Lewat (p=pass). Anak dapat melakukan item dengan baik atau oang tua
melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat melakukan item tersebut.
2. G=gagal (f= fail). Anak tidak dapat melaukan item dengan baik atau orang tua
melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melaukan item tsb.
3. M= menolak (R= refusal). Anak menolak untuk melakukan tes pada item tersebut.
Penolakan dapat di kurangi dengan mengatakan pada anak apa yang harus di lakukan
4. Tak = tak ada kesempatan(No=No oportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan item karena ada hambatan
Interpretasi Hasil
Penilaian per item
a. Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari item sebelah
kanan garis usia
b. Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan garis usia
- Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah putih kotak (
25%-75%)
c. Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di daerah gelap kotak
(75%-90%)
d. Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak gagal atau
meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut
di tunjukan untuk anak yang lebih muda
e. Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di berikan jika
anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba
Penialaian keseluruhan test
1. Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor terlambat dan maksimal satu
peringatan. Lakukan uji ulang pada pertemuan berikutnya
2. Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat satu atau lebih skor
“terlambat” dan dua atau lebih “ peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan
penolakan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil berulang kali
suspek dan tidak dapat di uji , lakukan konsultasi dengan seorang ahli
3. Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika terdapat satu atau lebih skor “
terlambat” dan dua atau lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan
kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian

Diposkan oleh marlina di 07.04 Tidak ada komentar:

+ PENGERTIAN STIMULASI
Perangsangan dan latihan-latihan terhadap perkembangan anak yang datangnya dari lingkungan di
luar anak
+ TUJUAN
Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan
yang baik dan optimal
+ YANG DAPAT MELAKUKAN STIMULASI
 Bidan
 Perawat
 Dokter
 Psikolog
 Psikiater
 Phyisioterapist
 Guru
 Keluarga
 Sosial worker
+ KEMAMPUAN PERKEMBANGAN YANG DI STIMULSI
a. Personal sosial, kemandirian, dan bergaul
b. Adaptif motorik halus
c. Bahasa,bicara dan kecerdasan
d. Motorik kasar
+ DDST II
o Bukan tes IQ
o Bukan tes diagnostik
o Mudah dan cepat dilakukan
o Dapat diandalkan
o Validasi tinggi
o Berisi 125 item
o Bukan pemeriksaan fisik
o Bukan peramal kemampuan adaptif untuk masa depan
o Membandingkan kemampuan anak seusia
 Kegunaan
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan usia
b. Memantau anak usia 0-6 tahun
c. Monitor anak dengan resiko perkembangan
d. Menjaring anak terhadap adanya kelainan
e. Memastikan apakah anak dengan persangkaan adanya kelainan, benar-benar ada kelainan
 Cara pemeriksaan DDST II
a. Dilakukan secara kontinue
b. Harus dengan ibu atau pengasuh
c. Anak dan ibu dalam keadaan santai
d. Satu formulir digunakan beberapa kali pada satu pasien
e. Bayi diatas tempat tidur,anak duduk dikursi lengan diatas meja
 Prinsip dalam melakukan DDST II
- Bertahap dan berkelanjutan
- Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak
- Alat bantu stimulasi yang sederhana
- Suasana nyaman bervariasi
- Perhatikan gerakan spontan oleh anak
- Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan,tidak menghukum
- Berikan pujian
- Pada saat test  hanya satu alat
 Alat untuk DDST II
a. Benang sulaman merah
b. Kismis/ permen
c. Kerincingan dengan pegangan
d. Kubus kayu berwarna 8-10 bh
e. Lonceng kecil
f.Botol kaca bening
g.Boneka dan dot kecil
h.Cangkir plastik
i.Pensil warna
j.Kertas dll
 Cara menghitung umur anak
Contoh kasus
o Nanda, dibawa ibunya ke poli tumbang pada tanggal 19 oktober 2009, tanggal lahir nanda 5 april
2007 hitunglah umur nanda dan gambar garis umurnya
Jawab
Tgl test 2009 10 19
Tgl lahir 2007 4 5
-------------------------------------------------
Umur anak 2 6 14
 Cara melakukan test DDST II
Ikuti petunjuk yang ada di lembar DDST II, apakah anak bisa melakukan pada tiap sektor jika lulus
maka tulis P = passed, gagal ( F = fail ) atau jika anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba tulis No oportunity = NO, dan jika menolak untuk melakukan tulis R = Refusal.
Kemudian tarik garis berdasarkan umur yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada
formulir DDS

aturday, June 15, 2013


DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING TEST II (DDST II)
osted by dian afif arifah at 6:52 PM

Anda mungkin juga menyukai