KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
B. Tujuan ……………………………………………………. 1
C. Sasaran ………………………………………………….. 2
E. Pengertian-pengertian ………………………………….. 5
C. Strategi ……………………………………………………. 8
D. Permasalahan …………………………………………… 10
A. Monitoring ……………………………………………… 17
B. Evaluasi ………………………………………………….. 17
C. Pelaporan ……………………………………………….. 17
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
Ubi Kayu Tahun 2002 s/d 2011 …………………………….. 7
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komoditi ubikayu merupakan komoditi tanaman pangan yang penting di
Indonesia setelah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, yaitu
sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri baik hulu maupun hilir.
Disamping itu komoditi tersebut merupakan tanaman dengan daya adaptasi yang
luas, mudah disimpan, mempunyai rasa enak sehingga dapat membuka lapangan
pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani beserta keluarganya.
Komoditi ubikayu selain berperan untuk memenuhi kebutuhan sumber
karbohidrat untuk substitusi beras, juga sebagai bahan untuk diversifikasi
pangan. Ubikayu juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan, bahan baku
industri dan bahan baku bioetanol.
Upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu pada tahun 2011
terfokus pada pengembangan melalui dem area (pengelolaan tanaman terpadu)
dengan luasan yang terbatas 612 ha di 11 Kabupaten/kota sentra produksi)
diharapkan salah satu pemicu peningkatan produktivitas ubikayu sebesar 5 %..
Berdasarkan kebijakan Kementerian melaluiDirektorat Jenderal Tanaman Pangan
fokus kegiatan utama adalah komoditas padi, jagung, kedelai, oleh karena itu
pada tahun 2012 fokus peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu
2.106.886 ton.
B. Tujuan
Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu TA. 2012 bertujuan untuk:
a. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan
produksi melalui kegiatan pengembangan ubikayu antara pusat, provinsi
dan kabupaten/kota.
C. Sasaran
Sasaran disusunnya petunjuk pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu
TA 2012 antara lain :
a. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan peningkatan
produksi melalui pengembanganubikayu antara pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
b. Teradopsinya berbagai alternatif pilihan komponen teknologi
PTT/spesifik lokasi ubikayu oleh petani sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usahataninya untuk
mendukung peningkatan produksi Nasional.
c. Berkembangnya agribisnis ubikayu dari hulu hingga hilir sehingga dapat
memantapkan ketahanan pangan Nasional.
d. Meningkatnya produktivitas ubikayu hingga sebesar 193,94 ku/ha di
Jawa barat.
e. Tercapainya produksi ubikayu sebesar 2.106.886 ton tahun 2012.
D. Dasar Hukum
Penyusunan petunjuk pelaksanaan Ubikayu TA 2012 merupakan
penjabaran dari petunjuk teknis Ubikayu TA 2012 yang juga dilandasi dengan
peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
E. Pengertian-pengertian
5. Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanamam, kotoran hewan antara
lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat yang
telah mengalami dekomposisi.
6. Kelompok Tani adalah sejumlah petani yang tergabung dalam satu
hamparan/wilayah yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan untuk
meningkatkan usaha agribisnis dan memudahkan pengelolaan dalam proses
distribusi baik itu benih, pestisida, sarana produksi dan lain-lain.
7. Hamparan adalah suatu areal pertanaman dengan luasan tertentu yang
terletak dalam satu desa atau satu kecamatan.
BAB II
D. Permasalahan
1. Peningkatan Produktivitas
1. Petani Reg / Swadaya 114.627 108.059 190,30 193,91 3,61 1,90 2.095.386
2. Carry Over PTT 2011 575 575 194,37 200,00 5,63 2,90 11.500
BAB III
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan peningkatan produktivitas dan
produksi ubikayu dilakukan dua pendekatan,yaitu melalui pengembangan
ubikayu sesuai dengan prioritas perlunya peningkatan produktivitas dalam
kaitannya sebagai penyangga sumber pangan dan yang diluar pengembangan
berupa fasilitasi, koordinasi dan sosialisasi serta mediasi untuk mewujudkan
tercapainya pengembangan ubikayu secara nasional.
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring
Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan
sampai dengan panen oleh petugas. Monitoring meliputi perkembangan
pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah dicapai dll,-
B. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas. Evaluasi meliputi: 1)
Komponen kegiatan pelaksanaan areal pengembangan, 2) Tingkat pencapaian
sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas dilokasi areal pengembangan.
C. Pelaporan
Dalam pelaporan pelaksanaan pengembangan komoditas ubikayu, dua
pelaoran utama yang dilakukan yaitu:
1. Laporan Program
a. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi bulanan;
b. Data yang perlu dilaporkan adalah sasaran dan realisasi tanam, panen,
produktivitas dan produksi tahunan; dan
c. Kendala dan permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan
khususnya di lapangan serta usulan pemecahan masalah
2. Laporan Kegiatan
Kegiatan pelaporan dilaksanakan oleh petugas Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Kecamatan serta desa/unit areal pengembangan secara periodik setiap
bulan. Pelaporan dilakukansecara berjenjang, yaitu dari Pemandu Lapangan ke
kabupaten/Kota, kabupaten/Kota ke Provinsi dan Provinsi ke pusat. Laporan
meliputi pelaksanaan areal pengembangan, hasil yang telah diperoleh dan lain
lain.Laporan PPL harus sudah diterima Dinas Kaputen pada minggu kedua, dan
laporan dari Dinas Kabupaten harus sudah diterima pada minggu ketiga oleh
Dinas Pertanian Provinsi; karena minggu keempat data tersebut dibuat untuk
bahan laporan bulanan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Laporan
Format Laporan sebagaimana tertulis pada Lampiran. Laporan akhir memuat
hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya dan lain – lain.
BAB VI
PENUTUP
Lampiran 1.
Luas Luas
Produktivitas Produksi
No. KABUPATEN/KOTA Tanam Panen
(Ku/Ha) (Ton)
(Ha) (Ha)
1 Kab. Bogor
2 Kab. Sukabumi
3 Kab. Cianjur
4 Kab. Bandung
5 Kab. Garut
6 Kab. Tasikmalaya
7 Kab. Ciamis
8 Kab. Kuningan
9 Kab. Cirebon
10 Kab. Majalengka
11 Kab. Sumedang
12 Kab. Indramayu
13 Kab. Subang
14 Kab. Purwakarta
15 Kab. Karawang
16 Kab. Bekasi
17 Kab. Bandung Barat
18 Kota Bogor
19 Kota Sukabumi
20 Kota Bandung
21 Kota Cirebon
22 Kota Bekasi
23 Kota Depok
24 Kota Cimahi
25 Kota Tasikmalaya
26 Kota Banjar
JUMLAH
Jumla
h
2012
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Kabupaten
NIP.
40
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012
Lampiran 3
Propinsi :
N Kabupa Jan- Feb Mart Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des Tot
Ren Re Ren Re Ren Re Ren Rea Ren Re Re Re Ren Re Ren Rea Ren Re Ren Re Ren Re Ren Rea Ren Rea
o ten 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 al
c al c al c al c l c al nc al c al c l c al c al c al c l c l
Jumla
h
2012
Mengetahui
Kepala Dinas Tanaman Pangan
Propinsi
NIP.
41
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Produksi Ubikayu 2012
Lampiran 4
Nilai (Rp)
No Uraian Fisik Riil
Diperhitungkan
Dikeluarkan
I INPUT
A TENAGA KERJA (HOK)
1. Pengolahan Tanah s/d Siap tanam
a. Manusia
b. Ternak
c. Traktor/ Mesin
2. Menanam
3. Memupuk
4. Memberantas Hama
5. Menyiang
6. Memanen
7. Mengangkut
Jumlah A
B SARANA PRODUKSI
1. Bibit/Stek (Batang)
a. Pembelian
b. Produksi Sendiri
2. Pupuk (Kg/Ltr)
a. Urea
b. TSP/ SP-36 c. KCl
d. Kandang/ Hijau
e. Lainnya (Tetes Miwon)
3. Pestisida (Kg/Ltr)
a. Insektisida Padat
Insektisida Cair
b. Lainnya Padat
Lainnya cair
Jumlah B
C PENGELUARAN LAIN
1. Sewa Tanah
2. Pajak
3. Lainnya
Jumlah C
Total (A+B+C)
I BIAYA PRODUKSI
1. Per Hektar (Rp)
2. Per Kilogram (Rp) OUTPUT
II 1. Produksi
2. Nilai Hasil
III PENDAPATAN BERSIH (Rp)
1. Secara Usaha Tani
a. Permusim = Rp.
b. Perbulan = Rp.
2. Petani
IV a. Permusim = Rp.
b. Perbulan = Rp.
R/C
Keterangan : Harga/kg = ……
Umur panen = …… Varietas = ……….
2012
Petugas
NIP.
Lampiran 5
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBIKAYU
2. Pemupukan
a. Takaran pupuk yang dibutuhkan adalah 200 - 300 kg Urea, 100 -
150 kg SP-36, dan 100 - 150 kg KCl per hektar, yang diberikan
dalam dua tahap :
Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 65 - 100 kg Urea,100 –
150 kg SP-36, dan100 - 150 kg KCl per hektar.
Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 200 kg Urea per
hektar.
b. Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
3. Wiwil (membatasi jumlah tunas)
5. Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas unggul
umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.
biasa)
36, dan 100 kg KCl per hektar, yang diberikan dalam dua tahap :
Umur 7-10 hari dipupuk dengan takaran 200 kg Urea dan SP-
36 dan 50 kg KCl per hektar;
Umur 2-3 bulan dipupuk dengan takaran 100 kg Urea dan 50 kg
KCl per hektar;
Bila dianggap perlu, pada umur 5 bulan bisa ditambahkan
Urea.
Pupuk dilakukan secara tugal, sekitar 15 cm dari tanaman.
b. Pemeliharaan
Pada umur 1 bulan tunas-tunas yang berlebih
dibuang/dirempes, menyisakan 2 tunas yang paling baik;
Penyiangan dilakukan sedikitnya 1-2 kali, sehingga tanaman
bebas gulma hingga umur 3 bulan;
Pada umur 2-3 bulan perlu dilakukan pembumbunan.
c. Panen
Umur panen ubikayu bervariasi menurut varietasnya. Varietas
unggul umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan.
Lampiran 7
Rasa : Enak
Potensi hasil : 32 ton /ha
Umur panen : 9 – 10 bulan
Warna daging umbi : Putih (sesuai untuk bahan pangan)
Kadar bioethanol : Tinggi ( 4,23 kg/liter bioethanol)
Rasa : Enak
Potensi hasil : 32 ton /ha
Umur panen : 7 – 8 bulan
Ciri – ciri : Genjah; Warna daging umbi agak
kuning (kaya vitamin A), sesuai
untuk pangan dan Industri
Ketahanan : Toleran hama tungau
Tahun dilepas : -
Umur : 7 – 10 bulan
Tinggi batang : -
Kadar tepung : 26,9 %
Kadar protein : 0,41 %
Kadar HCN : 100 mgr / kg
Warna daging umbi : Putih
Potensi hasil : 20 – 30 ton/ha
Klon (Kadar HCN dibawah
45 mgr / kg) : - Kadar pahit
kadar HCN di Atas 100 mgr / kg : Pahit
Ketahanan terhadap tungau
Merah : -
Ketahanan terhadap layu : -
Tahun dilepas : -
Umur : 10 – 11 bulan
Tinggi batang : -
Kadar tepung : 35,4 %
Kadar protein : 0,4 %
Kadar HCN : 100 mgr / kg
Warna daging umbi : Putih
Potensi hasil : 20 – 30 ton/ha
Klon (Kadar HCN dibawah
45 mgr / kg) : -
Kadar pahit kadar HCN di
Atas 100 mgr / kg : Pahit
Ketahanan terhadap tungau
Merah : -
Ketahanan terhadap layu : -
Tahun dilepas : -
Umur : 7 – 10 bulan
Asal : Persilangan Magni / Ambon, Bogor
1957
Tinggi batang : -
Kadar tepung : 33,1 %
Kadar protein : 0,7 %
Kadar HCN : 40 mgr / kg
Warna daging umbi : Putih
Potensi hasil : 15 – 20 ton/ha
Klon (Kadar HCN dibawah
45 mgr / kg) : Manis
Kadar pahit kadar HCN di
Atas 100 mgr / kg : -
Ketahanan terhadap tungau
Merah : -
Ketahanan terhadap layu : -
Asal : -
Umur panen : 7 – 8 bulan
Tinggi batang : -
Warna daging umbi : Putih
Potensi hasil : 15 – 20 Ton / ha:
Kadar tepung : -
Kadar protein : -
Kadar HCN : 40 mgr / kg
Klon (Kadar HCN dibawah
45 mgr / kg : Manis
Kadar pahit kadar HCN di atas
100 mgr / kg : -
Ketahanan terhadap tungau
Merah : -
Ketahanan terhadap layu : -
Asal : -
Umur panen : 8 – 10 bulan
Tinggi batang : -
Warna daging umbi : Putih
Potensi hasil : 20 – 30 Ton / ha:
Kadar tepung : 30,9 %
Kadar protein : 0,35
Kadar HCN : 100 mgr / kg
Klon (Kadar HCN dibawah
45 mgr / kg : -
Kadar pahit kadar HCN di atas
100 mgr / kg : Pahit
Ketahanan terhadap tungau
Merah : -
Ketahanan terhadap layu : -
Asal : -
Umur panen : 9 – 12 bulan
Tinggi batang : -
Warna daging umbi : -
Potensi hasil : 20 – 30 Ton / ha:
Kadar tepung : -
Kadar protein : -
Rasa : Manis
Asal : -
Umur panen : 8 – 10 bulan
Tinggi batang : -
Warna daging umbi : -
Potensi hasil : 20 – 25 Ton / ha:
Kadar tepung : -
Kadar protein : -
Rasa : Pulen
Asal : Lokal
Umur panen :
Tinggi batang : > 2,5 meter
Bentuk daun : Lonjong gemuk
Warna daun pucuk : Hijau kecoklat-coklatan
Warna umbi : Kuning
Warna kulit umbi : Coklat
Bentuk umbi : Lonjong
Rasa : Masak enak
Kadar tepung : 26 %
Potensi hasil : 20 ton/ha
Ketahanan : Agak peka terhadap hama tungan,
agak toleran terhadap penyakit
bakteri dan peka terhadap layu
bakteri