Anda di halaman 1dari 7

GEOFISIKA

Dosen Pengampu:

Ir. Maulana Yusuf, MS

Disusun Oleh:

Berian Tomi Permana

03021381520054

Kelas B

TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
Mengapa Terjadi Arus Listrik di Bawah Permukaan Tanah

Aliran arus listrik yang mengalir didalam tanah yaitu melalui batuan-batuan dan
sangat diakiabtkan karena bumi itu berlapis-lapis dan batuannya yang bersifat tidak
homogen dimana setiap lapisan batuan dan masing-masing perlapisan di dalam bumi
mempunyai harga resistivitas tertentu. Pada setiap medium (lapisan batuan)
mempunyai sifat kelistrikan yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh air tanah dan
garam yang terkandung didalam batuan, kandungan logam atau non logam, komposisi
mineral, kandungan air, permeabilitas, tekstur, suhu, dan umur geologi.

Batuan yang tidak bersifat homogen tentunya memiliki karakteristik yang


berbeda-beda termasuk dalam hal sifat kelistrikannya. Salah satu sifat batuan tersebut
adalah resistivitas (tahanan jenis) yang menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk
menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan, maka semakin
sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik.

Gambar 1. Nilai Resistivitas Batuan


Arus listrik yan berada di bawah permukaan bumi tersebut dapat berasal dari
alam itu sendiri yang disebabkan oleh adanya atom-atom penyusun kerak bumi yang
berinteraksi satu sama lainnya akibat adanya ketidakseimbangan muatan. Sifat batuan
yang konduktor merupakan media yang baik dalam penerapan metode geolistrik. Arus
listrik itu dapat mengalir pada batuan dengan tiga cara, yaitu:

 Konduksi secara elektronik

Hal ini terjadi jika batuan mengandung banyak elektron bebas, seperti pada
batuan yang banyak mengandung logam sehingga arus listrik mudah mengalir
pada batuan tersebut.

 Konduksi secara elektrolitik

Hal ini banyak terjadi pada batuan yang bersifat porus dan pada pori-pori
tersebut terisi oleh larutan elektrolit sehingga arus listrik mengalir oleh ion-ion
larutan elektrolit.

 Konduksi secara dielektrik

Konduksi ini terjadi pada batuan yang bersifat dielektrik, artinya batuan
tersebut mempunyai elektron bebas sedikit dan bahkan tidak ada. Tetapi karena
adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron-elektron dalam atom
batuan dipaksa berpindah dan berpisah dengan intinya.

Bagaimana Prosedur Lapangan untuk Mengukur Potensial Diri

Metode Potensial Diri atau Self Potensial (SP) merupakan salah satu metode
geofisika pasif, di mana dalam proses akuisisi data tidak diperlukan medan gangguan
buatan untuk memperoleh parameter yang ingin dicari. Prinsip kerja dari metode SP
adalah mengukur beda potensial alam yang muncul secara alami dari medium bawah
permukaan tanah. Dengan cara menanam beberapa porouspot pada titik pengukuran
kemudian diukur nilai beda potensialnya. Karena sumbernya alami, maka nilai beda
potensial yang terukur relatif kecil yaitu antara satu milivolt sampai satu volt dengan
tanda positif dan negatif. Perbedaan antara nilai positif dan negatif merupakan faktor
penting dalam menginterpretasikan anomali dari potensial diri.

Gambar 2. Alat-Alat pada Pengukuran Self Potential

Dalam proses prosedur lapangan dan akuisisi data pada metode potensial diri
dapat digunakan alat dan bahan seperti satu buah GPS, satu buah meteran, tiga buah
palu geologi, enam buah elektroda Porous Pots, enam buah kabel, larutan CuSO4, dan
tiga buah multimeter. Berikut beberapa prosedurnya:
 Menentukan lokasi dan lintasan yang digunakan untuk pengambilan data.
 Setelah lokasi ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan membuat pola
lintasan pengambilan data. Sebanyak 4 lintasan yang sejajar, yaitu 2 lintasan
sejajar 40 meter. Lintasan data harus sejajar, dan diusahakan lurus hal ini
berhubungan dengan pengambilan data yang akan menggunakan GPS untuk
menentukan nilai x dan y.
 Selanjutnya, menentukan Base yang ditanami 2 buah Porous Pots dan berjarak
2 meter dari panjang lintasan yang ditentukan.
 Setelah itu, Porous Pots yang digunakan sebagai base tadi dicatat nilai beda
potensialnya setiap 5 menit dan dilakukan pengambilan data pada setiap
lintasan.
 Pada lintasan yang pertama dan kedua, dilakukan penggalian tanah untuk
menanam Porous Pots yang berpindah setelah pengambilan data, kemudian
dituangkan larutan CuSO4 ke Porous Pots.
 Pada setiap lintasan dilakukan pengambilan data yang dengan menggunakan
GPS untuk mencatat nilai koordinat x dan y di tiap titik setiap 2 meter.
 Selanjutnya dilakukan penanaman Porous Pots dan dihitung beda
potensialnya dengan menggunakan multimeter. Saat penanaman Porous Pots
diusahakan tetap diam dengan cara tanah dibuat padat. Data yang didapat
berupa beda potensial.
 Perlakuan tersebut berlaku juga untuk lintasan kedua.

Bagaimana Cara Mengolah Interpretasi dari Data Self Potential

Data potensial diri yang diperoleh di lapangan belumlah menunjukkan potensial


di tempat itu, karena ada perbedaan harga di satu titik bila diukur secara berulang-ulang
pada waktu yang berlainan. Data yang diperoleh dilapangan perlu dikoreksi variasi
harian, koreksi topografi dan koreksi gangguan (noise). Data yang didapatkan dari
pengukuran kemudian dirata-rata dan dikoreksi terhadap pembacaan awal serta
dilakukan dengan cara smooting data (penghalusan data). Penghalusan data untuk tiap
lintasan dilakukan dengan menggunakan software excel. Hasil dari penghalusan data
tersebut merupakan data potensial diri terkoreksi. Interpretasi Data potensial diri yang
telah terkoreksi dapat diinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif.

Interpretasi kualitatif dilakukan dengan mempergunakan software surfer 8. Hasil


keluaran software surfer 8 berupa peta kontur isopotensial. Software tersebut berfungsi
untuk mengolah data secara kualitatif yang berupa angka-angka untuk diubah ke dalam
bentuk gambar anomali-anomali. Selanjutnya, dari anomali tersebut dibuat visualisasi
sedemikian rupa sehingga dapat dibedakan anomali-anomali yang ada di bawah
permukaan tanah. Hal ini dapat mempermudah proses identifikasi anomali yang berada
di bawah permukaan tanah.
Gambar 3. Interpretasi yang Dihasilkan dari data

Bedasrakan gambar tersebut, ysng dilakukan pada pada metode self-potential ini
adalah metode gradient. Metode ini mirip dengan memakai metode Wenner yang
dipakai dalam pengukuran resistivitas. Metode ini menggunakan dua elektroda yang
dipindahkan secara bergantian sesuai dengan arah lintasan yang dipakai. Lintasan yang
dipakai sebaiknya berbeda-beda atau menggunakan variasi interval yang dipakai
sebagai perbandingan untuk mendapat hasil yang diinginkan lebih baik.

Interpretasi dari gambar tersebut ialah terdapat nilai variasi potensial. Warna-
warna yang berbeda pada gambar yang menunjukan variasi nilai potensial. Pada
percobaan memiliki nilai rentang -25 sampai 50. Angka paling besar ditunjukkan
dengan warna merah dengan nilai 50 yang berarti memiliki nilai potensial paling besar,
sedangkan nilai terkecil adalah -25 yang dilambangkan dengan warna ungu muda yang
menunjukan nilai potensial paling kecil. Perbedaan nilai yang diwakili oleh warna
tersebut menunjukkan adanya anomaly yang didapat dalam percobaan. Hal tersebut
menandakan bahwa didalam permukaan tanah terdapat sesuatu yang berbeda. Sehingga
dapat terbaca nilai beda potensial. Semakin besar nilai potensial, maka nilainya akan
semakin tinggi yang dimunculkan di gambar. Hal yang sama juga berlaku, semakin
kecil nilai potensialnya, maka angka yang ditunjukan juga semakin kecil. Semakin
besar beda potensial menunjukkan semakin besar nilai konduktivitasnya.

Pada percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil pengukuran yang didapat. Salah satunya adalah aliran ion alami. Beda potensial
terjadi karena adanya aliran ion alami, sedangkan ion alami dipengaruhi oleh suhu,
waktu, letak geologis dan tekanan. Waktu pengukuran berpengaruh karena adanya
gerak semu matahari, pergerakan semu matahari tersebut menyebabkan terjadinya
perbedaan suhu dalam tanah. Tanah yang lembab memiliki ion yang lebih banyak
daripada tanah yang kering. Sehingga tanah yang lembab mempunyai nilai beda
potensial alami yang kecil akibat nilai resistivitas yang besar. Hal ini bisa diketahui
karena semakin besar konduktivitas, maka resistivitasnya semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai