Pekerjaan:
Pembangunan Lembaga Pembinaan Khusus
Anak (LPKA) Kelas - I Medan Tahun
Anggaran 2018
Tahun Anggaran 2018
A. PENDAHULUAN
I. Umum
Manajemen Proyek dari kontraktor dipercayakan kepada tenaga-tenaga ahli pilihan yang
mempunyai pengalaman di bidang Pembangunan Dermaga dengan teknologi tinggi, dan
telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek sejenis dengan hasil yang memuaskan.
Tenaga ahli pada tim proyek ini dipilih berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tugas masingmasing, sehingga diharapkan dapat menjadi tim yang handal dalam
menyelesaikan proyek ini.
Selain sebagai kelengkapan dalam Dokumen Penawaran, Metode kerja merupakan suatu
rangkaian atau tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan. Penyusunan
metode pekerjaan ini, kami telah mempelajari terlebih dahulu dokumen teknis, berupa
uraian pekerjaan, volume, spesifikasi, gambar rencana dan dokumen teknis lainnya.
Tentunya semua pekerjaan yang ada tidak lepas dari ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan dan disepakati seperti halnya yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) yang ada di dalam dokumen teknis. Oleh sebab itu, dalam penawaran teknis
ini, kami akan memaparkan Metode Pelaksanaan dengan rencana-rencana atau strategi
yang terbaik yang terkendali dengan manajemen proyek dan sesuai motto kerja kami
yaitu: Tepat Waktu, Tepat Biaya dan Tepat Mutu.
Mengingat Metode Kerja sangat penting maknanya, maka kriteria proyek yang akan
dilaksanakan:
1. Dimulai dari awal proyek sampai diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai
waktu terbatas untuk rangkaian kegiatan yang saling terkait.
2. Proyek konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
agar tujuan proyek tercapai secara optimal.
3. Menjaga lingkungan tetap dengan kondisi normal, tanpa mengganggu atau polusi
sekitarnya.
4. Menjaga keselamatan kerja dengan sistem manajemen K-3.
1
Lokasi : Medan Prov. Sumatera Utara
Nilai total HPS : Rp. 12.824.656.000,00 - ( Dua Belas Milyar Delapan Ratus
Dua Puluh Empat Juta Enam Ratus Lima Puluh Enam Ribu
Rupiah )
Sumber pendanaan : APBN Tahun Anggaran 2018
Jangka waktu pekerjaan : 150 (seratus lima puluh)hari kalender.
Lingkup pekerjaan :
A. BANGUNAN BLOK HUNIAN DAN RUANG BELAJAR
1 Pembangunan Blok Hunian
2 Pembangunan Ruang Belajar, Ruang Serba Guna,
Gudang, Ruang Konseling, Poloklinik, R. Genset
2
secara sistimatis. Dari metode pelaksanaan ini akan didapatkan gambaran tentang
pemakaian sumber daya (manusia, material, alat dan keuangan) dan teknologi yang
dipergunakan selama masa pelaksanaan proyek.
Metode Pelaksanaan juga sebagai fungsi managemen dan kontrol serta improfisasi
seperti berikut:
1. Managemen tahapan pelaksanaan pekerjaan.
2. Managemen material, mendatangkan dan mengatur bahan sesuai waktu dan
kebutuhan.
3. Managemen tenaga kerja, mendatangkan dan menginstruksikan tenaga kerja.
4. Managemen alat, mendatangkan dan menggunakan peralatan sesuai waktu dan
fungsinya.
5. Managemen waktu, memiliki waktu yang saling berintegrasi, sehingga
meminimalkan waktu yang akan terbuang sia-sia, pelaksanaan pekerjaan menjadi
lancar dan effektif.
6. Managemen Biaya, memiliki kendali atas jalannya semua pekerjaan,
mempermudah proyek untuk menentukan langkah kritis yang harus diputuskan.
7. Managemen K-3, Bila terjadi force majeure akan tercatat lebih akurat, sehingga
dibutuhkan improfisasi terhadap keterlambatan pekerjaan.
3
dapat memulai kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan pula. Untuk waktu
pekerjaan kami akan fokus mengawasi seluruh pekerjaan agar target waktu 150
(seratus lima puluh)hari kalender tercapai. Bila dimungkinkan maka shift kerja kami
tambahkan untuk mengejar penyelesaian pekerjaan. Hal yang paling penting untuk
menentukan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan agar sesuai dengan waktu
pelaksanaan, adalah mempelajari secara cermat dan teliti item-item pekerjaan yang
diajukan dengan mengevaluasi kebutuhan waktu pelaksanaan setiap item.
4
kekurangan anggaran pekerjaan yang menyebabkan kerugian di pihak kami.
Penggunaan anggaran biaya pekerjaan dengan efesien, tepat, baik disesuaikan
dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan serta dikelola dengan tepat, akan
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, tepat mutu, waktu dan biaya
serta effisien.
5
pekerjaan struktur ini, seperti halnya, penempatan arah buang air hujan dan
pipanya salurannya yang tertanam, penempatan pipa conduit untuk instalasi lampu,
dll.
Untuk Pekerjaan Struktur, pekerjaan ini kami apresiasikan sebagai pekerjaan
Struktur Level dengan resiko sedang. Bagaimapun juga, pekerjaan penambahan
level memerlukan survey khusus untuk kekuatan penopang beban yang lama. Hal ini
kami sampaikan, karena untuk banyak kasus yang kami hadapi, banyak penopang
eksiting yang sudah tidak mampu menopang beban yang baru seperti dalam
rencana. Hal ini tentunya akan ditanggapi dalam rapat direktsi untuk diambil
tindakan yang tepat. Untuk pekerjaan ini kami akan sampaikan ke direksi / Supervisi,
yang kemudaian akan dibahas kelanjutannya.
3. Ketersediaan Waktu
Dalam dokumen dijelaskan penyelesaian waktu pelaksanaan adalah 150 (seratus
lima puluh)hari kalender. Kami dapat memberikan tanggapan bahwa waktu yang
dibutuhkan sangat memadai. Mengantisipasi kemungkinan gejolak-gejolak yang
ada, mengingat ketidakstabilan keuangan dunia saat ini dapat berakibat kepada
perlambatan kerja, baik dilihat dari SDM dan Ketersediaan Bahan, maka kami telah
menghitung kembali dan mendapatkan rencana Percepatan Kerja dengan metode-
metode kerja yang kami tawarakan. Maka kami menawarkan bahwa waktu
pelaksanaan akan kami selesaikan dalam jangka waktu 150 (seratus lima puluh)hari
kalender. Untuk mendukung rencana itu maka kami menawarkan metode kerja yang
efektif dan efesien serta kualitas pekerjaan yang baik. Kami juga telah membuat
Time Schedule dihalman lain dalam dokumen penawaran ini. Untuk metode kerja,
kami jelaskan pada bab selanjutnya.
6
instalasi listrik dan plafond, pembongkaran atap, pembongkaran dinding tambahan
eksisting, pembongkaran kusen pembongkaran penutp lantai dan dinding,
pembongkaran lainnya, pembuangan hasil bongkaran dan diikuti pekerjaan
penutupan kembali dengan atap, dan seterusnya, dengan mempertimbangkan
volume pekerjaan, jumlah unit di masing-masing lokasi, dan ketersediaan alat dan
tenaga, untuk memperlancar pekerjaan lapangan diperlukan rekayasa lapangan
yang tepat, baik alat berat, penempatan material on-site, alat kerja dan pemadatan,
serta sirkulasi di lapangan untuk pemasukan material. Inovasi teknologi sangat
dibutuhkan untuk mempercepat pekerjaan yang akan dilaksanakan diatasnya. Untuk
setiap item pekerjaan dalam Inovasi atau Rekayasa Lapangan akan tetap
berkoordinasi dengan direksi dan pengawas lapangan.
5. Management Proyek
a. Dalam struktur proyek pekerjaan ini pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu
team manajemen yang keseluruhannya dipimpin oleh Kepala Proyek dalam hal
ini adalah Projek Manager yang didukung oleh Site Manager, staff bidang
logistik dan kontrol kualitas, staff bidang keuangan dan staff bidang
administrasi dan pembantunya sesuai kebutuhan. Setiap unit kerja diberikan
job description sebagai panduan mereka dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
b. Sarana sistem pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pekerjaan dimulai,
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pengendalian dipersiapkan dan
dituangkan dalam bentuk daftar-daftar dan check list pengendalian yang
mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan inti (disesuaikan dengan Time
schedule yang dibuat).
c. Program utama yang telah dituangkan di dalam time schedule, di lapangan
dijabarkan lagi secara lebih rinci menjadi program-program bulanan, program
mingguan dan program harian yang realisasinya dipantau/dimonitor dengan
formulir-formulir pelaporan kegiatan pekerjaan.
d. Untuk pelaksanaan pekerjaan, dibuat metode kerja yang rinciannya dilengkapi
dengan shop drawing dan disetujui oleh konsultan Pengawas yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut .
e. Dengan sarana-sarana tersebut di atas sasaran kerja dan mutu proyek dapat
dicapai seperti yang diharapkan.
f. Pemilihan peralatan yang tepat, baik (disesuaikan dengan hasil kalibrasi alat)
dari segi jenis, jumlah maupun kapasitas serta sesuai dengan kondisi lapangan
7
serta dikelola dengan tepat, akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat mutu, waktu dan biaya serta effisien.
g. Kebutuhan peralatan suatu pekerjaan akan dievaluasi dari lingkup pekerjaan
yang diberikan. Sebagai contoh item pekerjaan dilengkapi peralatannya,
pekerjaan Concrete Vibrator, dipersiapkan mesin dengan jenis mesin yang
disesuaikan dengan kebutuhannya dan juga menjaga kesinambungan kerja alat
agar tetap dapat bekerja dengan baik. Maka dalam periode-periode tertentu
dilaksanakan servise periodic (disesuaikan dengan alatnya) agar pelaksanaan
kerja dilapangan tidak terganggu.
h. Tenaga kerja yang diperlukan dalam penanganan satu proyek akan ditentukan
dengan kualifikasi konstruksi bangunan. Tenaga-tenaga ahli yang terampil
dalam bidangnya, akan memperlancar sukses tidaknya suatu pekerjaan.
Pembentukan satu team pengelolaan proyek dipimpin oleh Site Manager, yang
berfungsi penuh untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan termasuk tenaga-tenaga ahli engineer yang diperlukan. Tenaga
pelaksana lapangan yang terdiri dari pelaksana supervisor, mekanik, pembantu
pelaksana dan pekerja dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap item
pekerjaan di lapangan. Dengan hasil pembentukan satu team work yang baik,
maka sistematis kerja akan berjalan dengan lancar yang memuaskan. Dengan
hasil terjun langsung menangani pekerjaan ini merupakan tenaga yang terlatih,
berpengalaman pada bidangnya dan terbina dengan baik. Untuk tenaga
pembantu jumlah tenaga yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dalam penyelesaian secara keseluruhan proyek ini banyak pekerjaan lain yang
kegiatannya akan saling berkaitan dengan pekerjaan inti oleh sebab itu
diperlukan adanya koordinasi dan terpadu yaitu dengan membuat rencana
kerja untuk menghindari terjadinya hambatan yang tidak diinginkan. Dengan
koordinasi yang baik, masing-masing pekerjaan dapat diselesaikan dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
i. Pada schedule pelaksanaan pekerjaan, terlihat jangka waktu pelaksanaan
masing-masing item pekerjaan dimana bagian yang satu akan sudah
menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan, agar pihak yang
lain dapat memulai kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan pula,
sehingga penyelesaian proyek secara keseluruhan akan dapat dicapai sesuai
dengan schedule yang telah dibuat.
j. Untuk pengawasan dan pengamanan proyek disediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan yang bertugas khusus :
Pengawasan terhadap pekerja
8
Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
terjadinya pencurian.
Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, bila terdapat saluran pipa
gas lingkungan/kota.
Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari
pihak luar serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam
lingkungan proyek.
6. Strategi Pelaksanaan
Hal yang paling penting untuk menentukan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan agar
sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah diberikan oleh pemberi tugas, adalah
mempelajari secara cermat dan teliti item-item pekerjaan yang diajukan dengan
mengevaluasi kebutuhan waktu pelaksanaan setiap item. Apabila waktu yang
diberikan tidak mencukupi atau khawatir akan adanya kendala di lapangan yang
mengakibatkan target waktu yang direncanakan akan meleset dari waktu yang telah
ditentukan, perlu dipelajari (diperhatikan kemungkinan) adanya lingkup pekerjaan
yang dapat dikerjakan secara bersamaan tanpa akan menunggu penyelesaian
pekerjaan item per item dari masing-masing lingkup pekerjaan.
Strategi dari sistem management lapangan yang dilakukan adalah dengan
menerapkan kontrol terhadap tiap item pekerjaan terutama terhadap critical path
yang ada. Dengan mengawasi secara ketat terhadap critcal path serta melakukan
berbagai persiapan yang dapat mengakomodasi kemungkinan terjadinya stagnasi
maka diharapkan setiap item pekerjaan dapat terlaksana tepat pada waktunya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tersedianya tenaga yang terampil dan
berkemampuan baik dibidangnya. Hal ini diperlukan agar mutu pekerjaan dapat
terjaga dengan baik.
Dengan strategi yang cermat maka pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dapat
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
9
disini peran quality control sangat dominan sekali. Peran quality control disini bukan
hanya mengontrol bagus serta indahnya bangunan yang akan dibuat tetapi yang
paling penting bagaimana gedung tersebut aman ditempati, maka disini peran
quality control sangat berperan sekali, seperti contoh apabila ada material yang
masuk maka tugas quality control untuk mengecek material tersebut apa bisa
dipakai atau tidak, begitu juga halnya dalam pelaksanaan pekerjaan seperti
pengecoran quality qontrol yang menentukan apakah pengecoran bisa dilakukan
dengan terlebih dahulu mengecek elevasi, kekuatan perancah dan hal-hal yang
signifikan sehingga pengecoran dapat dengan mulus dikerjakan dan aman. Oleh
karena itu, strategi pelaksanaan koordinasi antar satuan unit kerja akanlah benar-
benar baik.
Untuk menjamin agar memperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
dipersyaratkan, ditetapkan pengendalian mutu (Quality Control) dengan cara
melakukan pemeriksaan secara teratur baik terhadap bahan yang digunakan
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan. Dengan sendirinya untuk itu perlu
dilakukan pemilihan/seleksi terhadap tenaga kerja serta pemeliharaan secara
teratur terhadap alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Para pekerja diamati cara kerjanya apakah betul atau salah, sudah sesuai prosedur
atau belum, selain itu juga dilihat hasil kerjanya baik dari segi kapasitas, mutu dan
waktu yang telah diprogramkan, jika memang diperlukan dapat dilakukan
penggantian tenaga kerja yang lebih baik dan sesuai.
Pengaturan yang cermat sangat diperlukan agar aktivitas proyek tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya. Pembuangan bahan-bahan bekas dan sisa air kerja diatur
agar tidak mencemari lingkungan. Pelaksanaan pekerjaan direncanakan dengan
cermat dan teliti agar tidak mengganggu dan merusak bangunan sekitarnya. Adanya
suatu proyek pada umumnya akan menimbulkan masalah sosial terhadap
lingkungan sekitarnya, akibat banyaknya pihak dan pekerja yang terlibat..
Hal-hal di atas perlu diamati dan dicermati agar pelaksanaan proyek tetap berjalan
lancar dan efek-efek negatif terhadap lingkungan baik bersifat sosial maupun teknis
dapat dihindari atau dikurangi seminimal mungkin.
10
Bobot Pekerjaan : 39,431 ) ;0% ; B. STRUKTUR ( Nilai Bobot Pekerjaan : 57,528 ) ;
91,64% ; C. ELEKTRIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,242 ) ;28,33% ; D. MEKANIKAL
( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,799 ) ;4,04% )
3) Tahap III. pada saat progres pekerjaan 50% - 75%, tercapai pada Minggu ke-30,
penyelesaian tercepat hari ke 204 dan terlama hari ke 210 ( A. ARSITEKTUR ( Nilai
Bobot Pekerjaan : 39,431 ) ;52,41% ; B. STRUKTUR ( Nilai Bobot Pekerjaan :
57,528 ) ;99,79% ; C. ELEKTRIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,242 ) ;75% ; D.
MEKANIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,799 ) ;7,26% )
4) Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100% (Penyelesasian seluruh sisa
pekerjaan).
5) Tahap Serah Terima I ( Tahap Penyelesaian Seluruh Pekerjaan Pembangunan dari
Pelaksana kepada Pihak Pemberi Kerja )
6) Tahap Serah Terima II ( Merupakan Tahapan Akhir dari tanggung jawab pelekasana,
yaitu selesainya tahap pemeliharaan bangunan ). Kami sebagai pelaksana akan tetap
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab bagian pekerjaan pemeliharaan ini.
Disamping itu, kami sebagai Kontraktor yang berpengalaman sangat menjaga
kualitas dari suatu pekerjaan.
Nilai persentasi pekerjaan dapat disesuaikan dengan Bobot dan Progres yang kami
lampirkan pada halaman Time Schedule.
Adapun bentuk dan isi dari metode kerja ini kami buat sebagai upaya pendekatan awal
dalam penyusunan tahapan pekerjaan yang terdapat dalam proyek ini. Untuk
memudahkan pembacaan tahapan dan metode kerja ini, kami buatkan juga dalam
bentuk diagram atau grafik (time schedule) ke dalam lampiran Penawaran Teknis
pekerjaan ini. Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari awal pekerjaan
sampai dengan penyelesaiannya yaitu yang akan mempengaruhui tentang :
a. Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
b. Mendatangkan bahan-bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.
c. Pengkoordinasian tenaga-tenaga kerja dan peralatan kerja
B. METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan kegiatan konstruksi dari awal sampai akhir perlu satu metode yang
komperhensif dan terinterigrasi. Di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah dan tahapan
11
kegiatan pra konstruksi maupun konstruksi agar kita mendapatkan gambaran pelaksanaan
konstruksi keselurahan yang kami tawarkan dan tentunya dengan harapan menjadi hasil dan
tujuan yang maksimal.
2. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran dan Penggambaran/Perekaman Kembali
1. Kami akan melakukan pengukuran/penggambaran kembali kondisi
rumah eksisting dengan dilengkapi keterangan mengenai elevasi,
dimensi, letak dan batas-batas ruang kerja dengan menggunakan alat
dan sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya akan segera kami koordinasikan dan
dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk dimintai keputusannya.
3. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu kami akan cantumkan
dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran. Kami
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah
dilaksanakannya.
4. Gambar pengukuran eksisting akan kami buat dan kami koordinasikan
12
juga untuk mendapat persetujuan/pengesahan dari Direksi Lapangan,
yang meliputi Rencana Kantor Direksi, Kantor Pemborong, tempat
simpan bahan terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja,
sumber air dan reservoir, dan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
13
strategis dan dibuat sesederhana mungkin, yang tetap layak guna. Tempat
tersebut di tempat sekitar lokasi yang letaknya telah disepakati bersama
dengan pihak Direksi Lapangan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, baik perlindungan terhadap material,
pelaksanaan rapat rutin dan lain-lain. Perlengkapan dan perlatan yang ada
antara lain: Meja dan Kursi Kerja, White Board, Lemari Buku, P3K, Komputer
dan Printer, Kamera Photo.
Khusus untuk tempat penyimpanan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, akan
kami buatkan pemisah jarak sehingga bahan tidak tercampur dengan yang
lainnya.
Kami juga akan menyimpan alat-alat, bahan bangunan di dalam tools box
yang akan kami buat dan akan tetap berada di dalam gudang dan lokasi
kerja. Demikian juga bahan yang ditolak oleh Direksi Lapangan akan segera
kami kembalikan.
Gudang akan disesuaikan luasnya dengan kebutuhan dan letaknya sehingga
mempermudah mengontrol terutama dalam menjaga, memasukkan dan
mengeluarkan bahan/material yang dibutuhkan.
Dalam waktu pelaksanaan pekerjaan ini, kami juga akan mempersiapkan
Papan Nama Proyek dan tetap mengkoordinasikan dengan Direksi.
f. Rapat Lapangan
Sekurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan diadakan Rapat Lapangan
(site Meeting) di Kantor Direksi yang dipimpin langsung oleh Direksi.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
1. Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum
dalam Laporan Mingguan.
2. Perihal administrasi proyek.
3. Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan
Pemberi Tugas.)
4. Koordinasi Pekerjaan.
5. Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-
14
masing peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat
dijadikan acuan dan kontrol bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
g. Persiapan material
Kami akan mengadakan pembelian bahan-bahan material yang akan
digunakan. Material-material yang akan dibeli, akan kami dahulukan dengan
menggunakan kemampuan finansial perusahaan. Selain itu bahan-bahan
galian-C serta material dasar akan kami gunakan yang bersumber dari
Quarry lokal untuk menjamin pasokan ke lapangan, sama halnya juga untuk
pengecoran dengan menggunakan Site Mix. Dan Gambar Pelaksanaan/shop
drawing akan kami siapkan untuk diperiksa dan disetuji oleh pengawas dan
pengelola proyek.
i. Laporan-Laporan
Kami akan membuat catatan-catatan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan, yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas
mengenai :
1. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Catatan dari Pemberi Tugas/ Direksi/ Konsultan Pengawas yang telah
disampaikan secara tertulis maupun lisan.
3. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
4. Keadaan Cuaca.
5. Hal ikhwal mengenai pekerja.
6. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
7. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang ada.
Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dari Konsultan Pengawas.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk
diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, kami akan
menyusun laporan mingguan yang minimal berisikan:
1. Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu
15
serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati.
2. Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu curva "S".
3. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan
peralatan serta rencana penanggulangannya.
4. Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
5. Instruksi, tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh Kontraktor
dari Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan Pengawas dan solusinya.
A. PERSIAPAN PEKERJAAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi dalam bill of quantities ,
mencakup antar jemput/mendatangkan : pekerja, pegawai, bahan-bahan
bangunan, peralatan dan keperluan – keperluan insidental untuk
melaksanakan seluruh pekerjan, untuk pindah didalam lokasi proyek dan
pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya
pekerjaan, termasuk :
a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek beserta
pemasangannya, dimana alat-alat tersebut akan dipergunakan.
b. Antar jemput : Staff, pegawai dan pekerja ke proyek.
c. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya, sedemikian
16
sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh
Konsultan Pengawas.
d. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerjaan
setelah proyek selesai. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima
surat pelulusan, memasukkan rencana detail kepada Konsultan
Pengawas mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini menjamin selesainya
mobilisasi menurut pasal butir a) dan b) tersebut diatas dalam waktu
maksimum 20 (dua puluh) hari setelah Konsultan Pengawas memberikan
nota mulainya pekerjaan.
17
Pengawas dan segera diteruskan kepada Konsultan Perencana untuk
diperiksa kembali apakah posisi/lokasi dermaga sudah memenuhi syarat
kedalaman atau perlu perubahan.
Segala sesuatu yang timbul akibat tidak dilaksanakannya ketetentuan
tersebut diatas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami dan
Konsultan Pengawas. Pihak kami menyediakan peralatan survey, antara
lain untuk pengukuran topografi (Theodolite T2 & T0, Waterpass, bak,
geodeticmeter dari pita dan rantai), pengukuran bathymetrik (echo
sounder, sextant, station pointer), yang dapat digunakan Konsultan
Pengawas setiap saat untuk checking pemasangan tanda-tanda,
penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Lalu memelihara alat-alat untuk survey
ini secara baik sehingga selama pelaksanaan pekerjaan dapat tetap
digunakan secara baik. Patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan
template, penampang kedalaman laut yang diminta Konsultan Pengawas
untuk pemeriksaan atau pengukuran bagian dari pekerjaan.
18
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan.
c. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan
ditempat pekerjaan.
d. Membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan dengan
dokter setempat sehingga bagi para pegawai/ pekerjanya yang sakit
atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan
yang baik, pada setiap saat baik siang maupun malam.
e. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban kami
selaku Kontraktor.
19
3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran
Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore
pile yang sudah dimarking dan dipasang casing temporary tersebut.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter auger dan
panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar rencana atau shop
drawing.
4. Cleaning
Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor
dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk
membersikan dasar lubang bor.
20
7. Setting tremi pipe
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan
dengan setting pipa tremi untuk persiapan pekerjaan
pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat pengecoran
beton segar tidak bercampur dengan tanah.
8. Casting / pengecoran
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready
mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi
disesuaikan dengan kedalaman dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang
terlebih dahulu air dituang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready
mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah 1 m diatas
cut off level. Selama pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap,
tetapi tetap dijaga pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .
b Pekerjaan Pondasi
21
1. Pondasi Tapak
- Pondasi tapak terbuat dari beton bertulang.
- Di bawah pondasi tapak diberi pasir urug yang dipadatkan
setebal 5 cm (ukuran padat) dengan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
- Lantai kerja pondasi adalah beton cor campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil dengan ketebalan 5 cm.
- Kedalaman pondasi dari muka tanah disesuaikan dengan
rencana.
- Pembesian/stik kolom praktis yang sudah selesai dirangkai
diangkat kelokasi pondasi, sebelum mengecor pondasi, titik
tempat kolom harus sudah dipasang stik kolom.
Ilustrasi Pelaksanaan
- Setelah galian pondasi sesuai elevasi & dimanesi gambar kerja,
dilanjutkan pekerjaan urugan pasir tebal 5 cm
- Pengecoran lantai kerja tebal 5 cm
- Pemasangan bekisting samping tapak pondasi
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Pengecoran
22
Gbr. Pekerjaan Bekisting, Pembesian dan Cor Pondasi Tapak
23
dan NI - 2. Baja untuk tulangan diatas ganjel-ganjel atau rak-rak dan dibawah
atap untuk melindungi terhadap hujan. Tulangan baja disimpan terpisah-
pisah menurut diameter dan panjangnya.
Untuk setiap kali pekerjaan selesai dikerjakan atau sedang dalam pekerjaan
maka areal tempat kami bekerja akan dibersihkan dan tidak ada sampah
atau sisa-sisa pekerjaan yang berserakan di lokasi yang dapat mengganggu.
Pada tahapan pekerjaan Struktur, kami uraikan tahapan pekerjaan yang akan
kami laksanakan. Pengecoran menggunakan Readymix, berikut kami buatkan
tawaran singkat diagram alir pekerjaan beton sebagai contoh metode alur
pekerjaan yang kami anggap dapat mewakili pekerjaan lainnya, dalam hal
persiapan, penyediaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan penyelesaian masalah
dan pelaporan.
24
3. Cetakan Beton
a. Standard
Seluruh cetakan akan mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi
dibawah ini :
- NI-2-1971
- NI-3-1970
b. Bahan-bahan
- Bahan pelepas acuan (Realising Agent) akan sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
- Cetakan beton ditempat biasa
Bahan cetakan akan dibuat dari multiplex atau plat besi dengan
diberi penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton
pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan konstruksi akhir
yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
- Pada cetakan kolom, balok, akan diadakan perlengkapan dan
peralatan khusus untuk menyingkirkan sampah, serbuk gergaji,
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
- Apabila Acuan akan memikul beban yang besar atau bentang yang
besar serta memerlukan bentuk yang khusus, maka akan dibuat
perhitungan-perhitungan dan gambar kerja, guna mengetahui
beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan
kegiatan-kegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
- Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan akan diteliti untuk
memastikan sehingga dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh,
rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dari segala benda dan kotoran-kotoran yang
tidak diinginkan. Permukaan cetakan akan diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan. Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
- Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan akan dibasahi
terlebih dahulu dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton
yang akan dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
25
Direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut
:
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Pelat Lantai/Atap 21 hari
4. Tulangan Beton
Besi beton yang digunakan mutu U-39, dan seterusnya tergantung yang
ditentukan. Yang penting akan dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi.
Besi akan bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi akan bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971). Pabrikasi besi beton berdasarkan
ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan.
26
sambungan-sambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh
c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti
pemasangan semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan
d. Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting
e. Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja
b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila
pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.
c. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari
hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan
rata menurut ukuran yang diperlukan.
e. Pekerjaan Las
Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung
pelaksana struktur dengan pekerjaan Las.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara
pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik
Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
27
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan
kawat baja jenis RD. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari
kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat
mempengaruhi mutu Las.
f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya
harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus.
28
Cat dari dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan
bagian-bagian yang sarna.
Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-
tanda itu.
j. Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada
bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan,
dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi
bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan
pelindung lainnya.
k. Kerangka Baja.
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian
rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti
tertera pada gambar kerja.
Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh
sambungan (kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat
permanent.
Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat
permanent.
29
sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu
terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan
mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu
rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus
terhadap as lubang. Bidang bawah kepala baut tidak boleh
menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50
derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang
miring (taperd). Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm
tidak lebih dari 4.5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membut
permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
- Megencangkan Baut:
Pengecekan hubungan tegangan/ torque dilakukan oleh Pemborong.
Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan,
perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin
kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.
m. Pengecatan Baja
- Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih
dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar
menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk,
olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus
ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah
pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.
- Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau
berdebu atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo
kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali
atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap
sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian
diratakan dengan baik.
30
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air,
diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air
atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai tampak sarna dan rata, pemakaian
cat yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.
31
F. PEKERJAAN PASANGAN
1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA
a. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan
biaya,peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding
bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pimpro/Pengelola Proyek/Pengelola
Teknik/Konsultan pengawas.
- Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran.
b. Persyaratan Bahan
- Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah
ada menjalani pembakaran sempuma dan merata dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Pimpro/ Pengelola Proyek/ Pengelola
Teknik/Konsultan pengawas Pekerjaan. Syarat-syarat batu bata
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-IO
- Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat dalam N1-8 dan
PUBI 1982 pasal 1 serta SH 0013-81
- Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam N1-3 .
- Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi PUBI-
1982 pasal 9.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
- Dinding dari pasangan Batu bata menggunakan adukan campuran 1
PC : 2 Psr. - 1 PC : 4 Psr.
- Sebelum digunakan Batu Bata direndam air hingga jenuh.
- Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu.
2. PEKERJAAN PLESTERAN
32
a. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bemutu
baik dan sempurna.
- Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
pada ke dua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding
beton, pengisi dan perekat pada pamasangan bahan finishing, serta
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar
b. Persyaratan Bahan
- Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran
c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
- Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan/campuran 1PC :
4Psr, kecuali pada dinding batu bata semen raam/ rapat air.
- Pada dinding batu bata semen raam/ rapat air plesteran dengan
adukan/campuran 1 PC : 2 Psr. - 1 PC : 4 Psr.
- Semen Portland yang dikirim ke site/ lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
- Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Pimpro/Pengelola Proyek/Pengelola Teknik/Konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan dan pabrik yang bersangkutan.
- Tebal plesteran antara 10 – 15 mm dengan hasil ketebalan dinding
finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
ketebalan plesteran yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran
- Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar.
2. Sebelum plesteran dilakukan seluruh permukaan beton yang
akan diplester, dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak
serta disiram/dibasahi dengan air semen.
3. Plesteran beton dilakukan dengan adukan kedap air, campuran 1
PC : 2 Psr. - 1 Pc : 4 Psr.
33
4. Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang disyaratkan.
G. PEKERJAAN PLAFOND
Setelah pengecoran lantai 1 (satu) selesai dan atap sudah tertutup maka
pemasangan rangka plafond dapat dimulai. Penggantung rangka menggunakan
ramset yang ditembakkan ke arah plat cor lantai dua. Rangka plafond
menggunakan rangka furing sesuai dengan spesifikasi teknis yang dianjurkan.
Setelah pemasangan rangka selesai maka penutup plafond dapat dilaksanakan
dengan menggunakan gypsum. Seluruh gypsum nantinya akan didempul agar
tidak ada lagi celah-celah yang kelihatan dari setiap sambungan gypsum.
34
permukaan dinding kawat penggantung
7. Kawat penggantung (suspension rod) yang pertama pada rangka utama
harus berjarak 300 mm dar tepi dinding, kemudian jarak selanjutnya
maksimum pada setiap 1200 mm. Ketika melakukan penyambungan
diatur secara menyilang.
8. Rangka untuk panel (metal furing, terletak di bawah rangka utama)
dipasang berlawanan arah dengan rangka utama, penyambungan
diatur secara menyilang.
9. Penempatan jarak penunjang maksimum berjarak 600 mm.
10. Setelah semua rangka plafond / ceiling terpasang, lakukan perataaan
(leveling) plafond sebelum pemasangan papan gypsum dan matikan
adjusting (steel).
35
F.2. PELETAKAN PANEL GYPSUM
1. Material yang dikirim ke proyek telebih dahulu diperiksa secara khusus,
apakah sudah sesuai dengan spesifikasi, baik jumlah dan kondisinya
harus sesuai dan baik.
2. Tempatkan gypsum board di tempat yang kering dan jauh dari percikan
air hujan atau instalasi plumbing (pipa air)
36
F.3. SETTING DAN MARKING
1. Untuk penentuan / marking garis tengah (as) plafond harus disesuaikan
dengan garis tengah kolom yang ada pada tiap ruangan.
2. Garis tengah ruangan ditentukan kontraktor
3. Marking plafond ditentukan kontraktor
37
2. Ujung atas rod digantungkan pada angle clip.
3. Sedangkan U clamp dipasang pada ujung bawah rod hanger.
38
F.7. Langkah-langkah pada Tahap Pemasangan Papan Gypsum
1. Papan gypsum harus dipasang berlawanan arah dengan rangka
penunjang, yang mana pada proyek ini rangka penunjang
menggunakan Metal Furring.
2. Pertemuan antara dua gypsum diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup yakinkan bor sekrup disesuaikan dengan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit ke dalam
permukaan papan gypsum.
4. Tekan ujung skrup perlahan ke dalam permukaan papan gypsum
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
5. Jarak awal sekrup 15 mm dari tepi panelselanjutnya jarak 300 mm.
6. Posisikan sekrup pada tepi panel yang berdampingan berlawanan satu
dengan yang lainnya.
7. Papan gypsum dipasang dengan menggunakan sekrup ukuran 25 mm
dengan type sekrup ”S”.
8. Sekrup ditempatkan untuk pertemuan ujung dengan jarak 200 mm.
9. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak
maksimum 300 mm.
39
F.9. Langkah-langkah pada Tahap Finishing Papan Gypsum
a. Lapisan pertama :
1. Lakukan pengisian secara merata pada bagian pertemuan
penyambungan tepi miring papan gypsum dengan bahan
penyambungan UB 888, menggunakan kapi berukuran 150 mm.
2. Tempatkan bagian tengah dari pita tape pada sepanjang
penyambungan, dengan menggunakan kapi, tekan pita tape hingga
masuk dan melekat pada bahan penyambungan UB 888.
3. Pegang kapi dengan posisi kemiringan 45 derajat pada permukaan
sepanjang penyambungan dengan tekanan yang cukup dan sama
untuk menghilangkan gelembung udara dari dalam pita tape agar
melekat dengan baik.
4. Biarkan bahan penyambungan UB 888 secukupnya di bawah pita
tape untuk mendapatkan pengikatan yang bagus.
40
sambungan gypsum dengan UB 888 sudah rata.
2. Aplikasikan lapisan tahap ketiga atau lapisan terakhir dengan
menggunakan kapi atau sekop dengan lebar berkisar 275 mm untuk
menghasilkan permukaan rata dan halus.
3. Aplikasikan juga lapisan terakhir pada kepala sekrup dengan bidang
yang lebih lebar dari lapisan tahap kedua sekitar 25 cm. Cek kembali
apakah permukaan sudah benar-benar rata.
4. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap ketiga mengering dengan
sempurna.
d. Penghalusan (sanding) :
Pergunakan kertas gosok dengan tingkat kekerasan 120/150 untuk
menggosok penyelesaian akhir pada penyambungan UB 888 agar
mendapatkan hasil yang halus.
41
4. Pindahkan tanda ketinggian tersebut keseluruh ruangan, pergunakan
pipa air (water level), sinar laser atau lainnya dan sipatan (chalk line).
5. Tempatkan bagian atas siku metal (wall angle) pada tanda garis dengan
jarak perkuatan (sekrup/ paku rivet) jarak maksimum 600 mm.
6. Tempatkan siku penggantung (bracket) pada tempatnya. Tahap
pertama siku penggantung (bracket) harus berjarak 300 mm dari
permukaan dinding
7. Kawat penggantung (suspension rod) yang pertama pada rangka utama
harus berjarak 300 mm dar tepi dinding, kemudian jarak selanjutnya
maksimum pada setiap 1200 mm sepanjang rangka utama.
8. Jarak rangka utama (Top Cross) ditempatkan pada 1200 mm. Ketika
melakukan penyambungan diatur secara menyilang.
9. Rangka penunjang (Metal Furing, terletak di bawah rangka utama)
dipasang berlawanan arah dengan rangka utama, penyambungan
diatur secara menyilang.
10. Penempatan jarak penunjang maksimum berjarak 600 mm.
11. Setelah semua rangka plafond / ceiling terpasang, lakukan perataaan
(leveling) plafond sebelum pemasangan papan calsium silicate.
42
10. Sekrup yang dipasang di tengah papan Calsium Silicate yang berfungsi
sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimum 300 mm.
43
2. Aplikasikan lapisan tahap ketiga atau lapisan terakhir dengan
menggunakan kapi atau sekop dengan lebar berkisar 275 mm
3. Aplikasikan juga lapisan terakhir pada kepala sekrup dengan
bidang yang lebih lebar dari lapisan tahap kedua sekitar 25 cm.
4. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap ketiga mengering dengan
sempurna.
d. Penghalusan (sanding) :
Pergunakan kertas gosok dengan tingkat kekerasan 120/150 untuk
menggosok penyelesaian akhir pada penyambungan UB 888 agar
mendapatkan hasil yang halus.
44
dilaksanakan ini dikarenakan agar kaca tidak terbentur oleh benda keras yang
akan menyebabkan kaca tersebut bisa pecah.
45
H. PEKERJAAN KERAMIK
- Keramik Lantai
Lantai sebelum dikeramik terlebih dahulu dipadatkan dengan
menggunakan baby roller untuk mencegah level tanah turun. Namun
pemasangan keramik baru dapat dimulai setelah atap tertutup seluruhnya.
Pemasangan keramik ini sendiri akan dilaksanakan bersamaan
pemasangan gypsum untuk menghemat waktu yang ada. Pemasangan
keramik sangat kami perhatikan agar posisi nat keramik harus lurus tidak
bergelombang.
Langkah-langkah pemasangan visualisasi pemasangan keramik
1. Pemadatan tanah menggunakan baby roller
46
- Keramik dinding
Dalam pelaksanaan dilapangan kami uraikan metode seperti dibawah ini:
47
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S
I. PEKERJAAN PENGECATAN
Metode kerja yang kami terapkan, dengan mengikuti alur kerja yang kami telah
pelajari. Langkah pertama yang akan kami lakukan adalah dengan membagi ruang
kerja yang ada. Dari uraian pekerjaan yang ada dan luasan yang sudah dihitung
terlebih dahulu oleh konsultan perencana, bahwa posisi kerja yang ada dapat
dibedakan berdasarkan bentuk gedung dan lokasinya. Tahap Pertama akan kami
pisahkan berdasarkan posisinya, yaiut Lokasi kerja di luar gedung dan di luar
gedung. Tahap Kedua berdasarkan bentuk bangunan yaitu dapat dengan dibagi
beberapa zona. Zona tersebut akan dibagi berdasarkan luasan atau lokasi tertentu
yang tentunya akan mempermudah dalam pengelompakan zona kerja. Tahap
Ketiga akan dibagi berdasarkan level bangunan yaitu lantai 1 dan lantai 2 dan
seterusnya.Untuk jenis pekerjaan pengecatan akan mengikuti tahapan dalam time
schedule yang telah kami terapkan. Tentunya untuk mendukung progres tersebut,
kami akan menghitung kebutuhan tenaga kerja yang harus ditempatkan dalam
setiap titik lokasi yang akan dicat. Oleh karena itu kami akan mendata setiap lokasi
dan mengihtung luas dinding dengan yang akan di cat, sembari sambil melakukan
pekerjaan pengerokan dan pembersihan dinding.
a. Pengecatan Dinding
48
1. Pembersihan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain pembersih.
2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen/koran dan lakban
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak dan
kurang rata dengan plamur, kemudian tunggu sampai kering
4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Mengecek kerataan permukaan dinding
6. Jika permukaan sudah rata, maka pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas dan dengan kwas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish pertama.
8. Jika cat finish tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
9. Mengecek kerataan pengecatan finish yang kedua/terakhir.
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahanbahan /
pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.
c. Sistim Pengecatan
49
secara teknis ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga hasil yang
didapatkan akan lebih baik.
Pengecatan dengan sistim Kuas Sapu
Besarnya pegangan pada kuas sapu tergantung pada besarnya kuas yang
kita pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin
besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita
membeli kuas baru selayaknya kita tidak langsung meng-gunakan begitu
saja, untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli.
Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga tidak
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk
memastikan hasil yang lebih/paling baik,kita bisa menggunakan cara
memotong bulu sikat dengan menggunakan gunting pada ujung yang
tidak rata.
Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh
jari dari salah satu tangan yang biasa kita gunakan, rentangkan lebar
telapak tangan untuk memegang gagang kuas seperti kita akan
memegang raket tenis. Teknik ini paling baik ketika kita akan mengecat
permukaan datar.
50
Perendaman dilakukan hanya sebatas lapisan seng pada kuas pada
ember kecil, tidak perlu merendam sampai gagang kuas atau misalnya
membasahinya pada air di wastafel. Hal ini dialakukan untuk membuka
dan membiarkan bulu sikat dengan mudah untuk menyerap cat. Setelah
beberapa menit kemudian hentakkan kuas kita supaya air dibulu sikat
terjatuh hingga air tidak tertampung lagi di bulu kuas. Kita bisa
merasakannya dengan memegangnya ke telapak tangan kita hingga
kelembaban kuas sudah seimbang (tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering). Kuas yang terlalu basah juga akan membuat cat terlalu cair
sehingga hasil pengecatan tidak terlalu baik.
Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cat. Pencelupan cat yang
baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah
dituangkan di ember tempat cat. Kita harus bisa mengatur sampai kuas
menyerap cat . Saat kita menarik kuas dari tempat cat, jangn langsung
diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat
berlebih menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , kita
bisa melakukan penggesekkan kuas secara perlahan dengan menarik
sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan.
Selanjutnya adalah menyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding,
lakukan penyapuan kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan
menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah horizontal atau
arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu
sampai ruangan tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling
tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah. Kemudian setelah
agak kering kita bisa memperhatikan hasil pengecatan, dimana akan
akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding. Jika
hasil cat kurang baik kita bisa mengecat kembali lapisan kedua atau
seterusnya dengan cara yang sama sampai kita mendapatkan hasil
pengecatan yang diinginkan.
Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat kita
lakukan sebagai berikut :
1. Untuk pengecatan bidang datar luas, kita melakukan pengecatan
dengan seluruh permukaan ujung kuas arah horizontal maupun arah
vertikal. Sebaiknya saat pengecatan kita membuat satu arah yang
beraturan.
2. Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi
51
atau warna bertemu, yang disebut “memotong,” gunakan ujung
bulu kuas dengan miring .
3. Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan
kecil, sebaiknya kita menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil.
52
dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh kita. Metode yang paling
efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter
persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol
dilakukan dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding,
seolah-olah kita menulis huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian,
masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi ruang
kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu
daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan perlahan
selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di
kuas rol, jika tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang
sama lalu kita melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai
seluruh dinding selesai kita cat.
Pekerjaan las dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akanberputar atau membengkok.
Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang
53
dandibersihkan denganbaik.
Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan
tanpamenimbulkankerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
Pengelasan menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda.
Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu
dan kualitas darilas yang dikerjakan.
Permukaan dari bagian yang akan dilas harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan,
bahan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal.
Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang
sesuai dengan yangdibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las
dapat memuaskan. Mesin las tersebutharus mencapai kapasitas 24 – 40
Volt dan 200 – 400 Ampere.
Perbaikan las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukansebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya
perbaikan las ini menjaditanggung jawab Kontraktor.
54
Untuk mengikat besi siku dengan dinding, digunakan dinabolt ø 10mm
yang sebelumnya sudah di bor. Jarak antar dinabolt bisa dilihat pada
gambar kerja.
55
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
denganmenunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakankepada direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus
darisatu macamproduk saja.
Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudahserta mempercepat pamasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepatpada posisinya.
Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus
dan tepat padaposisinya.
Metode pemasangan antara lain :
Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasangdengan
sekrup.
Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.
Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihanbahan pembersih
yang cocok tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.
Pembersihan dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut.
Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan diterjen netral.
Setelah pemasangan, dilakuakan penutupan celah-celah antara panel
dengan bahancaulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai
dengan uraian Bab caulkingdan sealant dalam persyaratn ini.
Penyimpanan :
Pada palet atau laci ketinggian 2 meter untuk penumpukan
hendaknya tidak dilampauidan selalu dijaga dalam kondisi kering.
Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-
hal yang dapatmenimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi,
kontraktor harus memperbaiki tanpa biayatambahan.
Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus
merupakan hasilpekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.
Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10
tahun terhadapsinarmatahari dari pabrik pembuatannya berupa
sertifikat jaminan.
56
K. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan installasi akan kami laksanakan berbarengan dengan kondisi pekerjaan
pasangan batu bata dan plafond, pemasangan dinding dan lain-lain. Untuk pipa
conduit kami akan memakai merk Clipsal sehingga tidak mudah pecah dan sesuai
Spesifikasi.
Pemasangan pipa yang ditanam pada dinding akan dipasang sebelum pekerjaan
plesteran dimulai dan yang berada di lantai cor dipasang sparing sebelum
pekerjaan pengecoran.
Semua contoh material listrik/eletrikal yang telah disetujui oleh direksi akan kami
susun dalam satu rak atau panel untuk dijadikan panduan bahan. Pekerjaan
pemasangan unit lampu akan kami pasang saat pekerjaan test instalasi dan saat
serah teriman pertama pekerjaan. Hal ini kami lakukan untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Namun hal ini akan
tetap melalui persetujuan direksi.
57
3. Lampu-lampu
Pemasangan lampu akan disesuaikan dengan letak dan fungsinya masing-
masing. Kami akan memasang sesuai dengan ketentuan pabrik dan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Semua bahan elektrikal dan lampu akan terlebih
dahulu kami berikan sampelnya untuk dapat disetujui.
L. PEKERJAAN MEKANIKAL
1. Plumbing
Pekerjaan plumbing yang dipasang sparingnya pada saat pembuatan
mal/bekisting sehingga tidak terjadi pekerjaan pembobokan yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding/beton, seperti plumbing pada rumah
dinas dan air hujan pada jalan. Ukuran dan posisi sparing disesuaikan dengan
gambar kerja dan spesifikasi.
Plumbing yang dimaksud untuk semua pemipaan yang ada yang melewati
pekerjaan lain. Khusus untuk plumbing buangan memperhatikan kemiringan
horizontal ± 1%.
Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor:
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan
jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC (bila nanti direncanakan),
Air Kotor, dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
c. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
d. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa
diameter kurang dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi
ke atas dengan las.
e. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
f. Lakukan pekerjaan pengecekan untuk daerah sambungan pipa.
g. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
h. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu
58
dengan pekerjaan keramik (arsitek) dan sanitari.
i. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang.
3. Pemasangan Valve
a. Check lokasi penempatan valve
b. Siapkan valve dengan flange-nya
c. Pasang valve.
d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut.
e. Pemasangan Pompa:
f. Marking lokasi penempatan pompa.
g. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
h. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
i. Pasang Pompa dan valve-valvenya.
j. Sambung instalasi daya ke pompa.
k. Untuk pompa transfer automatisasi menggunakan water level
control (biasanya menggunakan elektroda)
l. Pengaturan pompa booster dengan pressure switch sebagai berikut:
Pada posisi tekanan instalasi 2.5 Bar pompa 1 (kesatu) ON Jika
tekanan kembali ke 3 Bar pompa Off
Namun jika tekanan terus turun hinggga posisi 1.5 Bar pompa
kedua ON Jika tekanan naik lagi hingga 2 Bar pompa kedua Off
Pompa kesatu dan kedua selalu bergantian posisi (alternated
parallel)
m. Lakukan running test pompa
3. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair dilaksanakan sesudah pekerjaan instalasi pipa sudah
terpasang dengan baik. Pekerjaan ini dilakukan pada tahap finishing agar
sarana sanitair tidak rusak oleh pekerjaan yang lain dan akan dipasang sesuai
spesifikasi teknis dan mendapat perseteujuan direksi.
59
secara gravitasi dari masing-masing genitor menuju bak penampungan (septic
tank, STP).
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah :
Untuk air kotor dibuat dengan kemiringan (± 1%)
Untuk air buangan dibuat dengan kemiringan (± 1%) Masing-masing pipa
air kotor & air buangan harus dilengkapi pettrap (saluran leher angsa)
untuk mencegah bau.
Pada saluran utama pembuangan pada ruang shaft dipasang Clean Out pada
pipa, dan pada ruang toilet dipasang Clean Out yang lebih kecil (2”) pada
lantai yang disambung ke pipa buangan kloset.
Pembuangan air hujan dari atap bangunan dan halaman dijadikan satu
dengan memakai saluran parit air hujan terbuka, terdiri dari pasangan
trasram 1:2 dan lantai saluran dibuat dari beton cor dengan. Bentuk dan
ukuran disesuaikan dengan gambar rencana, dan airnya dialirkan ke selokan
pembuangan/roil umum, dan mendapat persetujuan dari direksi.
Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa-pipa distribusi air bersih di luar
dan dalam gedung menggunakan pipa PVC diameter disesuaikan dengan
dimensi distribusinya. Pengadaan dan pemasangan pipa/saluran pembungan
air kotor cair dari toilet, memakai pipa PVC diameter 2,5” dan air kotor padat
menggunakan pipa PVC diameter 4”. Untuk pembuangan air kotor padat dari
wc disalurkan dan ditampung pada septictank dengan dilengkapi rembesan.
Seluruh pipa instalasi air bersih dan air kotor menggunakan pipa PVC.
Air buangan dari floor drain dan wastafel disalurkan dengan pipa dan saluran
terpisah menuju kesaluran luar. Buangan air kotor / Air bekas dari semua
kloset, urinoir disalurkan ke instalasi pembuangan akhir septictank. Saluran
air kotor tiap lantai ditiap fixture unit dilengkapi dengan leher angsa untuk
mencegah bau, semua saluran air buangan / kotor dilengkapi dengan pipa
sirkulasi udara.
Air hujan dari atap disalurkan melalui parit/drainase terbuka yang langsung
disalurkan ke drainase. Pada drainase tersebut dibuat bak kontrol sesuai
dengan petunjuk gambar.
Khusus untuk pembuangan air AC nantinya, disediakan membuat /
memasang pipa PVC dia 20mm pada tiang kolom atau bagian dalam dan
tertanam, yang langsung dialirkan ke drainase.
Material yang dipakai dalam kondisi baru serta memenuhi persyaratan dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Owner.
60
Pasang fisher
Pemasangan washtafel
Gambar ilustrasi pekerjaan washtafel :
61
Pekerjaan lainnya
Pekerjaan lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan time scedule yang
sudah ada.
62
63
64
65
66
67
E. PEKERJAAN AKHIR
Photo dokumentasi dan Pembersiahan Akhir
a. Photo Dokumentasi dilaksanakan dari mulai kerja, sampai selesai
bekerja.
b. Pembersihan Akhir dilaksanakan dengan membuang sisa – sisa material
dari lokasi pekerjaan, (Seperti bongkaran Kantor Direksi dan Patok-patok)
c. Pembuatan laporan pekerjaan.
F. Pekerjaan lainnya
Pekerjaan lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan time scedule yang sudah
ada. Berikut adalah uraian waktu dan durasi waktu yang kami gunakan dalam
time schedule yang kami rencanakan.
A. ARSITEKTUR
A.1 PEKERJAAN ATAP 5,29 30 Hari 171 - 200
A.2 PEKERJAAN DINDING 0,31 40 Hari 161 - 200
A.3 PEKERJAAN PINTU & JENDELA 7,08 70 Hari 171 - 240
A.4 PEKERJAAN LANTAI 13,50 70 Hari 171 - 240
A.5 PEKERJAAN FINISHING DINDING 2,49 40 Hari 201 - 240
A.6 PEKERJAAN PLAFOND 7,80 40 Hari 201 - 240
A.7 PEKERJAAN LAIN-LAIN 2,98 40 Hari 201 - 240
B. STRUKTUR
B.1 PEKERJAAN PERSIAPAN 0,95 240 1 - 240
68
Hari
120
B.2 PEKERJAAN TANAH 0,68 1 - 120
Hari
B.3 PEKERJAAN PONDASI 3,14 25 Hari 11 - 35
PEKERJAAN BETON SLOOF/ TEE BEAM & PLAT LANTAI
B.4 5,71 25 Hari 36 - 60
GROUND
100
B.5 PEKERJAAN BETON BERTULANG 40,71 61 - 160
Hari
B.6 PEKERJAAN ATAP 6,34 50 Hari 121 - 170
C. ELEKTRIKAL
120
C.1 INSTALASI LISTRIK 1,24 121 - 240
Hari
D. MEKANIKAL
126
D.1 PEKERJAAN PLUMBING 0,13 85 - 210
Hari
D.2 PEKERJAAN SANITASI 0,56 30 Hari 211 - 240
D.3 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 0,26 30 Hari 211 - 240
D.4 SISTEM VENTILATING AIR CONDITIONING (VAC) 0,84 30 Hari 211 - 240
JUMLAH 100
C. PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan akan diselesaikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik akan diperbaiki sampai diperoleh
hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, akan dikordinasikan lebih lanjut dengan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Kami juga akan mengurus Izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini setelah
SPMK kami terima.
4. Diakhir pekerjaan, kami juga membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan dan
kotoran-kotoran lain disekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Sebagai Penyedia jasa yang sudah berpengalaman, kami sangat menjaga professional dan
mutu kerja. Oleh sebab itu kami juga menjamin pemeliharaan hasil pekerjaan yang layak
guna.
Demikian metode ini kami buat dengan sebaik-baiknya guna tercapainya hasil yang telah ditentukan
sesuai rencana yang ada. Namun begitu, kami akan tetap tunduk dan patuh dengan aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh panitia.
69
Penawar
PT. MULTI KARYA PRATAMA
70