Anda di halaman 1dari 70

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan:
Pembangunan Lembaga Pembinaan Khusus
Anak (LPKA) Kelas - I Medan Tahun
Anggaran 2018
Tahun Anggaran 2018

A. PENDAHULUAN
I. Umum
Manajemen Proyek dari kontraktor dipercayakan kepada tenaga-tenaga ahli pilihan yang
mempunyai pengalaman di bidang Pembangunan Dermaga dengan teknologi tinggi, dan
telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek sejenis dengan hasil yang memuaskan.
Tenaga ahli pada tim proyek ini dipilih berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tugas masingmasing, sehingga diharapkan dapat menjadi tim yang handal dalam
menyelesaikan proyek ini.
Selain sebagai kelengkapan dalam Dokumen Penawaran, Metode kerja merupakan suatu
rangkaian atau tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan. Penyusunan
metode pekerjaan ini, kami telah mempelajari terlebih dahulu dokumen teknis, berupa
uraian pekerjaan, volume, spesifikasi, gambar rencana dan dokumen teknis lainnya.
Tentunya semua pekerjaan yang ada tidak lepas dari ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan dan disepakati seperti halnya yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) yang ada di dalam dokumen teknis. Oleh sebab itu, dalam penawaran teknis
ini, kami akan memaparkan Metode Pelaksanaan dengan rencana-rencana atau strategi
yang terbaik yang terkendali dengan manajemen proyek dan sesuai motto kerja kami
yaitu: Tepat Waktu, Tepat Biaya dan Tepat Mutu.

Mengingat Metode Kerja sangat penting maknanya, maka kriteria proyek yang akan
dilaksanakan:
1. Dimulai dari awal proyek sampai diakhiri dengan akhir proyek serta mempunyai
waktu terbatas untuk rangkaian kegiatan yang saling terkait.
2. Proyek konstruksi harus bisa menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien
agar tujuan proyek tercapai secara optimal.
3. Menjaga lingkungan tetap dengan kondisi normal, tanpa mengganggu atau polusi
sekitarnya.
4. Menjaga keselamatan kerja dengan sistem manajemen K-3.

II. Deskripsi Pekerjaan


Nama paket pekerjaan : PEMBANGUNAN LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK
(LPKA) KELAS - I MEDAN TAHUN ANGGARAN 2018

1
Lokasi : Medan Prov. Sumatera Utara
Nilai total HPS : Rp. 12.824.656.000,00 - ( Dua Belas Milyar Delapan Ratus
Dua Puluh Empat Juta Enam Ratus Lima Puluh Enam Ribu
Rupiah )
Sumber pendanaan : APBN Tahun Anggaran 2018
Jangka waktu pekerjaan : 150 (seratus lima puluh)hari kalender.
Lingkup pekerjaan :
A. BANGUNAN BLOK HUNIAN DAN RUANG BELAJAR
1 Pembangunan Blok Hunian
2 Pembangunan Ruang Belajar, Ruang Serba Guna,
Gudang, Ruang Konseling, Poloklinik, R. Genset

B. BANGUNAN KANTOR DAN FASILITAS UTAMA


1. Pembangunan Kantor Utama Dan Kunjungan
2. Pembangunan Ruang Ibadah
3. Pembangunan Dapur
4. Pembangunan Blk

C. PEMBANGUNAN TEMBOK BANGUNAN


1. Pekerjaan Sarana Pendukung
2. Pembangunan Pagar Pengaman Dalam
3. Pekerjaan Saluran Utama Dan Lingkungan
4. Pekerjaan Penyambungan Telepon
5. Penyambungan Daya Pln
6. Penyabungan Air Bersih Pdam
7. Pekerjaan Pintu-Pintu Utama
8. Pekerjaan Sumur Air Bersih Dan Instalasi
9. Pengolahan Limbah/ Biotank
10. Lapangan / Area Terbuka Hijau
11. Area Parkir

Urutan Lingkup pekerjaan tersebut merupakan urutan pekerjaan yang saling


berhubungan antar satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Adapun pekerjaan-
pekerjaan tersebut kami sesuaikan dari Gambar Rencana, Uraian Pekeraan dan Estimasi
Biaya, dan RKS yang sudah kami pelajari dan kami uraikan dalam Bab Metode
Pelaksanaan selanjutnya.

III. Tujuan dan Fungsi


Selain untuk memenuhi persiaratan, Metode Pelaksanaan merupakan pematangan
rencana pelaksanaan yang tepat, agar dalam proses pelaksanaan dan monitoring /
pengendalian pelaksanaannya berjalan secara efektif dan efisien, sehingga diperoleh
hasil yang maksimal, baik ditinjau dari aspek biaya, mutu, maupun waktu pelaksanaan
yang telah ditentukan, dan mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk keperluan itu dibuatlah Metode Pelaksanaan yang menggambarkan teknis
pelaksanaan dan tahapan-tahapan pelaksanaan yang akan diaplikasikan. Dengan
demikian urutan kerja, penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja disusun

2
secara sistimatis. Dari metode pelaksanaan ini akan didapatkan gambaran tentang
pemakaian sumber daya (manusia, material, alat dan keuangan) dan teknologi yang
dipergunakan selama masa pelaksanaan proyek.
Metode Pelaksanaan juga sebagai fungsi managemen dan kontrol serta improfisasi
seperti berikut:
1. Managemen tahapan pelaksanaan pekerjaan.
2. Managemen material, mendatangkan dan mengatur bahan sesuai waktu dan
kebutuhan.
3. Managemen tenaga kerja, mendatangkan dan menginstruksikan tenaga kerja.
4. Managemen alat, mendatangkan dan menggunakan peralatan sesuai waktu dan
fungsinya.
5. Managemen waktu, memiliki waktu yang saling berintegrasi, sehingga
meminimalkan waktu yang akan terbuang sia-sia, pelaksanaan pekerjaan menjadi
lancar dan effektif.
6. Managemen Biaya, memiliki kendali atas jalannya semua pekerjaan,
mempermudah proyek untuk menentukan langkah kritis yang harus diputuskan.
7. Managemen K-3, Bila terjadi force majeure akan tercatat lebih akurat, sehingga
dibutuhkan improfisasi terhadap keterlambatan pekerjaan.

IV. Unsur-unsur Pendukung Penyusun Metode Kerja


1. Ketepatan Menyusun Pekerjaan yang Bisa Dikerjakan Secara Simultan
Untuk melaksanakan pekerjaan ini sangat dibutuhkan ketepatan dalam menyusun
item pekerjaan yang ada. Maka kami akan melakukan kesesuaian item pekerjaan
dengan time schedule. Adapun urutan pekerjaan sesuai dengan time schedule kami
buat untuk mengetahui hubungan keterkaitan antara waktu pekerjaan yang satu
dengan pekerjaan yang lain sehingga diketahui item pekerjaan mana yang dapat
dilaksanakan secara simultan. Dengan catatan bahwa item-item pekerjaan tersebut
merupakan acuan waktu pelaksanaan pekerjaan untuk mendapatkan target
pencapaian penyelesaian seluruh item pekerjaan. Dalam penyelesaian pekerjaan
secara keseluruhan proyek ini, banyak pekerjaan yang kegiatannya akan saling
berkaitan dengan pekerjaan inti oleh sebab itu diperlukan koordinasi yang terpadu.

2. Manajemen Pengendalian Waktu


Sarana sistem pengendalian waktu merupakan sesuatu yang sangat diperlukan
untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dimana waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 150 (seratus lima
puluh)hari kalender. Sebelum pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada kaitannya
dengan pengendalian waktu dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-
daftar dan check list pengendalian waktu yang mengacu pada jadwal pelaksanaan
pekerjaan inti. Pada schedule pelaksanaan pekerjaan, terlihat jangka waktu
pelaksanaan masing-masing item pekerjaan dimana bagian yang satu harus sudah
menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan, agar pihak yang lain

3
dapat memulai kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan pula. Untuk waktu
pekerjaan kami akan fokus mengawasi seluruh pekerjaan agar target waktu 150
(seratus lima puluh)hari kalender tercapai. Bila dimungkinkan maka shift kerja kami
tambahkan untuk mengejar penyelesaian pekerjaan. Hal yang paling penting untuk
menentukan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan agar sesuai dengan waktu
pelaksanaan, adalah mempelajari secara cermat dan teliti item-item pekerjaan yang
diajukan dengan mengevaluasi kebutuhan waktu pelaksanaan setiap item.

3. Manajemen Pengendalian Mutu


Sarana sistem pengendalian mutu merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan pengendalian mutu dipersiapkan dan
dituangkan dalam bentuk daftar-daftar dan check list pengendalian mutu yang
mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan inti (disesuaikan dengan Time
schedule yang dibuat). Untuk menjamin agar memperoleh hasil kerja yang baik
sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan, ditetapkan pengendalian mutu (Quality
Control) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur baik terhadap bahan
yang digunakan maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan.

4. Majemen Pengendalian Teknis


Pengendalian teknis kami lakukan dengan membuat alur pekerjaan secara
sistematis baik jadwal kegiatan, rencana pengeluaran project maupun teknis
pekerjaan dilapangan. Sebelum pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan pengendalian teknis dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk
daftar dan check list pengendalian mutu yang mengacu pada jadwal pelaksanaan
pekerjaan inti. Pemilihan peralatan yang tepat, baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitas serta sesuai dengan kondisi lapangan serta dikelola dengan tepat, akan
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat mutu, waktu dan
biaya serta effisien. Tenaga teknis yang dipekerjakan sudah berpengalaman.

5. Manajemen Pengendalian Biaya


Sarana sistem pengendalian biaya merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada kaitannya dengan pengendalian biaya dipersiapkan dan
dituangkan dalam bentuk daftar-daftar dan check list kebutuhan biaya dalam
pelaksanaan pekerjaan (disesuaikan dengan Time schedule yang dibuat). Kami akan
menyusun semua rencana pengeluaran project dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan project, tidak ada satupun biaya yang terlewatkan baik biaya teknis
maupun biaya non teknis agar sewaktu melaksanakan pekerjaan tidak terjadi

4
kekurangan anggaran pekerjaan yang menyebabkan kerugian di pihak kami.
Penggunaan anggaran biaya pekerjaan dengan efesien, tepat, baik disesuaikan
dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan serta dikelola dengan tepat, akan
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, tepat mutu, waktu dan biaya
serta effisien.

6. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat
mutu, waktu dan biaya serta zero accident. Untuk pekerjaan yang berisiko seperti
menaikkan rangka atap, pemasangan atap serta pemasangan relief di daerah
ketinggian harus menggunakan safety belt. Untuk pelesteran didaerah ketinggian
harus memakai perancah scafolding, dan jaring pengaman. Peralatan P3K harus
tersedia di lokasi project, dan pada saat pelaksanaan Pekerjaan Atap pekerja yang
berada dibawah diwajibkan menggunaka helm. Untuk Proyek ini kami akan
menyediakan peralatan K3 seperti, Helm Proyek, Safety Belt dan para pekerja pada
saat bekerja diharuskan memakai sepatu minimal sepatu pet.

7. Adanya Inovasi Percepatan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Apabila ada kendala di lapangan yang mengakibatkan target waktu yang
direncanakan dapat meleset dari waktu yang telah ditentukan, maka akan kami
laksanakan lingkup pekerjaan yang dapat dikerjakan secara bersamaan tanpa harus
menunggu penyelesaian pekerjaan item per item dari masing-masing lingkup
pekerjaan. Selain itu kami akan menambah shif kerja dimana ada dua shif kerja yang
kami berlakukan yaitu shift pagi – sore dan shift sore–malam. Namun shift kerja
tambahan ini kami berlakukan hanya pada pekerjaan struktural tetapi tidak kami
berlakukan pada pekerjaan arsitektural dikarenakan kami sangat mengutamakan
kualitas yang baik pada setiap pekerjaan. Selain itu penempatan seluruh material
on site sebelum pekerjaan dimulai dan yang terakhir untuk pekerjaan seperti
pemasangan atap akan kami datangkan tenaga kerja yang khusus yang sudah biasa
mengerjakan pekerjaan atap baja ringan sehingga percepatan waktu dapat dicapai
sesuai target pelaksanaan yaitu selama 150 (seratus lima puluh)hari kalender.

V. Apresiasi Terhadap Pekerjaan


1. Pekerjaan Struktur
Secara keseluruhan, selain posisi dan volume pekerjaan, hampir tidak ada
perbedaan prinsip struktur dalam pekeraan renovasi ini. Struktur untuk pekerjaan
baja berat dengan struktur beton bertulang kami mengapresiasikannya sebagai
pekeraan struktur standar. Namun kami tetap akan memperhatikan teknis yang
seharusnya dan pekerjaan yang menopang ataupun yang berhubungan dengan

5
pekerjaan struktur ini, seperti halnya, penempatan arah buang air hujan dan
pipanya salurannya yang tertanam, penempatan pipa conduit untuk instalasi lampu,
dll.
Untuk Pekerjaan Struktur, pekerjaan ini kami apresiasikan sebagai pekerjaan
Struktur Level dengan resiko sedang. Bagaimapun juga, pekerjaan penambahan
level memerlukan survey khusus untuk kekuatan penopang beban yang lama. Hal ini
kami sampaikan, karena untuk banyak kasus yang kami hadapi, banyak penopang
eksiting yang sudah tidak mampu menopang beban yang baru seperti dalam
rencana. Hal ini tentunya akan ditanggapi dalam rapat direktsi untuk diambil
tindakan yang tepat. Untuk pekerjaan ini kami akan sampaikan ke direksi / Supervisi,
yang kemudaian akan dibahas kelanjutannya.

2. Ketersediaan Bahan / Material Finishing


Kami mempelajari akan keseluruhan material yang digunakan pada umumnya tidak
ada yang khusus. Demikian juga seluruh komponen material, tidak ada material
yang khusus, kami melihat ketersediaan bahan dapat terjamin, baik dari galian-C,
untuk struktur, lantai, pekerjaan besi, listrik, air dan sebagainya. Bahan-bahan
bangunan yang utama akan kami suplay pada awal pekerjaan. Kami juga akan jalin
kerjasama dengan pemasok material dan beberapa mitra kami yang terbaik,
sehingga ketersediaan bahan dapat terjamin. Mengingat lokasi kerja berada di Kota
Medan dan ramai lalu-lintas, dan beberapa Material dapat kami lakukan di dekat
lokas yaitu Kawasan Industri Medan ( KIM ), sehingga dapat mudah menjangkau
lokasi dan mendapat nilai eknomis.

3. Ketersediaan Waktu
Dalam dokumen dijelaskan penyelesaian waktu pelaksanaan adalah 150 (seratus
lima puluh)hari kalender. Kami dapat memberikan tanggapan bahwa waktu yang
dibutuhkan sangat memadai. Mengantisipasi kemungkinan gejolak-gejolak yang
ada, mengingat ketidakstabilan keuangan dunia saat ini dapat berakibat kepada
perlambatan kerja, baik dilihat dari SDM dan Ketersediaan Bahan, maka kami telah
menghitung kembali dan mendapatkan rencana Percepatan Kerja dengan metode-
metode kerja yang kami tawarakan. Maka kami menawarkan bahwa waktu
pelaksanaan akan kami selesaikan dalam jangka waktu 150 (seratus lima puluh)hari
kalender. Untuk mendukung rencana itu maka kami menawarkan metode kerja yang
efektif dan efesien serta kualitas pekerjaan yang baik. Kami juga telah membuat
Time Schedule dihalman lain dalam dokumen penawaran ini. Untuk metode kerja,
kami jelaskan pada bab selanjutnya.

4. Inovasi Teknologi / Rekayasa Lapangan


Dengan mempelajari dokumen teknis dan terutama gambar rencana yang terima,
diman pekerjaan awal yang harus dilaksanakan adalah pekerjaan pembongkaran

6
instalasi listrik dan plafond, pembongkaran atap, pembongkaran dinding tambahan
eksisting, pembongkaran kusen pembongkaran penutp lantai dan dinding,
pembongkaran lainnya, pembuangan hasil bongkaran dan diikuti pekerjaan
penutupan kembali dengan atap, dan seterusnya, dengan mempertimbangkan
volume pekerjaan, jumlah unit di masing-masing lokasi, dan ketersediaan alat dan
tenaga, untuk memperlancar pekerjaan lapangan diperlukan rekayasa lapangan
yang tepat, baik alat berat, penempatan material on-site, alat kerja dan pemadatan,
serta sirkulasi di lapangan untuk pemasukan material. Inovasi teknologi sangat
dibutuhkan untuk mempercepat pekerjaan yang akan dilaksanakan diatasnya. Untuk
setiap item pekerjaan dalam Inovasi atau Rekayasa Lapangan akan tetap
berkoordinasi dengan direksi dan pengawas lapangan.

5. Management Proyek
a. Dalam struktur proyek pekerjaan ini pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu
team manajemen yang keseluruhannya dipimpin oleh Kepala Proyek dalam hal
ini adalah Projek Manager yang didukung oleh Site Manager, staff bidang
logistik dan kontrol kualitas, staff bidang keuangan dan staff bidang
administrasi dan pembantunya sesuai kebutuhan. Setiap unit kerja diberikan
job description sebagai panduan mereka dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
b. Sarana sistem pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pekerjaan dimulai,
segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pengendalian dipersiapkan dan
dituangkan dalam bentuk daftar-daftar dan check list pengendalian yang
mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan inti (disesuaikan dengan Time
schedule yang dibuat).
c. Program utama yang telah dituangkan di dalam time schedule, di lapangan
dijabarkan lagi secara lebih rinci menjadi program-program bulanan, program
mingguan dan program harian yang realisasinya dipantau/dimonitor dengan
formulir-formulir pelaporan kegiatan pekerjaan.
d. Untuk pelaksanaan pekerjaan, dibuat metode kerja yang rinciannya dilengkapi
dengan shop drawing dan disetujui oleh konsultan Pengawas yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut .
e. Dengan sarana-sarana tersebut di atas sasaran kerja dan mutu proyek dapat
dicapai seperti yang diharapkan.
f. Pemilihan peralatan yang tepat, baik (disesuaikan dengan hasil kalibrasi alat)
dari segi jenis, jumlah maupun kapasitas serta sesuai dengan kondisi lapangan

7
serta dikelola dengan tepat, akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan, yakni tepat mutu, waktu dan biaya serta effisien.
g. Kebutuhan peralatan suatu pekerjaan akan dievaluasi dari lingkup pekerjaan
yang diberikan. Sebagai contoh item pekerjaan dilengkapi peralatannya,
pekerjaan Concrete Vibrator, dipersiapkan mesin dengan jenis mesin yang
disesuaikan dengan kebutuhannya dan juga menjaga kesinambungan kerja alat
agar tetap dapat bekerja dengan baik. Maka dalam periode-periode tertentu
dilaksanakan servise periodic (disesuaikan dengan alatnya) agar pelaksanaan
kerja dilapangan tidak terganggu.
h. Tenaga kerja yang diperlukan dalam penanganan satu proyek akan ditentukan
dengan kualifikasi konstruksi bangunan. Tenaga-tenaga ahli yang terampil
dalam bidangnya, akan memperlancar sukses tidaknya suatu pekerjaan.
Pembentukan satu team pengelolaan proyek dipimpin oleh Site Manager, yang
berfungsi penuh untuk mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di
lapangan termasuk tenaga-tenaga ahli engineer yang diperlukan. Tenaga
pelaksana lapangan yang terdiri dari pelaksana supervisor, mekanik, pembantu
pelaksana dan pekerja dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap item
pekerjaan di lapangan. Dengan hasil pembentukan satu team work yang baik,
maka sistematis kerja akan berjalan dengan lancar yang memuaskan. Dengan
hasil terjun langsung menangani pekerjaan ini merupakan tenaga yang terlatih,
berpengalaman pada bidangnya dan terbina dengan baik. Untuk tenaga
pembantu jumlah tenaga yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Dalam penyelesaian secara keseluruhan proyek ini banyak pekerjaan lain yang
kegiatannya akan saling berkaitan dengan pekerjaan inti oleh sebab itu
diperlukan adanya koordinasi dan terpadu yaitu dengan membuat rencana
kerja untuk menghindari terjadinya hambatan yang tidak diinginkan. Dengan
koordinasi yang baik, masing-masing pekerjaan dapat diselesaikan dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
i. Pada schedule pelaksanaan pekerjaan, terlihat jangka waktu pelaksanaan
masing-masing item pekerjaan dimana bagian yang satu akan sudah
menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan, agar pihak yang
lain dapat memulai kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan pula,
sehingga penyelesaian proyek secara keseluruhan akan dapat dicapai sesuai
dengan schedule yang telah dibuat.
j. Untuk pengawasan dan pengamanan proyek disediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan yang bertugas khusus :
 Pengawasan terhadap pekerja

8
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
terjadinya pencurian.
 Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, bila terdapat saluran pipa
gas lingkungan/kota.
 Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
 Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari
pihak luar serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam
lingkungan proyek.

6. Strategi Pelaksanaan
Hal yang paling penting untuk menentukan waktu pelaksanaan suatu pekerjaan agar
sesuai dengan waktu pelaksanaan yang telah diberikan oleh pemberi tugas, adalah
mempelajari secara cermat dan teliti item-item pekerjaan yang diajukan dengan
mengevaluasi kebutuhan waktu pelaksanaan setiap item. Apabila waktu yang
diberikan tidak mencukupi atau khawatir akan adanya kendala di lapangan yang
mengakibatkan target waktu yang direncanakan akan meleset dari waktu yang telah
ditentukan, perlu dipelajari (diperhatikan kemungkinan) adanya lingkup pekerjaan
yang dapat dikerjakan secara bersamaan tanpa akan menunggu penyelesaian
pekerjaan item per item dari masing-masing lingkup pekerjaan.
Strategi dari sistem management lapangan yang dilakukan adalah dengan
menerapkan kontrol terhadap tiap item pekerjaan terutama terhadap critical path
yang ada. Dengan mengawasi secara ketat terhadap critcal path serta melakukan
berbagai persiapan yang dapat mengakomodasi kemungkinan terjadinya stagnasi
maka diharapkan setiap item pekerjaan dapat terlaksana tepat pada waktunya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tersedianya tenaga yang terampil dan
berkemampuan baik dibidangnya. Hal ini diperlukan agar mutu pekerjaan dapat
terjaga dengan baik.
Dengan strategi yang cermat maka pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dapat
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

7. Strategi Pencapaian Hasil (Quality Control)


Setiap melaksanakan suatu pekerjaan hal yang pertama kita pikirkan adalah
bagaimana strategi dan sasaran kita untuk mendapatkan hasil kerja yang baik dan
keuntungan yang optimal tanpa akan mengurangi mutu suatu pekerjaan, oleh
karena itu strategi yang kita buat di sini adalah dengan mengatur urutan-urutan
kerja secara sistematis. Setiap personil akan disiplin dalam menjalankan tugasnya
masing-masing dan akan paham dengan time schedule yang dibuat. Dalam
pelaksanaan pekerjaan yang memerlukan teknik tinggi serta material kualitas tinggi

9
disini peran quality control sangat dominan sekali. Peran quality control disini bukan
hanya mengontrol bagus serta indahnya bangunan yang akan dibuat tetapi yang
paling penting bagaimana gedung tersebut aman ditempati, maka disini peran
quality control sangat berperan sekali, seperti contoh apabila ada material yang
masuk maka tugas quality control untuk mengecek material tersebut apa bisa
dipakai atau tidak, begitu juga halnya dalam pelaksanaan pekerjaan seperti
pengecoran quality qontrol yang menentukan apakah pengecoran bisa dilakukan
dengan terlebih dahulu mengecek elevasi, kekuatan perancah dan hal-hal yang
signifikan sehingga pengecoran dapat dengan mulus dikerjakan dan aman. Oleh
karena itu, strategi pelaksanaan koordinasi antar satuan unit kerja akanlah benar-
benar baik.
Untuk menjamin agar memperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
dipersyaratkan, ditetapkan pengendalian mutu (Quality Control) dengan cara
melakukan pemeriksaan secara teratur baik terhadap bahan yang digunakan
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan. Dengan sendirinya untuk itu perlu
dilakukan pemilihan/seleksi terhadap tenaga kerja serta pemeliharaan secara
teratur terhadap alat-alat dan perlengkapan kerja lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Para pekerja diamati cara kerjanya apakah betul atau salah, sudah sesuai prosedur
atau belum, selain itu juga dilihat hasil kerjanya baik dari segi kapasitas, mutu dan
waktu yang telah diprogramkan, jika memang diperlukan dapat dilakukan
penggantian tenaga kerja yang lebih baik dan sesuai.
Pengaturan yang cermat sangat diperlukan agar aktivitas proyek tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya. Pembuangan bahan-bahan bekas dan sisa air kerja diatur
agar tidak mencemari lingkungan. Pelaksanaan pekerjaan direncanakan dengan
cermat dan teliti agar tidak mengganggu dan merusak bangunan sekitarnya. Adanya
suatu proyek pada umumnya akan menimbulkan masalah sosial terhadap
lingkungan sekitarnya, akibat banyaknya pihak dan pekerja yang terlibat..
Hal-hal di atas perlu diamati dan dicermati agar pelaksanaan proyek tetap berjalan
lancar dan efek-efek negatif terhadap lingkungan baik bersifat sosial maupun teknis
dapat dihindari atau dikurangi seminimal mungkin.

VI. Progres kerja dan Tahapannya


1) Tahap I. pada saat progres pekerjaan 0% - 25%, tercapai pada Minggu ke-14,
penyelesaian tercepat hari ke 92 dan terlama hari ke 98 ( A. ARSITEKTUR ( Nilai
Bobot Pekerjaan : 39,431 ) ;0% ; B. STRUKTUR ( Nilai Bobot Pekerjaan : 57,528 ) ;
43,91% ; C. ELEKTRIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,242 ) ;0% ; D. MEKANIKAL ( Nilai
Bobot Pekerjaan : 1,799 ) ;0,81% )
2) Tahap II. pada saat progres pekerjaan 25% - 50%, tercapai pada Minggu ke-22,
penyelesaian tercepat hari ke 148 dan terlama hari ke 154 ( A. ARSITEKTUR ( Nilai

10
Bobot Pekerjaan : 39,431 ) ;0% ; B. STRUKTUR ( Nilai Bobot Pekerjaan : 57,528 ) ;
91,64% ; C. ELEKTRIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,242 ) ;28,33% ; D. MEKANIKAL
( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,799 ) ;4,04% )
3) Tahap III. pada saat progres pekerjaan 50% - 75%, tercapai pada Minggu ke-30,
penyelesaian tercepat hari ke 204 dan terlama hari ke 210 ( A. ARSITEKTUR ( Nilai
Bobot Pekerjaan : 39,431 ) ;52,41% ; B. STRUKTUR ( Nilai Bobot Pekerjaan :
57,528 ) ;99,79% ; C. ELEKTRIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,242 ) ;75% ; D.
MEKANIKAL ( Nilai Bobot Pekerjaan : 1,799 ) ;7,26% )
4) Tahap IV pada saat bobot pekerjaan 75% - 100% (Penyelesasian seluruh sisa
pekerjaan).
5) Tahap Serah Terima I ( Tahap Penyelesaian Seluruh Pekerjaan Pembangunan dari
Pelaksana kepada Pihak Pemberi Kerja )
6) Tahap Serah Terima II ( Merupakan Tahapan Akhir dari tanggung jawab pelekasana,
yaitu selesainya tahap pemeliharaan bangunan ). Kami sebagai pelaksana akan tetap
melaksanakan dengan penuh tanggung jawab bagian pekerjaan pemeliharaan ini.
Disamping itu, kami sebagai Kontraktor yang berpengalaman sangat menjaga
kualitas dari suatu pekerjaan.

Nilai persentasi pekerjaan dapat disesuaikan dengan Bobot dan Progres yang kami
lampirkan pada halaman Time Schedule.

VII. Bentuk dan Isi


Bentuk dan isi Metode Pelaksanaan ini dapat kami uraikan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Bagian Pendahuluan, merupakan bagian tanggapan dan pemahaman terhadap
pekerjaan, penjelasan secara umum alur metode pelaksanaan, serta apresiasi
terhadap pekerjaan.
2. Bagian Metode Pelaksanaan, merupakan bagian uraian pekerjaan yang ditawarkan,
yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.
3. Bagian Penutup, merupakan bagian rangkuman dan bagian penutup Metode
Pelaksanaan.

Adapun bentuk dan isi dari metode kerja ini kami buat sebagai upaya pendekatan awal
dalam penyusunan tahapan pekerjaan yang terdapat dalam proyek ini. Untuk
memudahkan pembacaan tahapan dan metode kerja ini, kami buatkan juga dalam
bentuk diagram atau grafik (time schedule) ke dalam lampiran Penawaran Teknis
pekerjaan ini. Dalam Pembuatan Rencana Kerja berisikan program dari awal pekerjaan
sampai dengan penyelesaiannya yaitu yang akan mempengaruhui tentang :
a. Pelaksanaan bagian-bagian item pekerjaan.
b. Mendatangkan bahan-bahan dan peralatan kerja serta jumlahnya.
c. Pengkoordinasian tenaga-tenaga kerja dan peralatan kerja

B. METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan kegiatan konstruksi dari awal sampai akhir perlu satu metode yang
komperhensif dan terinterigrasi. Di bawah ini akan diuraikan langkah-langkah dan tahapan

11
kegiatan pra konstruksi maupun konstruksi agar kita mendapatkan gambaran pelaksanaan
konstruksi keselurahan yang kami tawarkan dan tentunya dengan harapan menjadi hasil dan
tujuan yang maksimal.

I. Tahapan Pra Konstruksi


1. Pekerjaan Administrasi Proyek
a. Pengurusan Administrasi Proyek
Dalam tahapan pra konstruksi setelah menerima SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) maka hal pertama yang akan kami lakukan adalah melaporkan
kepada Instansi terkait dan RT/RW setempat atau Kepala Desa bahwa kami
akan melaksanakan Pembangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak
(LPKA) Kelas - I di Medan di lingkungan tersebut, kemudian kami
melaporkan ke Dinas Tata Kota untuk membantu pengurusan SIMB untuk
bangunan tersebut sambil mengurus segala persyaratannya. Kami juga
sekaligus akan mengurus Pemasukan Air Kerja dan Listrik sementara,
pengurusan surat ijin, seperti: ijin pengambilan material, ijin pemakaian
jalan, penggunaan tenaga kerja dari luar daerah, dan ijin lainnya yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan daerah setempat.
Semua hal tersebut akan sangat mendukung kami saat pekerjaan konstruksi
sudah dimulai.
b. Penyiapan atau pencetakan semua Form-form yang dibutuhkan
Kami akan mengajukan bentuk Reques for Work, request for checking, daily
report, weekly report, dan monthy report form-form lainnya yang
dibutuhkan untuk diajukan kepada pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
Jika sudah di acc maka form ini akan kami cetak dan diperbanyak.

2. Pekerjaan Persiapan
a. Pengukuran dan Penggambaran/Perekaman Kembali
1. Kami akan melakukan pengukuran/penggambaran kembali kondisi
rumah eksisting dengan dilengkapi keterangan mengenai elevasi,
dimensi, letak dan batas-batas ruang kerja dengan menggunakan alat
dan sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya akan segera kami koordinasikan dan
dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk dimintai keputusannya.
3. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu kami akan cantumkan
dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran. Kami
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah
dilaksanakannya.
4. Gambar pengukuran eksisting akan kami buat dan kami koordinasikan

12
juga untuk mendapat persetujuan/pengesahan dari Direksi Lapangan,
yang meliputi Rencana Kantor Direksi, Kantor Pemborong, tempat
simpan bahan terbuka, tempat simpan bahan tertutup, los kerja,
sumber air dan reservoir, dan lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.

b. Pembuatan Tugu Patok Dasar / Bangunan Teras


1. Letak tugu patok dasar yang akan kami buat ditentukan oleh Direksi.
2. Posisi tugu patok dasar akan kami koordinasi agar berada di tempat
yang mudah terjangkau dan tidak mengganggu aktifitas pekerjaan.
3. Pada ujung patok tersebut akan kami beri cat dengan warna yang putih
terang agar mudah terlihat.
4. Tugu patok dasar tersebut akan kami buat permanen, agar tidak bisa
dirubah, dan kami beri tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai
ada instruksi tertulis dari Direksi Lapangan untuk membongkarnya.

c. Papan Patok Ukur


1. Papan patok ukur yang akan kami pasang pada patok kayu yang kuat,
tiangnya ditanam kedalaman yang cukup, sehingga tidak bergeser.
2. Sesuai standar dan seperti yang diuraikan dalam spesifikasi, jarak
minimal dari as luar adalah 1 m dan tinggi sisi atas papan bouwplank
akan kami buat sama satu sama lain kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi Lapangan.
3. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, kami akan berkoordinasi
kembali dan dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk diminta
persetujuannya, menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan
patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan
Direksi.

d. Pembuatan Direksi Keet, Kantor Pemborong, Bangsal Kerja, Gudang dan


Ruang Rapat Lapangan.
Berhubung Pekerjaan ini berada di 2 lokasi berbeda, yaitu Batu Bara dan
Tebing Tinggi, kami akan membuat masing-masing di lokasi 1 Bangsal Kerja,
dan 1 Gudang Material dengan ukuran akan disesuaikan dengan kebutuhan
di lokasi masing-masing. Khusus untuk di Batu Bara, sebagi Central Operasi ,
akan kami sediakan Direksi Keet, Kantor Pemborong dan Ruang Rapat apa
bila Direktsi menyetujui.
Untuk efesiensi kerja, kenyamanan dan keamanan kerja secara keseluruhan,
kami akan meletakkan ruang direksi dan gudang bahan ditempat yang

13
strategis dan dibuat sesederhana mungkin, yang tetap layak guna. Tempat
tersebut di tempat sekitar lokasi yang letaknya telah disepakati bersama
dengan pihak Direksi Lapangan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan, baik perlindungan terhadap material,
pelaksanaan rapat rutin dan lain-lain. Perlengkapan dan perlatan yang ada
antara lain: Meja dan Kursi Kerja, White Board, Lemari Buku, P3K, Komputer
dan Printer, Kamera Photo.
Khusus untuk tempat penyimpanan bahan-bahan seperti pasir, kerikil, akan
kami buatkan pemisah jarak sehingga bahan tidak tercampur dengan yang
lainnya.
Kami juga akan menyimpan alat-alat, bahan bangunan di dalam tools box
yang akan kami buat dan akan tetap berada di dalam gudang dan lokasi
kerja. Demikian juga bahan yang ditolak oleh Direksi Lapangan akan segera
kami kembalikan.
Gudang akan disesuaikan luasnya dengan kebutuhan dan letaknya sehingga
mempermudah mengontrol terutama dalam menjaga, memasukkan dan
mengeluarkan bahan/material yang dibutuhkan.
Dalam waktu pelaksanaan pekerjaan ini, kami juga akan mempersiapkan
Papan Nama Proyek dan tetap mengkoordinasikan dengan Direksi.

e. Penyediaan Air Kerja dan Listrik Kerja


1. Kami akan menyediakan air untuk keperluan pekerjaan yang sedapat
mungkin diambil dari sumber air yang sudah ada di lokasi tersebut.
2. Segala peralatan dan instalasi-instalasi yang diperlukan untuk
penyediaan air ini termasuk pencabutannya kembali, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3. Fasilitas listrik juga berfungsi sebagai penerangan areal kerja.
4. Kami akan menyediakan tenaga listrik sementara guna keperluan
pekerjaan yang sedapat mungkin tidak mengganggu dari sumber yang
sudah ada.

f. Rapat Lapangan
Sekurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan diadakan Rapat Lapangan
(site Meeting) di Kantor Direksi yang dipimpin langsung oleh Direksi.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
1. Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum
dalam Laporan Mingguan.
2. Perihal administrasi proyek.
3. Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan
Pemberi Tugas.)
4. Koordinasi Pekerjaan.
5. Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-

14
masing peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat
dijadikan acuan dan kontrol bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

g. Persiapan material
Kami akan mengadakan pembelian bahan-bahan material yang akan
digunakan. Material-material yang akan dibeli, akan kami dahulukan dengan
menggunakan kemampuan finansial perusahaan. Selain itu bahan-bahan
galian-C serta material dasar akan kami gunakan yang bersumber dari
Quarry lokal untuk menjamin pasokan ke lapangan, sama halnya juga untuk
pengecoran dengan menggunakan Site Mix. Dan Gambar Pelaksanaan/shop
drawing akan kami siapkan untuk diperiksa dan disetuji oleh pengawas dan
pengelola proyek.

h. Mobilisasi dan Demobilisasi


Dalam melakukan mobilisasi memperhitungkan :
1. Jadwal kedatangan dan jumlah peralatan disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan.
2. Kondisi akses jalan / keadaan jalan dari pool alat ke lokasi proyek
sehingga dapat memperhitungkan waktu kedatangan dengan waktu.
3. Waktu dan pengamanan mobilisasi alat harus diperhatikan sehingga
tidak mengganggu lalu lintas yang ada.

i. Laporan-Laporan
Kami akan membuat catatan-catatan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan, yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas
mengenai :
1. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Catatan dari Pemberi Tugas/ Direksi/ Konsultan Pengawas yang telah
disampaikan secara tertulis maupun lisan.
3. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
4. Keadaan Cuaca.
5. Hal ikhwal mengenai pekerja.
6. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
7. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang ada.

Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dari Konsultan Pengawas.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk
diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, kami akan
menyusun laporan mingguan yang minimal berisikan:
1. Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu

15
serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati.
2. Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu curva "S".
3. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan
peralatan serta rencana penanggulangannya.
4. Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
5. Instruksi, tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh Kontraktor
dari Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan Pengawas dan solusinya.

II. Tahapan Konstruksi


Untuk semua kegiatan sebelum memulai kegiatan kami akan mengajukan request for
working dan Shop drawing untuk disetujui dan diperiksa oleh Pengawas dan Direksi.
Ketersediaan alat material dan man power yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang kami
request, dan untuk pekerjaan yang perlu dicek dahulu sebelum dilakukan selanjutnya,
akan kami ajukan request for checking. Misalnya untuk pekerjaan pengecoran yang akan
kami lakukan, maka kami akan mengajukan request untuk dicek mengenai
pembesiannya, mal/bekisting, kebersihan lokasi dll. Setelah request for checking ditanda
tangani maka kami akan melakukan pengecoran demikian juga dengan pekerjaan
lainnya. Proses ini akan menjadi prosedur tetap yang akan kami kerjakan untuk
menjamin kualitas dan kebenaran pekerjaan.
Manajemen Proyek dari kontraktor dipercayakan kepada tenaga-tenaga ahli pilihan yang
mempunyai pengalaman di bidang Pembangunan Dermaga dengan teknologi tinggi, dan
telah berhasil menyelesaikan berbagai proyek sejenis dengan hasil yang memuaskan.
Tenaga ahli pada tim proyek ini dipilih berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tugas masingmasing, sehingga diharapkan dapat menjadi tim yang handal dalam
menyelesaikan proyek ini.

A. PERSIAPAN PEKERJAAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi dalam bill of quantities ,
mencakup antar jemput/mendatangkan : pekerja, pegawai, bahan-bahan
bangunan, peralatan dan keperluan – keperluan insidental untuk
melaksanakan seluruh pekerjan, untuk pindah didalam lokasi proyek dan
pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya
pekerjaan, termasuk :
a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek beserta
pemasangannya, dimana alat-alat tersebut akan dipergunakan.
b. Antar jemput : Staff, pegawai dan pekerja ke proyek.
c. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya, sedemikian

16
sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh
Konsultan Pengawas.
d. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerjaan
setelah proyek selesai. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima
surat pelulusan, memasukkan rencana detail kepada Konsultan
Pengawas mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini menjamin selesainya
mobilisasi menurut pasal butir a) dan b) tersebut diatas dalam waktu
maksimum 20 (dua puluh) hari setelah Konsultan Pengawas memberikan
nota mulainya pekerjaan.

2. Pengaturan dan Positioning


2.1 Patok Patok Pembantu Pengukuran
Dilakukan pemasangan dan memelihara patok-patok pembantu
pengukuran, menentukan lokasi/koordinat dan memasang beacons dan
buoys (pelampung) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan
pada akhir pekerjaan akan dibersihkan kembali.
2.2 Survey dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda - Tanda
Bertanggung jawab untuk seluruh pengukuran, survey dan pemasangan
tanda tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan ini mempekerjakan seorang akhli pengukuran yang nama dan
kwalifikasinya diserah kan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. lalu akan mendapat penunjukkan secara tertulis dan
Konsultan Pengawas lokasi dan elevasi titik kontrol tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan. untuk tujuan pengechekan survey dan
pengukuran/pemasangan tanda-tanda yang di berikan oleh Konsultan
Pengawas, memberikan bantuan yang diperlukan Konsultan Pengawas .
Pengukur dengan pengalaman yang memadai diperbantukan kepada
Konsultan Pengawas, sebaiknya pengukur yang sama selama
berlangsungnya pekerjaan pembangunan. Sebelum meminta
persetujuan untuk setiap macam pekerjaan, pihak kami akan
memberitahukan maksudnya kepada Konsultan Pengawas sekurang-
kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, baik untuk memasang
tandatanda maupun menentukan elevasi pada setiap bagian dari
pekerjaan, agar dapat dilakukan persiapan-persiapan untuk pemeriksaan
oleh Konsultan Pengawas. Untuk keperluan pengecheckan kembali
kedalaman dasar laut dimana lokasi dermaga direncanakan, wajib
melakukan pengukuran ulang mengenai kedalaman dasar laut sebelum
melakukan posisioning koordinat tiang pancang dermaga. Hasil
pengukuran ulang tersebut segera disampaikan kepada Konsultan

17
Pengawas dan segera diteruskan kepada Konsultan Perencana untuk
diperiksa kembali apakah posisi/lokasi dermaga sudah memenuhi syarat
kedalaman atau perlu perubahan.
Segala sesuatu yang timbul akibat tidak dilaksanakannya ketetentuan
tersebut diatas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami dan
Konsultan Pengawas. Pihak kami menyediakan peralatan survey, antara
lain untuk pengukuran topografi (Theodolite T2 & T0, Waterpass, bak,
geodeticmeter dari pita dan rantai), pengukuran bathymetrik (echo
sounder, sextant, station pointer), yang dapat digunakan Konsultan
Pengawas setiap saat untuk checking pemasangan tanda-tanda,
penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Lalu memelihara alat-alat untuk survey
ini secara baik sehingga selama pelaksanaan pekerjaan dapat tetap
digunakan secara baik. Patok-patok beton, patok-patok kayu, bagan
template, penampang kedalaman laut yang diminta Konsultan Pengawas
untuk pemeriksaan atau pengukuran bagian dari pekerjaan.

3. Pengamanan dan Keselamatan


3.1 Pagar Sementara Pengaman Proyek
Apabila perlu dengan ijin Konsultan Pengawas dapat membuat pagar
sementara dan memelihara pagar tersebut agar tetap dalam keadaan
baik termasuk pintupintunya, sepanjang batas yang ditentukan untuk
daerah operasinya. Pagar sementara tersebut dibongkar pada akhir
pembangunan.

3.2 Keamanan Proyek


Pihak kami berkewajiban :
a. Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.
b. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan
keselamatan para pekerja.
c. Mentaati peraturan-peraturan setempat dan mengusahakan
perijinan penggunaan jalan, bangsal dan sebagainya.
d. Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung
dengan peraturanperaturan pelaksanaan pula peraturan yang
diadakan selama penyelenggaraan.

3.3 Keselamatan Kerja


Pihak kami berkewajiban :
a. Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat
pekerjaan, biaya perawatan menjadi tanggung jawab kami selaku
Kontraktor.
b. Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai

18
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan.
c. Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan
ditempat pekerjaan.
d. Membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan dengan
dokter setempat sehingga bagi para pegawai/ pekerjanya yang sakit
atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan
yang baik, pada setiap saat baik siang maupun malam.
e. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban kami
selaku Kontraktor.

3.4. Strategi Pelaksanaan pekerjaan saat jam operasional penerbangan


a. Kordinasi dengan pihak bandara.
b. Membuat Schedule Pekerjaan dan sinkronkan dengan pekeraan
yang tidak menggangu, seperti penggunaan alat berat, crane tidak
melebihi ketiggian yang dapat menggangu penerbangan.
c. Melakukan pengawsan khusus untuk setiap pekerjaan yang
berhubungan terutama pada saat jam operasional penerbangan.
d. Mengatur schedule pekerjaan lembur dengan penerapan 2 Ship
atau 3 Ship.
e. Memberikan Peringatan dan Rambu kepada setiap pekerja yang ada
dilapangan setiap hari teruta,ma pada jam operasional
penerbangan.

B. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORE PILE


Prosedur urutan pekerjaan Bore Pile adalah sebagai berikut :
1. Marking dan setting out posisi pile
Sebelum memulai pengeboran, kami akan mengajukan aproval shop drawing
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan oleh direksi. Proses aproval
shop drawing ini bertujuan untuk memastikan agar tidak sampai terjadi
kesalahan pada denah posisi titik bore pile yang akan dibor. Setelah aproval
shop drawing mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan maka surveyor
melakukan pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan dibor.

2. Pemasangan casing temporary


Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai dilakukan oleh
surveyor lalu dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan casing
temporary.Pemasangan casing temporary ini bertujuan agar pada saat
pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi keruntuhan pada
permukaan tanah yang akan dibor tersebut.

19
3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran
Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore
pile yang sudah dimarking dan dipasang casing temporary tersebut.
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter auger dan
panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar rencana atau shop
drawing.

4. Cleaning
Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor
dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk
membersikan dasar lubang bor.

5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran


Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan measuring
tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum
dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar
bore hole.

6. Reinforcement Steel Cage


Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah
di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor
sampai kedalaman desain toe level. Steel cage disambung dengan alat las.

20
7. Setting tremi pipe
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan
dengan setting pipa tremi untuk persiapan pekerjaan
pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat pengecoran
beton segar tidak bercampur dengan tanah.

8. Casting / pengecoran
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready
mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi
disesuaikan dengan kedalaman dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang
terlebih dahulu air dituang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready
mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah 1 m diatas
cut off level. Selama pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap,
tetapi tetap dijaga pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .

C. Pekerjaan Beton Bertulang K250


1. Pekerjaan Tanah dan Pondasi Teras
a. Pekerjaan Galian
1. Pekerjaan galian dilaksanakan setelah pekerjaan bouwplank selesai
diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2. Dasar galian disesuaikan dengan elevasi yang ditujunjukkan pada
gambar rencana dan disetujui oleh Direksi.
3. Dasar galian padat dan rata dan akan dibersihkan dari kotoran.
4. Pada bagian yang ditimbun kembali, dipergunakan tanah timbun
yang memenuhi syarat sebagai tanah timbun dan tidak
menggunakan sisa-sisa kayu atau bahan organik lainnya.

b Pekerjaan Pondasi

21
1. Pondasi Tapak
- Pondasi tapak terbuat dari beton bertulang.
- Di bawah pondasi tapak diberi pasir urug yang dipadatkan
setebal 5 cm (ukuran padat) dengan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
- Lantai kerja pondasi adalah beton cor campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil dengan ketebalan 5 cm.
- Kedalaman pondasi dari muka tanah disesuaikan dengan
rencana.
- Pembesian/stik kolom praktis yang sudah selesai dirangkai
diangkat kelokasi pondasi, sebelum mengecor pondasi, titik
tempat kolom harus sudah dipasang stik kolom.

Ilustrasi Pelaksanaan
- Setelah galian pondasi sesuai elevasi & dimanesi gambar kerja,
dilanjutkan pekerjaan urugan pasir tebal 5 cm
- Pengecoran lantai kerja tebal 5 cm
- Pemasangan bekisting samping tapak pondasi
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dilaksanakan dalam 2 tahap


Tahap 1 : Pengecoran pada bagian telapak pondasi
Tahap 2 : Pengecoran kolom pondasi
- Setelah pengecoran tahap 1 (tapak pondasi) selesai, dilanjutkan
pemasangan bekisting kolom pondasi
- Dilanjutkan pengecoran tahap 2 sampai dengan elevasi di bawah
Tie Beam
- Pekerjaan urugan kembali setelah dilaksanakan pembongkaran
bekisting

( Contoh pekerjaan sejenis yang telah kami lakukan) Sesuai dengan


tahapan umum pekerjaan yang kami tawarkan, kami akan meminta
kepada direksi untuk ikut melakukan pemeriksaan pekerjaan seperti
pada contoh di atas, melakukan pemeriksaan mutu beton,
pembesian, lantai kerja dan cerocok kayu, dokumentasi dan
pencataan instalasi eksisting bila ada, dan pengecoran.

22
Gbr. Pekerjaan Bekisting, Pembesian dan Cor Pondasi Tapak

2. Metode Pelaksanaan Pengecoran Betonp.


Setelah pekerjaan pondasi bor pile selesai, timbunan tanah yang berada di
lokasi saluran digali. Dari hasil galian tersebut apabila tanahnya masih baik,
maka tanah tersebut dapat ditimbunkan mejadi tanah timbun, namun
sebaliknya apabila tanah hasil galian berupa tanah jelek ( tanah lumpur
hitam ) hasil galiannya dibuang ke tempat yang telah ditentukan. Penggalian
ini sekaligus membentuk dinding / tebing hasil galian dengan kemiringan
sesuai rencana. Apabila penggalian telah selesai, maka dilaksanakan
pemotongan tiang pancang. Pada saat melakukan pemotongan tiang pancang
elevasinya pemotongannya diperhitungkan agar nantinya masih
mendapatkan stek besi atau strand dari tiang pancang yang masuk kedalam
Pile Cap, sehingga konstruksi tiang pancang dan pile cap dapat menyatu.
Setelah tiang pancang dipotong, maka pada bagian ujungnya dibobok /
dihancurkan hingga terlihat besi-besi/strand tiang pancang. Pembobokan
dilakukan hanya sampai batas elevasi rencana, dimana pada saat pengecoran
pile cap nantinya terdapat bagian tiang pancang yang masuk ke dalam Pile
Cap. Setelah pembobokan tiang pancang selesai maka dapat dilakukan
pengecoran kerja. Setelah lantai kerja cukup keras, dilakukan pemasangan
besi tulangan untuk Pile Cap. Pemasangan bekesting dilakukan apabila
seluruh pembesian Pile Cap pada satu segmen telah selesai. Pada saluran
yang berada di tikungan, pemasangan bekesting pile cap dibuat melengkung
mengikuti lengkungan tikungan tersebut. Lengkungan dibuat sehalus mungkin
dan diusahakan tidak patah-patah, karena hal ini akan berpengaruh terhadap
hasil pekerjaan bagian lining diatasnya.

Apabila pemasangan bekesting telah selesai maka dilakukan pengecoran pile


cap. Untuk menjamin kepadatan hasil pengecoran, maka adukan beton yang
baru saja dituang kedalam bekesting digetarkan dengan Vibrator. Perawatan
beton dapat dilakukan dengan cara menyiram permukaan beton dengan air
atau menutupi permukaan beton dengan karung goni yang dibasahi.
Bekesting yang dipasang untuk pile cap tidak dapat dibongkar lagi karena
tertimbun oleh timbunan tanah pada dasar plat lantai beton dasar saluran.
Batang-batang besi untuk tulangan beton sesuai dengan persyaratan JIS
tersebut dibawah ini atau Standar Industri Indonesia (selanjutnya disebut SII)

23
dan NI - 2. Baja untuk tulangan diatas ganjel-ganjel atau rak-rak dan dibawah
atap untuk melindungi terhadap hujan. Tulangan baja disimpan terpisah-
pisah menurut diameter dan panjangnya.

Untuk setiap kali pekerjaan selesai dikerjakan atau sedang dalam pekerjaan
maka areal tempat kami bekerja akan dibersihkan dan tidak ada sampah
atau sisa-sisa pekerjaan yang berserakan di lokasi yang dapat mengganggu.

Pada tahapan pekerjaan Struktur, kami uraikan tahapan pekerjaan yang akan
kami laksanakan. Pengecoran menggunakan Readymix, berikut kami buatkan
tawaran singkat diagram alir pekerjaan beton sebagai contoh metode alur
pekerjaan yang kami anggap dapat mewakili pekerjaan lainnya, dalam hal
persiapan, penyediaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan penyelesaian masalah
dan pelaporan.

24
3. Cetakan Beton
a. Standard
Seluruh cetakan akan mengikuti persyaratan-persyaratan normalisasi
dibawah ini :
- NI-2-1971
- NI-3-1970

b. Bahan-bahan
- Bahan pelepas acuan (Realising Agent) akan sepenuhnya digunakan
pada semua acuan untuk pekerjaan beton.
- Cetakan beton ditempat biasa
Bahan cetakan akan dibuat dari multiplex atau plat besi dengan
diberi penguat secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton
pada waktu pengecoran serta dapat menghasilkan konstruksi akhir
yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.
- Pada cetakan kolom, balok, akan diadakan perlengkapan dan
peralatan khusus untuk menyingkirkan sampah, serbuk gergaji,
potongan kawat pengikat dan lain-lain.
- Apabila Acuan akan memikul beban yang besar atau bentang yang
besar serta memerlukan bentuk yang khusus, maka akan dibuat
perhitungan-perhitungan dan gambar kerja, guna mengetahui
beban pelaksanaan, termasuk beban vertikal dan horizontal dan
kegiatan-kegiatan serta faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi.
- Sebelum beton dibuang, konstruksi cetakan akan diteliti untuk
memastikan sehingga dapat terjamin kedudukan yang tepat, kokoh,
rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dari segala benda dan kotoran-kotoran yang
tidak diinginkan. Permukaan cetakan akan diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (Form Oil) untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan. Pelaksanaannya dilakukan di tempat pabrikasi bekisting.
- Sebelum pengecoran dimulai, permukaan cetakan akan dibasahi
terlebih dahulu dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air beton
yang akan dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari

25
Direksi atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut
:
Bagian sisi balok 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
Balok dengan beban konstruksi 21 hari
Pelat Lantai/Atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal


asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton
sebenarnya telah mencapai kekuatan pada umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Direksi sekali-kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi tanggung jawab Kami dari adanya kerusakan-
kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut akan dilaksanakan dengan hati-
hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan
tetap menghasilkkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

c. Hasil Pengecoran dan Finishing


a. Semua permukaan beton yang dihasilkan akan rapi, bersih tanpa
cacat, lurus dan tepat posisinya sesuai dengan gambar rencana.
b. Permukaan beton yang akan difinish cat, tidak akan diplester lagi
tetapi langsung diberi plamur dan cat.
c. Pengecatan dapat dilakukan setelah Pengawas memeriksa dan
menyatakan persetujuannya

4. Tulangan Beton
Besi beton yang digunakan mutu U-39, dan seterusnya tergantung yang
ditentukan. Yang penting akan dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi.
Besi akan bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi akan bulat serta
memenuhi persyaratan NI-2 (PBI-1971). Pabrikasi besi beton berdasarkan
ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan.

D. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BAJA


Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan struktur baja adalah :
a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, seperti pelat-
pelat, profil, baut, angkur-angkur dan las.
b. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti

26
sambungan-sambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh
c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti
pemasangan semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan
d. Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting
e. Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja

Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja adalah :


1. Fabrikasi
a. Pola Pengukuran :
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan
untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada saat
Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja
yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.

b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus
diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya,
harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila
pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.

c. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting,
menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari
hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan
rata menurut ukuran yang diperlukan.

d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda


Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong,
maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-
banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya
lebih besar dari 12 mm.

e. Pekerjaan Las
Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung
pelaksana struktur dengan pekerjaan Las.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara
pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik
Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang

27
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan
kawat baja jenis RD. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari
kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat
mempengaruhi mutu Las.

f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya
harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus.

g. Memberi code pada jenis-jenis potongan


Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya
harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor
menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah
satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru
diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus
disingkirkan, pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih
besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter
lubang-lubang untuk baut pas toleransi yang diberikan.
Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor menembus
sekaligus seluruh tebal elemen, maka lubang dapat dibor dengan ukuran
yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat montase percobaan

h. Montase di bengkel (Montase Percobaan)


Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca
untuk diperiksa. Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang
berdampingan harus dimontase bersamasarna pada kedudukan yang
dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya, gelagar
melintang dan seluruh batang-batang penguat. Sambungan sementara
harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang
disetujui seperti wartel, jack, baut-baut.
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk
membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan
untuk memperbesar lubang atau merusak material.

i. Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir.


Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat).

28
Cat dari dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan
bagian-bagian yang sarna.
Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-
tanda itu.

j. Pengecatan di Bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada
bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan,
dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi
bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan
pelindung lainnya.

k. Kerangka Baja.
Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian
rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti
tertera pada gambar kerja.
Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh
sambungan (kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat
permanent.
Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat
permanent.

l. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.


- Pemasangan :
Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga
berbagai bagian serta pelat berhubungan rapat satu sama lain secara
menyeluruh. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel
minimal 10%, atau pada setiap potongan dan pelat minimal dua
lubang diisi dengan drif paralel. Baut baja keras harus dipasang
dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut dan

29
sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu
terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan
mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu
rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus
terhadap as lubang. Bidang bawah kepala baut tidak boleh
menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50
derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang
miring (taperd). Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm
tidak lebih dari 4.5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membut
permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
- Megencangkan Baut:
Pengecekan hubungan tegangan/ torque dilakukan oleh Pemborong.
Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan,
perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin
kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang
diperlukan.

m. Pengecatan Baja
- Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih
dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar
menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk,
olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus
ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah
pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

- Pengecatan
Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau
berdebu atau pada cuaca lain yang jelek.
Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo
kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam
setelah pengecatan dasar
Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali
atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap
sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian
diratakan dengan baik.

30
Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air,
diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air
atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
Setiap Lapisan yang telah selesai tampak sarna dan rata, pemakaian
cat yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

E. METODE PEKERJAAN ATAP DAN RANGKA PIPA BASI

Metode Pemasangan Rangka Struktur Space Frame harus dilakukan dengan


ketentuan sebagai berikut :
1. Pemasangan angkur dan support harus dilakukan pada posisi dan elevasi
yang benar.
2. Sebelum dimulai pemasangan space frame, diperiksa sekali lagi posisi
support untuk memastikan jarak antar support dan Elevasi sudah benar.
3. Methode pemasangan harus mengikuti methode dari pabrik Space frame
yang sudah dibuat. Kalau ada perubahan methode pemasangan, harus
dibicarakan dengan pihak pabrik.
4. Semua pipa-pipa dan bola harus terpasang pada posisi akhir yang benar,
dengan bantuan scaffolding atau mini tower sebagai penahan sementara
pada saat pemasangan.
5. Semua truss harus terpasang lurus, sesuai posisi dan elevasinya.
6. Pada saat melaksanakan partial pemasangan / pengangkatan pakai crane,
harus diperhatikan kemungkinan terjadinya moment atau tegangan yang
tidak terduga, hal ini harus diperhitungkan atau dicegah.
7. Jika diperlukan, dipakai member sementara sebagai penahan untuk
membuat truss yang sedang diangkat tetap stabil.
8. Pengencangan baut harus dilakukan dengan benar, sehingga baut masuk
sesuai dengan rencana dan tidak terjadi celah pada pertemuan dengan
permukaan bola.
9. Setelah semua komponen space frame terpasang dengan baik, dilakukan
final inspeksi pada setiap sambungan, untuk mencari dan memperbaiki
sambungan yang kurang kencang.

31
F. PEKERJAAN PASANGAN
1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA
a. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan
biaya,peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding
bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pimpro/Pengelola Proyek/Pengelola
Teknik/Konsultan pengawas.
- Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran.

b. Persyaratan Bahan
- Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah
ada menjalani pembakaran sempuma dan merata dengan mutu
terbaik, dan yang disetujui Pimpro/ Pengelola Proyek/ Pengelola
Teknik/Konsultan pengawas Pekerjaan. Syarat-syarat batu bata
harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-IO
- Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat dalam N1-8 dan
PUBI 1982 pasal 1 serta SH 0013-81
- Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam N1-3 .
- Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi PUBI-
1982 pasal 9.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
- Dinding dari pasangan Batu bata menggunakan adukan campuran 1
PC : 2 Psr. - 1 PC : 4 Psr.
- Sebelum digunakan Batu Bata direndam air hingga jenuh.
- Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu.

2. PEKERJAAN PLESTERAN

32
a. Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bemutu
baik dan sempurna.
- Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
pada ke dua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding
beton, pengisi dan perekat pada pamasangan bahan finishing, serta
seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar

b. Persyaratan Bahan
- Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
- Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan/campuran 1PC :
4Psr, kecuali pada dinding batu bata semen raam/ rapat air.
- Pada dinding batu bata semen raam/ rapat air plesteran dengan
adukan/campuran 1 PC : 2 Psr. - 1 PC : 4 Psr.
- Semen Portland yang dikirim ke site/ lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
- Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Pimpro/Pengelola Proyek/Pengelola Teknik/Konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/
persyaratan dan pabrik yang bersangkutan.
- Tebal plesteran antara 10 – 15 mm dengan hasil ketebalan dinding
finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
ketebalan plesteran yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran
- Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar.
2. Sebelum plesteran dilakukan seluruh permukaan beton yang
akan diplester, dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak
serta disiram/dibasahi dengan air semen.
3. Plesteran beton dilakukan dengan adukan kedap air, campuran 1
PC : 2 Psr. - 1 Pc : 4 Psr.

33
4. Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang disyaratkan.

G. PEKERJAAN PLAFOND
Setelah pengecoran lantai 1 (satu) selesai dan atap sudah tertutup maka
pemasangan rangka plafond dapat dimulai. Penggantung rangka menggunakan
ramset yang ditembakkan ke arah plat cor lantai dua. Rangka plafond
menggunakan rangka furing sesuai dengan spesifikasi teknis yang dianjurkan.
Setelah pemasangan rangka selesai maka penutup plafond dapat dilaksanakan
dengan menggunakan gypsum. Seluruh gypsum nantinya akan didempul agar
tidak ada lagi celah-celah yang kelihatan dari setiap sambungan gypsum.

Gbr. Pemasangan plafond dan partisi gypsum

F.1. Langkah-langkah pada pemasangan rangka plafon :


1. Pembuatan sketsa (marking) pada slab beton yang nantinya digunakan
sebagai patokan dalam penentuan letak kawat penggantung
(suspension rod).
2. Tentukan ketinggian akhir plafond / ceilling dari data yang telah
direncanakan sesuai ukuran gambar.
3. Ukur ketinggian akhir plafond / ceilling dari data yang telah
direncanakan sesuai ukuran di gambar.
4. Pindahkan pada ketinggian dari siku metal (wall angle) untuk
ditambahkan di atas tanda garis dari ketinggian plafond.
5. Tempatkan bagian atas siku metal (wall angle) pada tanda garis dengan
jarak perkuatan (sekrup atau paku rivet) pada jarak maksimum 600 mm
untuk posisi jarak penggantung dan gelagar rangka.
6. Tempatkan siku penggantung (bracket) harus berjarak 300 mm dari

34
permukaan dinding kawat penggantung
7. Kawat penggantung (suspension rod) yang pertama pada rangka utama
harus berjarak 300 mm dar tepi dinding, kemudian jarak selanjutnya
maksimum pada setiap 1200 mm. Ketika melakukan penyambungan
diatur secara menyilang.
8. Rangka untuk panel (metal furing, terletak di bawah rangka utama)
dipasang berlawanan arah dengan rangka utama, penyambungan
diatur secara menyilang.
9. Penempatan jarak penunjang maksimum berjarak 600 mm.
10. Setelah semua rangka plafond / ceiling terpasang, lakukan perataaan
(leveling) plafond sebelum pemasangan papan gypsum dan matikan
adjusting (steel).

35
F.2. PELETAKAN PANEL GYPSUM
1. Material yang dikirim ke proyek telebih dahulu diperiksa secara khusus,
apakah sudah sesuai dengan spesifikasi, baik jumlah dan kondisinya
harus sesuai dan baik.
2. Tempatkan gypsum board di tempat yang kering dan jauh dari percikan
air hujan atau instalasi plumbing (pipa air)

36
F.3. SETTING DAN MARKING
1. Untuk penentuan / marking garis tengah (as) plafond harus disesuaikan
dengan garis tengah kolom yang ada pada tiap ruangan.
2. Garis tengah ruangan ditentukan kontraktor
3. Marking plafond ditentukan kontraktor

F.4. PENENTUAN LEVEL PLAFOND


1. Penentuan level + 1.000 mm oleh kontraktor
2. Penentuan level plafond oleh kontraktor

F.5. PEMASANGAN BRACKET DAN HANGER


1. Besi bracket / Angle clip dipasang pada dak beton menggunakan paku
ramset dengan jarak 1.200 x 1.200 mm.

37
2. Ujung atas rod digantungkan pada angle clip.
3. Sedangkan U clamp dipasang pada ujung bawah rod hanger.

F.6. PEMASANGAN RANGKA


1. Rangka ceiling dipasang sesuai level yang diinginkan pada gambar
kerja.
2. Sebelum pekerjaan rangka ceiling dilakukan, terlebih dahulu seluruh
item pekerjaan Mechanical & Electrikal di atas ceiling harus sudah
diselesaikan.
3. Rangka ceiling bisa dipasang setelah mendapatkan persetujuan dari
main kontraktor (setelah seluruh pekerjaan di atas ceiling harus sudah
diselesaikan
4. Memasang wall angle pada tembok yang sudah di level sesuai dengan
peil ceiling.
5. Metal C Channel digantung pada rod menggunakan U clamp pada tiap
jarak 1.200 mm.
6. Menggunakan Metal Furring terhadap metal C channel dengan
mengaitkan keduanya menggunakan channel clamp.
7. Meratakan kembali (re-levelling) rangka ceiling sebelum gypsum
dipasang.

38
F.7. Langkah-langkah pada Tahap Pemasangan Papan Gypsum
1. Papan gypsum harus dipasang berlawanan arah dengan rangka
penunjang, yang mana pada proyek ini rangka penunjang
menggunakan Metal Furring.
2. Pertemuan antara dua gypsum diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup yakinkan bor sekrup disesuaikan dengan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit ke dalam
permukaan papan gypsum.
4. Tekan ujung skrup perlahan ke dalam permukaan papan gypsum
sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
5. Jarak awal sekrup 15 mm dari tepi panelselanjutnya jarak 300 mm.
6. Posisikan sekrup pada tepi panel yang berdampingan berlawanan satu
dengan yang lainnya.
7. Papan gypsum dipasang dengan menggunakan sekrup ukuran 25 mm
dengan type sekrup ”S”.
8. Sekrup ditempatkan untuk pertemuan ujung dengan jarak 200 mm.
9. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak
maksimum 300 mm.

F.8. PEMASANGAN PAPAN GYPSUM


a. Panel gypsum yang dipasang berukuran 1.200 x 2.400 mm, dengan
ketebalan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
b. Setelah rangka plafond rata / level, maka gypsum dipasang pada metal
furring menggunakan sekrup ukuran 1” x 6” dengan jarak ± 300 mm.
c. Pemasangan gypsum berselang-seling (susunan bata).
d. Lubang opening untuk Mechanical & Electrical :
1. Marking lubang lampu dan Air Conditioner dilakukan oleh sub-
kontraktor M&E.
2. Pembuatan lubang dilakukan oleh kontraktor plafond.
3. Kemudian segera aplikasikan lapisan tipis bahan penyambungan
ub 888. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bagian
tepi dari pita tape berkerut, bergelombang dan untuk meratakan
UB 888 agar tidak ada yang menonjol.
4. Tutup semua kepala sekrup dan biarkan lapisan tahap pertama
mengering.

39
F.9. Langkah-langkah pada Tahap Finishing Papan Gypsum
a. Lapisan pertama :
1. Lakukan pengisian secara merata pada bagian pertemuan
penyambungan tepi miring papan gypsum dengan bahan
penyambungan UB 888, menggunakan kapi berukuran 150 mm.
2. Tempatkan bagian tengah dari pita tape pada sepanjang
penyambungan, dengan menggunakan kapi, tekan pita tape hingga
masuk dan melekat pada bahan penyambungan UB 888.
3. Pegang kapi dengan posisi kemiringan 45 derajat pada permukaan
sepanjang penyambungan dengan tekanan yang cukup dan sama
untuk menghilangkan gelembung udara dari dalam pita tape agar
melekat dengan baik.
4. Biarkan bahan penyambungan UB 888 secukupnya di bawah pita
tape untuk mendapatkan pengikatan yang bagus.

b. Lapisan tahap kedua :


1. Setelah lapisan tahap pertama telah mengering aplikasikan bahan
penyambungan lapisan tahap kedua UB 888 dengan menggunakan
kapi yang lebih lebar.
2. Pergunakan kapi untuk menutup kepala sekrup dengan bahan
penyambungan UB 888 lapisan tahap kedua dengan lebih lebar dari
tahap pertama sekitar 25 – 40 cm (toleransi kerataan 1 - 1,5 mm).
3. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap kedua mengering.

c. Lapisan tahap ketiga :


1. Ketika lapisan tahap kedua telah mengering, pastikan penutupan

40
sambungan gypsum dengan UB 888 sudah rata.
2. Aplikasikan lapisan tahap ketiga atau lapisan terakhir dengan
menggunakan kapi atau sekop dengan lebar berkisar 275 mm untuk
menghasilkan permukaan rata dan halus.
3. Aplikasikan juga lapisan terakhir pada kepala sekrup dengan bidang
yang lebih lebar dari lapisan tahap kedua sekitar 25 cm. Cek kembali
apakah permukaan sudah benar-benar rata.
4. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap ketiga mengering dengan
sempurna.

d. Penghalusan (sanding) :
Pergunakan kertas gosok dengan tingkat kekerasan 120/150 untuk
menggosok penyelesaian akhir pada penyambungan UB 888 agar
mendapatkan hasil yang halus.

F.10. FINISHING COMPOUND


Setelah panel gypsumboard terpasang, sambungan pertemuan gypsum
dengan gypsum dicompound dengan cara sebagai berikut :
 Langkah pertama : Pada tengah-tengah sambungan diisi sedikit
compound kemudian dipasang textile tape dan ditambah compound
basah supaya textile tape tidak lepas.
 Langkah kedua : Setelah compound dasar agak mengering ditambah
compound kedua dilakukan sampai sambunagn rata.
 Langkah ketiga : Setelah compound mengering minimal 40 menit
compound diamplas sampai rata dan permukaan halus siap di cat.
Apabila permukaan compound masih bergelombang maka langkah-langkah
tersebut di atas harus diulang sampai betul-betul rata.

2. PLAFOND CALCIUM SILICATE


F.11. Langkah-langkah pada pemasangan rangka plafon :
1. Pembuatan sketsa (marking) pada slab beton yang nantinya digunakan
sebagai patokan dalam penentuan letak kawat penggantung
(suspension rod).
2. Tentukan ketinggian akhir plafond / ceilling dari data yang telah
direncanakan sesuai ukuran gambar.
3. Pindahkan pada ketinggian dari siku metal (wall angle) untuk
ditambahkan di atas tanda garis dari ketinggian plafond.

41
4. Pindahkan tanda ketinggian tersebut keseluruh ruangan, pergunakan
pipa air (water level), sinar laser atau lainnya dan sipatan (chalk line).
5. Tempatkan bagian atas siku metal (wall angle) pada tanda garis dengan
jarak perkuatan (sekrup/ paku rivet) jarak maksimum 600 mm.
6. Tempatkan siku penggantung (bracket) pada tempatnya. Tahap
pertama siku penggantung (bracket) harus berjarak 300 mm dari
permukaan dinding
7. Kawat penggantung (suspension rod) yang pertama pada rangka utama
harus berjarak 300 mm dar tepi dinding, kemudian jarak selanjutnya
maksimum pada setiap 1200 mm sepanjang rangka utama.
8. Jarak rangka utama (Top Cross) ditempatkan pada 1200 mm. Ketika
melakukan penyambungan diatur secara menyilang.
9. Rangka penunjang (Metal Furing, terletak di bawah rangka utama)
dipasang berlawanan arah dengan rangka utama, penyambungan
diatur secara menyilang.
10. Penempatan jarak penunjang maksimum berjarak 600 mm.
11. Setelah semua rangka plafond / ceiling terpasang, lakukan perataaan
(leveling) plafond sebelum pemasangan papan calsium silicate.

F.12. Langkah-langkah pada Tahap Pemasangan Papan Calsium Silicate :


1. Papan Calsium Silicate harus dipasang berlawanan arah dengan rangka
penunjang, yang mana pada proyek ini rangka penunjang
menggunakan Metal Furring.
2. Pertemuan antara dua Calsium Silicate diatur secara menyilang.
3. Sebelum pemasangan sekrup yakinkan bor sekrup disesuaikan dengan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam
permukaan papan Calsium Silicate.
4. Tekan ujung skrup perlahan ke dalam permukaan papan Calsium
Silicate sebelum menjalankan mesin bor untuk memasukkan sekrup.
5. Selalu memasukkan sekrup dengan berjalan melintang pada
permukaan lembaran.
6. Sekrup selalu di tengah lembaran maju ke tepi luar.
7. Posisikan sekrup pada tepi panel yang berdampingan berlawanan satu
dengan yang lainnya.
8. Papan Calsium Silicate dipasang dengan menggunakan sekrup ukuran
25 mm dengan type sekrup ”S”.
9. Sekrup ditempatkan untuk pertemuan ujung dengan jarak 200 mm.

42
10. Sekrup yang dipasang di tengah papan Calsium Silicate yang berfungsi
sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimum 300 mm.

F.13. Langkah-langkah pada Tahap Finishing Papan Calsium Silicate :


a. Lapisan pertama :
1. Lakukan pengisian secara merata pada bagian pertemuan
penyambungan tepi miring papan gypsum dengan bahan
penyambungan UB 888, menggunakan kapi berukuran 150 mm.
2. Tempatkan bagian tengah dari pita kertas pada sepanjang
penyambungan, dengan menggunakan kapi, tekan pita kertas
hingga masuk dan melekat pada bahan penyambungan UB 888.
3. Pegang kapi dengan posisi kemiringan 45 derajat pada permukaan
sepanjang penyambungan dengan tekanan yang cukup dan sama
untuk menghilangkan gelembung udara dari dalam pita kertas
agar melekat dengan baik.
4. Biarkan bahan penyambungan UB 888 secukupnya di bawah pita
tape untuk mendapatkan pengikatan yang bagus.
5. Kemudian segera aplikasikan lapisan tipis bahan penyambungan
ub 888. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bagian
tepi dari pita tape berkerut, bergelombang dan untuk meratakan
UB 888 agar tidak ada yang menonjol.
6. Tutup semua kepala sekrup dan biarkan lapisan tahap pertama
mengering.

b. Lapisan tahap kedua :


1. Setelah lapisan tahap pertama telah mengering aplikasikan bahan
penyambungan lapisan tahap kedua UB 888 dengan menggunakan
kapi atau sekop cekung.
2. Pergunakan kapi untuk menutup kepala sekrup dengan bahan
penyambungan UB 888 lapisan tahap kedua dengan lebih lebar
dari tahap pertama sekitar 25
3. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap kedua mengering.

c. Lapisan tahap ketiga :


1. Ketika lapisan tahap kedua telah mengering, kikis bagian bahan
penyambungan sepanjang bagian penyambunagn UB 888 yang
terlihat menonjol, untuk hasil permukaan sempurna.

43
2. Aplikasikan lapisan tahap ketiga atau lapisan terakhir dengan
menggunakan kapi atau sekop dengan lebar berkisar 275 mm
3. Aplikasikan juga lapisan terakhir pada kepala sekrup dengan
bidang yang lebih lebar dari lapisan tahap kedua sekitar 25 cm.
4. Tunggu sampai aplikasi lapisan tahap ketiga mengering dengan
sempurna.

d. Penghalusan (sanding) :
Pergunakan kertas gosok dengan tingkat kekerasan 120/150 untuk
menggosok penyelesaian akhir pada penyambungan UB 888 agar
mendapatkan hasil yang halus.

F.14. DAFTAR PERALATAN KERJA


 Rumset Gun
 Water Level / Selang Air
 Water Pass
 Bor Listrik
 Palu
 Obeng
 Gunting Seng
 Gergaji Besi
 Scaffolding

Pekerjaan Partisi Gypsum


Setelah pekerjaan lantai dan plafond selesai maka pekerjaan partisi gypsum
dikerjakan langkah-langkah pelaksanaan:
- Potong rangka/stud sesuai dengan kebutuhan.
- Rangkai rangka sesuai dengan persyaratan pemasangan jaya board.
- Setelah itu rangka dibor ke lantai dan ke dinding menggunakan fisher.
- papan gypsum tidak boleh sampai kedasar lantai minimal 1 cm dari
permukaan lantai .
- Sambungan ditutup dengan bahan standar penyambungan gypsum.

Pemasangan kaca dan Alumunium


Pemasangan alumunium dilaksanakan sewaktu posisi pasangan bata sudah
berada pada level tertentu untuk posisi kusen jendela dan pintu.
Setelah kusen terpasang keseluruhannya baru pemasangan kaca dapat

44
dilaksanakan ini dikarenakan agar kaca tidak terbentur oleh benda keras yang
akan menyebabkan kaca tersebut bisa pecah.

Gbr. Pemasangan partisi gypsum

Gbr. Metode Kerja Kusen Aluminium dan Kayu

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

45
H. PEKERJAAN KERAMIK
- Keramik Lantai
Lantai sebelum dikeramik terlebih dahulu dipadatkan dengan
menggunakan baby roller untuk mencegah level tanah turun. Namun
pemasangan keramik baru dapat dimulai setelah atap tertutup seluruhnya.
Pemasangan keramik ini sendiri akan dilaksanakan bersamaan
pemasangan gypsum untuk menghemat waktu yang ada. Pemasangan
keramik sangat kami perhatikan agar posisi nat keramik harus lurus tidak
bergelombang.
Langkah-langkah pemasangan visualisasi pemasangan keramik
1. Pemadatan tanah menggunakan baby roller

2. Pembuatan lantai kerja/ rabat untuk lantai

3. Pemasangan keramik dimulai pertama menarik kepala keramik

46
- Keramik dinding
Dalam pelaksanaan dilapangan kami uraikan metode seperti dibawah ini:

47
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

I. PEKERJAAN PENGECATAN
Metode kerja yang kami terapkan, dengan mengikuti alur kerja yang kami telah
pelajari. Langkah pertama yang akan kami lakukan adalah dengan membagi ruang
kerja yang ada. Dari uraian pekerjaan yang ada dan luasan yang sudah dihitung
terlebih dahulu oleh konsultan perencana, bahwa posisi kerja yang ada dapat
dibedakan berdasarkan bentuk gedung dan lokasinya. Tahap Pertama akan kami
pisahkan berdasarkan posisinya, yaiut Lokasi kerja di luar gedung dan di luar
gedung. Tahap Kedua berdasarkan bentuk bangunan yaitu dapat dengan dibagi
beberapa zona. Zona tersebut akan dibagi berdasarkan luasan atau lokasi tertentu
yang tentunya akan mempermudah dalam pengelompakan zona kerja. Tahap
Ketiga akan dibagi berdasarkan level bangunan yaitu lantai 1 dan lantai 2 dan
seterusnya.Untuk jenis pekerjaan pengecatan akan mengikuti tahapan dalam time
schedule yang telah kami terapkan. Tentunya untuk mendukung progres tersebut,
kami akan menghitung kebutuhan tenaga kerja yang harus ditempatkan dalam
setiap titik lokasi yang akan dicat. Oleh karena itu kami akan mendata setiap lokasi
dan mengihtung luas dinding dengan yang akan di cat, sembari sambil melakukan
pekerjaan pengerokan dan pembersihan dinding.
a. Pengecatan Dinding

48
1. Pembersihan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain pembersih.
2. Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen/koran dan lakban
3. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak dan
kurang rata dengan plamur, kemudian tunggu sampai kering
4. Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
5. Mengecek kerataan permukaan dinding
6. Jika permukaan sudah rata, maka pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas dan dengan kwas untuk bidang yang sempit (sulit).
7. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish pertama.
8. Jika cat finish tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
9. Mengecek kerataan pengecatan finish yang kedua/terakhir.
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahanbahan /
pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

b. Teknik Pengecatan Menggunakan Kuas dan Roll.


Pengecatan sebuah ruangan bisa menjadi tugas yang berlangsung dalam
waktu yang tertentu dimana semua tergantung seberapa besar luasan yang
akan kita cat. Selama pengecatan tersebut tentu teknik pengecatan akan
mempengaruhi kualitas dan waktu
yang akan dipakai selama pengecatan. Sebenarnya berapa pun besarnya
ukuran ruangan yang akan kita cat, teknik pengecatan adalah tetap sama.
Pada Metode ini, kami menyajikan bagaimana proses pengecatan ruangan
suapaya dapat dilakukan dengan mudah dan dalam cara yang nyaman dan
menghasilkan kualitas pengecatan yang baik.

Ada beberapa alasan mengapa kita membutuhkannya, yaitu:


1. Mendapatkan kualitas yang baik tanpa menghabiskan jumlah cat yang
terlalu banyak
2. Waktu pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu lama
3. Jumlah peralatan tidak terlalu banyak dihabiskan
4. Saat kita mengerjakan pengecatan dilakukan dengan nyaman

c. Sistim Pengecatan

Untuk pengecatan dinding secara sederhana biasanya alat yang digunakan


adalah menggunakan kuas sapu dan kuas rol. Tentu
pengecatan menggunakan kuas sapu dan kuas rol tidak jauh berbeda, tetapi

49
secara teknis ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga hasil yang
didapatkan akan lebih baik.
 Pengecatan dengan sistim Kuas Sapu
Besarnya pegangan pada kuas sapu tergantung pada besarnya kuas yang
kita pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin
besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita
membeli kuas baru selayaknya kita tidak langsung meng-gunakan begitu
saja, untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus memeriksa
bulu sikat dari kuas yang kita beli.
Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga tidak
terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk
memastikan hasil yang lebih/paling baik,kita bisa menggunakan cara
memotong bulu sikat dengan menggunakan gunting pada ujung yang
tidak rata.
Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh
jari dari salah satu tangan yang biasa kita gunakan, rentangkan lebar
telapak tangan untuk memegang gagang kuas seperti kita akan
memegang raket tenis. Teknik ini paling baik ketika kita akan mengecat
permukaan datar.

Sebelum kita melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya kita perlu


melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi
campuran yang dibutuhkan , dan disamping itu kita akan bisa
memastikan berapa lapisan kita butuhkan untuk mendapatkan hasil yang
sempurna. Saat kita membeli cat biasanya kita mendapatkan petunjuk
komposisi campuran, tetapi kita perlu melakukan percobaan pada
beberapa luasan tertentu untuk memastikan kebutuhan campuran yang
paling baik
Kemudian dengan cat kosong kita mengetest ke dinding untuk
menyapukan kuas cat . Lakukan hal ini dalam beberapa kuasan untuk
dapat mendapatkan gerakan yang paling enak untuk kita. Kemudian
mulai pekerjaan dengan merendam terlebih dahulu kuas kita.

50
Perendaman dilakukan hanya sebatas lapisan seng pada kuas pada
ember kecil, tidak perlu merendam sampai gagang kuas atau misalnya
membasahinya pada air di wastafel. Hal ini dialakukan untuk membuka
dan membiarkan bulu sikat dengan mudah untuk menyerap cat. Setelah
beberapa menit kemudian hentakkan kuas kita supaya air dibulu sikat
terjatuh hingga air tidak tertampung lagi di bulu kuas. Kita bisa
merasakannya dengan memegangnya ke telapak tangan kita hingga
kelembaban kuas sudah seimbang (tidak terlalu basah dan tidak terlalu
kering). Kuas yang terlalu basah juga akan membuat cat terlalu cair
sehingga hasil pengecatan tidak terlalu baik.
Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cat. Pencelupan cat yang
baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah
dituangkan di ember tempat cat. Kita harus bisa mengatur sampai kuas
menyerap cat . Saat kita menarik kuas dari tempat cat, jangn langsung
diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat
berlebih menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , kita
bisa melakukan penggesekkan kuas secara perlahan dengan menarik
sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan.
Selanjutnya adalah menyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding,
lakukan penyapuan kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan
menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah horizontal atau
arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu
sampai ruangan tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling
tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah. Kemudian setelah
agak kering kita bisa memperhatikan hasil pengecatan, dimana akan
akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding. Jika
hasil cat kurang baik kita bisa mengecat kembali lapisan kedua atau
seterusnya dengan cara yang sama sampai kita mendapatkan hasil
pengecatan yang diinginkan.
Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat kita
lakukan sebagai berikut :
1. Untuk pengecatan bidang datar luas, kita melakukan pengecatan
dengan seluruh permukaan ujung kuas arah horizontal maupun arah
vertikal. Sebaiknya saat pengecatan kita membuat satu arah yang
beraturan.
2. Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi

51
atau warna bertemu, yang disebut “memotong,” gunakan ujung
bulu kuas dengan miring .
3. Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan
kecil, sebaiknya kita menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil.

 Pengecatan Sistim Kuas Rol


Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil,
sebaiknya kita menggunakan ukuran. Pengecatan dengan menggunakan
kuas rol tidak terlalu sulit dibandingkan dengan menggunakan kuas sapu
dan juga pengecatan dengan menggunakan kuas rol akan lebih cepat
dibandingkan dengan menggunakan kuas sapu. Seperti dengan kuas
sapu, terlebih dahulu kita harus memastikan permukaan rol rata dan
tidak mempunyai serat terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus,
selanjutnya hal yang dilakukan adalah membasahi kuas rol dengan air.

Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu


kita melakukan percobaan komposisi kekentalan dari campuran cat
untuk memastikan berapa lapisan kita akan melakukan pengecatan.
Lakukan terlebih dahulu percobaan pada area tertentu. Setelah kita
mendapatkan komposisi kekentalan cat , selanjutnya adalah pencelupan
roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke tengah-tengah ember
cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni
sampai lereng ember, kemudian berhenti beberapa waktu. Lakukan hal
ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh kuas roler. Lalu,
celupkan roller ke dalam ember sekali lagi, dan gulung sampai ke lereng
sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh kita bisa
menggulung kuas dari lereng dan jika cat tidak menetes lagi
dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan siap untuk
dicatkan ke dinding. Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan dari
ember cat, untuk menghindari tetesan, lakukan penyapuan kedinding

52
dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh kita. Metode yang paling
efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter
persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol
dilakukan dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding,
seolah-olah kita menulis huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian,
masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi ruang
kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu
daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan perlahan
selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di
kuas rol, jika tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang
sama lalu kita melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai
seluruh dinding selesai kita cat.

J. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)


1. Pekerjaan Pengelasan rangka besi siku Aluminium Composite Panel (ACP)
 Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Kontraktor wajib
 Menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing tukang lasnya.
Sertifikat kelas Auntuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian
sekunder konstruksi.
 Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan
baja yang dipakai.Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk
posisi pengelasan plat horizontal danoverhead, serta tipe E 6012 dan E
6013 untuk posisi pengelasan, dan harus dijaga agarsupaya selalu dalam
keadaan baik dan kering. Ukuran las harus sesuai dengan gambar
kerjadan atau :
 Tebal las minimum : 5 mm.
 Panjang las minimum : 13 x tebal las.
 Panjang las maksimum : 43 x tebal las.

 Pekerjaan las dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
 Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akanberputar atau membengkok.
 Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang

53
dandibersihkan denganbaik.
 Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan
tanpamenimbulkankerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
 Pengelasan menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda.
 Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu
dan kualitas darilas yang dikerjakan.
 Permukaan dari bagian yang akan dilas harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan,
bahan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal.
 Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang
sesuai dengan yangdibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las
dapat memuaskan. Mesin las tersebutharus mencapai kapasitas 24 – 40
Volt dan 200 – 400 Ampere.

 Perbaikan las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukansebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya
perbaikan las ini menjaditanggung jawab Kontraktor.

2. Pekerjaan Pemasangan rangka besi siku Aluminium Composite Panel (ACP)


 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk
area yang akan dipasang alumunium composite panel
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.

 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk


mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat , teliti dan tepat pada posisinya.
 Untuk pemasangan rangka, pasang dahulu besi siku nya dengan posisi
seperti pada gambar kerja sebagai dasar rangka panel.

54
 Untuk mengikat besi siku dengan dinding, digunakan dinabolt ø 10mm
yang sebelumnya sudah di bor. Jarak antar dinabolt bisa dilihat pada
gambar kerja.

 Setelah itu, pasang rangka aluminium 38x38 untuk landasan panel


composit di setelah rangka besi siku.
 Setelah itu, celah tadi di tutup dengan sealant dengan rapat dan jangan
sampai air bisa masuk.
 Pembersihan panel setelah pekerjaan selesai dapat dilaksanakan dengan
air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat bisa
ditambahkan deterjen netral.
 Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal
yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal itu terjadi, Kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
 Hasil pemasangan pekerjaan Rangka siku harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.

3. Pekerjaan Pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP)


 Pemotongan ACP dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam
pekerjaan ini denganmenunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-
pekerjaan yang pernah dikerjakankepada direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
 Dapat dipotong menggunakan gergaji lurus, bundar. atau pahat. dengan
Guilotine, namun dipastikan area pemotongan sudah tepat karena dapat
menyebabkan kelengkungan.
 Dapat dilengkungkan dengan mesin roll khusus.
 Dapat dipukul dan dibor menggunakan mesin pukul atau bor biasa yang
dapat menembus bahan metal atau aluminium.
 Buat lengkungan dengan bor khusus, dengan kondisi yang sesuai dengan
kebutuhan.
 Gunakan sekrup untuk menghubungkan dua sisi yang berbeda sesuai
dengan posisi tertentu. dibentuk melengkung menggunakan gergaji atau
mesin pemotong.

55
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
denganmenunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakankepada direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
 Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus
darisatu macamproduk saja.
 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudahserta mempercepat pamasangan dengan hasil
pemasangan yang akurat, teliti dan tepatpada posisinya.
 Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus
dan tepat padaposisinya.
 Metode pemasangan antara lain :
 Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
 Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasangdengan
sekrup.
 Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.
 Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihanbahan pembersih
yang cocok tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.
Pembersihan dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut.
Apabila pengotoran lebih berat bisa ditambahkan diterjen netral.
 Setelah pemasangan, dilakuakan penutupan celah-celah antara panel
dengan bahancaulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai
dengan uraian Bab caulkingdan sealant dalam persyaratn ini.
Penyimpanan :
 Pada palet atau laci ketinggian 2 meter untuk penumpukan
hendaknya tidak dilampauidan selalu dijaga dalam kondisi kering.
 Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-
hal yang dapatmenimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi,
kontraktor harus memperbaiki tanpa biayatambahan.
 Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus
merupakan hasilpekerjaan yang rapih dan tidak bergelombang.
 Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10
tahun terhadapsinarmatahari dari pabrik pembuatannya berupa
sertifikat jaminan.

56
K. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan installasi akan kami laksanakan berbarengan dengan kondisi pekerjaan
pasangan batu bata dan plafond, pemasangan dinding dan lain-lain. Untuk pipa
conduit kami akan memakai merk Clipsal sehingga tidak mudah pecah dan sesuai
Spesifikasi.
Pemasangan pipa yang ditanam pada dinding akan dipasang sebelum pekerjaan
plesteran dimulai dan yang berada di lantai cor dipasang sparing sebelum
pekerjaan pengecoran.
Semua contoh material listrik/eletrikal yang telah disetujui oleh direksi akan kami
susun dalam satu rak atau panel untuk dijadikan panduan bahan. Pekerjaan
pemasangan unit lampu akan kami pasang saat pekerjaan test instalasi dan saat
serah teriman pertama pekerjaan. Hal ini kami lakukan untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Namun hal ini akan
tetap melalui persetujuan direksi.

1. Pemasangan Instalasi Listrik


Urutan Pelaksanaan Instalasi Indoor
1. Memasukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya
2. Kabel ditarik dengan bantuan kawat pancingan tersebut
3. Tandai kabel sesuai group dengan lakban
4. Sambungan kabel hanya boleh pada tee dos dan dengan las dop
5. Merger kabel yang telah terpasang

Urutan Pelaksanaan Instalasi Outdoor


1. Marking jalur instalasi
2. Tandai lokasi lampu/sparing
3. Gali jalur yang relah demarking
4. Gelar kabel sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya
5. Timbun dengan pasir
6. Urug galian dengan tanah kembali

Panel disusun dengan grupnya untuk mempermudah pengoperasian/perawatan


dan pemeriksaannya. Kebutuhan panel/box dan komponennya disesuaikan
dengan perencanaan dan spesifikasi teknis, sehingga kebutuhan daya dapat
terpenuhui untuk keseluruhannya.

2. Pekerjaan Saklar & Stop Kontak


Urutan Pelaksanaan
 Marking jalur konduit pada dinding
 Bobok dinding bata, dengan cutter
 Pasang konduit dan inbow dos
 Tunggu sampai dinding plester akhir
 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya
 Pasang saklar & stop kontak, gunakan waterpass agar rata

57
3. Lampu-lampu
Pemasangan lampu akan disesuaikan dengan letak dan fungsinya masing-
masing. Kami akan memasang sesuai dengan ketentuan pabrik dan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Semua bahan elektrikal dan lampu akan terlebih
dahulu kami berikan sampelnya untuk dapat disetujui.

L. PEKERJAAN MEKANIKAL
1. Plumbing
Pekerjaan plumbing yang dipasang sparingnya pada saat pembuatan
mal/bekisting sehingga tidak terjadi pekerjaan pembobokan yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding/beton, seperti plumbing pada rumah
dinas dan air hujan pada jalan. Ukuran dan posisi sparing disesuaikan dengan
gambar kerja dan spesifikasi.
Plumbing yang dimaksud untuk semua pemipaan yang ada yang melewati
pekerjaan lain. Khusus untuk plumbing buangan memperhatikan kemiringan
horizontal ± 1%.

2. Instalasi Air Bersih


Yang dimaksud Instalasi air bersih disini adalah :
1. Sarana pipa untuk menyalurkan air bersih dari pipa sumber air bersih
kemudian distribusikan dengan pipa PVC kelas AW dengan diameter
susai dengan tekanan air.
2. Sarana pipa dari reservoir ke Tangki Air, yang kemudian didistribusikan
ketiap-tiap titik pemakaian (kran, fixtures sanitary) dengan pompa.

Urutan Pelaksanaan
1. Pemasangan Pipa Indoor:
a. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan
jalur pekerjaan lain seperti jalur pipa AC (bila nanti direncanakan),
Air Kotor, dll.
b. Potong pipa sesuai ukuran kebutuhan.
c. Pasang gantungan maupun support pipa sesuai hasil marking.
d. Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, penyambungan pipa
diameter kurang dari 2,5 inchi dengan drat dan diameter 2,5 inchi
ke atas dengan las.
e. Gunakan benang dan water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
f. Lakukan pekerjaan pengecekan untuk daerah sambungan pipa.
g. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang
berlaku.
h. Untuk pemasangan pipa di dinding, harus dikoordinasikan dahulu

58
dengan pekerjaan keramik (arsitek) dan sanitari.
i. Lakukan test tekan ulang jika pipa di dinding telah terpasang.

2. Pemasangan Pipa Outdoor:


a. Marking jalur pipa.
b. Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
c. Sambung pipa di atas galian.
d. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi teknis
yang berlaku.
e. Beri lapisan pasir pada dasar galian.
f. Turunkan pipa ke dalam galian. Lapis kembali galian dengan pasir
urug galian.

3. Pemasangan Valve
a. Check lokasi penempatan valve
b. Siapkan valve dengan flange-nya
c. Pasang valve.
d. Lakukan test tekan valve pada instalasi tersebut.
e. Pemasangan Pompa:
f. Marking lokasi penempatan pompa.
g. Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
h. Pasang instalasi pemipaan ruang pompa terlebih dahulu.
i. Pasang Pompa dan valve-valvenya.
j. Sambung instalasi daya ke pompa.
k. Untuk pompa transfer automatisasi menggunakan water level
control (biasanya menggunakan elektroda)
l. Pengaturan pompa booster dengan pressure switch sebagai berikut:
 Pada posisi tekanan instalasi 2.5 Bar pompa 1 (kesatu) ON Jika
tekanan kembali ke 3 Bar pompa Off
 Namun jika tekanan terus turun hinggga posisi 1.5 Bar pompa
kedua ON Jika tekanan naik lagi hingga 2 Bar pompa kedua Off
Pompa kesatu dan kedua selalu bergantian posisi (alternated
parallel)
m. Lakukan running test pompa

3. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair dilaksanakan sesudah pekerjaan instalasi pipa sudah
terpasang dengan baik. Pekerjaan ini dilakukan pada tahap finishing agar
sarana sanitair tidak rusak oleh pekerjaan yang lain dan akan dipasang sesuai
spesifikasi teknis dan mendapat perseteujuan direksi.

4. Instalasi Air Kotor


Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan
terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan melalui
wastafel, bak cuci dan floor drain (pembuangan pada lantai) yang mengalir

59
secara gravitasi dari masing-masing genitor menuju bak penampungan (septic
tank, STP).
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangannya adalah :
 Untuk air kotor dibuat dengan kemiringan (± 1%)
 Untuk air buangan dibuat dengan kemiringan (± 1%) Masing-masing pipa
air kotor & air buangan harus dilengkapi pettrap (saluran leher angsa)
untuk mencegah bau.
Pada saluran utama pembuangan pada ruang shaft dipasang Clean Out pada
pipa, dan pada ruang toilet dipasang Clean Out yang lebih kecil (2”) pada
lantai yang disambung ke pipa buangan kloset.
Pembuangan air hujan dari atap bangunan dan halaman dijadikan satu
dengan memakai saluran parit air hujan terbuka, terdiri dari pasangan
trasram 1:2 dan lantai saluran dibuat dari beton cor dengan. Bentuk dan
ukuran disesuaikan dengan gambar rencana, dan airnya dialirkan ke selokan
pembuangan/roil umum, dan mendapat persetujuan dari direksi.
Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa-pipa distribusi air bersih di luar
dan dalam gedung menggunakan pipa PVC diameter disesuaikan dengan
dimensi distribusinya. Pengadaan dan pemasangan pipa/saluran pembungan
air kotor cair dari toilet, memakai pipa PVC diameter 2,5” dan air kotor padat
menggunakan pipa PVC diameter 4”. Untuk pembuangan air kotor padat dari
wc disalurkan dan ditampung pada septictank dengan dilengkapi rembesan.
Seluruh pipa instalasi air bersih dan air kotor menggunakan pipa PVC.
Air buangan dari floor drain dan wastafel disalurkan dengan pipa dan saluran
terpisah menuju kesaluran luar. Buangan air kotor / Air bekas dari semua
kloset, urinoir disalurkan ke instalasi pembuangan akhir septictank. Saluran
air kotor tiap lantai ditiap fixture unit dilengkapi dengan leher angsa untuk
mencegah bau, semua saluran air buangan / kotor dilengkapi dengan pipa
sirkulasi udara.
Air hujan dari atap disalurkan melalui parit/drainase terbuka yang langsung
disalurkan ke drainase. Pada drainase tersebut dibuat bak kontrol sesuai
dengan petunjuk gambar.
Khusus untuk pembuangan air AC nantinya, disediakan membuat /
memasang pipa PVC dia 20mm pada tiang kolom atau bagian dalam dan
tertanam, yang langsung dialirkan ke drainase.
Material yang dipakai dalam kondisi baru serta memenuhi persyaratan dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Owner.

 Pemasangan closet duduk


 Marking lokasi titik bor dilantai
 Lubangi lantai dengan bor beton sesuai ukuran fisher

60
 Pasang fisher

 Pemasangan closet jongkok


 X dan Y disesuaikan dengan type closet
 Marking lokasi penempatan closet
 Buat dudukan closet dari bata merah
 Pasang closet jongkok

 Pemasangan washtafel
Gambar ilustrasi pekerjaan washtafel :

61
 Pekerjaan lainnya
Pekerjaan lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan time scedule yang
sudah ada.

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat pada Kurva S

62
63
64
65
66
67
E. PEKERJAAN AKHIR
Photo dokumentasi dan Pembersiahan Akhir
a. Photo Dokumentasi dilaksanakan dari mulai kerja, sampai selesai
bekerja.
b. Pembersihan Akhir dilaksanakan dengan membuang sisa – sisa material
dari lokasi pekerjaan, (Seperti bongkaran Kantor Direksi dan Patok-patok)
c. Pembuatan laporan pekerjaan.

F. Pekerjaan lainnya
Pekerjaan lainnya dapat dilaksanakan sesuai dengan time scedule yang sudah
ada. Berikut adalah uraian waktu dan durasi waktu yang kami gunakan dalam
time schedule yang kami rencanakan.

NO. PEKERJAAN BOBOT DURASI TS

A. ARSITEKTUR
A.1 PEKERJAAN ATAP 5,29 30 Hari 171 - 200
A.2 PEKERJAAN DINDING 0,31 40 Hari 161 - 200
A.3 PEKERJAAN PINTU & JENDELA 7,08 70 Hari 171 - 240
A.4 PEKERJAAN LANTAI 13,50 70 Hari 171 - 240
A.5 PEKERJAAN FINISHING DINDING 2,49 40 Hari 201 - 240
A.6 PEKERJAAN PLAFOND 7,80 40 Hari 201 - 240
A.7 PEKERJAAN LAIN-LAIN 2,98 40 Hari 201 - 240

B. STRUKTUR
B.1 PEKERJAAN PERSIAPAN 0,95 240 1 - 240

68
Hari
120
B.2 PEKERJAAN TANAH 0,68 1 - 120
Hari
B.3 PEKERJAAN PONDASI 3,14 25 Hari 11 - 35
PEKERJAAN BETON SLOOF/ TEE BEAM & PLAT LANTAI
B.4 5,71 25 Hari 36 - 60
GROUND
100
B.5 PEKERJAAN BETON BERTULANG 40,71 61 - 160
Hari
B.6 PEKERJAAN ATAP 6,34 50 Hari 121 - 170

C. ELEKTRIKAL
120
C.1 INSTALASI LISTRIK 1,24 121 - 240
Hari

D. MEKANIKAL
126
D.1 PEKERJAAN PLUMBING 0,13 85 - 210
Hari
D.2 PEKERJAAN SANITASI 0,56 30 Hari 211 - 240
D.3 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN 0,26 30 Hari 211 - 240
D.4 SISTEM VENTILATING AIR CONDITIONING (VAC) 0,84 30 Hari 211 - 240

JUMLAH 100

C. PENUTUP
1. Seluruh pekerjaan akan diselesaikan dengan baik serta sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat. Pekerjaan yang tidak rapi dan tidak baik akan diperbaiki sampai diperoleh
hasil yang memenuhi syarat.
2. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas di dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, akan dikordinasikan lebih lanjut dengan Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Kami juga akan mengurus Izin-izin sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini setelah
SPMK kami terima.
4. Diakhir pekerjaan, kami juga membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa bahan dan
kotoran-kotoran lain disekitar bangunan agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
5. Sebagai Penyedia jasa yang sudah berpengalaman, kami sangat menjaga professional dan
mutu kerja. Oleh sebab itu kami juga menjamin pemeliharaan hasil pekerjaan yang layak
guna.

Demikian metode ini kami buat dengan sebaik-baiknya guna tercapainya hasil yang telah ditentukan
sesuai rencana yang ada. Namun begitu, kami akan tetap tunduk dan patuh dengan aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh panitia.

Medan, 20 April 2018

69
Penawar
PT. MULTI KARYA PRATAMA

( Franky Hotlan A. Simanjuntak )


Direktur

70

Anda mungkin juga menyukai