DAFTAR ISI
Pasal 10. Survey dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda - Tanda ............................. 6
H. PENUTUP .............................................................................................................195
Ukuran satuan yang dipergunakan dalam spesifikasi, bill of quantity dan gambar-gambar
adalah satuan metrik.
Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Trestle
7. Pekerjaan Terminal
9. Pekerjaan Fhinising
Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara lain
untuk : penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 4
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
pengadukan beton, kantor-kantor sementara dan lain-lain.
Apabila diperlukan Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri, harus membuat serta
memelihara pagar sementara agar tetap dalam keadaan baik termasuk pintu-pintunya,
sepanjang batas yang ditentukan untuk daerah operasinya. Pagar sementara tersebut
harus dibongkar pada akhir pembangunan.
Metode Pelaksanaan harus rinci dan mudah dipahami, serta dapat dilaksanakan mengacu
kepada kwalitas pekerjaan dan waktu pelaksanaan yang ingin dicapai dan ditargetkan
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Pengajuan alternatif ini akan bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana bila dirasa kondisi mendesak terhadap mutu dan waktu pelaksanaan. Segala
penambahan biaya akibat pelaksanaan metode pelaksanaan ini ditanggung sepenuhnya
oleh Kontraktor Pelaksana.
Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk seluruh pengukuran, survey dan
pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan ini harus mempekerjakan seorang akhli pengukuran yang nama dan
kualifikasinya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Engineer untuk mendapat
persetujuan.
Segala sesuatu yang timbul akibat tidak dilaksanakannya ketetentuan tersebut diatas,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
Pengawas/Engineer.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran
topografi (Theodolite T2 & T0, Waterpass, bak, geodeticmeter dari pita dan rantai),
pengukuran bathymetrik (echo sounder, sextant, station pointer), yang dapat digunakan
Konsultan Pengawas/Engineer setiap saat untuk checking pemasangan tanda-tanda,
penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor Pelaksana harus memelihara alat-alat untuk survey ini secara baik
sehingga selama pelaksanaan pekerjaan dapat tetap digunakan secara baik.
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan, atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-
patok kayu, bagan template, penampang kedalaman laut yang diminta Konsultan
Pengawas/Engineer untuk pemeriksaan atau pengukuran bagian dari pekerjaan.
Segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya.
c. Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang di tolak
atau diterima.
Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana dan Pengawas
harian sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-
masing dapat mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk
mendapat penyelesaian.
Disamping buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi
Direksi yang ditanda tangani oleh Direksi.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan juga membuat laporan bulanan yang berisikan semua
kegiatan pada bulan yang bersangkutan termasuk hambatan-hambatan yang dihadapi,
perubahan-perubahan pelaksanaan yang telah mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
dan/ atau Konsultan Pengawas yang dilengkapi dengan gambar.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan juga membuat Laporan Masa Pemeliharaan yang berisi
kegiatan selama Masa Pemeliharaan.
Kontraktor Pelaksana harus membuat dokumentasi berupa foto berwarna dan video dari
bagian-bagian pekerjaan yang sedang berlangsung/dilaksanakan dan yang telah selesai
dilaksanakan seperti yang diminta oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas
Hasil rekaman dan foto yang dipilih oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas
diserahkan dalam bentuk softcopy CD/DVD sebanyak 3 (tiga) set dalam waktu 2 (dua)
hari sesudahnya.
Apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa Kontraktor Pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana wajib membongkar kembali Bangunan Direksi Keet tersebut pada
saat pelaksanaan pekerjaan selesai.
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 9
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
Pasal 15. Keselamatan Kerja
5. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
para pekerja, yang semuanya menjadi beban Kontraktor Pelaksana.
Yang dimaksud dalam pasal mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam bill of quantities,
mencakup :
Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerjaan setelah proyek
selesai.
Adapun Jenis/ type peralatan minimum yang harus disediakan oleh kontraktor adalah:
- Ponton pancang
- Ponton service/transport
- Tugboat
- Crawler crane
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima surat pelulusan,
Kontraktor Pelaksana harus memasukkan rencana detail kepada Konsultan
Pengawas/Engineer mengenai prosedur mobilisasi.
Hal ini harus menjamin selesainya mobilisasi menurut pasal butir a) dan b) tersebut diatas
dalam waktu maksimum 20 (dua puluh) hari setelah Konsultan Pengawas/Engineer
memberikan nota mulainya pekerjaan.
Kondisi Cuaca ;
Pasang Surut;
Gelombang.
Bahan-bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada
dalam JIS, BS atau SNI, harus disetujui secara khusus oleh Konsultan
Pengawas/Engineer.
Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan
Konsultan Pengawas/Engineer dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan
yang diminta.
Semua bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini, harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Engineer sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan
tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site.
Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahan
tersebut oleh Konsultan Pengawas/Engineer menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
Direksi/Engineer mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan-
bahan dan metoda pelaksanaan yang tidak sama kualitasnya dan sifatnya seperti contoh-
contoh yang telah disetujui dan Kontraktor Pelaksana harus segera memindahkan
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 13
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas
tanggungannya.
Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat
yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH
pada Unified or Cassagrande Soil Classification System.
Dimana penggunaan tanah-tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara
layak, maka bahan-bahan tersebut hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau
dalam urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi.
Tidak boleh ada tanah berkadar plastis tinggi yang akan digunakan pada lapisan bahan-
bahan 400 mm di bawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan,
maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus
mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang daripada 6 % setelah terendam empat hari bila
dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai
AASHTO T99.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai
suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas
(PI) (AASHTO T90) Presentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88). Bahan-bahan bantuan
tidak boleh digunakan sebagai bahan-bahan timbunan kembali di sekeliling pipa juga
tidak pada lapisan 300 mm langsung dibawah tanah dasar perkerasan atau bahu jalan
dan tidak ada batu dengan suatu ukuran yang melebihi 100 mm akan termasuk dalam
timbunan demikian.
4.1 Umum
Tiang pancang pipa baja harus mempunyai mutu sesuai standar ASTM A252 grade 2 atau
setara dengan tegangan leleh minimal 240 Mpa dan diproduksi dengan bentuk las spiral
dengan menggunakan mesin las otomatis.
Untuk memenuhi persyaratan standar ASTM A252 atau setara, toleransi pembuatan harus
sedemikian rupa, sehingga berat sebenarnya dan setiap bagian tidak akan lebih dari 15%
dan kurang dari 5% berat teori.
Dimensi luar dari pipa baja harus tidak berbeda lebih dari ±1 % dari dimensi nominal.
Diameter tiang dapat dilihat pada gambar dan merupakan dimensi minimal yang menjadi
acuan, tidak boleh kurang.
Ketebalan dari tiang tidak boleh kurang dari 12,5% dari dimensi ketebalan nominal.
Ketebalan tiang dapat dilihat pada gambar dan merupakan dimensi minimal yang menjadi
acuan, tidak boleh kurang.
a. Pabrikan pipa harus menyiapkan spesifikasi untuk manufaktur dan inspeksi pipa
secara detail. Prosedur menggambarkan, proses pembuatan dan inspeksi pipa
secara jelas dan berurutan termasuk didalamnya parameter- parameter yang
digunakan.
b. Prosedur ini juga menyertakan karakteristik peralatan yang digunakan dan tata
cara untuk melakukannya.
a. Untuk mengkualifikasi prosedur, satu pipa dipilih dari sekelompok pipa yang
diproduksi pada hari pertama (dengan dimensi dan kelas yang sama, dan berasal
dari satu Pabrikan plat baja / canai baja yang sama) untuk diuji dan diinspeksi.
Pipa ini ditentukan oleh Inspektor yang ditunjuk oleh Pembeli.
b. Pabrikan pipa harus mengirimkan laporan kualifikasi prosedur yang berisi semua
hasil inspeksi dan pengujian. Laporan harus disetujui dan ditandatangi oleh
Inspektor yang menyaksikan pengujian dan inspeksi.
c. Pabrikan pipa diperbolehkan untuk meneruskan pembuatan pipa tanpa harus
menunggu semua hasil inspeksi dan pengujian selesai atau menunggu
persetujuan dari Inspektor selama Pabrikan pipa sanggup menanggung sendiri
risiko bila ternyata hasil kemudian hasil kualifikasi tidak memenuhi persyaratan.
d. Bila satu atau lebih hasil kualifikasi tidak memenuhi persyaratan maka semua
pipa yang diproduksi dengan prosedur tersebut ditolak oleh Pembeli. Penyebab
kegagalan harus dievaluasi dan dilaporkan ke Inspektor. Pabrikan dapat
melanjutkan kembali proses kualifikasi sesudah MPS diperbaiki dan disetujui
oleh Inspektor serta sesudah dilakukan.
e. Pengujian dan inspeksi terhadap pipa pertama yang diproduksi dengan MPS ini
dan hasilnya memenuhi persyaratan.
Bila ketebalan pipa yang akan dilas tidak sama, maka yang tipis yang menentukan.
Panjang tiang harus dibuat sedemikian, sehingga adanya perbedaan ukuran dalam
dimensi akan dibuat serata mungkin.
Elektrode las yang digunakan harus mempunyai material berkualitas dari ASME/AWS
A5.1.E7016 atau JIS Z3212 D5016 setara dengan kuat tarik (tensile strength)
minimal sebesar 70 Ksi atau 490 MPa dan harus memiliki metalurgi yang serupa
dengan baja yang akan dilas.
Permukaan baja yang akan dilas harus dikeringkan dan dibersihkan dari kotoran
sebelum dilakukan pengelasan.
Hasil pengelasan harus sesuai dengan standar AWS D1.1 atau BS 5135 “Metal arc
welding of carbon and carbon magnese steels”.
Pengelasan keliling antara 2 (dua) buah penampang pipa baja harus dilakukan
dengan cara sebagaimana ditunjukan dalam gambar dan harus dapat menghasilkan
kekuatan penuh seperti penampang yang disambung.
Tiang pancang pipa baja tidak boleh dipancang kembali sebelum suhu permukaan
yang baru dilas turun dibawah 95° C dan sebelum dipastikan bahwa hasil
pengelasan telah memuaskan dengan dilakukan pengujian lagi.
Kontraktor Pelaksana harus yakin bahwa informasi yang diberikan kepada Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas adalah cukup, bila akan memeriksa proses
atau menyaksikan pengujian.
Bila amplitudo dari ultrasonic melebihi maksimum yang diizinkan, berarti harus
diberikan “tanda” pada daerah pengelasan, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sambungan pertama harus diuji secara penuh pada seluruh panjang pengelasan
untuk meyakinkan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas bahwa pengelasan
dengan hasil yang memuaskan dan memenuhi syarat dapat dilaksanakan.
Bila hasil dari setiap pengujian las tidak sesuai dengan persyaratan pengujian lebih
lanjut harus dilaksanakan pada 2 (dua) tempat yang sama, pada panjang pipa
pancang dan dalam hal ada kegagalan dari salah satunya atau keduanya, maka hasil
tersebut harus ditolak.
Apabila diminta oleh Konsultan Pengawas, maka perlu diadakan pengujian ultrasonic
di lapangan.
Dalam hal kegagalan salah satu atau kedua-duanya dari pengujian tambahan ini,
maka tiang pancang yang dilakukan pengujian ini harus ditolak.
Dalam pengangkutan tiang pipa harus diambil langkah - langkah yang tepat untuk
melindungi tiang pipa menjadi bengkok, patah, retak atau cacat cacat permanen.
Pada waktu pemuatan dan pembongkaran pipa, semua pipa harus diperlakukan
sedemikian sehingga tidak terjadi gaya-gaya dalam baik momen atau lintang yang besar
yang dapat merusak pipa-pipa tersebut.
Pipa tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari ketinggian tertentu, sesuai dengan
diameter tiang pancang, kekuatan tiang pancang dalam menahan beban yang ditumpu,
Ukuran standar balok, kayu penumpu adalah 10x10 cm2. Dimana ada kemungkinan pipa
melendut, maka harus segera dilakukan penumpukan/pengaturan kembali.
Pelaksana Pekerjaan harus mendapatkan sertifikat dari pabrik pipa yang memproduksinya
dan sertifikat tersebut harus dapat disetujui Pengawas/Konsultan Pengawas.
Persyaratan baja tulangan mengikuti standar SNI 2052:2017. Mutu baja tulangan memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Sertifikat pabrik harus diberikan untuk persyaratan baja tulangan tersebut. Selain
sertifikat pabrik/ mill certificate, Kontraktor Pelaksana harus melakukan uji tarik baja
tulangan di laboratorium independen yang diakui secara berkala untuk disetujui Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Baja tulangan tidak diijinkan ditempatkan langsung di atas permukaan tanah. Baja
tulangan harus ditempatkan di atas rak-rak kayu atau di atas lantai semen atau pasir.
Baja tulangan tersebut harus diberi tanda-tanda yang jelas dari berbagai mutu/jenis dan
diameter yang digunakan dan disusun secara terpisah menurut tanda yang telah
diberikan, untuk menghindari kesalahan penggunaannya/tertukar.
Penempatan baja tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) bulan
harus dicegah yaitu dengan membangun gudang atau dilindungi dengan tenda/terpal
tidak tembus air.
Jika dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat mengirim sample dari baja tersebut ke
laboratorium yang diakui untuk analisa mekanis dan kimiawi.
Dalam pengangkutan profil baja harus diambil langkah-langkah yang tepat untuk
melindungi profil baja menjadi bengkok, cacat cacat permanen.
Pada waktu pemuatan dan pembongkaran profil baja, semua profil baja harus
diperlakukan sedemikian sehingga tidak terjadi pelengkungan-pelengkungan yang besar.
Profil baja tidak boleh ditumpuk lebih dari 3,5 m dan balok- balok penumpunya
ditempatkan diantara lapisan dengan jarak antara sebesar 4,0 m. Ukuran standar balok,
kayu penumpu adalah 10x10 cm2. Dimana ada kemungkinan profil baja melendut, maka
harus segera dilakukan penumpukan/ pengaturan kembali.
Kontraktor Pelaksana harus mendapatkan sertifikat dari pabrik baja yang memprodusirnya
dan sertifikat tersebut harus dapat disetujui Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas.
6.1 Umum
Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah tipe 1 yang
memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SNI 2847:2013, atau tipe lain yang
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat mengeras,
harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Kontraktor Pelaksana dapat mengajukan P.C. yang sifatnya cepat mengeras sebagai
pengganti P.C. tahan sulfat selama mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30 cm
diatas tanah dan diberi ventilasi.
Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas) tumpukan
zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar dalam
penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar dapat
dikerjakan dengan urutan pemakaian.
Semen yang telah menggumpal tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi di dalam
pekerjaan konstruksi.
7.1 Umum
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan memenuhi
syarat-syarat dalam SNI atau ASTM, atau standar lain yang disetujui Pemberi Tugas dan/
atau Konsultan Pengawas.
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari contoh-
contoh yang telah disetujui dan tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas, maka
sumber tersebut dapat ditolak.
Untuk seluruh pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi,
ukuran nominal atau syarat dalam SNI 03-2834-2002 atau dalam tabel berikut ini.
Apabila dari analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat
mempengaruhi kerapatan beton, Konsultan Pengawas dapat memberi petunjuk kepada
Kontraktor Pelaksana untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut
diatas.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah berat butir pipih
tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya.
Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah ataupun hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat
reaktif alkali.
1) tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm, lebih dari 24% berat.
2) tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat.
Atau dengan mesin pengaus Los Angeles, dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat
lebih dari 40%.
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih besar dari seperlima jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga perempat dari
jarak bersih minimum antara tulangan.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah
keras, tidak lapuk, bersih dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan
tersebut harus di pecah untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher
yang disetujui. Bubuk atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau
dikehendaki Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas harus dicuci secara seksama.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu.
Agregat halus harus terdiri atas butiran yang tajam dan keras yang bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian rupa hingga apabila dicampur dengan agregat kasar,
akan menghasilkan beton dengan kerapatan maximum.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 3% (ditentukan terhadap berat
kering). Apabila kadar lumpur melampaui 3%, agregat halus harus dicuci.
Yang diartikan dengan lumpur adalah butir-butir yang dapat melalui ayakan 0,063 mm.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak, yang bila
perlu dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan NaOH)
sesuai ASTM C 40.
Gradasi dari agregat halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan dalam ASTM C 33
seperti pada tabel berikut.
Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk memperoleh pasir
dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Agregat halus harus mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga apabila dicampur
dengan agregat kasar akan menghasilkan beton, dengan kerapatan maksimum.
Pasir dari pecahan batu saja hanya dapat dipakai atas persetujuan Pemberi Tugas dan/
atau Konsultan Pengawas.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui lain oleh
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Di tempat-tempat dimana tanahnya menjadi lembek dan terjadi genangan air, maka
penggunaan bak dengan lantai adukan semen dan pasir menjadi suatu keharusan.
Pasal 8. Air
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-
zat organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Engineer .
Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan
beton, penyemprotan dan membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi proyek. Apabila
Kontraktor Pelaksana menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,
seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor Pelaksana sendiri.
Elektrode yang dipakai untuk mengelas baja lunak harus mengikuti persyaratan D 4301
dari JIS Z 3211 atau BS 639 atau AWS A5.1 E6013 setara dengan kuat tarik (tensile
strength) minimal sebesar 60 Ksi atau 430 MPa dan harus memiliki metalurgi yang serupa
dengan baja yang akan dilas. Elektrode yang dipakai untuk mesin las semi automatic
harus kawat komposit yang mempunyai diameter 2,4 sampai 3,2 mm sesuai dengan JIS Z
3311. Untuk pengelasan sambungan tiang pancang menggunakan material berkualitas
dari ASME/AWS A5.1.E7016 atau JIS Z3212 D5016 setara dengan kuat tarik (tensile
strength) minimal sebesar 70 Ksi atau 490 MPa dan harus memiliki metalurgi yang serupa
dengan baja yang akan dilas.
Material bollard dan utilitasnya harus memenuhi spesifikasi BS 6349 Part 4. berkapasitas
sebesar 25 ton dengan dimensi dan bentuk bollard yang seperti tertera dalam gambar
rencana.
Bollard dan seluruh aksesorisnya yang berupa logam exposed harus dilindungi terhadap
korosi dengan marine painting dengan standar yang diakui secara internasional.
Baut angkur untuk bollard harus terbuat dari baja Fminimal BS-3692 Grade 8.8
menggunakan mild steel washer plate. Lokasi pemasangan angkur harus mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Produk fender harus mempunyai garansi tertulis selama 5 tahun terhadap material karet
fender dan anchor-bolt yang dikeluarkan oleh pabrik yang berpengalaman dan banyak
digunakan untuk menahan beban tumbukan kapal sesuai bobot kapal-kapal rencana.
Fender harus merupakan produk dari pabrik sendiri dari pemegang merk dan tidak
diperkenankan untuk di sub-Kontraktor Pelaksanakan pada pihak ketiga sehingga kontrol
terhadap kualitas dapat dipertanggung jawabkan.
Sertifikat dari hasil pengujian produksi dari pabrik harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Sifat sifat fisik fender harus memenuhi standar yang berlaku, dan Kontraktor Pelaksana
harus menyerahkan hasil test dari pabrik kepada Pengawas untuk memperoleh
persetujuan pemakaian fender yang diusulkannya.
Untuk melindungi Steel Pipe Pile dan Sheet Pile dari korosi diterapkan sistem Glass Flake
dengan umur pelayanan 15 tahun, dengan spesifikasi sebagai berikut:
Sistem akan mengunci oksigen dan air dari lingkungan dan menghentikan korosi pada
permukaan baja. Sistem harus membentuk penghalang sebagai anti korosi akibat air dan
membentuk ikatan yang tahan akan kelembapan tinggi. Outercover yang berat
mengelilingi komponen ini untuk melindungi dari pelapukan dan kerusakan mekanis.
1.1 Umum
Kontraktor harus melakukan penggalian sesuai dengan Spesifikasi ini dan seperti
yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui atau yang diperintahkan oleh Pemilik.
1.2 Toleransi
Ketinggian akhir, garis dan bentuk setelah galian tidak boleh berbeda dari yang
ditentukan yaitu lebih dari 20 mm pada setiap titik.
Permukaan akhir galian yang telah selesai, yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup halus dan rata, dan mempunyai kemiringan yang cukup
guna menjamin kelancaran drainase permukaan sehingga tidak terjadi genangan.
1.3 Keamanan
Kontaktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
Alat–alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak akan
diperkenankan untuk berada atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 m dari tepi parit
terbuka atau galian yang menunjang struktur yang berdampingan menjadi kurang
stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
Setiap bahan-bahan galian yang berlebihan untuk kebutuhan timbunan, atau bahan-
bahan yang tidak disetujui oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas
sebagai bahan-bahan timbunan yang sesuai harus dibuang keluar dari daerah
pekerjaan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua pengaturan dan biaya untuk
pembangunan bahan-bahan yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkatan dan perolehan izin dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas atau penghuni tanah tersebut, dimana pembuangan itu dilaksanakan.
2.1 Umum
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, dan penghamparan tanah atau
bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian, dan elevasi
penampang yang disyaratkan atau disetujui.
Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas dan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan.
2.2 Lingkup
Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan timbunan. Galian
dan timbunan pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian dan ketinggian dari
penampang melintang yang telah disetujui.
2.3 Peralatan
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan peralatan untuk pekerjaan
timbunan/reklamasi termasuk alat berat yang akan digunakan dan metoda kerja
termasuk output kerja harian, jumlah, tipe, dan kapasitas peralatan yang akan
dioperasikan kepada Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas Pengawas dan
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas Pengawas.
Setiap lapis material timbunan yang dipadatkan harus dilakukan pengujian CBR
lapangan dengan jarak interval maksimum 25 m dalam arah memanjang maupun
melintang atau sesuai dengan permintaan Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan metoda untuk
mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa Kontraktor tidak
mampu untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan, maka pemadatan berikutnya
belum boleh dilaksanakan, kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.
Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan alat pemadat
sampai nilai CBR yang ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan Pengawas. Hasil
percobaan lapangan ini kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah
lintasan yang disyaratkan untuk pemadatan yang selanjutnya.
Kontraktor Pelaksana harus menjamin pada tempat kerja suatu persediaan air yang
cukup untuk pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.
d. Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup
sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Drainase porous akan diukur menurut Spesifikasi ini dan tidak akan termasuk
dalam pengukuran dari Seksi ini.
f. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran timbunan batu pilihan harus dalam
jumlah meter kubik atau ton, diukur di lapangan, dari jenis yang ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, disediakan, dipasanag, dan diterima, tidak
termasuk galian. Pengukuran dalam volume atau tonase akan ditentukan oleh
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-
masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata
Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam
Seksi ini.
3.1 Umum
Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan persyaratan
dan sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian, dan dimensi yang ditunjukkan dalam
Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas.
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton
akan ditempatkan temasuk pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan
Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing masing bagian dari pekerjaan
haruslah seperti yang diminta dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan
Konsultan Pengawas.
Konstruksi beton yang terbentuk harus memenuhi syarat menurut bentuk, dimensi
dan volume seperti yang tercantum dalam gambar rencana atau menurut petunjuk
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
a) SNI 2847:2013
b) ACI 318
c) JIS : G 3112
d) AWS : D 1.1
C 143, C 150, C 171, C 172, C 173, C192, C 231, C 260, C 309, C 618.
Balok/Girder 80 80 80
Plat 60 60 60
Infill Concrete 40 40 40
*Minimum sesuai angka pada tabel atau lebih besar dari diameter tulangan yang
digunakan penulangan
3.3 Penulangan
Pekerjaan penulangan untuk beton ini termasuk dari mendatangkan, menyimpan,
menyiapkan dan memasang tulangan untuk beton harus mengikuti spesifikasi ini
dan gambar rencana atau petunjuk Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Detail detail mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari SNI.
Persetujuan yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas tidak membebaskan Kontraktor Pelaksana dari tanggung jawabnya
mengenai ketelitian dan/atau kelengkapan pekerjaan detail.
Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada gambar rencana, maka
pembengkokan besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang
bersangkutan (untuk tulangan yang lebih kecil daripada D10) atau 6 kali diameter
tulangan yang bersangkutan (untuk tulangan D10 hingga D25) atau 8 kali diameter
tulangan (untuk tulangan yang lebih besar daripada D25).
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 39
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
2) Penempatan
Batang-batang tulangan yang harus saling berhubungan, harus diikat dengan kawat
baja pengikat sebagaimana ditentukan.
Macam ganjal dan dudukan yang dipakai harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas dan setiap bagian dari ganjal metal atau
dudukan harus sedikitnya mempunyai beton decking (cover) yang sama dengan
tulangan.
Bagaimanapun, tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal, atau tulangan
duduk langsung pada bekisting yang akan menyebabkan bagian tulangan nanti
langsung berhubungan dengan udara luar.
Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau pertikel koral/agregat. Ganjal dari
mortar harus sama kekuatannya dengan beton yang akan dicor.
Kawat baja pengikat tidak boleh keluar dari beton. Sebelum dimulainya pengecoran
maka Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas harus diberitahukan dan
diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan penempatan tulangan.
3) Penyambungan
Sambungan tidak dibolehkan pada tempat dengan tegangan maksimum dan sedapat
mungkin diselang seling, sehingga sambungan tidak semuanya/sebagian besar
terjadi di suatu tempat.
Panjang sambungan harus sesuai dengan persyaratan SNI 2847:2013 kecuali jika
ditentukan lain dalam gambar.
Tulangan yang menonjol dalam arah horisontal pada siar-siar konstruksi harus
ditumpu dalam posisi yang benar selama pengecoran dengan menyediakan
penyangga yang cukup dan bagian-bagian pembuat jarak di mana tulangan akan
diikatkan dan ditahan ditempatnya.
Beton tidak boleh dicor sebelum penulangan diperiksa dan izin pengecoran diberikan
oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Meskipun rencana konstruksi bekisting telah disetujui Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab terhadap
pekerjaan perancah dan bekisting.
Konstruksi bekisting harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban hidup
yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah, getaran-getaran, tanpa
mengalami distorsi. Konstruksi bekisting harus memenuhi persyaratan SNI
2847:2013 Pasal 6.
3.4.2. Bahan-bahan
Penggunaan semua bahan bangunan untuk bekisting, termasuk oli, minyak bekisting
atau coating harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas. Bahan bahan bekisting tersebut harus rata dan bebas dari cacat pada sisi
yang akan berhubungan dengan beton.
Klem untuk bekisting merupakan batang baja pengikat yang kualitasnya memadai.
Semua sambungan pada bekisting harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan
dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada permukaan
beton.
Lubang untuk kontrol bagian dalam bekisting dan untuk membuang air yang
digunakan untuk pembersih harus dengan mudah ditutup kembali sebelum
pengecoran.
Baja yang dibuat secara khusus untuk dipergunakan sebagai tie rod atau sebagai
alat pengatur jarak (internal spacer) yang telah disetujui, harus ditempatkan pada
tempat-tempat yang telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga mudah diangkat
baik seluruhnya maupun sebagian, jika bekisting dibuka dan lubang-lubang yang
ada harus diisi dengan spesi dan harus ditutup dengan baik.
Bekisting untuk balok dan pelat harus dibuat sedemikian sehingga bekisting pada
sisi balok dan penyangga bekisting pelat dapat dilepas tanpa mengganggu
penyangga bekisting baloknya.
Bagian dalam dari bekisting harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga
mengurangi melekatnya beton.
Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka harus diusahakan agar tidak
mengenai tulangan.
Jika tidak mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka bekisting harus
dibasahi seluruhnya sebelum dimulai pengecoran.
Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting harus disemprot dengan udara
sampai bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan, kotoran-
kotoran gergaji dan sampah-sampah lain dan semua bekisting harus diperiksa dan
disetujui oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, sebelum beton dicor.
Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau bahan apa saja dan harus
diyakinkan kemurniannya dan disaksikan dan dihadiri Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pengecoran.
Bekisting yang menahan beban dapat dibuka jika contoh beton yang telah
dikeringkan di tempat pekerjaan dalam keadaan yang sama dengan keadaan
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapat izin dari
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas. Pekerjaan akan diperiksa oleh
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas setelah bekisting dibuka dan sebelum
dilakukan perbaikan-perbaikan atas cacat-cacat pada pekerjaan beton tersebut.
Waktu pembukaan bekisting untuk beton cast in situ yang bukan pracetak mengikuti
ketentuan berikut:
Waktu pembukaan bekisting untuk beton pracetak dan beton yang tidak menahan
beban minimum 3 hari.
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapat ijin dari
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Pekerjaan akan diperiksa oleh Pemberi Tugas setelah bekisting dibuka dan sebelum
dilakukan perbaikan atas pekerjaan tersebut.
Keadaan Besarnya
Toleransi
Campuran yang pada akhirnya ditentukan dari tes pendahuluan akan tetap dipertahankan
selama pekerjaan berlangsung, kecuali jika ditentukan lain dan dipandang perlu oleh
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, karena adanya perubahan dalam bahan
beton atau hasil-hasil tes yang menyimpang.
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan-bahan penambah
lainnya yang digunakan untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan seperti
yang tersebut dalam tabel campuran beton harus ditentukan oleh Kontraktor Pelaksana
dari sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan di laboratorium yang
disetujui Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas atau laboratorium lapangan untuk
beton yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Kekuatan beton pada umur 7 hari dan 28 hari harus diperoleh dari hasil tes benda uji.
Dan apabila tidak ditentukan dengan percobaan, maka untuk keperluan perhitungan
berdasarkan umur beton, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tidak diperkenankan mengadakan perubahan sumber atau sifat dari bahan-bahan beton
yang dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas dan tidak di- perkenankan mendatangkan bahan baru yang akan
dipergunakan sampai Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas telah menerima
bahan tersebut dan dilakukan percobaan campuran yang baru berdasarkan percobaan
campuran sebagaimana ditentukan disini.
Proporsi campuran beton ini juga harus disesuaikan dengan ketentuan ACI 305.1-06
untuk pengecoran di udara panas (hot weather concreting).
Dimana pengunaan admixture diijinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada beton
dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur otomatis, dan
petunjuk pabrik mengenai cara penggunaannya.
Istilah kimia, rumus dan jumlah bahan aktif, ukuran yang harus dipakai dan efek
mengenai bertambahnya atau berkurangnya penggunaan dosis bahan secara terus
menerus pada sifat-sifat fisik dan kimia beton basah dan sudah mengeras akan
diserahkan kepada Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Semua pengendalian mutu beton dari batching plant yang telah disetujui oleh Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Semua peralatan campuran beton harus dijaga dalam kondisi bersih, terbebas dari beton
yang mengeras dan terawat selama pelaksanaan pekerjaan, dan biaya perawatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Atas persetujuan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, dapat dilakukan
pengadukan sendiri dengan menggunakan mesin pengaduk beton. Pengadukan semen,
agregat halus dan kasar dilakukan dalam mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang
mempunyai alat pengatur/penunjuk berat.
Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air yang akan
dimasukkan dapat ditentukan dengan tepat.
Kadar kelembaban setiap agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu satu kali
diwaktu pagi dan satu kali diwaktu siang atau pada waktu-waktu lain yang dianggap perlu
oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas. Toleransi untuk pengadukan harus
dalam batas 2 % untuk semen dan 3 % untuk agregat.
Kemampuan peralatan pembuat beton ini harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
Konsultan Pengawas.
Waktu pengadukan harus lebih lama dari 1,5 menit dalam hal penggunaan pengaduk
yang dapat dimiringkan (tilting mixer) dan lebih dari satu menit dalam penggunaan forced
mixer.
Jika waktu yang ditentukan telah diperpanjang lebih dari 3 kali, maka pengoperasian
mixer harus segera dihentikan. Tidak boleh dilakukan penambahan bahan lagi ke dalam
mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan.
Jika Kontraktor Pelaksana menganggap lebih cocok untuk menggunakan mixer yang lebih
kecil untuk pekerjaan khusus atau bagian bagian pekerjaan yang jauh letaknya, maka hal
ini dapat disetujui Konsultan Pengawas asal mixer yang lebih kecil ini juga dilengkapi
dengan alat timbangan.
3.9 Cuaca
Bila terjadi hujan atau cuaca panas dimana dapat menyebabkan nilai air semen berubah,
maka harus dilakukan usaha untuk melindungi alat pengangkutan dan pengecoran
sedemikian rupa sehingga didapat jaminan bahwa nilai air semen tidak akan berubah.
Tidak ada penggantian biaya untuk Kontraktor Pelaksana akibat penundaan tersebut
karena harus sudah diperhitungkan pada saat mengajukan harga penawaran.
Semua peralatan untuk keperluan pengadukan beton hendaknya mempunyai label yang
terpasang pada masing-masing alat tersebut, menyebutkan kapasitas alat itu dengan
catatan-catatan lain yang dibuat oleh pabriknya yaitu pembatasan-pembatasan yang
seharusnya dipenuhi agar alat-alat tersebut memberikan hasil optimum.
Alat-alat tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara dengan baik. Terutama container
pengadukan harus tetap bersih dari sisa beton yang mengeras, dimana untuk itu Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas akan melakukan pemeriksaan pada waktu-waktu
tertentu, paling tidak sebelum atau sesudah pengerjaan pengadukan beton, alat tersebut
harus dibersihkan.
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik tipe maupun kapasitasnya yang
direncanakan khusus untuk tujuan tersebut.
Jumlah air yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan kebutuhan
pengadukan, kecuali bila tanki air dilengkapi dengan alat takaran otomatis yang dapat
diukur pemakaiannya. Truck mixer harus juga dilengkapi dengan alat penyetel untuk
waktu pengadukan yang dapat dengan mudah diawasi oleh Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas. Ukuran container pengaduk tidak diperkenankan melebihi kapasitas
yang ditentukan oleh pabriknya atau kurang lebih 60% dari isi drum.
Pengadukan harus secara terus menerus dan tidak kurang dari 50 putaran sesudah
semua bahan termasuk air berada dalam container. Kecepatan putaran tidak kurang dari
4 rpm atau harus lebih dari kecepatan 75 m per menit dari suatu titik yang terletak pada
garis tengah drum. Batas maksimum putaran adalah 150 putaran, pada kecepatan
putaran lebih besar dari 6 rpm.
Pengadukan hendaknya dimulai tidak lebih lama dari 30 menit sesudah semen
dimasukkan ke dalam container pengaduk itu. Bila dipakai semen dengan sifat mengeras
yang cepat, batas tersebut harus dikurangi menjadi 15 menit.
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat mungkin dari
mixer agar dijamin tidak terjadi blending atau segregasi dari campuran agregat dan slump
akan sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.
Jika digunakan kereta dorong atau trolley maka harus dibuat tempat jalan yang rata agar
beton tidak bersegregasi selama diangkut.
Cara pengadukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan
yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
Dalam hal ini Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas mempertimbangkan
persetujuan penggunaan talang-talang miring ini setelah mempelajari usulan dari
Kontraktor Pelaksana mengenai konstruksi talang, kemiringan dan panjang talang itu.
Jangka waktu tesebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton diputar
kontinu secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan-bahan panghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
penggunaannya harus seizin Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Pengiriman beton segar didasarkan pada ASTM C 94/C94 M, beton segar harus dicor
dalam jangka waktu 1 ½ jam atau sebelum putaran truck mixer mencapai 300 putaran,
atau mana saja yang tercapai terlebih dahulu.
3.12 Pengecoran
Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, bekisting,
pemasangan penulangan, pembersihan dan pekerjaan persiapan pengecoran yang
disebutkan pada spesifikasi ini telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
3.12.1. Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat, bahan-bahan dan pekerja sudah
harus siap di tempat yang seharusnya, dan alat-alat dalam keadaan bersih serta
siap untuk dipakai.
Permukaan sebelah dalam dari bekisting harus sudah dibersihkan dari bahan-bahan
lepas, kotoran maupun potongan kawat/besi.
Bekisting yang terbuat dari kayu lapis tebal minimal 12 mm dimana dikhawatirkan
adanya peresapan air oleh kayu, harus terlebih dahulu dibasahi dengan air hingga
jenuh.
Tulangan harus sudah seluruhnya mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas mengenai penempatannya dan telah cukup diberi beton
penutup sedemikian sehingga pengecoran dan pemadatan beton nantinya tidak
akan menyebabkan tulangan bergeser atau terlalu dekat dengan permukaan luar
beton.
Dekat sebelum pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton lama tersebut
harus telah disapu dengan spesi mortar dengan campuran yang sesuai dengan
betonnya.
3.12.2. Pelaksanaan
Pengecoran beton selalu diawasi langsung oleh mandor yang berpengalaman,
Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan kepada Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas bila akan melaksanakan pengecoran. Beton harus dicor
sedemikian rupa sehingga di dalam atau bagian pekerjaan, permukaannya rata.
Pengecoran dan pekerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu 20 menit sesudah
keluar dari mixer, kecuali bila diberikan bahan-bahan pembantu dengan maksud
untuk melambatkan proses pengerasan beton. Cara pengerjaan hendaknya
dikerjakan sedemikian sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (segregation).
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 m dan tidak diperkenankan
menimbun beton dalam jumlah banyak di suatu tempat dengan maksud untuk
kemudian meratakannya sepanjang bekisting. Beton muda harus dituangkan/dicor
sedekat mungkin dengan tempat terakhirnya.
Beton, bekisting dan atau tulangan yang menonjol keluar harus dicegah dari
kemungkinan terinjak para pekerja atau getaran yang dapat menggangu daya
letaknya dengan beton. Kecuali Pemberi Tugas dan/atau Konsultan Pengawas
menentukan lain, untuk bagian-bagian beton pracetak atau pratekan, pengecoran
harus dilaksanakan dari suatu ujung menuju lainnya untuk setebal bagian dari balok
itu. Pengerjaan secara lapis-lapis horizontal tidak diperbolehkan.
Kerucut ini diisi dengan adukan beton, sambil ditekan ke bawah, pada penyokong-
penyokongnya. Adukan beton diisikan dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya
dan setiap lapis ditusuk-tusuk sepuluh kali dengan tongkat baja dengan diameter 16
mm dan panjang 60 cm dan dengan ujung yang dibulatkan, setelah bidang atasnya
disipat rata, maka dibiarkan 1/2 menit.
Selama waktu ini adukan beton yang jatuh sekitar kerucut disingkirkan, segera
setelah itu kerucut diangkat vertikal dengan hati-hati, dan penurunan tinggi puncak
kerucut, terhadap tingginya semula diukur.
Hasil pengukuran ini disebut slump dan merupakan ukuran dari kekentalan adukan
beton tersebut.
Untuk semua pekerjaan beton pada pekerjaan dermaga ini, konsistensi adukan
(slump) beton yang disyaratkan adalah 9 s/d 12 cm.
3.13 Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat-alat pemadat
(internal atau external vibrator) mekanis, kecuali bila Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas mengijinkan cara pemadatan secara manual.
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 53
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
Cara pemadatan dengan cara manual terdiri dari memukul-mukul bekisting dari sebelah
luar, merojok dan menusuk-nusuk adukan beton secara kontinyu.
Ketelitian dalam hal ini sangat perlu diperhatikan agar semua sudut-sudut terisi, sela-sela
diantara tulangan dan sekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan
tulangan tersebut agar permukaan menjadi rata dan halus, mengeluarkan gelembung-
gelembung udara dan mengisi semua rongga.
Harus juga diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama dikerjakan yang
dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan (segregation).
Tenaga yang mengerjakan pekerjaan ini harus telah berpengalaman dan pekerjaan
pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas.
Pada beton pracetak, dapat dibuat satu meja getar dari konstruksi yang disetujui
oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas dan dipakai alat penggetar yang
dapat menghasilkan sekurang-kurangnya 5.000 getaran per menit.
Untuk lantai beton atau pelat-pelat beton pemakaian external vibrator yang
diletakan dibekisting harus atas ijin Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Alat itu harus dimasukkan ke dalam adukan beton searah dengan sumbu
memanjangnya, sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara keseluruhan
tingginya telah dipadatkan, kemudian ditarik keluar perlahan-lahan dimasukkan lagi
pada posisi selanjutnya.
4 m3 beton/jam 2
8 m3 beton/jam 3
12 m3 beton/jam 4
16 m3 beton/jam 5
20 m3 beton/jam 6
Dianjurkan untuk menyediakan alat internal vibrator secukupnya agar apabila terjadi
kerusakan alat, pekerjaan tidak tertunda.
Beton harus dicor dan dipadatkan sebelum air laut naik sampai ketinggian beton yang
telah dicor. Tidak boleh ada gangguan pada beton setelah air asin berhubungan.
Permukaan atas beton harus ditutup setelah pengerasan awal terjadi, untuk
melindunginya terhadap gerakan air jika resiko seperti ini terjadi.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas untuk disetujui, rincian lengkap dari cara yang diusulkannya untuk memastikan
kesesuaiannya dengan ketentuan yang terdahulu. Jika Pemberi Tugas dan/ atau
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 55
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
Konsultan Pengawas tidak menyetujui usulan Kontraktor Pelaksana maka Pemberi Tugas
dan/ atau Konsultan Pengawas dapat memintanya untuk melakukan pembetonan dalam
batas pasang surut sesuai dengan cara untuk pengecoran bawah air seperti diuraikan
dalam pasal-pasal yang berikut. Setiap pengeluaran tambahan harus dipikul oleh
Kontraktor Pelaksana. Pembetonan menurut Bab ini tidak boleh dilaksanakan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Banyaknya air yang dipakai dalam campuran harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan/
atau Konsultan Pengawas dan merupakan kebutuhan minimum untuk suatu
pekerjaan/maksud tertentu.
Apabila sambungan pengecoran harus dibuat diluar yang ditunjukkan dalam gambar,
karena kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak diduga, harus dibuat
pengakhiran sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan-tegangan utama.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain yang tidak dikehendaki
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang dianggap baik.
Permukaan beton didaerah sambungan dan sudah mengeras tersebut harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang terlepas dan kotoran-kotoran lainnya, serta
disemprot dengan air.
Air yang tertinggal harus dibuang sebelum pengecoran beton baru dikerjakan dan harus
dibersihkan secara baik pada bidang pertemuan tersebut sebelum pengecoran dimulai.
Permukaan beton lama harus dilapis dengan pelekat dengan bahan-bahan kimia
pembantu (bonding agent), bahan pelekat dan cara mengerjakannya harus disetujui oleh
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas dan sesuai dengan cara yang diajukan
oleh pabrik yang mengeluarkan bahan pembantu itu.
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 56
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
3.17 Permukaan Beton Jadi
Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak nampak bagian-
bagian yang keropos, melendut atau bagian yang membekas pada permukaan.
Ujung atau sudut harus dibentuk penuh dan tajam. Segera sesudah pembongkaran
bekisting, bagian-bagian yang rapuh, kasar, lubang-lubang dan bagian-bagian yang tidak
memenuhi syarat harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya
kembali dengan adukan semen pasir yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya, untuk
kemudian diratakan dengan kayu perata.
Bila perlu, apabila diperintahkan oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas,
seluruh permukaan beton tersebut dapat dihaluskan dengan amplas, atau gurinda
sehingga seluruh permukaan jadi beton tersebut menjadi rata dan halus. Pekerjaan-
pekerjaan itu sebaiknya diselesaikan secepat mungkin dan tidak lebih dari maksimum 2
hari setelah pembongkaran bekisting.
Pekerjaan plesteran pada permukaan beton jadi tidak diijinkan. Pada pekerjaan beton,
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas dapat menolak hasil pekerjaan beton yang
pada permukaannya menunjukan tanda-tanda rapuh, keropos atau bagian-bagian yang
diperbaiki, yang diduga akan membahayakan konstruksi.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk dapat mempertahankan suhu beton sesuai syarat
yang ditentukan dengan curing serta berbagai perlindungan terhadap cuaca.
Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan geotekstil atau bahan sejenis, atau
lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 7 hari.
Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan kertas kedap
air yang disetujui atau membrane plastik yang harus tetap pada beton selama 7 hari.
Metoda 3 ini digunakan juga untuk pengerasan sisi bawah balok dan pelat. Konsultan
Pengawas dapat menentukan penggunaan pelapisan ini untuk permukaan tegak atau
miring.
Biaya untuk proses perawatan ini, harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan
beton.
Air yang digunakan untuk tujuan perawatan harus dari kwalitas yang sama dengan air
untuk adukan beton dan tidak boleh meninggalkan bekas/warna pada permukaan beton.
Perlindungan terhadap beton yang telah dicor harus dilakukan untuk menghidari cracking
yang diakibatkan panas pada keadaan penurunan temperatur yang cepat, yang lebih
besar dari 22°C (40°F) dalam jangka waktu 24 jam pertama setelah pengecoran, kecuali
ditentukan lain.
4.1 Admixture
Bahan pembantu dapat terbuat dari campuran bahan bahan kimia yang dilakukan di
pabrik pembuat atau bahan alarm yang ditambang.
Bahan pembantu buatan dari campuran bahan kimia harus memenuhi standar ASTM C
494 jenis D, sedangkan untuk yang ditambang dari alam, harus jenis Pozzolan kelas N
berdasarkan ASTM C 618.
Pekerja untuk melaksanakan perekatan beton dengan epoxy resin, harus pekerja yang
telah berpengalaman untuk pekerjaan serupa ini.
Bahan pengisi ini harus dari jenis semen yang tidak menyusut dan mengembang sewaktu
pengerasan dengan memberikan kelembaban. Bahan pengisi juga harus dapat dituangkan
dalam keadaan cair sehingga mampu dengan sendirinya mengisi semua celah diantara
pelat landasan baja dudukan dengan permukaan beton yang telah ada. Bahan pengisi
juga harus dari bahan yang tidak menyebabkan berkaratnya baja yang bersentuhan
dengannya.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan spesifikasi dari bahan bahan khusus ini untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas sebelum penggunaannya. Pengisian beton pada
fondasi tiang dilakukan dalam kondisi kering dan pengecoran dilakukan dengan memakai
peralatan tremi dengan pengawasan oleh seorang tenaga ahli.
Mengingat bagian bawah poer berada pada elevasi pasang-surut maka Kontraktor
Pelaksana harus menyiapkan metode kerja dan bentuk bekisting untuk pengecoran yang
kedap air dan mudah dilaksanakan.
Pekerjaan pembuatan poer harus meliputi paling tidak hal-hal sebagai berikut:
1) Tiang pancang harus dipotong pada elevasi sesuai dengan gambar rencana
dimana ujung tiang pancang pada elevasi tersebut harus dalam kondisi baik.
2) Bagian ujung tiang pancang yang tertanam dalam poer (pile cap) minimal 10
1) Bila fasilitas produksi beton mempunyai catatan uji kekuatan tidak lebih dari 24
bulan lamanya, deviasi standar benda uji, Ss harus didapatkan. Catatan uji dari
mana Ss dihitung:
a) Harus mewakili material, prosedur control kualitas, dan kondisi yang serupa
dengan yang diharapkan, dan perubahan-perubahan pada material ataupun
proporsi campuran dalam data pengujian tidak perlu dibuat lebih ketat dari yang
digunakan pada pekerjaan yang akan dilakukan;
b) Harus mewakili beton yang dibuat untuk memenuhi kekuatan yang disyaratkan
atau kekuatan tekan fc’ pada kisaran 7 MPa;
c) Harus terdiri dari sekurang-kurangnya 30 hasil pengujian berurutan atau dua
kelompok pengujian yang jumlahnya sekurang-kurangnya 30 hasil pengujian
seperti yang ditetapkan pada sub pengujian, kecuali sebagaimana yang ditentukan
di bawah ini
2) Jika fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji kekuatan yang
memenuhi persyaratan di atas, tetapi mempunyai catatan uji tidak lebih dari 24
Tabel Kekuatan Tekan rata-rata perlu bila data tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji
Bila fasilitas produksi beton tidak mempunyai catatan hasil uji kekuatan lapangan
untuk perhitungan Ss yang memenuhi ketentuan poin 1) atau 2), maka kekuatan
tekan rata-rata perlu fcr’ harus ditetapkan dari tabel di bawah ini.
Tabel Kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji
Faktor Modifikasi untuk Deviasi Standar
Kuat tekan disyaratkan, MPa
Benda Uji**)
2) Benda uji harus diambil untuk uji kekuatan setiap mutu beton yang dicor, tidak
kurang dari satu kali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 110 m3
beton atau 460 m2 luasan permukaan lantai atau dinding (SNI 2847-2013).
3) Pada suatu pekerjaan pengecoran, jika volume total adalah sedemikian hingga
frekuensi pengujian yang disyaratkan pada poin 2) hanya akan menghasilkan
jumlah uji kekuatan beton kurang dari lima untuk suatu mutu beton, maka benda
uji harus diambil dari paling sedikit lima adukan yang dipilih secara acak atau dari
masing-masing adukan bilamana jumlah adukan yang digunakan adalah kurang
dari lima.
Peralatan dan cara pemotongan pengambilan contoh harus disampaikan kepada Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas sebelum pelaksanannya dan persiapan-persiapan
dan pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108.
Jika kekuatan contoh silinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini lebih
rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi persyaratan-
persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian ini
dianggap tidak memenuhi persyaratan dan harus diganti atas biaya Kontraktor Pelaksana.
1) Setiap nilai rata-rata kuat tekan dari 3 tes yang berurutan haruslah minimum sama
dengan fc’;
2) Tidak ada satupun nilai kuat tekan individu (rata-rata dari dua contoh silinder)
yang nilainya kurang dari fc’ - 0.10 fc’ (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah fc’
> 35 MPa).
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 64
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
6.5 Hasil Pengujian Yang Tidak Memenuhi Syarat
1) Jika diminta oleh pengawas lapangan, maka hasil uji kekuatan silinder yang
dirawat sesuai kondisi lapangan harus disediakan.
2) Silinder yang dirawat di lapangan harus dirawat sesuai kondisi lapangan sesuai
dengan ASTM C31M.
3) Silinder uji yang dirawat di lapangan harus dicetak pada waktu yang bersamaan
dan dari adukan beton yang sama seperti digunakan untuk silinder uji yang
dirawat di laboratorium.
7.1 Umum
Pekerjaan baja meliputi pekerjaan plate, stiff plate, grating, railing, handrail, kneerail,
atap polycarbonate, floating ponton dan lainnya seperti yang ditentukan pada gambar
rencana.
Segala perlengkapan, bahkan bahan dari pekerjaan lain yang perlu untuk kesempurnaan
pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan pada gambar rencana harus
diadakan atau dikerjakan.
Semua bagian konstruksi yang selesai harus bebas dari puntiran, bengkokan dan
sambungan yang tidak sempurna.
Profil baja yang dipakai harus masih dalam keadaan baru, tidak cacat dan lurus, serta
didapat dari pemasok yang dikenal serta dapat menunjukkan sertifikat tentang mutunya
bila diminta.
Jenis pengelasan adalah Arc Welding dengan arus listrik AC atau DC dan elektroda yang
dipakai harus "Covered Electrode for Mild Steel" yang sesuai dengan standard AWS A5.1.
Pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus mengikuti
prosedure yang berlaku seperti AWS atau JIS Specification. Semua profil baja, plat baja
dan konstruksi baja lainnya harus dicat sesuai dengan spesifikasi pengecatan.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga dalam pemasangan tidak
terjadi celah yang diisi dengan plat baja.
Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan cermat
sesuai gambar.
8.1 Umum
Pekerjaan Jembatan Penghubung meliputi pembuatan konstruksi baja untuk MB,
pengangkutan dari workshop, erection, uji coba dan pengadaan kelengkapan MB sesuai
dengan gambar.
1. Gelagar utama baja SS-41 galvanized & cat cat warna kuning
Setelah persetujuan dari Pengawas diberikan konstruksi MB dapat dibongkar kembali dan
komponen-komponen yang harus digalvanisir dapat segera digalvanisir.
8.8 Jaminan
Kontraktor wajib memberikan jaminan/garansi tertulis mengenai konstruksi Jembatan
Penghubung dan kelengkapannya selama minimal 1 tahun dari tanggal pengeluaran
sertifikat serah terima pekerjaan. Jaminan tersebut meliputi : perbaikan, penggantian
bagian atau material yang rusak, dimana biaya dan pelaksanaanya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
9.1 Umum
Spesifikasi ini mencakup pekerjaan pemancangan tiang untuk pondasi struktur dermaga
utama, pondasi struktur trestle dan pelindung trestle, serta pondasi struktur dermaga
tugboat. Hal ini meliputi macam alat untuk pemancangan dan syarat syarat pemancangan
dan pencatatannya.
Data-data berikut ini harus diikut sertakan dalam proposal Pelaksana Pekerjaan dalam
pelelangan dan dalam pelaksanaan di lapangan telah mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas.
Tiang dipancang dengan alat pancang yang mampu untuk menghasilkan penetrasi
maksimum tanpa mengakibatkan kerusakan pada tiang. Macam hammer cushion dan
Hammer harus dapat melakukan pemancangan secara kontinyu sampai kedalaman yang
direncanakan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman
rencana harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Alat pancang harus dilengkapi dengan leader yang cukup panjang dan digerakkan secara
hidrolik atau mekanis, untuk menjamin bahwa pemancangan tiang dapat dilaksanakan.
Peralatan pancang harus mampu dan cukup seimbang untuk memancang tiang.
Alat - alat yang dianggap tidak sesuai dan tidak layak menurut Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas untuk digunakan dalam pekerjaan pemancangan akan ditolak dan
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat lain yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemancangan sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Tiang yang bergeser dari letak yang direncanakan dan tak dapat digunakan dalam
pelaksanaan harus dipotong dan menambah tiang pancang lagi tanpa membebani biaya
kepada Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas. Terpakainya tiang akan ditolak
jika menyimpang dari garis tengah penampang tiang sebesar satu seperempat persen
atau kalau tiang menyimpang sejauh 75 mm dari rencana yang ditunjukkan pada gambar.
Jika terjadi kerusakan pada tiang dengan pertimbangan Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas akan integritas dari tiang, tiang tersebut harus diganti dengan tiang
baru atas persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Metoda kerja harus dibuat secara rinci termasuk peralatan (dengan menyebutkan
merk, jenis dan kapasitasnya), pekerjaan persiapan, sistem penentuan posisi
maupun ketinggian masing-masing tiang. Kontraktor Pelaksana juga harus
membuat dan menyerahkan analisa/perhitungan yang menunjukkan bahwa
pekerjaan pemancangan tidak akan menyebabkan terjadinya tegangan yang
berlebihan pada tiang pancang.
2) Pekerjaan Persiapan
b. Titik-titik bidik dan tanda-tanda tersebut harus dijaga dengan baik dan tidak
boleh berubah hingga pekerjaan pemancangan selesai.
3) Pemancangan Tiang
d. Pemancangan tiang dilakukan hingga mencapai final set untuk tiang pancang
baja sebesar 10 mm sebanyak 10 pukulan, dan atau seperti yang tercantum
dalam gambar, penghentian pekerjaan pemancangan hanya diperkenankan jika
diperintahkan/disetujui Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
e. Pelaksana Pekerjaan tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala tiang
tanpa persetujuan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Sebelum dipancang, tiap tiang harus diberi tanda setiap interval 50 cm yang dimulai
dari kaki tiang agar dapat diketahui panjang tiang yang terpancang.
Catatan-catatan yang dibuat harus meliputi hal-hal seperti tersebut dibawah ini dan
disusun dalam formulir yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Engineer. Dari
catatan yang didapat harus dibuat grafik dan diberikan kepada Konsultan Pengawas/
Direksi/Engineer .
Catatan seperti diatas harus dibuat untuk semua tiang-tiang pancang baja.
a. Nomor tiang
c. Panjang unit
h. Dalamnya penetrasi
m. Besarnya rebound
- Pemancangan tiang dia. 508 mm: 3,0 – 4,0 ton dengan tinggi jatuh 2,00 m,
effisiensi hammer > 70%
Records yang lengkap seperti disebutkan diatas harus dibuat untuk semua tiang
yang dipancang.
1) Tiang-tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar.
2) Bagian ujung tiang pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal 10 cm.
3) Jarak bersih tiang pancang ke sisi luar poer adalah minimal setengah diameter tiang
atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Jika terjadi ketidaktepatan
pemancangan, maka Kontraktor Pelaksana harus memperbesar poer sehingga jarak
minimum ini tetap terpenuhi. Segala biaya yang timbul dari ketidaktepatan
pemancanngan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesaran dimensi poer ini, Kontraktor Pelaksana
harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Di atas tiap-tiap tiang pancang akan dibuat poer untuk menyalurkan gaya dari balok ke
tiang pancang
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik,
bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya
Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) 75
Pekerjaan : Peningkatan Dermaga Danau Porsea
Lokasi : Provinsi Sumatera Utara
RAY
sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang
surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.
Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekisting atau baja tulangan yang menonjol dari
permukaan beton, maka besi/baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya
dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air
minimal setebal selimut beton.
Ujung tiang pancang yang akan tertanam dalam poer harus dalam kondisi baik. Bila ujung
tiang rusak akibat pemancangan, bagian kepala tiang yang rusak harus dipotong sehingga
diperoleh ujung tiang pancang yang masih baik dengan tetap memperhitungkan elevasi
rencana.
Sistem penyambungan tiang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat tiang,
dan konstruksi sambungan harus diperhitungkan secara khusus seperti tertera dalam Bill
Of Quantity.
Penyambungan tiang pancang dapat dilakukan di darat maupun pada saat tiang sudah
berada di leader pancang. Tipe las yang digunakan untuk sambungan tiang pancang
harus mengikuti ketentuan dari Bab Pekerjaan Pengelasan. Penyambungan las harus
dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dan memiliki sertifikasi minimal G.3
Kualifikasi Tenaga Las dan harus sesuai dengan gambar yang tercantum dalam gambar
perencanaan. Setiap sambungan las tiang pancang baja harus dites dengan ultrasonik tes
Apabila akibat pemancangan tiang untuk mendapatkan daya dukung yang disyaratkan,
ujung atas tiang terletak di bawah elevasi rencana, maka Pelaksana Pekerjaan harus
melakukan penyambungan atau langkah lain, diantaranya dengan memperbesar poer/pile
cap atas ketetapan/petunjuk Pemberi Tugas dan/ atau Pengawas Lapangan.
Bila pelaksanaan kalendering (10 pukulan) telah dilakukan tetapi hasilnya menunjukkan
bahwa penurunan tiang pancang melebihi syarat maka pemancangan dilanjutkan dan
dilakukan lagi sampai hasil kalendering sesuai dengan persyaratan penurunan minimum.
Jadi kalendering dapat dilakukan lebih dari satu kali.
Perhitungan final set akan ditentukan berdasarkan formula yang umum digunakan seperti
Formula ENR atau formula lain yang terlebih dahulu disetujui oleh Pengawas. Untuk nilai
final set untuk tiang beton adalah sebesar 25.4 mm dan untuk tiang baja 10 mm untuk
setiap 10 pukulan dengan berat hammer sesuai dengan yang sudah ditentukan pada awal
bab ini. Untuk tiang beton, jumlah pukulan maksimal harus kurang dari 2000 untuk
menghindari kerusakan tiang.
Formula ENR:
𝑊𝑅 𝑥 ℎ
𝑄𝑈 =
𝑆+𝐶
Dimana:
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tiang pancang yang sesuai dengan Gambar dan
ketentuan ketentuan ini di lapangan sebelum pekerjaan pemancangan dimulai.
Setiap tiang pancang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan untuk
pemancangan.
Tiang pancang yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atas
tanggungan Kontaktor Pelaksana.
Hasil dari Test PDA adalah Daya Dukung Axial Pondasi Tiang, Efisiensi dari Hammer alat
pancang, Panjang Tiang Efektif Terpancang, Kerusakan pada Tiang didalam tanah. Test
ini sifatnya non destructive.
Jumlah tiang yang ditest adalah 5% dari jumlah total tiang untuk masing masing jenis
bangunan atau sesuai dengan jumlah yang tertera dalam BOQ (Bill of Quantity).
Letak tiang yang akan ditest ditentukan oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas. PDA test dilakukan terhadap tiang-tiang yang ditentukan oleh Pemberi Tugas
dan/ atau Konsultan Pengawas.
Untuk pelaksanaan PDA Test, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan nama perusahaan
yang berpengalaman melaksanakan PDA Test ini kepada Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Rencana kerja harus terlebih dahulu diserahkan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas, meliputi anker atau sistim reaksi, detail detail alat alat testing,
prosedur test, cara perletakan pada kepala tiang dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana wajib
menyerahkan usulan rencana pelaksanaan PDA Test secara rinci kepada Pemberi Tugas
dan/ atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Pemancangan tiang yang akan ditest harus dilakukan dengan peralatan dan cara yang
sama seperti yang akan dilakukan atas tiang-tiang yang akan digunakan dalam proyek ini.
Semua informasi yang dimintakan pada pelaksanaan pekerjaan pemancangan juga harus
disediakan pada pemancangan tiang yang akan ditest ini.
Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas hasil pelaksanaan PDA Test yang dilengkapi dengan analisa dan
rekomendasi/kesimpulannya.
Kontraktor Pelaksana wajib melakukan PDA Test pada pemancangan awal untuk
mengetahui performa alat pancang yang digunakan. Efisiensi hammer pancang
diperbolehkan antara 20-25% selama pekerjaan pemancangan.
Setelah selesai PDA Test, tiang yang digunakan untuk pengujian dapat dipakai pada
konstruksi, dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pada pelaksanaan pemancangan tiang akan dilakukan pencatatan atau recording untuk
mendapatkan data- data yang akan digunakan untuk analisa daya dukung tiang seperti di
bawah ini:
1) Data penetrasi dan jumlah tumbukan selama pemancangan tiang, untuk digunakan
dalam rumus- rumus daya dukung dinamis tiang.
2) Pencatatan data regangan dan kecepatan dengan menggunakan strain tranducers dan
accelerometer yang dipasang dibagian atas ring. Pile Driving Analyzer (PDA) akan
mengubah data-data yang tercatat menjadi besaran-besaran tahanan tanah,
tegangan maksimum di dalam tiang selama pemancangan, kinerja hammer dan dapat
diperoleh besarnya daya dukung tiang.
Dari test tersebut butir 1, 2, di atas akan disimpulkan daya dukung tiang pancang dan
panjang tiang pancang yang akan digunakan.
Pile Test harus ditempatkan dengan tepat pada lokasi yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas dan posisinya selalu benar selama pemancangan. Pemancangan harus
dilakukan terus menerus tanpa terhenti pada tahap tahap terakhir dari pemancangan
sampai final set tercapai dan telah melewati kedalaman minimum yang disyaratkan.
Hammer yang dipakai harus sama dengan hammer yang dipakai pada pemancangan
semua tiang. Kontraktor Pelaksana harus memberikan buku petunjuk mengenai data dan
spesifikasi hammer yang dipakai kepada Konsultan Pengawas.
Pencatatan data data pemancangan test pile harus dibuat dan harus sesuai dengan
petunjuk petunjuk yang telah diberikan dalam bab bab mengenai hal ini.
9.12 Jaminan
Tiang akan dipancang dengan cara yang tepat dan toleransi deviasi tiang maximum yang
diijinkan adalah 10 cm pada semua arah dari sumbu horisontal yang benar.
Deviasi maximum yang diijinkan untuk tiang tegak terhadap sumbu vertikal adalah ±
1:100 dari sumbu vertikal tiang yang benar, atau sekitar ± 1.000.
Posisi
Posisi Posisi
saat Kemiringan
Kemiringan setelah setelah
Lokasi Tiang Pitching setelah Pullover
saat pitching Pemancanga Pullover
(mm)
n (mm) (mm)
Deviasi maximum yang diijinkan untuk elevasi pemotongan kepala tiang yang terpancang
adalah ± 5 cm dari elevasi rencana dan segala perubahan yang terjadi pada struktur beton
di atas tiang akibat deviasi yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Tiang yang dipancang melebihi toleransi tersebut harus dipotong dan diganti dengan tiang
yang baru pada posisi yang benar, atau dimensi superstruktur yang berhubungan seperti pile
cap dan balok diperbesar untuk mengakomodasi kemungkinan terjadinya beban eksentris
yang diakibatkan oleh tidak tepatnya posisi tiang. Semua perbaikan tersebut dilaksanakan
dengan biaya Kontraktor Pelaksana.
Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan tiang yang keluar dari toleransi dan
mengajukan usulan perbaikannya berupa gambar dan backup analisa perhitungan kepada
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas untuk kemudian selanjutnya mendapatkan
persetujuan dari Konsultan pengawas.
Satuan untuk dasar pembayaran pengadaan tiang pancang adalah meter panjang. Jumlah
pekerjaan pengadaan yang akan dibayar adalah jumlah panjang tiang lengkap dengan
materialnya yang sesuai spesifikasi ini dan tersedia dengan baik di gudang Kontraktor
Pelaksana dan diterima oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Tidak akan dilakukan pembayaran untuk tiang-tiang yang rusak pada saat pengangkutan
atau pemancangan, dan harus diganti atas perintah Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas.
Satuan pengukuran dan pembayaran hasil kerja untuk pemancangan tiang pancang adalah
meter panjang tiang yang dipancang diukur dari ujung bawah tiang sampai dengan COL ( Cut
Off Level).
Pembayaran pekerjaan pengadaan tiang pancang diukur dari ujung batang sampai dengan
COL, dan pembayaran pekerjaan pemancangan diukur dari ujung tiang ke sea bed.
Tiang pancang yang telah disetujui oleh pengawas akan diukur per meter panjang sesuai
dengan ukuran terpasang. Panjang tiang akan ditentukan berdasarkan sumbu tiang pancang
dari dasar tiang sampai dengan COL (Cut off level) seperti yang ditunjukkan dalam gambar
rencana atau sesuai dengan yang diperintahkan oleh pengawas.
10.1 Umum
1) Pelaksanaan pengelasan, kualifikasi ahli las (welder) serta Kontraktor Pelaksana
pengelasan baja harus memenuhi persyaratan yang ada pada American Welding Society
(AWS) Welding Code AWS D1.1.
2) Pada dasarnya prosedur pengelasan di lapangan mengikuti ketentuan yang ada pada
American Petrolium Institute API-RP2A.
3) Elektrode las yang digunakan harus mempunyai kuat tarik (tensile strength) minimal
sebesar 480 N/mm2 dan harus memiliki metalurgi yang serupa dengan baja yang akan
dilas.
4) Permukaan baja yang akan dilas harus dikeringkan dan dibersihkan dari kotoran atau
lapisan pelindung (coating) sebelum dilakukan pengelasan
9) Pengelasan keliling antara 2 (dua) buah penampang pipa baja harus dilakukan dengan
cara sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan harus dapat menghasilkan kekuatan
penuh seperti penampang yang disambung.
10) Tiang pancang pipa baja tidak boleh dipancang kembali sebelum suhu permukaan yang
baru dilas turun dibawah 95°C dan sebelum dipastikan bahwa hasil pengelasan telah
memuaskan dengan dilakukan pengujian las.
Penyambungan tiang-tiang pipa baja harus dilakukan dengan las yang dilaksanakan
pada tempat pekerjaan las di site dengan cara pengelasan semi automatic seperti
ditentukan dalam JIS Z 3605 dan sesuai dengan gambar.
Selama pengelasan berlangsung, bahan-bahan yang akan dilas harus dipegang kuat-
kuat dalam posisi yang benar dengan cara pengelasan "jig" atau "tack".
Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las yang tidak
memenuhi syarat seperti keropos, tumpang tindih (overlap), miring, kelebihan atau
kurang tebalnya "throat" atau ukuran.
Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau hujan angin (storm) kecuali
pengelasan dengan cara "pengelasan di dalam air". Pekerjaan las dalam keadaan cuaca
buruk dapat dilakukan dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Engineer, jika telah
diambil angkah-langkah pengamanan terhadap pengaruh cuaca buruk.
Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada tanah yang rata bersih, baik.
Pekerjaan perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm termasuk random arc
strikes.
Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan. Jika untuk
memperbaiki kesalahan tersebut diatas dianggap perlu menambah las, maka
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/Engineer .
11.1 Umum
Bagian ini meliputi semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyediakan dan memasang
Bollard yang disesuaikan dengan gambar dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
Sebagai fasilitas tambat digunakan Bollard dengan. Bahan yang dipakai harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Dimensi dan kapasitas dari Bollard harus disesuaikan dengan kekuatannya dan harus
terbuat dari baja cor yang dicat anti karat. Standar yang dipakai adalah BS-1452
atau ASTM A-48
2) Gelang tambat (mooring Ring) harus berukuran seperti pada gambar, bahannya
adalah baja yang digalvanis.
Tanpa diminta secara tertulis oleh Pengawas Lapangan, Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyerahkan kepada Pengawas Lapangan, 2 (dua) copy dari mill test certificates dari
Semua bahan bahan Bollard harus dipasang pada tempat seperti tertera dalam gambar
sesuai persyaratan pabrik dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
12.1 Umum
Bagian ini meliputi semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyediakan dan memasang
sistim fender yang disesuaikan dengan gambar dan dokumen dokumen lainnya yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
Sebelum penetapan jenis dan dimensi fender, Kontraktor Pelaksana harus membuat
perhitungan -perhitungan berdasarkan dengan data kapal dan fender serta kondisi
lingkungan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Fender yang digunakan sesuai dengan yang tertera pada spesifikasi.
Fender harus diperoleh dari pabrik pembuat yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas.
Unit Fender harus dapat dipasang pada balok Fender dari beton dengan baut-baut, seperti
pada gambar rencana.
Seluruh permukaan harus dilapisi Neopren type Synthetic rubber yang ditekan dan di
vulkanis agar dapat terikat pada material intinya.
Material yang dipakai untuk membentuk inti dari Fender harus dari bahan karet alam
berkualitas tinggi, dan mempunyai kelenturan yang cukup, awet, tahan cuaca dan tahan
terhadap keausan untuk memenuhi kondisi pelayanan normal.
Material harus homogen keseluruhannya, bebas dari campuran-campuran, poreus dan retak.
Unit Fender harus mengacu pada persyaratan di atas dalam keadaan sebagai berikut
berdasarkan PIANC 2002 Guidelines:
1) Defleksi harus tidak melebihi dari standar pabrik.
2) Sudut dari kapal yang akan merapat di dermaga = 10˚, terhadap sumbu memanjang
dermaga.
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana penggunaan fender kepada Pemberi Tugas
dan/ atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, sebelum dilakukan
pemesanan fender tersebut kepada pihak pabrik.
Angkur dari fender harus terbuat dari baja tahan karat (stainless steel), dengan diameter
yang ditentukan dalam gambar.
Pemasangan bagian angkur yang nantinya akan berada dalam beton harus sudah terpasang
sebelum dilakukan pengecoran beton.
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyerahkan surat jaminan asli dari manufactur fender
mengenai jaminan supply material, jaminan dukungan teknis dan jaminan garansi fender
selama 5 tahun.
Pelaksana Kegiatan harus memastikan bahwa permukaan beton yang akan menyokong
fender harus cukup lebar, benar-benar rata, serta dalam posisi vertical untuk menyediakan
permukaan bagi fender. Inspeksi pada semua permukaan oleh Konsultan Pengawas wajib
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan melakukan kegiatan kontrol kualitas (Quality
Control / Quality Assurance) sesuai dengan ijin Konsultan Pengawas untuk semua fabrikasi
fender dan segala komponennya. Kegiatan ini harus menyertakan referensi berupa acuan
standard dan perhitungan kualitas pekerjaan.
Konsultan Pengawas dapat menugaskan pengetesan terhadap komponen apapun dari fender
untuk memastikan daya layan dari semua komponen agar sesuai dengan standar dan
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. Material yang dimaksud antara lain karet,
polyethylene, dan lapisan pelindung.
Bila benda uji gagal memenuhi spesifikasi pada pengetesan material, maka harus diambil
dua benda uji lain untuk dilakukan pengetesan ulang (re-test). Apabila benda uji pada
pengujian ulang memenuhi spesifikasi, maka semua barang diterima, begitu pula sebaliknya.
Semua elemen baja harus dilindungi dengan 2 lapisan cat coal tar epoxy yang telah
disetujui, dengan total ketebalan “dry film” 375 +/- 25 micron.
Persiapan permukaaan dan pekerjaan pengecatan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat cat untuk kondisi pelayanan tercelup.
Pembelian barang-barang tersebut diatas harus baru dan belum pernah terpakai serta harus
sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar kerja dari sistim fender yang
menunjukkan pelaksanaan, pemasangan dan urutan kerjanya.
17.1 Umum
Untuk tiang baja SPP dilapis glass flake sebagai pelindung dari korosi. Lapisan pelindung
harus dibuat dan dipasang seperti yang diminta dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
Permukaan tiang yang akan diproteksi harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara sand-
blasting grade Sa 2,5 (ISO 8501-1:2007).
Tiang baja SPP yang akan dilapis proteksi harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dari pabrik cat atau seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.
Pekerjaan las harus dibersihkan dari sisa-sisa las dan percikan-percikan las harus
dibersihkan.
Sebelum seluruh permukaan dilapisi lapisan pelindung, harus dibersihkan dengan hembusan
(blast cleaned) sesuai standar ISO 8501.
Bahan gosok yang digunakan mampu menghasilkan profil nominal tidak lebih besar dari 75
micron lekukan pada logam yang digosok.
Kerak-kerak permukaan harus terlebih dahulu dibersihkan dengan cara diasah.
Setelah seluruhnya dibersihkan dengan hembusan (blasted), butiran-butiran kasar, bahan-
bahan gosok dan bahan-bahan blasting harus dibersihkan dari permukaan sebelum
pengecatan dasar.
Sistem glass flake memiliki sifat yang sangat kuat, tahan terhadap zat kimia, dan memiliki
adesi yang baik pada substrat. Ada tiga komponen utama pembentuknya. Dalam
eksekusinya, ketiga komponen tersebut dicampur sehingga akan terjadi proses curing
bersama-sama dengan proses crosslinking antara base dan curing agent sehingga
menciptakan struktur thermoset yang padat dan memiliki kekuatan kohesi serta kekuatan
adesi yang tinggi. Kelompok komponen senyawa tersebut adalah:
1) Komponen Base
Merupakan komponen dengan jenis thermoset coating yang mengalami proses crosslinking.
Terdiri dari epoxy resin, pigmen, dan solvent. Senyawa-senyawa tersebut memiliki
ketahanan kimia dan panas yang baik.
2) Komponen Curing Agent
Terdiri dari senyawa Amine adduct. Saat Amine adduct bereaksi dan membentuk ketahanan
terhadap alkali , air, serta larutan garam yang baik. Untuk mendapatkan sifat maksimum,
maka dibutuhkan waktu curing selama kurang lebih 7 hari.
3) Komponen Pigmen Glass Flake
Glass merupakan zat yang dapat memberikan sifat penghambat paling baik di dalam sistem
pelapisan. Dalam mekanisme coating, pigmen akan menyulitkan uap air, oksigen, serta zat-
zat kimia yang ada di lingkungan untuk mencapai substrat logam.
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penimbunan dan pemadatan permukaan tanah dasar
untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat.
Pekerjaan ini juga mencakup perataan dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan
atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Ketinggian akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah satu
sentimeter (1 cm) dari yang disyaratkan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup,
untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan, sebelum dan sesudah
terpasang lapisan atas perkerasan.
Pengajuan yang berhubungan dengan galian dan timbunan, harus dibuat masing-masing
untuk setiap bagian dari seluruh galian dan timbunan yang dilaksanakan untuk Penyiapan
Badan Jalan.
Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan dalam bentuk tertulis kepada Pemberi Tugas dan/
atau Konsultan Pengawas, segera setelah selesainya suatu ruas pekerjaan dan sebelum
setiap persetujuan yang dapat diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas tanah dasar
atau permukaan jalan, berikut ini:
b. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data survei yang menun-jukkan bahwa
toleransi permukaan yang disyaratkan
Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur (rutting) atau
gelombang yang terjadi akibat kelalaian pekerja atau lalu lintas atau oleh sebab lainnya
dengan membentuk dan memadatkannya kembali, menggunakan mesin gilas dengan ukuran
dan jenis yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan ini.
Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki, dengan cara yang diperintahkan oleh Pemberi
Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, setiap kerusakan pada tanah dasar yang mungkin
terjadi akibat pengeringan, retak, atau akibat banjir atau akibat kejadian alam lainnya.
Kontraktor Pelaksana harus bertanggungjawab atas seluruh konsekuensi dari lalu lintas yang
diijinkan melewati tanah dasar, dan Kontraktor Pelaksana harus melarang lalu lintas yang
demikian bilamana Kontraktor Pelaksana dapat menyediakan sebuah jalan alih (detour) atau
dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
Bahan
Tanah dasar menggunakan material timbunan pilihan. Bahan yang digunakan dalam setiap
pekerjaan harus sesuai dengan yang diperintahkan Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan
Pengawas, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan
membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi untuk bahan
tersebut.
a. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas.
b. Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila
diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan
yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.
c. Bilamana timbunan akan ditempatkan di atas timbunan yang baru dikerjakan, maka
lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah
timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim
hujan.
c. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di
antara kedua bahan tersebut dengan memakai bekisting sementara dari pelat baja tipis
yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous
dilaksanakan.
d. Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan
dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian
sampai diterima oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas. Selanjutnya
timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan
elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi
bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar
dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan
dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.
a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Pemberi Tugas dan/ atau
Konsultan Pengawas sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
c. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapis
penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan.
d. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
e. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu
jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di
atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
f. Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua
sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,
harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan
berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat
perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa
pipa terdukung sepenuhnya.
• Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang padat
harus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan berbeda lebih dari
1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang dipasang sejajar atau tegak lurus
pada sumbu jalan.
• Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detail dalam
Gambar Rencana, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilaksanakan dengan
lereng melintang atau punggung jalan sebesar 5 % untuk daerah bukan superelevasi.
Lapis Pondasi Agregat Jalan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan pada waktu
hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau juga bila kadar air bahan
tidak memenuhi persyaratan.
18.2.6. Perbaikan Atas Lapis Pondasi Jalan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi yang
disyaratkan, atau yang permukaannya bergelom-bang selama atau sesudah pelaksanaan,
harus diperbaiki dengan menggem-burkan permukaannya dan membuang atau menambah
bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
Perbaikan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhi kepadatan atau
sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan
dilanjutkan dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, pembuangan dan
penggantian bahan, atau menambah tebal bahan.
Kecuali diperintahkan lain oleh Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, penyiapan
drainase, tanah dasar dan lapis pondasi bawah harus selesai dan diterima paling sedikit 100
m ke depan dari rencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal
pada setiap saat.
a. Agregat kasar dan halus harus dikirim ke badan jalan sebagai campuran yang
merata. Kadar air harus sedemikian hingga hanya cukup untuk mengikat bahan
halus, air bebas tidak diperbolehkan. Kadar air dalam bahan harus benar-benar
terdistribusi secara merata.
b. Jika Lapis Pondasi Jalan kelas B dipasok sebagai bahan yang dicampur lebih dahulu,
bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai dengan ketentuan. Bilamana agregat
dikirim dalam bentuk dua atau tiga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuai
dengan ketentuan, kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam keadaan kering.
c. Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat maksimum.
Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain atau
disetujui Direksi Pekerjaan.
a. Bila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai
salah satu komponen Lapis Pondasi Jalan, lokasi-lokasi tertentu yang bahannya agak
basah atau mutunya kurang baik harus digali dan dibuang terlebih dahulu, diganti
dengan bahan badan jalan dari lokasi lain yang bermutu sama atau lebih baik.
Seluruh badan jalan yang padat harus digaru sampai mencapai kedalaman yang
seragam. Bilamana tidak disebutkan lain maka penggaruan yang harus dihitung
sedemikian hingga menghasilkan proporsi bahan badan jalan yang tepat untuk
campuran lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal. Bahan badan jalan harus
dikeringkan seluruhnya dan kemudian dicampur sampai seluruh lokasi itu merata
secara memanjang dan melintang.
b. Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang sama di
seluruh lokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru pertanian, cakram
bajak atau alat lain yang sesuai harus digunakan untuk mencampur seluruh tebal
bahan gembur tersebut. Sebagai alternatif, setumpukan kecil bahan yang menerus
pada panampang melintang yang seragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana
lebar jalan tetap. Seluruh kedalaman bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi
jalan yang satu ke yang lainnya sampai seluruh bahan itu tercampur merata,
kemudian dihampar dengan ketebalan yang sama.
a. Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan
seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui
Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas.
b. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit
setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.
d. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-
angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada tempat
ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju ke
bagian yang tinggi.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh
mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat mekanis.
f. Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi
suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas
jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus
diperoleh dalam penggilasan akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.
g. Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saat
pemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada
lapis permukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal sedemikian
hingga agregat kasar menjadi tidak tampak.
5) Pengujian
b. Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal
yang diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut
pendapat Direksi Pekerjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber
bahan atau pada metode produksinya.
Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan untuk
memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut
harus sesuai petunjuk Pemberi Tugas dan/ atau Konsultan Pengawas, tetapi untuk setiap
1000 meter kubik bahan yang dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5)
pengujian Indeks Plastisitas dan lima (5) pengujian gradasi.
b. Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan digunakan sebelum
dilakukan pemesanan untuk disetujui Direksi.
c. Meyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas, water pump,
pipe cutters dan lain-lain.
d. Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka bahan
tersebut akan dikirimkan ke Laboratorium Penyelidikan bahan atas biaya Kontraktor
dan alat dimaksud harus segera diganti.
e. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Direksi di lapangan pekerjaan,
maka Kontraktor harus menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka
3 (tiga) hari.
19.2 Gambar-Gambar
a. Kontraktor wajib membuat gambar detail untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Shop
Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Direksi.
b. Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di
lapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
c. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam Gambar Kerja
dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam
keadaan jadi oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-ukuran
harus diperhitungkan sebagai ukuran efektif.
c. Jika di dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan ada salah satu bagian Instalasi yag
sukar dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut
segera dibicarakan.
d. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan
dinyatakan baik secara tertulis disetujui oleh Pengawas.
b. Penampang drainase yang digunakan adalah berbentuk persegi panjang, terbuat dari
beton dengan lebar dasar bersih dan tinggi bervariasi sesuai kebutuhan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar.
b. Catch pit untuk menangkap pasir dan kotoran lain yang terikut air hujan dari jalan ke
drainase.
19.4.4. Lain-lain
Yang dimaksud adalah lain-lain pekerjaan yang berkaitan sehubungan dengan pekerjaan
drainase, maupun berkaitan dengan keadaan di lapangan.
b. Saluran yang memulai bahwa jalan atau parkir dibuat dari beton dengan persyaratan
struktur yang diizinkan.
c. Pembuatan dan saluran air hujan, drainase harus diperhatikan kemiringan saluran
minimal 0,2%.
b. Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas permukaan
saluran sampai kepermukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir
dibawah saluran galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui.
d. Penggalian tanah untuk selokan, pemasanan pipa dan perlengkapannya harus diikuti
pula dengan penimunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara-cara yang
disebut dalam pasal berikut dalam Rencana & Syarat-syarat ini.
e. Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah ditentukan.
b. Pemasangan pipa didalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir sesuai
ketentuan yang tercantum pada spesifikasi di bawah ini.
c. Urugan tanah untuk pemasangan pipa, baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir
keliling pipa yang dipasang telah selesai, dan harus minta persetujuan Direksi terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan.
2. Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal 10 cm, khusus
pipa yang memotong jalan harus diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan
diatasnya dilindungi dengan plat beton bertulang.
2. Semua peralatan, tenaga ahli, tenaga terlatih harus disediakan oleh kontraktor untuk
keperluan pengujian.
3. Pengujian harus dilakukan pada semua pemipaan dan saluran apakah aliran secara
gravitasi berjalan baik.
20.1 Umum
Pekerjaan floating ponton meliputi pembuatan konstruksi baja untuk floating ponton,
pengangkutan dari workshop, erection, uji coba dan pengadaan kelengkapan ponton
sesuai dengan gambar.
Konstruksi baja harus dibuat dengan ketelitian yang cukup baik, sehingga tidak terjadi
lenturan, puntiran, tarikan, tekanan yang dipaksakan pada saat perakitan nanti
sehingga menimbulkan tegangan sekunder. Sudut-sudut atau ujung-ujung batang
bekas pemotongan harus dibuat sehalus mungkin.
Pengawas akan mengeluarkan sertifikat uji coba kepada Kontraktor setelah menyetujui
hasil uji coba tersebut. Pengawas dapat menunda pengeluaran sertifikat sampai
Kontraktor menyerahkan asbuild drawing, manual, peralatan dan lain-lainnya yang harus
diserahkan pada saat penyelesaian pekerjaan.
1.1 Umum
Pekerjaan mencakup penyediaan sumber tenaga kerja, bahan bangunan, mesin pengaduk,
dan semua pekerjaan yang termasuk pengerjaan adukan semen. Pekerjaan ini termasuk
acian dinding, nat dinding batu, dan sambungan dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan
dalam adukan. Pekerjaan harus disesuaikan dengan garis, posisi, penempatan dan susunan
yang benar sesuai gambar atau seperti yang ditentukan oleh Pemberi Tugas/ Pengawas
Lapangan.
2.1 Umum
1. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan pemasangan aluminium dalam hubungannya dengan
gambar dan spesifikasi.
2. Pekerjaan yang berhubungan : − Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela ( termasuk
Bouwventlicht )
3. Pemasangan pelengkapan pintu dan jendela.
2. Kunci-Kunci
Kunci – kunci yang digunakan ex. CISA, Dorma atau setara.
Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Kontraktor harus memperlihatkan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi pekerjaan.
3. Handle, Engsel - engsel, Door Closer, Door Stopper, Cylinder, Flush, Bolt,
Lockcase, Rail/Runner dan Hinges
- Turbular Handle Pintu Double ex Crom, ex Logo.
- Handle Pintu Single ex Crom, ex Logo, setara.
- Handle Pintu KM ex Logo setara 2 Slag Bulat.
- Engsel-engsel ex Hing setara. Engsel dipasang sekurang kurangnya 3 buah untuk
setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang
sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban maksimum 20 kg.
- Kunci pintu dipasang model 2 (dua) slaag (dua kali putar) ex Hing atau yang
setara.
- Grendel (sloot) ex Hing stara, tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
- Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian,
baut baut dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kunci harus mempunyai 3
anak kunci yang berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
- Type type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
3.1 Umum
1. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan tenaga ini.
2. Pekerjaan meliputi pembuatan langit-langit dengan bahan-bahan yang disebut dalam
gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
4.1 Umum
Meliputi pekerjaan cladding Zinc Aluminium pada bangunan sesuai dengan gambar kerja.
- Bahan dasar baja kualitas G 500, dengan tegangan leleh minimum 5.500 kg/cm2.
- Lapisan kedua adalah lapisan Zincalume (komposisi aluminium dan zinc) dengan
standard lapisan AZ 150.
- Lapisan permukaan dari jenis lapisan colorbond.
- Tebal bahan dasar 0,45 mm.
- Tebal nominal 0,40 mm.
- Berat per satuan luas 7,40 Kg/m2
- Berat / sat. panjang 3 Kg/m’
- Ukuran panjang bahan seperti yang tercantum dalam gambar pelaksanaan.
5.1 Umum
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan serta material bantu
lainnya demi terlaksananya pekerjaan pekerjaan lantai.
- Keramik Kualitas Kelas 1, produksi dalam negeri dan memenuhi standard SNI.
dengan ukuran seperti yang tertera dalam gambar, antara lain : Untuk lantai
ruangan: 30 x 30 cm. Untuk lantai dan dinding KM/WC 20 x 20 cm warna netral
seperti biru, abu-abu atau putih.
2. Adukan Semen
Adukan semen harus terdiri dari semen dan campuran pasir dengan tambahan
beberapa bahan dengan jumlah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
produsen.
Bahan adukan semen dan campurannya harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
Adukan Semen. Perekat khusus untuk memperbaiki homogenous tile, bila ditunjukkan
dalam gambar atau ditetapkan oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan, harus
sesuai dengan persyaratan AS 2358, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
3. Adukan Semen Basah/Nat
Nat harus berupa bubuk Portland campuran nat yang disediakan pabrik, dan diberi
warna seperti warna yang dipilih, khusus untuk lantai yang tahan zat kimia/asam
dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
4. Anti Air.
Anti air untuk mencegah jamur pada permukaan lantai tanpa pengaruh pada
pertukaran udara lantai dan untuk mengeringkan kelembaban dari permukaan, harus
berasal dari produk yang telah terbukti kualitasnya, dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
Selama proses penyelesaian, permukaan dinding dan lantai harus dibersihkan. Jangan
menggunakan asam untuk membersihkan lantai kilap (glazed tiles). Lindungi konstruksi yang
diekspos, membran dan finishing jika dibutuhkan. Lindungi pekerjaan lantai yang sedang
dikerjakan; sediakan penutup, penahan dan sebagainya yang dibutuhkan.
6.1 Umum
Waterproofing beton dilakasanakan pada beton dengan pada daerah yang berhubungan
dengan air misalnya atap beton dan lantai toilet.
7.1 Umum
Pekerjaan terdiri dari bagian dan aplikasi semua pekerjaan pengecatan di seluruh gedung,
untuk semua komponen struktural dan non-struktural bangunan, termasuk semua
permukaan yang didesain untuk dicat seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau Bagan
Warna dan dalam Spesifikasi yang berhubungan, kecuali bila ditetapkan lain. Pekerjaan
harus termasuk tetapi tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan, perancah dan
alat-alat yang akan digunakan untuk persiapan permukaan, aplikasi cat, perbaikan segala
penyimpangan dan pembersihan segala macam semprotan untuk pekerjaan lain. Semua
pelapis harus seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi atau yang ditetapkan oleh Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan.
Brosur detail dan warna bahan yang diusulkan dari produsenharus diberikan sebelum
konstruksi. Kontraktor wajib mengajukan mokc up atau contoh warna dibidang
permukaan yang akan di cat sebagai bahan persetujuan pemberi tugas.
Bahan cat harus terkirim dalam kondisi baik dan tersegel atau tertutup.
7.3 Material
1. Umum
- Semua bahan cat yang akan digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan.
2. Meni
3. Cat Finishing
Cat Finishing yang akan digunakan harus sebagai berikut atau setara:
- Untuk pengecatan interior menggunakan cat Acrylic Emulsion Paint ex ICI Dulux,
Mowilex, Jotun atau setara.
- Untuk pengecatan eksterior menggunakan cat Weathercoat ex ICI Dulux,
Mowilex, Jotun atau setara.
- Untuk pengecatan pada permukaan logam menggunakan cat Enamel, Epoxy,
Polyurethane ex ICI Dulux, Mowilex, Jotun atau setara.
4. Cat Logam:
b. Alkyd varnish, linseed oil paint sesuai dengan FS TT-P-86, tipe II; raw linseed oil,
alkyd paint, sesuai dengan SSPC paint 2-64; linseed oil, alkyd paint, sesuai
dengan FS TT-P-615, type II.
- Cat High Zinc dust-content untuk pengelasan re-galvanizing pada baja yang
digalvanisir , sesuai dengan MIL DOD P-21035, MIL-P-21035 untuk SSPC-
Paint-20 yang bermutu baik, yang disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.
- Logam berkarat yang telah dicat sebelumnya harus ditouch-up dengan
menggunakan primer yang bermutu baik dan 2 (dua) lapis Industrial Acrylic.
Warna dan tekstur harus sesuai dengan contoh warna relevan yang telah dipilih oleh
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan dan harus sesuai dengan standar warna
produsen.
1) Pekerjaan dinding dan acian yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan kapur, debu, kotoran, lemak, minyak, aspal, sisa aduk semen,
atau tumpahan aduk dengan mengampelas permukaan.
2) Permukaan yang tertumpuk serbuk besi harus dibersihkan sebelum
pengecatan. Segera sebelum pelapisan, permukaan yang akan dicat harus
seragam dan dibasahi, dengan menggunakan alat penyemprot. Harus
disediakan waktu yang cukup untuk jarak antar waktu penyemprotan agar air
dapat diserap.
c. Permukaan Kayu.
1) Semua permukaan baja dan logam harus dibersihkan dari segala debu dan
serbuk yang ditimbulkan dari penyikatan menggunakan sikat kawat atau
harus di amplas kering dengan Sa 2/SP-6.
2) Penyikatan menggunakan kawat baja dengan tenaga, mesin, perputaran,
yang dapat menimbulkan efek seperti terbakar pada permukaan baja, harus
dicegah.
3) Semua permukaan baja dan logam yang telah tercemar oleh minyak atau
lemak harus dicuci dengan spirtus putih yang masih bersih. Minyak dan lemak
pada permukaan pada lokasi yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan, dapat dihilangkan dari permukaan dengan mencucinya
menggunakan larutan campuran air dan deterjen yang sesuai, dilanjutkan
dengan pembilasan dengan air bersih.
4) Pencucian permukaan baja/ logam, bila diperlukan untuk membersihkan
tumpukan garam harus menggunakan air bersih dan bila kondisi
memungkinkan, selang dan sikat penggosok dapat digunakan.
5) Permukaan harus diberi dasar dengan meni secepatnya setelah penyelesaian
proses persiapan. Kemajuan pekerjaan persiapan permukaan harus dikontrol
untuk memastikan bahwa persiapan dan pemberian meni dikerjakan pada hari
yang sama.
6) Persiapan permukaan selanjutnya harus dilaksanakan bila timbul pengaratan
atau kerusakan akibat pemanasan yang terlalu lama sebelum pemberian cat
dasar.
7) Setelah permukaan dipersiapkan dengan tata cara yang dapat diterima oleh
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, satu lapis meni seng kromat harus
diaplikasikan pada pekerjaan baja di bengkel pabrikasi.
2. Aplikasi Cat.
a. Umum.
1) Semua permukaan yang telah difinishing harus bebas dari noda tumpahan,
tidak rata, tanda bekas kuas dan variasi warna, tekstur maupun finishing.
Pelapisan tiap pelapis harus benar-benar selesai dan tiap pelapis harus
aplikasikan rata untuk menyeragamkan ketebalan lapisan.
2) Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa semua
permukaan termasuk bagian tepi, sudut, celah, bagian yang dilas dan paku
keling menerima ketebalan lapisan yang setara dengan permukaan yang telah
dicat di sekitarnya.
3) Area sekitar dan pekerjaan pemasangan harus dilindungi menggunakan
pelindung atau sebagainya yang telah disetujui. Bahan permukaan lainnya
yang berdekatan dengan permukaan yang menerima cat berbahan dasar air
harus diberi lapisan dasar dan/atau dilapisi sebelum aplikasi cat berbahan
dasar air.
b. Prosedur Pelapisan.
1) Interval waktu yang cukup harus diberikan antara aplikasi pelapis berturut-
turut agar mengering. Periode ini harus dimodifikasi agar sesuai dengan
kondisi cuaca yang bervariasi.
2) Bila lapisan yang telah diaplikasikan ditinggalkan dalam periode yang lama,
maka hal tersebut dapat menimbulkan lapisan garam seng berwarna
Permukaan kayu.
d. Kondisi Atmosferik.
Cat selain pelapis berbahan dasar air harus diaplikasikan hanya pada permukaan
yang benar-benar bebas dari keadaan basah yang ditandai dengan penanda.
Cat harus diaplikasikan di lingkungan yang kodusif/mendukung untuk
mengontrol proses pengeringan.
f. Metode Aplikasi.
Pelapis dasar untuk pekerjaan dinding, acian dan permukaan beton dan pelapis
finishing dapat diaplikasikan dengan menggunakan kuas atau roller untuk kuas
pelapisan detail.
Pelapis dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan pelapis
finishing dapat menggunakan kuas ataupun roller.
3. Persyaratan Khusus.
Kotoran kain dan katun yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran harus
ditempatkan dekat kemasan logam atau dihancurkan setiap hari di akhir pekerjaan.
8.1 Umum
Pekerjaan mencakup penyediaan dan pemasangan semua barang, artikel, perlengkapan dan
bahan-bahan untuk kamar mandi, tempat wudhu atau area toilet seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan/ atau seperti yang ditentukan dan termasuk peraturan tenaga kerja dan
kebutuhan insidental yang diperlukan untuk menyelesaikan sistem untuk keberhasilan kerja.
Sebelum pengiriman, contoh dan data teknis untuk aksesoris kamar mandi yang
dimaksud harus diberikan pada Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan. Data teknis harus menunjukkan jenis, dimensi, warna dan
data lainnya yang diperlukan untuk pemasangan.
Sanitair dan perlengkapannya harus disimpan di tempat bersih yang kering, dan
dilindungi dari kerusakan sebelum dan sesudah pemasangan.
8.3 Material
1. Closet duduk
Closet duduk harus close-coupled wash down dan disetujui terlebih dahulu oleh
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
Seluruh unit harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Tiap
dudukan WC harus memiliki penutup. Produk berasal dari TOTO (type CW 660 J)
atau setara. Peralatannya harus di lapis krom/ sesuai standar pabrikan. Produk Closet
jongkok harus harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas
2. Urinal.
Urinal harus tipe unit tunggal yang dipasang di dinding dengan katup penyiram,
moslem tipe dan aksesoris lain yang diperlukan, dan harus disetujui terlebih dahulu
oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian. Produk berasal dari TOTO (U 57 M) atau setara.
3. Partisi Urinal.
Partisi Urinal harus tipe unit tunggal yang dipasang di dinding dengan aksesoris lain
yang diperlukan, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan, dengan warna yang akan ditentukan kemudian. Produk berasal dari TOTO
(A 100) atau setara.
4. Wastafel.
Wastafel harus yang sesuai dengan gambar detail pelaksanaan (shop drawing) dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. Wastafel
harus dilengkapi dengan plat kromium dan lubang ulir dan perangkap dengan lengan
penyambung yang diperlukan untuk sambungan, penyangga ber-enamel putih dan
satu plat krom dirantaikan pada sumbat karet (sesuai standar pabrikan) dan harus
dilengkapi dengan keran air seperti yang ditentukan dalam Spesifikasi Sistem
Pemipaan. Produk berasal dari TOTO (L W 242 CJ) atau setara.
5. Keran Air.
Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem Pemipaan dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan. Produk berasal
dari TOTO (T 23 BQ 13 N) atau setara.
6. Floor Drain.
Floor drain harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem Pemipaan dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan. Produk
berasal dari TOTO (TX-1BN) atau setara.
8. Cubical Toilet
Cubical toilet harus sesuai dengan gambar kerja harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, seperti :
a. Produk berasal dari produk Eterna, Sunray, Haussen atau setara.
b. Pintu : panel PVC ukuran 600 x 1800 x 12 mm (100% kedap air).
c. Door hardware : 1 set stainless steel accesories, terdiri dari :
- Hinges (engsel)
9. Cermin.
Cermin harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan Kaca,
dengan ketebalan dan ukuran seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Kaca cermin
harus di bevel. Produk yang digunakan adalah produk Asahimas, Mulia Glass, Tossa
Glass atau setara.
2. Pemasangan.
a. Semua sambungan harus rapat air dan udara. Perapatan sambungan yang telah
diperbaiki atau adanya celah tidak diperkenankan.
b. Cat, vernis, dempul dan sebagainya tidak diizinkan diberikan pada sambungan,
sampai sambungan dibuat benar-benar kencang dan telah diuji.
c. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk semua peralatan dan perlengkapan
harus dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan sambungan sesuai yang
disyaratkan, kecuali bila ditetapkan lain.
d. Sambungan air untuk peralatan yang berdiri sendiri tidak boleh kurang dari yang
ditetapkan dalam gambar.
a. Bak dan bak cuci tangan kamar mandi harus dipasang agar bagian atasnya
adalah 800mm di atas finishing permukaan lantai.
b. Urinal harus dipasang agar bagian atas pinggiran depannya adalah 530 mm di
atas finishing permukaan lantai.
c. Partisi harus dipasang pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Cermin harus digantung pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
dan harus dipasang sesuai persyaratan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
e. Sistem penyangga dan penggantung harus sesuai dengan rekomendasi produsen
atau seperti yang disetujui oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
9.1 Umum
meliputi pekerjaan Penutup Atap Zinc Aluminium pada atap warehouse & workshop sesuai
dengan gambar kerja.
4. Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua gording/
atap sudah satu bidang (leveling. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau
mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumpu/ gording.
5. Dalam keadaan apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak boleh
dipasang langsung dibawah plat kait. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-
sungguh oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan yang tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan terutama jika jarak penyangga kecil.
8. Lembaran kliplok diangkut keatas rangka atap hanya apabila akan dipasang. Pada
waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran kliplok harus
menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
11. Pada lembaran akhir bagian atas, posisi tepi atas lembaran tersebut yang berada
dibawah lembar pelindung / flashing atau penutup bubungan / capping harus ditekuk
keatas. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik untuk
pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam bangunan,
dapat dilaksanakan sebelum maupun sesudah lembaran terpasang. Apabila lembaran
sudah terpasang, harus tersedia ruang dengan jarak 50 mm dari tepi sisi atas untuk
ruang gerak alat penekuk.
12. Pada lembaran akhir dibagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus ditekuk
kebawah, untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran kedalam
bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik untuk
pekerjaan tersebut.
13. Arah pemasangan lembaran dari bawah keatas, kemudian dilanjutkan pemasangan
kesamping dengan arah tetap dari bawah keatas dan seterusnya. Pada tumpuan
akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih
pendek. Tumpuan / overlap akhir yang disarankan minimal 150 mm.
14. Khusus untuk penutup bubungan/ capping, Kontraktor harus sudah menyediakan
lubang pada ujung atas penutup bubungan/ caping untuk tiang penangkal petir,
lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang
penangkal petir. Jarak dan diameter tiang penangkal petir tercantum dalam gambar
EE.
15. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan / capping harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran kliplok, setelah penutup bubungan /
capping terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik khusus
untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan
/ capping ditekuk kebawah dengan alat penekuk lain yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut, hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran
Kliplok. Penutup bubungan/ capping disekrupkan pada setiap rusuk lembaran kliplok.
17. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik, walaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam gambar pelaksanaan sehingga didapat hasil yang baik,
terhindar dari kemungkinan kebocoran.
18. Kontraktor harus mengerjakan dengan teliti dan rapi sehingga lembaran kliplok
setelah terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran kliplok sejajar, lurus,
tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal; menghasilkan penampilan
yang baik.
19. Bagian lembaran Kliplok setelah terpasang yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk
tepat diatas sepanjang gording.
E. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1 Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
b. Gambar-gambar, spesifikasi dan bill of quantity adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat
mengikat.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh Kontraktor
instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai
pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan
tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi dengan memegang pas instalatir kelas
tertinggi (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
e. Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai
wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-
waktu diperlukan. MK dapat meminta pergantian pengawas yang lain apabila
dianggap tidak mampu.
1.2 Gambar-gambar
a. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain.
Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/ unwizing.
d. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan detail
akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan
kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Kontraktor
harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti "shop drawing"dan gambar-
gambar detail. ( 4 set foto copy dan blue print ).
e. Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan pekerjaan, untuk dilaporkan
kepada MK/ Perencana di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya
sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.
Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/ disetujui perencana/ MK paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.10 Subtitusi
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
1.14 Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di lapangan
tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki ataupun
pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna. Apabila peralatan
belum dicat dari pabrik, Kontraktor harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat
dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan
warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna. Penentuan
jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan persetujuan pada
MK/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove ennameled" untuk lampu,
sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized cadmium
plating" atau dengan "zinc chromatic primer" harus dicat dengan cat bakar.
1.16 Pengetesan
Kontraktor harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus melakukan
percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem. Peralatan,
material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan,cacat & salah harus
diganti atau dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi "keur"
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN bagi pemasangan
sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban Kontraktor. Lama
pengetesan peralatan listrik 1x24 jam tanpa henti biaya pengetesan ditanggung Kontraktor.
Commissioning dan Testing (CT) harus dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan di lokasi
pekerjaan, dengan disaksikan langsung oleh Pemberi Pekerjaan atau wakil yang ditunjuk.
Tujuan dari Commissioning and Testing ini adalah untuk membuktikan kehandalan dan
kinerja dari peralatan yang telah dipasang dalam rangka penambahan daya untuk beban
listrik, serta mengetahui kesesuaiannya secara umum dengan spesifikasi dan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam proses pelelangan ini. Semua biaya yang timbul selama proses CT ini
adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Untuk pelaksanaan CT ini, Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk mengadakan alat test
beban/fungsi yang sesuai dan alat-alat test/ukur lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pengujian dimaksud. Pelaksanaan CT ini dilakukan dalam durasi waktu tertentu dan
disaksikan juga oleh Pemberi Pekerjaan atau wakil yang ditunjuk. Semua petunjuk dan
temuan ketidaksempurnaan alat dari Pemberi Pekerjaan atau wakil yang ditunjuk harus
ditindak lanjuti oleh pelaksana pekerjaan.
a) Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi
masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
b) Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan ditetapkan minimal 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara.
Kontraktor akan memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-
kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-
bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh
Kontraktor pada peringatan pertama dari Direksi/ Pengawas. Kontraktor akan
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini.
Jika Kontraktor melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna,
maka manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau
mengganti dengan biaya Kontraktor .
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Kontraktor , maka pekerjaan
dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
1.20 Kebersihan
Kontraktor harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang tidak
terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesai-kan tiap bagian dari
instalasi secara teratur serta rapi.
1.24 Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-
biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus
rata (horizontal).
b) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
c) Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal panel
harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan
teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (outbow),
kabel-kabel dari / ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
f) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
h) Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel
harus dilengkapi dengan master key.
b) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus
rata ( horizontal ).
c) Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
d) Apabila posisi panel terletak dibawah, maka harus diberikan dudukan untuk panel
setinggi ±20-50cm.
f) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
h) Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat
bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel
harus dilengkapi dengan master key.
Contactor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
b) Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°C. Untuk itu penampang
busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%,
rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau – Kuning
Konstruksi bangunan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar mudah dapat
dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang berada di dalamnya. Seluruh
bangunan harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir berwarna putih.
Pengecatan dengan cara "stove enamelled/ bake enamelled" (cat bakar). Seluruh armature
harus lengkap dengan rangka dudukan/Swing Breacket.
E Kemerataan L G TJ
Kemerataan
rata (Uniformity) rata-rata (%)
(uniformity)
- (cd/m2)
rata
(lux
) g1 VD VI
Jalan arteri : 11 -20 0,14 –0,20 1,50 0,40 0,50 -0,70 5 -6 10 -20
-Primer 11 -20 0,14 –0,20 1,50 0,40 0,50 -0,70 5 -6 10 -20
-Sekunder
Jalan arteri 15 -20 0,14 -0,20 1,50 0,40 0,50 -0,70 5 -6 10 -20
dengan
akseskontrol,jalan
bebashambatan
Jalanlayang,
20 -25 0,20 2,00 0,40 0,70 6 10
simpang
susun,
terowongan
Keterangan : g1 : Emin/Emaks
VD : Lmin/Lmaks
VI : Lmin/Lrata-rata
G : Silau (glare)
TJ : Batas ambang kesilauan
b) Spesifikasi Lampu Jalan
Lampu harus dari jenis LED 220V to 240V, 50Hz to 60Hz. Jenis lampu penerangan
jalan yang biasa digunakan dapat ditinjau dari karakteristik dan penggunaannya
secara umum dapat dilihat pada table dibawah ini :
Untuk housing atau armature lampu disesuai kan oleh kode index protection (IP
Code). Pada umumnya, indek perlindungan (IP) yang sering dipakai untuk klasifikasi
lampu penerangan jalan ini adalah : IP 23, IP 24, IP 25, IP 54, IP 55, IP 64, IP 65,
dan IP 66.
Material tiang lampu jalan harus terbuat dari bahan Hot Dip Galvanis tabung dengan
bagian bawah dari tiang harus memiliki base plate yang masing-masingnya memiliki
ukuran dan bentuk yang sesuai pada gambar kerja. Setiap tiang lampu jalan harus
memiliki handhole yang didalam nya terdapat proteksi arus lebih (MCB).
Pasal 5. Cable
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa R : Merah Netral : Biru
Phasa S : Kuning Grounding : Loreng Hijau/kuning
Phasa T : Hitam
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel,
diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos
untuk instalasi penerangan.
f. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
g. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
j. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
k. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai sertifikat lulus uji
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
l. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
c) Konduit
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + swicth : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp
6.3 Pemasangan
Protector Head (terminal)
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat,
dimana terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat
berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada gambar
perencanaan.
6.4 Konduktor
Konduktor yang digunakan adalah kabel high voltage shelded cable 70 mm² dipasang
pada bangunan dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan menuju bak
kontrol.
Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC 1
½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah. Sambungan konduktor dengan
grounding menggunakan klem yang dapat dibuka/ dilepas didalam bak kontrol. Bak
kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi tutup
dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.
Pasal 7. Pentahanan
7.1 Grounding
a) Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukan dalam gambar / RKS.
Pasal 8. Pengujian
8.1 Pengujian
Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi
lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system
Test meliputi:
No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
• Pengukuran tahanan pentanahan dan harus diberikan hasil test berupa Laporan
Pengetesan / hasil pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan
baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan ( Full Load
Test ).
F. PEKERJAAN MEKANIKAL
e. Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek ini kepada Pihak Direksi atau pihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.
f. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pihak Direksi setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan
di luar jam kerja (kerja lembur).
1.7 Pengawasan
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oeh Konsultan
Pengawas.
Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bahan
pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08:00 sampai
dengan 16:00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi
beban Kontraktor yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah.
Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Kontraktor, agar pekerjaan dapat
1.8 Koordinasi
Kontraktor harus mengadakan koordinasi/penyesuaian pekerjaanya dengan selurug disiplin
pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu
pelaksanaan. Gangguan dan konflik di antara Pelaksana Pekerjaan harus dihindari. Apabila
dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pihak Direksi sehingga
menghalangi pekerjaan lain, maka semua menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan para pekerja.
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
b. Penimbunan/ penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Menyediakan peralatan peti PPPK (P3K) lengkap sebagai pertolongan pertama pada
kecelakaan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat pekerjaan.
d. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan
departement yang bersangkutan/ berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
e. Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan dengan
dokter setempat sehingga bagi para pegawai / pekerja yang sakit atau mengalami
kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang baik, pada setiap saat baik
siang maupun malam.
f. Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
para pekerja yang semuanya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
b. Untuk pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan pada malam hari, Kontraktor harus
menyediakan/menyiapkan fasilitas yang diperlukan, misalnya penerangan lampu dan
sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya Kontraktor dan
atas persetujuan serta pengawasan Pengawas/Direksi/Engineer.
Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),
dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas
cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau kurva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas
dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah
dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
dengan baik.
Persetujuan oleh Pengawas/Direksi/Engineer akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
Pengawas/Direksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan
semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/
dokumen ini.
Untuk peralatan dan bahan yang sejenis dengan fungsi penggunaan yang sama
harus di produksi pabrik (bermerek), sehingga dapat dipertukarkan dengan seijin dari
pihak Direksi/Pengawas/ Engineer.
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem pipa harus dipasang
oleh Kontraktor. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan,
termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus
dipasang oleh Kontraktor.
c. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
b. Tujuan dari Commissioning and Testing ini adalah untuk membuktikan kehandalan
dan kinerja dari peralatan yang telah dipasang dalam rangka penambahan daya
untuk beban listrik di lokasi Proyek, serta mengetahui kesesuaiannya secara umum
dengan spesifikasi dan ketentuan yang dipersyaratkan dalam proses pelelangan ini.
Semua biaya serta daya listrik yang dibutuhkan selama proses CT ini adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Pelaksanaan CT ini dilakukan dalam durasi waktu tertentu dan disaksikan juga oleh
Direksi/ Pengawas/ Engineer. Semua petunjuk dan temuan ketidaksempurnaan alat
dari Kontraktor harus ditindak lanjuti oleh Kontraktor.
e. Apabila di dalam test ini ditemukan ketidaksesuaian dengan ketentuan yang telah
dipersyaratkan sehingga pengujian dinyatakan gagal, maka jika diminta oleh Direksi,
Kontraktor harus melakukan pengujian ulang dalam jangka waktu yang wajar.
f. Apabila seluruh item dari peralatan telah dilakukan CT dan berhasil dengan baik,
maka dapat diserahterimakan dari Kontraktor kepada Direksi. Kontraktor harus
mempersiapkan semua peralatan-peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
semua pengujian / test.
b. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan ditetapkan minimal 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara.
Kontraktor akan memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-
kekurangan yang disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-
bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh
Kontraktor pada peringatan pertama dari Direksi/ Pengawas. Kontraktor akan
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini.
Jika Kontraktor melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang sempurna,
maka manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau
mengganti dengan biaya Kontraktor .
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau
kekurangan itu telah diselesaikan dengan baik oleh Kontraktor , maka pekerjaan
dapat diserahkan untuk kedua kalinya.
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Kontraktor dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Kontraktor dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu
1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi. Jika
pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dan
kontraktor diwajibkan menyerahkan data berbentuk buku suplier dan nara hubung
(nomer telepon) sebanyak 4 (empat) set untuk setiap komponen atau material yang
digunakan.
Referensi Merek
2.1 Umum
Pekerjaan Plambing secara keseluruhan adalah pengadaan alat dan bahan, transportasi,
pembuatan, pemasangan, dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang
lengkap dan baik sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan Bill Of Quantity.
c. Standar Internasional:
d. Referensi Buku
a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari perlatan utama, perlengkapan dan
fixtures pekerjaan plumbing.
c. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok, dll.
e. Toleransi Dimensi
Elevasi dan kelandaian akhir setelah penghamparan material reklamasi tidak lebih
rendah 50 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Tanki Air Bersih yang digunakan adalah Torn harus dilengkapi dengan dudukan,
pompa, gate valve, flexible joint, dan perlengkapan lainya sehingga sistim tanki dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya. Untuk kapasitas, dimensi dan jumlah unit yang
dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Tanki Air Kotor/ Bekas yang digunakan untuk mengolah air kotor tipe Sewage
Treatment Plant (STP) harus dilengkapi dengan dudukan, pompa, gate valve, flexible
joint, dan perlengkapan lainya sehingga sistim tanki dapat berjalan sesuai dengan
fungsinya. Untuk kapasitas, dimensi dan jumlah unit yang dibutuhkan harus sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta
manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check Valve,
Flexible joint, dan perlengkapan lainya sehingga sistim pompa dapat berjalan sesuai
dengan fungsinya. Untuk dimensi dan jumlah unit yang dibutuhkan harus sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.
Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa
pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan. Unit dilengkapi
dengan starter panel pompa dan pressure switch untuk menjalankan pompa secara
otomatis.
d. Pipa
Untuk pipa utama area Dermaga & Treastle, dan Menara Air menggunakan HDPE-PE
PN 16, seperti yang di produksi oleh Vinilon, Wavin, Unillon, atau yang disetujui
bersama.
Untuk pipa air bersih, kotor, dan drain harus menggunakan pipa PVC standar SNI 06-
0084-1987 dan JIS K-4761/ K-4762 class AW dengan kelas tekanan kerja 10kg/cm2.
Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement. Diameter dan panjang pipa yang
dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
e. Gate Valve
Gate valve JIS 10 K dengan ukuran 1½” dan lebih besar dari cast iron body
dilengkapi dengan open / shut indicator untuk Rising Stem. Untuk 2” dan ke bawah,
body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS 5154 series B, screw
ends BS 21 N.R.S, tekanan kerja : 10 bar.
f. Check Valve
Check Valve standar material bronze body swing type Y pattern screwed cup metal
disk screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm. Tipe swing silent type
dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk tekanan 10 bar dan
carbon steel untuk tekanan 20 bar.
g. Strainer
h. Pressure Gauge
i. Flexible Connection
CO cover harus terbuat dari plat chrome kuningan, diameter seperti yang telah
ditunjukkan pada gambar dan diproduksi secara lokal.
k. Alat Bantu
Alat Bantu atau aksesoris untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan yang
sejenis dengan bahan pipa.
Untuk bahan pembuatan Roof Tank, dan Tanki STP dapat terbuat dari fiber glass
ataupun beton concrete.
Untuk pemasangan semua Tanki menggunakan dudukan beton concrete.
b. Pemasangan Pompa
- Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik. Pengkabelan
dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan lain-lain)
harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.
Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir
dan total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
c. Pemasangan Pipa
- Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan
pada arah horizontal maupun vertikal.
- Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.
- Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish struktur
atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua perbaikannya
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat pipa PVC.
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus mempergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus mempergunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 65 mm.
- Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
- Semua sambungan ulir harus mempergunakan perapat Henep dan Zink White
dengan campuran minyak.
- Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
- Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
peregangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
daftar tabel berikut ini :
- Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran
terkecil yang ada.
- Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
- Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku
f. Pemasangan Katup
Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai yang diminta dalam gambar
rencana dan spesifikasi agar sistem dapat bekerja dengan baik.
- Katup-katup harus disediakan dan dipasang sesuai yang diminta dalam gambar
rencana dan spesifikasi agar sistem dapat bekerja dengan baik
- Katup Label (Valve Tags) untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting
guna operasi dan pemeliharaan, fungsi-fungsi seperti “normally open” atau
"normally close” harus ditunjukkan di tags katup.
- Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.
2.7 Pengujian
Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 10 kg/cm2
selama 4 jam.
Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3 meter diatas titik tertinggi
selama 1 jam.
Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3.1 Umum
Pekerjaan Sistem Tata Udara atau HVAC secara keseluruhan adalah pengadaan alat dan
bahan, transportasi, pembuatan, pemasangan, dan pembantu serta pengujian, sehingga
diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan Bill Of
Quantity.
b. Standar Internasional:
c. Referensi Buku
a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari perlatan utama, perlengkapan dan
fixtures pekerjaan tata udara.
d. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok, dll.
Unit Sistem Air Conditioning ini hendaknya factory built dan telah diuji oleh pabriknya
(lengkapi dengan sertifikat) dan harus dilengkapi dengan casing, coil dondesation
drain, fan dan motor, cleanable filter , kontrol unit, expansion valve, kompresor, air
cooled condenser, condenser fan dan motor, tekanan dan kapasitas kontrol.
Unit AC terdiri dari Evaporating Unit (Indoor Unit) dan Condensing Unit (Outdoor
Unit).
Tipe AC yang digunakan harus single split inverter ( wall mounted), dan tipe ceiling
cassette dan dilengkapi dengan alat pengaturan seperti remote, atau yang sesuai tipe
AC.
Refrigerant untuk single split harus R-32 dan ceiling cassette skyair super inverter R-
32. Kapasitas, jumlah unit harus sesuai dengan Gambar Kerja.
b. Ventilasi
Sistem Ventilasi mengunakan Exhaust Fan hendaknya factory built dan telah diuji
oleh pabriknya (lengkapi dengan sertifikat) dan harus dilengkapi sesuai dengan
kebutuhan Fan.
Pipa Drain (pipa buangan) harus terbuat dari bahan PVC dengan kapasitas kerja
sampai 10 kg/cm2 sesuai dengan standar SNI 06-0084-2002. Pipa harus diisolasi
menggunakan fiberglass cover dengan aluminium foil.
d. Pipa Refrigerant
Pipa Refrigerant menggunakan tipe K lengkap dengan fitting dan aksesoris yang
sesuai dengan tipe copper pipe of phosphoric acid deoxidized, dengan ukuran
dimensi yang sesuai dengan manufaktur, sesuai dengan BS2871 Part 2, ASTM B 280,
DIN1754/8905 half hard tempere.
e. Pipa Isolasi
Untuk pipa refrigerant dan air pendingin harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Terbuat cross-linked polyethylene foam dengan kepadatan rendah dan struktur
seluler tertutup, atau terbuat dari selotida nitril elastomerik yang fleksibel, hitam,
tertutup.
- Ketebalan minimum 32mm untuk pipa berdiameter hingga 25mm, ketebalan
38mm untuk pipa berdiameter 32mm sampai 80mm, ketebalan 50mm untuk pipa
berdiameter minimal 100mm.
- Kepadatan minimum 62kg / m3.
- Konduktivitas termal minimal 0,035W / m K pada 10 C.
- Kelas tahan api 1 menurut BS 476 Bagian 7.
- Adhesive Tape adalah sebagai berikut:
Tebal 5mm dan lebar 50mm, seperti Thermatape untuk produk Thermaflex FRZ.
Tebal 3mm dan lebar 30mm, seperti Armaflex Tape untuk produk Armaflex.
f. Saluran Pembuangan
Sebuah saluran pembuangan udara untuk Fan terbuat dari Spiral Duct jenis Stainless
Steel 304.
b. Exhaust Fan
1) Fan
Untuk Fan dinding dengan kapasitas yang beasr dan static pressure tinggi ( high
pressure fan) rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium diecast.
Fan bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias) harus dipasangkan Canopy
lengkap dengan galvanized wire mesh, bahan canopy dari galvanized sheet BJLS
80.
Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati dengan baut-baut tahan
karat.
2) Pressurization Fan
Kontraktorharus memasang Pressurization Fan pada tangga kebakaran, sesuai
gambar dan spesifikasi teknis serta sesuai dengan standar NFPA dan PERDA DKI
No. 3, tahun 1992 dan SNI.
Pressurization Fan harus mempunyai kecepatan aliran udara melalui pintu tangga
yang terbuka minimum adalah 50 fpm - 150 fpm.
Sistem Pressurization Fan harus di kontrol integrasi dengan sistem Fire Alarm
kebakaran, dimana pada waktu terjadi Alarm kebakaran secara automatis motor
3.7 Pengujian
a. Ketentuan Umum
Alat-alat dan segala keperluan untuk pengujian harus disediakan oleh dan atas biaya
Kontraktor.
Alat-alat khusus untuk pengujian sistem Air Conditioning yang sedikitnya harus
disediakan oleh Kontraktor untuk pengujian adalah :
- Thermo Hygrograph : 3 buah.
Dilakukan dengan Metoda Hidrostatik Test sesuai dengan ketentuan pada Bab
Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ME.
Tekanan pengujian adalah 8 atm.
Bila selama 12 jam tidak terjadi penurunan tekanan, maka pengujian dinyatakan
selesai.
Bila terjadi penurunan, Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut dan
pengujian harus diulangi dari awal.
Dilakukan setelah semua unit dihubungkan dengan sistem saluran udara dan seluruh
komponen dalam saluran telah selesai dipasang.
Pekerjaan yang harus dilakukan :
- Mengatur jumlah aliran udara yang dibutuhkan oleh setiap ruangan sesuai dengan
yang tertera pada gambar.
- Balancing dinyatakan selesai bila aliran air telah sesuai dengan kebutuhan mesin-
mesin Air Conditioning dengan ketelitian pengaturan +10% atau -5%.
Pengukuran dilakukan terhadap Tingkat Tekanan Suara dalam satuan ukuran atau
skala “Weighing Decible” (dB CA) pada berbagai pita frekuensi sehingga dapat dibuat
kurva Noise Criteria.
Hasil pengukuran harus dilaporkan dalam bentuk hasil pengukuran dan diplot pada
NC chart.
Apabila NC melebihi angka-angka perancangan seperti pada pasal terdahulu, maka
Kontraktor harus menambahkan beberapa peredam suara pada saluran udara,
misalnya duct acoustic lining.
Pengujian ini dilakukan setelah seluruh peralatan atau sistem diuji dan dibersihkan,
dan telah menjalani “Trial Run” selama 3 x 24jam.
Pengujian ini dimaksudkan untuk sekaligus menguji kemampuan sistem dengan
dioperasikan secara terus-menerus selama 3 x 24 jam.
Pada saat pengujian ini Kontraktor harus melakukan bersama Pihak Owner/
Konsultan Pengawas dan atas petunjuk Pihak Owner/ Konsultan Pengawas, hal-hal
berikut :
- Mengamati seluruh sistem saluran udara.
- Mengamati kerja sistem kontrol.
- Mengamati kerja peralatan Indoor dan Outdoor Unit dalam Sistem Air Conditioning.
- Memperbaiki segala hal yang masih belum beroperasi dengan semestinya dan bila
terdapat getaran atau noise yang ebrlebihan dan segala hal yang menurut Pihak
Owner/ MK perlu diadakan penyempurnaan.
h. Laporan pengujian.
4.1 Umum
Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran secara keseluruhan adalah pengadaan alat dan
bahan, transportasi, pembuatan, pemasangan, dan pembantu serta pengujian, sehingga
diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan Spesifikasi, Gambar dan Bill Of
Quantity.
- SNI 03-1745-2000 perihal Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa
Tegak dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
f. Standar Internasional:
b. Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant hingga
berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan.
a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari perlatan utama, perlengkapan dan
fixtures sistem pemadam kebakaran.
a. Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR
/ Tabung Pemadam.
c. Jarak penempatan APAR/ Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15 meter atau
ditentukan lain oleh Pengawas K3 atau Ahli K3.
e. Untuk APAR Dry chemical, angkat APAR kemudian balikan dan dengarkan apakah
terdengar suara dry chemical terjatuh (seperti suara pasir jatuh) ketika APAR
dibalikann.
Pasal 1.
Kontraktor Pelaksana wajib meneliti kembali pekerjaan pekerjaan yang telah diselesaikan
serta mengerjakan pembetulan pembetulan kekurangan, perbaikan perbaikan dan lain lain
yang masih harus disempurnakan.
Pasal 2.
Setelah selesai seluruh pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus membersihkan daerah kerja
antara lain membongkar konstruksi konstruksi penolong, perlengkapan perlengkapan
pembantu, bahan bahan bekas tak terpakai sampai bersih seluruhnya sesuai petunjuk
Direksi / Engineer.
Pasal 3.
Sisa sisa bahan bangunan, peralatan dan bangunan yang dibeli dengan biaya dari Proyek
adalah menjadi milik Proyek/Pemberi Tugas.
H. PENUTUP
Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), tidak sesuai dengan Gambar atau tidak sesuai dengan
Petunjuk Petunjuk Direksi atau Staf Teknik/Kuasa Pengguna Anggaran, maka pekerjaan
tersebut harus dibongkar dan pembuatannya kembali seluruhnya menjadi tanggungjawab
kontraktor pelaksana.
Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan
ataupun persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam Addenda addenda RKS
dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Perintah Tertulis dari Konsultan
Pengawas atas persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran pada waktu pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat Syarat pekerjaan ini dibuat untuk dipatuhi dan
dilaksanakan.
Medan, 2020
Mengesahkan,
Direktur Kepala
Transportasi Sungai Danau dan Balai Pengelola Transportasi Darat
Penyeberangan Wilayah II Provinsi Sumatera Utara