Anda di halaman 1dari 140

PT.

BUMI MADANI

DAFTAR ISI

BAB I KETENTUAN TEKNIS UMUM RENCANA KERJA DAN


SYARAT SYARAT
Pasal 1
Rencana kerja Pelaksanaan Pekerjaan ....................................... 1
Pasal 2
Organisasi Pelaksanaan Lapangan .............................................. 2
Pasal 3
Tenaga Kerja Lapangan ............................................................... 2
Pasal 4
Bahan dan Peralatan .................................................................... 3
Pasal 5
Mobilisasi ...................................................................................... 4
Pasal 6
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ................................................... 4
Pasal 7
Laporan hasil Pekerjaan ............................................................... 4
Pasal 8
Foto Proyek .................................................................................. 5
Pasal 9
Perbedaaan Ukuran ..................................................................... 6
Pasal 10
Sarana Penunjang Kegiatan ......................................................... 7
Pasal 11
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi ............................................. 7
Pasal 12
Papan Nama Kegiatan ................................................................. 8

BAB II KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR


Pasal 13
Pekerjaan Umum .......................................................................... 10
Pasal 14
Pekerjaan Pendahuluan .............................................................. 10
Pasal 15
Pekerjaan Galian Tanah ............................................................... 12
Pasal 16
Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan .............................................. 13
Pasal 17

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan i
PT. BUMI MADANI

Pekerjaan Urugan / Lapisan Pasir Urug / Sirtu Padat .................. 14


Pasal 18
Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian Pondasi ...................... 15
Pasal 19
Pekerjaan Acuan / Bekisting ......................................................... 15
Pasal 20
Pekerjaan Lantai Kerja ................................................................. 17
Pasal 21
Pekerjaan Beton Bertulang ........................................................... 18
Pasal 22
Pekerjaan Beton Pracetak (Tiang Pancang dengan Alat 29
Pancang Jacking Pile)...................................................................
Pasal 23
Pekerjaan Konstruksi Baja............................................................ 38
Pasal 24
Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Kali ....................................... 48
Pasal 25
Pekerjaan Water Stop .................................................................. 48

BAB III KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


Pasal 26
Pekerjaan Dinding Batu Bata ....................................................... 49
Pasal 27
Pekerjaan Kusen, Daun Jendela Alumunium dan Kaca ............... 50
Pasal 28
Pekerjaan Atap ............................................................................. 56
Pasal 29
Pekerjaan Plafond ........................................................................ 56
Pasal 30
Pekerjaan Lantai Beton ................................................................ 57
Pasal 31
Pekerjaan Lantai Screed .............................................................. 58
Pasal 32
Pekerjaan Lantai Keramik ............................................................ 60
Pasal 33
Pekerjaan Cat Emulsi ................................................................... 61
Pasal 34
Pekerjaan Waterproofing .............................................................. 62
Pasal 35
Pekerjaan Dinding dan Plesteran ................................................. 65

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan ii
PT. BUMI MADANI

Pasal 36
Pekerjaan Kusen, Daun Jendela Alumunium dan Kaca ............... 66
Pasal 37
Pekerjaan Atap ............................................................................. 72
Pasal 38
Pekerjaan Plafond ........................................................................ 73
Pasal 39
Pekerjaan Railing Tangga ............................................................ 74

BAB IV KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN KELENGKAPAN


BANGUNAN
Pasal 40
Pekerjaan Sistem Pengolahan Limbah / Air Buangan .................. 75
Pasal 41
Reservoir Air Bersih ...................................................................... 75
Pasal 42
Saluran Keliling Bangunan ........................................................... 77
Pasal 43
Papan Nama Gedung ................................................................... 78
Pasal 44
Tiang Bendera .............................................................................. 78
Pasal 45
Fasilitas Difabel ............................................................................ 79
Pasal 46
Pekerjaan Pagar dan Halaman .................................................... 80

BAB V KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN


ELEKTRIKAL
Pasal 47
Pekerjaan Plumbing dan Sanitair ................................................. 81
Pasal 48
Pekerjaan Sewage Treatment Plant (STP) Bio Filter Anaerob-
Aerob (Biofiltration) ....................................................................... 86
Pasal 49
Pekerjaan Instalasi Air Conditioner dan Ventilasi Udara .............. 90
Pasal 50
Pekerjaan Listrik Tegangan Rendah ............................................ 94
Pasal 51
Pekerjaan Sistem Tata Suara ...................................................... 101

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan iii
PT. BUMI MADANI

Pasal 52
Pekerjaan Instalasi Pengindera Kebakaran (fire Alarm) .............. 112
Pasal 53
Pekerjaan Sistem Telepon ........................................................... 118

SPESIFIKASI TEKNIS :
PEKERJAAN KONSTRUKSI ................................................... 124
PEKERJAAN ARSITEKTUR .................................................... 126
PEKERJAAN MEKANIKAL ...................................................... 130
PEKERJAAN ELEKTRIKAL ..................................................... 132

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 136

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan iv
PT. BUMI MADANI

BAB I
KETENTUAN TEKNIS UMUM RENCANA KERJA DAN
SYARAT - SYARAT

Pasal 1
Rencana Kerja Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-
sama dengan penyedia barang/jasa, perencana, pengawas teknis,
suku dinas teknis dan intansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun
rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian/kontrak.
b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkannya SPK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan, adalah :
1. Organisasi kerja.
2. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
5. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6. Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat
mengenai rencana kerja.
7. Penyusunan program mutu kegiatan.

(2) Penggunaan Program Mutu


a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia
barang/jasa dan disepakati pengguna barang/jasa pada saat rapat
persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1. Informasi pengadaan barang/jasa.
2. Organisasi Kegiatan, pengguna barang/jasa dan penyedia
barang/jasa.
3. Jadwal pelaksanaan.
4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5. Prosedur instruksi kerja.
6. Pelaksanaan kerja baik rencana kerja dan target kerja.
7. Form Laporan Aktifitas pekerjaan baik harian, mingguan dan
bulanan.
8. Gambar shop drawing (gambar rencana kerja) yang diajukan
sebelum dilaksanakan pekerjaan untuk diapproval oleh Direksi
Lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 1
PT. BUMI MADANI

(3) Pemeriksaan bersama


a. Pada tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna
barang/jasa bersama-sama dengan penyedia barang/jasa melakukan
pemeriksaan bersama.
b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat
membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak.

Pasal 2
Organisasi Pelaksana Lapangan

(1) Untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan sesuai yang ditetapkan dalam


surat perjanjian / kontrak, penyedia barang/jasa harus membuat organisasi
pelaksana lapangan yang jelas, dengan pembagian tugas, fungsi dan
wewenang serta tanggung jawabnya masing-masing.
(2) Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian
bidang tugasnya masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya
harus memenuhi ketentuan paraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi perusahaan
penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
(3) Untuk Pelaksanaan Pekerjaan/Kegiatan penyedia barang/jasa menunjuk
penanggung jawab lapangan (Pengguna Anggaran), yang dalam
penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna
Anggaran.
(4) Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain
kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, di luar
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan.
(5) Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab
lapangan harus berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit
dan Penyedia barang/jasa harus menunjuk/menempatkan penggantinya
apabila yang bersangkutan berhalangan.
(6) Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan
yang telah ditetapkan, maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan
kepada Penyedia barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain
yang ahli dan berpengalaman.

Pasal 3
Tenaga Kerja Lapangan

(1) Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja yang terampil


dan berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai
volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
(2) Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan,
kesehatan dan keamanan lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas
sarana dan prasarana kerja memadai.
(3) Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai
dan tidak mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal
sememtara di lokasi pekerjaan/kegiatan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 2
PT. BUMI MADANI

(4) Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa,


dalam bentuk daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda
pengenal setiap tenaga kerja.

Pasal 4
Bahan dan Peralatan

(1) Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan
oleh penyedia barang/jasa.
(2) Bahan/Material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat
perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap
bahan dan peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari
pengguna barang/jasa.
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak
terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang ditetapkan.
(3) Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera
disingkirkan dari lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja
sejak tanggal penolakan dilakukan.
(4) Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum
atau telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa wajib
mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak
menuntut ganti rugi.
(5) Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat
lagi di pasaran, maka penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan
peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(6) Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas
tidak dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
(7) Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan
proyek, adalah menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk
tempat dan cara penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja di lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 3
PT. BUMI MADANI

Pasal 5
Mobilisasi

(1) Mobilisasi meliputi :


a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti Direksi keet dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
(2) Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
(3) Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 3
(tiga) hari kalender sejak diterbitkan SPK.

Pasal 6
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan


secara rinci, yang terdiri dari :
a. Time schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan
kemajuan bobot untuk setiap minggunya.
b. Pada time schedule dilengkapi pula dengan kurva “S”.
c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi
harus dilengkapi dengan network planning.
(2) Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam
surat perjanjian/kontrak.
(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh
mencakup seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat
menggambarkan antara rencana dan realisasinya.
(4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7
(tujuh ) hari kerja setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk
dapat diperiksa/disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan oleh
pengguna barang/jasa.
(5) Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan
selama masa pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di
ruangan rapat proyek.

Pasal 7
Laporan Hasil Pekerjaan

(1) Laporan Harian


a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat
didalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan harian pekerjaan
berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
b. Buku harian Lapangan (BHL) berisi :
1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.
2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3. Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 4
PT. BUMI MADANI

4. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.


5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
c. Buku harian Lapangan (BHL) disiapkan oleh penyedia barang/jasa, dan
diisi oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan
petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna
barang/jasa.
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku
pelaksana kegiatan, terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang
diberikan Pengawas Teknis dalam Buku harian Lapangan (BHL).
e. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri
terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam
pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang diperintahkan
oleh pengawas teknis maupun Pengguna Anggaran.
(2) Laporan minggguan dibuat pengawas teknis setiap minggu yang terdiri
dari rangkuman laporan harian dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
(3) Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
bulan, serta hal-hal penting yang perlu dilaporkan.
(4) Laporan (PHO)
Laporan selesai pekerjaan dimana progres fisik sudah mencapai bobot
100% (dapat diterima dengan baik, terpasang, dan dapat beroperasi).
Dokumen Pendukung :
- Berita Acara Serah Terima pekerjaan progress 100% dan terpasang.
- Berita Acara Test Commisioning khusus untuk pekerjaan ME
(Mekanikal Elektrikal)
- Gambar As Build Drawing (gambar yang terpasang sesuai dengan
lapangan).
(5) Laporan (FHO)
Laporan selesai masa pemeliharaan dengan kurun waktu yang disyaratkan
oleh Instansi terkait dan disepakati oleh kedua belah pihak, laporan yang
menerangkan bahwa hasil pekerjaan masih baik dan berfungsi selama
masa pemeliharaan pihak Kontraktor melaukan perbaikan-perbaikan yang
dianggap kurang sempurna.

Pasal 8
Foto Proyek

(1) Untuk merekam pelaksanaan kegiatan, pengguna barang/jasa dengan


menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto
dokumentasi untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
(2) Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas
Teknis, disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan
pembayaran angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu
sebagai berikut atau disesuaikan dengan kontrak:

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 5
PT. BUMI MADANI

Papan nama kegiatan, keadaan


Bobot
Tahap I lokasi, galian pondasi dan pasangan
0% - 25%
pondasi
Bobot
Tahap II Pekerjaan Struktur/Konstruksi
50% - 75%
Bobot
Tahap III Pekerjaan Atap/Finishing
50% - 75%
Bobot Pekerjaan Finishing/Detail/Seluruh
Tahap IV
75% - 100% Pekerjaan Selesai

(3) Foto kegiatan tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan
pada saat pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang
masing-masing adalah untuk :
Untuk kegiatan/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :
a. Dua set untuk Pengguna Anggaran
b. Satu set untuk Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi
c. Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
d. Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
e. Satu set untuk Sudin Perumahan dan Gedung Pemda Wilayah
setempat.
(4) Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis atau Pengguna Anggaran.
(5) Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan
singkat, dan penempatan dalam album disahkan oleh Pengguna Anggaran,
untuk teknis penempelan/ penempatan dalam album ditentukan oleh
PengawasTeknis.
(6) Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar / memaksa force
majeure diambil 3 (tiga) kali.

Pasal 9
Perbedaan ukuran

(1) Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran
yang ditulis dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang
ditulis dengan angka.
(2) Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk
Pengawas Teknis atau Perencana.

Pasal 10
Sarana Penunjang Kegiatan

(1) Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan


sementara seperti, los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-
lain yang diperlukan. penyedia barang/jasa juga harus menyediakan
perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis,
dengan jumlah sesuai kebutuhan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 6
PT. BUMI MADANI

(2) Penempatan sarana bangunan sementara ( direksi keet ) harus dibuatkan


perencanaannya oleh penyedia barang/jasa, serta terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
(3) Sarana penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar
pengaman dan perlengkapannya serta pompa kerja, adalah merupakan
sarana penunjang dalam pelaksanaan kegiatan dan merupakan barang
yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
(4) Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja
pembantu yaitu: lift kerja, air kerja, aliran listrik, pompa air, beton molen,
vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.
(5) Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan,
sekalipun tidak disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat
(RKS) maupun dalam gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa.
(6) Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka penyedia barang/jasa
harus bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
didaerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang
disengaja maupun tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.
(7) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas penyedia barang/jasa
diizinkan untuk mengadakan pengamanan pelaksanaan kegiatan
pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam
hari dan sebagainya.
(8) Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu
segala macam kotoran bekas-bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus
segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis/Pengguna anggaran.

Pasal 11
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

(1) Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi meliputi :


a. Penyiapan RK3K
b. Sosialisasi dan Promosi K3
c. Alat pelindung kerja
d. Alat pelindung diri
e. Asuransi dan perijinan
f. Personil K3
g. Fasilitas sarana kesehatan
h. Rambu- rambu, dan
i. Lain - lain terkait pengendalian risiko K3.

(2) Besarnya biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan


Umum sebagaimana dimaksud di atas, dialokasikan dalam biaya umum
dan dihitung berdasarkan tingkat risiko K3 sesuai rincian kegiatan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 7
PT. BUMI MADANI

(3) Penyedia barang / jasa membuat pengendalian operasional berupa


prosedur kerja / petunjuk kerja yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian di antaranya :
a. Menunjuk penanggung jawab kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
b. Menyusun identifikasi bahaya, penilaian risiko, skala prioritas,
pengendalian risiko K3, dan penanggung jawab sesuai format RK3K
lampiran Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
c. Membuat rencana upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
d. Membuat rencana penanganan kondisi keadaan darurat di tempat kerja
e. Membuat program pelatihan sesuai pengendalian risiko
f. Membuat spesifikasi terhadap jenis pekerjaan, material dan alat kerja
yang berhubungan dengan prosedur kegiatan SMK3
g. Merencanakan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan.

(4) Penyedia barang / jasa harus bertanggung jawab atas keselamatan pekerja
di lapangan. Untuk ini, penyedia jasa harus menyediakan alat pelindung diri
minimal berupa topi pelindung, pelindung mata, pelindung telinga, masker,
sarung tangan, sepatu keselamatan, rompi keselamatan, pelindung jatuh.

(5) Penyedia barang/jasa khususnya penanggung jawab SMK3 harus


melakukan evaluasi terhadap kegiatan K3 dan mengantisipasi zero
accident, mempersingkat waktu evakuasi dalam penanganan korban
apabila terjadi kecelakaan dan memiliki hubungan kontrak kerja relasi
dengan rumah sakit yang ditunjuk untuk keanggotaan pekerja.

Pasal 12
Papan Nama Kegiatan

(1) Pemasangan papan nama kegiatan sebagaimana diatur pada pasal ini
dipancangkan di lokasi kegiatan pada tempat yang mudah dilihat umum.
(2) Pemasangan papan nama kegiatan dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan
Pengguna Anggaran.
(3) Bentuk dan ukuran papan nama kegiatan fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama kegiatan dibuat multiplek tebal 8 mm dengan ukuran lebar
240 cm dan tinggi 120 cm.
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan
ketinggian disesuaikan kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 8
PT. BUMI MADANI

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH


Logo KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Logo
Prov. KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Unit
DKI
Nama Kegiatan : …...……..…………... Perencana : …………….
No. Rekening : ………………...……… Pengawas : ……………
Th.Anggaran : ……………...…………
Volume : ………………..……… Spesifikasi Umum
Biaya : ………………...……… Kegiatan : …………….
No. SPK : ………………..………
120 Cm

………………….………
Pelaksana ………………………….
PT/CV : …………………………
No. TDR : …………………………
Kualifikasi : ………………………… Mulai : ..…..………….
Alamat : ………………………… Selesai :…..……………

Masyarakat dapat menyampaikan


informasi kepada : …………………… Direksi : ..………….
Telp/Faks : …………………… Telp/Faks : .…………..

240 Cm

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 9
PT. BUMI MADANI

BAB II
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 13
Pekerjaan Umum

1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur ( spesifikasi struktur ) ini,


dibuat dengan maksud agar konstruksi Struktur yang akan dikerjakan
memenuhi kualitas/persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar dan
spesifikasi struktur ini serta Berita Acara Rapat Penjelasan, sebagaimana
yang direncanakan / dikehendaki oleh perencana struktur.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur
sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir
serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
3. Dilain pihak, Direksi Pengawas bertugas serta berkewajiban untuk mengawasi
pekerjaan-pekerjaan Pemborong agar sesuai dengan spesifikasi struktur ini
dan gambar-gambar struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
4. Walaupun ada Direksi Pengawas dengan tugas pengawasannya, pemborong
wajib mempunyai Bagian / team Quality Control tersendiri yang khusus
mengawasi pekerja-pekerja dan produknya agar sesuai dengan Spesifikasi
dan gambar struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
5. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar yang satu dengan yang
lainnya atau hal-hal yang tidak / kurang jelas baik mengenai spesifikasi
struktur ini maupun gambar-gambar struktur terlampir, maka Pemborong
maupun Direksi / MK berkewajiban untuk menanyakan penjelasan kepada
Perencana Struktur.
6. Perubahan-perubahan terhadap spesifikasi struktur maupun gambar-gambar
struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan tanpa persetujuan tertulis
perencana Struktur sama sekali tidak diperkenankan.
7. Pemborong berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar struktur,
Arsitektur dan Mekanikal & Elektrikal beserta spesifikasinya masing-masing
dan melaporkan kepada Direksi/Pengawas apabila terdapat ketidaksesuaian.

Pasal 14
Pekerjaan Pendahuluan

1. Pekerjaan Striping
a. Seluruh tapak bangunan ditambah selebar 3 m dari sisi-sisi tapak bangunan
harus dibersihkan dari humus dan lumpur dengan cara striping setebal
minimum 30 cm atas biaya pemborong.
b. Striping/penebasan/pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua
sampah-sampah, puing-puing, semak belukar dan tanaman-tanaman kecuali
apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar dan atau
petunjuk Direksi/Pengawas.
c. Sisa hasil pekerjaan striping harus dibuang kesekitar lokasi yang ditentukan
oleh Direksi/Pengawas atas biaya pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 10
PT. BUMI MADANI

2. Pengukuran Tapak Kembali


a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah tertera kebenarannya.
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat-
alat waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
c. Pemborong harus menyediakan theodolith/waterpas beserta petugas yang
melayaninnya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/Pengawas selama
pelaksanaan Proyek.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
e. Segala pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan pemborong.

3. Tugu Patokan Dasar ( Referensi Bench Mark )


a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20
x 20 Cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang
menonjol diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran
selanjutnya dan sekurang-kurangnya setinggi 40 Cm diatas tanah.
c. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi /
Pengawas untuk membongkarnya.
d. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar menjadi
tanggungan pemborong.
e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) pemborong wajib membuat Shop drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.

4. Papan dasar Pelaksanaan ( Bouwplank )


a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Merah
dengan ukuran kaso ( 5/7 Cm ), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak
bisa digerak-gerakan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu
dengan lainnya.
b. Papan dasar pelaksanaan / bouwplank dibuat dari kayu Meranti Merah dengan
ukuran tebal 3 Cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya ( waterpas ).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendak lain oleh Direksi / Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-
pekerjaan yang akan dilakukan.
e. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
semua as-as bangunan dan peil  0.00 atau peil referensi lainnya dengan cat
berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila kena air / air hujan.
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan
menjadi tanggungan pemborong.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 11
PT. BUMI MADANI

Pasal 15
Pekerjaan Galian Tanah

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk pekerjaan sub
struktur, seperti yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi / Pengawas termasuk didalamnya adalah pekerjaan
galian untuk STP, Reservoir, Pit, Saluran-saluran dan pekerjaan-pekerjaan
lain sesuai gambar yang memerlukan galian.
b. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya ( jika ada ),
terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksisting dan pekerja.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Galian tanah untuk STP, Resorvoir, Saluran air, Pondasi dan galian-galian
lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua
bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan
pohon-pohon yang terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan dibongkar
dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain yang masih digunakan, maka pemborong harus secepatnya
memberitahukan kepada Direksi/Pengawas atau kepada Penguasa/Instansi
yang berwenang, untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan
pondasi yang sejenis untuk daerah yang bersangkutan. Misalnya untuk daerah
pondasi batu kali, pengisian/pengurugan kelebihan galian harus dilakukan
dengan pondasi batu kali.
d. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi
selapis, dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan
mengenai pekerjaan urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan/pengisian
kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
e. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali
keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang waterpas. Pemadatan
dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap lapisan 15 cm lepas, dengan
cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur.
f. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang
memadai atau pompa Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindari tergenangnya air dan lumpur pada dasar galian.
Sebelum pekerjaan dewatering dimulai, Pemborong wajib meyediakan pompa
cadangan untuk mengganti pompa yang rusak.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 12
PT. BUMI MADANI

Pasal 16
Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan

1. Persyaratan Bahan.
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jenis tanah adalah silty clay atau pasir urug
b. Tanah harus bersih berarti tidak mengandung akar, kotoran seperti puing
bekas bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organik lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm
d. Terlebih dahulu diadakan test kepadatan maksimum pada kadar air optimum
dan hasilnya harus secara tertulis diserahkan kepada Direksi / Pengawas.
Direksi / Pengawas akan menolak material yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut diatas.

2.. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pelaksanaan pengurugan harus harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
max tiap-tiap lapisan 20 cm lepas dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan
maksimum pada kadar air optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan. Test kepadatan optimum harus mengikuti STM. D-1557-70
b. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok
dengan warna tertentu pula.
c. Pada daerah yang basah / ada genangan air, Pemborong harus membuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut,
misalnya dengan bantuan pompa air.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi / Pengawas maka
pemadatan tersebut tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat Stemper/Compactor yang disetujui oleh
Direksi / Pengawas.
e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang
dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal
sebelum ini, mengenai “ Pekerjaan Galian “.
f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan
adalah  50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. Semua drainase darurat
harus disetujui oleh Direksi / Pengawas. Cara kerja yang dilakukan
Pemborong harus disetujui oleh Direksi / Pengawas.
g. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di Laboratorium
untuk mendapatkan Standard Proctor / Kepadatan Maksimum pada Kadar Air
Optimum. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang disetujui
oleh Direksi / Pengawas.
h. Untuk bahan yang sama, untuk tiap lapis tanah tebal 20 cm yang sudah
dipadatkan harus ditest juga dilapangan, yaitu 1 ( satu ) test untuk tiap 750 m2,
yaitu dengan Sand Cone Test dengan hasil kepadatan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 95 % dari Stadard Proctor.
i. Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi / Pengawas.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 13
PT. BUMI MADANI

referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah


tersebut.
j. Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga
dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah
oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan
dengan menutupi permukaan dengan plastik. Pekerjaan pemadatan dianggap
cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi / Pengawas.
k. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan
dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai
kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang I kembali
pekejaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian
harus diajukan oleh Pemborong kepada Direksi / Pengawas / Perencana
Struktur.
l. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara /
prosedur dibawah ini :
- “ Density of soil inplace by driven sand-cone method”AASHTO.T.191
- “ Density of soil inplace by driven sand-come method “AASHTO.T.204
- “ Density of soil inplace by driven sand-cone method AASHTO.T.205
Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / Pengawas.
Pemborong harus mengajukan cara pengujian yang akan digunakan kepada
Direksi / Pengawas.
m. Pemborong harus mengadakan drainase yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa dan atau
mengeringkan drainase.

Pasal 17
Pekerjaan Urugan / Lapisan Pasir Urug / Sirtu Padat

1. Persyaratan Bahan
a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam
dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti
disyaratkan dalam NI-3 (PUBI tahun 1982) pasal 14 ayat 3.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu,
Direksi / Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang
dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan syah, atas biaya Pemborong.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi /
Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 14
PT. BUMI MADANI

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis maksimum setiap lapis 10 cm,
hingga mencapai tebal padat yang disyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan / atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Direksi / Pengawas. Pemadatan
dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95 % dari kepadatan optimum
hasil Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
kering agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian yang
kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan yang
bersangkutan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi.
c. Tebal lapisan sirtu sesuai yang ditunjukan dalam gambar. Ukuran tebal yang
dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
d. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.

Pasal 18
Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian Pondasi

1. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang
dibangun yang akan ditutup/tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi / Pengawas.
b. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada
waktu pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Direksi /
Pengawas.
c. Syarat-syarat lain harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 04 butir 3
ayat (a) dan seterusnya.

Pasal 19
Pekerjaan Acuan / Bekisting

1. Persyaratan Bahan
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : Beton baja, pasangan bata
yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis
bahan yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Pengawas terlebih dahulu . Acuan yang terbuat dari kayu harus kayu jenis meranti
atau setarap. Ukuran kayu yang dipergunakan tergantung dari perencanaan
struktur dengan tebal multiplek minimum 12 mm.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti
tercantum pada “ Renommended Practice For Concrete Formwork “ ( ACI.347-
68 ) dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus
dikontrol terhadap peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran / finishing.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 15
PT. BUMI MADANI

c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar dan


perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui aleh
Direksi / Pengawas. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting, harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas, sebelum bekisting
dibuat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi /
Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji,
tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan sebagian konstruksi yang ukuran, kerataan /
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus ( tidak
berubah bentuk ) dan tidak bergoyang.
i. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Direksi / Pengawas baut-baut
dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua besi
tulangan harus berada dalam permukaan beton.
j. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi
(scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat
dipertimbangkan oleh Direksi / Pengawas selama masih memenuhi syarat.
k. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pemborong harus meminta persetujuan dari
Direksi / Pengawas dan minimum 3 ( tiga ) hari sebelum pengecoran,
pemborong harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Direksi / Pengawas.

3. Pembongkaran
a. pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaan.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimum 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimum 21 hari
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi / Pengawas.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelembung, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos / tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya, dan memindahkan acuan harus dilakukan sedemikian rupa

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 16
PT. BUMI MADANI

sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat


pemindahan.
f. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi
tersebut, maka pemborong harus segera memberitahukan kepada Direksi /
Pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan
pengisian atau pembongkarannya.
Pemborong tidak diperbolehkan menutup / mengisi bagian beton yang keropos
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas. Semua resiko yang terjadi
sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran
atau pengisian atau penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab
Pemborong.
g. Seluruh bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi /
Pengawas sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
h. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi / Pengawas
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
- Konstruksi beton yang keropos dapat mengurangi kekuatan konstruksi
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti ditunjuk oleh gambar.
- Konstruksi beton yang tidak tagak lurus atau tidak rata seperti yang telah
direncanakan.

4. Alternatif Acuan / Bekisting


Pemborong dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan dipakai, dengan
melampirkan brosur / gambar acuan tersebut beserta perhitungannya untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas. Dengan catatan bahwa
alternatif acuan tersebut tidak merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan
kelambatan dalam pekerjaan. Sangat diharapkan agar pemborong dapat
mengajukan usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa
mengurangi / membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku.

Pasal 20
Pekerjaan Lantai Kerja

1.Persyaratan Bahan.
a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman Beton 1989.
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989
c. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989
d. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PB
1989, PUBI 1982 dan NI – 8

2.Syarat-Syarat Peleksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 17
PT. BUMI MADANI

b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini , harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi /
Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna ( telah dipadatkan
sesuai persyaratan ), rata permukaannya mempunyai daya dukung
maksimal
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antra Pc, Pasir beton dan krikil
atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpas, Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.

Pasal 21
Pekerjaan Beton Bertulang

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar, baik untuk pekerjaan Sub. Struktur maupun Upper struktur.

2. Peraturan-Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI -
03-1726-2003 )
 Pedoman Beton 1989
 American Concrete Institute ( A.C.I ) 1986
 Tata Cara Perhitungan Struktur Veton untuk Bangunan Gedung (SNI -03-2847-
2002)
 Tata Cara Perencanaan struktur baja untuk Bangunan Gedung (SNI -03-1729-
2000)
 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI – 1982 )-NI-3
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8 ).
 Mutu dan cara Uji Semen Portland ( SII 0013-81 ).
 Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 0052-80 )
 ASTM C-33 Standard Spesification For Concrete Aggregates.
 Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton ( SII 0784-83 )
 American Society For Testing and Material ( ASTM ) .
 Peraturan Bangunan Nasional 1978.
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
 Petunjuk perencanaan Struktur Bangunan untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung ( SKBI – 2.3.53.1987 UDC :
699.81: 624.04 )
 Peraturan-peraturan yang diperlukan tersebut diatas harus disediakan
Pemborong di SITE sehingga memudahkan apabila hendak digunakan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 18
PT. BUMI MADANI

3. Keahlian dan Pertukangan


a. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyahkan, termasuk kekuatan,
toleransi dan penyelesaian.
b. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah,
harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran semen
: kerikil = 1:3:5 setebal minimal 5 cm atau seperti tercantum dalam gambar
pelaksanaan.
c. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan
gambar dan spesifikasi struktur.

4. Persyaratan Bahan
a. Semen
1. Semua semen yang digunakan adalah semen Portland local yang
memenuhi syarat-syarat dari :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini ayat (2).
 Mempunyai sertifikat uji (test serificate) dari Laboratorium yang disetujui
secara tertulis dari Direksi / Pengawas.
2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk
suatu konstruksi / struktur yang sama ), dalam keadaan baru dan asli,
dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus
diterimakan dalam zak ( kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan
diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui
2 m’ atau maksimum 10 zak. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat
salah penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dapat ditolak
pengunannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan segera dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24
jam atas biaya pemborong.

b. Aggregat ( Aggregates )
1. Semua pemakaian batu pecah ( aggregat kasar ) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini (2)
 Bebas dari tanah-tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah-tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya ).

2. Kerikil dan batu pecah ( aggregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 38 mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan
tertulis Direksi / Pengawas. Gradasi dari aggregat-aggregat tersebut secara
keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang disyaratkan,
padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air , dalam
proses campuran yang akan dipakai. Direksi / Pengawas harus meminta
kepada pemborong untuk mengadakan test kualitas dari agregat-agregat
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 19
PT. BUMI MADANI

tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas,


setiap saat di Laboratorium yang disetujui Direksi / Pengawas atas biaya
pemborong.

3. Aggregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya


dan dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah dan terkotori
benda lainnya.

c. Air
1. Air yang akan digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan
adalah air bersih, tidak berwarna , tidak mengandung bahan-bahan kimia,
asam alkali , tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek
merubah beton / tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat
Peraturan Beton Indonesia serta diuji terlebih dahulu oleh Laboratorium
yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
2. Air yang mengandung garam ( air laut ) sama sekali tidak diperkenankan
untuk dipakai.

d. Besi Beton ( Steel Bar )


1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini ayat ( 2 ).
 Baru, bebas dari kotoran-kotoran, minyak/karat dan tidak cacat ( retak-
retak ), mengelupas, luka dan sebagainya.
 Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
Peraturan Beton Indonesia.
 Mempunyai penampang yang sama rata.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur. Besi beton
harus disupply dari satu sumber ( manufacture ) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi.
3. Sebelum mengadakan pemesanan Pemborong harus mengadakan
pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dari Direksi / Pengawas. Barang percobaan diambil dibawah
kesaksian Direksi / Pengawas, berjumlah minimal 3 ( tiga ) batang untuk
tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama dan panjangnya kurang
lebih 100 cm. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas.
4. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Direksi /
Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil yang bersangkutan
tidak syah.
5. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti
Steelwiremesh atau sejenisnya, harus mendapat persetujuan tertulis
Perencana Struktur.
6. Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran
dan tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai
untuk besi tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 20
PT. BUMI MADANI

7. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kwalitasnya tidak sesuai


dengan spesifikasi struktur harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari Direksi / pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam
atas biaya Pemborong.

e. Kualitas Beton
1. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-300 (
tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15x15x15
cm3 pada usia 28 hari ), atau Fc=29,05 Mpa ( tegangan tekan hancur
karekteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
pada usia 28 hari ). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia. Mutu
beton K-175 digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan
bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain.
Untuk pengecoran pelat yang lebar/luas, maka untuk menghindarkan/
meminimalkan retak-retak akibat susut, maka pengecoran harus dilakukan
dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan pekerjaan harus
diusulkan oleh Pemborong untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
/ Pengawas.
2. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton
dan kubus beton, menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam
Peratuaran Beton Indonesia mengingat bahwa W/C factor yang sesuai
disini adalah sekitar 0,25-0,55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan
benda uji dilakukan menurut Peraturan Beton Indonesia tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan
harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat
dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus
dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan penggetar.
Pada sama-sama pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1
benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda
uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara
yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
3. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi / Pengawas dan laporan tersebut
harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya.
4. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari Laboratorium.
5. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, selama pelaksanaan
harus ada pengujian slump, dengan syarat minimum 5 cm dan maksimum
12 cm. Cara pengujian slump sebagai berikut :
Contoh : Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang
rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih spertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat ( seperti peluru ).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
dianggkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya ( nilai slump-nya ).

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 21
PT. BUMI MADANI

f. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton Ready Mix K 300,
untuk beton sloof, kolom, balok, tea beem dan pelat lantai. Khusus untuk
beton kolom praktis dan ring balok boleh digunakan Site Maxing dengan
mutu K-175.
2. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix.
a. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang dibuat
dilapangan berlaku juga untuk beton Ready Mix, baik mengenai
persyaratan material semen, agregat, air maupun Admixture, Testing
Beton, slump dan sebagainya.
b. Disyaratkan untuk pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada
supplier beton Ready Mix yang sudah terkenal mengenai Stabilitas
mutunya, kontinuitas penyediaannya dan mempunyai / mengambil
material-material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik . Jika
mutu beton relatif sangat besar, maka selain mutu beton juga harus
diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas pengadaan material agar
tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
c. Direksi / Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran.
Usaha-usaha untuk menghaluskan / menghancurkan Beton Ready Mix
yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak
diperbolehkan. Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton
Ready Mix yang sudah berbentuk adukan sama sekali tidak
diperbolehkan, karena akan merusak komposisi yang ada dan bisa
menurunkan mutu beton yang direncanakan. Untuk mencegah terjadi
pengerasan / penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka Pemborong
harus merencanakan secepat mungkin mengenai kapan Beton Ready
Mix harus tiba dilapangan dan berapa jumlah Volume yang dibutuhkan,
termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan
macetnya transportasi dari/ke lapangan.
d. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kepada Suplier Beton ready
Mix jaminan tentang mutu beton yang digunakan. Walaupun demikian,
untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik pemborong
maupun supplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat
kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk /
disetujui oleh Direksi / Pengawas dan jumlah silinder atau khusus beton
dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
e. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang disyaratkan,
walaupun disuplay oleh perusahaan Beton ready Mix, tetap merupakan
tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong.
f. Beton ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 ( tiga ) jam, yaitu
terhitung sejak dituangkar air ke campuran beton kedalam truk ready
mix plan/pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan
dicor, tidak dapat digunakan atau dengan peralatan lain akan ditolak,
Segala akibat biaya yang ditimbulkan menjadi beban dan resiko
Pemborong.
3. Adukan beton yang dibuat di tempat (Site Mixing) adukan beton harus
memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat
- Aggregat diukur menurut berat
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 22
PT. BUMI MADANI

-Pasir diukur menurut berat


-Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete bathing plant).
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk.
4. Test Kubus Beton ( Pengujian Mutu Beton )
a. Direksi/Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Pemborong
untuk membuat benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang
dibuat (dua sample untuk tiap 5 m3).
b. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan memenuhi syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus,
cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dengan
ukuran 15x15x15 cm memenuhi syarat daam Peraturan Beton
Indonesia.
c. Pengambilan adukan beton, pencetakan benda uji kubus dan
crucingnya harus dibawah pengawasan Direksi / Pengawas.
Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia.
d. Pengujian, pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan
pengujian tekan ( Cruching Test ). Jika beton tidak memenuhi syarat-
syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi
syarat itu tidak boleh dipakai, dan Pemborong harus menyingkirkannya
dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan-
perbaikan atau langkah-langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur-prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya
Pemborong.
e. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi
tanggung jawab Pemborong.
f. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan
tanggal pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-lain
data yang perlu dicatat.
g. Semua benda uji kubus beton harus ditest di Laboratorium beton yang
independent atau Laboratorium lain yang disetujui oleh Direksi /
Pengawas.
h. Laporan asli ( bukan foto copy ) hasil percobaan harus diserahkan
kepada Direksi / Pengawas dan Perencana Struktur segera sesudah
selesai percobaan, dengan mencantumkan besarnya kekuatan
karakteristik, deviasi standard. Percobaan/test kubus beton dilakuka
untuk umur-umur beton 3, 7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28
hari.
i. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukan oleh benda uji kubusnya memenuhi syarat
spesifikasi, maka Direksi / Pengawas berhak meminta Pemborong
supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan mengadakan percobaan loading atas biaya Pemborong.
Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam
Peratuan Beton Indonesia. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan
tersebut harus dibongkar dan dibagun baru sesuai dengan petunjuk
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 23
PT. BUMI MADANI

Direksi / Pengawas. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-


akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong.
5. Pengecoran Beton
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian struktur dari pekerjaan beton, Pemborong harus mengajukan
permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi / Pengawas
minimum 3 hari sebelum tanggal pengecoran.
- Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “ siap “
artinya Pemborong sudah mempersiapkan bagian pekerjaan
tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
- Atas pertimbangan khusus Direksi / Pengawas dan pada keadaan-
keadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan dicor
relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin pengecoran dapat
dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari tersebut.
- Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apila terjadi salah satu keadaan seperti berikut :
1) Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal
rencana pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
2) Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi
syarat lagi misalnya : tulangan, pembersihan bekisting atau hal-
hal yang tidak sesuai gambar-gambar dan spesifikasi.
3) Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas, maka
Pemborong dapat diperintahkan untuk menyingkirkan /
membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi / Pengawas atas biaya Pemborong sendiri.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan,
semua alat-alat pengangkut yang digunakan, pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi / Pengawas.
d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
e. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih
dari 1,5 m’ yang akan menyebabkan pengendapan / pemisahan
aggregat.
f. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus ( continue / tanpa
berhenti ). Adukan yang tidak dicor ( ditinggalkan ) dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 24
PT. BUMI MADANI

yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai


lagi.
g. Pengecoran beton plat yang terdapat floor drain ( plat talang, WC/KM )
atau yang memerlukan bidang miring lainnya, selimut beton bagian atas
dibuat miring sesuai arah floor drain atau bidang miring lainnya.
6. Pemadatan Beton
a. Beton harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran
yang sesuai selama pengecoran berlangsung, dan dilakukan
sedemikian rupa tidak merusak acuan maupun posisi / rangkaian
tulangan.
b. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas keropos (huney comb),
yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
c. Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator untuk menjamin
pemadatan yang baik. Vibrator yang dipakai harus dari type Rotary Out
of Balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit
dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah
kontak dengan beton. Pada umumnya jarum penggetar dimasukan
kedalam adukan kira-kira vertical, tetapi dalam keadaan-keadaan
khusus boleh miring sampai 45 g selama penggetaran, jarum tidak
boleh digerakan kearah horizontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih
dekat dari 5cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras.
Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar
tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak
merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mulai
mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan
pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm. Sehubungan
dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat
tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat
dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum ( air semen sudah mulai memisahkan
diri dari aggregat ), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30
detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar
rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
d. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 2 vibrator extra/cadangan
untuk masing-masing ukuran yang digunakan, untuk digunakan pada
saat yang lain mengalami kerusakan, sehingga kontinuitas pengecoran
beton tetap terjamin.
e. Admixture pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang
seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu
Admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis
dari Direksi / Pengawas mengenai hal tersebut.
Untuk itu Pemborong diharapkan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 25
PT. BUMI MADANI

bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara


pemakaiannya, resiko-resiko / efek sampingan dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu.
Sebelum pekerjaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh
beton dengan ukuran 10x10x20 cm3 yang telah menggunakan
campuran kedap air tersebut, contoh tersebut oleh Direksi/Pengawas
akan direndam dalam cairan berwarna selama 2 x 24 jam dan setelah
itu contoh diangkat dan dikeringkan.
Kemudian contoh tersebut dipatahkan menjadi dua dan dilihat berapa
tebal meresapnya cairan berwarna tersebut kedalam beton.
7. Siar Pelaksanaan.
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan
beton yang berlaku dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Pengawas.
Umumnya posisi air pelaksanaan harus vertical dan untuk siar
pelaksanaan yang menahan gaya geser yang besar harus diberikan
besi tambahan/dowel yang sesuai untuk menahan gaya geser tersebut.
2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran
disingkirkan dengan air dan menyikat sampai aggregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, “ Calbond “ harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.
8. Curing dan Perlindungan atas Beton.
a. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan
atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
b. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat
dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah sedangkan
untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan
karung basah, menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian
ini.
9. Pembengkokan dan Penyetelan Beton
a. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti /
tepat pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang
dari Peraturan Beton Indonesia. Pembengkokan tersebut harus
dilakukan oleh tenaga ahli, dengan menggunakan alat-alat (bar bender)
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak
dan sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus dengan bar
cutter, tidak boleh dengan api.
b. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Pemborong
diwajibkan membuat gambar kerja ( shop drawing ) berupa penjabaran
gambar rencana pembesian struktur, rencana kerja pemotongan dan
pembengkokan besi beton ( bending schedule ) yang diserahkan
kepada Direksi / Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 26
PT. BUMI MADANI

c. Pemasangan selimut beton ( Beton Decking ) harus sesuai dengan


gambar detail standard. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-
tulangan utama tarik-tekan penampang beton harus dipasang sejauh
mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut
beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas dan Perencana.
d. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat.
e. Pemasangan Rangkaian Tulangan yaitu kait-kait, panjang
penjangkaran, overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai
dengan gambar. Apabila ada keraguan tentang rangkaian tulangan
maka pemborong harus memberitahukan kepada Direksi / Pengawas /
Perencana struktur untuk klasifikasi.
Untuk hal itu sebelumnya pemborong membuat gambar pembengkokan
baja tulangan ( bending schedule ), diajukan kepada Direksi / Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
f. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
dudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau
klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan, pembesian harus ditunjang
dengan beton atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung
seperti yang ditunjuk pada gambar atau dicantumkan pada spesifikasi
ini
Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakan berhubungan dengan
bekisting.
g. Ikatan kawat harus dimasukan dalam penampang beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.
h. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya
harus sesuai dengan gambar.
i. Precast Mortar Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak
yang tepat pada tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton
yang sama dengan beton yang akan dicor.
j. Penggantian Besi.
1) Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang
adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
2) Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
 Pemborong dapat menambah ektra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tersedia dalam gambar, usulan
pengganti tersebut harus segera dikonfirmasikan pada
perencana.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong
sebagai pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya
dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana
Konstruksi.
3) Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 27
PT. BUMI MADANI

dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat


dengan catatan :
 Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas). Khusus
untuk balok induk, jumlah luas penampang besi pada tumpuan
juga tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau didaerah overlapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
 Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
4) Toleransi Besi.
Diameter Variasi dalam berat yang
diperbolehkan
Dibawah 10 mm  7%
10 mm s/d 16 mm (tapi  5%
tidak termasuk diameter
16 mm)
16 mm s/d 28 mm (tapi  4%
tidak termasuk diameter
28 mm)
28 mm s/d 32 mm  2%
10. Pemasangan Alat-alat didalam Beton
1. Pemborong tidak diperkenankan untuk membobok, membuat lubang
atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan
dan ijin tertulis dari Perencana Struktur.
2. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya harus sesuai gambar atau
menurut petujuk-petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
3. Perkuatan pada lobang-lobang beton untuk pekerjaan Mekanikal
Elektrikal yang akan dibuat oleh Perencana Struktur tetap menjadi
beban Pemborong.
11. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diadakan
penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar minimum 60
cm dimana bagian yang tertanam dalam bata 30 cm dan dia 8 mm.
2. Tiap dinding yang lebih besar dari 9 m2 dan tingginya lebih besar atau
sama dengan 3 m, harus diberi kolom praktis/ring balok dengan ukuran
13 cm x 13 cm.
3. Untuk pasangan bata dan dinding lainya yang tingginga . 3 m harus
diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya diberi ring
balok. Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada
butir 2.
12. Beton Kedap Air (Waterproof Concrete)
1. Beton kedap air terdapat pada dinding STP, semua pit, sebagian lantai
yang harus kedap air dan daerah-daerah lain yang ditunjukan dalam
gambar. Beton kedap air harus berupa campuran 1 Pc : 2 psr : 3 split
dan juga memenuhi beton yang disyahkan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 28
PT. BUMI MADANI

2. Pemakaian waterproofing dimaksudkan sebagai tambahan keamanan


terhadap kebocoran. Oleh sebab itu konstruksi beton yang
bersangkutan secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum
lapisan waterproofing digunakan.
3. Pemborong bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan pembuatan
beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari (masa garansi
waterproofing) ternyata kedapatan bocor atau rembesan, maka
pemborong harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya
pemborong sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus dengan
petunjuk-petunjuk Direksi / Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak
merusak bagian-bagian lain yang sudah selesai.

Pasal 22
Pekerjaan Beton Pracetak (Tiang Pancang dengan Alat Pancang
Jacking Pile)

(1) Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemancangan tiang
pemancang beton pracetak (Jacking Pile) beserta semua pekerjaan
pendahuluan dan ikatannya sedemikian sehingga beton pracetak terpancang
sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
Lingkup pekerjaan juga mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a. Mobilisasi dan demobilisasi alat-alat pancang termasuk penyiapan lahan
sehingga alat pancang bisa beroperasi dengan baik dan pembersihan
lahan dari beton tiang pancang yang patah dan sebagainya.
b. Pengukuran/skate out titik-titk tiang pancang
c. Pembuatan direksi keet beserta isinya sesuai gambar terlampir.
d. Pengadaan dan Tiang Pancang indicator.

(2) Persyaratan Beton


a. Beton Presstesed
Beton tiang pancang dibuat di tempat (pabrikasi) dengan menggunakan
mutu beton K 450 atau sesuai ketentuan pada gambar.
Syarat-syarat bahan beton, besi beton termasuk pengetesan mutunya
harus sesuai dengan spesifikasi “PEKERJAAN BETON BERTULANG”
kecuali jika ditentukan lain pada pasal ini. Ketentuan ketentuan mengenai
prestressing dan syarat-syarat lainnya mengikuti pasal 4.
b. Semua beton tiang pancang tidak boleh mengalami keretakan baik
sebelum ataupun setelah dipasang ataupun mengalami kerusakan
struktur. Bila hal ini terjadi, tiang ini tidak boleh digunakan dan Pemborong
harus menggantikan tiang tersebut dengan tiang yang baik. Cara dan
peralatan untuk mengangkatnya harus sesuai dengan keinginan
Direksi/Pengawas.
Sebelum dilakukan pemancangan tiang beton pracetak, harus diteliti hal-
hal sebagai berikut :
1. Kedataran dan stabilitas mesin alat pancang
2. Kekuatan dan keamanan beton tiang pancang
3. Ukuran beton tiang pancang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 29
PT. BUMI MADANI

4. Panjang yang tepat dari beton tiang pancang


5. Keutuhan bentuk
6. Titik posisi pancang harus segaris dengan sumbu beton tiang
pancang.

(3) Persyaratan Alat pancang


Pemborong harus menyediakan alat pancang hidrolik (Jacking Pile) lengkap
agar target Time Schedule yang ditentukan bisa tercapai.
Semua peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan pancang harus
dalam kondisi baik dan mememadai untuk pekerjaan pemancangan.
Alat pancang harus menghasilkan tiang pancang secara lurus dan vertikal,
tidak berbelok-belok/melengkung sehingga tidak merusak beton tiang
pancang serta menghasilkan energi tiang pancang yang tinggi.
Bila ada persyaratan yang khusus dalam pengadaan peralatan alat pancang
maka harus dijelaskan pada waktu pelelangan. Persyaratan harus dibuat
secara spesifik dan tidak secara umum, karena pihak pemborong dianggap
sudah tahu mengenai pelaksanaan pengadaan dan pemindahan peralatan
tiang pancang nya.
Pemborong harus menyediakan peralatan khusus yang dibutuhkan dalam
pemancangan tiang sesuai dengan spesifikasi.
Semua pemeriksaan dan pengujian yang diisyaratkan oleh peraturan harus
benar-benar dituruti. Kerusakan kecil pada peralatan harus diperbaiki
didalam lokasi/site bila mungkin.
Bila terpaksa dilakukan pemindahan peralatan guna perbaikan kerusakan,
maka Pemborong harus dapat membawa peralatan penggantinya ke
lokasi/site sebelum yang rusak dibawa pergi. Ukuran tiang pancang yang
digunakan adalah dia 60’’ dan 40 ‘’ cm dengan kedalaman sesuai gambar
kerja.

(4) Keadaan Tanah/Soil Data


Informasi data yang diperoleh dari penyelidikan tanah / soil investigation dan
informasi tentang type serta tanah yang akan dijumpai dilahan dapat diminta
dari Pihak Direksi/Pengawas.
Apabila Pemborong ingin mendapatkan tambahan data mengenai keadaan
tanah tersebut, maka pemborong boleh mengadakan penyidikan tanah
tambahan atas biaya sendiri.

(5) Izin Pelaksanaan pemancangan dan Kebisingan


Pemborong harus memastikan bahwa bangunan-bangunan disekitarnya,
pekerjaan yang sedang berjalan dan tenaga kerja yang langsung berdekatan
tidak mengalami gangguan kebisingan dan getaran yang mungkin dapat
ditimbulkan oleh pemancangan tiang.
Pemborong harus menanyakan pada Direksi/Pengawas dan atau Pemerintah
setempat untuk mengetahui apakah metoda kerja yang diusulkan dapat
diterima.
Khususnya pemborong harus meminta penjelasan dari Pemerintah setempat,
tentang :
a. Jam-jam kerja yang diizinkan
b. Tingkat kebisingan maksimum yang boleh ditimbulkan dari site
c. Batasan waktu memenuhi persyaratan tertentu.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 30
PT. BUMI MADANI

(6) Persyaratan Tiang Pancang


a. Stake out/Penentuan Titik pancang
Pemborong bertanggung jawab terhadap pemasangan patok untuk
menetapkan kedudukan tiang pancang yang perlu disetujui pihak
Direksi/Pengawas sebelum dimulainya pemancangan..
Kedudukan/posisi dari tiap-tiap tiang pancang harus ditandai dengan
patok bergaris tengah 80 mm dengan panjang 450 mm yang ditancapkan
pada tanah.
Pada bagian atas patok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna
muda yang mudah terlihat (menyolok).
Stake out tersebut harus dilakukan oleh surveyor yang berpengalaman
dengan menggunakan alat ukur/Theodolith bukan dengan cara manual.
Surveyor tesebut bersama alat ukurnya harus selalu berada dilokasi
sepanjang pelaksanaan tiang pancang khususnya mendapatkan tiang-
tiang yang sudah terpancang dari segi deviasi letak.
Untuk mengukur deviasi kemiringan maka harus digunakan alat khusus
yaitu “Angle Meter”.
Pada waktu pekerjaan tiang pancang setiap bagian yang di pancang
harus benar-benar dalam keadaan vertikal, dan pada akhir pekerjaan
tiang pancang setiap bagian, posisi kepala tiang harus diperiksa terhadap
posisi rencana.
b. Umur dan Mutu Tiang Pancang
Tiang pancang hanya boleh dipancang setelah mencapai mutu yang
dipersyaratkan.
Apabila mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas, maka dapat
digunakan additive yang mempercepat pencapaian mutu beton.
Pemborong harus mengajukan secara tertulis additive yang akan
digunakan kepada Direksi/Pengawas, Additive yang digunakan tidak
boleh mempunyai efek buruk terhadap tulangan
Walaupun digunakan mutu beton tercapai dalam waktu yang lebih singkat
karena digunakan additive, hanya Tiang pancang yang sudah berumur
min. 14 hari yang boleh di pancang.
c. Urutan Pemancangan
Pemborong harus memasukan usulan secara detail urutan pekerjaan
tiang pancang untuk memperoleh persetujuan pihak Direksi/Pengawas
sebelum melakukan pekerjaan pemancangan.
Urutan tersebut harus tersusun sedemikian rupa untuk menghindari
terangkatnya kembali (up lifting) tiang pancang. Bila tiang di pancang
pada tanah yang lunak sampai kelapisan keras pendukung telah
memperoleh penumpuan ujung yang kuat (high end bearring) maka
ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa
apakah terjadi pengangkatan.
Bila ada tiang pancang yang mengalami hal tersebut harus segera
dilaporkan pada Direksi/Pengawas.
Selanjutnya Pemborong harus bertanggung jawab untuk melaksanakan
semua usaha untuk memancang kembali tiang-tiang pancang yang
terangkat tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 31
PT. BUMI MADANI

d. Pemberian Tanda Pada Tiang Pancang


Semua tiang pancang beton pra cetak harus mempunyai tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Ukuran tiang
2. Tanggal pengecoran
3. Nomor urut / referensi
4. Tanda panjang tiang dengan inversal tiap 100 cm
e. Syarat Sambungan Tiang pancang
1. Khusus untuk keperluan supervisi yang berhubungan dengan aligment
dan hal-hal tersebut diatas., harus ditugaskan seorang “Sarjana
Teknik Sipil” yang berpengalaman.
f. Pile Indicator
1. Untuk menentukan panjang yang sebenarnya dari tiang pancang yang
akan digunakan maka Pemborong wajib melaksanakan pembuatan
dan pemancangan Pile Indikator.
Ketentuan Pile Indicator adalah sebagai berikut :
Uk. Penampang : diameter 50 x 50 cm
Panjang : 10 m’
Jumlah : 5% dari jumlah titik
2. Titik lokasi pile indicator akan ditentukan kemudian oleh Perencana
Struktur.
3. Berdasarkan hasil pekerjaan tiang pancang indicator tersebut maka,
Perencana Struktur akan menentukan panjang tiang yang sebenarnya
untuk digunakan dalam pelaksanaan.
4. Panjang tiang sebenarya tersebut akan dijadikan sebagai dasar
perhitungan pekerjaan tambah/kurang terhadap penawaran
pemborong, yang dihitung berdasarkan harga satuan/m’ dalam
penawaran tersebut.
5. Dengan memperhatikan prestasi pekerjaan yang sudah dilaksanakan
oleh Pemborong, perencana berwenang mengadakan revisi terhadap
panjang tiang, walaupun sudah mengikuti panjang pile indicator, tiang-
tiang yang dipancang ternyata masih lebih panjang/lebih pendek dari
yang direncanakan. Keadaan tersebut diatas akan merupakan
pekerjaan Tambah/Kurang dengan berpatokan kepada Harga Satuan
dalam penawaran.
6. Pemborong akan bertanggung jawab terhadap semua resiko dan
biaya yang timbul apabila tidak melakukan pancang Indicator antara
lain :
 Apabila ternyata yang terpancang lebih pendek dari tiang yang
dalam gambar, maka akan terdapat pekerjaan kurang.
 Apabila ternyata yang terpancang kurang panjang, maka
pemborong harus menggantikan tiang-tiang tersebut dengan tiang
baru dengan panjang sedemikian rupa sehingga mencapai
kalendering yang disyaratkan.
 Time schedule semula tetap berlaku dan tidak ada perpanjangan
time schedulle.
g. Pemeriksaan dan Pencatatan tiang pancang
Secara umum dapat disyaratkan bahwa Pemborong harus memperoleh
persetujuan Direksi/Pengawas sebelum mjemulai hal-hal sebagai berikut :
1. Pengecoran beton tiang pancang
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 32
PT. BUMI MADANI

2. Pengujian beton tiang pancang


3. Dan lain-lain.
h. Pemancangan Ulang (Redriving)
Setelah semua pemancangan selesai dilaksanakan, semua posisi kepala
tiang harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan tiang. Dan bila terjadi
pengangkatan tiang lebih besar atau sama dengan 3 mm, maka tiang-
tiang tersebut harus ulang.
Semua biaya pemancangan ulang tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
i. Penghentian Pemancangan
Pada prinsipnya, pemancangan boleh dihentikan apabila panjang tiang
tertanam sesuai gambar rencana yang disyahkan teracapai.
Apabila dijumpai keadaan bahwa hanya kalendering saja yang tercapai
maka Direksi/Pengawas segera melaporkan kepada Perencana untuk
dievaluasi.
Perencana bersama-sama dengan soil engineer akan mengevaluasi
kehadiran tersebut untuk melihat apakah hal tersebut disebabkan oleh
alat pancang yang kurang atau akibat kondisi tanah atau akibat-akibat
lainnya.
Apabila dijumpai keadaan dimana tiang pancang sudah mencapai
kedalaman yang direncanakan tapi kalendering tidak tercapai, maka
Pemborong harus segera melanjutkan pekerjaan pancang Keadaan
tersebut juga harus dilaporkan kepada Perencana untuk dievaluasi. Pada
keadaan keadaan tersebut diatas, pemborong tidak boleh meneruskan
pekerjaan pemancangan maupun produksi tiang pancang, sebelum
mendapat petunjuk/perintah lebih lanjut dari perencana dan Pemborong
akan menanggung semua resiko yang mungkin timbul akibat
kelalaiannya.
Direksi/Pengawas akan memeriksa dan meneliti keadaan tersebut antara
lain melihat/mengecek apakah alat pancang masih bekerja baik dan
sebagainya.
Pekerjaan pemancangan setiap Tiang Pancang harus diselesaikan
secara tuntas dan kontinyu, tidak boleh ditinggalkan untuk dikerjakan lagi
pada esok harinya.
Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi Tiang
pancang yang belum selesai/tuntas dan dilanjutkan pada esok harinya.
Apabila terjadi maka tiang tersebut dianggap gagal dan harus diganti
dengan baru atas biaya Pemborong dan tanpa merubah/mempengaruhi
Time schedulle yang sudah ditetapkan
j. Toleransi
Toleransi posisi horizontal tiap kepala tiang pada evaluasi permukaan
tanah sebesar 50 mm kesegala arah ke poros. Pemborong harus
menanggung biaya semua pekerjaan tambah yang menurut Perencana
perlu dilakukan karena adanya tiang yang di pancang pada posisi diluar
toleransi tersebut diatas.
k. Pilling Record
Catatan lengkap tentang Pekerjaan pemancangan harus diambil pada
tiang pancang, sesudah selesainya satu hari pemancangan maka
lembaran catatan asli tersebut harus diserahkan pada Direksi/Pengawas
bersama duplikatnya.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 33
PT. BUMI MADANI

Catatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut :


1. Lembaran Ringkasan
1.1 Tanggal
1.2 Jumlah tiang yang dipancangkan
1.3 Nomor reverensi dari tiang-tiang yang dipancangkan
1.4 Panjang total dari semua tiang yang dipancangkan
1.5 Jenis alat pemukul (hammer) dan massanya.
2. Lembaran untuk tiap-tiap Tiang pancang
2.1 Nomor reverensi tiang pancang dan tanggal Pekerjaan
pemancangan
2.2 Ketinggian muka tanah dan ketinggian kerjanya (bila ternyata
berbeda)
2.3 Panjang tiang pancang dari ketinggian kerja
2.4 Perincian tentang adanya hambatan/obstruksi dan waktu yang
dibutuhkan untuk menembusnya.
2.5 Perincian penundaan waktu dan alasannya
2.6 Susunan perletakan (set) Tiang pancang, pada saat awal dan juga
sesudah pemukulan kembali karena adanya pengangkatannya.
2.7 Jumlah pukulan Hammer
2.8 Catatan-catatan lain yang diperlukan.
3. Sketsa/gambar deviasi tiang-tiang baik terhadap titik-titik rencana
maupun kemiringan ada tiap titik-titik kolom.
Gambar deviasi tiang-tiang pada titik kolom ini harus dibuat guna
keperluan evaluasi Perencana struktur terhadap rencana maka harus
mencantumkan juga deviasi resultante dari group tiang pada titik
kolom tersebut.
Semua pemancangan harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman yang direncanakan dan disyahkan untuk melaksanakan
pemancangan satu titik tiang secara terus menerus tanpa terputus,
kecuali pada waktu melakukan penyambungan bagian tiang.

(7) Pile Driving Analyzer (PDA)


a. Pile Driving Analyzer (PDA) adalah suatu system pengujian dengan
menggunakan data digital computer yang diperoleh dari strain transducer
untuk memperolah kurva gaya dan kecepatan ketika tiang dipukul
menggunakan palu dengan berat tertentu. Hasil dari pengujian PDA terdiri
dari kapasitas tiang, energi palu, penurunan dan lain lain. Pada
umumnya, pengujian dengan menggunakan Pile Driving Analyzer (PDA)
dilaksanakan setelah tiang mempunyai kekuatan yang cukup untuk
menahan tumbukan palu. Metode lain yang dapat digunakan untuk
menahan tumbukan adalah dengan menggunakan cushion, merendahkan
tinggi jatuh palu dan menggunakan palu yang lebih berat.
b. Perlengakapan Pengujian PDA dan Metode Kerja
Perlengkapan Pengujian PDA
 PDA-PAX
 Dua (2) strain transducer
 Dua (2) accelerometer
 Wireles koneksi
 Peralatan tambahan : bor tangan, gerinda dan peralatan safety

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 34
PT. BUMI MADANI

Metode Kerja
Pengujian Pile Driving Analyzer (PDA) dilaksanakan berdasarkan ASTM
D4945-08.
Pekerjaan persiapan dilaksanakan sebelum pengujian dilakukan.
Persiapan ini antara lain :
 Kondisi kepala tiang sebaiknya rata, simetris dan tegak lurus.
 Pasang strain transducer dan accelerometer diisi tiang saling tegak
lurus dengan jarak minimal 1.5 x diameter (D) dari kepala tiang.
 Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang
 Masukan kalibrasi strain transducer dan accelerometer kemudian
periksa konesitas peralatan pengujian secara keseluruhan
 Masukan data tiang dan palu dalam PDA PAX
 Setelah semua tampak siap, selalu dilakukan pengecekan ulang untuk
memastikan pengujian telah siap dilaksanakan.

Sesudah persiapan, pengujian dilakukan dengan menjatuhkan palu ke


kepala tiang hingga diperoleh energy yang cukup dan tegangan tidak
terlampaui agar kepala tiang tidak rusak. Saat pemukulan, beberapa
variable tiang uji termonitor, seperti kapasitas tiang, penurunan, maupun
integritas tiang. Setelah pengujian PDA dilaksanakan, dilakukan analisa
lebih lanjut dengan CAPWAP untuk memperoleh load transfer tiang dan
perilaku tanah disekelilingnya, kapasitas friksi dan ujung tiang serta
penurunan tiang.
Pengujian Pile Driving Analyzer (PDA) dapat member hasil berupa
tegangan tekan maupun tarik maksimum yang terjadi pada tiang uji. Nilai
tegangan tekan yang terjadi (CSX) merupakan suatu indicator besar
tegangan tekan yang terjadi di kepala tiang, dan nilai tegangan tarik yang
terjadi (TSX) merupakan suatu indicator tegangan tarik yang terjadi pada
saat pengujian dilakukan. Nilai integritas tiang uji (BTA) dalam persen dan
lokasi kerusakan (LTD) juga dapat diperkirakan dari hasil Pile Driving
Analyzer (PDA); nilai 100 memberikan indikasi keutuhan tiang yang
bagus.

Prosedur pembacaan penurunan :


- Untuk time schedule A, 1 jam, 20 menit, pembacaan dilakukan
sebakai berikut : Waktu (menit) : 0 – 1 – 2 – 5 – 10 – 25 – 20
- Untuk B : sama seperti diatas sampai selesai
- Untuk C : sama seperti diatas tetapi 1 jam pertama dengan interval 10
menit setelah jam kedua, interval 15 menit untuk jam ke 3, 20 menit
untuk jam ke 4, 30 menit untuk jam ke 5 dan selanjutnya interval 1
jam.
- Jika terjadi failure, pembacaan dilakukan segera sebelum
pengurangan beban pertama dilakukan.

c. Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui


besarnya terhadap tiang pancang, harus dibuat sedemikian rupa
sehingga beban dapat bekerja axial menurut sumbu tiang, guna
menghindari pembebanan seksentris.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 35
PT. BUMI MADANI

Suatu test plate baja dengan tebal moimum 2,5 cm sesuai beban yang
bersangkutan, harus dipasang diatas pile cap guna mendapatkan
dukungan penuh.
Ukuran tes plate tidak boleh lebih kecil daripada ukuran kepala tiang
pancang dan juga tidak boleh lebih kecil pada dasar Jack Ram Hidrolis.
Test plate terebut diatas harus dipasang diatas pile cap dengan grout
berkekuatan tinggi yang cepat mengeras. Test plate harus dipasang
secara sentris terhadap tiang pancang dan tegak lurus pada sumbu
memanjang tiang.
Ram jack hidrolis harus diletakan sentris pada test plate dengan suatu
bearing plate baja diantara bidang atas jack ram dan bidang dasar test
beam. Bearing plate harus mempunyai ukuran cukup untuk menampung
ram jack serta mendukung bidang dasar test beam sebaik-baiknya.
Dengan dipergunakannya jack hidrolis untuk beban percobaan, maka
jacking sistemnya yang terdiri dari ram hidrolis, coupling, pompa hidrolis
dan presure gauges harus dikalibrasi terlebih dahulu, sehingga
pembebanan dapat dikontrol dalam batas 5% dari pada beban total.
Semua alat ukur seperti dia gauges dan presure gauges harus dikalibrasi
oleh Badan/Instansi Pemerintah yang berwenang.
Sertifikat kalibrasi hanya berlaku untuk satu proyek dan untuk waktu satu
bulan.
Kepastian dial gauges yang digunakan minimum 50 cm dengan ketelitian
0,01 mm.
Pompa/Jack hidrolis harus mempunyai pengontrol otomatis untuk
menjaga tetapnya besar beban pada waktu terjadi penurunan tiang.
Penempatan beban percobaan pada tiang dengan menggunakan jack
hidrolis dan platform yang diberi beban.
Test beam baja yang kokoh harus diatas base plate, ujung-ujung test
beam tersebut didukung oleh cribing sementara dengan clearance yang
cukup diantara base plate dan bidang dasar test beam. Clearance
tersebut diperlukan untuk menampung penempatan test jack, bearing
plate dan instrumentasi lainnya.
Suatu platform harus ditempatkan diatas test beam dan cros beam harus
didukung oleh cribbing.
Jarak bebas antara dukungan platform dengan tiang pancang percobaan
sekurang-kurangnya ialah 1,5 meter.
Platform sekurang-kurangnya harus dapat menampung beban sebesar
10% diatas maksimum Anticipated Design Load yang direncanakan.
Beban yang ditempatkan diatas platform dapat berupa balok-balok beton,
batang-batang baja, batu-batu, tanah, tanki berisi air dan sebaganya.

d. Semua reference beam harus ditunjang secara mandiri dengan dukungan


yang kokoh didalam tanah. Jarak bebas antara kaki Reference beam
dengan tiang percobaan harus lebih besar atau sama dengan 2,5 m.
Salah satu kaki dari tiap reference beam harus fixed (diatas), dan yang
lainnya harus bebas memuai dan menyusut. Reference beam harus
cukup kaku untuk mencegah lendutan yang berlebihan dan harus ada
hubungan melintang untuk menambah kekakuan. Untuk mengukur
penurunan aksial tiang percobaan, dipergunakan alat pengukur berupa
dia gauges. Dua buah reference beam, masing-masing pada setiap sisi
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 36
PT. BUMI MADANI

tiang percobaan harus ditempatkan sedemikian rupa hingga searah


dengan test beam. Hendaknya ditempatkan atau dipasang 4 buah dial
gauges yang ditempatkan pada tiang percobaan secara diametral. Masih
dibutuhkan 2 buah dari gauges untuk mengukur gerakan horizontal, yang
ditempatkan tegak lurus satu dari yang lain.

e. Laporan mengenai hasil loading test harus mencakup hal-hal sebagai


berikut :
1. Nomor referansi tiang pancang
2. Kedalaman ujung tiang pancang
3. Nomor reference titik pancang penyelidikan tanah terdekat
4. Tanggal pemancangan tiang
5. Kedudukan akhir dari tiang terpancang
6. Data tentang lapisan pendukung yang dapat diperkirakan
7. Grafik beban/settelment
8. Grafik beban/waktu
9. Grafik settlement/waktu
Laporan teknis percobaan beban tiang hanya dapat diterima apabila
ditandatangani oleh seorang Soil enggineer yang berpengalaman.

(8) Lateral Loading Test


a. Menentukan respon tiang pancang terhadap suatu pembebanan lateral.
Persyaratan mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 3968-81.
Jumlah Lateral Loading Test adalah 2 buah. Sebagai tiang percobaan
digunakan tiang terpakai (used pile). Untuk setiap tiang yang mengalami
lateral loading test ini, tidak boleh sama sekali mengalami
kegagalan/kerusakan struktur. Untuk mencegah terjadinya kegagalan
struktur ini adalah dengan cara memantau secara langsung hubungan
antara beban dengan defleksi lateral. Adapun syarat syarat pelaksanaan
Lateral Loading Test mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Prosedur pembebanan
2. Perataan untuk pengadaan beban
3. Prosedur dan peralatan untuk pengukuran lateral displacement
4. Laporan hasil testing.

b. Harus dilaksanakan dengan cyclic loading sesuai dengan persyaratan


ASTN D 3966-81. beban percobaan maximum ditetapkan sebesar 5%
dari beban percobaan maksimum aksil dalam bentuk Proving test (Test
Load = 200% x 5% x ADL Vertikal).

Pasal 23
Pekerjaan Konstruksi Baja

(1) Peraturan-Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata Cara Perencanaan struktur baja untuk Bangunan Gedung (SNI -03-
1729-2000)
b. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984
c. American Institute of Steel Construction Specification 1980
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 37
PT. BUMI MADANI

d. American Society for Testing and Materials


e. American Welding Society – Structural Welding Code
f. Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI) 1982
g. Peraturan Pembangunan Daerah Pemerintah Daerah Setempat.

(2) Perhitungan Volume (berat) Konstruksi Baja


Perhitungan volume (berat) dari konstruksi baja harus dihitung berdasarkan
volume (berat) netto sesuai gambar struktur.
Berat sisa atau “wate” akibat pemotongan atau element-element konstruksi
baja tidak boleh dimasukan dalam perhitungan volume melainkan (kalau ada)
dimasukan dalam harga satuan.

(3) Material Baja


a. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang
baru dan merupakan “Hot Rolled Struktur Steel” sesuai SNI -03-1729-
2000 dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau
SS 41 (JIS.U 3101-1970), dan ex Krakatau Steel (fy = 240 Mpa).
b. Pemborong harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat baja
tersebut sebelum pengambilan contoh, guna dilakukan test atas biaya
Pemborong. Pada prinsipnya iambil 3 (tiga) buah contoh untuk masing-
masing ukuran profil guna diadakan test. Pemasangan baja hanya boleh
dilakukan setelah mendapakan bahwa hasil test memenuhi persyaratan.
Walaupun hasil test telah memenuhi syarat, namun apabila
Direksi/Pengawas mempunyai keraguan terhadap hasil test tesebut dan
atau keraguan terhadap mutu profil-profil yang dipakai
dilapangan/diworkshop, maka Direksi/Pengawas mempunyai hak untuk
meminta test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test maksimum 3
buah untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test menjadi tanggung
jawab Pemborong.
c. Semua material baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang
dan kerusakan lainnya. Semua material baja tersebut juga harus lurus,
tidak terpuntir, tidak ada tekukan, serta memenuhi persyaratan toleransi
seperti pada butir 5 dibawah ini.
d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakan diatas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material
harus dijaga agar tidak rusak/bengkok.
e. Direksi/Pengawas akan menolak material-material baja yang tidak
memenuhi syarat tersebut datas dan tidak diperkenankan untuk
difabrikasi.

(4) Penggantian Profil/Penampang


a. Pada prinsipnya dalam tahap design, profil-profil/penampang yang
digunakan adalah profil-profil/penampang yang ada dipasaran.
b. Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang ada dalam gambar
struktur tidak ada dipasaran, maka Pemborong dapat menggantikan profil
tersebut dengan profil lain dengan mengajukan secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas lengkap dengan perhitungan yang menunjukan bahwa
profil pengganti tersebut sama atau lebih kuat dari profil yang digantikan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 38
PT. BUMI MADANI

c. Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga masalah-


masalah apakah profil pengganti tersebut mengganggu design Arsitektur,
M/E , sehubungan dengan tinggi dan lebar profil pengganti. Dengan
adanya perubahan profil, maka tidak ada perubahan biaya maupun time
schedule.

(5) Toleransi
a. Pada prinsipnya teleransi material yang belum di pabrikasi maupun yang
sudah dipabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC (American
Institute of Steel Contruction).
b. Pemborong harus membaca persyaratan toleransi tersebut sebagai
bagian dari Direksi/Pengawas dengan tegas akan menolak setiap profil-
profil dan pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan toleransi tersebut.

(6) Testing Material


a. Direksi/Pengawas harus memerintahkan pemborong untuk menyediakan
contoh material Baja dan baut untuk diadakan testing material.
Instalasi/tempat testing material harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Pengawas. Segala biaya yang timbul guna keperluan testing
material tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
b. Apabila dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas maka akan dilakukan
testing pada hasil pengelasan. Type dan jumlah test untuk pengetesan
disesuaikan dengan kebutuhan sesuai AWS serta dilakukan atas biaya
Pemborong.
c. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan
seperti yang dikehendaki dalam butir 3 tentang “Material Baja” diatas,
maka Direksi/Pengawas berhak untuk menolak. Biaya yang timbul
ditanggung oleh Pemborong.

(7) Perubahan System Sambungan


a. Apabila pemborong berpendapat untuk lebih memudahkan pelaksanaan
atau erection atau alasan lainnya, maka pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan system sambungan lain yang tidak sama dengan Gambar
rencana.
b. Usulan system sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan
gambar dan perhitungan system sambungan pengganti untuk diperiksa
dan disetujui Konsultan Perencana Struktur.
c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan
yang diusulkan Pemborong dan Pemborong tetap mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time schedule semula.

(8) Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Gambar kerja (Shop Drawing)
1. Sebelum pabrikasi dimulai, Pemborong harus membuat gambar kerja
yang diperlukan dan mengirim 4 (empat) copy gambar kerja untuk
diperiksa dan disetujui Direksi/Pengawas, Bilamana disetujui, 2 (dua)
set gambar akan dikembalikan pada Pemborong untuk dapat dimulai
pekerjaan pabrikasinya. Satu set gambar disimpan oleh Direksi/
Pengawas dan Perencana Struktur mendapat satu set gambar
sebagai informasi.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 39
PT. BUMI MADANI

2. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi/Pengawas atas gambar kerja


tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur baja tersebut
seperti ukuran/dimensi profil, ketebalan pelat, ukuran/jumlah baut/las,
tebal pengelasan. Ketepatan ukuran baik panjang, lebar dan tinggi
atau posisi dari elemen konstruksi baja yang berhubungan dengan
eretion menjadi tanggung jawab Pemborong. Dengan kata lain
walaupun semua gambar kerja telah disetujui Direksi/Pengawas
tidaklah berarti mengurangi atau membebaskan Pemborong dari
tanggung jawab ketidaktepatan, serta kemudahan dalam erection
elemen-elemen konstruksi baja.
3. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak
diperkenankan.
4. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.

b. Pabrikasi
1. Selama proses fabrikasi Direksi/Pengawas harus menempatkan
beberapa stafnya yang berpengalaman dalam pabrikasi Baja secara
full time untuk mengawasi pelaksanaan pabrikasi di Work Shop
Pemborong.
2. Pemborong harus memberikan Fabrication Manual Procedure
termasuk Prosedur Quality Control kepada Direksi/Pengawas untuk
disetujui.
3. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor
yang ahli dalam Konstruksi Baja.
4. Semua elemen-elemen harus dipabrikasi sesuai dengan ukuran-
ukuran dan atau bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-
distorsi atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan
persyaratan untuk handling sambungan-sambungan dilapangan, las-
las dilapangan dan sebagainya.
5. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksankan dengan
rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong
(brender) atau gegaji besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali
tidak diperbolehkan.

c. Pengelasan.
1. Umum
b. Secara prinsip semua yang berhubungan dengan Pekerjaan
pelelangan antara lain cara pelaksanaan, teknis pengelasan,
kualifikasi tukang las, operator las/tack welder, inspection/testing,
toleransi, perbaikan las dan lain-lain harus memenuhi AWDS D1.1-
90.
c. AWDS D.1-90 tesebut harus selalu ada baik do Workshop
Pemborong maupun dilapangan.
2. Kawat Las
a. Kawat las electrode yang digunakan adalah Kobesteel RB 26 atau
E70XX low hydrogen electrode dengan minimum Yield Sterngth

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 40
PT. BUMI MADANI

sebesar 4150 Kg/cm2, sedangkan Tensile Srength minimum 4950


Kg/cm2.
b. Sebelum pemesanan kawat las, Pemborong diharuskan untuk
memberikan contoh kawat las berikut brosur teknisnya untuk
disetujui secara tertulis oleh Direksi/Pengawas. Kawat las harus
dikirim ke workshop dalam bungkusan yang tertututp/tersegel
dengan baik.
c. Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi
atau disimpan sedemikian rupa sehingga karakteristik atau sifatnya
tidak berubah.
d. Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan
diudara tebuka melebihi max. 4 Jam. Kawat las yang dibiarkan
diudara terbuka melebihi 4 Jam tidak boleh digunakan untuk
pengelasan.
e. Kawat las yang berada diudara terbuka yang belum melampaui
batasan 4 jam tersebut dapat dipanaskan kembali didalam holding
oven pada temperatir 120º C selama min 4 jam sebelum dapat
digunakan kembali. Pemanasan kembali tersebut hanya
diperbolehkan dilakukan 1 (satu) kali saja.
f. Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak boleh
digunakan walaupun lewat pemanasan oven ulang.
g. Ukuran max diameter kawat las adalah sebagai berikut :
1. 8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada posisi
horisontal kecuali untuk “root passes” (pengelasan pada root).
2. 6 mm untuk pengelasan sudut las horisontal
3. 6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan pada posisi
horisontal, groove yang dilakukan pada posisi horisontal
dengan backing plate dengan root opening 6 mm atau lebih.
4. 4 mm untuk pengelasan vertikal dan overlhead.
3. Mesin Las
a. Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik
antara lain menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.
b. Tenaga listrik mesin las harus berasal dari Genset yang dilengkapi
dengan panel pembagi dan Travo las sehingga besarnya
arus/amere dapat dikontrol/distur sesuai kebutuhan.
4. Kualifikasi Tukang Las.
a. Pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan oleh welder-welder
yang mempunyai sertifikat min. 3 G yang masih berlaku dan
mempunyai pengalaman mengerjakan proyek sejenis.
b. Pemborong harus memberikan daftar welder berikut copy
sertifikatnya kepada Direksi/Pengawas sebelum memulai
pekerjaan pengelasan.
c. Direksi/Pengawas akan menyelekasi welder-welder bersertifikat
tersebut dengan mengadakan Test pengelasan las tumpul dengan
disaksikan Direksi/Pengawas.
d. Hanya welder yang disetujui oleh Direksi/Pengawas saja yang
boleh mengerjakan pekerjaan pengelasan.
5. Pelaksanaan Pengelasan.
a. Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana
permukaan/bagian yang hendak dilas basah atau terexpose
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 41
PT. BUMI MADANI

terhadap hujan, salju atau angin kencang atau keadaan dimana


tukang-tukang las/welder bekerja pada kondisi cuaca buruk.
b. Ukuran kawat las, panjang lengkungan, voltage dan ampere
mesin las harus disesuaikan dengan type groove, posisi
pengelasan dan keadaan lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pengelasan. Besar arus harus sesuai dengan range
yang diperbolehkan oleh pembuat electrode/kawat las yang
bersangkutan.
c. Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus rata, uniform,
bebas dari sirip-sirip/fins, bebas dari retakan dan ketidak
sempurnaan lainnya yang akan mempengaruhi kualitas las.
d. Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus bebas dari mill
scale tebal atau mill scale yang lepas, slag, karat, kelembaban,
lemak dan material-material lainnya yang akan menganggu
proses pengelasan dan atau menghasilkan asap pengelasan yang
mengganggu kesehatan.
e. Dalam melakukan thermal cutting, peralatan harus diatur
sedemikian sehingga dapat dihindarkan pemotongan yang
melewati/melampaui garis pemotongan yang seharusnya.
f. Bagian-bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakan
sedekat mungkin, sedangkan untuk bagian-bagian yang akan
dilas dengan las tumpul/but joints harus diatus sesuai dengan
ketentuan “Root Opening” yang diisyaratkan dalam AWS D1.1-90.
g. Tack Weld/Las titik harus dilaksanakan sedemikian sehingga
mempunyai kualitas yang sama dengan las akhir yang
sebenarnya.
h. Dalam assembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas
maka harus harus dilakukan prosedure dan urutan sedemikian
sehingga dapat dihindarkan semaksimal mungkin terjadinya
distorsi dan penyusutan dari bagian-bagian yang dilas.
Pemborong harus mengajukan kepada Direksi/Pengawas urutan
pengelasan dan pengontrolan yang diperkirakan akan
menimbulkan distorsi dan penyusutan bagian-bagian yang di las.
i. Toleransi dimensi dari bagian-bagian yang sudah dilas harus
memenuhi AWS D1.1-90.
j. Profil penampang las/weld profille dapat sedikit cekung/cembung
asalkan memenuhi syarat AWS D1.1-90.
k. Pengelasan-pengelasan yang tidak memenuhi syarat toleransi
yang disebutkan dalam AWS D1.1-90 harus diperbaiki dengan
cara Mechining, Grinding, Chiping atau Gouging seperti diatur
dalam AWS D1.1-90
l. Bagian-bagian yang mengalami distorsi harus diluruskan dengan
cara mekanis atau cara pemanasan lokal. Temperatur pemanasan
lokal tersebut tidak boleh melebihi temperatur 65º C.
m. Pendempulan terhadap pengelasan sama sekali tidak
diperbolehkan.
n. Percikan-percikan yang merusak permukaan pelas atau bagian-
bagian lainnya harus dicegah. Cacat atau noda akibat percikan las
harus digerinda / dihaluskan kembali.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 42
PT. BUMI MADANI

o. Sebelum melakukan pengelasan layer berikutnya, Kerak/slag


harus serta bagian disekitarnya harus disikat sampai bersih. Kerak
juga harus dibersihkan dari semua permukaan las yang sudah
selesai. Permukaan las yang sudah dibersihkan tidak boleh dicat
sebelum ada persetujuan dari Direksi/Pengawas.
p. Untuk pengelasan yang menggunakan “Backing Plate” maka
backing plate tersebut harus dibuat menembus sepanjang las.
Ketebalan backing plate mengikuti AWS D1.1-90.
q. Untuk memudahkan pelaksanaan serta menghasilkan mutu
pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua pekerjaan las
harus dilakukan di Workshop. Pada keadaan-keadaan khusus,
pengelasan dilapangan hanya diperbolehkan setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
r. Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan haeus mengikuti
gambar rencana. Ketebalan maksimum dari setiap layer root
passes dari groove dan las sududt adalah sebagai berikut :
1. 3 mm untuk setiap layer yang dilakukan pada posisi datar
2. 5 mm untuk setia layer yang dilakukan pada posisi vertikal,
horizontal dan overhead.
3. Ukuran max dari single pass sudut dan root passes dari
multiple pass las sudut adalah sebagai berikut :
 10 mm untuk pengelasan posisi datar
 8 mm untuk posisi horizontal atau overhead
 13 mm untuk posisi vertical.
6. Kualifikasi Welding Inspector dari Pemborong dan Direksi / Pengawas.
a. Pemborong dan juga Direksi/Pengawas harus menempatkan
tenaga-tenaga Welding Inpector yang berkualitas dan
berpengalaman untuk mengawasi pekerjaan pengelasan untuk
pekerjaan sejenis.
b. Welding Inspector tersebut harus memenuhi persyaratan AWS
D1.1-90 atau orang yang mempunyai kualias baik karena training
khusus atau pengalaman dalam pabrikasi, insepsi dan testing
pekerjaan pemgelasan Konstruksi Baja.
7. T e s t
a. Semua pengelasan tanpa kecuali harus mengalami “visual
inspection” yang dilakukan oleh welding-welding inspector dari
Direksi/Pengawas. Visual inpection tersebut harus dilakukan pada
seluruh proses pengelasan, tidak hanya pada tahap akhir
pengelasan saja. Visual inspection minimum harus meliputi antara
lain :
1. Persiapan permukaan yang akan dilas (kebersihan, root face,
root opening, groove angle, groove radius dan lain-lain.
2. Assembling bagian-bagian yang akan dilas
3. Pemeriksaan weld profile atau penampang las termasuk
pemeriksaan apakah terjadi porositi, undercut,
kelengkungan/kecembungan yang berlebihan, overlap, crack,
inclusion dan lain-lain.
b. Terhadap pengelasan yang diragukan kualitasnya, maka
Direksi/Pengawas akan meminta Pemborong untuk melakukan
Radiographic Test (X-Ray Test). X-Ray Test akan dilakukan pada
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 43
PT. BUMI MADANI

sejumlah A buah spot test sepanjang 200 mm paa las-las tumpul,


dimana A adalah 20% dari jumlah balok-balok induk. Prosedur test
“acceptabillity” dari las, perbaikan las dan lain-lain mengikuti AWS
D1.1-90
c. X-Ray test harus dilakukan oleh Instansi/laboratorium yang
disetujui secara tertulis oleh Direksi/Pengawas.

d. Semua biaya yang berhubungan dengan test tersebut diatas


menjadi tanggung jawab Pemborong.

e. Baut Pengikat
1. Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut penyambung
adalah ASTM A 325 dengan ketegangan tarik plus minimum
120 Ksi. (fy = 825 Mpa). Baut penyambung harus berkualitas
dengan baik dan baru, diameter baut, panjang harus sesuai
dengan yang diperlukan.
2. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah
pada kedua sisinya. Mutu pelat ring sesuai dengan mutu baut.
3. Mutu angkur adalah ST.37 (fy = 240 Mpa)
4. Direksi/Pengawas harus meminta Pemborong melakuakan test
baut pada laboratorium yang disetujui Direksi/Pengawas,
sebelum Pemborong memesan baut yang akan digunakan.
5. Jumlah baut yang akan ditest untuk masing-masing ukuran
adalah minimum 3 (tiga) buah. Walaupun test baut tesebut
tersebut memenuhi syarat, Direksi/Pengawas berhak untuk
minta diadakan test lain dengan jumlah 1 baut dari 250 baut
yang digunakan. Biaya pengetesan baut tersebut ditanggung
oleh Pemborong.
6. Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Pemborong tidak boleh merubah atau
membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin
Direksi/Pengawas.
7. Pembuatan lubang harus memakai bor. Untuk konstruksi yang
tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat
lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
8. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter
baut.
9. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan
kunci momen torsi yang sebelumnya sudah dikalibrasi, sebagai
berikut :

UKURAN BAUT TORSI


LBS.FT (KG.M)

1/2” (0 12) 90 12,454


5/8” (0 16) 180 24908
3/4” (0 19) 320 44,287
7/8” (0 22) 470 65,038
1” (0 25) 710 98,249
11/8” (0 28) 960 132,844
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 44
PT. BUMI MADANI

11/4” (0 32) 1,350 186,872


11/2” (0 38) 2,580 357,018

10. Setiap pengencangan baut harus diawasi dan disaksikan


secara langsung oleh Direksi/Pengawas.
11. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan
pada ulir baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi
syarat ini harus diganti dan tidak boleh digunakan.
12. Untuk menghindarkan adanya baut yang belum dikencangkan
maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda
dengan cat.

(9) Percobaan Erection di Pabrik/Workshop


a. Untuk memudahkan erection Konstuksi Baja dilapangan, maka
disyaratkan agar dilakukan peroban erection di pabrik (Workshop
Assembly), sehingga dapat diketahui dengan jelas mengenai
ketepatan/kekuatan elemen-elemen konstruksi baja yang terpasang
berikut sambungan-sambungan.
b. Apabila akan diadakan “Workshop Assembly” tesebut, maka
Direksi/Pengawas harus diberitahukan untuk turut serta menyaksikan.

(10) Erection Achedule/Method


a. Pemborong selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan
Erection dimulai, harus mengajukan secara tertulis dan jelas erection
Schedule/Method untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Erection schedulle harus mencakup antara lain :
- Rencana pengiriman dari workshop/pabrik
- Penyimpanan elemen baja yang akan di erection
- Alat-alat yang digunakan
- Langkah pengamanan terhadap pekerja
- Sistem “Temporary Bracing” untuk pengamanan Konstruksi selama
erection.
- Time schedule erection element-element Konstruksi baja
- Dan lain-lain yang dianggap perlu
b. Penempatan elemen struktur/konstruksi baja dilapangan harus ditempat
yang kering/cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen
tersebut. Direksi/Pengawas berhak untukmenolak elemen-elemen
konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
c. Erection elemen-elemen konstruksi baja hanya boleh dilaksanakan
setelah Pemborong mengajukan eretion schedule/method untuk disetujui
oleh Direksi/Pengawas.
d. Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali
kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada
Direksi/Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection. Perhatian
khusus dalam pemasangan angkur untuk rangka baja dimana jarak
/kedudukan angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah
ketidakcocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 45
PT. BUMI MADANI

pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan


mengelas pada tulangan kolom/balok atap.
e. Pemborong harus bertanggung jawab atas keselamatan pekerja
dilapangan. Untuk ini pemborong harus menyediakan alat ikat pinggang
pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
f. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya, untuk itu Pemborong harus memberikan perhatian khusus
pada masalah erection ini.
g. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah dipabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
h. Untuk pekerjaan erectin dilapangan. Pemborong harus menyediakan
tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi
dan bertanggung jawab atas pekerjan erection. Tenaga ahli untuk
mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/Pengawas.
i. Apabila disetujui oleh Direksi/Pengawas maka pengelasan-pengelasan
dilakukan dilapangan harus diawasi betul-betul oleh mandor dari
Pemborong agar pengelasan ilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
baik ukuran panjang maupun ketebalannya.

(11) Pengecatan
a. Persiapan
Semua permukaan konstruksi baja, sebelum dicat harus bebas dari :
 Lapisan mill yaitu lapisan tipis mengkilap yang berasal dari rolling mill
 Karet
 Minyak Oli
 Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya dat pada
permukaan baja.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan “Mechanical Wire
Brush” (Sikat baja yang digerakan secara mekanis) dan tidak boleh
menggunakan sikat baja manual, kecuali untuk permukaan yang benar-
benar tidak dapat dijangkau oleh mechanical wire brush tersebut.
Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut diatas, maka
setelah dopabrikasi elemen konstruksi baja dicat dasar I dilakukan
sebagai berikut :
Type Cat : Zincromate
Merek : Dulux Quick Drying Universal Premier Green
Nomor. A.540-49524
Ketebalan : 35 Micron
Cat dasar I tersebut harus dilakukan di workshop/pabrik, minimal 1 lapis
atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
Cat dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut:
Type Cat : Zincromate
Merek : Dulux Undercoat A.543-101 ExICI Paint Indonesia
Ketebalan : 35 Micron
Cat dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul kering
dan diamplas., minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan
yang rata sama tebalnya.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 46
PT. BUMI MADANI

Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering dengan


baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan cat, maka
Direksi/Pengawas akan memberikan/memerintahkan pengawas agar cat
dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat Dasar II
atas beban Pemborong.

b. Cat Finish
Cat finish dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut :
Cat Finish I :
Jenis Cat : Marine 084-2543
Produk : Dana Paints
Ketebalan : 30 Micron

Cat Finish II :
Jenis Cat : Marine 084-2543
Produk : Dana Paints
Ketebalan : 30 Micron

Sama seperti cat dasar I dan II, maka car finish I maupun cat finish II baru
boleh dilaksanakan setelah lapisan cat yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut atas biaya pemborong.
c. Untuk menegcek ketebalan-ketebalan pengecatan maka Pemborong
diharuskan menyediakan alat ukur khusus guna keperluan tersebut.
d. Khusus untuk bagian permukaan baja tersebut tidak yang akan dibungkus
beton (kalau ada), maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat
dasar maupun finish.
Secara umum Konstruksi Baja harus dipabrikasi dengan memperhatikan anti
lendut khususnya untuk kuda-kuda dan overstek. Besarnya anti lendut
adalah minimum sama dengan beasrnya lendutan akibat beban mati dan
hidup.
Besarnya anti lendut tersebut dapat dilihat pada gambar atau ditanyakan
kepada Perencana Struktur.

Pasal 24
Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Kali dan Turap Batu Kali

(1) Pekerjaan Pemasangan Batu Kali


Pekerjaan meliputi pekerjaan pondasi batu kali untuk pekerjaan pondasi
dangkal dan pekerjaan turap penutup untuk dinding antara plat balok beton
dengan tanah dasar.

(2) Bahan-bahan
Bahan untuk pondasi batu kali kecuali disyaratkan lain harus sesuai dengan
PUNI-NI3 Tahun 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut
cara terbaik.

(3) Pemasangan
Batu kali tidak boleh bersinggungan dan harus ada adukan diantaranya
sebelum dipasang batu kali harus dibasahi terlebih dahulu. Pekerjaan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 47
PT. BUMI MADANI

pasangan batu kali dapat dikerjakan apabila galian tanah sudah siap dan
harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pasal 25
Pekerjaan Water Stop

(1) Bahan
a. Pemborong harus memberikan contoh water stop yang akan digunakan
yang sesuai dengan gambar beserta brosur dan sertifikatnya.
b. Apabila dipandang perlu dan atau terdapat keraguan terhadap mutu
bahan waterstop tersebut, maka Direksi/Pengawas akan meminta
Pemborong untuk melakukan test terhadap water stop tersebut. Segala
biaya test menjadi beban pemborong.
c. Ukuran dan type water stop sesuai dengan gambar.

(2) Cara Pelaksanaan


a. Pada prinsipnya cara pelaksanaan mengikuti petunjuk yang dijelaskan
dalam brosur waterstop yang bersangkutan.
b. Pemasangan waterstop harus dilakukan dengan maksud untuk
mencegah kemungkinan timbulnya rembesan air. Pada pemberhentian
pengecoran konstruksi reservoar/STP/pit baut antara pelat dasar dan
dinding, penyambungan bagian dinding atau bagian-bagian lain yang
dianggap

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 48
PT. BUMI MADANI

BAB III
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 26
Pekerjaan Dinding Batu Bata

(1) Lingkup pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan dinding batu bata adalah semua
pemasangan batu bata yang tersusun baik keatas atau kesamping dengan
menggunakan spesi sebagai bahan perekat, dinding terbagi dalam tiga
kelompok antara lain :
- Dinding pembatas ruang luar dan ruang dalam
- Dinding Pembatas ruang dalam
- Dinding pembatas ruang luar (pagar)
Dari ketiga kelompok besar tersebut dapat diperlakukan sama dalam hal
ukuran dan teknis pembuatan atau berbeda sama sekali tergantung
kebutuhan.

(2) Persyaratan Bahan


Batu bata yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan dinding
antara lain sebagai berikut :
a. Keras tapi ringan
b. Ukuran sesuai dengan standar
c. Lurus ke berbagai arah
d. Matang dalam pembakaran
e. Memiliki permukaan kasar

(3) Peralatan Penunjang


Untuk mengaitkan pemasangan batu bata yang baik perlu disiapkan alat
sebagai berikut :
a. Sendok tembok
b. Benang
c. Waterpas
d. Kayu (balok atau papan) untuk profil
e. Lot.

(4) Cara Pelaksanaan/Pemasangan


a. Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air bersih hingga
jenuh dengan ciri tidak mengeluarkan gelembung udara.
b. Batu bata dalam keaaan basah harus segera dipasang dengan spesi
bahan perekat, ketebalan spesi minimal 1 cm maksimal 2 cm.
c. Pasangan batu bata harus lurus (sesuai kebutuhan) tegak dan waterpas
tiap pelapisnya.
d. Pasangan setengan batu bata dalam satu hari tidak boleh melebihi 1 m
dan setiap panjang 3 m harus diselingi dengan kolom praktis.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 49
PT. BUMI MADANI

Pasal 27
Pekerjaan Kusen, Daun Jendela Alumunium dan Kaca

1. Lingkup Pekerjan
a. Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan
peralatan.
b. Meliputi penyediaan kusen, daun jendela alumunium sesuai gambar dan
spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesoris untuk
pemasangannya.
c. Meliputi tanggung jawab penyimpanan, perawatan serta pemasangannya
dengan kualitas setara “commercil quality”.
d. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
 Pasal Pekerjaan Pasangan
 Pasal Pekerjaan Pengecatan
 Pasa Pekerjaan Metal Pabrikasi
 Pasal Alat Penggantung dan Pengunci
e. Referensi
 Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- SII 00649-82-Extrusi Jendela
- SII 0405-80-Alumunium Extrussion
- SII 0695-82-Alumunium Extruder Number
- ASTM E331-84Water Leakade
 Quality Assurance
- Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh Perencana dan pemberi
tugas.
- Single source responsibility : untuk menjamin kualitas penampilan
dan performance, harus memakai matrial untuk system yang berasal
dari satu manufaktur (single manufaktur) dengan system yang
tersedia atau disetujui oleh sistem dari manufaktur.
- Building concrete structural tolerance : harus tidak lebih dari toleransi
yang diijinkan.
 Kualifikasi Pekerjaan
- Sedikitnya harus ada 1 (satu) orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan selama pelaksanaan.
- Tenaga kerja yang terlatih tersedia harus cukup serta memiliki skill
yang dibutuhkan
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerjaan, Direksi tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skillnya.
f. Submittal (Pengiriman)
Kontraktor harus mengerti Perencana, Pengawasan hal-hal berikut untuk
persetujuan pemberi tugas dan perencana.
 Shop drawing yang menunjukan pabrikasi, pemasangan dan finishing
dari spesifikasi berdasarkan pengecekan kembali dimensi – dimensi
pada site, yang terdri dari :
- Evaluation dan member dari profil
- Hubungan join untuk system framing, entrance doors

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 50
PT. BUMI MADANI

-Detail-detail dari bentuk yang diperlukan


-Reinforcing
-Anchograme system
-Interfacing dengan konstruksi bangunan
-Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
-Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan,
reinforcement, pemasangan-pemasangan khusus
- Metode dan aksesoris pemasangan kaca
- Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan
 Kontraktor harus mengerti Perencana, Pengawasan 3 set contoh
potongan profil dari pasangan jamb dan heads dari kusen dan pintu-
pintu yang ditunjukan dalam gambar, dengan ukuran panjang 30 cm
profil alloy, beserta kaca ukuran 30 cm x 30 cm termasuk mock-up
ukuran standar(cukup jelas) yang menunjukan contoh pemasangan dan
finishing yang sudah final
 Perencana, Pengawasan foto copy beserta laporan tersebut
sebelumnya yang berisi performance untuk ukuran system yang sama
sebagai pengganti test kembali atau data-data pendukung lain.
g. Penyimpanan dan Perawatan
 Kontraktor harus mengirim unit-unit pabrikasi dan bagian-bagian
komponennya ke site proyek
 Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut di tempat yang
kering, dengan setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film,
dan lengkap label, tipe, nomor dan lokasi pemasangan dalam kemasan
yang tertutup asli dari pabrik. Bagian-bagian yang rusak tidak akan
diterima, item-item dengan cacat atau goresan kecil akan
dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi
sebalikya atau kondisi baik.
h. Garansi
Kontraktor harus mengiriPerencana, Pengawasan garansi-garansi sebagai
berikut :
 Garansi tertulis dari pabricator untuk alumunium alloy dan anodizing,
minimum 10 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan perjalanan atau material,
hilangnya property mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran
air, kegagalan struktural, non uniformity of surfaces, korosi/karat, dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
 Kontraktor harus mengerti Perencana, Pengawasan bukti-bukti
mengenai sumber dari material dan aksesorisnya dalam bentuk
sertifikat “Certificate of Origin” dari manufaktur yang disetujui oleh
Perencana dan pember tugas.
i. Sistem Requirement / Design Requirement
 Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan
pemecahan masalah thermal atau structural movement, glazing,
anchorage, atau moisture disposal, dengan tujuan membuat gambar
basic dimensi
 Persyaratan-persyaratan penunjukan detail-detail dimaksudkan untuk
membentuk basic dimensi dari unit-unit, sight lines dan profil-profil dari
member.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 51
PT. BUMI MADANI

 Sediakan concealed fastening disemua tempat


 Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-
persyaratan atau rekayasa system, termasuk modifikasi-modifikasi yang
diperlukan untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan konsep design visual.
 Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-
kondisi khusus site untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak
ada kemungkinan kehilangan, pelemahan atau kegagalan hubungan
antara unit-unit dan struktur bangunan atau antara unit-unit itu sendiri.
 Memberikan expansi dan kontraksi agar gerakan structural terjadi tidak
menyebabkan kerusakan pada penampilan dan performance.
j. Test
 Typical Window
- Semua jendela – jendela typical harus dipasang terlebih dahulu,
termasuk pemasangan kaca dan sealent.
- Sample dan material alumunium harus ditest di labolatorium yang
disetujui oleh Perencana dan test tersebut harus meliputi :
 Ketebalam material
 Staining test
 Weight test
 Corrosion test
- Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan
kapasitas water proof untuk kusen-kusen jendela, dan disaksikan,
Perencana dan Pemberi Tugas.
 Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas mempertimbangkan terhadap hal-hal yang tidak sesuai
(rusak) dengan hasil test kekuatan dan sebagainya, kontraktor harus
segera memperbaikinya dan /atau mengantinya dengan unit baru sesuai
persetujuan dan Pemberi Tugas.

2. Bahan
a. Jendela dan Pintu
1. Material : Alumunium Extrussion
2. Extrussion : Sesuai dengan ditunjukan dalam shop
drawing yang disetujui oleh pemberi tugas,
Perencana
3. Colour Extrussion : Anodize Natural Standar
4. Profil Width : Untuk kusen jendela = 2” x 4”
5. Maximum : 20 mm (1/175)
Allowable Profil
Width
6. Ketebalan Profil : 1,4 : 1,6 : 2 : 3 mm sesuai yang ditunjukan
dalam shop drawing
7. Fabricator : INDALUX, ALEXINDO atau setara

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 52
PT. BUMI MADANI

b. Fastener
 Steel galvanizeg, alumunium atau material non core lain yang cocok
dengan item-item fastener dan harus memiliki kekuatan yang cukup
 Pemasangan dengan concealed fastener diseua tempat
c. Hardware
 Harus sesuai dengan type dan matrial hardware yang ditunjukan dalam
pasal spesifikasi hardware
 Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk system
pemasangan pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh
Perencana, Pengawas dan Pemberi Tugas
 Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan
dan berasal dari manufaktur yang disetujui
d. Aksesoris
Harus dibuat dengan concealed fastener galfanized stainless steel, rubber
weather strip dan hanger yang dihubungkan ke alumunium didempul
dengan sealent. Anchors untuk kusen-kusen alumunium haruslah memiliki
ketebalan 2-3 mm hot dip galvanized steel dengan minimum 13 micron
untuk memungkinkan pergerakan
e. Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline
seperti concrete, motor atau plaster, harus denan finish clear lacquer atau
anti corrosive treatment seperti asphaltic varnish atau material isulasi lain.

3. Penerapan
a. Persiapan
 Sebelum pabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua
dimensi-dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang
terlambat
 Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan
dengan cermat, ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up
sambungan detail alumunium yang berhubungan langsung dengan
material-material structural lain.
 Proses pabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum pelaksanaan,
dengan mempersiapkan shop drawing yang menunjukan lay out, lokasi,
kualitas, benduk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Perencana,
Pengawas dan Pemberi Tugas
 Semua frame-frame untuk partisi jendela-jendela dan pintu-pintu harus
secara akurat dan pabrikasi untuk pengepasan dengan ukuran site.

b. Fabrication / Assembly
 Shop Assembly : dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site
proyek. Bila tidak merupakan shop assembly, lakukan pra-pengepasan
di shop untuk memastikan assembly yang baik dan tepat guna
 Sambungan – sambungan / joints
- Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match
untuk memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah
perlengkapan mesin untuk mengepaskan frame denga paku
bersama-sama joints contact dengan hairline joints, waterproof joints
dari belakang dengan sealents.
- Pemakaian sealent tidak diijinkan pada permukaan ekspose.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 53
PT. BUMI MADANI

c. Pemasangan
 Election tolerance : batas perbedaan tegak dan level rata-rata 0,1% (3
mm dalam 3 m, secara Vertikal / V & 3 mm dalam 3 m, secara
Horizontal/Z)
 Set unit-unit tegak, level dengan garis yang benar, tanpa terkelupas
atau merusak frame
 Pasangan anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk
pergerakan, termasuk ekspansi dan kontraksi
 Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan,
termasuk meterial-material yang berhubungan dengan pasangan atau
permukaan beton, dengan cat bituminous atau preformed separators
untuk menghindari kontak dan korosi
 Set sill members pada bantalan sealent dan baffles untuk memberi
konstruksi yang weathertight
 Pasangan pintu-pintu dan hardware sesuai dengan isntruksi tertulis dari
manufaktur
 Potongan alumunium dari profil harus dibuat dengan dasar yang baik
untuk menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya
dan harus dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari
debu-debu besi menempel pada permukaan alumunium
 Pengelasan hanya diijinkan dari bagian dalam, menggunakan non
actyted gas (argon) dan tidak boleh diekspose
 Buatlah match joints member dengan sjrup yang cocok, rivets, las,
untuk mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai
yang terlihat dalam gambar
 Peralatan ancort untuk alumunium frame haruslah dengan hot dip
galvanized steel tebal 2 – 3 mm diset pada interval 60 mm
 Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain,
concealed type. Paskan frame bersama-sama pada titik contact joints
dengan hairline joints, waterproof joints dari bagian belakang dengan
sealent untuk menahan 1000 kg/cm2.
 Setel hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang
berhubungan langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus
dengan chromium coat pada pemukaannya untuk menghindari kontak
korosif.
 Toleransi pemasangan (erection) untuk alumunium frame pada sisi
dinding 10 – 15 mm harus diisi dengan grouting
 Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel
window, upper dan lower window, sill harus do check lever dan
waterpass pada bukaan-bukaan dinding
 Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya
pada ruang AC, haru disediakan systhenic rubber atau systhenic resin
untuk swing door dan double door
 Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus diset dengan sealent untuk
membuatnya sound proof dan watertight
 Lower sill pada frame alumunium exterior harus diberi flashing untuk
menahan air hujan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 54
PT. BUMI MADANI

d. Adjusting
Test fungsi operasi daun jendela setelah operasi penutupan, latching speed
dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk
memastikan operasi daun jendela berjalan halus (smooth).

e. Protection
 Semua alumunium harus dilindungi dengan type-type proteksi atau
material-material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke
lapangan
 Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada
saat protective material akan dipakai pada alumunium
 Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic type atau zinchromate
primer (transparent varnish) pada saat plesteran akan dilaksanakan.
Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai
seluruh pekerjaan selesai
 Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang
tidak akan didempul atau disealent.

4. Pekerjaan Kaca
1. Bahan
a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca kualitas baik dengan
kekuatan dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2.
b. Semua jenis kaca yang digunakan setara ASAHI
c. Tebal kaca yang dipakai adalah 5 mm.
d. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Pemberi Tugas
atau Pengawas.
2. Macam - macam Pekerjaan
a. Jenis pekerjaan adalah pemasangan kaca mati dan kaca nako
b. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong,
pembersih, penggosok tepi dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca.
c. Pemasangan kaca pada jendela dan pintu sesuai gambar .
3. Syarat - syarat pelaksanaan
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.
b. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada
rangka terutama pada sudut - sudutnya.
c. Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus ditumpulkan
dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
d. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya
yang retak/pecah atau tergores harus diganti.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 55
PT. BUMI MADANI

Pasal 28
Pekerjaan Atap

1. Bahan
a. Genteng
Bahan penutup atap adalah Atap Spandek.
Bentuk genteng harus mulus, bentuknya teratur, tidak bengkok,
melengkung, kaitannya cocok satu sama lain. Bubungan atap harus khusus
dari produksi yang sama dengan Atap Spandek, begitupun warnanya.
Pemborong jauh sebelum waktu pemasangan harus menyerahkan contoh
dari bahan genteng tersebut, untuk mendapat persetujuan Pemilik Proyek.
b. Rangka Atap
Bahan rangka atap dari baja siku dengan ukuran dan modul sesuai dengan
yang ditunjukan pada gambar, dilapisi dengan residu.

2. Macam dan lingkup pekerjaan


a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan atap,
b. Penyediaan bahan penutup atas harus ada persediaan 2% untuk
persediaan pemeliharaan.

3. Syarat-syarat pelaksanaan.
Atap genteng harus dipasang menurut keahlian yang sedemikian rupa
sehingga betul-betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling
menutupnya harus cocok dan rapat. Kaitan dan kedudukan genteng pada reng
3/4 dan kaso 5/7 masing-masing berjarak 30 cm dan 40 cm, atau sesuai
ketentuan pabrik. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang
belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut

Pasal 29
Pekerjaan Plafond

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond adalah sebuah pekerjaan diatas
ruangan yang berfungsi sebagai berikut :
a. Pembatas ketinggian.
b. Penutup segala macam bentuk yang terdapat dibawah atap atau plat
beton.
c. Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan
lubang-lubang untuk titik lampu yang diperlukan.

(2) Persyaratan Bahan


Plafond gypsum ukuran sesuai gambar, rangka plafond terdiri dari besi hollo
buatan Indonesia dengan sertifikar S 11

(3) Peralatan Penunjang


Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafond antara lain :
a. Alat bantu esteger
b. Waterpas
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 56
PT. BUMI MADANI

c. Benang
d. Meteran

(4) Cara Pelaksanaan


Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang
berupa dinding atau lisplank.
a. Tentukan peil plafond pada dinding atau liplank
b. Waterpaskan ketinggian tersebut tesebut pada seluruh batas pasangan
plafond.
c. Pasangan rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan
menggunakan depra bold.
d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap dengan
ukuran sesuai gambar.
e. Selanjutnya pasangkan tulangan pembagi, yang terbuat dari besi hollo.
f. Rangka plafond yang sudah siap ditutup adalah berupa rangka-rangka
berukuran sesuai ganbar dengan kondisi lurus dan waterpas.
g. Untuk KM/WC dan lantai atas menggunakan GRC plat sesuai gambar,
dikerjakan secara pabrikasi.

Pasal 30
Pekerjaan Lantai Beton

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan lantai beton adalah beton yang dipersiapkan untuk
menjadi lantai tanpa mendapatkan finishing (penyediaan) dari bahan lain.

(2) Persyaratan Bahan


Seperti bahan beton pada umumnya bahan beton untuk lantai terdiri dari
semen, pasir dan kerikil/split sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya kepada Direksi/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
a. Semen yang akan dipakai harus semen segar terdapat dalam zak yang
masih utuh tanpa ada cacat dan sobek yang memungkinkan masuknya
udara kedalam kantong semen. Kondisi semen yang masih segar dapat
dilihat dari fisiknya yang berupa buturan halus tanpa gumpalan-gumpalan
yang mengeras, serta memenuhi syarat-syarat dalam NI-8, SII 0013-S1
dan ASTM C 150-78°.
b. Pasir-pasir untuk keperluan beton harus menggunakan pasir beton
dengan kondisi bersih, kasar, keras dan kadar lumpur yang diizinkan dan
harus memenuhi syarat dalam PUBI 1982 pasal 11 dan SII 0404-80.
c. Kerikil atau batu pecah harus memiliki gradasi dengan kualitas baik padat,
keras dan bersih dari pengaruh lumpur, minyak dan bahan organis
lainnya.
d. Air harus bersih murni tanpa terkontaminasi dengan bahan kimia lainya,
lumpur dan tanah sesuai standar PAM Jaya.

(3) Sistem Kerja


Lantai beton terbagi dalam dua bagian :
b. Lantai yang dipasang langsung
c. Lantai yang jauh diatas tanah/plat dan atap untuk lantai yang langsung.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 57
PT. BUMI MADANI

(4) Peralatan Penunjang


Alat yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan lantai beton antara lain :
a. Beton molen g. Benang
b. Cangkul h. Waterpas
c. Skop i. Papan untuk cetakan
d. Takaran
e. Sendok Tembok
f. Rosdam

(5) Cara Pelaksanaan


Lantai beton terbagi dalam dua kelompok besar :
a. Lantai beton langsung diatas tanah
b. Lantai beton tidak langsung diatas tanah
Dari kedua kelompok diatas dalam hal pelaksanaan beton ada beberapa
perbedaan yang sangat penting, antara lain :
1. Lantai Langsung
Pelaksanaan lantai beton yang langsung dengan tanah, harus dimulai
dengan pembersihan, perataan, dan pemadatan tanah dengan stamper.
 Pengurugan dan pemadatan pasir dengan ketebalan dan kepadatan
terbentuk sesuai kegunaan lantai.
 Penentuan peil ketinggian atau tebal lantai beton dengan jarak
maksimal 1 meter antara satu dengan yang lainnya.
 Adukan ditumpahkan pada lahan yang akan dijadikan lantai beton
dengan ketebalan atau ketinggian sesuai peil
 Permukaan lantai harus digosok dengan rosdam hingga halus pada
saat adukan setengah basah
 Hindari finishing lantai beton dengan penambahan adukan plesteran
2. Lantai Tidak Langsung
Pada pekerjan jenis ini lebih sederhana sebab penciptaan lantai hanya
merupakan perapihan permukaan lantai atau atap beton yang
sebelumnya diolah dituangkan pada cetakan beton (bekisting).

Pasal 31
Pekerjaan Lantai Screed

(1) Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai screed dilakukan diatas plat-plat beton, meliputi bawah
finishing lantai untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditujukan
dalam gambar.

(2) Persyaratan Bahan


a. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type I, dari satu
hasil produk yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-
yarat dalam NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 150-78a.
b. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982
pasal 11 dan SII 0404-80.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 58
PT. BUMI MADANI

c. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P18-
303 dan NZS 3121/1974
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang
disyaratkan dalam NI-2, NI-8 dan PUBI 1982.

(3) Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi /Pengawas
untuk mendapat persetujuannya.
b. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk
atau plat beton telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas
dari pengaruh pekerjaan lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir yang
memenuhi syarat seperti yang lain.
d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran bahan
lain, yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai dan diratakan, tebal
acian minimum 2 mm setelah diratakan dan dilicinkan atau bahan/material
lain sesuai yang dibutuhkan /diisyaratkan dalam gambar detail atau
sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
e. Tebal adukan lantai screed termasuk acian minimal dibuat 5 cm atau
yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas, dari adukan 1 PC : 3 pasir.
Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan
lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap dipasang karpet dan bahan
finishing.
f. Sebagai persiapan sebelum bahan screed dilakukan, alas lantai screed
harus dibersihkan dengan sikat kawat dan air sehingga agregat muncul
dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat
permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam)
dan setelah kering dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit,
selanjutnya screed dicor.
g. Untuk screeding daerah yang luas diatas 25 m2 mixing harus mengikuti
syarat-syarat mixing beton (mechanical mixing dan weight batcher harus
digunakan).
h. Pengecoran harus dilakukan sekaligus untuk daerah yang luas,
pengecoran mengikuti lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur
hanya boleh dilakukan 24 jam setelah sebelahnya dicor. Permukaan
ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air
semen sebelum lajur sebelahnya dicor.
i. Peralatan dan compaction, Screed harus compact dengan beam vibrator
dan perhatian harus diberikan pada ujung-ujung yang sering tertinggal.
Bila perataan diperlukan (untuk finishing yang membutuhkannya)
perataan dengan papan sreeed harus menunggu minimum 1,5 jam
maksimum 2,5 jam untuk menghindari pendebuan permukaan screed.
Toleransi perbedaan tinggi dalam satu ruang besar maksimum 15 mm,
toleransi perbedaan antara jalur maksimum 1 mm.
j. Screed harus dibasahi selama 7 hari
k. Untuk pemasangan bahan finishing lantai dapat dilakukan minimum
setelah 4 (empat) minggu.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 59
PT. BUMI MADANI

Pasal 32
Pekerjaan Lantai Keramik dan Granit

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksudkan dengan pekerjaan lantai keramik dan granit adalah
segala pemasangan keramik dengan posisi horizontal dan atau datar.

(2) Persyaratan Bahan


Keramik dan granit yang layak untuk dipasang sebagai lantai adalah keramik
dan granit dengan kondisi sebagai berikut :
 Keramik dan granit harus memiliki permukaan yang halus tanpa cacat
baik email maupun lapisan bawahnya.
 Permukaan belakang dari keramik dan granit harus kasar
 Semua dinding keramik dan granit harus lurus dengan kontrol benang
 Permukaan keramik dan granit tidak boleh cekung atau cembung harus
rata.

(3) Peralatan Penunjang


Sarana yang harus dipersiapkan dalam pemasangan lantai keramik antara lain:
 Waterpas
 Sendok Tembok
 Martil Karet
 Meteran

(4) Cara Pelaksanaan Pemasangan


a. Lantai keramik dipasang diatas pasangan semen M1 (floor). Bila
pemasangan keramik dilakukan diatas dinding, maka dinding tersebut
harus diplester dahulu dengan plesteran kasar, agar diperoleh dinding
yang lurus dan vertikal.
b. Pemsangan keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm.
Dalam Pemasangan bagian bawah dari ubin harus terisi padat dengan
semen.
c. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada
gambar
d. Jarak antar ubin (naat) 2 mm atau ditentukan lain pada gambar. Untuk
mengisi naat ubin digunakan pasta semen (semen dicampur dengan air
sampai diperoleh bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat
dipergunakan bahan kimia tertentu sebagai isian naat, misalnya naat
tahan asam, tahan air dan sebagainya.
e. Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah ubin
dipasang, sewaktu mengecor naat, ubin harus benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai/dinding, celah-celah antara tegel yang satu
dengan yang lain harus bersih dari debu dan kotoran lain sebelum dicor.
f. Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan tegel,
khusus pada waktu pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi
keras/kering.
g. Bila pada keseluruhannya pemasangan tegel telah selesai, maka
dinding/lantai tersebut harus dilap/disapu bersih, kemudian dilakukan
penelitian, apakah seluruh tegel tersebut telas terpasang dengan rapi dan
baik (tidak miring, bergelombang, tidak lepas dan lain-lain).
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 60
PT. BUMI MADANI

h. Bila pekerjaan pemasangan rapi dan teliti, begitu selesai saat


pemasangan tidak perlu lagi dibersihkan, tetapi bia masih diperlukan tegel
dapat dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak
yang ada dipasaran (misalnya : air dicampur dengan 15% cuka). Bila
sangat terpaksa, untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas,
dapat digunakan sikat baja (untuk menyikatnya) atau bahan pembersih
spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
i. Pasangan lantai diberi kemiringan untuk daerah toilet dan selasar

Pasal 33
Pekerjaan Cat Emulsi

(1) Lingkup Pekerjaan


Pengerjaan pengecatan dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan pada gambar.

(2) Syarat-Syarat Bahan


a. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produck ICI Paints atau
setara.
Cat dinding luar/exterior (ICI)
Primer : 1 lapis Dulux Alkali Resisting Primer, A 931-1050
interval 2 jam
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2
jam
Cat akhir exterior : 2 lapis Dulux Weathersield A 918 setebal 2 x 30
micron, interval 2 jam, semua lapis sehingga
dicapai permukaan yang merata & sama tebal.

Cat dinding dalam/interior


Cat Akhir interior : 2 lapis Dulux Pentalite A 922 setebal 2 x 30
micron, interval 2 jam, semua lapis sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal
Cat akhir gloss : 2 lapis Dulux Synthetic Supr Gloss A 365 setebal
untuk interior 2 x 30 micron, interval 2 jam, semua lapisan
sehingga dicapai permukaan yang merata dan
sama tebal.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan


dari pabrik dan bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI
1982 pasal 54 dan NI-4.

(3) Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Semua bidang pengecatan harus betul betul rata, tidak terdapat cacat.
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 61
PT. BUMI MADANI

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat


dasar, bahan plamur dari produck yang sama dengan cat yang
digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas serta pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai
dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan kontraktor harus
menyerahkan/mengirimkan contoh bahan dari beberpa hasil produck
kepada Direksi/Pengawas selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan dan akan menginstruksikan kepada
kontraktor selama tidak lebih 7 hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatannya.
h. Contoh bahan yang telah diuji dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor
untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola tekstur merata tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Kontraktor harus beranggung jawab atas kesempurnaan dalam pekerjaan
dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil
/berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pasal 34
Pekerjaan Waterproofing

(1) Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi talang plat atap serta bagian-bagian yang
dinyatakan dalam gambar.

(2) Persyaratan Bahan


Bahan harus sesuai dengan standard yang ditentukan seperti NI-3, ASTM-
828, ATME, TAPP-1083 dan 407
Jenis bahan yang digunakan Bituthene sheet 2000 untuk talang plat dan
atap. Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta
konstan. Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap.
Perlindungan terhadap waterproofing menggunakan screed.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 62
PT. BUMI MADANI

(3) Persyaratan Pelaksanaan


a. Persiapan Permukaan
Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus
benar-benar bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam
yang permanen dari tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi
kering (baik dalam arti kata kering leveling screed maupun kering
permukaan).
Semua pertemuan sudut 90º atau sudut yang lebih tajam harus dibuat
tumpul, yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap
air 1 Pc : 3 pasir atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1 Pc : 3 Pasir
dibentuk menggunakan benang waterpas arah kemiringannya.
Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus
menggunakan tulangan susut finemesh yang terpasang ditengah
ketebalan screed dan dipasang harus didatarkan terlebih dahulu sehingga
tidak melengkung. Screed dipasang menurut pola-pola yang sudah tentu
dan diratakan permukaannya dengan menggunakan roskam, digosok
sedemikian rupa dengan roskam sehingga gelembung-gelembung udara
yang terperangkap didalam adukan screed dapat terbuang/keluar.
Dalam kondisi setengah kering, screed tersebut langsung ditaburi semen
sambil digosok kembali dengan roskam besi shingga merata. Setelah
lapisan screed kering tidak boleh diaci.
Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, scred baru ini harus dilindungi
dari kemungkinan pecah-pecah rambut dengan cara menutupi permukaan
atasnya dengan goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan
dijaga kondisi basahnya.
Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal tujuh hari
dalam kondisi cuaca cerah.

b. Lapisan waterproofing
Lapisan waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah kearah titik
tertinggi. Overlap antar lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai
spesifikasi pabrik. Pemasangan langsung dari gulungan dengan seksama
merata, ditekan dengan lorrer secara menerus sehingga tidak dapat
gelembung udara. Roller mempunyai berat kira-kira 35 Kg dan lebar 70
cm.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing ini harus dilindungi dari sengatan
matahari dengan menggunakan tenda-tenda.
Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh
sepatu atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan
melokalisir daerah yang sudah terpasang waterproofing ini.
Pada daerah lisplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti
bentuk lisplank.
Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan
melanjutkan kembali setelah lokasi benar-benar kering.

c. Perbaikan Lapisan Waterproofing


Bagian dari lapisan waterproofing diatas kebocoran disobek secukupnya,
lekatnya potongan lapisan waterproofing baru sejauh minimal 150 mm ke
segala arah dihitung dari celah/sobekan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 63
PT. BUMI MADANI

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian dan permukaan harus


kering betul.

d. Lapisan Pelindung
Setelah waterproofing terpasang maka diatas permukaan diberi pelindung
screed (perbandingan 1 Pc : 3 Psr) setebal 3 cm dengan menggunakan
tulangan susut finemesh yang terletak ditengah-tengah adukan screed.
Untuk mengukur jarak/tebal screed harus menggunakan beton decking
setebal 1,5 cm setiap jarak 0,5 m.
Permukaan screed ini dihaluskan menggunakan roskam pada saat
kondisi screed setengah kering dengan jalan menaburkan semen dan
menggosoknya hingga licin.
Setelah semua pemasangan lapisan waterproofing dan sebelum
pelaksanaan lapisan pelindung, kontraktor melaksanakan pengujian
kebocoran terutama untuk permukaan horizontal plat atap. Cara
pengujian adalah dengan menggunakan air ke area yang tertutup lapisan
water proofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan
selama 3 x 24 jam.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab Total Kantor Lurah Kebagusan 64
PT. BUMI MADANI

Pasal 35
Pekerjaan Dinding dan Plesteran

1. Bahan
a. Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton
b. P a s i r
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%. Pasir
harus memenuh persyaratan PUBB 1970 atau NI-3
c. A i r
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan
beton
d. Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata dengan standar mutu setara
jatiwangi. Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI
– 10 dan PUBB 1970 (NI- 3).

2. Macam Pekerjaan
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
ukuran perbandingan campuran tersebut dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan


M1 1 Pc : 2 Ps 1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu
bata yang kedap air
2. Untuk pekerjaan pemasangan ubin plint, ubin
keramik/granit dan ubin porselen
M2 1 Pc : 3 Ps 1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak
kedap air
2. Untuk rollaag pasangan batu bata
M3 1 Pc : 4 Ps 1. Untuk pasangan pondasi dari batu gunung
belah
2. Untuk adukan tegel dibawah lantai
3. Untuk plesteran lingir (sponing)
4. Untuk pasangan tegel yang menempel pada
pasangan batu beton
M4 1 Pc : 5 Ps 1. Untuk pasangan dinding yang tidak kedap air
2. Untuk semua plesteran dinding tidak kedap air
untuk bagian dalam maupun bagian luar

b. Pasangan Batu Bata


Batu bata yang akan dipasang harus direndam didalam air hingga jenuh
dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara
pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi
10%. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk.
Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah tapi harus pakai alas
(kayu dan lain-lain)

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 65
PT. BUMI MADANI

c. Pasangan Batu Alam


Batu alam yang digunakan adalah batu alam andesit, di pasang pada
dinding bata, batu alam yang akan dipasang harus direndam didalam air
hingga jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran.
Cara pemasangannya harus lurus dan rapih nat-nat di minimalisir, Semua
campuran adukan menggunakan adukan 1 Pc : 2 Ps
d. Plesteran Dinding dan Sponing / Plester Sudut
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan
air. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan ketebalan plester yang
direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm,
plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung diselesaikan.
Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis (acian).
Selama proses pengeringan acian harus disiram dengan air agar tidak
terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringa yang terlalu cepat.
Penyempurnaan adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk.
Pengadukan harus diatas dari papan dan lain-lain. Dinding yang akan dicat
tembok harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen.
Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran
dapat melekat. Untuk semen sponingan harus digunakan campuran M3,
rata, siku dan tajam pada sudutnya.
e. Mengorek Sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian
dinding dapat melekat dengan baik
f. Perlindungan
Pada waktu hujan dinding yang tidak terlindung harus diberi perlindungan
dengan menutupi bagian atas temboknya supaya pasangan yang belum
kering tidak rusak kena air.

Pasal 36
Pekerjaan Kusen, Daun Jendela Alumunium dan Kaca

1. Lingkup Pekerjan
 Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan
peralatan.
 Meliputi penyediaan kusen, daun jendela alumunium sesuai gambar dan
spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesoris untuk
pemasangannya di setujui pemberi tugas / perencana
 Meliputi tanggung jawab penyimpanan, perawatan serta pemasangannya
dengan kualitas setara “commercial quality”
 Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
 Pasal Pekerjaan Pasangan
 Pasal Pekerjaan Pengecatan
 Pasa Pekerjaan Metal Pabrikasi
 Pasal Alat Penggantung dan Pengunci
 Referensi
 Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- SII 00649-82-Extrusi Jendela
- SII 0405-80-Alumunium Extrussion
- SII 0695-82-Alumunium Extruder Number

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 66
PT. BUMI MADANI

- ASTM E331-84Water Leakade


 Quality Assurance
- Kualifikasi manufaktur : produk yang digunakan disini harus
diproduksi oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai
pengalaman yang sukses dan diterima oleh Perencana dan pemberi
tugas.
- Single source responsibility : untuk menjamin kualitas penampilan
dan performance, harus memakai matrial untuk system yang berasal
dari satu manufaktur (single manufaktur) dengan system yang
tersedia atau disetujui oleh sistem dari manufaktur.
- Building concrete structural tolerance : harus tidak lebih dari toleransi
yang diijinkan.
 Kualifikasi Pekerjaan
- Sedikitnya harus ada 1 (satu) orang yang sepenuhnya mengerti
terhadap bagian ini selama pelaksanaan, aham terhadap kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan selama pelaksanaan.
- Tenaga kerja yang terlatih tersedia harus cukup serta memiliki skill
yang dibutuhkan
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerjaan, Direksi tidak
mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang skillnya.
 Submittal (Pengiriman)
Kontraktor harus mengirim hal-hal berikut untuk persetujuan pemberi tugas
dan perencana.
 Shop drawing yang menunjukan pabrikasi, pemasangan dan finishing
dari spesifikasi berdasarkan pengecekan kembali dimensi – dimensi
pada site, yang terdri dari :
- Evaluation dan member dari profil
- Hubungan join untuk system framing, entrance doors
- Detail-detail dari bentuk yang diperlukan
- Reinforcing
- Anchograme system
- Interfacing dengan konstruksi bangunan
- Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan konstruksi
- Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan,
reinforcement, pemasangan-pemasangan khusus
- Metode dan aksesoris pemasangan kaca
- Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan
 Kontraktor harus mengirim 3 set contoh potongan profil dari pasangan
jamb dan heads dari kusen dan pintu-pintu yang ditunjukan dalam
gambar, dengan ukuran panjang 30 cm profil alloy, beserta kaca ukuran
30 cm x 30 cm termasuk mock-up ukuran standar(cukup jelas) yang
menunjukan contoh pemasangan dan finishing yang sudah final
 Kontraktor harus mengirim foto copy beserta laporan tersebut
sebelumnya yang berisi performance untuk ukuran system yang sama
sebagai pengganti test kembali atau data-data pendukung lain.

 Penyimpanan dan Perawatan


 Kontraktor harus mengirim unit-unit pabrikasi dan bagian-bagian
komponennya ke site proyek

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 67
PT. BUMI MADANI

 Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut di tempat yang


kering, dengan setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film,
dan lengkap label, tipe, nomor dan lokasi pemasangan dalam kemasan
yang tertutup asli dari pabrik. Bagian-bagian yang rusak tidak akan
diterima, item-item dengan cacat atau goresan kecil akan
dipertimbangkan sebagai kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi
sebalikya atau kondisi baik.
 Garansi
Kontraktor harus memberi garansi / jaminan sebagai berikut :
 Garansi tertulis dari pabricator untuk alumunium alloy dan anodizing,
minimum 10 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan perjalanan atau material,
hilangnya property mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran
air, kegagalan strukctural, non uniformity of surfaces, korosi/karat, dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan performance.
 Kontraktor harus memberi bukti-bukti mengenai sumber dari material
dan aksesorisnya dalam bentuk sertifikat “Certificate of Origin” dari
manufaktur yang disetujui oleh Perencana dan pember tugas.
 Sistem Requiremen / Design Requirement
 Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan
pemecahan masalah thermal atau structural movement, glazing,
anchorage, atau moisture disposal, dengan tujuan membuat gambar
basic dimensi
 Persyaratan-persyaratan penunjukan detail-detail dimaksudkan untuk
membentuk basic dimensi dari unit-unit, sight lines dan profil-profil dari
member.
 Sediakan concealed fastening disemua tempat
 Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-
persyaratan atau rekayasa system, termasuk modisikasi-modisikasi
yang diperlukan untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan konsep design visual.
 Pertimbangan-pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi-
kondisi khusus site untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak
ada kemungkinan kehilangan, pelemahan atau kegagalan hubungan
antara unit-unit dan struktur bangunan atau antara unit-unit itu sendiri.
 Memberikan expansi dan kontraksi agar gerakan structural terjadi tidak
menyebabkan kerusakan pada penampilan dan performance.
 Test
 Typical Window
- Semua jendela – jendela typical harus dipasang terlebih dahulu,
termasuk pemasangan kaca dan sealent.
- Sample dan material alumunium harus ditest di labolatorium yang
disetujui oleh Perencana dan test tersebut harus meliputi :
 Ketebalam material
 Staining test
 Weight test
 Corrosion test

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 68
PT. BUMI MADANI

-
Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan
kapasitas water proof untuk kusen-kusen jendela, dan disaksikan,
Perencana dan Pemberi Tugas.
 Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila Perencana, Pengawas dan
Pemberi Tugas mempertimbangkan terhadap hal-hal yang tidak sesuai
(rusak) dengan hasil test kekuatan dan sebagainya, kontraktor harus
segera memperbaikinya dan /atau mengantinya dengan unit baru sesuai
persetujuan dan Pemberi Tugas.

2. Bahan
 Jendela dan Pintu
1. Material : Alumunium Extrussion
2. Extrussion : Sesuai dengan ditunjukan dalam shop
drawing yang disetujui oleh pemberi tugas,
Perencana
3. Colour Extrussion : Anodize Natural Standar
4. Profil Width : Untuk kusen jendela = 2” x 4”
5. Maximum : 20 mm (1/175)
Allowable Profil
Width
6. Ketebalan Profil : 1,4 : 1,6 : 2 : 3 mm sesuai yang ditunjukan
dalam shop drawing
7. Fabricator : INDALUX, ALEXINDO atau setara

 Fastener
 Steel galvanizeg, alumunium atau material non core lain yang cocok
dengan item-item fastener dan harus memiliki kekuatan yang cukup
 Pemasangan dengan concealed fastener disemua tempat
 Hardware
 Harus sesuai dengan type dan matrial hardware yang ditunjukan dalam
pasal spesifikasi hardware
 Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk system
pemasangan pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh
Perencana, Pengawas dan Pemberi Tugas
 Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan
dan berasal dari manufaktur yang disetujui
 Aksesoris
Harus dibuat dengan concealed fastener galfanized stainless steel, rubber
weather strip dan hanger yang dihubungkan ke alumunium didempul
dengan sealent. Anchors untuk kusen-kusen alumunium haruslah memiliki
ketebalan 2-3 mm hot dip galvanized steel dengan minimum 13 micron
untuk memungkinkan pergerakan
 Treatment permukaan material yang kontak langsung dengan alkaline
seperti concrete, motor atau plaster, harus denan finish clear lacquer atau
anti corrosive treatment seperti asphaltic varnish atau material isulasi lain.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 69
PT. BUMI MADANI

3. Penerapan
 Persiapan
 Sebelum pabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua
dimensi-dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang
terlambat
 Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan
dengan cermat, ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up
sambungan detail alumunium yang berhubungan langsung dengan
material-material structural lain.
 Proses pabrikasi harus diutamakan disiapkan sebelum pelaksanaan,
dengan mempersiapkan shop drawing yang menunjukan lay out, lokasi,
kualitas, benduk dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Perencana,
Pengawas dan Pemberi Tugas
 Semua frame-frame untuk partisi jendela-jendela dan pintu-pintu harus
secara akurat dan pabrikasi untuk pengepasan dengan ukuran site.
 Fabrication / Assembly
 Shop Assembly : dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site
proyek. Bila tidak merupakan shop assembly, lakukan pra-pengepasan
di shop untuk memastikan assembly yang baik dan tepat guna
 Sambungan – sambungan / joints
- Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekspose match
untuk memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah
perlengkapan mesin untuk mengepaskan frame denga paku
bersama-sama joints contact dengan hairline joints, waterproof joints
dari belakang dengan sealents.
- Pemakaian sealent tidak diijinkan pada permukaan ekspose
 Pemasangan
 Election tolerance : batas perbedaan tegak dan level rata-rata 0,1% (3
mm dalam 3 m, secara Vertikal / V & 3 mm dalam 3 m, secara
Horizontal/Z)
 Set unit-unit tegak, level dengan garis yang benar, tanpa terkelupas
atau merusak frame
 Pasangan anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk
pergerakan, termasuk ekspansi dan kontraksi
 Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan,
termasuk meterial-material yang berhubungan dengan pasangan atau
permukaan beton, dengan cat bituminous atau preformed separators
untuk menghindari kontak dan korosi
 Set sill members pada bantalan sealent dan baffles untuk memberi
konstruksi yang weathertight
 Pasangan pintu-pintu dan hardware sesuai dengan isntruksi tertulis dari
manufaktur
 Potongan alumunium dari profil harus dibuat dengan dasar yang baik
untuk menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya
dan harus dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari
debu-debu besi menempel pada permukaan alumunium
 Pengelasan hanya diijinkan dari bagian dalam, menggunakan non
actyted gas (argon) dan tidak boleh diekspose

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 70
PT. BUMI MADANI

 Buatlah match joints member dengan sjrup yang cocok, rivets, las,
untuk mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai
yang terlihat dalam gambar
 Peralatan ancort untuk alumunium frame haruslah dengan hot dip
galvanized steel tebal 2 – 3 mm diset pada interval 60 mm
 Fastener harus dari stainless steel atau material non corrosive lain,
concealed type. Paskan frame bersama-sama pada titik contact joints
dengan hairline joints, waterproof joints dari bagian belakang dengan
sealent untuk menahan 1000 kg/cm2.
 Setel hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang
berhubungan langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus
dengan chromium coat pada pemukaannya untuk menghindari kontak
korosif.
 Toleransi pemasangan (erection) untuk alumunium frame pada sisi
dinding 10 – 15 mm harus diisi dengan grouting
 Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel
window, upper dan lower window, sill harus do check lever dan
waterpass pada bukaan-bukaan dinding
 Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya
pada ruang AC, haru disediakan systhenic rubber atau systhenic resin
untuk swing door dan double door
 Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus diset dengan sealent untuk
membuatnya sound proof dan watertight
 Lower sill pada frame alumunium exterior harus diberi flashing untuk
menahan air hujan
 Adjusting
Test fungsi operasi daun jendela setelah operasi penutupan, latchng speed
dan hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk
memastikan operasi daun jendela berjalan halus (smooth).
 Protection
 Semua alumunium harus dilindungi dengan type-type proteksi atau
material-material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke
lapangan
 Protective material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada
saat protective material akan dipakai pada alumunium
 Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastic type atau zinchromate
primer (transparent varnish) pada saat plesteran akan dilaksanakan.
Bagian-bagian lain harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai
seluruh pekerjaan selesai
 Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang
tidak akan didempul atau disealent.

4. Pekerjaan Kaca
1. Bahan
a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca kualitas baik dengan kekuatan
dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2
b. Semua jenis kaca yang digunakan setara produksi ASAHI
c. Tebal kaca yang dipakai adalah 5 mm dan kaca tempered 12 mm

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 71
PT. BUMI MADANI

d. Sealent yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun jendela,
daun pintu, agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran,
harus kualitas terbaik, produksi dari pabrik yang disetujui pengawas.
Pada jendela alumunium, pemasangan kaca pada bingkainya harus
memakai sealent dari bahan campuran karet silicon agar kokoh dan tahan
panas
e. Pada sambungan karet sealent harus disambung / ditutup dengan lem
sealent yang sesuai warnanya.
f. Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng, tidak boleh
kering, atau sudah mengeras
g. Bahan untuk pembersih kaca harus disetujui Pemberi Tugas atau
Pengawas
2. Macam – Macam Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan adalah pegadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
pengosok tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca
b. Pemasangan kaca pada jendela kaca mati & kaca hidup
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup,
sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah
b. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada
rangka terutama pad sudut-sudutnya
c. Kaca yang dipasang pada kusen dan kaca mati semua sudutnya harus
ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tajam.
d. Pemasangan kaca pada kusen, daun pintu, daun jendela dan lain – lain
harus mengikuti petunjuk pabrik
e. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak
/ pecah atau tergores harus diganti.

Pasal 37
Pekerjaan Atap

Lingkup Pekerjaan :
 Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan atap, pekerjaan ini terdiri dari Pekerjaan Atap Genteng.
 Penyediaan bahan penutup atas harus ada persediaan 2 % untuk
persediaan pemeliharaan.

1. Pekerjaan Atap Genteng


a. Bahan
Bahan penutup atap adalah Atap Spandek. Bentuk genteng harus mulus,
bentuknya teratur, tidak bengkok, melengkung, kaitannya cocok satu sama
lain. Bubungan atap harus khusus dari produksi yang sama dengan daun
gentengnya, begitupun warnanya.
Pemborong jauh sebelum waktu pemasangan harus menyerahkan contoh
dari bahan genteng tersebut, untuk mendapat persetujuan pemberi tugas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 72
PT. BUMI MADANI

b. Rangka Atap
Bahan rangka atap terdiri dari kuda-kuda baja siku dan kaso reng baja
ringan dengan ukuran dan modul sesuai dengan yang ditunjukan pada
gambar, dilapisi dengan alumunium foil.
c. Lisplank
Bahan lisplank terbuat dari dari bahan GRC gigi balang dengan motif
Betawi dengan ketentuan modul dan ukuran sesuai gambar dan
Penyambungan lisplank harus dikerjakan dengan lurus, rapi tidak boleh
bergelombang dan lisplank GRC harus utuh.
d. Atap genteng harus dipasang menurut keahlian yang sedemikian rupa
sehingga betul-betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling
menutupnya harus cocok dan rapat. Kaitan dan kedudukan genteng pada
kaso dan reng masing-masing berjarak 30 cm dan 40 cm, atau sesuai
ketentuan pabrik. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang
belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng
tersebut.

Pasal 38
Pekerjaan Plafond

Spesifikasi Bahan :
1. Bahan Penutup Plafond :
Jenis Bahan : Gypsum Setara Jaya Board
Ketebalan : 9 mm
Pola ukuran : Sesuai gambar
Rangka : besi hollow 40x40 mm dengan bahan metal furing atau
sesuai gambar.
Bahan penenutup plafond ini di gunakan untuk
ruangan dalam gedung.
Jenis Bahan : Grc Board Setara Djabesmen
Ketebalan : 9 mm
Pola ukuran : Sesuai gambar
Rangka : besi hollow 40x40 mm dengan bahan metal furing atau
sesuai gambar.
Bahan penenutup plafond ini di gunakan untuk KM/WC
dan plafond overstek
Jenis Bahan : PVC motif Lambersiring
Ketebalan : 8 mm
Pola ukuran : Sesuai gambar
Rangka : besi hollow 40x40 mm dengan bahan metal furing atau
sesuai gambar.
Bahan penenutup plafond ini di gunakan untuk canopy

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5


dan PUBI-1982 pasal 38 dan memenuhi SII-0404/81.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 73
PT. BUMI MADANI

2. Syarat-syarat pelaksanaan :
a. Rangka langit-langit besi hollow metal furing dengan penggantung besi
bulat diameter 10 mm yang dilengkapi dengan mur, klem, penggantung-
penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja yang ada.
b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukan/disebutkan dalam
gambar dengan memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit
yang dipasangnya.
c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan bidang
miring/tegak sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
d. Bahan penutup langit-langit adalah eternit dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukan
dalam gambar.
e. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit dibuat minimum 4
mm atau sesuai yang ditunjukan dalam gambar.
f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan
seperti yang ditunjukan dalam gambar.
g. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
h. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list
profil dari list frofil gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.
i. Untuk KM/WC dan plafond overstek menggunakan GRC tbl 8 mm plat
sesuai gambar.

Pasal 39
Pekerjaan Railling Tangga

(1) Bahan
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan Railling Tangga adalah :
 Rangka utama dan rangka pembagi stainless steel ukuran sesuai
( ditunjukan dalam gambar )

(2) Syarat-syarat pelaksanaan.


Railling Tangga harus dipasang menurut keahlian yang sedemikian rupa
sehingga betul-betul tersusun rapi dalam segala arah. Teknik pemasangan
dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas ditunjukan dalam gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 74
PT. BUMI MADANI

BAB IV
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN KELENGKAPAN
BANGUNAN

Pasal 40
Pekerjaan Sistem Pengolahan Limbah / Air Buangan

(1) STP
STP yang dimaksud terbuat dari tangki Biotech yang berbahan fiber yang
ditempatkan di bungker beton bertulang dengan kedap air ( ukuran sesuai
gambar dan sesuai petunjuk direksi) dengan peralatan system dan
disesuaikan dengan gambar dan teknis dari produsen Tangki Biotech

(2) Sumur Resapan.


Sumur resapan dibuat jumlah dan ukuran sesuai gambar serta petunjuk
Direksi, Pekerjaan sumur resapan dilaksanakan sesuai gambar.
a. Sumur resapan dimaksud terbuat dari galian tanah setempat, bentuk dan
ukuran sesuai gambar, bagian dalam sumur resapan tersebut dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Lubang galian tanah sumur resapan kedalaman dan diameter
ditentukan sesuai dengan gambar.
2. Bagian tepi lubang galian dasar galian dilapisi ijuk ketebalan ijuk
sesuai gambar.
3. Lapisan dasar dan lapisan koral, batu kali, batu karang, serta pasir,
bentuk dan ukuran sesuai gambar.
4. Lapisan penutup ditutup dengan plastik dan diurug tanah sehingga
rata dengan tanah stempat.
5. Pembuangan air dari saluran air hujan menuju ke sumur resapan
dibuat dari bahan buis beton bulat dengan system gradasi dengan
jarak dan ukuran sesuai gambar
b. Sumur resapan harus betul-betul meresap kedalam tanah , air yang
dialirkan dari saluran pembuangan talang air hujan hingga meresap ke
dalam tanah dan dapat menyimpan air kedalam kantong sumur resapan.
Air yang masuk ke sumur resapan hanya air hujan dan tidak terkontaminasi
oleh air bekas dan air kotor.

Pasal 41
Reservoir Air Bersih

(1) Reservoir Bawah


a. Reservoir bawah dibuat bentuk dan ukuran sesuai gambar serta petunjuk
Direksi, penempatan reservoir bawah dilaksanakan sesuai gambar.
b. Reservoir bawah / ground reservoir, terbuat dari beton bertulang dengan
kedap air 1 pc : 1,5 Ps : 2,5 koral dan dilapisi keramik untuk bagian
dalamnya serta pertimbangan yang cermat untuk pemilihan lokasi ground
resorvoir.
c. Lokasi harus bebas dari hewan ternak, rangka reservoir harus terlindung
secara efektif dari erosi dan daerah pencemaran kuman-kuman.
d. Reservoir bawah dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 75
PT. BUMI MADANI

1. Terbuat dari beton bertulang dengan dilindungi beton bertulang kedap


air.
2. Dilapisi lapisan waterfroofing dan Granit
3. Dibuat tenaga pengontrol untuk bagian-bagian bawah graund
reservoir.
4. Dibuat saringan dari dan ke reservoir bawah
5. Bagian atas dibuat tutup dari bahan yang ditentukan sesuai gambar.
6. Bagian beton atas dari permukaan tanah setinggi 46 cm ditentukan
gambar dan disesuaikan dari daerah dan lokasi graound reservoir
(dinding beton bagian atas ).
7. Semua bentuk dan ukuran groundreservoir harus betul-betul sesuai
gambar rencana.
8. Daya isi dan daya tampung reservoir bawah harus melebihi kapasitas
reservoir graund reservoar atas (ketentuan sesuai gambar).

(2) Reservoir Atas


a. Water torn terbuat dari fiberglass bentuk dan ukuran sesuai gambar.
b. Penempatan reservoir atas ditentukan pada lokasi bagian tertutup /
bagian atap, yang ditentukan pada gambar rencana, Diketahui Direksi.
c. Reservoir Atas dibuat dari dari beton bertulang (plat beton) dilapisi water
proof di beri floor drain, ketinggian dan bentuk sesuai gambar.
d. Reservoir atas dimaksud terbuat dari bahan fiberglass dengan bentuk dan
ukuran sesuai gambar, pada bagian masuk dan keluar reservoir atas
ditentukan sebagai berikut :
1. Ketinggian Reservoir Atas ditentukan pada jenis dan bentuk sesuai
gambar.
2. Reservoir atas harus dapat menampung kebutuhan supply ke bagian
km/wc, tempat cuci dll dan bagian lainnya.
3. Semua komponen dan peralatan yang menunjang kebutuhan system
pemipaan dan titik air harus betul-betul sesuai gambar kerja.
4. Reseorvoir atas harus betul-betul kedap air dan tidak mudah bocor (
tidak bocor )
5. Reseorvoir atas harus mudah untuk dikontrol sehingga apabila ada
kerusakan-kerusakan kecil (macet) dapat segera diperbaiki
(maintenance).
6. Reservoir atas harus mempunyai sistem automatic kontrol supaya air
yang sudah penuh tidak mudah keluar / melimpah keluar terutama
untuk bagian ground reservoir bagian dalam bangunan.
7. Reservoir atas harus betul-betul memenuhi persyaratan dan system
kerjanya harus sesuai gambar,.

(3) Rumah Pompa


a. Bentuk dan ukuran rumah pompa sesuai gambar serta petunjuk
Direksi, penempatan rumah pompa diletakan diatas ground reservoir,
ukuran dan bentuk harus sesuai gambar.
b. Rumah pompa dimaksud terbuat dari beton bertulang dan dinding
pasangan batu bata diplester, dan menggunakan pintu terbuat dari
pintu besi. Pada bagian atap rumah pompa terbuat dari cor beton
bertulang untuk menghindari curahan hujan dan terik matahari dan
juga sekuriti.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 76
PT. BUMI MADANI

c. Rumah pompa harus dilengkapi buka, tutup dan kontrol panel listrik /
PLN pada bagian yang ditentukan oleh ganbar dan diberi tanda agar
memudahkan pengguna sarana bangunan/pemakai.

Pasal 42
Saluran Keliling Bangunan

(1) Saluran
a. Saluran pembuangan air kotor dari KM/WC dibuat dari pipa  4”
pembuangan dan urinoir dari pipa  2” semua pipa kelas AW lengkap
dengan saringan dari plat.
b. Saluran pembuangan air hujan dibuat dari pipa / buis beton terbuka dan
tertutup dengan ukuran dan pemasangannya sesuai ketentuan dalam
gambar-gambar detail :
1. Pada sisi kanan kiri dari saluran terbuka dipasang pasangan batu bata
1 pc : 3 ps dan sisi luarnya diplester halus 1 pc : 3 ps dan diaci.
2. Pada setiap sambungan saluran pada bawah buis beton dipasang batu
bata ad 1 pc 3 ps agar tidak terjadi kebocoran.
3. Saluran buis beton dipasang diatas hamparan pasir pada ketebalan 10
cm.
4. Pada sudut yang bersilangan dilengkapi bak kontrol ( ukuran dan bentuk
sesuai gambar) dari pasangan batu bata dan diplester halus ad 1 pc : 3
psr serta dilengkapi tutup beton bertulang yang padat, pada tutup dibuat
lubang untuk untuk pengaliran air dari halaman parkir ke bak kontrol.
5. Untuk keliling bangunan, sakuran terbuka harus ditutup grill besi /beton.
c. Kemiringan saluran pembuangan dibuat sedemikian rupa sehingga
sehingga air dapat mengalir dengan lancar (minimal 2 % atau 2 : 100 )
d. Untuk saluran pembuangan induk dipasang sisi pagar (terbuka) terbuat dari
buis beton dan pasangan batu kali canpuran 1 pc : 3 psr yang diplester
camouran 1 pc : 3 psr
e. Pada bagian tertentu pada halaman parkir disediakan lubang pembuangan
ke saluran diameter 10 cm.
f. Dari saluran induk halaman dialirkan / dibuang ke saluran jalan yang ada
(disesuaikan dengan kondisi setempat )

(2) Rabat
a. Rabat beton dimaksud adalah dibuat dari adukan beton ringan dengan ad.
1 : 3 : 5 dibentuk dan diplester halus pada sisi keliling bangunan, bentuk
dan ukuran disesuaikan gambar.
b. Pada dasar rabat beton dipasang hamparan pasir urug dengan ketebalan
10 cm padat.
c. Pada tepi pinggir rabat beton dipasang pasangan batu bata diplester ad 1
pc : 3 psr.
d. Rabat beton dibuat dengan kemiringan pada lantai permukaan sebesar
kemiringan 1 s/d 2 %
e. Semua bentuk dan ukuran saluran dan rabat disesuaikan dengan gambar
kerja.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 77
PT. BUMI MADANI

Pasal 43
Papan Nama Gedung

(1). Papan Nama pada Bangunan


a. Papan nama pada bangunan dibuat dengan jumlah dan ukuran sesuai
gambar dan petunjuk direksi, penempatan papan nama pada bangunan
dilaksanakan sesuai gambar dan petunjuk direksi.
b. Papan nama pada bangunan dimaksud terbuat dari bahan stainlless stell
serta plat form yang mempunyai kadar karat ringan (anti karat) dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Huruf / nama / logo dihubungkan, ditanam pada dinding tembok pada
bagian muka gedung sesuai gambar.
2. Tinggi dan tebal dari nama / logo disesuaikan gambar dan petunjuk
Direksi.
3. Mudah dibersihkan dan dipoles.
c. Papan nama pada bangunan harus betul-betul terlihat jelas pada jarak
tertentu dengan pandangan bebas dari pada halangan/terhalang bidang-
bidang lain.
d. Semua bentuk, jenis, ukuran, bahan disesuaikan gambar dan petunjuk dari
direksi.

Pasal 44
Tiang Bendera

(1) Tiang Bendera dengan pipa stainless steel.


a. Tiang bendera dengan pipa stainless steel dengan diameter dan ketinggian
disesuaikan gambar dan petunjuk direksi, penempatan lokasi sesuai
gambar.
b. Tiang bendera dimaksud menggunakan pipa stainless steel dengan
pendestal / landasan beton cor untuk pondasi penanaman pipa stainless
steel untuk memudahkan buka pasang tali bendera serta rel tali bendera /
knock down antara lain sebagai berikut :
1. tali dari bahan-bahan yang tidak mudah putus/tali nylon. Bahan dan
jenis sesuai gambar.
2. Tiang Pemasangan dan penanaman tiang pada bagian bawah pipa
stainless steel dengan ketentuan diameter tertentu setinggi kebutuhan
untuk dapat memudahkan tiangnya dapat distel / knock down diberi
penyangga pada sisi bawah tiang agar bias terkunci ( bagian konstruksi
pipa bagian bagian bawah diberi lubang dan diberi besi penyangga
sesuai kebutuhan ) sesuai gambar.
3. Pemasangan tiang bendera dengan pipa stainless steel pada ujung pipa
ditutup dengan bentuk ukuran sesuai gambar, pada sisi ujungnya diberi
kait rel yang bias bergerak dengan teratur . Jenis dan bentuk sesuai
gambar.

(2) Pemasangan tiang bendera, tali penarikan harus betul-betul bisa ditaraik dan
bahan Bendera Beton Cor Padat
a. Tiang bendera beton cor padat dengan tulangan besi U 24 – K 225 dengan
cor beton khusus, bentuk dan ukuran sesuai gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 78
PT. BUMI MADANI

b. Tiang bendera dimaksud dibuat dengan cor beton K 225 dengan tulangan
besi U 24 dengan ukuran dan ketinggian serta bentuk sesuai gambar,
Penempartan tiang bendera dilaksanakan sesuai gambar serta petunjuk
Direksi dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pondasi tiang bendera digali dan dicor sesuai tulangan pembesian tiang
yang telah ditentukan gambar.
2. Peil  0.00 pedestal / landasan ditentukan gambar dengan lantai
landasan terbuat dari pasangan beton ad 1:2:3 dengan lapisan atas
yang ditentukan dengan gambar.
3. Pola dan bentuk serta ukuran sesuai gambar dan petunjuk
direksi/pengawas.
4. Pada ujung tiang bendera dipasang rel, katrol untuk tali bendera yang
dapat berputar sedemikian rupa.
5. Tali bendera terbuat dari bahan nylon yang tidak dapat mudah putus,
tahan panas dan dingin dan segala cuaca.
6. Pada tepi bagian bawah tiang dibuat kait, gantungan untuk mengikat tali
bendera pada saat dipergunakan.

Pasal 45
Fasilitas Difabel

Yang dimaksud dengan fasilitas difabel adalah semua bentuk fasilitas yang
diperlukan untuk orang difabel, fasilitas difabel terbagi dalam dua kelompok
 Ramp
Ramp di buat dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar, terbuat dari
beton bertulang dengan bagian tepi dibuat pasangan bata diplester halus
dengan ketentuan kemiringan pada titik  0.00 lantai ke muka tanah /
jalan dibuat miring dengan kemiringan maximum 7 derajat, lantai dan
disesuaikan hingga mudah dilalui kursi roda orang difabel, dan pada sisi
tepi dibuat railing untuk memudahkan berpegang, bentuk dan ukuran
sesuai gambar

 Toilet difabel
Toilet difabel di buat dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar,
ketentuan kemiringan pada titik  0.00 lantai ke lantai Toilet difabel
disesuaikan hingga mudah dilalui kursi roda orang difabel, dan pada sisi
dinding dibuat pegangan yang terbuat dari bahan stainles steel untuk
memudahkan berpegang, closet yang di pasang harus closet duduk.

Pasal 46
Pekerjaan Pagar dan Halaman

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pagar
dan perkerasan halaman sesuai dengan gambar, dengan memperhatikan
ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaannya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 79
PT. BUMI MADANI

2. Cara Pelaksanaan
a. pagar menggunakan dinding bata, bentuk dan ukuran sesuai gambar.
b. Cat untuk dinding dan pagar besi hollow setara Dullux
c. Areal parkir / halaman dibuat dari konstruksi sebagai berikut :
 Lapisan sirtu dipadatkan dengan ( ketebalan disesuaikan gambar )
 Lapisan pasir dengan ketebalan 5 cm.
 Pasang interblock abu abu type 4,8 ( 8x21x10,5 ) Setara Bintang Timur

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 80
PT. BUMI MADANI

BAB V
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Pasal 47
Pekerjaan Plumbing dan Sanitair

(1) Pendahuluan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan material dan pemasangan secara
lengkap dan sempurna untuk pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan Air Bersih
- Pekerjaan Air Kotor dan Air Bekas
- Pekerjaan Sanitair
b. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Mempunyai fasilitas PAM Batam yang masih berlaku
- Berdomisili di Batam
- Mempunyai pengalaman dalam pekerjaan Instalasi Air yang
dinyatakan dengan referensi.
c. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diharuskan menempatkan
petugas lapangan yang ada dan bertanggung jawab.
d. Setiap permukaan Material Kontraktor harus memperlihatkan hal sebagai
berikut ;
- Material yang terpasang harus sesuai dengan spesifikasi dan sebelum
dipasang harus mendapat persetujuan Perencana dan disahkan oleh
Pimpro.
- Kontraktor harus melengkapi Material Pembantu untuk Kesempurnaan
Pekerjaan Instalasi Air.
e. Apabila pekerjaan dilaksanakan secara bertahap, maka pekerjaan
Instalasi Air mengikuti pekerjaan pentahapan tersebut.
f. Setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan harus diadakan pengetesan

(2) Lingkup Pekerjaan


Yang mencakup lingkup pekerjaan Instalasi Plumbing meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan system instalasi air bersih serta
kelengkapannya untuk bangunan
b. Pengadaan dan pemasangan system instalasi air kotor serta
kelengkapannya untuk bangunan
c. Pengadaan dan pemasangan system fikture-fikture plumbing serta
kelengkapannya untuk bangunan
d. Pengadaan dan pemasangan pompa air bersih serta kelengkapannya
untuk bangunan

(3) Persyaratan Bahan dan Spesifikasi Teknis.


Instalasi Pipa Air Bersih Untuk Bangunan
a. Pipa, jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah
Galvaniez Iron Pipe Klas Medium.
b. Katup Pipa (Gate Valve), untuk penutup katup yang mempunyai diameter
3 inci atau kurang, menggunakan katup penutup dari bronze dengan
system penyambungan menggunakan ulir.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 81
PT. BUMI MADANI

c. Katup satu Arah (chek Valve & foot Valve), untuk penutup katup satu arah
yang mempunyai diameter 3 inci atau kurang, menggunakan katup
penutup satu arah dengan system penyambungan menggunakan ulir.
d. Tee, Knee, Reducer, Union, Elbow, Plug, Socket, semua sambungan pipa
tersebut terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipanya
(galvanized Iron Pipe). Semua sambungan-sambungan pipa tersebut
diatas harus buatan pabrik, sambungan dengan diameter 3 inci ke bawah
menggunakan sambungan ulir.
e. Standard Kualitas, Pipa, Tee Elbow, Union, Knee, Socket, Reducer, Plug,
Ex local buatan pabrik (Bakrie Tube Maker, PPI atau yang setara)

Instalasi Pipa Air Kotor Untuk Bangunan


a. Pipa
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC
kelas AW, dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 Kg/cm2
b. Sambungan-Sambungan.
Sambungan sambungan pipa seperti clean out, reducer, tee Y, elbow,
harus buatan pabrik dengan bahan yang sama dengan pipanya.
c. Standard Kualitas.
Pipa-pipa dan sambungan-sambungannya ex. Lokal (Wavin yang setara).

Instalasi Pipa Vent


Instalasi pipa vent, sama dengan instalasi pipa air kotor.

Pompa yang digunakan


Pompa air Jet Pump 250 watt
Pompa air 250 Watt
Type : PDH 255 F Otomatis
Daya : 250 Watt / 220 Volt
Total Head : 39 m
Kapasitas : 27 liter / menit

Fixtures
a. Kloset Duduk.
Kloset duduk yang digunakan lengkap dengan tempat persediaan air,
monoblok, dibuat dari bahan porselin. Kualitas ex. TOTO Sonata CW 661
JT1/SW 784 JP warna standard.
b. Tempat Cuci Tangan ( Washtafel ).
Wastafel yang digunakan dilengkapi dengan Assesoris TOTO-L.237 V3
colours
c. Floor Drain
Floor Drain yang digunakan setara ex. TOTO
d. Kran Air.
- Kran air digunakan dari bahan stailessteel
- Standard kualitas ex TOTO atau setara

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 82
PT. BUMI MADANI

(4) Cara Pemasangan / Pelaksanaan


a. Sanitair
1. Sebelum mulai pelaksanaan, Pemborong terlebih dahulu mengajukan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
Pengawas / Direksi untuk disetujui oleh Perencana dan Dinas Teknis.
2. Tempat dimana akan dipasang alat-alat sanitair tersebut harus
disiapkan terlebih dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa
kembali, apakah masih sesuai dengan gambar perencanaan, apabila
alat-alat tersebut sudah terpasang. Khusus untuk type Kloset lubang
yang tersedia harus diukur kembali posisinya terhadap ruang toilet
apakah sudah tepat seperti yang tertera pada gambar.
3. Pemasangan alat-alat sanitair tersebut diatas harus dilakukan dengan
memperhatikan pedoman-pedoman yang dianjurkan dari pabriknya.

b. Pipa dan Sambungan-sambungannya


1. Pipa diatas tanah
- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau
angkur, untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus
sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan berekspansi oleh
perubahan temperaturnya.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat
diatur dengan jarak antara penggantung maksimal 2 ( dua ) meter.
Untuk pipa air kotor kemiringan pipa minimum 1 %.
- Pemborong harus mengajukan konstruksi dari system
penggantungan untuk disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.
Penggantung dari kawat/rantai tidak boleh digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi
bangunan dengan “Angkur“ yang dipasang pada waktu pengecoran
beton, atau dengan cara penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertical harus ditumpu dengan klem, paling jauh dengan jarak
antara 3 meter.

2. Pipa Didalam Tanah


- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan
kemiringan yang tepat. Kemiringan pipa minimum 2 %.
- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh
panjang pipa terletak / tertumpu dengan baik.
- Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletakan
pada lubang galian yang sama.
- Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang
dari lubang galian dan setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas
maka lubang-lubang galian tersebut dapat ditutup dengan tanah,
atau dengan bahan lain yang disetujui.
- Pipa air bersih sebelum diletakan didalam tanah harus dicat dengan
cat anti karat atau plinkote.
- Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu / mengubah letak pipa.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 83
PT. BUMI MADANI

3. Sparing untuk pipa-pipa


- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
- Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran kira-kira 5 mm diluar pipa
- Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang padanya dilaskan
beberapa angker.
- Rongga antara pipa dan sparing harus di-seal.

4. Sambungan-sambungan pipa
- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas
penampang yang berbeda harus menggunakan “ Reducer “ buatan
pabrik.
- Sedapat mungkin harus digunakan belok-belokan ( elbow ) dengan
”Long Radius”. Belokan-belokan dari jenis “ SHORT RADIUS” hanya
dibolehkan untuk penggunaan yang tidak mungkin dipasang dengan
long radius, dan Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada
Konsultan Pengawas.
- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan
tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
- Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan Flens, maka
Flens harus dari jenis yang berpermukaan timbul ( Raised Face
Flange ). Sebelum diadakan pengikatan dengan baut, antara kedua
Flens harus disisipkan packing dari jenis yang sesuai dengan untuk
penggunaan air bersih. Untuk memudahkan pembukaan kembali
pada waktu pemeliharaan, maka setiap baut yang akan dipasang
harus dilumasi dengan suatu kompound anti karat. Jenis kompound
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
-
5. Fikture-Fikture
- Semua pengering lantai yang dipasang pada lantai harus dilapisi
dengan lapisan Water Proofing, dan dibuat dengan konstruksi
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah perembesan air
sepanjang pipanya sendiri.
- Semua peturasan, pengering lantai, kakus, bak cuci tangan
(washtafel), harus diberi “Water Trap” yang sudah ada pada
Fikturenya (Built In).

6. Pompa
Pompa air bersih dipasang diatas pondasi dengan menggunakan
vibrator isolator sehingga dicegah penerusan getaran pompa ke lantai.

(5) Pembersihan
a. Semua bagian yang terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lain.
b. Semua bagian yang dilapisi Chromium atau Nickel harus digosok
bersih/mengkilap setelah selesainnya pemasangan instalasi.
c. Semua bagian pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari lemak, Lumpur yang masuk.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 84
PT. BUMI MADANI

d. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran pada bagian bangunan, atau


finishing arsitektur, atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuannya
atas kelalaian Pemborong karena tidak membersihkan sitem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
e. Penggantung/penutup pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang
akan ditutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus dilapisi
dengan cat pencegah karat.

(6). Pengujian
a. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor.
i. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai lubang Vent tertinggi untuk tiap lantai.
ii. Sitem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas minimal selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
iii. Bila Konsultan Pengawas menginginkan pengujian dengan cara lain
disamping pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya tanpa
tambahan biaya.

b. Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih.


-. Seluruh sistem distribusi air bersih harus diuji dengan tekanan
Hidrostatik sebesar 11/2 x tekanan kerjanya.
i. Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan ditutup oleh tembok
atau konstruksi bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut
harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup
dengan tembok atau bagian bangunan lainnya.
ii. Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus
diuji apakah pompa memenuhi karaktristik yang ditentukan oleh pabrik
pembuat pompa. Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas.

c. Kegagalan Uji
i. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Pemborong
harus mengganti bagian atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan
pemeriksaan /pengujian dilakukan lagi sampai cukup memuaskan.
ii. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang baru, penambahan
(Caulking) dengan bahan apapun tidak diperkenankan.

d. Lain – Lain
1. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan
oleh Pemborong, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan
dapat dipertanggung jawabkan, tanpa tambahan biaya.
2. Pemborong harus mengurus segala perijinan yang diperlukan

1. Masa Pemeliharaan Dan Jaminan.


a. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang disupply dan
dipasang adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 85
PT. BUMI MADANI

pekerjaan untuk yang pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini,


segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi tanggung
jawab penuh dari Pemborong yang bersangkutan.
b. Jaminan (garansi) untuk seluruh instalasi Plumbing yang dipasang
adalah selama 12 (dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan yang kedua kalinnya.
Segala kerusakan yang timbul Pemborong wajib memperbaiki, dimana
biaya tenaga kerja dan transport menjadi tanggung jawab Pemborong,
dan Spare Parts yang diperlukan akan dibayar oleh pemberi tugas.
c. Sistem Air Bekas
 Instalasi Air Bekas dari Floor Drain disalurkan ke saluran halaman
 Instalasi Air Bekas dari Wasthafel Poly disalurkan ke STP
 Instalasi Air Bekas dari Wasthafel KM/WC umum disalurkan ke
saluran halaman

Pasal 48
Pekerjaan Sewage Treatmen Plant (STP)
Bio Filter Anaerob-Aerob (Biofiltration)

I. Pendahuluan
Masalah air limbah di Indonesia baik limbah domestik maupun air limbah
industri saat ini masih menjadi masalah yang serius. Dalam hal
mengupayakan pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi
secara biologis yakni memberdayakan aktifitas mikro organisme untuk
menguraikan senyawa pultan organic.
Proses biologis yang dikembangkan adalah Biakan Melekat yakni
pengolahan limbah dimana mikto organisme yang digunakan dibiakan pada
satu media, sehingga mikro organisme tersebut melekat pada permukaan
media. Sering juga proses ini disebut dengan proses film mikrobiologis atau
Bio film. Sedangkan system yang digunakan adalah Bio Filter Anaerob
Aerob.

II. Prinsip Kerja Biakan Melekat / Bio Film / Bio Filter


Pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : bahwa lapisan
biofilm yang melekat pada medium akan menguraikan senyawa-senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah misalnya BOD, COD, ammonia,
phosphor dan lainnya. Pada saat bersamaan dengan menggunakan oksigen
yang terlarut di dalam air senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikro
organisme menjadi bio masa. Dalam hal ini pensuplaian oxygen oleh blower
akan dilewatkan melalui difuser yang ada dbagian dasar air.
Untuk lebih singkatnya dibawah ini dijelaskan mengenai aliran diagram untuk
proses Bio Filter Anaerob-aerob adalah sebagai berikut :

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 86
PT. BUMI MADANI

Blowe Equal

Air Limah → Tangki Anaerobik 1→ Equalisasi Aliran→ Tangki Anaerobik 2

Tangki Bio Filter → Air hasil olahan → Khlorinasi→ Air limbah keluar

Blower aerasi Backwash

Blower Backwash

Keunggulan Proses Biakan Melekat/Bio Film/Bio Filter


Pengolahan air limah dengan proses bio film mempunyai beberapa
keunggulan antara lain :
a. Pengoperasian mudah
Didalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm, tanpa
dilakukan sirkulasi lumpur, tidak terjadi masalah ”bulkung” seperti pada
proses lumpur asli, oleh karena itu pengoelolaannya sangat mudah.
b. Lumpur yang dihasilkan sedikit
Dibandingkan denga proses lumpur aktif, lumpur yang dihasilkan pada
proses biofilm sangat kecil. Didalam proses lumpur aktif antara 30-60 %
dari BOD yang dihilangkan, diubah menjadi lumpur aktif (biomasa)
sedangkan pada proses biofilm hanya sekitar 10 – 30 %. Hal ini
disebabkan karena pada proses biofilm rantai makanan lebih panjang an
melibatkan aktifitas mikroorganisme dengan orde yang lebih tinggi
dibandingkan pada proses lumpur katif.
Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konstrasi rendah
maupun konsentrasi tinggi
Oleh karena itu didalam proses pengolahan air limbah dengan sistem
biofilm mikroorganisme atau mikroba melekat pada permukaan medium
penyangga, maka pengontrolan terhadap mikroorganisme atau mikroba
lebih mudah. Proses biofil tersebut cocok digunakan untuk mengolah air
limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi.
c. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi
d. Pengaruh penurusan suhu terhadap effisiensi pengolahan kecil
Juka suhu air limah turun, maka aktifitas mikroorganisme juga berkurang,
tetapi oleh karena didalam proses biofilm subtract maupun enzim dapat
terdifusi sampai kebagian dalam lapisan biofilm dan juga lapisan biofilm
bertambah tebal, maka pengaruh penurunan suhu (suhu rendah) tidak
begitu besar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 87
PT. BUMI MADANI

III. Penjelasan Teknis Masing-Masing Tangki


1. Tangki Anaerob 1
Sebagai gambaran bahwa pada ruangan ini ada suatu media tercelup yang
biasa disebut biofilm / bio filter

TT

Tangki Anaerobic 1

Equipmen :
iii. Media Anaerob : PVC + Poly urethane foam
iv. Support atas dan bawah : FRP net
v. Weir/buffle : RFP

Fungsi serta manfaat tangki anaerobic 1


vi. Proses anaerobic dapat segera menggunakan CO2 yang ada
sebagai penerima electron. Proses tersebut tidak
membutuhkan oksigen dan pemakaian oksigen didalam
proses penguraian limbah akan menambah biaya
pengoperasian.
vii. Penguraian anaerobic menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-
20 kali lebih sedikit dari pada aerobic), energi yang dihasilkan
bakteri anaerobic relatif rendah. Sebagian besar energi
didapat dari pemecahan subrat yang ditemukan dalam hasil
akhir, yaitu CH4 dibawah kondisi aerobic 50% dari karbon
organic yang dirubah biomasa, sedangkan dalam proses
anaerobic hanya 5% dari karbon organic yang dirubah
biomassa.
viii. Proses anaerobic menghasilkan gas yang bermanfaat, metan.
Gas metan mengandung sekitar 90% energi dengan nilai
kalori 9.000 kkl/m3, dan dapat dibakar ditempat proses
penguraian atau untuk menghasilkan listrik. Sedikit energi
terbuang menjadi panas (3-5%). Produksi metan menurunkan
BOD dalam penguraian lumpur limbah.
ix. Energi untuk penguraian limbah kecil
x. Penguraian anaerobic cocok untuk limbah industri dengan
konsentrasi polutan organic yang tinggi.
xi. Memungkinkan untuk diterapkan pada proses penguraian
limbah dalam jumlah besar
xii. Sistem anaerobic dapat membiodegradasi senyawa
xenobiotic dan senyawa alami recalcitrant seperti lignin.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 88
PT. BUMI MADANI

2. Equalization
Equalization ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam
proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat
kurang optimalnya proses biologis oleh mikroorganisme

3. Tangki Anaerobic 2
Pada dasarnya fungsi dan manaat tangki ini sama dengan tangki anaerobic
1, yang membedakan hanyalah bahwa pada tangki ini terjadi proses
biologis yang lebih komplek yakni kumpulan mikroorganisme, umumnya
bakteri terlibat dalam tranformasi senyawa komplek organik menjadi metan.
Lebih jauh lagi terjadi interkasi sinergis antara bermacam-macam kelompok
bakteri yang berperan dalam penguraian limbah,

Tangki anaerobic 2 dan total volumenya sebagai berikut :


n≤5 V = 1.5
6 ≤ n ≤ 10 V = 1.5 + 0.4 (n-5)
11 ≤ n ≤ 50 V = 3.5 + 0.2 (n-10)

4. Tangki Biofiltration
Didalam proses pengolahan iar limbah organic secara biologis aerobic,
senyawa komplek organic akan terurai oleh aktifitas mikroorganisme aerob.
Mikroorganisme tersebut dalam aktifitasnya memerlukan oksigen atau
udara untuk memecah senyawa organic yang komplek menjadi CO2 dan
air serta amonium, selajutnya amonium akan diubah menjadi nitrat dan
H2S akan dioksidasi menjadi sulfat.

Model lis of BM Series (Bio Filtration Sistem)


System Scale PE Capacity m3/D Discharge water models
quality
1 5-10 Person 1m3-2m3/d BOD 15 mg/L BMSS
Small scale of 2 5-10 Person 1m3-2m3/d BOD 10 mg/L BMS
CST N 20 mg/L
3 11-50 pe 2.2m3-10m3/d BOD 20 ng/L BMM
Midle scale of 4 51-500 pe 10.2-45.2m3/d BOD 20 ng/L BMX
CST
5 51-500 pe 10.2-100m3/d BOD 20 ng/L BM
RC made big 6 501-300 pe 101-600m3/d BOD 20 ng/L BMRC
scale CST

5. Tangki Backwash
Berfungsi sebagai tangki yang membantu untuk pencucian media areribic
dengan cara : tangki ini diberi tekanan udara melalui blower, sehingga air
yang keluar ke tangki biofiltration setelah tangki backwash kosong dan
udara tidak mampu untuk menekan air kembali, maka air akan kembali
dengan tiba-tiba, sehingga memecah koloni/kumpulan stereoform kembali
ke tangki backwash bersama kotoran yang menempel di stereoform dan
diteruskan ke tangki anaerobic 1.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 89
PT. BUMI MADANI

6. Treated Water Tank/Air Hasil Olahan


Adalah air hasil olahan yang sudah memenuhi standard baku mutu dan
ramah lingkungan.

7. Disinfection Tank
Tempalt untuk menempatkan chlorine sebagai disinfectant untuk membantu
membunuh bakteri-bakteri dari hasil olahan sebelum dikeluarkan ke
lingkungan.

Pasal 49
Pekerjaan Instalasi Air Conditioner dan Ventilasi Udara

(1) Umum
Pekerjaan mekanikal Instalasi AC ini harus dilaksakanan oleh Instalati AC
yang telah berpengalaman dalam pemasangan Instalasi AC dan mempunyai
tenaga ahli yang sesuai dengan bidangnya.
Semua ini harus dibuktikan dengan surat-surat/referensi.
Pelaksanaan pekerjaan Instalasi AC ini disamping rencana kerja dan syarat-
syarat berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Dalam pemakaian bahan, baik kapasitas, kualitas dan cara-cara
pemasangannya harus sesuai : SMACNA, ASHRAE, ARI, NFPA, ASTM,
ASME dan lain-lain.
b. Peraturan-peraturan dan persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh
pabrik yang membuat peralatan-peralatan yang akan dipakai.
c. Peraturan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja
Pemerintah Setempat.
Semua gambar-gambar kerja atau Shop Drawing yang dibuat oleh
Kontraktor Instalatir, sebelum dilaksanakan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

(2) Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan, pengetesan dari
semua peralatan/material untuk system instalasi AC pada bangunan yang
direncanakan.
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan :
a. Pengadaaan dan pemasangan AC Split/Multi Split Sistem
b. Pengadaan dan Pemasangan Exhaust Fan
c. Mengadakan pengetesan, pemeliharaan dan jaminan

(3) Persyaratan Bahan dan Spesifikasi Teknis


a. AC Split
a. Unit AC split, rotary compressor adalah unit secara utuh yang
berasal dari assembling pabrik (factory assembled), terhadap semua
komponen-komponen, pengkabelan listrik dan control, pemipaan
refrigrent, leakage testing untuk seluruh system refrigerant memakai
R 22.
b. Kompresor adalah jenis rotary.
c. Masing-masing kompresor dilengkapi dengan automatic reversible
oil pump, crankcase hater, operation oil charge, suction and

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 90
PT. BUMI MADANI

discharge stop valve dan spring vibration isolator. Putaran


kompresor max 1450 rpm.
d. Motor kompresor didinginkan dengan gas refrigerant yang berasal
dari suctin dan dilindungi dengan ghermal overload.
e. Evaporator dari tipe shell dan tube dengan ujung-ujung yang bisa
dilepas untuk service. Tube adalah dari bahan copper dan lipe
seamless tube.
f. Shell harus diisolasi dari bahan Armaflex dengan tebal 1” dan
dengan coefficient.
g. Conductivity 0,28.
h. Kondensor dari type Air Cooled condenser dengan alumunium fin
yang secara mekanis dipasang pada seamless copper tube.
Kondensor ditest terhadap kebocoran dengan tekanan 150 psig dan
pressure tested 150 psig.
i. Kondensor fan dari type alumunium propeller yang sudah
dibalancing secara statis dan dinamis. Fan dikopel langsung ke
motor.
j. Kondensor motor fan adalah totally enclosed weather proof, tanpa
menggunakan pelumas untuk bearing.
k. Refrigrent circuit lengkap dengan hot gas muffler, high side pressure
relief, katup isolasi dari suction line, ilter drier dan moisture indicator,
sight glass. Manual stop valve dan pressure gauge pada suction dan
discharge line. Perlu dilengkapi sesuatu heater untuk mendapatkan
super heating pada suction.
l. Unit Casing chiller haruslah dari bahan galvanized steel sheet
dengan baked enamel finished.
m. Setiap mesin memiliki minimal 4 steep kapasitas control.
n. Control AC Split, control wiring AC Split secara utuh adalah factory
wiring.
b. Semua pengawatan control maupun motor starter adalah pengawatan
pabrik (factory wiring) didalam motor panel yang weather proof dan terdiri
dari control fuse, 3 position (on-off, pump down) selector switch, high and
low pressure cut out, low chiller water temperature safety, low oil pressure
protection untuk masing-masing compressor, compressor dan fan motor
circuit breaker, on-off switch, thermostat untuk supply return chilled water
dari type multi stage dan solid stage yang mudah diatur.

(4) Cara pelaksanaan


a. Sistem
1. System AC untuk bangunan merupakan system individual, dengan
menggunakan unit AC Split/Multi Split Sistem.
2. Dengan menggunakan system AC tersebut, maka pengoperasian unit
AC dapat dilakukan secara tersendiri, tanpa harus menghidupkan
peralatan lain yang tidak berhubungan dengan ruang yang
bersangkutan.
3. Udara dingin yang dihasilkan setiap unit AC akan didistribusikan setiap
unit AC akan didistribusikan melalui saluran udara (ducting) yang
dibentuk dari lembaran baja lapis seng (galvanized iron sheet) dengan
lapisan isolasi panas dan vapour barrier disisi luarnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 91
PT. BUMI MADANI

4. Udara dingin tersebut akan disebarkan secara merata keseluruh


ruangan menggunakan suplai air grille yang terpasang pada plafond.
5. Udara segar dari luar bangunan akan diberikan ke dalam system AC,
dengan cara mengambil langsung dari luar udara.
6. Toilet dari pantry/dapur akan dilengkapi dengan system ventilasi
dengan cara membuang udara (exhaust) dari dalam ruangan langsung
keluar gedung.
7. Udara pengganti akan diambil dari udara dingin yang ada diruang
didekatnya, melalui grille pada pintu menuju ruang pantry/dapur dan
toilet. Dengan demikian, udara didalam pantry dan toilet akan
disirkulasi dengan baik.

b. Unit Air Conditioning.


a. Unit AC yang digunakan adalah jenis Split / Multi Split system.
b. Setiap unit terdiri dari 2 bagian, yaitu satu bagian yang disebut
evavorator blower unit, berupa satu cabinet dimana didalamnya
terpasang Blower dan Coil pendingin (epavorator) dan satu bagian lain
yang disebut dengan condensing Unit dimana didalamnya terpasang
kompresor, condensor coil dan condensor blower.
c. Evaporator Blower Unit akan terpasang didalam ruangan diatas
plafond dan untuk condensing unit akan terpasang diluar ruangan.
d. Pipa drain dari setiap Unit AC harus dilaksanakan oleh pelaksanaan
Pekerjaan AC dan harus disambung ke floor drain atau sampai
kesaluran terdekat, pipa drain adalah PVC kelas 8 kg/m2. pipa air
bekas wasthafel.

c. Thermistat dan tombol pengatur unit AC dipasang ditempat yang mudah


dijangkau dengan ketinggian as 150 cm diatas lantai, pada ruangan yang
bersangkutan.

d. Fan Ventilasi
1. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang semua fan untuk
ventilasi mekanis dengan jenis, ukuran dan kapasitas sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
2. Semua fan harus dibuat oleh pabrik yang telah dikenal menghasikan
fan yang bermutu baik.
3. Pemasangan fan harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dalam pembersihan, pemeliharaan dan service.

4. Untuk menyalakan fan ini dapat dari panel start fan atau secara
remote dari ruang security.
e. Isolasi Panas
Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang semua material isolasi
panas lengkap dengan alumunium foil, vapour barier dan pelindung luar
sebagaimana dispesifikasikan berikut ini.

f. Grille
1. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang semua grille untuk
supply air dan return air sebagaimana tampak pada gambar rencana.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 92
PT. BUMI MADANI

2. Semua grille, harus terbuat dari lembaran baja berlapis galvanis


kecuali yang terpasang disisi luar bangunan harus terbuat dari
alumunium.
3. Warna cat akan ditentukan kemudian oleh arsitek dan contoh harus
diajukan untuk disetujui.
4. Pemasangan grille dan diffuser harus dilakukan terpisah dari
konstruksi plafond dan apabila diperlukan rangka untuk penguat maka
rangka penguat harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor AC.
5. Pemasangan grille harus menggunakan klem, sekrup yang
tersembunyi dan tidak terlihat oleh mata serta tidak membebani
plafond.

g. Sistem Kontrol
1. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang semua
perlengkapan control yang bekerja secara otomatis.
2. Sistem control pada Unit AC harus dipasang sesuai dengan
persyaratan pabrik dan harus bekerja sebagaimana dispesifikasikan
oleh pembuatnya.
3. Kontraktor AC harus memasang system kontrol untuk menjalankan
dan mematikan unit AC dari masing-masing ruangan sehingga dapat
dimatikan pada saat ruangan tidak terpakai.
4. Sistem control tersebut diatas harus bekerja sedemikian sehingga
operator/pemakai tidak mungkin salah melaksanakan urutan dalam
menjalankan unit-unit AC.
5. Thermostat yang ada harus dapat mengatur jumlah kompresor yang
bekerja setiap saat disesuaikan dengan kebutuhan pendingin.

(5) Pengetesan/Pengujian
a. Semua pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi
b. Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh kontraktor AC
untuk keperluan pengujian.
c. Pemipaan harus diuji terhadap kebocoran dengan system tekanan, dan
selama waktu pengujian tekanan tidak boleh berkurang/konstan.
d. Pemipaan yang akan terpasang tersembunyi harus sudah diuji sebelum
tertutup.
e. Volume udara yang akan dialirkan melalui diffuser/grille atau yang dihisap
oleh grille harus diukur menggunakan Velometer, Anemometer atau Pilot
Tube.
f. Semua fan harus diukur dan diatur sedemikian sehingga mengalirkan
udara sesuai kebutuhan.
g. Semua system control harus diuji system kerjanya.
h. Semua ruangan harus diukur temperaturnya akan dicatat untuk kemudian
dilaporkan. Pengukuran temperature tersebut harus dilakukan pada saat
temperature luar diatas 30º C.
i. Seluruh system instalasi AC harus dicoba dijalankan selama tidak kurang
dari 3 x 24 jam secara terus menerus. Selama pengujian ini semua data
yang diperlukan dicatat dan dilaporkan. Sistem AC hanya dapat diterima
untuk pertama kalinya 2 minggu setelah pengujian diatas dinyatakan
berhasil dengan baik.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 93
PT. BUMI MADANI

j. Semua hasil pengujian harus dibuat Berita Acara dan diserahkan untuk
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan disaksikan oleh Main
Kontraktor.

(6) Masa Pemeliharaan.


a. Selama masa pemeliharaan Kontraktor AC diwajibkan menempatkan
1 atau 2 orang pelatih operator.
b. Tugas dari pelatihan ini adalah melatih calon operator dalam hal
mengoperasikan dan memelihara peralatan-peralatan yang dipasang.
c. Bila ternyata ditemukan kebocoran-kebocoran pada system ducting dan
pemipaan, maka Kontraktor AC wajib memperbaikai kebocoran tersebut
dan pembongkaran/pemasangan plafond sehubungan dengan perbaikan
tersebut.
d. Lamanya masa pemeliharaan 12 bulan sejak serah terima pertama.

(7) Garansi Peralatan dan Instalasi


a. Kontraktor AC harus menjamin penyuplaian dari peralatan (part) bilamana
diperlukan.
b. Selama masa garansi, alat-alat yang rusak yang disebabkan dari mutu
barang/mesin, Kontraktor AC harus memperbaiki atau mengganti dengan
yang baru, dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor AC.
c. Lamanya masa garansi untuk peralatan/mesin adalah 12 bulan
d. Instalasi ducting, pipa dan lain-lain adalah 12 bulan.

Pasal 50
Pekerjaan Listrik Tegangan Rendah

a. Pendahuluan
a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan Listrik Tegangan Rendah meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna antara lain :
 Pengadaan perlalatan dan bahan
 Pengangkutan ke site
 Penyimpanan
 Persiapan tapak
 Pemasangan
 Supervisi
 Pengetesan dan uji coba
 Training
 Pemeliharaan
b. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Listrik Milik Negara (PLN)
dan Diesel Generator bila daya dari PLN mengalami gangguan.
c. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :
 Penerangan seluruh gedung
 Penerangan untuk parker dan halaman
 Stop kontak biasa dan tenaga
 Pompa ai bersih, deepwell, STP dll
 Peralatan, telpon dan sound system.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 94
PT. BUMI MADANI

d. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua


persyaratan yang ada seperti :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987
 VDE, ISO, BS, LMK dan lain-lain.
 Persyaratan pabrik
e. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum :
 Persyaratan umum
 Spesifikasi teknis
 Gambar rencana
 Berita Acara Aanwijzing
f. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
 Harus mempunyai SIKA-PLN Golongan B atau C yang masih berlaku,
atau bekerjasama dengan pemilik SIKA-PLN, dengan melampirkan
surat kerjasama.
 Harus dapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

b. Sistem Instalasi dan Perlistrikan


a. Sistem Instalasi
1. Semua instalasi harus dengan pelindung pipa atau conduit lengkap
fiting-fitingnya, dan terpasang tidak kelihatan dari luar (in bow). Dalam
bangunan dengan jenis High Impact Conduit UPVC. Didalam atau
diluar bangunan menggunakan pipa galvanis, yang harus diberi
pelindung anti karat.
2. Cabang dari jalur instalasi ke peralatan (lampu, fan), dengan pipa
flexsible jenis High Impact Conduit UPVC.
3. Semua pipa instalasi diluar cor-coran pelat beton yang tidak tertanam
dalam tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan
kemudian pada ujung-ujung pipa atau kabel dan pada setiap jarak
10 meter.
4. Semua teknis pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fiting-fiting yang
sesuai yaitu Socket, elbouw, T-doos, Cross-door, terminal punter,
isolasiban, klem besi dll.
5. Sparing pipa untuk menembus pondasi dan delatasi menggunakan
pipa galvanis yang ukurannya dua tingkat diatas pipa instalasi,
sesudahnya lubang antara pipa dengan kabel dicor dengan vulmasa.
b. Sistim Pelistrikan.
1. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan system
3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan
disatukan ke panel listrik.
2. Pada ujung kabel harus dipersiapkan untuk pemasangan jaringan
pentanahan ke panel listrik.
3. Panel listrik harus diberi pentanahan dengan BC atau core ke
5 (tersendiri) dari toevoer yang digunakan.
4. Instalasi untuk fan harus diakhiri dengan stop kontak dan diberi saklar
yang dilengkapi dengan pilot lamp.
5. Sistim tegangan listrik 380 Volt – 3 Fase – 50 Hz atau 220 Volt – 1
Fasa – 50 Hz.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 95
PT. BUMI MADANI

c. Lingkup Pekerjaan
a. Listrik
 Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak, instalasi
untuk Exhaust fan, Freshair-fan dan Pressuried-fan lengkap dengan
pentanahan.
 Menyediakan dan memasang semua feeder listrik.
 Menyediakan dan memasang, panel-panel, sesuai gambar.
 Menyediakan dan memasang semua armature lampu bangunan,
lampu halaman lengkap tiang lampu, fuse, cat-catan dan pondasi.
 Menyediakan dan memasang cable tray/cable ladder untuk feeder
cable termasuk yang didalam shaft.

b. Penangkal Petir
 Menyediakan dan memasang lighting control terminal lengkap tiang
tegak, klem-klem dan alat bantu.
 Membuat gambar kerja dan keterangan lainnya yang diperlukan
rangkap 4 (empat) untuk persetujun.
 Melaksanakan pentanahan lengkap bak control dengan tutupnya dan
terminal penyambungan.
c. Melaksanakan Instalasi Pentanahan
1. Menyediakan dan memasang penahanan api diseluruh shaft listrik dan
penangkal petir serta peralatan transit cable, pada daerah trench yang
berbatasan dengan bangunan.
2. Membuat gambar kerja dan keterangan lainnya yang diperlukan
rangkap 4 (empat) untuk persetujuan.
3. Melakukan supervise dan pengetesan.
4. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan dengan
menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
5. Menyerahkan gambar revisi, brosure, operation dan maintenance
manual dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan 1 (satu)
set gambar revisi yang dapat direproduksi/kalkir.
6. Melatih operator pemilik proyek selama 6 hari kerja.
7. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa
tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

d. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


a. Syarat-syarat Dasar
1. Kontraktor diminta untuk memberikan bahan/material dari kwalitas
baik, baru, bukan perbaikan dan pemasangan yang rapi dan
sempurna sehingga dapat berfungsi dengan baik dan harus sesuai
dengan spesifikasi/persyaratan.
2. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi
merupakan kapasitas minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh
dilakukan Kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut.
3. dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih
besar dari pada yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti
telah termasuk segala peralatan yang perlu untuk operasi sampai
sempurna.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 96
PT. BUMI MADANI

b. Syarat-syarat dasar
1. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta dari
merk atau buatan pabrik yang sama.
2. Apabila suatu unit peraltan terdiri dari bagian-bagiannya sebaiknya
dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan pemeliharaan dan
menjaga mutu karakteristiknya.
c. Syarat Administratif.
Semua material harus mendapat persetujuan tertulis lebih dahulu dari
perencana/owner sebelum dipasang.

e. Spesifikasi teknis, Bahan dan Peralatan


a. Kabel
a. Kelas tegangan 1.000 Volt dan 600 / 1.000 Volt
b. Inti penghantar tembaga
c. Bentuk bulat
d. Jenis kabel : NYA. NYY, NYM. NYFGBY
e. Standard : SPLN, SII Produksi Kabelindo, Kabel Metal, Supreme atau
Tranch.
f. Ukuran : sesuai gambar rencana
b. Pipa dan Fitting
1. Pipa dan fitting-fitting dan bahan High Impact Conduit UPVC dia.
Minimal 19 mm
2. Pipa galvanis kelas “light”
3. Penyambungan jalur instalasi ke armature lampu atau fan memakai
pipa flexible jenis High Impact Conduit UPVC.
c. Saklar dan Stop kontak
1. Stok Kontak dari type standard warna putih
Stopkontak ratting 10 A ( < 200 watt ) dan 16 A ( 200 watt ) – 250 Volt
2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam suplly stop kontak harus
lengakp dengan box tempat duduknya dari bahan metal jenis
pasangan recessmounted. Stop kontak 3000 watt/3 phase dan stop
kontak yang terpasang harus pada water proof.
2. Sakelar type standar warna putih
Mekanisme sakelar rocker dengan ratting 10 A – 250 Volt dengan
warna dasar putih, jenis pasangan recesmounted. Dudukannya dari
bahan metal, jumlah gang yang lebih dari 3 menggunakan gridtype
atau saklar kelompok.
d. Cable Tray / Cable Ladder, Rak Kabel dan Hanger.
1. Rak Kabel
a. Instalasi lebih dari 3 jalur digunakan rak kabel
b. Bentuk ladder bahan besi siku untuk ankur dan rangka
c. Palang tangga dari besi siku
d. Klem besi pelat dan mur baut.
e. Semua bahan besi harus dimeni synchromat dan dicat warna abu-
abu.
 Hanger
xiii. Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger atau
diklem langsung ke plat beton.
xiv. Untuk instalasi tiga jalur digunakan hanger
xv. Bahan besi pelat yang diklem setiap jarak 100 cm
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 97
PT. BUMI MADANI

xvi. Gantungan ke pelat dengan ikatan raset atau fischerplug


xvii. Besi pelat dan muur baut.
xviii. Semua bahan besi harus dimenisynchromat dan dicat warna
abu-abu.
 Cable Tray / Cable Ladder
a. Untuk cable feeder (termasuk yang dishaft) digunakan cable
tray/cable ladder.
b. Bentuk kabel ladder lengkap T, siku, drop out dll.
c. Bahan galvanis sheet steel dengan bentuk sesuai gambar
d. Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar atau sesuai kebutuhan(
H50) W 200/3000 mm
e. Gantungan ke plat atap atau pemegang ke dinding memakai besi
beton dia. 3/8” dan besi siku tiap 100 cm.
f. Semua bahan besi harus dianti karat.
e. Armature Lampu
1. TL Balok
a. Bahan kotak lampu sheet steel tebal 0,7 mm
b. Cat dasar anti karat, dengan finis cat bakar warna broken white
c. Ballast 220 Volt – 50 Hz low – loss ballast
d. Fitting dan starter holder type H04, BJB
e. Capasitor sehingga factor kerja minimal 0,85
f. Tabung TL (sesuai gambar rencana)
g. Terminal grounding pada badan
h. Baut expose dengan kepala khusus
i. Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm².
j. Tiap lampu dengan ballast dan capasitor sendiri
k. Starter (sesuai tabung lampu TL)
2. Lampu Baret IDB 183 square Acrylic TLC 18 watt
a. Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0,7 mm
b. Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakat warna broken white
c. Cover lampu acrylic tebal 2 mm
d. Balast 220 volt – 50 Hz low – loss ballast
e. Terminal grounding pada badan
f. Fitting dan starting holder type H)$, BJB
g. Capasitor sehingga kerja minimal 0,85
h. Starter
i. Bola lampu TL Bulat.
3. Armature TK 1 x 28 watt dan 2 x 28 watt dengan reflector
a. Bahan kotak dan reflector lampu dari sheet steel tebal 0,7 mm
b. Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna broken white
c. Ballast 40 watt dan 20 watt – 220 volt – 50 Hz low – loss ballast
d. Starter dan fitting type H04, BJB
e. Caasitor sehingga factor kerja minimal 0,85
f. Tabung TL 28 watt Ø 20 mm
g. Baut expose dengan kepala khusus
h. Wiring dalam kotak jenis fleksible 1 mm²
i. Tiap lampu dengan ballast dan capasitor masing-masing
j. Starter 40 watt
k. Kotak lampu diberi 4 buah kuping untuk tempat gantungan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 98
PT. BUMI MADANI

f. Penangkal Petir
1. Lighting control terminal jenis elektostatik diameter protection 60 m
2. Tiang penegak pipa galvanis lengkap coupling, pelat kerja besi pelat
tebal 10 mm dan alat tegak.
3. Penghantar coax 35 mm atau triax 50 mm
4. Electroda pentanahan batangan tembaga masih Ø 5/8”
5. bak control dan tutupnya dari beton bertulang
6. Terminal penyambungan dari tembaga dan mur baut
7. Tahanan pentanahan maksimal 3 Ohm dengan pantekan minimal 6 m

g. Panel Listrik
1. Panel Utama
a) Persyaratan Umum
 Tegangan kerja : 380 volt – 3 fasa – 50 Hz
 Breaking capacity untuk main breaker dan cabang-cabangnya
minimal 60 KA.
 Jenis panel indoor freestanding dengan pintu berkunci (1 master
key dan 2 anak kunci ).
 Lalu lintas kabel :
1. Masuk dari atas dan bawah
2. Keluar dari atas dan bawah
 Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui.
b) Pemutusan Daya
Realese harus mengandung
1. Thermal overload realese
1. Magnetic short circuit realese (mempunyai setting range)
c) Rumah Panel dan Busbar
1. Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan
dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
2. Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian
depan dengan mudah apabila pintu terbuka.
3. Rumah panel dari besi plat dengan tebal tidak kurang dari 2
mm.
4. Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pengolahan pembersihan sejenis “phospatizing treatment”
atau senilai. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling
sedikit satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat
finis bagian luar dasarnya abu-abu.
5. Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis
putih hitam dan igravir sesuai kebutuhan dalam bahasa
Indonesia.
6. Semua pengabelan didalam panel harus rapih terdiri dari
kabel-kabel berwarna, rel busbar mudah diusut dan mudah
dalam pemeliharaan.
7. Luas panel harus cukup untuk memudahkan kerja
8. Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
9. Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan
tembaga.
10. Busbar dan teknis penyambungan harus menurut peraturan
PUIL dan DIN. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 99
PT. BUMI MADANI

tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-pole


isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk
menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level
hubungan singkat.
11. Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai
semua terminal kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan
lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat setara standar
untuk membedakan fasa-fasanya.
12. Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan ratting breaker
13. Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung (tinned).

d) Instrument dan Peralatan petunjuk lainnya


1. Lampu pilot
2. Volmeter AC :
 Jenis miving iron, range 600 volt, sudut 90º, kelas 2,5
hubungan langsung
 Rangkaian memakai fuse
 Bentuk persegi empat pasangan masuk
 Selectroswitch dapat mengukur fasa/basa dan fasa/netral.
3. Ampere Meter AC :
 Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, hubungan
langsung trafo arus 2,5.
 Bentuk persegi empat, pasangan masuk.

2. Panel Pembagi Panel Cabang


a. Persyaratan Umum
 Type breaker baik main dan branch breaker sesuai gambar
rencana terdiri atas ACB, MCCB dan MCB.
 Tegangan kerja 380 volt – 3 afsa – 50 Hz.
 Jenis panel freestanding atau surface mounted dengan pintu
berkunci, seperti master key diatas. Panel dengan pintu
berkunci bilamana panel terletak diruang terbuka.
 Type panel indoor.
b) Persyaratan Pembuatan
 Pembuatan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal
1,6 mm untuk breaking cap diatas 25 KA, dan tebal 1,2 untuk
breaking cap dibwah 25 KA.
 Persyaratan anti karat dan pengecatan seperti panel utama.
 Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan
peralatan.
 Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh
kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal
dipasang secara kuat dan aman.
 Jarak-jarak bar antara yang aktif dan tidak aktif sesuai PUIL.

3. Panel lainnya.
a. Persyaratan Umum.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 100
PT. BUMI MADANI

 Tegangan kerja 380 volt – 3 fasa- 50 Hz


 Type breaker baik main atau branch breaker sesuai gambar
rencana baik ACB, MCCB dan MCB.
 Type panel indoor dan out door dengan pintu terkunci sesuai
master key.

b) Persyaratan Pembuatan
 Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 1.6 mm
untuk panel No. 1,2 dan 1,2 mm untuk panel lainnya.
 Persyaratan anti karat dan pengecatan seperti panel utama.
 Jenis panel wallmounted dan freestanding
 Untuk panel lampu taman pada kedua sisi ada grille ventilasi
udara.
 Yang lain sesuai panel utama.

h. Isolating Switch
1. Type surface mounted
2. Water proof
3. Fase sesuai keperluan.

Pasal 51
Pekerjaan Sistem Tata Suara

(1) Pendahuluan
a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan Instalasi sound system, meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna mulai dari :
 Pengadaan perlalatan dan bahan
 Pengangkutan ke site
 Persiapan tapak
 Pemasangan
 Pengetesan dan uji coba
 Pemeliharaan
b. Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor Tata suara harus mengikuti
ketentuan pabrik dan persyaratan teknis dalam RKS.
c. Fungsi instalasi adalah untuk :
Instalasi Tata Suara Bangunan
 Public addres
 Back ground music
 All call waktu keadaan darurat.
d. Kontraktor tata suara harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang
tercantum dalam :
 Syarat-syarat Umum
 Spesifikasi teknis
 Gambar rencana
 Berita Acara Aanwijzing
e. Semua peralatan tata suara dan car calling yang memerlukan pentanahan
harus diberi pentanahan dengan baik dan terpisah dari pentanahan
instalasi lain.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 101
PT. BUMI MADANI

f. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus
dilindungi dengan lapisan anti karat.
g. Semua pemipaan yang tidak dicor atau tertanam dalam tanah harus dicat
dengan warna yang akan ditentukan kemudian untuk dapat dibedakan
dari instalasi lain.
h. Merk peralatan harus mempunyai keagenan di Indonesia antara lain Toa,
Telefunken, Phillips atau National.

(2) Sistem Tata Suara


a. Sistem pemasangan instalasi dan peralatan
1. Semua pemasangan insatalasi harus dengan pelindung pipa lengkap
dengan fitting-fittingnya.
2. Sedapat mungkin instalasi terpasang dalam cor-coran pelat beton atau
diklem ke pelat beton diatas celling.
3. Peralatan utama untuk tata suara paging bangunan dan car calling
terpasang dalam rak cabinet pada recepsionist di lantai 1.
4. Program mutu tata suara bangunan harus dapat digunakan untuk all
call.
b. Sistim operasi dan program
1. Program tata suara dan background music, serta dapat dipergunakan
untuk all call pada waktu kebakaran atau darurat. Sistim ini mulai
melayani dari lantai 1 sampai dengan lantai atap bangunan.
2. Sistim penggunaan microphone
a. Direcepsionist lantai 1, terdapat microphone yang melayani tata
suara sebelum bangunan.
b. Central fire Alarm di lantai 1, terdapat microphone sound system
perkantoran emergency.
c. Microphone car calling, terdapat microphone dimeja recepsionist
lantai 1.

(3) Lingkup Pekerjaan


a. Melaksanakan instalasi :
 Seluruh tata suara bangunan mulai dari lantai 1, sampai dengan lantai
atap termasuk instalasi microphone.
 Seluruh car calling di tempat parkir termasuk instalasi microphone.
b. Menyediakan dan memasang
Semua equipment utama, loudspeaker, attenuator, peralatan Bantu serta
microphone untuk system paging bangunan, car calling sehingga dapat
berfungsi.
c. Melakukan pengujian seluruh sistem tata suara dan peralatan/equipment
pada pasal 3.1 dan pasal 3.2 yang terpasang dengan sertifikat dari agen.
d. Melaksanakan pemeliharaan dan memberi jaminan yang ditujukan
kepada Pemilik Bangunan dengan menyerahkan surat jaminan dan
sertifikat dari pabrik.
e. Menyerahkan gambar revisi, brosur, operator dan maintenance manual
dalam bahasa Indonesia sebanyak 4 (empat) set kepada pemilik
bangunan.
f. Membuat gambar kerja.
g. Melatih operator dari pemilik bangunan selama 6 hari kerja pada jam kerja
kantor.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 102
PT. BUMI MADANI

(4) Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


a. Syarat-syarat Dasar
1. Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang
bekas atau hasil perbaikan.
2. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas, rating dan
karakteristik yang cukup.
3. Harus sesuai dengan RKS dan persyaratan pabrik.
b. Syarat-syarat Fisik
1. Bahan atau peralatan dari karakteristik atau type yang sama diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
2. Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah
tersebut harus jelas, lengkap dan merupakan unit utuh.
c. Syarat-syarat Administratif
Semua bahan dan peralatan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Perencana/Owner sebelum dipasang.

(5) Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan.


a. Spesifikasi Bahan
1. Kabel :
1.1 Untuk Loudspeaker
 Kelas tegangan 1000 volt dan 600/1000 volt
 Inti penghantar tembaga
 Jumlah inti satu atau banyak
 Jenis kabel NYA (didalam bangunan) dan NYY (diluar
bangunan)
 Ukuran 1,5 mm²
 Prouksi dalam negeri diantara kabel metal, kabelindo dan
supreme
 Standar PLN/LMK
1.2 Kabel untuk microphone adalah jenis Coax

2. Pipa dan Fitting


2.1 Untuk dalam bangunan pipa UPVC merk Elga, Gilflex, Clipsal
atau Double H dengan diameter tidak kurang dari Ø 3/4” dan
lengkap dengan fitting-fittingnya berupa coupling, elbouw, T-
doos, dan lain-lain.
2.2 Untuk dalam tanah pipa galvanis kelas “light” lengkap dengan
fitting-fittingnya dari antara merek PPI atau Bakrie.
2.3 Dari titik sadap sampi dengan loudspeaker dilangit-langit
memakai flxsible pipa jenis UPVC.
2.4 Untuk penembusan pondasi atau delatasi menggunakan sleeves
pipa galvanis sebagai pelindung dengan ukuran 2 kelas lebih
tinggi dari pipa instalasi.
3. Alat Bantu Instalasi
a. Rak kabel dan Hanger Horizontal dan Vertikal
 Rak kabel dan Hanger Horizontal
1. Untuk 1 dan 2 jalur kabel instalasi diklem ke hanger besi
pelat atau diklem ke pelat, tetapi 3 atau lebih jalur instalasi
diklem ke rak kabel atau siku dan pelat setiap jarak 100 cm.
2. Untuk daerah parkir instalasi dicor dalam pet beton.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 103
PT. BUMI MADANI

 Rak Kabel Vertikal di Shaft


1. Angkur besi siku
2. Riser Union angle
3. Klem besi
4. Muur baut
b) Kelos kayu kamper
c) Pasir urug
d) Sirtu
e) Bracket besi untuk horn loudspeaker
f) Penggantung celling loud speaker dari kawat baja 6 mm² atau
batangan pipa.
g) Pentanahan dari kaawt BC mm² dengan elektroda pentanahan
batangan tembaga masip Ø 5/8”, dipantek minimal 6 m dan
tahapan < 1 Ohm.
4. Peralatan atau Equipment Soundsystem
4.1 Loudspeaker
a. Celling speaker 3 watt :
- Rated output : 3 watt
- Input impedance : 3,3 K Ohm, 5 K Ohn, 10 K
Ohm
- Frequency response : 100 – 10.000 Hz
- Sound pressured level : Minimal 90dB – watt 1 m
- Coverege angle : 90 derajat
- Finish enclosure : Stryene resin, ivory
- Speaker component : Dinamic cone type speaker
- Mitching tranforment :

b. Attenuator
a. Transformer constant k – type
b. Bentuk surfacemounted/reccesedmounted dengan kotak
besi lapis aluminium.
c. Tahanan :
 10 K Ω untuk 1 watt
 5 K Ω untuk 2 watt
 3,3 K Ω untuk 3 watt
 1,67 K Ω untuk 6 watt
d. Voltage regulation 4 step termasuk off

4.2 Mixer untuk system Tata Suara


- Power output : 20 dBm (7,7 V)
- Frequency respon : 20 – 20.000 Hz + 1 dB
- Output impedance/voltage : Balance 150/600 Ω, monitor
output 600 Ω
a. Input impedance / sensitivity
 Direct potentiometer 5 K Ω
 6 independent inputs capable of accepting all accessories
 Beidging input / output 5 K Ω
b. Input impedance
 Unbalanced 50 K Ω – 52 dBV (2,5 mV) with Hi-Z microphone
pre-amp.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 104
PT. BUMI MADANI

 Unbalanced 50 K Ω – 52 dBV (2,5 mV) with meg. Phone pre-


amp.
 Unbalanced 0,5 Meg Ω – 22 dBV (77 mV) with auxsiliary pre-
amp.
c. Noise level 120 dBm

4.3 Power Amplifier


- Power output : Sesuai gambar rencana
- Input impedance : Unbalanced 10 K Ω with input
siolated
- Transformer
- Frequency : 50 – 150.000 Hz + 3 dB
response
- Output regulation : Less than 3 dB, no load to full load
- Noise level : 80 dB below rated output

4.4 Peralatan program umum sistim tata suara (sound system) yang
antara lain :
a. Rack kabinet
b. Radio Tuner+Antena AM/FM
c. Cassete Deck double
d. Disc Player+MP3
e. Juction Box
f. Blower panel
g. Fuse
h. Unidirectional cardoid microphone
i. Chime microphone
j. Alat Bantu.

5. Spesifikasi Pemasangan
a. Perayaratan Pemasangan :
 Kontraktor diharuskan memeriksa semua dimensi secepatnya
setelah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Ajukan
usul-usul pada Konsultan Pengawas apa yang tidak cocok atau
perlu dirubah atau diukur kembali agar semua instalasi dan
peralatan dalam sistim dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-
baiknya.
 Sebelum melaksanakan pekerjaan lakukan dahulu pengukuran
dengan teliti peil-pel dan jarak dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya. Apabila ada perbedaan antara gambar kerja/rencana
dengan keadaan sebenarnya dilapangan atau hasil pengukuran,
ajukan data-data penyimpangan kepada Konsultan Pengawas.
 Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar
denah, potongan dan detail dan pemasangan instalasi dan
peralatan serta menentukan dengan tepat dilapangan dan
bertanggung jawab penuh atas ketelitiannya. Gambar ini
sebelumnya dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 105
PT. BUMI MADANI

 Kontraktor harus berkonsultasi dengan Kontraktor lain dan


Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan pemasangan
 instalasi dan peralatan. Apabila ada perselisihan antara
Kontraktor maka keputusan akhir ada pada Konsultan Pengawas
 Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dipesan, dibeli,
masuk site atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas dengan memperlihatkan contoh-
contoh dan brosur.
 Kabel yang akan dipasang harus telah lulus uji dengan bukti
sertifikat dari pabrik dan datang ke proyek masih dalam gulungan
lengkap dengan tanda-tanda pabrik pembuatnya.

b. Pemasangan Instalasi
 Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi dicor dalam pelat
beton memakai pelindung pipa UPPC lengkap fitting-fittingnya.
 Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi diklem ke pelat
beton atau digantung ke hanger atau ke rak kabel setiap jarak 100
cm memakai pelindung pipa UPVC lengkap dengan fitting-
ittingnya.
 Dibawah langit-langit atau plafond instalasi terpasang
recessemounted kekolom atau pelindung tembok memakai
pelindung pipa UPVC lengkap dengan fitting-fittingnya.
 Dalam shaft kabel diklem pada rangka shaft riset setiap jarak 150
cm memakai pelindung pipa UPVC lengkap dengan fiting-
fittingnya.
 Dihalaman instalasi terpasang minimal 60 cm dibawah permukaan
tanah memakai pelindung pipa galvanis lengkap dengan fiting-
fitingnya.
 Semua penyambungan harus dilakukan dalam doos percangan
atau pada peralatan memakai terminal strip.
 Kotak attenuator terpasang recessenmounted ke kolom atau
dinding tembok pada ketinggian 150 cm diatas lantai finish.
 Jack microphone terpasang recessemounted ke kolom atau
dinding tembok pada ketinggian 30 cm diatas lantai finish.
 Instalasi antara jaringan diatas plafond ke loudspeaker memakai
fleksible pipa
 Kelos kayu terpasang rata pelat beton terikat kuat dan rapi.
 Pemasangan hanger :
 Mula-mula dipasang ramset atau fischerplug paa pelat beton.
 Hanger berisi pelat atau pipa besi beton di mur baut atau dilas ke
ramset atau fischerplug.
 Kemudian instalasi diklem ke hanger.
 Untuk jalur lebih dari 2, hanger berupa union angle di mur baut ke
ramset atau fischerplug, kemudian instalasi diklem ke hanger.
 Angkur dishaftriser dicor ke dinding bangunan kemudian rackriser
dimur baut ke angkur.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 106
PT. BUMI MADANI

c. Pemasangan Peralatan
 Surfacemounted loudspeaker diskrup ke kelos kayu rata dengan
langit-langit.
 Celling loudspeaker terpasang rata plafond dengan penggantung
sendiri ke pelat beton, penggnatungan harus dapat disetel naik turun
dengan mudah.
 Hornloudspeaker disekrup ke breacket dengan brecket
diskrup/diklem ke level atau ke pelat beton.
 Matcing transformer diskerup ke breacket
 Attenuator terpasang dalam kotak attenuator
 Jack microphone terpasang dalam kotak jack microphone
 Peralatan program umum dan car calling terpasang dalam rak
cabinet dimana rak cabinet terpasang resstanding direceptioninst
lantai 1.

(6) Pengujian / Testing


a. Semua pemasangan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga
memenuhi persyaratan spesifikasi dari agen peralatan sound system, car
calling.
b. Tahap-tahap pengujian instalasi adalah sebagai berikut :
1. Setiap bagian instalasi harus diuji dan yang akan tertutup harus diuji
sebelum dan sesudah bagian tersebut ditutup sehingga diperoleh hasil
baik yang memenuhi persyaratan.
2. Penyambungan harus diperiksa terpasang dengan kencang dan
polaritas yang benar.
3. Pengujian / pemeriksaan sebelum dihubungkan ke peralatan harus
dilakukan bersama agen peralatan sound system dan car calling.
c. Setelah seluruh peralatan terpasang harus diuji kelengkapannya tidak ada
yang kurang dan tersambung dengan benar.
d. Pengujian seluruh system harus bersama agen dan hasilnya harus baik
dan memenuhi persyaratan spesifikasi dari pabrik dan dihadiri oleh
Konsultan Pengawas.

(7) Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan.


a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut.
1. Menyerahkan gambar revisi sebanyak 4 set
2. Menyerahkan hasil pengujian
3. Menyerahkan brosur, operating dan maintenance manual dalam
bahasa Indonesia.
4. Menyerahkan surat garansi yang ditujukan kepada pemilik bangunan.

b. setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa


pemeliharaan secara Cuma-Cuma selama 90 hari kalender bahwa
instalasi dan peralatan tetap bekerja dan dalam kondisi yang baik. Semua
kerusakan yang timbul dan bukan disebabkan kesalahan pemakaian
harus diperbaiki atau diganti.
c. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib memberikan masa jaminan
selama 365 hari kalender bahwa seluruh system bekerja dengan
sempurna.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 107
PT. BUMI MADANI

d. Setelah penyerahan tahap I, Konraktor wajib melatih operator


soundsystem pihak pemilik bangunan selama 12 hari kerja pada jam
kantor.
e. Material Pentanahan
Semua sistim listrik menggunakan sistim pentanahan menurut apa yang
ditentukan dalam PUIL 1987 dengan daftar 312-1.

LUAS PENAMPANG NOMINAL

Hantaran Pengamatan Hantaran Pengaman


Hantaran Berisolasi Tembaga Telanjang
Fasa mm² Kabel inti Kabel Tanah Dilindungi Tanpa
-1 mm² Berinti 4 mm² Pelindung
mm² mm²

2.5 2,5 2,5 1,5 4


4 4 4 2,5 4
6 6 6 6 4
10 10 10 10 10
16 16 16 10 10
25 16 16 16 16
50 25 25 25 25
70 35 35 35 35
95 50 50 50 50
120 70 70 70 70
150 70 70 70 70
185 95 95 95 95
240 - 120 50 50
300 - 150 50 50
400 - 185 50 50

f. Persyaratan Pemasangan
a. Persyaratan Instalasi Peralatan
1. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada
Pemberi Tugas apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar
semua
instalasi dan peralatan dalam system dapat ditempatkan dan bekerja
sebaik-baiknya.
2. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
3. Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan dengan
gambar, ajukan data Kepada Pemberi Tugas.
4. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya dilapangan, dengan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 108
PT. BUMI MADANI

5. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga


pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi
tabrakan.
6. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk
site dan dipasang harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

b. Pemasangan Instalasi dan Peralatan


1. Pada daerah langit-langit tanpa plafond terpasang dalam cor-coran
pelat beton.
2. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang seperti
berikut :
a. Untuk jalur kabel instalasi diklem kepelat beton atau diklem ke
hanger setiap jarak 100 cm.
b. Untuk jalur kabel yang banyak instalasi diklem ke rak kabel.
3. Dibawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang dengan cara,
untuk saklar dan stop kontak instalasi terpasang recessedmounted
kekolom atau ke tembok. Sakelar terpasang 150 cm diatas lantai finish
dan stop kontak setinggi 30 cm diatas lantai kecuali peralatan tertentu.
4. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.
5. Kabel feeder termasuk yang dishaft terpasang dan diklem ke cable
tray/cable ladder setiap jarak 150 cm.
6. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
a. Feeder terpasang dalam trench kabel.
b. Feeder dan instalasi lampu halaman/sorot terpasang minimal 60
cm dibawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa
galvanis. Pipa diletakan pada lapisan pasir setebal 30 cm dan
diatasnya diberi pelindung batu bata.
7. Penyambungan pipa dalam doos-doos percabangan memakai
pelindung terminal punter kemudian doos tersebut ditutup.
8. Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/rapih ke pelat
beton.
9. Semua pipa instalasi di plafond, langit-langit dan di shaft harus diberi
marker setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.
10. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
11. Pemasangan ankur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat
ke besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau
fischerplug.
12. Rackriser atau rak kabel atau cable tray ladder bersama penggantung
di baut ke angkur.
13. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 40 D, dimana D adalah diameter kabel.
14. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
ditengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
15. Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

c. Pemasangan Armatur Lampu


1. TL balok terpasang surfacemounted ke pelat beton atau plafond
dengan penggantung besi strip diklem kedak beton.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 109
PT. BUMI MADANI

2. TL bracket lampu baret, TL dengan baterry nicad terpasang


surfacemounted ke pelat beton dengan sekrup pada dua tempat.
3. Lampu exit dengan Nicad Battery disekrup ke pelat beton atau dinding
tembok.
4. Lampu downlight disekrup ke plafond.
5. Lampu taman mercury dan lampu halaman parker mercury 1 x 250
watt dan 2 c 250 watt didraad pada ujung atas tiang lampu, ballast
dipasang dalam armature lampu (sesuai gambar rencana).

d. Pemasangan Panel Listrik.


1. Panel utama terpasang freestanding diatas ruang panel.
2. Panel lampu taman terpasang freestanding diatas pondai batu bata
3. Panel pembagi pompa air terpasang freestanding dilantai ruang
pompa
4. Panel pembagi lantai terpasang freestanding atau surfacemounted
kedinding/shaft.
5. Panel lantai terpasang wallmounted kedinding dishaft.
6. Panel pembagi AHU terpasang freestanding atau surfacemounted ke
dinding AHU
7. Panel-panel lain terpasang wallmounted atau surfacemounted
kekolom.

e. Gali Urug
1. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang
sesuai spesifikasi yang diminta.
2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus
dibuat gambar detail dan penyelesaian yang baik untuk semua pihak
dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Kesalahan yang timbul karena kelalaian kontraktor listrik menjadi
tanggungjawabnya.
4. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali
dengan sirtu sampai padat.
5. Keterlambatan panggilan sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik dengan beban biaya
tanggungan sendiri.

f. Pentanahan.
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan
sebagai berikut :
1. Pentanahan System.
Yang dimaksud dengan pentanahan system adalah pentanahan kawat
netral (Mp), yang harus ditanahkan adalah listrik netral.
Grounding elektroda berupa pentanahan buatan dari pantekan
batangan tembaga masip Ø 1”, sehingga diperoleh tahanan tanah
maxsimum 3 Ohm.

2. Pentanahan badan Peralatan dilakukan sebagai berikut :


a. Untuk pentanahan system dimana penampang kawat fasanya lebih
besar atau sama dengan 10 mm² dilakukan pentanahan ke kawat
netral (Mp). Kawat penghubung antara badan dan tanah (Mp)
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 110
PT. BUMI MADANI

diberi Code SL, system pentanahan ini mempunyai sifat MP = SL.


Busbar dalam panel hanya 4 (empat) buah.
b. Untuk system dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 10
mm² dianut pentanahan ke kawat pengaman SL. Pada panel ini
keluar 2 kawat pentanahan yaitu Mp dan SL. Jumlah Busbar 5
buah atau battery system 3 fasa punya kawat 5 inti.
g. Pengujian (Testing)
a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga
diperoleh hasil yang terbaik dan bekerja sempurna sesuai
persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan, bahan-
bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh pemberi tugas
untuk diuji ke laboratorium atas tanggungan biaya pelaksana
pekerjaan.
b. Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :
 Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum
dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil
baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
 Setiap satu lantai selesai dipasang harus dilakukan pengujian.
 Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang
harus diuji tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik.
Juga harus diuji system kerjanya sesuai spesifikasi yang
diisyaratkan.
 Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala
sempurna.
 semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan
mantap dan tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
 Tahanan adalah harus diuji memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan.
 Pengujian harus bersama Pemberi Tugas dan dibuat laporan
tertulis.
h. Penyerahan
1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
a. Menyerahkan gambar revisi sebanyak 5 set dan 1 set yang bisa
direproduksi
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik
c. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam
bahasa Indonesia.
d. Menyerahkan surat jaminan/garansi yang ditujukan kepada
pemilik bangunan.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.
 Setelah penyerahan tahap I, konttraktor wajib melaksanakan
masa pemeliharaan secara Cuma-Cuma selama 360 hari
kalender kecuali lampu selama 90 hari kalender bahwa
seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik dan
bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan
atau peralatan harus diperbaiki atau kalau perlu diganti
dengan yang baru.
 Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor wajib melatih dan
membantu mengoperasikan instalasi yang terpasang,
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 111
PT. BUMI MADANI

sehingga operator pemilik bangunan mengetahui dan lancer


dalam tugasnya. Lamanya petugas pelaksana pekerjaan di
proyek 30 hari kalender selama jam kerja.

Pasal 52
Pekerjaan Instalasi Pengindera Kebakaran (fire Alarm)

(1) Umum
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
ini penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua
instalasi pengindera kebakaran, seperti tertera pada gambar.

(2) Gambar-gambar
a. Pemborong wajib memeriksa gambar rencana kemungkinan ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan
dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan rencana/aanwijzing. Disini berpengertian
bahwa instalasi harus dapat terlaksana dan semua unit dapat bekerja
dengan baik dan benar, baik material utama maupun material pembantu.
b. Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, peralatan, instalasi
lainnya dan lain-lain. Penyesuaian harus dilakukan dilapangan , karena
keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian yang
ketepatannya ditentukan oleh kondisi lapangan.

(3) Standard dan Peraturan


Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti peraturan dalam PUIL
terbitan terakhir Dinas Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Dinas
Keselamatan Kerja atau standard-standard Internasional yang sesuai untuk
jenis pekerjaan ini dan tidak bertentangan dengan PUIL. Disamping harus
ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini. Type dari peralatan harus disahkan oleh “Under Writer
Laboratorium Inc”, atau badan sejenis bertaraf Internasional lainnya.

(4) Contoh Bahan


a. Seluruh bahan / material yang akan dipasang harus terlebih dahulu
diajukan kepada Direksi/Konsultan Perencana untuk mendapat
persetujuan. Apabila dianggap perlu pemborong harus memperlihatkan
cintoh barang / sample kepada Direksi/Konsultan Perencana dan apabila
contoh tersebut ditolak oleh Direksi/Konsultan Perencana maka
pemborong harus mengganti dan memperlihatkan contoh material yang
lain yang sesuai dengan spesifikasi hingga mendapat persetujuan dari
Direksi / Konsultan Perenana.
b. Kualitas, merk pabrik, ukuran, karakteristik kerja, estetika dari contoh
bahan/material yang telah disetujui adalah mengikat.
c. Biaya pengadaan contoh bahan/barang material adalah menjadi
tanggung jawab dan atas nama biaya pemborong, contoh bahan harus
diserahkan kepada Direksi tidak lebih dari 60 (enam puluh) hari kalender
setelah penunjukan pemenang. Contoh-contoh bahan yang harus
diserahkan adalah semua jenis “fire detector”, bell, manual call point,

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 112
PT. BUMI MADANI

signal pump, kabel, pipa conduit, junction box, terminal dan lain-lainnya
yang diminta.

(5) Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan sleeves/sparing,
pemborong fire alarm wajib mengadakan koordinasi dengan pemborong
lainnya.
Atas petunjuk dan pengarahan Direksi/Konsultan Perencana, semua
permasalahan yang menyangkut koordinasi tersebut adalah tanggung jawab
Pemborong.
Apabila ada pekerjaan yang berkaitan dengan pemborong lain maka
pemborong bersangkutan harus mengadakan koordinasi pekerjaan dengan
baik dan menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan rencana. Apabila
dalam suatu pekerjaan ada pemasangan material instalasi, yang ada dalam
lingkup tanggung jawab pemborong lain seperti pemasangan conduit/pipa
instalasi pada dinding beton, lantai beton maka pemborong pemasang
instalasi harus memberikan material yang akan dipasang pada lokasi
pengecoran kepada pemborong sipil dengan memberikan penjelasan secara
rinci dan jelas, dimana pipa instalasi tersebut harus dipasang/diletakan, serta
semua permasalahan tersebut diatas harus sepengetahuan
Direksi/Konsultan Pengawas demi kelancaran pekerjaan dan hasilnya sesuai
dengan kebutuhan instalasi.

(6) Gambar Kerja/Shop Drawing


Sebelum pemasangan instalasi atau material instalasi, Pemborong
berkewajiban mengajukan terlebih dahulu gambar kerja/shop drawing dari
pekerjaan bersangkutan untuk mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
Gambar kerja/shop drawing harus diajukan minimal 3 (tiga) hari sebelumnya
dari pemasangan instalasi tanpa sepengetahuan Direksi/Pengawas lapangan
(tanpa persetujuan terlebih dahulu) serta tidak sesuai dengan Persyaratan
Teknis minimal, maka Direksi/Pengawas lapangan berwenang untuk
membongkar pekerjaan tersebut. Dan biaya atas semua itu adalah tanggung
jawab peborong bersangkutan.

(7) Instruksi Pemakaian dan Training Operator


Menjadi kewajiban pemborong untuk menyerahkan 4 (empat) set instruksi
pemakaian (instruction manual) serta cara-cara maintenance kepada pemilik,
3 (tiga) bulan sebelum penyerahan pertama.
Dalam hal ini termasuk juga training operator untuk pengujian dan
maintenance seperlunya terhadap system dan instalasi Fire Alarm.

(8) Sistem Pengindera Kebakaran


Secara garis besar system Pengindera Kebakaran harus bekerja sebagai
berikut :
a. Pada waktu detector salah satu zone / area aktif maka alarm akan
berbunyi melalui system tata suara yang terpasang (grouping) lihat
gambar rencana, pada zone/area dimana detector tersebut berada.
MCFA (Master Control Fire Alarm) akan mengindikasikan secara
visual/audible yang menunjukan zone dimana alarm tersebut berasal.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 113
PT. BUMI MADANI

b. Apabila kebakaran menjadi besar dan telah dianggap kritis maka cukup
dengan menekan tombol khusus/kunci manual station/manual call poin
pada lokasi kejadian kebakaran maka bell akan berbunyi diseluruh
Gedung (General Alarm) dan evakuasi dapat dilaksanakan.

(9) Pekerjaan Instalasi


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kerja dari system pengindera kebakaran ini adalah penyediaan,
pemasangan, mencoba (trial run), jaminan garansi instalasi/peralatan dan
pendidikan (course ) operator.
Lingkup pekerjaan yang tercakup dibawah ini adalah dalam pengertian
bahwa unit dapat bekerja dengan baik untuk tiap-tiap bagiannya maupun
seluruh instalasi yang terpasang.
Sebagai unit keseluruhan adalah sebagai berikut :
- Pengadaan dan pemasangan master control fire alarm dan seluruh
detector dan perlengkapan lainnya (Smoke detector, Rate of Rise
Detektor, Fixed Temperatur Detector, Manual Push Button, Bell,
Indicatting Lamp beserta wiring instalasinya).
- Pengadaan dan pemasangan power supply dan battere untuk
melayani system pengindera kebakaran.
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pengindera kebakaran
detector , manual station/manual call point, signal/location lamp, dan
system penunjang lainnya sehingga memungkinkan interkoneksi
system penginderaan dapat bekerjan dengan baik. Mengadakan trial
run dan pengujian dari seluruh instalasi, maupun demonstrasi dari
unit-unit yang dipergunakan.
b. Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi maupun peralatan harus mendapat
janiman/garansi secara tertulis dari pabrik/agen yang ditunjuk, serta
system harus bekerja sesuai rencana dengan baik dan optimum.
Masa jaminan untuk instalasi / peralatan adalah minimal 6 (enam) bulan
sejak penyerahan pertama yang telah disepakati bersama dan telah
ditandatangani oleh Pemilik/Instansi berwenang (Depnaker) /Konsultan
Perencana.
c. Syarat-syarat dan Pelaksanaan
1. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi pengindera
kebakaran harus mempunyai surat ijin Instalasi yang sesuai pada
kelasnya dan disahkan oleh instansi yang berwenang dalam pekerjaan
ini, pernyataan tersebut diatas harus dikuatkan dengan memberikan
foto copy dari surat ijin sebanyak 3 (tiga) rangkap kepada
Direksi/Konsultan Perencana.
2. Pemborong harus menempatkan dilapangan secara full time seorang
koordinator yang ahli dalam bidang instalasi pengindera kebakaran,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat mewakili
pemborong dalam predikat baik.
3. Tenaga pelaksana lainnya hanya dipilih yang sudah berpengalaman
dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi pengindera
kebakaran/listrik dengan baik, aman dan rapih.
4. Setiap material yang rusak/cacat diakibatkan oleh kecerobohan
pemasang/pemborong harus segera diganti oleh peralatan yang sama
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 114
PT. BUMI MADANI

baik bentuk, warna, type, karakter dan mereknya. Pemborong


berkewajiban membersihkan kembali lokasi kerja dan sisa-sisa/bekas
pekerjaan yang berupa bobokan dinding, potongan kayu/metal dan
pekerjaan lain yang menimbulkan kotoran sisa.
5. Untuk pekerjaan yang mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan
pemborong lain, pemborong instalasi pengindera kebakaran harus
membetulkan kembali seluruh kerusakan tersebut seperti kondisi
semula, misalnya pembobokan dinding, lantai dan sebagainya.
6. Seluruh biaya untuk trial run, testing, start up dari system pengindera
kebakaran, dan kebutuhan lain untuk itu adalah menjadi tanggung
jawab pemborong.
d. Built Insert
Pemborong harus menyediakan semua “insert” serta peralatan-peralatan
tambahan lainnya yang dibutuhkan dalam penyediaan insert yang harus
terpendam dalam beton lantai, atap atau dinding. Penyediaan tersebut
harus dikoordinasikan dengan pemborong yang terkait.
e. Sistem Pentanahan
Semua peralatan yang harus terhubung dengan system pentanahan yang
sesuai dengan standard PUIL, Tenaga kerja atau Instansi lain yang
berwenang.
Pemborong wajib/diharuskan membuat gambar kerja/Shop Drawing
terlebih dahulu untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan Perencana.
f. Finishing
Seluruh peralatan, material instalasi yang terpasang harus sudah difinis
dengan baik dan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Peralatan yang
telah terpasang dan mengalami kecacatan yang diakibatkan oleh
pekerjaan, benturan dengan barang lain, pekerjaan Pemborong lain dan
lain-lain, maka pemborong lain dan lain-lain, maka pemborong
berkewajiban memperbaiki kembali peralatan-peralatan tersebut sesuai
dengan keadaan semula.
(10) Spesifikasi Peralatan.
a. Peralatan dan Sistem Pengindera Kebakaran.
a. Power Supply untuk MCFA
Power supply harus type instalasi dalam (indoor type) dan merupakan
bagian yang terpisah dari MCFA (berdiri sendiri) dan termasuk kelas
heavy dutty.
Power supply harus memenuhi dan dilengkapi dengan item-item
sebagai berikut :
- Power supply harus dapat beroperasi pada tegangan 220 V, 50 Hz
dilengkapi dengan rectifier dan voltage stabilizer input/output.
- Ampermeter output/input
- Volt meter output/input
- Indicator audible/visual untuk lower battery supply.
- Battery charger yang dapat bekerja setiap saat secara otomatis
“on” pada lower capacity dan “of” pada max. capacity.
- Besarnya arus maupun tegangan dari battery harus sesuai dengan
kebutuhan, kapasitas minimum dari battery harus sesuai dengan
kebutuhan, kapasitas minimum dari battery yaitu harus dapat
memberikan supply seluruh system pengindera kebakaran selama
8 jam secara terus menerus bilamana catu PLN terputus.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 115
PT. BUMI MADANI

2. Fixed Temperature Detektor (FTD)


FTD adalah suatu detector yang bekerja berdasarkan besaran
temperature tertentu, bilamana temperature pada suatu ruangan
temperaturnya naik hingga 135º F (54º C) dan fixed temperature yang
terpasang adalah dari type detector tersebut akan aktif.

3. Rate Of Rise Detector (ROR)


ROR adalah suatu detector yang bekerja berdasarklan kenaikan suhu
bertahap dan harus dapat bekerja pada kenaikan suhu bertahap
maksimum 10º C/menit.

4. Smoke Detector
Smoke detector harus dari jenis “ionization”. Smoke detector harus
dapat bekerja (memberikan signal) pada konsentrasi asap minimum
4%/m³.
Data Teknisnya sebagai berikut :
Type : Ionization Smoke Detector type QF-202D
Sensitivity : Adjustable
Konsumsi Arus : Normal 30 uA max. alarm 60 mA max.
Kondisi Kerja : Temperature 0 – 50º C. RH 5 – 85%
Kecepatan Udara : 10m/detik
Perlengkapan : Indikator lampu alarm dan stand by yang
dapat dengan sudut penglihatan 60º
Pemasangan pd gambar : Menempel pada celling atau disebut lain.

5. Fire Extinguisher Type ABC QFP-35 isi 3.5 Kg

(11) Persyaratan Bahan Material


a. Semua material yang digunakan akan dipasang oleh Pemborong harus
baru dan material tersebut harus dapat dipasang di dareah tropis.
b. Sebelum pemasangan dilaksanakan Pemborong berkewajiban
mengajukan terlebih dahulu persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas untuk dilaksanakan. Pemborong harus mengganti semua
material yang tidak dsetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas karena
menyimpang dari persyaratan teknis, seluruh biaya yang diiakibatkan
dari penggantian tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong dan
bukan merupakan pekerjaan tambahan.
c. Pemilihan komponen material harus dari type yang mudah didapatkan
dipasaran bebas.

(12) Persyaratan Bahan


a. Langkah-langkah Pengetesan.
1. Heat Detector.
Dengan dipanaskan dengan alat pemanas hair dryer atau peralatan
lain yang sejenis hingga dapat mencapai suhu 57 º C (135 º F),
detector harus aktif memberikan signal pada MCFA dan bel pada
zone bersangkutan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 116
PT. BUMI MADANI

2. Smoke Detector
Dengan cara memberikan asap pada detector dengan cara/berupa
asap rokok/dry ice/ dengan cara lain yang sama maksud dan
tujuannya hingga pada konsentrasi tertentu, smoke detector harus
mengindikasikan alarm pada MCFA dan mengaktifkan bell pada
zone tertentu.

(13) Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Bahan Peralatan Merk / Pembuat


1. Komponen Detektor : NITTAN, NOHMI, APPRON, setara
2. Pembuat Panel Box : PT. Gading Panel, Simetri, setara
: Kabel Metal, Kabelindo, Supreme,
3. Kabel
setara
4. Konduit Hight Inpact : Double-H, Clipsal, EGA, setara

(14) Pengujian (Testing)


Semua pemasangan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga
memenuhi persyaratan spesifikasi dan pabrk dengan mendapat sertifikat
dari agen peralatan fire alarm.
Tahap-tahap pengujian instalasi adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi harus diuji, bagian instalasi yang tertutup harus
diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh
hasil yang baik dan memenuhi syarat.
b. Penyambungan harus diperiksa terpasang dengan kencang dan
polaritas yang benar.
c. Pengujian/pemeriksaan sebelum dihubungkan ke peralatan harus
dilakukan bersama agen peralatan fire alarm.
d. Pada bangunan lebih dari satu lantai maka setiap satu lantai selesai
dilaksanakan, harus dilakukan pengujian sehingga dicapai hasil yang
memenuhi persyaratan.
e. Tahanan/impedansi instalasi harus sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan pabrik. Setelah seluruh peralatan terpasang harus diuji
kelengkapannya dan tidak boleh ada yang kurang dan tersambung
dengan benar. Pengujian seluruh system harus bersama agen dan
hasilnya harus baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi dan pabrik,
dengan mendapat sertifikat dari agen peralatan yang bersangkutan. Bila
diperlukan pengujian terhadap bahan-bahan instalasi dan peralatan,
maka Pemberi Tugas boleh meminta bahan-bahan instalasi dan
peralatan tersebut untuk diuji ke laboratorium atas biaya kontraktor.
Seluruh pengujian harus dilakukan bersama pemberi tugas dan dibuat
berita acara.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 117
PT. BUMI MADANI

(15) Penyerahan, Pemeliharaan, dan Jaminan


a. Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
1. Menyerahkan gambar revisi (as built drawing) sesuai scope/lingkup
pekerjaan.
2. Menyerahkan hasil pengujian
3. Menyerahkan brosur, operating dan maintenance manual
4. Menyerahkan surat garansi yang ditujukan kepada pemilik
bangunan.
b. Setelah penyerahan tahap I, kontraktor wajib melatih operator fire Alarm
dari pihak Pemberi Tugas sesuai scope pekerjaan.
c. Setelah penyerahan Tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa
pemeliharaan secara Cuma-Cuma sesuai jangka waktu dalam
persyaratan umum/administrasi bahwa instalasi dan peralatan tetap
bekerja dan dalam kondisi yang baik. Semua kerusakan yang timbul
dan bukan akibat dari kesalahan pemakaian harus diperbaiki atau
diganti.

Pasal 53
Pekerjaan Sistem Telepon

(1) Pendahuluan
a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan Instalasi Telepon meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna mulai dari :
 Pengadaan perlalatan dan instalasi
 Pengangkutan ke site
 Penyimpanan
 Persiapan tapak
 Pemasangan Peralatan dan instalasi
 Supervisi
 Pengetesan dan uji coba
 Training
 Pemeliharaan dan jaminan
b. Fungsi instalasi telepon adalah untuk :
 Pembicaraan telpon intern dalam bangunan melalui telepon
 Pembicaraan dari dalam ke luar bangunan dan sebaliknya melalui
telepon.
 pembicaraan telpon secara langsung dari dalam ke luar bangunan
atau sebaliknya tanpa melalui PABX.
c. Semua peralatan telepon yang memerlukan pentanahan harus diberi
pentanahan tersendiri secara baik dan memenuhi persyaratan.
d. Semua pemipaan instalasi yang tidak masuk dalam cor-coran atau
tertanam harus dicat dengan warna yang akan ditentukan kemudian untuk
dapat dibedakan dari instalasi lain.
e. Dalam melaksanakan instalasi, kontraktor harus mengikuti / mematuhi
peraturan-peraturan yang ada antara lain peraturan PT. TELKOM dan
Pabrik.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 118
PT. BUMI MADANI

f. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang


tercantum dalam :
 Syarat-syarat umum
 Spesifikasi teknis
 Gambar rencana
 Berita Acara
g. Syarat-syarat Kontraktor Telepon :
 Harus memegang PAS PT. TELKOM yang masih berlaku
 Harus memegang keagenan dari merek yang ditawarkan atau
bekerjasama dengan pemegang keagenan dari merek yang
ditawarkan.
 Harus dapat disetujui oleh Panitia Lelang/Pemberi Tugas.
h. Merk telepon
 Harus mempunyai keagenan di Indonesia
 harus sudah mendapat sertifikat persetujuan dari PT. TELKOM
 Harus sudah banyak terpasang di Indonesia dan mudah memperoleh
sparepartnya.

(2) Sistem Telepon


Sistem pemasangan instalasi dan peralatan
 Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa dengan
fitting-fittingnya. Dalam bangunan memakai pipa UPVC dan dihalaman
menggunakan pipa PVC 10 kg/cm2 atau tidak nampak dari luar.
 Instalasi terpasang inbow atau tidak nampak dari luar
 Sparing pipa galvanized untuk pasangan dalam dinding yang menuju ke
IDF dan MDF
 Untuk penembusan pondasi atau delatasi menggunakan sleve pipa
galvanis dengan ukuran 2 kelas lebih tinggi dari pipa yang dipasang.

(3) Lingkup Pekerjaan


a. Melaksanakan instalasi instalasi telepon dan MDF dan IDF sampai
dengan socket outlet telepon.
b. Melaksanakan instalasi penghubung atau feeder line
c. Melaksanakan instalasi pengabelan daya listrik untuk rectifier, stabilizer,
baterry charger, surge protection dan pentanahan.
d. Menyediakan dan memasang peralatan sebagai berikut :
 MDF dan IDF tiap-tiap lantai lengkap dengan terminal strip.
 Rumah kabel PT. TELKOM yang terdiri atas sisi PT. TELKOM, sisi
konsumen dan kabel penghubung lengkap dengan strip.
 Socket outlet telephone
 Switching equipment, control unit, rectifier termasuk baterrey, stabilizer
dan surge protection.
 Operator console
 Pesawat telepon
 Peralatan interface untuk data
 Melakukan pengurusan permohonan dan proses penyambungan
pengurusan sambungan telepon dan telepon umum ke PT.
TELKOM, sehingga tersambung dan dapat digunakan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 119
PT. BUMI MADANI

 Melakukan pengujian instalasi dan peralatan sehingga memenuhi


persyaratan PT. TELKOM dan dapat dipakai dengan menyerahkan
sertifikat.
 Membuat gambar kerja (shop drawing) rangkap 4 dan
menyediakan 1 gambar rencana, gambar kerja lengkap dengan
RKS dan berita-berita acara untuk di sediakan di site.
 Menyerahkan gambar revisi (as built drawing) sebanyak 5 set dan
satu gambar revisi yang dapat diproduksi.
 Membuat program dan penomoran extension
 Menyerahkan surat pengujian hasil baik dari PT. TELKOM, brosur,
operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
 Melatih operator Pemilik Proyek selama 6 (enam) hari kerja.
 Melaksanakan pemeliharaan dan memberi jaminan kepada Pemilik
Proyek dengan menyerahkan surat jaminan.

(4) Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


a. Syarat-syarat Dasar
 Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang
bekas atau hasil perbaikan.
 Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas, rating dan
karakteristik yang cukup.
 Harus sesuai dengan RKS dan persyaratan pabrik.
 Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah
minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas lebih besar dari yang diminta dengan
syarat :
 Tidak menyebabkan sistim menjadi lebih baik
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya
 Tidak menurunkan mutu

b. Syarat-syarat Fisik
1. Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
2. Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah
tersebut harus jelas, lengkap dan merupakan unit utuh.

(5) Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan.


a. Spesifikasi Bahan
 Kabel :
a. Kabel Telepon
- Bahan Inti : Tembaga
- Diameter : 0,6 mm
- Kelas Tegangan : Minimal 500 volt
- Isolasi : PVC and sheathed dan PVC sheathed
memakai pelindung lapisan aluminium
berisi bahan minyak jelly.
- Jenis Kabel : Indoor cable atau outdoor cable
- Produksi : Dalam negeri dengan sertifikat (LMK/SII)
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 120
PT. BUMI MADANI

b. Kabel
- Bahan Inti : Tembaga
- Diameter : Sesuai kebutuhan minimal 2 ½ mm²
- Jenis Core : 1 atau banyak
- Kelas Tegangan : 1000 vot dan 600/1000 volt
- Isolasi : PVC dan sheathed
- Produksi : Dalam negeri dengan sertifikat (LMK/SII)
Pada rumah kabel PT. TELKOM terdapat kabel penghubung dan
sisi PT. TELKOM ke sisi konsumen.

 Peralatan Bantu instalasi lainnya.


 Pasir urug dan sirtu
 Batang tembaga masip Ø 5/8” dengan tahanan tanah 1 Ω
 Kabel pentanahan BC ukuran minimal 25 mm²
 Lain-lain peralatan
 Socket outlet telepon didinding dan partisi berbentuk kotak terbuat dari
bahan Polycarbonate.
 Spesifikasi Peralatan
Peralatan telepon dari jenis Fully Electronic Stored Program, terdiri
atas :
1. Switching unit terdiri atas control unit dan module unit :
 Control Unit :
Pesawat control adalah time division multiplex (voice & data)
dengan unit arithmetic dan unit supervisory yang dapat menyimpan
programyang berfungsi memonitor semua system. Control unit
bekerja atas program module yang mendapat masukan dari
magnetic data carrier. Unit arithmetic adalah Duplex Control
(redundant system).
Unit ini antara lain melakukan funsi sebagai berikut :
 Extension group
 Line group
 Position group
 Group coupling stage
Dengan menggunakan Print out secara mudah operator dapat
merubah macam-macam fungsi pemakaian telpon.

 Modul Unit :
Prosedure transmisi informasi adalah penggantian dari system
yang aktif dan system standby harus dapat dilakukan baik secara
otomatis, manual maupun periodic.
Pada saat perpindahan system harus tetap dapat beroperasi
dengan normal tanpa interupsi maupun untuk kerja dari peralatan.

(6) Spesifikasi Pemasangan


Pemasangan Instalasi dan Peralatan
a. Pada daerah langit-langit instalasi dimasukan ke pelat beton memakai
pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 121
PT. BUMI MADANI

b. Pada daerah langit-langit dengan plafond, instalasi diklem ke pelat beton


atau digantung memakai hanger setiap jarak 100 cm memakai pelindung
pipa lengkap fitting-fittingnya.
c. Dibawah langit-langit atau plafond instalasi terpasang dalam dinding atau
partisi sampai socket outlet yang terpsang 30 cm diatas lantai.
d. Untuk instalasi feeder cable di dalam bangunan (termasuk yang ada
didalam shaft) terpasang dengan cara diklem ke kabel / cable ladder.
e. Pemasangan hanger dan rackeriser :
 Angkur diramset atau difischerplug ke pelay beton untuk hanger
horizontal dan dicor ke dinding untuk rackriser.
 Penggantung besi pelat untuk jalur kabel 1 atau 2 buah sedangkan
besi siku untuk jalur 3 atau lebih.
 Rackriser besi siku disekrup ke angkur dngan muur baut.
f. Central telepon terpasang bebas dilantai atau surfacemounted pada
dinding dan lemari cabinet switching equipment di ruang telepon utama.
rectifier dan surge protection terpasang diatas meja di ruang telepon.
g. MDF terpasang diruang telepon utama dan IDF terpasang pada dinding
disetiap lanlai sesuai gambar rencana.
h. Operator console diatas meja diruang Operator
i. Baterrey terpasang di ruang baterrey.

(7) Pengujian / Testing


a. Selama pelaksanaan instalasi dan peralatan, harus dilakukan pengujian
sehingg di peroleh hasil dan bekerja sempurna sesuai dengan
persyaratan RKS dan PT. TELKOM.
b. Tahap-tahap pengujian adalah sebagai berikut :
 Setiap bagian instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil yang
memenuhi persyaratan.
 Setiap satu lantai selesai dilaksanakan, harus dilakuakan pengujian
sehingga didapatkan hasil yang baik.
 Setiap IDF dan MDF selesai dilaksanakan harus diuji bahwa
sambungan terpasang dengan kencang dan tidak terjadi salah
polaritas.
 Tahanan / impedansi instalasi harus sesuai dengan persyaratan dari
PT. TELKOM dan pabrik.
 Peralatan-peralatan lain harus sesuai spesifikasi dan persyaratan
PT. TELKOM.
c. Melakukan pengujian di PT. TELKOM dan mendapat sertifikat.

(8) Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan.


a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
 Gambar revisi (as built drawing) sebanyak 5 set dan 1 set bisa
direproduksi.
 Surat keur hasul baik instalasi PT. TELKOM
 Surat garansi yang ditujukan kepada Pemberi Tugas
 Sertififkat dari PT. TELKOM untuk peralatan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 122
PT. BUMI MADANI

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN KANTOR LURAH KEBAGUSAN , KECAMATAN
PASAR MINGGU, KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

PEKERJAAN KONSTRUKSI
A. PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi induk dibuat dari konstruksi tiang pancang metode jacking pile
(alat pancang hidrolik) dengan mutu beton K 450 baja U. 32 dan
didukung beton pile cap dan balok sloof dengan mutu beton K 300,
pembesian disesuaikan dengan gambar.
2. Balok beton kopel, kolom dan balok portal mutu K. 300 atau sesuai
gambar
3. Media kontak pondasi dengan tanah pendukung adalah urugan pasir
padat setebal 15 cm
4. Untuk plat yang terkena basah dipasang water proofing
5. Plat lantai beton dibawah keramik dari adukan 1 pc : 3 psr : 5 krl dengan
ketebalan sesuai gambar.
6. Pengisian pasir urug dibawah ubin dan lantai keramik dan dibawah rabat
beton sesuai dengan gambar konstruksi
7. Adukan pondasi batu kali menggunakan perbandingan 1 pc : 5 psr
8. Kolom praktis, sloof dan ringbalk adukan 1 pc : 2 psr : 3 krl.

B. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Kuda-kuda dibuat dari konstruksi baja siku di zinchromate terlebih dahulu
ukuran disesuaikan dengan gambar.
2. Mutu baja yang dipakai adalah ST.37 sesuai gambar
3. Sistim sambungan konstruksi kap adalah sistim las penuh (listrik) bentuk
segi tiga dan sistim mur baut HTB 325
4. Kapasitas genset untuk las penuh (listrik) > 100 KVA dengan jenis kawat
las Ex 70
5. Semua pekerjaan besi profil kuda-kuda di zinchromate terlebih dahulu.
6. Profil baja yang dipakai sesuai gambar dan tidak dibenarkan dipakai yang
sudah karat
7. Konstruksi kap harus lot dan sejajar satu dengan lain
8. Baut beugel untuk penguat kuda-kuda menggunakan baut diameter 19
mm (HTB 325) sesuaikan dengan gambar
9. Pada penulangan-penulangan besi untuk sloof, kolom praktis, plat beton
sesuai dengan gambar konstruksi.
10. Untuk penulangan balok beton, balok kopel, kolom,balok anak, beton
lantai pondasi plat jalur, jenis dan macam ukuran disesuaikan dengan
gambar konstruksi
11. Setiap titik simpul harus dibuat plat kopel dan plat pengisi dengan ukuran
sesuai gambar
12. Pelaksanaan harus mengikuti Peraturan Konstruksi Baja Indonesia
13. Setiap sambungan profil harus memakai plat penyambung dengan tebal
sesuai gambar
14. Gording dari baja, ukuran sesuai gambar

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 124
PT. BUMI MADANI

15. Hubungan konstruksi baja dengan gording harus dipakai besi siku dengan
ukuran sesuai gambar dan gording harus dipakai pada kisi-kisi siku
16. Perletakan konstruksi pada kolom atau ringbalok harus memakai sendi
dan rol ( sesuai gambar )
17. Baut perletakan harus dilas pada tulangan utama kolom atau ring balok

C. PEKERJAAN PASANGAN.
1. Adukan pasangan bata adalah, 1 pc : 2 psr dan 1 pc : 4 psr
2. Bata yang dipergunakan adalah yang berkualitas baik ukuran standard SII
3. Adukan beton sloof/kolom/ringbalok/kolom praktis dan locis beton
menggunakan trasram 1 pc : 2 psr : 3 krl
4. Pekerjaan plesteran mempergunakan pasir pasang yang baik bebas dari
kotoran dan Lumpur.
5. Adukan untuk plesteran dinding menggunakan 1 pc : 4 ps dengan
ketebalan 15 mm.
6. Adukan untuk plester kolom menggunakan perbandingan 1 pc : 3 psr
dengan ketebalan 15 mm
7. Adukan rabat beton tumbuk menggunakan perbandingan 1 pc : 3 psr : 5
krl dengan ketebalan 7 cm ( sesuai gambar )

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 125
PT. BUMI MADANI

PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. PEKERJAAN DINDING
1. Pekerjaan dinding menggunakan batu bata ukuran besar, kualitas baik dan
sebagian menggunakan gambar partisi sesuai gambar konstruksi ( ukuran
batu bata 5 x 10 x 20 cm )
2. Pekerjaan dinding bangunan difinish dengan plesteran dan diaci ( permukaan
halus )
3. Lapisan dinding KM/WC dipergunakan keramik ukuran 20 x 40 cm kualitas I
standard SII.
4. Pekerjaan beton ( kolom, balok dll ) yang diperlihatkan / ditonjolkan, harus
menggunakan beton expose ( beton jadi ) tanpa diplester.
5. Pada dinding selasar dan beberapa ruang tertentu dilapis keramik (lihat
gambar)
6. Bahan-bahan yang digunakan memenuhi standard SII
7. Semua jenis dan bahan yang akan dipergunakan harus disetujui Perencana,
dan disahkan Pengguna Anggaran.

B. PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan lantai untuk bangunan menggunakan keramik Homogeneous tile
ukuran 60 x 60 cm kualitas I ( sesuai gambar )
2. Nat pasangan keramik selasar 5 mm di isi air seman dan tidak boleh ada
lubang atau retakan.
3. Pekerjaan dinding luar menggunakan granit ukuran 60 x 60 cm kualitas I (
sesuai gambar )
4. Pekerjaan meja (keramik) menggunakan keramik homogeneous ukuran 30 x
30 cm kualitas I ( sesuai gambar )
5. Pekerjaan dinding meja (keramik) menggunakan granit ukuran 60 x 60 cm
kualitas I ( sesuai gambar )
6. Pekerjaan lantai untuk KM/WC menggunakan keramik homogeneous ukuran
40 x 40 cm, permukaan kasar kualitas I.
7. Pekerjaan dinding untuk KM/WC menggunakan keramik homogeneous
ukuran 20 x 40 cm, permukaan kasar kualitas I.
8. Untuk pasangan keramik/granit dinding digunakan perekat semen mortar
kualitas baik
9. Nat dari pasangan keramik diisi dengan AM 50 dengan warna disesuaikan
dengan warna keramik
10. Dibawah lantai dicor beton dengan tulangan susut ad. 1 pc : 2 psr : 3 Krl
tebal sesuai gambar.
11. Pekerjaan lantai harus dikerjakan rapih dan bersih tidak ada bekas air semen
atau air adukan yang mengering diatas keramik lantai.
12. Pekerjaan selasar luar bangunan dicor beton lapis keramik homogeneous 60
x 60 cm kualitas I ( sesuai gambar ).
13. Semua jenis bahan dan warna yang akan dipergunakan harus disetujui
Perencana, dan disahkan Pengguna Anggaran.
14. Bahan penutup lantai / keramik/granit yang digunakan adalah bahan dengan
kualitas I.
15. Bahan penutup lantai di entrance / keramik homogeneous yang digunakan
adalah bahan dengan kualitas homogeneous 60 x 60 cm. (Sesuai gambar)

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 126
PT. BUMI MADANI

16. Ramp pasilitas orang cacat terbuat dari beton bertulang dilapis bahan
dengan kualitas keramik homogeneous 60 x 60 cm ( Unpolish ) dengan
bagian tepi dibuat pasangan bata diplester halus dan dipasang railing dengan
Bentuk dan ukuran sesuai gambar

C. PEKERJAAN KUSEN DAN RANGKA PINTU & JENDELA


1. Lingkup Pekerjaan :
Semua pekerjaan kusen, pintu, jendela aluminium dengan alat
perlengkapannya yang diperlukan sesuai penjelasan gambar-gambar.
2. Pengendalian Pekerjaan.
Semua pekerjaan yang disebutkan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik
/ produsen dan standard-standard antara lain :
a. The Alumunium Association ( AA )
b. Architectural Alumunium Manufactures Assaociation (AAMA)
c. Americi Standars for Testing Materials (ASTM)
3. Bahan – bahan
Kosen dan plat alumunium, untuk kusen dan plat alumunium yang digunakan
adalah produksi YKK dalam negeri atau setara. Kaca yang digunakan kaca
bening dan kaca es tebal 5 mm ( sesuai gambar) setara ASAHI.
a. Kadar Campuran
Architecture Billet ( AB 45 ) atau yang stara dengan karakteristik
kekuatan sebagai berikut :
- Ultimate Strength 28.000 p.s.i
- Yield Strength 22.000 p.s.i
- Shear Strength 17.000 p.s.i
b. Ketebalan lapisan diseluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron
dengan warna bronze.
c. Jaminan harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dan type
campuran ( alloy ) dan ketebalan anodizing.
d. Ukuran Tebal 1,5 mm diameter 4 “
4. Bahan-bahan yang akan dipergunakan harus disetujui Perencana, Dinas
Teknis dan disahkan Pengguna Anggaran.
5. Pelaksanaan :
a. Pengerjaan :
- Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik
dengan standard pengerjaan yang disetujui Pengawas.
- Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikit pun.
- Semua detail pertemuan harus runcing ( adu manis ) halus dan rata ,
bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi
permukaan alumunium.
- Pemasangan harus sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis ini.
- Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi sealant.
- Tanda-tanda dan cacat akibat proses adodizing yaitu “Rack” atau
Gripper yang timbul dipermukaan alumunium harus dihilangkan.
b. Perlindungan :
- Semua alumunium harus dilindungi dengan “Lacquer Film” atau bahan
yang lain yang disetujui Perencana dan disahkan Pengguna
Anggaran.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 127
PT. BUMI MADANI

- Perlindungan tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu


dimana diperlukan, ketika alumunium akan dikerjakan dan ditutup
kembali setelah pengerjaan selesai.
- Kosen harus dilindungi dengan plastick tape atau zink shrome primer
(pernistransparan) ketika pekerjaan plester dilaksanakan bagian-
bagian lain dapat tetap dilindungi dengan Lacquer Film sampai
pekerjaan selesai.
- Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking
atau sealant tidak diperkenankan.
6. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal jenis polyurethane
sealant dan backing strip dari busa didalam dan diluar sebagai lapisan
pengisi sebelum sealant dipasang.
7. Daun pintu menggunakan pintu kaca dan daun pintu rangka kamper double
triplek + HPL rangka alumunium kualitas baik dengan pola rangka sesuai
gambar.
8. daun pintu ruang dibuat dari panel kaca rangka alumunium kualitas baik.
9. Daun pintu KM/WC mempergunakan bahan dari PVC kualitas baik sesuai
gambar.
10. Seluruh pekerjaan daun pintu dikerjakan secara pabrikasi.
11. Lisplank menggunakan GRC.
12. Jenis dan ukuran dari bahan kosen, pintu dan jendela sebelum dipasang
harus disetujui Perencana, dan disahkan Pengguna Anggaran.

D. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Penutup atap dipergunakan Atap Spandek kualitas baik.
2. Karpusan mempergunakan karpusan Atap Spandek kualitas baik.
3. Semua bentuk / macam ukuran disesuaikan dengan gambar konstruksi
4. Jenis ukuran dan merk sebelum dipasang harus disetujui Perencana dan
disahkan Pengguna Anggaran.

E. PEKERJAAN PLAFOND
1. Penutup langit-langit dibuat dari Gypsum dengan ketebalan 9 mm tanpa nat (
nat diisi dengan dempul, sehingga rata/tidak terlihat nat ) kualitas baik. List
tepi plafond terbuat dari Gypsum
2. Penutup langit-langit toilet dan overstek dibuat dari GRC dengan ketebalan
mm ( nat diisi dengan dempul, sehingga rata/tidak terlihat nat ) kualitas baik.
List tepi plafond terbuat profil kayu 5 x 5 cm (sesuai gambar)
3. Penutup langit-langit toilet dan overstek dibuat dari GRC dengan ketebalan 4
mm ( nat diisi dengan dempul, sehingga rata/tidak terlihat nat ) kualitas baik.
List tepi plafond terbuat profil kayu 5 x 5 cm (sesuai gambar)
4. Penutup langit-langit entrance dibuat dari lambresirng alumunium, List tepi
plafond terbuat dari profil alumunium 2 x 5 cm (sesuai gambar)
5. Rangka plafond dibuat dari besi hollow metal furing ukuran sesuai gambar.
6. Jenis ukuran dari penutup langit-langit sebelum dipasang harus disetujui
Perencana dan disahkan Pengguna Anggaran.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 128
PT. BUMI MADANI

F. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Semua kayu yang akan dicat harus diserat sampai rata dan dimenie,
diplamur kemudian dicat dengan cat dasar 1 (satu) kali dan dicat pelapis 2
(dua) kali sampai rata, cat yang dipergunakan merk setara Dulux.
2. Semua dinding dan plafond dicat dengan cat tembok kualitas baik.
3. Daun pintu panel diplitur 3 (tiga) kali sampai rata / rapih.
4. Sebelum pelaksanaan finishing supaya membuat mok-up / contoh satu
ruangan kecil yang di finish selesai dengan rapih seperti pasangan lantai,
pengecatan dan harus disetujui Perencana dan disahkan Pengguna
Anggaran.
5. Semua pekerjaan cat dan leburan harus dikerjakan sampai rapih dan harus
betul-betul rata, semua warna dan merk cat harus disetujui Perencana dan
disahkan Pengguna Anggaran.
6. Untuk dinding pasangan batu bata, antara plamur dan cat harus dapat
bersenyawa dengan baik dan sempurna.
7. Tidak diperkenankan ( tidak dibenarkan ) adanya bekas pengecatan atau
tetesan / ceceran cat yang membekas pada muka bidang yang tidak dicat (
lantai dan tembok ) dan harus bersih.

G. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG


1. Semua daun pintu dilengkapi dengan 3 (tiga) buah engsel nylon dan engsel
angin ukuran 15 cm dan berkualitas baik dengan cincin plastik / kuningan.
2. Semua daun pintu dipasang kunci tanam satu slaag merk CISA atau setara,
kecuali pintu ruang muka dipasang kunci tanam dua slaag.
3. Semua kusen yang berhubungan dengan tembok harus menggunakan baut
rangka alumunium.
4. Engsel pintu swing menggunakan grendel kualitas baik.
5. Semua jenis alat penggantung kunci, harus disetujui Perencana, dan
disahkan Pengguna Anggaran.

H. PEKERJAAN HALAMAN & SALURAN


1. Pekerjaan pengurugan dilaksanakan didalam bangunan dan diluar bangunan
dipadatkan dengan stemper.
2. Bak sampah dibuat dari pasangan batu bata dan diplester halus dan diberi
tutup dari seng. (sesuai gambar)

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 129
PT. BUMI MADANI

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

I. INTALASI
PLUMBING
1. Sanitary Fixtures - Closet duduk - Toto
- Closet Jongkok - Toto
- Lavatory - American
- Urinal Standard
2. Pipa Air Bersih - Pipa GIP Medium Class - PPI
- Fitting : - Malleable iron - Bakrie
screwed fitting - HE
- Dia. 2,5” screwed
- Dia. > 3” flanged
3. Pipa Air Bekas dan - PVC Class AW - Pralon
Air Kotor - Fitting PVC TS joint injection moulded, - Wavin
dengan solventcement - Rucika
4. Floor Drain - Brass chrome plated dengan - Toto
removable strainer type bell trap - San Ei
- American
Standard
5. Kran Taman - Type : Sillock with house - Toto
coupling - San Ei
- American
Standard
6. Kran Toilet - Type : Lihat Gambar - Toto
Shower - San Ei
- American
Standard
7. Pompa Jet Pump - Type : PDH 255 F Otomatis - Sanyo
250 Watt - Jumlah : Lihat gambar - Panasonic
- Kapasitas : 27 liter/menit - Simitzhu
- Total : 39 m
Head
- Daya : 250 Watt / 220 Volt
8. STP ( ex Bio - Type : BCX-20 - Bio Master
Master) - Capacity : 4 m3 / day
- Tank : 5.2 m3
Volume
- Dimensi : - Ǿ1,6 m x 1,8 ( t )
Tank
- Model : - Cylinder
- Air Blower : - 80 watt - 220 v - 3
phase - 50 HZ
Population : 10 - 12 Bed

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 130
PT. BUMI MADANI

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

II. INSTALASI AC
1. Air Cooled Split - Type : Split Duct - Hitachi
- Kapasitas : Connection - Panasonic
- Lengkap : Lihat Gambar - Daikin
dengan - Condensing Unit
Accessories - Pipa refrigerant
- Sistem kontrol
2. Ventilation - Exhaust Fan - KDK
- Kapasitas lihat gambar - Panasonic

3. Flexible Duct - Material : Alumunium laminate - Polyaire


insulating a steel helix - Westaflex
- Work pressure 2500 pa - TD Flex duct
- Fire retardant
- Temp suitable -20 deg.C up to 120
deg C
4 Isolasi Panas Pipa - Fire retardant - K-Flex
Refrigerant - Spesific density 35-40 kg/m3 - Armaflex
- 0.035 W/mK pada temperatur 10 - Thermaflex
deg C
- 0.035 W/mK pada temperatur 40
deg C
Water vapour diffusion > 3.500
Water Absortion
- 1.01 % setelah 7 har
- 1.6 % setelah 28 hari
Ketebalan isolasi panas disesuaikan
dengan merk yang digunakan dengan
relatif humidity 85%
5. Pipa Refrigerant - Copper Class L - Streamline
- Standard : ASTM B-280 - Crane
- Yorkshine
6. Sound Attenuator - Spesifikasi lihat gambar - Sonic Noise
Control
- Lokal

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 131
PT. BUMI MADANI

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

III. TENAGA
LISTRIK
1. Panel Distribusi - Jenis / Type : Sesuai gambar - Simetri
Lantai 380 Volt perencanaan dan - Intimuara
spesifikasi - Altrak 78
- Indo Teknik
- Komponen LV : - Schneider
(Circuit Breaker) (MG)
- ABB
- Komponen LV : - Omron
(Contactor / - GAE
Relay)

2. Kabel LV 380 Volt - Jenis/Kapasitas : Sesuai gambar - Kabelindo


rencana - Kabelmetal
(NYY, NYA, - Supreme
NYFGbY)
- Fuji
- Nexan
Fire resistance, isi - Sigma
tembaga dengan
pelindung PVC

3. Lampu / Armature - Type/Jenis : Sesuai gambar - Interlite


perencanaan dan - Artolite
spesifikasi - Philips

4 Kontak-kontak - Type/Jenis : Sesuai gambar - Berker


dan saklar perencanaan dan - Broco
spesifikasi - Merten

5. Pipa & Fitting - UPVC - Ginde


- Ega
- Gilflex

- Galvanized - PPI
- Bakri

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 132
PT. BUMI MADANI

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

6. Cable Tray / - Hot Dipped Galvanized - Tri Abadi


Cable Ladder - Interack
- Three Star
(TS)
7. Busduct - Tembaga (Cu) - Henikwon
- Kyodo
- Firukawa
II. SISTEM
PERLINDUNGAN
1. Peredam Petir - Konvensional (Splitzen) - Lokal

2. Arrester - Spesifikasi/ : Sesuai gambar - OBO


Jumlah perencanaan dan - Critect
spesifikasi
3. Pentanahan - CU Rod masip Ø 20 cm - Lokal
- BC conductor 50 mm dan 70 mm

III. TATA SUARA


1. Perlengkapan - Lihat spesifikasi - Philips
Utama Bosch
- Panasonic
- TOA

2. Kabel - NYA, NYY - Kabelindo


- Kabelmetal
- Supreme

- Kabel khusus untuk Microphone - Sesuai


standar
pabrik

3. Conduit / Fitting - UPVC - Clipsal


- Ega
- Gilflex

- Galvanized - PPI
- Bakri

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 133
PT. BUMI MADANI

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

IV. TELEPON
1. Kabel - Telephone - Kabelindo
cable - Kabelmetal
- Supreme

- Kabel UTP : Category - 5 - Belden


- Yuri
- Carol

2. MDF - Box - Lokal


- Terminal Box - Krone

3. Pipa & Fitting - UPVC - Clipsal


- Ega
- Gilflex

- Galvanized - PPI
- Bakri

4. Socket Outlet - Clipsal


- Merten
- MK

V. FIRE ALARM
1. Peralatan - Lihat spesifikasi - Edward
Utama - Nohmi
- Esser
- Chubb

2. Kable - NYA, Telephone cable - Kabelindo


- Kabelmetal
- Supreme

- Kabel khusus data : UP, Coaxial - Belden


- Yuri
- Carol

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 134
PT. BUMI MADANI

NO. ITEM URAIAN MERK


PEKERJAAN

- “ Fire resistance cable” dengan jenis - Fuji


isolasi PVC – Fire retardant. - Alcatel
- Pyrotenax

- “ Fire resistance cable” dengan jenis - Fuji


isolasi mineral - Alcatel
- Sigma

3. Conduit / Fitting - UPVC - Clipsal


- Ega
- Gilflex

- Galvanized - PPI
- Bakri

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Planning) Rehab TotalKantor Lurah Kebagusan 135

Anda mungkin juga menyukai