Anda di halaman 1dari 193

Spesifikasi Teknis

P e k e r j a a n :
Pembangunan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas - I Medan
Tahun Anggaran 2018

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIK

Pasal 1
SYARAT-SYARAT TEKNIK UMUM

1. Umum

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari dengan benar dan


berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada gambar-gambar kerja dan RKS
ini beserta lampiranya.
b. Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas setiap
akan melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan.
c. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan RKS serta
kesesuaiannya di lapangan maka pemborong diharuskan melapor kepada Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Perencana untuk segera mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan
memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalain pemborong dalam
hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada pemborong selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
dan dianggap bahwa pemborong telah benar-benar mengetahi tentang :
1) Letak Bangunan yang akan didirikan.
2) Batas Persil/Lahan maupun Kondisi pada saat itu.
3) Keadaan permukaan tanah/Kontur tanah.

e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap Gambar-gambar


Kerja dan RKS ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Atas perintah Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, pemborong diminta untuk
membuat Gambar-gambar penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-bagian
khusus (Detail) yang biaya pembuatan gambarnya menjadi tanggung jawab pemborong.

Spesifikasi Teknis 1
Gambar tersebut setelah disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas secara tertulis
akhirnya menjadi gambar pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.

2. Jadwal Pelaksanaan
a. Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong dinyatakan sebagai
pemenang lelang, pemborong harus segera membuat :
1) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan
secara Diagram Panah (Network Planning) dan Diagram Balok (Barchart)
2) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja
3) Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
4) Jadwal Pengadaan dan Pemakaian Peralatan
5) Diagram Cash-Flow (Arus Tunai)

b. Bagan/Diagram tersebut diatas harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan


MK/Konsultan Pengawas sebagai dasar/pedoman pemborong dalam melaksanakan
pekerjaanya dan pemborong wajib mematuhi dan menepatinya.

3. Gambar-gambar Kerja.
Yang dimaksud dengan Gambar-gambar Kerja adalah :
a. Gambar-gambar meliputi Gambar Arsitektur dan Gambar Struktur, serta gambar
perubahannya yang yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Gambar-gambar ini selain dari gambar-gambar yang dibuat Konsultan
Perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawing) yang
telah disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidaksesuaian antara
gambar yang berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai
berikut :
1) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar Arsitektur.
2) Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan yang
dipakai sebagai pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya
diantaranya adalah : Gambar Struktur dan gambar lain dengan spesifikasi
sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh pemborong dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada
Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas, untuk mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar pelaksanaan
tersebut disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan

Spesifikasi Teknis 2
tanggung jawab pemborong terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Keterlambatan atas proses pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti
pemborong mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.
4) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut
aslinya/kalkirnya dan semua biaya menjadi tanggung jawab pemborong.

d. Perubahan Gambar Kerja/Perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah


tertulis Direksi berdasar pertimbangan Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan
konsultan Perencana dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan
Direksi dengan pengarahan Konsultan Perencana dan jelas memperlihatkan
perbedaan antara Gambar Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
2) Gambar Perubahan dibuat oleh pemborong atas Pengarahan Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Kuasa pengguna anggaran kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.

e. Gambar Sesuai Terlaksana (As Build Drawing), harus dibuat oleh pemborong dengan
ketentuan berikut :
1) Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan
harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
2) Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut
aslinya/kalkirnya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh pemborong.

4. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas


a. Semua instruksi dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas harus dilaksanakan
secara baik oleh pemborong, jika pemborong keberatan menerima petunjuk/instruksi
Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara
tertulis kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas pemborong tidak mengajukan keberatan maka
dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas untuk segera dilaksanakan. Pemborong diharuskan merekam atau dalam kata
lain mencatat setiap petunjuk/instruksi Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
dalam buku harian lapangan/ pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau
sepengetahuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

5. Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka
pemborong diharuskan menyediakan :
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja dan

Spesifikasi Teknis 3
cara-cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpas, penyekat
tegak dan alat bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka sebelum
melakukan pekerjaan pembersihan, pemborong diwajibkan memasang alat-alat
pengaman.

6. Penetapan Ukuran.
a. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak boleh
menambah ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Setiap ada
perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana
mestinya.
b. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memberitahu Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih
dahulu ketepatan ukuran-ukurannya.
c. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain dalam
setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan
pembetulannya
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang
lainya, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-
sungguh. Kelalaian pemborong terhadap hal ini tidak dapat diterima dan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan
memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh pemborong sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong.

7. Buku Harian Lapangan


a. Pemborong diwajibkan menyediakan dan mengisi Buku Harian Lapangan yang berisi
laporan tentang jumlah tenaga/pekerja, bahan bangunan dan pekerjaan yang
dilaksanakan, keadaan cuaca, peralatan yang dipakai serta lain-lain hal yang dianggap
perlu atas petunjuk dan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh pemborong sesuai jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh pemborong
dan diketahui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Konsultan MK/Konsultan Pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk
pelaksanaan yang dianggap perlu pada Buku Harian Lapangan dan merupakan petunjuk
yang harus diperhatikan pemborong
d. Buku Harian Lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.

Spesifikasi Teknis 4
8. Kebersihan dan Ketertiban.
a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, pemborong harus memelihara
kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkunganya terutama jalan-jalan disekitar
lokasi proyek, Direksi Keet, Gudang, Los kerja, dan bagian dalam bangunan yang akan
dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar lokasi proyek yang harus
dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek.
Kelalaian dalam hal ini dapat membuat kuasa pengguna anggaran memberi perintah
penghentian pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun dihalaman luar gudang
harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum
serta untuk memudahkan penelitian yang dilakukan oleh Direksi /Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
d. Pada saat penyerahan pekerjaan pertama, kondisi bangunan harus bersih dari sisa-sisa
kotoran kerja.

9. Air Kerja
a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan effisien seperti : beton molen dan alat-alat
lain sesuai dengan kegunaanya.
b. Bila sekiranya pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan
peralatan yang dimaksud, pemborong diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat tersebut
dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian peralatan
tersebut serta membersihkan bekas-bekasnya.
c. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut diatas, pemborong harus pula
menyediakan alat bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun pekerjaan
tidak terganggu.

10. Kecelakaan dan kesehatan.


a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang
yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Pemborong diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi penuh
dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang
mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
c. Pemborong diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis ABC (untuk segala
jenis api), pasir dalam bak, galah-galah dan alat-alat penyelamat kebakaran yang lain.
d. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka pemborong harus mengikuti semua ketentuan
umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang Undang-
undang Keselamtan Kerja termasuk segala kelengkapan dan perubahannya.

Spesifikasi Teknis 5
11. Keamanan
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di daerah
kerjanya terutama mengenai :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disegaja
ataupun tidak disegaja.
2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah
3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong harus melaporkan kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut
dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong harus menyediakan
pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup diwaktu malam hari, pemagaran
sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.

12. Penyediaan Material/bahan Bangunan.


a. Bila dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik pebuat bahan/material, maka hal ini
dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini.
b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Waktu penyampaian contoh bahan
harus sedemikian rupa sehingga Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat
menilainya.
c. Contoh Bahan/Material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggunan pemborong,
setelah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas maka bahan/material
tersebut harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak
sesuai dengan contoh.
e. Dalam pengajuan harga penawaran, pemborong harus menyertakan sejauh keperluan
biaya untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut,
pemborong tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan/material yang tidak
memenuhi syarat atas perintah Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam RKS ini atau
melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi
dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya dapat
diberikan dengan ijin dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 6
g. Apabila pemborong dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan
tanpa persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas maka Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan/material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai
ketentuan kecuali terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

13. Serah Terima Hasil Pekerjaan.


Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama :
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
c. Pemborong diwajibkan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas merupa :
1) 3 (tiga) set Gambar Sesuai Terlaksana (Asbuild Drawing) dari seluruh pekerjaan
yang dilaksanakannya termasuk gambar perubahanya.
2) 3 (tiga) set Album Photo Proyek.

d. Pemborong harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/mterial, sampah,


kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.

14. Photo Proyek


a. Photo Proyek harus dibuat oleh pemborong sesuai pengarahan dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25% (Papan Nama Proyek, Kondisi
Lokasi Pekerjaan, Persiapan dan Pondasi/Pemancangan).
2) Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50% (Pekerjaan Struktur).
3) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 100% (Pekerjaan Arsitektur, Utilitas
dan Detail yang penting).

b. Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama
dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan termin.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan
pengarahan dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dilapangan.
d. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan
penempatan dalam album harus disetujui kuasa pengguna anggaran serta teknis
penempelannya dalam album ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
e. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.

Spesifikasi Teknis 7
15. Penemuan Benda-benda dilapangan.
a. Penemuan benda dilapangan pekerjaan, seperti fosil, barang kuno, tulang belulang dan
benda berharga lainnya harus dilaporkan pada Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas dan menjadi milik kuasa pengguna anggaran.
b. Pada waktu menemukan benda-benda tersebut, pemborong wajib segera mengambil
tindakan sebagai berikut :
1) berusaha agar tidak mengganggu benda-benda tersebut, penggalian atau
pemindahan lebih lanjut harus dihindarkan/dicegah sampai ada keputusan dari
Direksi / Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
2) mengambil langkah yang perlu untuk melindungi benda tersebut dalam keadaan
dan posisi seperti waktu ditemukan pertama kali.
3) melaporkan penemuan tersebut kepada kuasa pengguna anggaran secara tertulis
dengan menjelaskan secara tepat lokasi penemuan tersebut.

c. Kuasa pengguna anggaran dengan segera akan mengeluarkan perintah tentang apa yang
harus dilakukan mengenai benda-benda tersebut kepada pemborong.

Pasal 2
LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN

16. Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :


a. PEKERJAAN BANGUNAN HUNIAN
1) Pekerjaan Pembangunan Blok Hunian
2) Pekerjaan Pembangunan Ruang Belajar, Ruang Serbaguna, Gudang, Ruang
Konseling, Poliklinik, dan Ruang Genset.
b. PEKERJAAN BANGUNAN KANTOR DAN FASILITAS UTAMA
1) Pekerjaan Pembangunan Kantor Utama
2) Pekerjaan Pembangunan Ruang Kunjungan dan Registrasi
3) Pekerjaan Pembangunan Ruang Ibadah
4) Pekerjaan Pembangunan Dapur
5) Pekerjaan Pembangunan Bangunan Balai Latihan Kerja
17. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilaksanakan pada lokasi Proyek yang sedang dikerjakan

Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

18. Pengukuran Tapak Kembali (Uitzet) :


a. Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pelaksanaan yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
Spesifikasi Teknis 8
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah, letak bangunan eksisting yang ada dan akan
dibongkar, dengan memakai alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidak cocokkan yang mungkin terjadi antara gambar kerja dan keadaan lapangan yang
sebenarny harus segera dilaporkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan memakai alat-alat
waterpass/theodholith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemborong harus menyediakan alat theodholith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas selama pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma atau benang secara azas segi tiga phitagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujuai oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

19. Pembuatan Tugu Patokan Dasar.


a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Dalam pelaksanaan pembangunan ini Tugu Patokan Dasar harus dapat
memberikan pedoman terhadap peil (ketinggian ± 0.00 lantai bangunan).
b. Tugu patokan dasar dibuat dari bahan beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20
cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 (satu) meter dengan bagian yang menonjol
diatas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan
minimal setinggi 40 cm (empat puluh centimeter) diatas tanah.
c. Tugu Patokan Dasar yang telah dibuat dan ditempatkan seacara permanen, tidak bisa
dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
d. Pada setiap sudut-sudut pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) pemborong wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai dengan keadaan
lapangan.

20. Papan Nama Proyek ;


a. Papan nama proyek harus dibuat oleh pemborong dengan ketentuan dan pengarahan dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Peletakan Papan Nama Proyek ditempat yang mudah dilihat oleh umum dan diletakan
pada saat dimulalinya pekerjaan serta harus dicabut kembali pada saat pekerjaan selesai.
c. Ukuran, Warna, Isi Tulisan, dan bentuk akan ditentukan kemudian berdasar arahan dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

21. Pembuatan dan Pembongkaran Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

Spesifikasi Teknis 9
a. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dipasang pada patok kayu semutu meranti
merah ukuran kaso (5/7 cm), yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-
gerakan atau dirubah-rubah, berjarak maksimal 150 cm satu sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu papan semutu meranti, dengan
ukuran tebal 3 cm lebar 20 cm, harus lurus dan diserut pada sisi sebelah atasnya
(waterpass)
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur adalah sama antara satu sama lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi.
e. Selama ataupun setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan pemborong harus
melaporkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Papan bouwplank dijinkan dipasang bila telah dilakukan pembersihan lokasi dari kotoran
dan sampah dan lain sebagainya.
g. Papan bowplank diperbolehkan untuk dibongkar, sesudah dimulai pekerjaan dinding.

22. Direksi Keet Gudang dan Los Kerja.

a. Pemborong harus membuat kantor Direksi/Direksi Keet berukuran minimal 24 m2 atau


atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dengan segala
kelengkapannya atas biaya pemborong, yang minimal terdiri dari ruang-ruang :

1) Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas


2) Site Manager / Ahli dan Staff Pemborong
3) Ruang simpan Peralatan
4) Gudang Material
b. Pembuatan gudang harus sedemikian rupa agar bahan-bahan/material dapat tersimpan
dengan baik dan tidak rusak oleh hujan, panas apabila akan digunakan.
c. Bila dipandang perlu oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, pemborong
harus mendirikan Los Kerja untuk tempat tinggal/tidur sementara para pekerja yang
terlindung dari hujan dan panas matahari.
d. Tata letak layout gudang dan lost kerja harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

23. Pengadaan Listrik dan Air Kerja

Pemborong harus menyediakan alat-alat untuk pengadaan listrik dan air kerja. Pengadaan Listrik
dan Air Kerja harus dikoordinasikan dengan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk
memperoleh keterangan tentang tempat dan lokasi pengadaannya agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan lainnya.

Spesifikasi Teknis 10
24. Jalan Masuk Ketempat Pekerjaan

a. Selama pekerjaan pembangunan berlangsung, pemborong harus menyediakan dan atau


memelihara seluruh jalan sementera atau jalan yang sudah ada yang diperlukan untuk
memasuki lokasi pekerjaan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan, jalan-jalan
tersebut harus disingkirkan/dibersihkan dari kotoran akibat pelaksaan proyek dan
dikembalikan sesuai keadaan semula.
b. Pada Jalan umum yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong diharuskan
untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (lingkungan, pemda, dlsb) agar
diketahui dan disepakati batas-batas kewenangan dan tanggung jawab pemborong terhadap
jalan yang digunakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

25. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan dengan penebasan/


pembabatan yang harus dilaksanakan pada semua belukas/semak, sampah yang tertanam
dalam material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan,
harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan cara-cara yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Semua sisa tanaman ataupun kotoran seperti akar-akar, rumput-rumput dibawah tanah
dasar/permukaan tanah tempat bangunan yang akan dibangun harus dibersihkan dan
kotoran yang ditemukan harus dibuang/dibakar.
c. Bekas bangunan ataupun bangunan yang masih berada pada lokasi pembangunan dengan
persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas harus dibongkar, maka
pemborong harus melakukan pembongkaran sampai bersih agar tidak menghalangi
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
d. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan yang baru. Tanah urug harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan
yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.

Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

26. Pekerjaan Galian Tanah.

a. Pekerjaan penggalian tanah harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan


gambar kerja. pemborong harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada
gambar kerja atau yang ditentukan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas tidak
mengganggu, jika terganggu pemborong harus menggalinya dan atau mengurug kembali
Spesifikasi Teknis 11
dan memadatkan seperti yang telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
b. Semua galian harus dilaksanakan sesuai pada gambar kerja dan RKS yang ditentukan
menurut keperluan atau yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
c. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali dan dibuang
untuk selanjutnya lubang-lubang tadi diisi dengan pasir. terhadap kemungkinan adanya
air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi
harus disediakan pompa air ataupun pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghidari terkumpulnya air.
d. Pemborong harus memperhatikan pengaman terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
dengan membuat lereng yang cukup.
e. Pemborong juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada disekitar lokasi pembangunan, sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu
dan atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
g. Bagian-bagian galian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih,
bebas dari segala kotoran dam memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
h. Bila ditemui suatu alat atau pelayanan dinas (Instalasi umum) yang ada dilapangan dan
hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang diketahui oleh
pemborong ternyata memerlukan perlindungan atau pemindahan, maka pemborong harus
bertanggung jawab dan mengambil langkah untuk menjamin bahwa pekerjaan yang
sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
i. Bila dalam pekerjaan/kegiatan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
pemborong, maka pemborong harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan pemborong atau bentuk lain yang
disepakati Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

27. Pekerjaan Urugan Tanah.

a. Pekerjaan urugan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan urugan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali,
juga seluruh sisa puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan

Spesifikasi Teknis 12
pekerjaan. Dengan biaya menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Bahan yang digunakan untuk tanah urug dari jenis tanah Silty Clay yang bersih tanpa
potongan-potongan bahan –bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah
dimana ukuran dari batu tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
e. Konsultan perencana mengharuskan agar supaya semua urugan tanah hanya terdiri dari
bahan dengan mutu yang terbaik.
f. Semua pekerjaan urugan harus dilaksanakan secara berlapis-lapis dengan ukuran
ketebalan setiap lapisan maksimum 0,50 m. Tiap lapis harus dipadatkan terlebih dahulu
sebelum lapisan berikutnya diurugkan.
g. Daerah urugan atau daerah yang terbangun dan dirug harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor “Vibrator type” yang disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai hasil mencapai kepadatam
maksimum hasil labolatorium.
h. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor : pemborong
harus mengadakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal
1 kali atau setiap jenis tanah yang dijumpai dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang bersifat nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum
dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
i. Penghentian/pengaliran air harus diperhatikan selama pelaksanaan pekerjaan tanah
supaya lahan yang akan dibangun terjamin pengaliran airnya.
j. Kelebihan bahan/material galian harus dibuang oleh pemborong ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
k. Pengujian Mutu Pekerjaan.
l. Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas harus diberi tahu apabila dilakukan
penelitian terhadap kepadatan relatif terhadap yang sebenarnya dilapangan.
m. Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95% terhadap kepadatan maksimum, maka
pemborong harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat
kepadatan yang ditentukan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil
pemeriksaan laboratorium.
n. Penelitian kepadatan dilapangan harus disesuaikan/mengikuti prosedur ASTM D-1557-
70 atau prosedur lain yang disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Semua
biaya untuk pemeriksaan di laboratorium menjadi beban pemborong.

28. Pekerjaan Urugan Pasir.

a. Syarat-syarat bahan
b. Pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas lumpur, bebas tanah lempung.

Spesifikasi Teknis 13
c. Air yang diperlukan untuk penyiraman, digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya serta memenuhi
syarat yang ditentukan oleh NI-3 pasal 10.
d. Apabila dipandang perlu, Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat minta
kepada pemborong, Supaya air yang dipakai untuk keperluan ini, diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya pemborong.

29. Syarat-syarat Pelaksanaan.

a. Bahan pasir urug yang akan digunakan harus mendapat persetujuan pihak Direksi /
Konsultam MK.
1) Pelapisan pasir urug harus dilakukan lapis-demi lapis, didapatkan hingga
mencapai tebal 20 cm, atau seperti yang disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas dari 95% kepadatan maksimum hasil laboratorium,
pemadatan dapat dikerjakan dengan tenaga manusia dengan persyaratan yag
ditentukan dan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.

30. Pekerjaan Lantai Kerja.


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan pekerjaan lantai, pondasi atau pada
seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Persyaratan Bahan
1) Semen portland harus memenuhi NI-8, SII 0013 81 dan ASTM C 150-78A.
2) Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80
3) Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-
75
4) Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal, AFNOR
P18-303 dan NZS-3121/1974
5) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PUBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8)

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.
2) Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dan khusus untuk lantai dasar diperkuat
dengan tulangan wiremesh.

Spesifikasi Teknis 14
3) Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 Cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
4) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi /Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

BAB II
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN TANAH UNTUK LAHAN BANGUNAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian semua "Pekerjaan Tanah" seperti yang tertera pada Gambar Kerja
dan RKS ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut : galian, dan urugan untuk
bangunan seperti yang ditentukan dalam Gambar Kerja maupun oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

2. U m u m
Pekerjaan Tanah yang dimaksud adalah Pembersihan, penebasan atau pembabatan dan persiapan
daerah yang akan dikerjakan sebagai tempat berdirinya bangunan seperti tersebut dibawah ini :

a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Penebasan-


pembabatan harus dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material-
material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau di buang dengan cara-cara yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Semua puing-puing sisa-sisa
tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai
kedalaman 50 Cm dibawah sirtu atau sampai tidak lagi ditemui material lain yang tidak
diperlukan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan

Spesifikasi Teknis 15
yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouw plank) harus dibuat dari kayu
papan setara meranti dengan tebal 3 Cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau kayu dolken
berdiameter 8 -10 Cm jarak antar tiang 2 m. Pemasangan harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sifat datar (waterpass).
d. Seluruh pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh ahli ukur yang berpengalaman
(dengan melampirkan referensi proyek yang pernah ditangani) dan siap untuk
mengadakan pengukuran sesuai dengan permintaan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.

3. Pekerjaan Galian
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat - syarat seperti yang ditentukan dalam Gambar
Kerja. Pelaksana harus menjaga supaya tanah dibawah

dasar elevasi seperti pada Gambar Kerja atau ditentukan oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, tidak terganggu, jika terganggu Pelaksana harus menggalinya dan
atau mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat-syarat yang tertera dalam uraian
dibawah ini.

b. Syarat - Syarat Pelaksanaan :


Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja.

1) Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus
digali keluar dan dibuang, sedangkan lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang waterpass.
2) Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi dan pekerjaan lainnya yang
berhubungan dengan tanah, maka Pelaksana harus menyediakan beberapa
pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
3) Pelaksana harus memperhatikan pengamanan dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara
atau lereng yang cukup.
4) Pelaksana diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat
menjamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan. Kerusakan
pada bangunan lain yang terjadi akibat kelalaian Pelaksana menjadi tanggung

Spesifikasi Teknis 16
jawab Pelaksana.

5) Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu atau menurut Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
mengganggu pekerjaan yang sedang dikerjakan harus segera disingkirkan dari
halaman pekerjaan setiap saat ketempat yang ditentukan oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dengan biaya Pelaksana.
6) Pengangkutan sisa kelebihan tanah galian keluar halaman pekerjaan yang
dilakukan dengan menggunakan kendaraan truck/dump truck atau jenis
kendaraan semacam itu, sebelum keluar kearah jalan raya, roda kendaraan
harus dibersihkan/dicuci/dibebaskan dari tanah yang menempel agar tidak
mengotori jalan raya.
7) Bagian-bagian galian yang akan diurug kembali harus diurug tanah yang
bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug.
8) Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan
harus direparasi/diganti atas tanggungan Pelaksana.
9) Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan
dan hal tersebut tidak tertera pada Gambar Kerja atau dengan cara lain yang
dapat diketahui oleh Pelaksana dan ternyata diperlukan perlindungan atau
pemindahan, Pelaksana harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah
apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut
tidak terganggu.
10) Bila pekerjaan pelayanan dinas terganggu sebagai akibat pekerjaan Pelaksana,
Pelaksana harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pelaksana.

4. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul / penahan beban.

a. Lingkup Pekerjaan.
1) Pekerjaan urugan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat -
alat bantu lainnya yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

2) Pekerjaan urugan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan

Spesifikasi Teknis 17
kembali, juga seluruh sisa-sisa seperti puing-puing, sampah-sampah harus
disingkirkan dari halaman pekerjaan dengan biaya menjadi tanggung jawab
Pelaksana.

b. Bahan-bahan

1) Bila tidak dicantumkan dalam Gambar Kerja detail, maka minimal urugan adalah 10
Cm padat ( setelah disiram, diratakan dan dipadatkan ) dibagian atas urugan dibawah
plat pondasi beton, balok pondasi, beton rabat, pondasi dangkal batukali dan batako)
dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan tanah harus terdiri dari
urugan pasir padat.
2) Dibawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay
yang bersih tanpa potongan - potongan bahan - bahan yang bisa lapuk serta bahan
batuan yang telah dipecah - pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak
boleh lebih besar dari 10 Cm.
3) Pelaksana harus mengajukan bahan urugan yang akan digunakan kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas minimal satu minggu sebelumnya untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Pelaksanaan
pekerjaan urugan tidak dapat dimulai tanpa persetujuan Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Pelaksanaan pengurugan dilakukan secara berlapis-lapis dengan penimbrisan


sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 Cm padat. Lubang-lubang galian yang
terletak digaris bangunan harus diisi dengan tanah urug yang diratakan dan
dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan kering maksimum yang dibuktikan
dengan test laboratorium.
2) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian rupa
hingga dicapai suatu lapisan dengan ketebalan minimal 15 Cm dalam keadaan padat.
Tiap lapis urugan yang dipadatkan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum urugan berikutnya.
3) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor "vibrator type" yang disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak
kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum hasil pemeriksaan dari laboratorium.
4) Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor, Pelaksana
harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum
minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai dilapangan.

Spesifikasi Teknis 18
5) Contoh tanah harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan
kering maksimal dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur
yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
6) Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
7) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana ketempat pembuangan yang
ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

d. Pengujian Mutu Pekerjaan

1) Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian


dilapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang
sebenarnya dilapangan.
2) Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum, maka
Pelaksana harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi
syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum
dilaboratorium.
3) Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-1556-70 atau
prosedur lainnya yang disetujui Direksi. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan semua biaya yang
timbul untuk keperluan ini menjadi beban Pelaksana.
4) Penelitian kepadatan dilapangan tersebut dilaksanakan pada setiap lapisan tanah yang
dipadatkan dan setiap 500 meter persegi dari daerah yang dipadatkan diambil 1 (satu)
contoh) untuk diperiksa dilaboratorium atau ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
5) Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara/prosedur di
bawah ini :
-"Density of soil inplace by san-cone method"
-"Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.204.
-"Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205.
6) Atau dengan cara-cara lain yang dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 19
Pasal 2
PEKERJAAN BEKISTING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan Gambar-gambar konstruksi,
dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaannya.

2. Bahan - bahan

a. Bahan Acuan/Bekisting yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja, pasangan
batako yang tidak diplaster atau kayu, pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain
jenis bahan diluar yang disebutkan diatas bila akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
b. Rangka Acuan/Bekisting yang menggunakan bahan kayu, setara kayu meranti. Ukuran
kayu yang digunakan tergantung dari rencana struktur. Apabila dipandang perlu dengan
mengingat pertimbangan terhadap volume, waktu dan hasil yang dicapai maka dapat
dipergunakan rangka acuan/bekisting yang terbuat dari bahan-bahan yang telah terbentuk
dan siap pakai (scafolding terangkai) ataupun bahan sejenis formwork eks-ferri.
c. Acuan/Bekisting yang terbuat dari bahan multiplek pada umumnya menggunakan
multiplek tebal minimal 16 mm. Khusus untuk beton ekspose Lapisan Acuan/Bekisting
harus dibuat dari bahan Multiplek sejenis Fenofilm dengan ketebalan minimal 18 cm,
dengan permukaan yang dilapisi bahan film, rata dan tidak Cacat.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan

a. Acuan/Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan


bentuk yang nyata dan cukup kuat untuk menampung beban-beban sementara maupun
tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
b. Semua Acuan/Bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya Acuan/Bekisting selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga
harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar
leakage).
c. Susunan Acuan/Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
hingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Pengawas. Penyusunan Acuan/Bekisting harus sedemikian rupa hingga
pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
Spesifikasi Teknis 20
d. Kekuatan penyanggah, silang-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
Acuan/Bekisting harus selalu diperhatikan.
e. Acuan/Bekisting harus menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kelurusan, elevasi
dan posisinya sesuai dengan Gambar Kerja.
f. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari Acuan/Bekisting kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan
g. Kayu Acuan/Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran,
harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
h. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa maupun perlengkapan-perlengkapan lain
yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan bahwa pekerjaan ini jangan sampai
merugikan kekuatan konstruksi (lihat pasal 5.7 ayat 1 PBI 1971).
i. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pelaksana harus meminta persetujuan dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan minimal 2 (dua) hari sebelum
pengecoran Pelaksana harus mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi/
Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
j. Perencanaan Acuan/Bekisting dan konstruksinya harus diperhitungkan untuk dapat
menahan beban-beban tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada
"Recommended Practice for Concrete Formwork" (ACI. 347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap peraturan pembangunan
Pemerintah Daerah setempat.
k. Kayu Acuan/Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan release agent
mud-oil pada permukaan Acuan/Bekisting yang menempel pada permukaan beton.
Berhubung pemakaian release agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton,
maka pemilihan jenis dan penggunaanya harus dilakukan dengan seksama. Untuk itu
Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release agent
tersebut data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
l. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, penempatan form-tie harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
m. Untuk penyetelan Acuan/Bekisting pekerjaan beton di atas pekerjaan beton yang baru
dicor, dibutuhkan waktu minimal 3 (tiga) hari dan penyetelan Acuan/Bekisting tersebut
baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

4. Pembongkaran Acuan/Bekisting

a. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran

Spesifikasi Teknis 21
Acuan/Bekisting dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubus
benda uji yang memberikan kuat desak minimum seperti tercantum dalam daftar sebagai
berikut :

BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR WAKTU MINIMAL PEMBONGKARAN

ACUAN/BEKISTING

Sisi samping Balok dan Kolom 3 Hari

Penyangga Plat Lantai 21 Hari


Penyangga Balok 21 Hari

Kecuali bila pengecoran dicampur dengan bahan Additive sesuai dengan yang ditentukan maka
pada prinsipnya pembongkaran acuan/bekisting dapat dilakukan dan dengan ketentuan sebagai
berikut :

1) Bagian Struktural Sisi Samping : minimal 3 hari setelah pengecoran


2) Bagian Sisi Bawah : minimal 14 hari setelah pengecoran

5. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Acuan/Bekisting dibuka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna.
6. Acuan/Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dibenarkan dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton. Material-material lain yang ada disekitarnya dalam
memindahkannnya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan.
Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Pelaksana menjadi tanggung jawab Pelaksana.
7. Seluruh bahan-bahan bekas Acuan/Bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi
proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
8. Perbaikan-perbaikan pada permukaan beton yang tidak sempurna harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan biaya yang diperlukan untuk perbaikan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana.

Pasal 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan beton sesuai
dengan Gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari
Konsultan Perencana dalam RKS.

Spesifikasi Teknis 22
2. Pedoman Pelaksanaan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, sebagai dasar pelaksanaan
digunakan pedoman sebagai berikut :

a. Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982, NI-3).


b. Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
c. Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961 (NI-5)
d. Peraturan portland cement Indonesia 1972 (NI-8)
e. ASTM C-150 "Spesification for Portland Cement"
f. ASTM C-33 "Standard Spesification for Concreted Aggregates"
g. Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat
h. Peraturan Bangunan Nasional 1978
i. American Society for Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Institute (ACI)

k. Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh


Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Peraturan-peraturan yang diperlukan
supaya disediakan Pelaksana di lokasi.

3. Keahlian dan Pertukangan

a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang yang berpengalaman dan
mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai
mutu sebanding dengan standard yang umum berlaku. Apabila Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas memandang perlu, Pelaksana dapat meminta nasehat-nasehat
dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas
tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton ringan dengan campuran semen : pasir :
koral/split = 1 : 3 : 5 setebal minimal 5 Cm.

4. Bahan-bahan
a. Digunakan portland cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM dan
memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia (Semen Tiga Roda atau setara). Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-
tukar dalam pelaksanaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas. Pertimbangan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
hanya dapat dilakukan dalam keadaan bila tidak terdapat merk semen yang dimaksudkan
maka Pelaksana harus memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen

Spesifikasi Teknis 23
penggantinya berkualitas setara dengan mutu semen tersebut diatas.

b. Aggregate :
i. Kualitas dan gradasi dari aggregate harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971, Aggregate
kasar harus berupa baru pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya yang padat (tidak porous).
ii. Pelaksana harus melakukan percobaan dilaboratorium yang ditunjukkan oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk menentukan susunan gradasi aggregate
tersebut. Untuk menguji kekerasan dari aggregate kasar tersebut digunakan mesin Pengaus
dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 1 % yang ditentukan terhadap berat
kering.
iii. Dimensi maksimum dari aggregate kasar tidak lebih dari 0,3 Cm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan dan
minimum ukuran butirnya 5 mm.
iv. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur tanah lempung dan sebagainya.
v. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering,
apabila kadar lumpur melampui 5 % maka pasir harus dicuci sampai memenuhi syarat
yang ditentukan.
vi. Aggregate yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

5. Air

a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan.
b. Apabila dipandang perlu, Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat meminta
kepada Pelaksana supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana.

6. Besi Beton

a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi
lekatnya pada beton, kecuali ketentuan lain dalam Gambar Kerja, digunakan besi beton
dari jenis BJTD 40 untuk tulangan utama balok dan kolom serta BJTD 30 untuk tulangan
pelat biasa, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja konstruksi.
b. Mutu besi beton yang dipakai adalah :
- diameter > 12 mm - mutu baja : U-39 ulir
- diameter < 12 mm - mutu baja : U-24

Spesifikasi Teknis 24
Jenis besi tersebut diatas harus mempunyai tegangan limit elastis karakteristik sesuai
dengan ang tercantum dalam PBI -2000, khusus untuk U-39 tegangan tarik leleh besi
tidak boleh lebih dari 50 kg/mm
c. Untuk memperoleh jaminan atas kualitas besi beton, maka disamping adanya sertifikat
dari laboratorium, baik pada saat pemesanan maupun secara periodik harus diambil
contoh minimal 2 (dua) buah untuk percobaan stress and strain sebanyak minimal 3 (tia)
kali yaitu pada saat permulaan besi datang, pada saat pencapaian prestasi 35 % dan 50 %.
d. Tetapi bila selama pelaksanaan ditemukan hal-hal yang mencurigakan percobaan stress
and strain harus dilakukan lagi. Percobaan stress and strain dengan satu set percobaan
untuk setiap 10 ton untuk diameter besi <12 mm dan 20 ton untuk diameter besi >16 mm
dengan panjang sample 1 m dan minimal 3 sample yang harus dicoba.
e. Perlengkapan besi beton meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak
tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
f. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi beton yang diminta, maka disimpan
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium yang
ditunjuk oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk melakukan percobaan,
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing 2 (dua)
perlengkapan untuk setiap 20 ons besi. Pengetesan/Pengujian besi beton pada
laboratorium yang disetujui dan ditunjuk oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas atas biaya Pelaksana.

7. Admixture
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan - bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu admixture.
b. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
mengenai hal tersebut dengan keterangan tentang tujuan, data- data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

8. Penyimpanan

a. Pengeringan dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.
b. Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah (utuh), tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada sak, segera setelah diturunkan semen harus disimpan
ditempat yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dari lantai
yang bebas dari tanah.

Spesifikasi Teknis 25
c. Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras) dan tidak boleh ada bagian
yang mulai mengeras. Jika dijumpai semen yang tidak sesuai dengan persyaratan di atas
maka Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas wajib menolak semen yang tidak
memenuhi syarat tersebut dan semen tersebut harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
d. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan kayu dan
bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya yang dapat merusakkan besi beton (minyak dan
lain-lain).
e. Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

9. Certificate Test
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pelaksana diwajibkan memberikan kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas "Certificate Test" dari bahan-bahan besi dan
portland cement dari produsen/pabrik.

10. Bahan Beton Ready Mix


a. Semua beton ready mix harus disuplay dari perusahaan yang telah disetujui dan
disepakati oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Nama dan alamat perusahaan ready mix harus disampaikan untuk mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan bila diperlukan Pelaksana harus dapat
memberikan dan mengatur peninjauan lokasi perusahaan/lokasi tempat ready mix dibuat.
c. Tanpa dilakukan peninjauan pabrik ready mix atau dengan tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, Pelaksana tetap bertanggung jawab
terhadap semua supplay ready mix yang harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam spesifikasinya.
d. Perbandingan berat dari cement, aggregat kasar dan aggregat halus harus terus menerus
dicatat pada betching plant dengan alat timbangan yang sudah di-kalibrasi oleh
lembaga/badan yang berwenang. Pencatatan dari bahan cement, aggregat dan kandungan
air dari setiap truck mixer harus dapat ditunjukkan/diberikan kepada Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas bila diperlukan.
e. Secara periodik harus dilakukan testting untuk menentukan kadar air (moisture content)
dari aggregat untuk menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang perlu
dicampurkan.
f. Beton ready mix harus sudah di-cor pada tempatnya dalam waktu maksimal 2 (dua) jam
dihitung mulai dari keluarnya truck mixer dari plant/pabrik produksi campuran pada saat
dicampurkan dalam truck mixer, kecuali dipakai retarder bisa lebih dari waktu tersebut
diatas atau maksimal 4 (empat) jam.

Spesifikasi Teknis 26
i. Bila ditentukan lain, Pelaksana dapat melakukan pembicaraan khusus dengan Produsen
Ready Mix dan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas menyangkut lama waktu
yang diperlukan oleh Truck Mixer yang mengangkut ready mix menuju ke lokasi
pengecoran pekerjaan ini.
ii. Pelaksana harus dapat menjamin bahwa semua pencatatan adalah benar-benar dilakukan
dengan teliti dan benar di plant dan dibuat untuk semua kegiatan pada saat material/bahan
dicampurkan dan air ditambahkan. Pencatatan waktu ini hendaknya disertakan pada bon
pengiriman bersama dengan truck mixer yang ditandatangani oleh penanggung jawab
plant.
iii. Waktu kedatangan truck mixer ke lokasi pengecoran harus dicatat dan disimpan dalam
log-book yang antara lain juga memuat :

1. Waktu Kedatangan Truck Mixer


2. Waktu Pencampuran material dan penambahan air
3. Waktu Pengecoran
4. Data Nomor dan kode truck mixer dan nama plant/pabrik ready mix-nya
5. Lokasi Pengecoran
6. Pengambilan jumlah test kubus
7. Slump

iv. Pelaksana bertanggung jawab terhadap semua hasil pengecoran dengan menggunakan
ready mix. Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta ganti
pabrik/plant ready mix selama pelaksanaan pekerjaan bila nyata-nyata syarat-syarat dari
yang ditentukan diatas tidak dapat terpenuhi.

11. Kualitas Beton

a. Kecuali ditentukan lain sesuai dalam Gambar Kerja, kualitas yang akan dipakai dalam
pekerjaan ini adalah beton :
i. F’c = 21.7MPa untuk kolom praktis,
ii. F’c = 26.4MPa untuk beton struktur utama. Atau
dalam istilah lain setara dengan :
iii. K - 300 untuk Struktur, list plank dan plat dak, plat lantai atas, ring balok, tangga, beton
poer, balok anak, kolom, balok induk, sloof.
iv. Evaluasi ketentuan karakteristik ini menggunakan ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
b. Pelaksana harus memberikan/membuat kwalitas beton dengan memperhatikan data-data
pelaksanaan sesuai petunjuk MK.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam
pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971 Mengingat bahwa Wc factor yang sesuai disini adalah sekitar
0,52-0,55, maka pemasukan bahan adukan + kendala cetakan benda uji dilakukan

Spesifikasi Teknis 27
menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa
pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga
dengan cepat-cepat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah
benda uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
d. Pelaksana harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton tersebut dan harus
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus
disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5 (lima).
e. Selama pelaksanaan harus ada penguji slump, minimal 5 Cm dan maksimal
12m. Cara pengujian slump adalah sebagi berikut :
1) Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting).
2) Cetakan beton ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton.
3) Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
4) Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 15 mm
panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
5) Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
6) Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang dibawahnya
setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slumpnya).
f. Jumlah semen minimal 340 Kg per m3 beton. Khusus pada atap, luifel, konsol dan pada
daerah kamar mandi dan WC, daerah talang beton, jumlah minimum tersebut dinaikkan
menjadi 375 Kg/m3 beton.
g. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan disetujui
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas atas biaya Pelaksana.
h. Perawatan kubus percobaan tersebut didasari pasir dalam kondisi basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
3,7,14,21,28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari prosentase
kekuatan yang diminta pada 28 hari,untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI-1971.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
adukan masuk ke dalam mixer.
k. Penuangan beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen beton.
l. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
m. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pelaksana harus memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru dapat
dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Pengawas wajib memeriksa pembesian yang terpasang pada daerah yang
akan dicor.

Spesifikasi Teknis 28
n. Diluar uraian diatas terhadap tempat atau bagian lain dari pekerjaan yang memerlukan
penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (mis: beton rabat) dapat dipakai
campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan dicor berdasar ketentuan PUBB
(NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).

6. Siar-siar Kontruksi dan Pembongkaran Acuan/Bekisting

a. Penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja, harus
mengikuti pasal 6.5 PBI-1971. Siar-siar tersebut permukaannya harus dikasarkan dan harus
dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.
b. Letak siar-siar tersebut harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka penggecoran
berikutnya untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali dalam
waktu 24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas.
c. Pembongkaran Acuan/Bekisting sepanjang tidak ditentukan lain dalam Gambar Kerja harus
mengikuti pasal 5.8 PBI-1971. Pembongkaran Acuan/Bekisting baru dilakukan apabila bagian
konstruksi dengan sistem Acuan/Bekisting yang masih ada telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja padanya.
Kekuatan ini harus ditunjukkan dengan pemeriksaan benda uji laboraturium dan dengan
perhitungan-perhitungan yang harus disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
d. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akan bekerja beban-beban yang lebih besar dari beton
rencana atau terjadi keadaan yang lebih membahayakan dari pada yang diperhitungkan, serta
pengaruh cuaca yang tidak memungkinkan maka dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat
dibongkar selama keadaan tersebut terus berlangsung.
e. Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom- kolom penunjangnya telah
dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata hasil pengecorannya baik.

7. Bending Schedule dan Pergantian Besi


a. Pelaksana harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada Gambar Kerja. Sebelum dilakukan pemotongan besi beton,
maka Pelaksana harus membuat "Bending Schedule" (rencana pembengkokan
tulangan) untuk diajukan dan dimintakan persetujuan dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pelaksana atau menurut pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada, maka :

Spesifikasi Teknis 29
1. Pelaksana dapat menambahkan ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam Gambar Kerja. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencana konstruksi untuk informasi.
2. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pelaksana sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari perencana konstruksi.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalan/arah pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
perencanaan konstruksi.
c. Jika Pelaksana tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Gambar Kerja, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
d. Jumlah besi per-satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas)
e. Pergantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian penggetar.
f. Toleransi Besi

VARIASI DALAM
DIAMETER, UKURAN SISI BERAT TOLERANSI
YANG
(Jarak Antara Dua Diameter DIPERBOLEHKAN
Permukaan Yang Berlawanan)

Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm


10 mm sampai 16 mm ±5% ± 0,4 mm
(tapi tidak termasuk diameter 16
mm)
16 mm sampai 28 mm ±4% ± 0,3
(tapi tidak termasuk diameter 28
mm)

8. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
terlalu cepat.
b. Harus diperhatikan pula perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.

Spesifikasi Teknis 30
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan antara lain dengan cara menutupinya menggunakan
karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan
dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
d. Khusus untuk pelat lantai yang akan diberi lapisan waterproofing pembasahan
terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh Pelaksana sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
e. Pada hari - hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak
boleh diganggu.
f. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras
sebagi tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut
bahan-bahan yang berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah pengecoran selesai,
baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat Acuan/Bekisting
lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan
tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
g. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanasan
atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai
setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.

9. Tanggung Jawab Pelaksana

a. Pelaksana bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan


ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan Gambar Kerja yang diberikan.
b. Dengan tanpa diminta, apabila ternyata ditemukan bahwa hasil pengecoran
mengalami cacat, tidak sesuai dengan perencanaan, gagal pengecoran, maka
secara langsung Pelaksana melakukan perbaikan dan penyempurnaan yang
hasilnya dipertanggungjawabkan dengan disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
c. Akibat yang timbul dari ketidak sempurnaan pengecoran merupakan tanggung
jawab prinsip Pelaksana.

10. Perbaikan Permukaan Beton


Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan merupakan hasil akhir (final/ekspose) yang
tidak mengalami finishing arsitektur sehingga tidak akan ada pekerjaan plasteran baik untuk

Spesifikasi Teknis 31
balok, kolom, dan pelat lantai. Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengecoran sehingga
terjadi keropos dan lain-lain maka harus dilakukan hal-hal berikut ini :

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan menggunakan


campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan Acuan/Bekisting
dan hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dan
sepengetahuan Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Jika ketidak-sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan (pengecoran)
kembali atas biaya Pelaksana.
c. Ketidak-sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos berlubang, tonjolan dan lain-lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

11. Bagian - bagian Yang Tertanam Dalam Beton

a. Pasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Dipergunakan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.

12. Hal-hal Lain (Miscellaneous Items)

a. Isi lubang - lubang dan bukaan - bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuatkan bantalan beton untuk pondasi
alat-alat mekanik dan elektronik dengan ukuran, rencana dan tempatnya
berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150 cm.
Dipasang sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan pada
tulangan pelat atau balok.

13. Pembersihan
Jangan dibiarkan puing - puing, sampah dan kotoran hasil pekerjaan tertimbun.

Pembersihan harus dilakukan setiap sore secara baik dan teratur.

14. Contoh Yang Harus Disediakan

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana harus memberikan contoh material, split,


pasir, besi beton, wiremesh, semen untuk mendapatkan persetujuan Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis 32
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas akan
dipakai sebagai pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Pelaksana kelapangan.
c. Pelaksana diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh ditempat yang
disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

15. Pertemuan Dinding


a. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diadakan penjangkaran (anchorage)
dengan jarak antara 75 cm, panjang jangkar minimum 60 cm dimana bagian yang
tertanam dalam beton 30 cm dan yang tertanam dalam dinding 30 cm dan berdiameter 8
mm.
b. Tiap luas dinding yang lebih besar dari 8 meter persegi harus diberi kolom praktis/ring
balok minimal ukuran 15 cm x 15 cm dengan tulangan sengkang berdiameter 6 mm jarak
29 cm.
c. Untuk railing tangga, listplank dan dinding lainnya yang tigginya kurang dari 3,00 meter
harus diberi kolom praktis seperti angka 2 setiap jarak 3,00 meter dan pada bagian atasnya
diberikan ring balok sebagai pengikat, ukuran dan tulangan seperti kolom praktis dan ring.

16. Sparing Conduit dan Pipa-pipa


a. Letak dari sparing harus tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai Gambar Kerja pelaksanaan dan bila tidak
ada dalam Gambar Kerja, maka Pelaksana harus mengusulkan dan minta persetujuan dari
Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit dll) berpotongan dengan tulangan besi, maka besi tidak
boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

Pasal 4

PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan peralatan dan
alat - alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini sesuai dengan Gambar Kerja,

Spesifikasi Teknis 33
memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

Bagian yang menggunaan water proofing ialah :


a. Lantai kamar mandi dan WC
b. Dinding kamar mandi dan WC setinggi 30 cm
c. Plat dak selasar dan teras
d. Tempat bak air (ground water tank) dan Roof tank
e. Tempat-tempat lain yang nyata-nyata mempunyai resiko kebocoran yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
f. Jenis bahan water proofing yang digunakan adalah type sebagai berikut :
Water proofing type coating water base (setara Aquaseal/Hydrocap Prod.
Anti hydro USA).
g. Untuk bagian bangunan yang belum tersebut dalam uraian diatas sesuai
dengan kegunaannya harus menggunakan salah satu dari type water
proofing di atas.

2. Persyaratan Bahan
a. Persyaratan Standard Mutu bahan
Standard dari bahan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standard lainnya seperti NI-3,
ASTME TAPP I 803 dan 407. Pemborong tidak dibenarkan merubah standard dengan cara
apapun tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

b. Bahan
Bahan kedap air yang digunakan harus memenuhi persyaratan bahan berikut ini :
Water proofing type Coating Water Base :
i. Terbuat dari emulsi elastomer sintetis, berbentuk cairan kental
ii. Harus melekat baik dengan beton maupun dengan plasteran untuk dinding bata
iii. Kedap air, elastis, tidak leleh oleh air panas
iv. Tahan terhadap lumut dan tumbuhan sejenis yang berarti merusak.
c. Pengujian.
i. Pemborong wajib mengadakan test/uji bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, atas biaya Pemborong
baik mengenai komposisi, konstruksi dan hasil yang ditimbulkannya.
Pemborong/supplyer harus menunjukkan surat rekomendasi dari lembaga resmi
yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
ii. Pada waktu penyerahan, Pemborong harus memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama
10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi, jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik pemasang

Spesifikasi Teknis 34
(ampplicator) untuk mutu pemasangannya.
iii. Pemborong wajib melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di
atas permukaan yang telah diberi lapisan selama 3 x 24 jam terus-menerus dan
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
iv. Pengujian baru dapat dianggap selesai setelah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

d. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

i. Bahan yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus dalam keadaan baik dan
tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
ii. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
iii. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan harus ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
iv. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas wajib menolaknya.
v. Bahan-bahan yang karena sesuatu hal ternyata tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi/ Konsultan


MK/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan yang tidak memenuhi
persyaratan harus diganti dengan bahan yang memenuhi persyaratan.
b. Jika dipandang perlu dapat diadakan penukaran/penggantian dengan bahan - bahan
pengganti yang memenuhi persyaratan dan bahan pengganti tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dapat mengganggu pekerjaan ini. Selanjutnya baru
dapat dilakukan apabila telah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran sesuai Gambar Kerja.
d. Cara-cara pelaksanaan, dengan memperhatikan petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan,serta atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
e. Bila ada perubahan dalam hal apapun antara Gambar Kerja, RKS danlainnya, Pemborong
harus melaporkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat

Spesifikasi Teknis 35
dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Untuk melaksanakan pekerjaan ini Pemborong harus menempatkan tenaga ahli ditempat
pekerjaan pada saat pekerjaan tersebut sedang berlangsung. Sehingga dapat cepat
mengatasi segala masalah teknis yang timbul.
g. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas kesempurnaan pekerjaannya walaupun
telah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
sampai dengan berakhirnya masa garansi.

4. Gambar Detail Pelaksanaan

a. Pemborong wajib membuat shop drawing (Gambar detail pelaksanaan) berdasrkan pada
Gambar Kerja dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan dan
pada daerah-daerah yang menurut Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas perlu.
b. Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja pelaksanaan/dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, jenis bahan, cara pemasangan dan persyaratan khusus yang belum
tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja pelaksanaan/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik
d. Shop drawing harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
minimal 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk dipelajari oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
e. Pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah shop drawing disetujui oleh Direksi/
Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

5. Contoh

a. Pemborong wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari
pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh pabrik.
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai
merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
c. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merek yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan akan di informasikan
kepada Pemborong paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.
d. Bilamana dianggap perlu oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, maka
Pemborong wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai tanpa adanya biaya

Spesifikasi Teknis 36
tambahan untuk hal itu.
6. Cara Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak memberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan
"methode pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan
Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung
dengan matahari (plat atap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam Gambar Kerja
pelaksanan atau RKS struktur, maka dibagian atas dari lembar water proofing ini harus
diberi lapisan pelindung berupa adukan semen : pasir = 1 : 4, dengan tebal 5 Cm, dengan
kemiringan 0,50 %. Lapisan pelindung ini dapat berupa screed dengan tulangan susut
M4.

7. Syarat Pengamanan Pekerjaan

a. Pemborong wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap pemasangan


yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
b. Kalau terdapat kerusakan yang disebabkan karena kelalaian Pemborong, baik pada waktu
pekerjaan ini dilakukan/mengganti bagian yang rusak tersebut memperbaiki/mengganti
bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan dapat diterima Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan baja mencakup penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan
ini sesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Lingkup pekerjaan baja seperti yang tercantum dalam gambar kerja atau yang dinyatakan
sebagai struktur baja termasuk bagian-bagian pekerjaan yang menurut sifatnya
menggunakan baja, seperti rangka atap, kolom, balok, railing, Kusen, Daun Pintu dan
tralis.
c. Dalam meelaksanakan pekerjaan baja Pemborong harus membuat gambar kerja (Shop
Drawing) yang mencakup gambar rencana dan detail-detail pemasangan, penyambungan,
lubang baut, las, pengaku, ukuran-ukurannya dan lain-lain yang secara teknis nyata-nyata
diperlukan terutama menyangkut pabrikasi dan pemasangannya.
Spesifikasi Teknis 37
d. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan Peraturan Perencanaan
Bangunan Baja Indonesia 1983.

2. Persyaratan Bahan

a. Baja profil dan pipa sesuai dengan Fe-360 atau BJ-37 menurut PPBBI atau ASTM A-36,
dengan tegangan leleh sebesar 2400 kg/cm
b. Baut baja biasa sesuai ASTM A307
c. Baut baja tegangan tinggi sesuai ASTM A-325 F (High Strenght Friction Grip).
d. Elektroda las mengikuti AWS E-60XX atau mutu lebih tinggi.
e. Angkur baut minimal setara baja ST-41.

2. Pabrikasi
a. Umum
1) Tenaga yang ditugaskan harus tenaga yang ahli dibidangnya dan melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai petunjuk dan ketentuan Direksi/KonsultanMK.
Pekerjaan menekankan pada ketelitian yang amat diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh bagian dapat bersesuaian dengan bagian lainnya pada waktu pemasangan.
2) Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas mempunyai kewenangan sepenuhnya
untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satupun pekerjaan
dapat dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan diteliti serta
disetujui oleh Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3) Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi
seperti yang ditetapkan akan ditolak dan harus segera diperbaiki.
4) Pelaksana pabrikasi harus menyediakan alat-alat perancah dan sebagainya yang
diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
5) Pelaksana pabrikasi harus memperkenalkan pelaksana montase untuk sewaktu-waktu
memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan mengenai cara-cara yang
berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat pekerjaan. Pelaksana montase
tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi mengenai cara
penyelenggaraan pabrikasi.

b. Pola pengukuran
c.
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Pemborong Pabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari
pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 250C.

Spesifikasi Teknis 38
d. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya,
semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus
diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.
e. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang
yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
f. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda.

Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal
6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.
g. Pekerjaan Las
1) Pekerjaan las harus dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan langsung
seseorang yang menurut Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas mempunyai
pengalaman yang sesuai dengan pekerjaan Las.
2) Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan,
jenis dan ukuran serta kekuatan arus listrik harus diajukan Pemborong untuk
mendapatkan persetujuan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan Las listrik dilaksanakan.
3) Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan,
harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dan tidak dibuat penyimpangan
tanpa persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
4) Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat,
karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.
h. Mengebor
1. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua
pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka
lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
2. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah
mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas
bila perlu.
3. Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang
tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan.
4. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal
elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan
kemudian pada saat montase percobaan.

Spesifikasi Teknis 39
4.Montase di bengkel (Montase Percobaan)
a. Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada bengkel
pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh Direksi/ Konsultan
MK/Konsultan Pengawas mengenai alignment ketepatannya diseluruh bagian dan sambungan.
b. Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase bersama-sama
pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakannya, gelagar melintang
dan seluruh batang-batang penguat.
c. Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang
disetujui seperti wartel, jack, baut-baut.
d. Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada
posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

5.Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir.

a. Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan


Pengawas, tetapi belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan
cat). Cat dari dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sama.
b. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu, oleh Pemborong
Pabrikasi diberikan dengan Cuma-Cuma kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan
Pemborong Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman pekerjaan baja itu.

6. Pengecetan di Bengkel.
a. Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari
seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagianyang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan
penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cara lain yang disetujui.
b. Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahan-bahan dasar
dengan suatu lapisan menie atau bahan-bahan pelindung lainnya sesuai yg disyaratkan.

7. Penyerahan untuk Pemasangan Akhir (Montase Lapangan)

a. Penyediaan Baut-baut
1) Pemborong Pabrikasi harus menyediakan jumlah yang cukup dari mur-mur, baut-
baut, cincin baut dan sebagainya, yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
dilapangan dengan tambahan 5% untuk setiap ukuran baut mur dan cincin baut .
2) Pemborong Pabrikasi harus juga menyediakan baut stel lengkap dengan mur serta
cincinnya sebanyak 50% dari jumlah keseluruhan dari baut baja keras yang
diperlukan dilapangan untuk satu bentang.

Spesifikasi Teknis 40
3) Pada saat pengiriman, Pemborong Pabrikasi akan menyerahkan seluruh baut-baut
kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan Pemborong Montase, serta
memberitahukan letaknya dalam pekerjaan ini.

i. Baut, Mur, Cincin Baut (selain dari baja keras)


1) Semua baut dan mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat,
konsentris, dan siku dengan batangnya, dengan kepala serta mur yang hexagonal
(kecuali bila jenis kepala yang lain disyaratkan pada gambar rencana)
2) Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila dipakai baur pas, diameternya harus seperti
diameter yang tertera pada gambar kerja dan harus dikelompokkan dengan cermat
sesuai baut dengan ukuran 1,50 mm lebih besar dari diameter baut.
3) Baut stel haruslah baut hitam yang 1,50 mm lebih kecil dari diameter lubang dimana
digunakan.

j. Baut baja keras, mur dan Cincin


Baut baja keras, mur dan cincin baut, bila disyaratkan untuk disediakan oleh Pemborong
montase untuk digunakan harus dengan ukuran-ukuran seperti yang tertera pada gambar
rencana

k. Transport dan Handling


Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum penyerahan, untuk menjamin
terlindungnya dari kerusakkan, maka perhatian khusus diperlukan dalam pengepakan serta
cara perkuatan pada saat transport, handling dan montase percobaan pekerjaan besi itu.

l. Penyerahan, Penerimaan, dan Menjaga Pekerjaan ini

1. Pemborong Pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua kerusakkan sampai diserahkan dan diterima baik oleh Pemborong Montase.
2. Pemborong Montse akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau ditempat
penyerahan lain seperti disyaratkan dan akan membongkar, mentrasport ketempat pekerjaan bila
perlu dan menyimpannya dengan aman bebas dari kerusakan-kerusakan hingga akhirnya
terpasang.
3. Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi, Pemborong Montase menyampaikan kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, setiap kehilangan atau ketidak cocokan dari barang-
barang besi itu dan akan melaporkan juga secara setiap kerusakan serta cacat karena bila tidak
melakukan demikian, maka Pemborong Montase harus memperbaiki setiap kerusakan serta cacat
yang terjadi sebelum dan sesudah penyerahan atas biayanya sendiri.
8. Pemasangan (Erection)

Spesifikasi Teknis 41
a. Umum.

i. Pemborong Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang


diperlukan dan mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling
dan atau baut dan atau las. Seluruh pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum
cara, alat dansebagainya yang akan digunakan mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan harus dikerjakan
secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
ii. Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut, dan
digunakan untuk membawa bagian-bagian pada posisinya yang tepat seperti
disyaratkan.
iii. Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu
material tidak diperkenankan.
iv. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase
serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan penggunakan
drift secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
v. Koppel dan sambungan lapangan, lubang-lubangnya diisi dengan pendrift dan
baut pembantu sebanyak 50% sebelum dikeling atau dibaut secara permanen.
vi. Pada pemasangan dan pengepasan ini, sekurang-kurangnya dua lubang pada tiap
kelompoknya diisi paralel drift bila mungkin dan sekurang-kurangnya 40% dari
lubang-lubang diisi baut.
vii. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu kelompok dikeling
atau dibaut dengan permanent sbelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).

b. Drift Baut Stel dan sebagainya.

i. Pemborong Montase harus menyediakan semua paralel drift montase yang


mungkin dari tempat pekerjaan setelah selesainya pekerjaan atas biaya sendiri.

ii. Setelah selesai pekerjaan, semua baut stel, baut dan sebagainya yang berlebihan,
akan diserahkan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas atas biaya
Pemborong Montase.

c. Drift Paralel untuk Montase


Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal material yang akan
dilalui oleh drift itu ditambah satu kali diameter drift itu.

Spesifikasi Teknis 42
d. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.
1.Pemasangan
i. Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai
bagian serta pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
ii. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada
setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.
iii. Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuaah
dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin
baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
iv. Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga
selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas atau wakilnya.
v. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as
lubang.
vi. Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan
cincin baut yang miring(taperd)
vii. Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm
viii. Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan
pada sambungan.

2. Mengencangkan Baut
ix. Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci-kunci
yang digerakkan mesin.
x. Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui dan dapat menunjukkan bila
tercapai torque yang disyaratkan.
xi. Kunsi pas harus sering diperiksa dan harus disesuaikan untuk mencapai tegangan
atau torque yang disyaratkan atau seperti yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

3.Tegangan yang perlu pada baut

xii. Tabel berikut memberikan tegangan yang perlu dicapai pada baut baja keras
dengan berbagai-bagian diameter yang digunakan pada pekerjaan. Nilai-nilai ini
diperoleh sebagai berikut :
- Kolom (2) menyatakan tegangan yang diperlukan pada masing-masing baut yang
dipasang pada pekerjaan, disyaratkan sebagai 85% dari beban percobaan yang
patah pada baut-baut.

Spesifikasi Teknis 43
- Kolom (3) dan (4) adalah kolom (2) ditambah 15% dan dinyatakan tegangan
yang harus dicapai dengan pemeriksaan kalibrasi dari impact mekanis atau kunci
pas yang lain, speling sebesar 15% untuk teknik bermacam-macam haruslah
dengan permintaan
- Kolom (5) adalah angka kira-kira untuk torque yang diperlukan untuk
menggerakkan mur terhadap tegangan pada kolom (2),

diperkirakan sebagai berikut :


Torque = 0.0175 x diameter baut x tegangan baut
(lbs.ft) (inches) (lbs)

Diameter 80% dari Beban kaliberasi Torque


Baut beban
percobaan
(1) (2) (3) (4) (5)
In Lbs Lbs Tons Lb.ft

3/4 24.000 27.450 12.29 325


7/8 30.300 34.960 15.61 456
1 39.900 45.880 20.48 700
11/8 47.650 54.800 24.46 940

xiii. Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase dan


Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas akan melakukan test pengecekan
torque di lapangan.
xiv. Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perlu
diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga
mencapai tegangan yang diperlukan.

e. Pengecatan Baja

Umum
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan.

Cat lapangan terdiri dari :

Spesifikasi Teknis 44
1. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat bengkel, yang telah rusak pada transport atau pemasangan pada
bidang-bidang lain dimana cat dasarnya telah rusak.
2. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan dalam
“pengecatan di bengkel” pada bidang-bidang yang tertera pada 1 diatas.
3. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu,
untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.
f. Pembersihan

1. Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan


dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar
menjadi logam yang bersih, dengan menyingkurkan seluruh gemuk, olie,
karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya.
2. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus
ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan,
sebelum terjadi oksidasi.

g. Pengecatan

1. Cat dapat digunakan dengan kwas tangan yang disetujui atau dengan
cara yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
2. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau
berdebu atau pada cuaca lain yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-
tindakan seperlunya yang sesuai dengan pendapat Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas
3. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan
berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah
mengering.
4. Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali
atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas.
5. Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas) harus disapu dengan kuas pada permukaan
baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-lekuk
dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik.
6. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi
dengan cat yang tebal, atau bila diperintahkan oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, dengan menggunakan semen kedap air atau
bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
7. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata, pemakaian
cat yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

Spesifikasi Teknis 45
Pasal 6
PEKERJAAN STRUKTUR PANCANG

A. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

1. Permukaan Lapangan
Kontraktor supaya memperhitungkan apapun yang diperlukan untuk meratakan tanah untuk jalan
masuk maupun untuk dapat bekerjanya piling rig. Level piling dapat diasumsikan seperti yang
tertera di gambar struktur.

2. As-as Kolom dan Pile


Kontraktor supaya menentukan as-as kolom maupun pile dengan teliti dan di bawah pengawsan
Tenaga Ahli dari Konsultan MK/Pengawas.

3. Penyelidikan Lapangan
a. Sebelum mengajukan penawaran, Kontraktor dianggap telah mengunjungi dan
mempelajari keadaan lapangan sebaik-baiknya, termasuk yang tidak disebutkan secara
khusus dalam gambar-gambar struktur
b. Jika Kontraktor ingin melakukan penyelidikan tambahan yang menyangkut galian,
sondir, boring, dan sebagainya sebelum mengajukan penawaran, hal ini dapat dilakukan
atas biaya sendiri.

4. Pembayaran Pile

a. Panjang pile yang dibayar adalah panjang terangkat dari tiang pancang yang
bersangkutan sedangkan ongkos pancang yng dibayarkan adalah panjang cut of level ke
penetrasi maksimum dari ujung pilling, kecuali bila dinyatakan lain. Panjang pile rata-
rata telah diasumsikan berdasarkan data-data penyelidikan tanah yang sudah ada, tidak
mengikat (unit price).
b. Pembayaran akan dilakukan berdasarkan panjang pile seperti disebutkan diatas
dikalikan dengan harga satuan. Dalam harga satuan ini sudah termasuk material yang
terbuang, pembersihan lapangan dari material yang tertinggal, sambungan-sambungan,
pengangkatan, pemancangan, mesin-mesin dan peralatan serta segala sesuatu yang
diperlukan untuk memasang pile pada posisi permanennya yang terakhir.

5. Peralatan dan Tenaga Kerja


a. Semua kerangka, peralatan, pengangkatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasang pile pada posisinya yang permanen menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Spesifikasi Teknis 46
b. Sebelum memulai di lapangan dengan pekerjaan pilling yang sesungguhnya, Kontraktor
supaya memberikan detail lengkap mengenai program kerja, jumlah dan tipe peralatan,
organisasi dan personalia dilapangan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
c. Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas berhak meminta penggantian
peralatan dan personalia bilamana hal ini dianggap tidak cocok.

6. Daya Dukung Pile

a. Dalam spesifikasi ini, daya dukung berarti beban pada pile yang disebabkan oleh berat
sendiri bangunan dan beban hidup sesuai dengan yang direncanakan.
b. Daya dukung pile ukuran sesuai dengan gambar perencanaan.

7. Test Pile

a. Test Pile Pendahuluan adalah pile yang diinstalasikan sebelum pile-pile sesungguhnya
dengan maksud mengetes baik sistem maupun detail-detail pile yang diajukan cukup
memuaskan ditinjau dari segi Daya Dukung dan Penurunan. Dalam proyek ini test
pendahuluan tidak disyaratkan.
b. Test Pile sesungguhnya adalah pile yang diinstalasikan sebagai bagian dari pondasi dan
ditest untuk mengetahui apakah kwalitas bahan-bahan maupun pelaksanaan cukup baik.

8. Methoda Pengetesan Pile

a. Load Test dapat dilaksanakan minimal dengan Pengujian Dinamis metoda PDA (Pile
Driving Analiyzer) Sesuai ASTM 4945-96. Hasil test harus dianalisa dengan Metoda
CAPWAP.
b. Pelaksana Test PDA harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana /Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas.

9. Instalasi Pile

Pile harus diinstalasi tepat pada posisinya maupun levelnya. Pile yang tidak tepat tempatnya tidak
boleh secara paksa diperbaiki pada posisi yang seharusnya.

10.Posisi Pile
a. Posisi pile adalah pada lokasi seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
Kontraktor bertanggung jawab untuk posisi pile yang tepat, levelnya dan kelurusannya
dan untuk semua peralatan yang diperlukan. Pengukuran-pengukuran di lapangan harus
dilakukan oleh ahli Surveyor sebelum dan sesudah pekerjaan pilling.

Spesifikasi Teknis 47
b. Frame pile harus di-lot dengan teliti sebelum memancang atau mem-bor pile. Deviasi
maximum yang diizinkan untuk setiap pile adalah 75 mm dalam arah horisontal dan 1:
100 dalam arah vertikal.
c. Pile yang tidak benar posisi atau kelurusannya tidak boleh diperbaiki dengan cara paksa.
d. Instalasi pile harus sedemikian sehingga tidak mengganggu pile-pile disekitarnya yang
sudah ada.

11.Rintangan-Rintangan

a. Bila terdapat rintangan-rintangan di bawah tanah yang tidak diharapkan seperti pondasi
lama, dinding dan sebagainya yang sangat menggangu kemajuan pekerjaan piling, maka
Kontraktor supaya segera memberitahukan Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
b. Rintangan-rintangan permukaan, yaitu rintangan-rintangan yang ada pada kedalaman
yang tidak lebih dari 3 meter dari permukaan tanah, harus dibersihkan dan dibongkar
oleh Kontraktor atas tanggungannya.
c. Lubang boran yang ditinggalkan karena rintangan sebagaimana disebutkan diatas tidak
merupakan kerja tambah atau kurang dan harus diisi kembali dengan tanah, pasir atau
puing-puing sebagaimana diinstruksikan. Penambahan pile akibat lubang boran yang
ditinggalkan akan merupakan kerja tambah.

12. Pile Rusak


Bila Konsultan Pengawas berpendapat bahwa sebuah pile cacat pada waktu pengecoran,
pemancangan ataupun testing sehingga nilai strukturnya diragukan dengan beberapa pile yang
mempunyai effect struktur yang minimum sama dengan yang digantikan atas biaya Kontraktor.

13. Pile Cacat


Pile cacat ataupun keluar dari posisi yang direncanakan harus diganti oleh 1 (satu) atau lebih pile
seperti diinstruksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas atas biaya Kontraktor.

14. Gagalnya Test Pile yang Sesungguhnya


Bila satu pile atau lebih gagal memenuhi persyaratan test pile, Kontraktor harus melakukan test
pile tambahan sesuai instruksi Konsultan Manajemen Konstruksi. Pekerjaan tambah akibat
gagalnya test pile, yaitu kemungkinan ditambahnya pile menjadi tanggung jawab Kontraktor.

15. Kepala Pile

a. Pemotongan kepala pile pada cut-off level dan pengecoran pile cap akan dilaksanakan
oleh Kontraktor Utama.

Spesifikasi Teknis 48
b. Kelebihan panjang pile harus dibuang atau dimanfaatkan sebagaimana diinstruksikan
oleh Konsultan Pengawas.

16. Posisi Pile Akhir


Setelah selesainya pekerjaan pilling, Kontraktor harus mensurvey kembali lokasi pile dan
mencatat seberapa jauh deviasi baik secara horisontal maupun secara vertikal terhadap posisi
yang sesungguhnya. Survey kembali ini dilakukan bersama-sama dengan Kontraktor Utama dan
disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.

17. Instalasi Mekanikal & Elektrikal (M & E) Bawah Tanah


a. Kontraktor bertanggung jawab atas semua klaim yang mungkin timbul karena kerusakan-
kerusakan instalasi M & E bawah tanah, bilamana instalasi tersebut sudah tertera dalam
gambar.
b. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga bangunan dan
pondasi bangunan tetangga tidak terganggu atau rusak.

18. Garansi
Garansi selama 6 (enam) bulan setelah selesainya pekerjaan bangunan diperlukan untuk sistem
piling yang ditawarkan oleh Kontaktor.

19. Data Pilling


Data lengkap dari tiap-tiap pilling meliputi instalasi pile, set, contoh-contoh tanah dan sebagainya
sebagaimana diminta oleh Konsultan Manajemen Konsruksi/Konsultan Pengawas supaya
dilengkapi dalam waktu 2 x 24 jam setelah instalasi pile yang bersangkutan selesai.

20. Naiknya Muka Tanah


Begitu sebuah pile selesai diinstalasi, maka data penurunan level kepala pile supaya dimonitor.
Bilamana seluruh pile dari sebuah kelompok pile selesai, maka kepala pile yang naik agar
diperbaiki sesuai instruksi Konsultan Pengawas.

21. Permukaan Tanah


Sudah termasuk harga borongan adalah semua pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
meratakan muka tanah seperlunya sehingga peralatan dapat bergerak dengan lancar selama masa
pelaksanaan piling.

22. Persetujuan Posisi Pile


Posisi pile akan dicek oleh Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung dan persetujuan
akhir akan diberikan dalam waktu 3 (tiga) hari setelah data posisi pile akhir diberikan oleh
Kontraktor. Peralatan tidak boleh dikeluarkan dari lapangan tanpa persetujuan tertulis dari

Spesifikasi Teknis 49
Konsultan Pengawas.

B. PEKERJAAN PEMANCANGAN

1. UMUM
Pelaksana harus menyediakan seluruh tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan lain-lainya yang
diperlukan untuk menyiapkan dan memancang tiang beton bertulang, sebagaimana tercantum
dalam gambar dan disyaratkan menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat syarat) ini.

2. GAMBAR KERJA
a. Pelaksana harus menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan rencana detail
tiang, meliputi panjang tiang, ukuran penampang melintang, detail ujung tiang,
penulangan, detail beugel dan alat pengangkatnya.
b. Pelaksana tidak diperbolehkan memulai kegiatan pengecoran tiang sebelum
gambar shopdrawing diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
c. Pelaksana/Kontraktor juga harus menyerahkan rencana pemancangan yang
menunjukkan urutan pelaksanaan pemancangan tiang.

3. GARIS DAN KETINGGIAN


a. Pelaksana harus menempatkan di lapangan seorang teknisi yang ahli dan
berpengalaman dalam jenis pekerjaan ini, yang akan menetapkan garis dan
ketinggian (level). Pelaksana harus bertanggung jawab atas lokasi tiang yang
tepat.
b. Data mengenai ketinggian (level) dan skema penempatan tiang tercantum dalam
gambar. Penentuan lokasi dan pekerjaan unit set tiang dilaksanakan oleh
pelaksana, pelaksana harus memelihara semua tanda lokasi (patok) dan harus
menetapkan semua ketinggian (elevations) yang ditentukan, termasuk
ketinggian dari ujung atas tiang, sebelum tiang dipotong. Semua patok harus
diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan pemancangan tiang tidak
sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada Gambar kerja, tiap tiang harus
diberi nomor.
c. Dalam jangka waktu 2 minggu setelah pemancangan tiang selesai, Pelaksana
harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas
gambar denah yang menunjukkan lokasi terpancang dari semua tiang pancang
dalam bangunan yang dilengkapi dengan jarak jarak yang juga menggambarkan
pergeseran tiang pancang saat pemencangan.

4. PEMERIKSAAN

Spesifikasi Teknis 50
a. Pemeriksaan kegiatan pemancangan dapat dilakukan oleh Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstuksi/Konsultan Pengawas setiap waktu. Tiang hanya boleh
dipancang sepengetahuan Konsultan Manjemen Konstruksi/Konsultan
Pengawas.
b. Persetujuan tidak membebaskan Pelaksana dari tanggung jawabnya untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar yang terlampir pada
Surat Perjanjian

5. BAHAN

a. Tiang Pancang Precast dari Beton Bertulang / Pratekan, ukuran dan detail
sesuai gambar, dengan kedalaman tiang pancang sesuai dengan gambar.
b. Syarat syarat pekerjaan beton Beton dan penulangan harus sesuai dengan
ketentuan dari pasal pekerjaan beton bertulang.
c. Tiang beton pra-cetak harus mempunyai mutu sedemikian hingga tiang yang
jadi dapat diangkat dan dipancang sampai kedalaman yang ditentukan tanpa
retak atau kerusakan lain yang akan mengurangi kekuatan atau daya tahannya.
d. Beton untuk tiang pra-cetak harus dicor dalam cetakan rapat yang ditumpu
sedemikian sehingga dihindarkan perubahan bentuk atau melengkung selama
pengecoran beton atau selama proses pengeringan. Setelah pengecoran, tiang
harus dibasahi dengan air atau dengan cara curing lain yang dapat disetujui oleh
Konsultan Manjemen Konstruksi Proses curing ini harus dilanjutkan sehingga
contoh beton yang dipakai untuk membuat tiang beton mencapai daya tekan
sekurang-kurangnya 300 kg/cm2.
e. Tiang pancang tidak boleh dipancang sebelum, proses curing selesai, atau umur
tiang minimal 10 hari.

m. Tiang harus baik, licin, permukaannya rata, tidak keropok atau berlubang-lubang dan harus cukup
lurus. Cacat yang terdapat pada tiang mungkin dapat diterima jika diperbaiki menurut persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
n. Tiang beton dapat dicor sesuai dengan seluruh panjang penulangan, dengan ketentuan bahwa
setelah tiang dipancang, beton dibuang agar besinya dapat terlihat.
e. Material dan sambungan tiang pancang harus diajukan terlebih dahulu ke Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas umtuk mendapatkan persetujuan.

6.PEMANCANGAN TIANG

Spesifikasi Teknis 51
a. Umum
1. Tiang harus ditempatkan secara cermat dan dipancang secara vertikal seperti ditunjukkan dalam
gambar. Penyimpangan dari garis vertikal tidak boleh lebih dari 75 mm per meter tiang. Tiang
yang terpancang dengan penyimpangan yang lebih besar dan tiang yang rusak sekali selama
pemancangan harus dibuang atau dipotong dan diganti dengan tiang baru sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas. Bila ada tiang yang terangkat disebabkan
pemancangan tiang berikut didekatnya, maka tiang tersebut harus dipancang kembali atas biaya
Pelaksana.
2. Konsultan Manajemen Konstruksi harus menetapkan kedalaman ujung tiang-tiang pada tiap titik
yang menunjukkan sampai dimana tiang harus dipancang sehingga diperoleh daya dukung yang
ditetapkan.
3. Pengeboran pada titik pancang sebelum pemancangan tidak diperbolehkan, kecuali bila disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas.
4. Pemancangan semua tiang harus dilakukan terus menerus (termasuk bila ada penyambungan)
tanpa waktu istirahat hingga tiang yang telah
terpancang mencapai kedalaman yang ditetapkan. Kepala tiang harus dipotong secara
baik dan datar pada ketinggian seperti tercantum dalam gambar.

b. Alat Pemancang

1) Cara pemancangan harus sedemikian rupa sehingga tidak melampaui kekuatan tiang
dan harus mendapat persetujuan Konsultan MK/Konsultan Pengawas. Pelaksana
harus menyerahkan pertanyaan

tertulis mengenai alat pemancang yang diusulkan, persetujuan dari Konsultan


Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas harus ada sebelum tiang dipancang.

2) Tutup atau cincin pancang harus dari papan kayu yang tebal, sehingga mampu
melindungi kepala tiang pancang dan meneruskan energy tiang pancang dan energy
pukulan dengan sama rata pada kepala tiang pancang.

3) Pelaksana harus menggunakan bantalan kayu yang diperlukan untuk melindungi


tiang pancang terhadap kerusakan/ keretakan pada waktu pemancangan.

c. Terangkatnya Tiang

1) Segera setelah tiang beton bertulang dipancang, Pelaksana harus menentukan suatu
titik referensi dari tiang dan ketinggiannya pada tiang. Setelah semua tiang dipasang,
Pelaksana harus mengukur lagi ketinggian “Titik Referensi” setiap tiang yang sudah
dipancang dan menentukan “Uplift” tiang yang disebabkan oleh pemancangan tiang
Spesifikasi Teknis 52
lain. Bila terjadi uplift tiang 1,5 cm atau lebih, Pelaksana harus mengambil langkah
perbaikan tanpa biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
2) Langkah tersebut diantaranya dapat meliputi :
3) Memancang kembali tiang sampai kedalaman semula dan bila perlu lebih dalam lagi
hingga mencapai tahanan tanah semula pada pemancangan terakhir. Setelah
pemancangan kembali, Pelaksana harus memeriksa kembali ketinggian dari “titik
referensi” pada semua tiang dan harus memancang kembali tiang lain yang terangkat.

d. Daftar/form Pemancangan Tiang

Pelaksana harus menyimpan daftar/form tiap tiang yang dipancang, tiap hari copy daftar
tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Daftar termasuk sekurang-kurangnya
harus berisi hal berikut :
1) Tanggal dan jam pemancangan.
2) Jenis dan ukuraan tiang.
3) Kedalaman yang dicapai.
4) “Penetrasi” untuk tiap pukulan dan jumlah “Penetrasi” untuk 10 pukulan terakhir.
5) Macam dan ukuran hammer yang dipakai, disebutkan dengan jelas.
6) Gejala yang lain dari biasanya harus dicatat.

BAB III
URAIAN DAN SYARAT–SYARAT

PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton praktis untuk sloof, kolom, ring balok, neut kosen, angkur
beton setempat, plat/sirip beton, duck kusen pintu, konsol serta seluruh detail yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

2. Mutu Beton.

Spesifikasi Teknis 53
Mutu beton yang dibenarkan untuk dipakai untuk pekerjaan Beton Non Struktural tersebut adalah
beton dengan mutu F’c=21.7MPa atau setara K-250.

3. Persyaratan Bahan.
a. Semen Portland
1) Jenis Semen Portland yang digunakan adalah semen dengan kualitas SNI-15-
2049-1994.
2) Tempat penyimpanan bahan beton terutama semen dan besi harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dan harus
memenuhi syarat penumpukan semen pada lantai dengan diangkat dan diberi
landasan agar tidak berhubungan langsung dengan permukaan tanah atau lantai
serta ditata/ditumpuk sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.

b. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan - bahan organis,
campuran lumpur, tanah liat dan sebagainya dan harus memenuhi persyaratan komposisi
butir pasir serta kekerasan yang sesuai dengan yang disyaratkan.

c. Koral Beton / Split


1) Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai ukuran
bongkahan dan gradasi.
2) Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton sebelum bahan dicampurkan harus
dipisahkan satu sama lainnya, sehingga dapat dijamin dan diketahui kedua bahan
tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

d. Air
1) Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10.
2) Apabila dipandang perlu Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dapat meminta
kepada Pemborong supaya air yang dipakai adalah air yang telah diperiksa
dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi.

e. Besi Beton

Digunakan besi beton mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak, bebas dari
cacat seperti serpih-serpih dan kotoran lainnya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi
persyaratan baik ukuran maupun mutunya.

Spesifikasi Teknis 54
f. Syarat PBI 2000
Pemborong diwajibkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tentang Pekerjaan Beton
seperti yang tercantum dalam PBI 2000 dan bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu
bahan-bahan yang akan dipakai kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas
biaya Pemborong.
g. Pedoman Pelaksanaan
1) Peraturan / standard setempat yang biasa dipakai
2) Peraturan Beton bertulang Indonesia 1971; NI-2
3) Peraturan Konstruksi kayu indonesia 1961; NI-5
4) Peraturan Semen Porland Indonesia 1972; NI-8
5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
6) Ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Umum tentang Pelaksanaan
Pemborongan Pekerjaan Umum ( A.V ) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
7) Petunjuk-petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi MK.
8) Standard normalisasi Jerman (DIN)
9) American Society for Testing and Material (ASTM)
10) American Concrete Institute (ACI).

4. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Penulangan
1) Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
2) Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking.
3) Bahan Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi.

b. Cara Pengadukan
1) Cara pengadukan beton harus dengan menggunakan peralatan pencampur beton
atau beton molen.
2) Takaran/perbandingan untuk bahan semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas dan
tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat - syarat.
3) Selama pengadukan bahan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimal 5 Cm
dan maksimal 10 Cm.

c. Pengecoran Beton

Spesifikasi Teknis 55
1) Pemborong diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan sampai jenuh pemeriksaan ukuran-ukuran,
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/
Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Pengecoran beton harus dikerjakan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, harus
dihindarkan terjadinya koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
c. Apabila dalam pelaksanaan pengecoran beton akan dihentikan dan akan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian pengecoran
tersebut harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

2) Pekerjaan Acuan/Bekisting

a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran - ukuran yang
ditetapkan/diperlukan sesuai Gambar Kerja. Bahan dari jenis papan kayu
setara Meranti yang memenuhi persyaratan NI-2 pasal 5.1
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan - perkuatan
sehingga cukup kuat kedudukannya selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat, tidak terdapat celah, tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak hasil pengecoran.
d. Tiang - tiang acuan harus diletakkan/didasari diatas papan atau baja,
untuk memudahkan pemindahan perletakan, tiang-tiang tidak boleh
disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dibuat dari kayu semutu kayu
dolken diameter : 8 -10 Cm atau kaso 5/7 Cm, atau sesuai ketentuan
yang diberikan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan/balok secara cross/menyilang.
f. Pembukaan acuan baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI 2000
g. Penggunaan Bekisting Formwork/Scafolding harus sesuai dengan
petunjuk/ spesifikasi pabrik

3) Kawat Pengikat

a. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak

Spesifikasi Teknis 56
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
b. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan MK, setelah acuan dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-
contoh material : besi, koral, pasir, PC untuk memperoleh persetujuan
dari Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
d. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
e. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI- 2000).

4) Sparing Conduit dan Pipa-pipa :


a. Letak sparing harus diatur agar supaya tidak mengurangi kekuatan
struktur.
b. Tempat-tempat sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam Gambar Kerja, maka Pemborong harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.
c. Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan
tulang besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi/Konsultan MK?Konsultan Pengawas.
d. Semua sparing - sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dengan perkuatan hingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.
e. Sparing - sparing harus dilindungi hingga tidak akan terisi adukan beton
waktu pengecoran.
5) Hal-hal lain ("Miscellaneous items") :

Lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan harus diisi dengan beton. Digunakan beton seperti yang ditentukan dan dengan
penghalusan permukaannya.

Spesifikasi Teknis 57
Pasal 2

PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan besi - besi untuk angkur kosen, angkur tiang, plat beugel
rangka atap, pembesian plat (meja dapur, tutup septictank tutup bak kontrol) serta seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Bahan
a. Digunakan besi beton mutu U-24 dan dengan diameter besi beton minimal 12 mm atau
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar kerja.Bahan harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpihan dan sebagainya.
b. Penampang bahan besi beton adalah bulat atau berulir dan memenuhi syarat-syarat PBI-
2000.
c. Pemborong diwajibkan bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu bahan yang
digunakan kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya Pemborong.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pembuatan tulangan/pembesian dan pemasangannya harus sesuai dengan yang ditentukan


dalam Gambar Kerja.
b. Bila pembesian/tulangan merupakan suatu rangkaian, maka pembesian/ tulangan beton
harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan
ketentuan dalam PBI-2000
4. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari bahan baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
5. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam NI-2
(PBI-1971).
a. Pemborong harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran dari semua
persyaratan yang ditentukan.
b. Pemborong harus mengikuti semua petunjuk tentang persyaratan peralatan, baik yang
terdapat pada RKS maupun yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6. Bila terjadi kerusakan pada hasil pemasangan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Pemborong.
7. Pasangan angkur dan bentukan lainnya harus menyatu dengan adukan beton, pemasangan harus
tepat dan kuat pada tempatnya.

Spesifikasi Teknis 58
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN

1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan Batu bata adalah meliputi pekerjaan pasangan Batu bata untuk dinding
bangunan dan seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan MK.

b. Persyaratan Bahan
i. Batu bata yang dipasang adalah dari bahan dengan mutu terbaik, merupakan hasil
produksi lokal yang sebelumnya disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas. Syarat-syarat Batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI -
10 dan PU BB. 1970 (NI-3).
ii. Batu bata / bata merah yang digunakan ukuran nominal 5 x 11 x 22 cm, harus siku,
sama ukuran dan sama warnanya.
iii. Pasir Pasang harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2 dan tidak mengandung
lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI - 1982 pasal 9.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
i. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, minimal 3 (tiga)
contoh dari hasil produk yang berlainan, untuk mendapatkan persetujuan.
ii. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air hingga jenuh.
iii. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata, menggunakan adukan dengan campuran 1
PC : 4 Pasir, kecuali pasangan Batu bata trasraam yaitu 1 pc : 2 ps.
iv. Untuk dinding semenraam/trasraam/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 2 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi
150 Cm permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, kamar mandi, WC) serta semua pasangan Batu bata dibawah permukaan
tanah.
v. Setelah Batu bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
Cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering harus dibasahi dengan air.
vi. Pemasangan Batu bata harus dilakukan secara bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding Batu bata
dengan luasan maksimum 9 m2, harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan kolom ukuran 13x13 Cm, dari tulangan pokok 4, diameter minimal 10 mm,
beugel diameter 6 mm pada jarak 20 Cm, jarak antar kolom satu dengan yang lain
dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

Spesifikasi Teknis 59
vii. Pelubangan akibat pembuatan perencah pada pasangan Batu bata sama sekali tidak
dibenarkan.
viii. Bagian pasangan Batu bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10
ix. jarak 75 Cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 Cm, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
x. Pasangan batubata setebal ½ bata harus mengahasilkan dinding finish setebal 15 cm
setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisi/permukaan dinding.
xi. Pelaksanaan pemasangan dinding Batu bata harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
xii. Pasangan Batu bata semenraam/trasraam maupun dibawah permukaan tanah/lantai
harus diberapen dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
xiii. Pasangan Batu bata dapat diterima/diserahkan apabila disisi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 M2 tidak lebih dari 0,5 Cm (sebelum diaci/diplester).

Pasal 4

PEKERJAAN PLESTERAN

1. Pekerjaan Plesteran Dinding Batu bata


a. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh item pekerjaan plesteran dinding Batu bata bagian
dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

b. Persyaratan Bahan
i. Bahan semen portland yang digunakan/dipakai harus terdiri dari satu produk, mutu I
dan yang disetujui Direksi MK serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
NI-8.
ii. Bahan Pasir harus memenuhi syarat NI-3 dan PUBI-1982.
iii. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
iv. Campuran ( aggregate ) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas
dari segala macam kotoran, harus bersih dan diayak dengan ayakan # 1,6 - 2,0 mm.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Seluruh plesteran pada dinding Batu bata dengan campuran adukan 1 PC : 5 pasir,
kecuali pada dinding Batu bata semenraam/trasraam/rapat air.

ii. Pada dinding Batu bata semenraam/rapat air, diplester dengan campuran adukan 1 PC :
Spesifikasi Teknis 60
3 pasir (dilakukan pada bagian-bagian yang ditentukan/ disyaratkan dalam detail
Gambar Kerja)
iii. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang telah disyaratkan.
iv. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
v. Semen portland yang dikirim kesite/lokasi kerja harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
vi. Tebal plesteran 1,5 Cm dengan hasil ketebalan untuk dinding finish sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 Cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada
bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
vii. Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain, dibuat naat (tali air)
dengan lebar minimal 7 mm kedalaman 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
viii. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
ix. Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.

2. Pekerjaan Plesteran Beton


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran beton bagian dalam dan bagian luar
bangunan diluar/selain permukaan beton yang diharuskan exposed finished (finishing
expose) serta seluruh detail yang ditunjukan dalam Gambar Kerja.

b. Persyaratan Bahan
i. Semen portland yang digunakan harus dari satu produk mutu kelas I dan disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK, serta memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam
NI-8.
ii. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI 1982
iii. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10
iv. Campuran (aggregate) untuk plester harus dipilih dan benar-benar bersih dan bebas
dari segala macam kotoran dan melalui ayakan ukuran # 1,6 - 2,0 mm

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

i. Seluruh permukaan pada beton sebelum diplester harus dibuat kasar terlebih dahuliu

Spesifikasi Teknis 61
dengan cara dipahat atau pada saat setelah acuan dibuka, dikamprot merata dengan
adukan 1 PC : 3 pasir atau dengan cara lain yang disetujui Direksi MK.
ii. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton serta disiram/dibasahi
dengan air semen.
iii. Plesteran untuk beton, dipasang dengan adukan kedap air campuran adukan 1 PC : 3
pasir.
iv. Pasir pasang yang akan dipergunakan untuk campuran harus diayak lebih dahulu
dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.
v. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Direksi MK
vi. Tebal lapis plesteran maksimal 1,00 Cm. Tebal plester yang melebihi 1,00 Cm harus
diberi kawat ayam yang digalvanis untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran.
vii. Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain (kosen dan sebagainya),
dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
viii. Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
dilindungi dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.

Pasal 5
PEKERJAAN SUB LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai pada seluruh detail yang
disebutkan atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
a. Persyaratan Bahan
i. Semen portland harus memenuhi NI-8, SII 0013 81 dan ASTM C 150-78A.
ii. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80
iii. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-
75
iv. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal, AFNOR
P18-303 dan NZS-3121/1974
v. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PUBI 1971
(NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8)

Spesifikasi Teknis 62
b. Syarat-Syarat Pelaksanaan

i. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai
persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal.

ii. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil atau
split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dan khusus untuk lantai dasar diperkuat
dengan tulangan wiremesh.

iii. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 Cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar
iv. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya diperhatikan
mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi /Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

Pasal 6

PEKERJAAN PASANGAN LANTAI KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh item pekerjaan pemasangan Keramik untuk lantai dan
dinding bangunan atau seluruh detail yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

2. Syarat Umum
a. Sebelum dipasang, Pemborong harus menyampaikan contoh Keramik minimal 3 (tiga)
contoh untuk masing-masing pemakaian agar dapat cepat diputuskan dan disetujui
tentang tersedianya warna / pola yang mencukupi dalam stock/jumlah dan kemungkinan
perubahannya bila ternyata dipasaran tidak cukup tersedia bahannya, kesemuanya harus
sepengetahuan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Perencana/MK, dan Pemberi Tugas sebagai dasar pelaksanaan.
c. Pengiriman dari pabrik/tempat jual ke Lokasi Proyek harus terbungkus dalam kemasan
pabrik yang belum terbuka dan dilindungi dengan label/merk dagang yang jelas dan utuh.
Tidak dibenarkan untuk menyobek/membuka kemasan tanpa diketahui Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas.

d. Pemasangan Keramik baru dapat dimulai apabila telah terdapat jumlah yang cukup sesuai
Spesifikasi Teknis 63
keperluan, dan harus menunggu sampai semua alat penggantung, pengunci pintu dan
jendela dan semua pekerjaan pemipaan atau pekerjaan lain yang terletak dibawah
pasangan keramik telah selesai dipasang.
e. Pola pemasangan, alur naat dan pertemuan antar pemasangan harus sesuai dengan
Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

3. Pedoman Pelaksanaan
Pengendalian untuk pekerjaan pemasangan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.

4. Bahan
a. Bahan Keramik untuk Lantai Bangunan berukuran 30 x 30 cm, produksi dalam negeri,
Standar kualitas KW-I, tipe dan warna ditentukan kemudian.
b. Bahan Keramik untuk Lantai KM/WC, berukuran 20 x 20 cm, produksi dalam negeri
Standar kualitas KW-I, warna, tipe dan pola ditentukan kemudian.
c. Bahan Keramik untuk Dinding KM/WC berukuran 20 x 25 cm, produksi dalam negeri,
Standar kualitas KW-I, warna, tipe dan pola ditentukan kemudian.
d. Bahan Keramik untuk Step Nosing pada setiap tangga berukuran 10 x 30 cm, produksi
dalam negeri Standar kualitas KW-I, warna ditentukan kemudian.
e. Pemasangan keramik harus mempunyai dasar yang padat dan rata, yang terdiri dari
adukan 1 pc : 3 pasir atau sesuai keterangan yang tertera pada Gambar Kerja atau pada
tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Semen Portland yang digunakan harus memenuhi standar NI-8, pasir harus memenuhi
standar PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat - syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 9.
g. Bahan grouting menggunakan produk sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi dan
gambar, serta disetujui oleh Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong diwajibkan untuk membuat shop
drawing dari pola Keramik yang disetujui Direksi MK.
b. Bahan Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda.
c. Pemasangan keramik harus mempunyai dasar yang padat dan rata, yang terdiri dari
adukan 1 pc : 3 pasir atau sesuai keterangan yang tertera pada Gambar Kerja atau pada
tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
d. Pasangan Keramik harus menempel dengan kuat pada alas tersebut, sebelum dipasang
alas/dasar harus dalam keadaan kering dan bersih.

e. Sebelum bahan keramik dipasang, terlebih dahulu masing-masing unit direndam dalam

Spesifikasi Teknis 64
air sampai jenuh.
f. Pemotongan Keramik harus dilakukan dengan mesin potong khusus dan diusahakan
hanya memotong pada salah satu sisinya saja.
g. Pinggulan/sisi tepi pasangan Keramik harus dilakukan dengan alat-alat gerinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan tepian yang halus sempurna.
h. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus sama
lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail Gambar
Kerja serta petunjuk Direksi MK, yang membentuk garis-garis sejajar, lurus, sama lebar
dan sama dalamnya. Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
i. Siar-siar pada Keramik diisi dengan bahan pengisi (cement grout) setara Sika. Warna
perekat siar-siar ini disesuaikan dengan warna Keramik, dan disetujui oleh Direksi /
Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Sebelum diisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain. Sewaktu pengisian naat ini, Keramik harus sudah benar-benar melekat
dengan kuat pada lantai.
g. Pemasangan adukan/pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa agar adukan mengisi
penuh celah-celah yang terjadi.
h. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naat, harus segera dibersihkan sebelum mengering / mengeras.
i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. Diperhatikan adanya pola tali air yang
dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
k. Untuk menanggulangi muai susut Keramik pada permukaan lantai yang luas, jika
diperlukan dan direkomendasikan oleh produsen Keramik, dipasang alur dilatasi. Bahan
untuk mengisi alur-alur dilatasi menggunakan bahan yang elastis, sesuai dengan
ketentuan dalam gambar dan spesifikasi, serta disetujui oleh Direksi/ Konsultan MK.
l. Selesai pemasangan, bersihkan segera bekas adukan dari permukaan Keramik dengan
bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih besar dari 5%, kemudian dilanjutkan
dengan air bersih.
m. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, tidak miring, tidak
bergelombang, terpasang dengan kuat.

Spesifikasi Teknis 65
Pasal 7
PEKERJAAN TRALIS, PINTU DAN JENDELA BESI

1. Pekerjaan Kusen Besi


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kusen besi meliputi kusen untuk Pintu, Jendela,Bovenlicht/Angin-
angin dan bagian lain seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan kusen dari Besi Canal produksi dalam negeri setara Krakatau Steel.
2. Ukuran Besi untuk kusen adalah seperti yang ditunjuk dalam detail pada Gambar Kerja.
3. Mutu besi dan persyaratan bahan sesuai ketentuan dalam PPBBI dan PUBI-NI-3-1971, serta
peraturan dan ketentuain lain yang terkait dengan pekerjaan besi.
4. Besi yang dipakai harus bermutu baik, bebas dari karat, lurus, rata, tidak berlobang-lobang, sisi-
sisi permukaannya harus saling sejajar satu dengan yang lain.
c. Accesories/Bahan Pelengkap
1. Angkur, skrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
2. Untuk angkur dipakai besi baja beton ø 22 mm untuk plat baja dipakai ketebalan minimal 4 mm.

d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
2. Diluar syarat-syarat khusus yang akan diuraikan lebih lanjut, maka pekerjaan kusen besi mengacu
ketentuan dan syarat-syarat dalam pelaksanaan pekerjaan baja, terutama dalam hal
penyambungan, pemotongan, pengelasan, pengeboran, dll.
3. Harus memperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-angkur dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatanya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai Gambar kerja dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan
profil dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
5. Kosen yang terpasang harus sesuai dengan yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan diperhatikan
ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
6. Detail pada kosen dan sambungan-sambungannya dengan material/bahan lain harus disesuaikan
dengan type pintu/jendela yang akan terpasang.
7. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen - kosen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme
pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sumpurna.
8. Kosen yang dipasang tidak diperkenankan untuk dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi MK.

Spesifikasi Teknis 66
9. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur ø 22 mm, pada setiap
sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur.
10. Setelah kosen dipasang perlu diberi pelindung untuk melindungi dari goyangan dan ketidak-
stabilan, selanjutnya pertemuan antara kusen dan lantai (kosen pintu) dibuat neud tinggi 5 Cm.
Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3 koral.

2. Pekerjaan Daun Pintu Panil Besi dan Kombinasi Tralis Besi


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu panil besi dan kombinasi tralis besi dipasang sesuai
Gambar Kerja.

b. Persyaratan bahan
i. Bahan - bahan Pelapis daun pintu terbuat dari plat besi (sheet) tebal minimal 4 mm,
produksi dalam negeri setara produk Krakatau Steel (KS) dengan kualitas seperti
persyaratan besi yang tersebut terdahulu dengan ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam
detail pada Gambar Kerja.
ii. Bahan rangka/bingkai daun pintu terbuat dari plat strip dengan ketebalan untuk rangka
tepi/utama minimal 10 mm dan rangka pengisi minimal 6 mm atau seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
iii. Bahan untuk Tralis/ besi pengisi daun terbuat dari besi solid pipe ukuran ø 22 mm, polos,
produk dan kualitas dalam negeri setara produk KS dengan penempatan dan pemasangan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
iv. Setiap sambungan pada rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan
pelapis untuk panil daun pintu digunakan dengan sistem las dan kombinasi klem dengan
cara pengelasan sesuai standard pada pekerjaan pengelasan besi.
v. Besi yang digunakan baik untuk pelapis/plat, rangka/plat strip maupun solid pipe/bulat
harus bermutu baik, sejajar pada sisi-sisi permukaannya, dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, karat, lobang-lobang dan cacat lainnya.
c.Syarat-Syarat Pelaksanaan

i. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pemborong wajib untuk meneliti Gambar kerja


yang ada dan kondisi lapangan (ukuran pada lubang pembukaan), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai Gambar Kerja.
ii. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat yang baik, terlindung dari kerusakan dan
pengaruh cuaca.

Spesifikasi Teknis 67
iii. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka besi agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian, tidak boleh ada lubang-
lubang atau cacat bekas penyetelan.
iv. Semua permukaan besi bahan untuk panel harus dilindungi denga cat dasar anti
karat setara produk zincromat dan disebarkan pada seluruh permukaan besi
secara halus dan merata.
v. Untuk menempelkan Plat besi pada rangka daun pintu digunakan sistem las,
setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir.
vi. Untuk pemasangan daun pintu, setelah dipasang harus lurus permukaannya, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua mekanisme kerja pintu dapat berfungsi
dengan baik dan sempurna.

3. Pekerjaan Daun Pintu Alumunium

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan daun pintu Alumunium merupakan daun pintu dengan lapis Alumunium sebagai
finish, dipasang pada ruang seluruh KM/WC serta meliputi seluruh detail yang disebutkan/
dinyatakan dalam Gambar kerja.

b. Persyaratan Bahan
i. Rangka daun pintu dan panel pengisinya terbuat dari bahan Alumunium, produksi
dalam negeri setara produk INDAL, dengan ukuran sesuai tertera dalam Gambar
Kerja.

ii. Bahan Alumunium dari produk dalam negeri dalam setiap lembarannya harus tertera
dengan jelas merk/cap dari pabrikan/produsen dengan ketebalan 4 mm dan disetujui
oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

iii. Segala peralatan pelengkap (sekrup, angkur) harus digalvanis, atau sesuai yang
disyaratkan dipabrik.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pemborong diwajibkan untuk meneliti Gambar
Kerja yang ada kondisi lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai Gambar Kerja.
ii. Sebelum pelaksanaan dimulai, dalam penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada tempat yang bersirkulasi udara baik,
terlindung dari kerusakan dan gangguan cuaca.

Spesifikasi Teknis 68
iii. Harus diikuti prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh Pabrik dengan hasil
yang baik, terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian, tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat pada bekas penyetelan.
iv. Jika diperlukan harus menggunakan skrup galvanized atas persetujuan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat
pada permukaan daun pintu yang tampak.
v. Untuk daun pintu,setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

Pasal 8

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan.

Meliputi pemasangan penutup atap dari bahan zinc alum produk


lokal/setempat atau dari produk lain yang disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Juga pemasangan bubungan termasuk pemasangan bahan lain seperti yang disebut/dinyatakan
dalam Gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Atap : Lembaran zinc alum produk Lokal/Setempat yang bermutu baik atau dari
produk lain yang disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Bubungan : Dari bahan zinc alum produk Lokal/Setempat yang bermutu baik dan sesuai
dengan genteng yang dipakai baik dalam warna ukuran yang tepat atau dari produk lain
buatan dalam negeri yang disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta melakukan pengukuran-
pengukuran setempat yang diperlukan.
b. Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran-
pengakhiran dan lain-lain yang belum/tidak tercakup dalam Gambar kerja, namun
memenuhi persyaratan pabrik.
c. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka bidang, jika perlu
dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka penumpuknya.
d. Sistem pengikatan mengunakan Baut bor (Self drilling screw) type Hexagon Head
HWFTG 12 X 45 dengan EPDM washer.

Spesifikasi Teknis 69
e. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah plat kait
untuk mengatur kemiringan atas.
f. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara lembaran dan plat kait.
Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan terutama jika
jarak penyangga yang kecil.
g. Untuk mendapatkan kekuatan pengikat maksimum, jarak antara penyangga pertama
maupun terakhir atau plat kait terhadap ujung-ujung lembaran paling sedikit 75 mm.
h. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk menghindarkan
penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan lembaran dapat disetel
dengan menarik plat kait menjauhi atau menekannya kearah lembaran pada saat
pemasangan plat tersebut.
i. Untuk atap dengan sudut kemiringan yang besar ataupun tegak, harus dipergunakan
pengikat positif (skrup atau baut) untuk mencegah plat bergerak ke bawah.
j. Penekukan keatas dilakukan pada lembaran bangunan atas yang berada dibawah penutup
ujung atau atau not atap.
k. Tekukan keatas diperlukan untuk semua atap yang mempunyai sudut kemiringan 15 o

agar air tidak masuk dalam bangunan. Penekukan dilakukan sebelum atau sesudah
pemasangan dalam hal terakhir diperlukan ruang gerak dengan jarak 50 mm pada sisi
ujung lembaran untuk ruang gerak alat teknik.
l. Penekukan ke bawah dilakukan pada lembaran bagian bawah atau sisi bagian talang dari
atap. Fungsinya mencegah mengalirnya air pada sisi bawah atap kedalam bangunan.
m. Pada hampir semua pekerjaan pemasangan atap perlu dilakukan pemotongan-
pemotongan lembaran ataupun penutupnya dengan gergaji atau gerinda, atau juga
dilakukan pengeboran lubang-lubang pengikat.
n. Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain- lain yang berupa
kotoran), harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.
o. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi
kebocoran.
p. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus mengikuti persyaratan dari pabrik bahan
yang digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk Direksi MK.

Spesifikasi Teknis 70
Pasal 9
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang
dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan
dalam Gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
i. Semua bahan/material dalam pekerjaan harus berasal dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
ii. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus disesuaikan dengan ketentuan Gambar
Kerja.
iii. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari plat alumunium
yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin
nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed
enamel finish' dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-
nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
iv. Perlengkapan Daun Pintu :
Untuk bangunan di-luar/selain bangunan Sel/Hunian dan yang memerlukan persyaratan
khusus, maka perlengkapan daun pintu terdiri dari :

Pintu Utama
1. Kunci pintu dari bahan metal setara merk Yale, warna ditentukan
kemudian, model 2 slaag, dilengkapi tanda pengenal pada jenis kunci
tersebut. Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
2. Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4” dengan ukuran panjang
11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun pintu.
3. Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan
Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
4. Kunci Pintu dari bahan metal setara merk Yale, warna ditentukan
kemudian, model 2 slaag, dilengkapi tanda pengenal pada kunci tersebut.
5. Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4” dengan ukuran panjang
11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun pintu.
6. Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Spesifikasi Teknis 71
Pengawas.
Pintu untuk Ruang KM/WC
1. Kunci pintu dari bahan metal setara merk Yale, warna ditentukan
kemudian, model 2 slaag, dilengkapi dengan tanda pengenal pada kunci
tersebut
2. Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4 “ dengan ukuran panjang
11 – 15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun pintu.
3. Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau atas petunjuk Direksi MK.

-Untuk bangunan Sel/Hunian dan yang memerlukan persyaratan khusus, maka perlengkapan daun
pintu dan jendela terdiri dari :

Pintu Ruang Sel, R. Jaga, dan Tralis


1. Kunci pintu dari bahan metal dilapis anti karat yang menyatu dengan
daunnya, produksi lokal/rakitan, dengan diameter slot besi 22 mm dan
ketebalan plat minimal 8 mm, dilengkapi dengan gembok yang terbuat
dari bahan stainless steel, produk dan model ditentukan kemudian,
dilengkapi dengan tanda pengenal pada jenis gembok/kunci tersebut.
2. Sebelum dipasang, bahan harus diperlihatkan dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
Engsel yang digunakan adalah engsel rakitan dan menyatu dengan Kusen
maupun daun Pintu/Tralis, yang tebuat dari plat besi tebal minimal 8
mm, diperkuat dengan besi solid diameter 22 mm dan dilapis anti karat,
dipasang sesuai tertera dalam gambar kerja.
3. Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
a.Kunci pintu dari bahan metal setara merk Yale, warna ditentukan kemudian,
model 2 slaag, dilengkapi dengan tanda pengenal pada kunci tersebut.

b.Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon 4 “ dengan ukuran panjang 11 –


15 cm, dan dipasang sebanyak 3 buah tiap daun pintu.

c.Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar Kerja
atau atas petunjuk Direksi MK.
e. Perlengkapan Daun Jendela
Perlengkapan Daun jendela untuk bangunan diluar Bangunan Sel/Hunian dan Bangunan
khusus lainnya terdiri dari :

Spesifikasi Teknis 72
Jendela Swing Single

-Grendel terbuat dari Cast Brass setara merk Ace type 2521/2576 panjang 5 – 10 cm,
warna bronze dipasang 1 buah pada setiap perletakan jendela.
-Engsel jendela yang digunakan adalah engsel Nylon ukuran panjang 5 – 10 cm, terbuat
dari metal, di pasang 2 buah pada setiap peletakan jendela.
-Hak angin terbuat dari metal setara merk Ace, ukuran panjang 10 – 20 cm, warna
ditentukan kemudian dipasang sebanyak 1 buahuntuk setiap jendela.
-Perletakan dan detail dari grendel, engsel dan hak angin harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

Jendela Swing Double

-Grendel terbuat dari Cast Brass setara merk Ace type 2521/2576 panjang 5 – 10
cm, warna bronze dipasang 1 buah pada setiap perletakan jendela.
-Engsel jendela yang digunakan adalah engsel Nylon ukuran panjang 5 – 10 cm,
terbuat dari metal, di pasang 2 buah pada setiap peletakan jendela.
-Hak angin terbuat dari metal setara merk Ace, ukuran panjang 10 – 20 cm,
warna ditentukan kemudian dipasang sebanyak 1 buahuntuk setiap jendela.
-Perletakan dan detail dari grendel, engsel dan hak angin harus sesuai dengan
Gambar Kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan MK/Konsultan

Boven light

-Pengunci otomatis Boven Light putar, bahan dari metal warna bronze, dipasang
sebanyak 1 buah.
-Engsel Boven Light putar bahan metal setara merk Whitco warna Bronze di pasang
sebanyak 2 buah.

f. Seluruh kunci pintu yang dipasang dengan anak kunci yang telah direncanakan dan dapat diatur
menggunakan sistem Master, Grand Master, Emergency Master dan Construction Key dari
pabrik yang bersangkutan. Setiap kunci pintu harus dilengkapi dengan 2 (dua) buah anak kunci,
anak kunci Master/Grand Master/Emergency Master Key. Untuk Construction Key disupplay 5
(lima) buah.
a. Setelah kunci dan penggantung terpasang, noda-noda bekas cat atau
bahan finish lainnya yang menempel pada kunci dan penggantung harus
dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

g. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum


Spesifikasi Teknis 73
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari
pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
dapat meminta untuk mengadakan pengujian laboratorium yang dilakukan
terhadap contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh
biaya pengujian menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 Cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 Cm (as) dari
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu KM/WC, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu sama.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 Cm (as) dari permukaan lantai
setempat.

Pasal 10

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pekerjaan Pengecatan Epoxy Enamel Dinding dan Lantai Hunia


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengecatan dinding dan lantai Hunian/beton bagian dalam ruangan sel dan dalam
serta seluruh detail yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar kerja.

b. Persyaratan Bahan
i. Bahan cat terbuat dari multipurpose epoxy enamel (untuk perlindungan anti kimia, anti
alkali) produksi dalam negeri setara produk Multipox.
ii. Warna dan Type ditentukan kemudian.
iii. Proses pengecatan harus mengikuti prosedur dan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh
Produsen, untuk itu Pemborong harus memberikan sample/contoh dan kelengkapannya
(spek/cara pengecatannya) kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum
melakukan pekerjaannya.
iv. Khusus untuk area KM/WC sebelum dilakukan pengecatan, harus dilapisi terlebih dahulu
dengan lapisan watter proofing.
v. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal
54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang
bersangkutan.

Spesifikasi Teknis 74
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan

i. Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
ii. Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik dan
contoh percobaan warna cat kepada Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
iii. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu.
iv. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan/dihaluskan
dengan amplas. Plesteran harus betul- betul kering, tidak ada retak-retak dan telah
diterima/setujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
v. Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
vi. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus, atau sesuai ketentuan produsen.
vii. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan benda-benda dan
pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

d. Pekerjaan Pengecatan dengan Cat Tembok


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengecatan dinding, permukaan plafon dan bagian lain bangunan yang tidak
termasuk dalam pengecatan epoxy enamel atau seperti yang ditunjukkan/disebutkan dalam
gambar kerja.

e. Persyaratan Bahan
a. Bahan cat tembok (Elastomeric Weathershield) yang dipakai adalah buatan dalam negeri
setara produk Dulux/ICI,Vinilex,Jotun dengan contoh harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Warna, type akan ditentukan kemudian.
c. Jenis cat finishing/akhir :
i. Setara Dulux/ ICI,Vinilex,Jotun digunakan sebagai cat finishing dinding/beton.
ii. Pengecatan untuk dinding/beton bagian dalam/luar dilakukan berlapis, minimal 3
kali/lapis pengecatan.
d. Cat Dasar/Plamuur :
i. Digunakan Cat setara Merk Dulux/ ICI,Vinilex,Jotun untuk dinding/beton.
ii. Lapisan cat dasar minimal dilakukan 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya.
iii. Bahan pelapis dasar adalah plamur setara merk Dulux/ ICI,Vinilex,Jotun.

Spesifikasi Teknis 75
e. Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2 per-liter untuk pengecatan 1 lapis.
f. Pengecatan dengan campuran air bersih maksimal 20 %.
g. Pengeringan minimal setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal
54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang
bersangkutan.

f. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
b. Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis dari pabrik dan
contoh percobaan warna cat kepada Direksi/ Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Sebelumm pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan
bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d. Sebelum dicat dasar, setelah dinding halus dan rata, dilapis plamur sampai dua kali lalu
diamplas sampai halus dan rata.
e. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan/ dihaluskan
dengan amplas. Plesteran harus betul- betul kering, tidak ada retak- retak dan telah
diterima/setujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
f. Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
g. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
i. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi persyaratan dan
telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalamnya.
ii. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan benda-benda dan
pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

g. Pekerjaan Pengecatan Besi


a. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pengecatan permukaan besi meliputi Kusen besi, Daun Pintu, Tralis, railling tangga
dari besi dan lain-lain bagian permukaan besi yang tampak sesuai yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja.

b. Persyaratan Bahan
i. Finishing : Bahan cat merk Glotex atau EMCO untuk pengecatan besi.
ii. Bahan Dasar : memakai cat meni besi yang terbuat dari campuran zincromate yang biasa
dipakai dalam perkapalan yang mempunyai sifat melindungi dari karat, biasanya berwarna
hijau produksi dalam negeri.

Spesifikasi Teknis 76
iii. Bahan Perata dasar : menggunakan plamuur atau dempul besi produk dalam negeri atau
lokal.
iv. Type, Warna ditentukan kemudian sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
v. Pengecatan dilakukan minimal 2 lapis atau sampai memperoleh hasil penecatan yang rata
dan sama tebalnya.
vi. Bahan menie (primer) digunakan produk dalam negeri kualitas baik. Dilakukan minimal 1
lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata sama tebalnya.
vii. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982
pasal 53, BS No. 3900:1970/1971, AS K-14 dan NI-4 serta mengikuti ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
viii. Warna akan ditentukan kemudian.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Bahan sebelum digunakan harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
ii. Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dan telah
disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
iii. Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak/lemak dan "karat" serta dalam
keadaan kering.
iv. Permukaan pengecatan diamplas dengan amplas yang halus untuk memperoleh
permukaan yang halus rata dan bersih dari karat.
v. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai jenuh.
vi. Ulaskan satu atau dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti jenis yang
disyaratkan atau sesuai yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
vii. Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering, cat dasar dilapiskan
sampai rata dan sama tebal. Selanjutnya car akhir dilakukan dengan persyaratan sesuai
yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
viii. Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah mendapatkan
persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
ix. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan spray.
x. Bidang pengecatan hasus rata dan sama warnanya.

h. Pekerjaan Pengecatan Plafon


a. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pengecatan plafond dan Plat Beton yang berfungsi sebagai plafon serta seluruh
detail sesuai Gambar kerja.
b. Persyaratan Bahan
i. Bahan cat setara merk Dulux/ICI,Vinilex,Jotun, warna, type ditentukan kemudian atas
petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis 77
ii. Jenis Cat Finishing/Akhir :
1. Bahan setara Merk Dulux/ ICI,Vinilex,Jotun digunakan untuk Plafond
bagian luar dan dalam.
2. Lapisan cat dasar dilakukan minimal 1 lapis merata.
iii. Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2 per-liter untuk pengecatan 1 lapis.
iv. Pengencer air bersih maksimal 20 %
v. Pengeringan minimal 2 jam, lapis berikutnya dapat dilakukan
vi. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982, pasal
54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-14 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang
bersangkutan.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
i. Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
ii. Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi/ Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
iii. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan bersih
dari segala kotoran, minyak dan debu.
iv. Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan plafond halus dan rata, dilapis plamur sampai dua
kali lalu di amplas halus.
v. Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan diratakan/ dihaluskan dengan
amplas. Dasar Plamuur dan permukaan dasar harus betul-betul kering, tidak ada retak-
retak dan telah disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
vi. Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-contoh warna,
untuk disetujui Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
vii. Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana pemakaian
roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus.
viii. Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi persyaratan.
ix. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan benda-benda
dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

i. Pekerjaan Pengecatan Kayu


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengecatan permukaan kosen kayu, daun pintu, daun jendela, list plafond, railling
tangga dari kayu dan lain-lain bagian permukaan kayu yang tampak sesuai yang
ditentukan/ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja.
b. Persyaratan Bahan
i. Finishing: Bahan cat merk Glotex untuk pengecatan kayu.

Spesifikasi Teknis 78
ii. Bahan Dasar : memakai cat meni kayu atau sejenis wood filler dari produksi dalam
negeri.

iii. Bahan Perata dasar : menggunakan plamuur atau dempul kayu produk dalam negeri atau
lokal.
iv. Type, Warna ditentukan kemudian sesuai petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan
Pengawas.
c. Syarat Pelaksanaan
i. Permukaan bidang pengecatan harus licin/halus sebelum dilapis cat.
ii. Sebelum dicat finish permukaan kayu setelah bersih dari noda, kotoran dan telah
diperhalus dengan amplas kayu harus dilapis dengan cat meni/dasar yang dilaburkan
secara merata dan ditunggu sampai betul-betul kering.
iii. Setelah Cat meni/dasar benar-benar kering (24 jam minimal) maka pada bagian
permukaan kayu yang terdapat cacat-cacat kayu yang masih ada, retak/lobang akibat
bahan maupun konstruksi, harus dilabur/dipoles dengan plamuur kayu dan ditunggu
kering benar lalu diratakan dengan amplas agar rata seluruh permukaan kayu.
iv. Pengecatan baru dapat dilaksanakan apabila permukaan dasar kayu benar-benar telah
kering, rata dan bersih.
v. Pengecatan dengan menggunakan kuas yang sesuai dengan lebar/luas bidang permukaan
kayu tersebut dan harus dilakukan secara searah agar dicapai hasil yang rata dan baik.

Pasal 11
PEKERJAAN RAILLING

1. Lingkup Pekerjaan.
Meliputi pekerjaan Railing untuk Tangga, dan seluruh detail yang ditunjukkan/disebutkan
dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan
a. Untuk Railling digunakan bahan pipa besi bulat dengan diameter 1,5’’,2’’.dan 2,5’’
dengan ketebalan minimal 2,5 mm. Type , Produk buatan dalam negeri atau yang beredar
dipasaran sekitar lokasi/lokal. Semua bahan dalam pemilihannya harus disetujui
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
b. Bentuk ukuran sesuai detail dalam gambar kerja.
c. Pemborong harus membuat Gambar Shop Drawing/Penyesuaian pelaksanaan dan harus
diketahui oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
d. Bila ada pengelasan harus dilakukan sesuai prosedur dalam AWS dan AISC
Spesification.

Spesifikasi Teknis 79
3. Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan di bengkel harus berkwalitas tinggi dan tepat ukurannya untuk pemasangan di
lapangan.
b. Pemeriksaan Pekerjaan di bengkel oleh Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas
dapat dilakukan sewaktu-waktu. Pekerjaan yang dilokasi, pemasangannya dilokasi
proyek harus disetujui MK.
c. Bahan akan ditolak tanpa tambahan biaya bila tidak sesuai Gambar Kerja dan spesifikasi
d. Pemborong memeriksa serta membuat/menunjukkan gambar detail semua komponen
terpakai dalam pekerjaan ini
e. Pemborong wajib bertanggung jawab atas ketepatan ukuran sesuai Gambar Kerja.
f. Detail sambungan, sudut-sudut pertemuan material sesuai Gambar Kerja, bila mana perlu
wajib menanyakan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
g. Setelah pemasangan, Pemborong wajib melindungi dari kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan dan kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya
tanpa adanya tambahan biaya.

Pasal 12

PEKERJAAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sanitair ini dipasang pada ruang Kamar mandi/WC serta seluruh detail ruangan sesuai
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan.
a. Pemasangan closed :
Closed jongkok dan Closed Duduk untuk KM/WC setara produk Toto type standard atau
setara, warna ditentukan kemudian.
b. Pemasangan Bak Mandi
i. Pada KM/WC diluar/selain bangunan Sel/Hunian, memakai bak mandi yang
terbuat dari fiber glass, Batu Bata, finishing keramik dan finishing cat epoxy
bermutu baik dengan ukuran sesuai yang tertera dalam gambar kerja, warna dan
merk/type akan ditentukan kemudian.

c. Untuk menghindari tumpahan air dan tidak merembes kedinding Batu bata, maka pada
bagian sisi yang menempel harus dibuat lekukan sebagai tanggul dengan ketinggian
lekukan minimal 5 cm.

3. Pemasangan Kran Air

Spesifikasi Teknis 80
Seluruh type dan model kran air sesuai fungsinya misalnya : untuk KM/WC, Wastafel,
memakai bahan fibre.
4. Pemasangan Floor-Drain dan Roof Drain
a. Floor Drain dipasang pada lobang buangan air yang terdapat pada lantai KM/WC, atau
tempat lain yang ditunjukkan dalam gambar detail, memakai bahan fibre dengan
ketebalan 6 mm.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan produsen/pabrik, bahan yang
dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam RKS.
i. Semua pemasangan sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.

5. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus disetujui
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Pemborong.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai dengan gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi, maka harus segera
melaporkannya kepada Direksi/ Konsultan Pengawas.
e. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
g. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Pemborong, selama kerusakan tersebut bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan lancar
dipergunakan.

Spesifikasi Teknis 81
BAB IV
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1
INSTALASI SANITASI & DRAINASE

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit
Mekanikal beserta peralatan dan alat bantu pendukung instalasi untuk bangunan blok hunian,
bangunan gedung kantor utama dan fasilitas utama.
b. Spesifikasi detail pekerjaan instalasi diatas dijelaskan dalam bab tersendiri mengenai
pekerjaan yang bersangkutan.

2. Pekerjaan yang Berhubungan


a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Mekanikal, Pemborong harus juga memperhatikan
pekerjaan detail Instalasi Peralatan Utama dan pekerjaan detail Instalasi Peralatan
Pendukungnya.
b. Selain itu Pemborong pekerjaan mekanikal juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang
terkait dalam Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
ii. Pekerjaan Elektrikal
iii. Pekerjaan Structure
iv. Pekerjaan Arsitektur dan Interior
v. Pekerjaan Sipil dan Landscape
c. Koordinasi di lapangan menyangkut pekerjaan mekanikal dan pekerjaan lainnya diperlukan
dalam pekerjaan ini agar dapatkan hasil yang optimal.

3. Standardisasi

Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standar-standar dan peraturan-
peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SN I : Standar Nasional Indonesia
– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– ASTM : American Society for Testing and Materials
– ANSI : American National Standart Institute
– PDI : Plumbing and Drainage Institute

Spesifikasi Teknis 82
– JIS : Japanese Industrial Standart
– ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating andAir- Conditioned
Engineer

– SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association

– Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum.


– Peraturan Daerah setempat
– Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja

4. Persyaratan Teknis
a. PersyaratanTeknis
i. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta
memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini
sampai selesai.
ii. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman
pekerjaan yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi sistem mekanikal dalam
pekerjaan ini.

b. Persyaratan Material
i. Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal
harus didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk melaksanakan
pekerjaan. Daftar Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi pendukung
kesiapan dankemampuan Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
ii. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara
khusus pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material
(Outline Specification) yang dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
iii. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus
dalam kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari
pabrik produk yang bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung
jawab atas keutuhan peralatan dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi
kerusakan dan cacat material saat pengadaan maupun pemasangan
Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.

c. Persyaratan Pelaksanaan
i. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas atau

Spesifikasi Teknis 83
SUPERVISI.

ii. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus di buatPelaksana/Pemborong menyesuaikan


Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan SUPERVISI dan
Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan
tersebut.
iii. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/ Pemborong harus
melaksanakan proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin
pelaksanaan kepada Pengawas atau SUPERVISIuntuk dimintakan persetujuan.
iv. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik
dan benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan
kondisi di lapangan. Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus
sepengetahuan dan persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.
v. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan
Pendukung dan Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal
kepada Pengawas atau SUPERVISI untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini
harus disertakan Data Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material
Specfication), Brosur
(Brochure), dan apabila perlu disertakan Contoh Material (Mock-up) sebagai dasar
teknis Pengawas atau SUPERVISI untuk memberikan persetujuan.

5. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
SUPERVISI untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai pedoman gambar
pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material yang telah disetujui , dan
kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus mengadakan survey di lapangan untuk
menentukan perletakan/posisi material dengan baik. Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan
menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
6. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
7. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau SUPERVISI.
Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan, Pelaksana/ Kontraktor
memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau SUPERVISI untuk didapatkan
pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan di lapangan ini bisa dituangkan
dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani Pelaksana/Kontraktor dan pihak
Pengawas.
8. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan melaksanakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di lapangan bagi semua
yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) disediakan
Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan
kerja.
Spesifikasi Teknis 84
9. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas pekerjaan itu
sendiri.
10. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan dalam
gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudian diajukan kepada
Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah lembar Gambar kerja
yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
11. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual Operation,
Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang bersangkutan, akan
diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu Pelaksana/Pemborong juga harus membuat
Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem
yang terpasang sebagai pedoman pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.

12. Jaminan dan Garansi


a. Jaminan Pekerjaan
i. Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan.
Jaminan tertuang dalam Sertifikat Material yang dibuat oleh Pabrikan atau badan
yang ditunjuk.
ii. Pelaksana/ Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan mekanikal yang telah
dilaksanakan di lapangan. Jaminan ini tertuang dalam Berita AcaraJaminan
Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas.
iii. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance setelah serah
terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah
disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
iv. Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/ Kontraktor
sebagai Jaminan atas pekerjaan.
b. Garansi dan Spare Part
i. Penyedia Peralatan Utama, dan Material pendukung berkewajiban menyerahkan
memberikan Garansi Material selama 1 (satu) tahun kepada Pelaksana/Pemborong.
Selanjutnya Garansi tersebut diserahkan kepada pimpinan pekerjaan/proyek atau
pihak yang ditunjuk sebagai kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
ii. Untuk beberapa Peralatan Utama, Penyedia barang harus melengkapi Suku Cadang
atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan. Suku Cadang yang
dimaksud merupakan material suku cadang untuk peralatan yang bersangkutan sesuai
ketentuan pabrikan.
iii. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen tunggal
atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.

Spesifikasi Teknis 85
c. Serah Terima Pekerjaan
i. Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima Pekerjaan
secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan harus
memenuhi peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
ii. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Mekanikal dengan persetujuan Pengawas.

Pasal 2
PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
ii. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan peralatan pencegah kebakaran.
iii. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
-Instalasi Fire extinguisher
-Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas.

b. Pekerjaan yang Berhubungan


1) Spesifikasi pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam gedung berkaitan dengan
penempatan unit dalam gedung.
2) Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran dalam gedung,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain di luar pekerjaaan
mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan yaitu :
-Pekerjaan Struktur
-Pekerjaan Arsitek dan Interior

c. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Pemadam Kebakaran mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang berlaku, meliputi :
– SNI : Standart Nasional Indonesia.
– SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan Pemadam Api Ringan
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
– NFPA : National Fire Protection Association.
– Petunjuk Pemasangan Unit terkait.
– Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat.

d. Persyaratan Teknis

Spesifikasi Teknis 86
a. Persyaratan Teknis Sistem
Sistem Pemadam Kebakaran adalah suatu sistem yang di sediakan untuk suatu aksi terhadap
pemadaman api kebakaran. Sistem ini dijalankan oleh petugas pemadam dan atau pelaksana
pemadam dengan pengetahuan teknis dan latihan yang memadai. Perencanaan dan Pemilihan
Sistem pemadam kebakaran didasarkan atas beberapa hal menyangkut : tingkat bahaya
kebakaran, jenis kebakaran, area pemadaman, keamanan media yang terbakar, dan
lingkungan.

b. Fire extinguisher
i. Isi sesuai dengan spek antara lain CO2 dan DCP di sesuaikan dengan gambar dan spek
yang berlaku diatas
ii. Material Pendukung lnstalasi.

Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah disetujui
pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat pemadam kebakaran.

e. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi pemadam
kebakaran. Selain itu Pelaksana/ Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam
persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Testing & Commisioning
Test & Commisioning dilakukan dengan uji coba 1 unit atau sebagian Alat
PemadamKebakaran. Pada saat pelaksanaan diharapkan Pelaksana/Pemborong
memberikan penjelasan operasi unit kepada pemakai gedung. Prosedure
pelaksanaan Testing & Commisioning diajukan Pelaksana/Pemborong untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau Management Kontruksi.

f. Jaminan dan Garansi


a. Jaminan Pekerjaan
i. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran.
Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistemplumbing
dan Pekerjaan peralatan yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
ii. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran, setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6
bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan
pekerjaan proyek.

Spesifikasi Teknis 87
b. Garansi dan Spare Part
i. Garansi Material Alat Pemadam Kebakaran berlaku selama 1 tahun setelah serah terima
unit.
ii. Garansi Spare Part Alat Pemadam Kebakaran mengacu pada ketentuan garansi spare part
yang telah dipasang.
iii.
c. Serah Terima Pekerjaan
i. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika Pelaksana/Pemborong
telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah beroperasi dengan baik sesual
perencanaan awal.
ii. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam kebakaran, harus
mendapat persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.

Pasal 3
PEKERJAAN PLUMBING

1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1)Pekerjaan Plumbing yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
Instalasi Plumbing beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi
plumbing.
2)Pekerjaan plumbing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
-Pekerjaan Instalasi pipa
-Pekerjaan Instalasi accesorises pipa
-Pekerjaan pendukung instalasi pipa
-Pekerjaan Pengecatan

b. Pekerjaan yang Berhubungan


Pekerjaan Plumbing merupakan pekerjaan umum dalam pekerjaan mekanikal.
Untuk itu spesifikasi pekerjaan ini berlaku juga untuk spesifikasi pekerjaan instalasi
mekanikal Iainnya.Instalasi-instalasi pekerjaan mekanikal yang didalamnya terdapat
pekerjaan plumbing untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
- Instalasi Sistem Air Bersih
-Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor, Ventilasi dan Air Hujan

c.Dalam melaksanakan pekerjaan plumbing, Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan


pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :

Spesifikasi Teknis 88
– Pekerjaan Elektrikal
– Pekerjaan Structure
– Pekerjaan Arsitek dan Interior
– Pekerjaan Sipil dan Landscape
2. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan plumbing mengacu pada standart-standart dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SNI 03 - 6481 - 2000, Sistem plumbing - 2000.
– SNI 07-0242.1-2000, Spesifikasi Pipa Baja dilas dan tanpa sambungan dengan lapis hitam
dan Galvanis pan as.
– SNI 19-6782-2002, Tata Cara Pemasangan Besi Daktil dan Perlengkapannya.
– SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing.
– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– PDI : Plumbing and Drainage Institute
– ASTM : American Society for Testing and Materials
– ASME : American Society of Mechanical Engineers
– JIS : Japanese Industrial Standart
– DIN : Deutsches Institut fur Norm ung

– Peraturan PAM daerah setempat


– Peraturan Daerah setempat.

Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
-Sistem Plumbing merupakan sistem perpipaan, tubing dan plumbing fixtures.
Sistem ini banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya
dalam instalasi air bersih dan air buangan/limbah gedung.

-Namun dalam spesifikasi pekerjaan plumbing disini mensyaratkan spesifikasi


pekerjaan perpipaan, peralatan terpasang dalam pipa (valves, strainer, dsb) dan
pendukung instalasi pipa. Untuk pekerjaan fixtures yang berkaitan dengan
peralatan faucets, shower, floor drain, dan peralatan semacam lainnya
disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.

-Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan


peralatan yang berhubungan dengan fixtures seperti halnya heater, tanki air,
dan sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.

Spesifikasi Teknis 89
b. Persyaratan Material
-Material Pipa : Pipa Instalasi Air Bersih.
-Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-
0084-2002

d. Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
e. Pipa Ventilasi Udara.- Air Bekas & Air Kotor
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, DClass, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
f. Material Fittings :
g. Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Penyambungan pipa disesuaikan dengan standart harus harus rapid an kuat.
h. Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan.
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection,
AW Class. 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-01351989, dan untuk ukuran
Ø 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection , AW Class , 10
kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989.
i. Fitting Instalasi Pipa Ventilasi udara- Air bekas & Air Kotor Poly Vinyl Carbonat (PVC)
Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
j. Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.
k. Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Bronze, 10
kg/cm2. Standard : JIS 10 K dan ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange
connection, Melleable Cast Iron, 10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K.
l. Floating Valve
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze,
Working Pressure, min : 4 kg/cm2. Standard : JIS 10 K dan ukuran Ø 65
mm s/d 300 mm : Flange connection, Brass or Bronze, 10 kg/cm2.
Standard : JIS 10 K
m. Foot Valve ( with Strainer )
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm Thread Connection, Bronze, Working Pressure,
10 kg/cm2. Standard : PN 10 dan untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange
connection, Cast Iron or Galvanized Steel 10 kg/cm2. Standard : PN 10
n. Flow Meter
Thread or Flange Connection, Magnetic Drive, Working Pressure : 10 kg/cm2
o. Flexible Joint
Thread or Flange Connection , Double Sphered, Rubber, Working Pressure : 10
kg/cm2
p. Pressure Gauge & Compound Gauge

Spesifikasi Teknis 90
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 -10 kg/cm2.
q. Hanger & Support
– Hangers Rod, U-Bolt diameter :
Ukuran diameter steel rod dan ulir menyesuaikan diameter pipa yang akan di
pasang dengan mengacu sebagai berikut :
r. Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or Steel
Band or Split Ring dan untuk pipa berisolasi memakai rubber
lining
i. Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread dan untuk
pipa berisolasi memakai rubber lining.

ii. Clamps :
Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel bend with thread. Untuk
pipa berisolasi memakai rubber lining.

s. Kawat Las/Veld Electrode


i. Kawat Las untuk Mild Steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1 E6013
ii. Kawat Las untuk High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard : AWS A5.1 E7016.
t. Paint/ Cat
i. Cat Dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987
ii. Cat Jadi
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987 c.
3.Persyaratan Pelaksanaan.
a.Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plumbing harus memenuhi persyaratan yang telah
diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi plumbing. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure
Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.

b.Pemasangan pipa dalam gedung.

i. Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah


pemasangan pipa di atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan beberapa
tempat dalam bangunan yang pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan

Spesifikasi Teknis 91
kontruksi lainnya. Beberapa ketentuan pemasangan pipa tersebut adalah sebagai
berikut :
ii. Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa
tegak/vertikal yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa
mendatar/horisontal yang sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah
lantai dan dalam tanah.
iii. Pipa baja mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai
ketentuan sebagai berikut:
iv. Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp
dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak
sesuai ketentuan sebagai berikut:
v. Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus
ditanam didalam tembok/lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang
yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
vi. Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan, maka
perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan
minimum 0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-
masing sisi di luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari
pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (Water Proofing). Sleeves
tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut. Flens dari Sleeves tersebut
harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang akan mengikat "Flashing
Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan
mengisinya dengan gasket atau material lain yang kedap air.
vii. Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang
dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding
harus memenuhi jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghindari tumpang tindih
pipa, mudahkan operasional dan pemeliharaan.
viii. Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish
dengan warna jenis instalasi pipa.
ix. Pipa datar untuk instalasi air bekas, air kotor , vent dan air dipasang dengan
kemiringan minimal 2% untuk pipa sampai dengan diameter 3" dan minimal 1%
untuk pipa 4" atau ditentukan lain dalam gambar.
x. Sambungan pipa cabang pvc untu instalasi air bekas, air kotor dan air hujan
menggunakan jenis Y (Tee-Y), dan menggunakan jenis long sweep elbow
belokan.
xi. Khusus pemasangan pemipaan dari kamar mandi menuju shaft di lantai 3 sampai
dengan lantai 6 menembus balok, dan harus dipasang sleeve (tidak boleh
langsung menggunakan pipa instalasi). Dan untuk lantai 1 dan 2 tidak menembus
balok.

Spesifikasi Teknis 92
xii. Semua Pemipaan di kamar mandi harus benar-benar dijamin kualitas
penyambungan pipa.
c.Pemasangan Pipa dalam tanah.
Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :

a. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar lubang
galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu
dengan dengan baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena
dalamnya galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus pelindung berupa pipa besi dengan diameter diatas pipa terpasang atau
dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak bertumpu pada pipa.
b. Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi rapi dengan karung
goni dan dilapisi aspalt untuk mencegah/menhambat korosi dari luar.
c. Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan dan
desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
d. Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang
thrust block.
e. Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm kemudian tanah
asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan
tanah asli.
d.Test dan Commisioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan
treatment terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang.
Pengujian pipa dilaksnakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara
menyeluruh. Beberapa ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :

-Pipa Air Bersih.


Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus
tanpa terjadi penurunan tekanan.

-Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test genang
dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk
pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 2
jam tanpa terjadi penurunan air.

Spesifikasi Teknis 93
-Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh instalasi
pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.

a. Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24 jam
sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
b. Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1 jam
sebelum dibilas dan digunakan kembali.
c. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
e. Jaminan Pekerjaan.

1. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan. Pipa, Valves, dan
material yang termasuk dalam pekerjaan plumbing harus berasal oleh Pabrik material tersebut atau
agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus
berdomisili di Indonesia.
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
plumbing setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang
telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

f. Garansi dan Spare Part.

1. Selain itu suku cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan harus diserahkan
sebagai pendukung kelengkapan serah terima pekerjaan.
2. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen tunggal
atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.

g.Serah Terima Pekerjaan.

1.Pekerjaaan plumbing merupakan bagian pekerjaan instalasi mekanikal. Untuk itu Serah Terima
Pekerjaan berdasarkan instalasi yang bersangkutan secara menyeluruh.
2.Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuaikan dengan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.

Spesifikasi Teknis 94
Pasal 4

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

3. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
-Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air, dan
distribusi air sampai pengguna air bersih.

-Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-- pekerjaan sebagai berikut :
1) Pekerjaan Instalasi Sumur
2) Pekerjaan Instalasi Pompa
3) Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih
4) Pekerjaan Plumbing

g. Pekerjaan yang Berhubungan


-Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian sudah disyaratkan dalam perkerjaan plumbing.
Dalam bab ini Iebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistem dalam instalasi air bersih.
-Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih, Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan
pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/ Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
1) Pekerjaan Elektrikal.
2) Pekerjaan Structure.
3) Pekerjaan Arsitek dan Interior.
4) Pekerjaan Sipil dan Landscape.

h. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan instalasi air bersih mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :

– SNI : Standart Nasional Indonesia


– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– PDI : Plumbing and Drainage Institute
– Peraturan PAM daerah setempat
– Peraturan Daerah setempat

2. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
-Sistem Instalasi Air Bersih merupakan sistem penyediaan air bersih,
penampung air bersih, distribusi air bersih dan plumbing fixtures.
Spesifikasi Teknis 95
-Air bersih berasal dari sumur dangkal dan atau sumur dalam. Yang dipompakan ke
tanki air atas
-Selanjutnya air dari tanki air atas didistribusikan dengan cara gravitasi

b.Persyaratan Material
1. Material Instalasi Plumbing.
Material yang dipakai instalasi plumbing : pipa PVC, valves, peralatan pada jalur pipa,
hanger dan support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam pekerjaan
plumbing.

2. Material Tanki Air Bersih.


Spesifikasi Material tanki-tanki air bersih yang dipakai dalam perkerjaan instlasi air
bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan tanki.
3. Material Pompa Air Bersih.
Spesifikasi Material pompa-pompa yang dipakai dalam perkerjaan instalasi air bersih
disyaratkan dalam bab pekerjaan pompa.

c.Persyaratan Pelaksanaan

i. Pekerjaan instalasi air bearish Adela pekerjaan suatu sistem. Untuk itu pelaksana harus
memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan plumbing, pekerjaan sumur,
pekerjaan pompa, pekerjaan tanki, dan sebagainya yang telah disyaratkan pada bab-bab yang
bersangkutan.
ii. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan diisyaratkan dalam bab pekerjaan
mekanikal. Persyaratan teknis diisyaratkan dalam bab-bab yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut.
iii. Sebelum melaksanakan Test & Commisioning terhadap instalasi sistem air bersih, Kontraktor
harus telah melaksanakan partial test terhadap instalasi plumbing, pompa air bersih, tanki air
bersih, dan peralatan lainnya dalam instalasi air bersih.
iv. Test dan Commisioning instalasi air bersih merupakan test &commisioning suatu sistem.
Pekerjaan ini bisa berfungsi sebagai running-test suatu rangkaian sistem. Pelaksanaan test bisa
di bagi beberapa bagian menurut fungsi sistem.

n. Jaminan dan Garansi

a. Jaminan Pekerjaan
1. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air bersih. Sehingga jaminan
pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistem dan material peralatan yang dipakai.

Spesifikasi Teknis 96
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
instalasi air bersih setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
b. Garansi dan Spare Part

1. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi sistem ini dengan masa
garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
2. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air bersih menagacu pada ketentuan garansi spare
part yang terkait.
o. Serah Terima Pekerjaan

a. Pekerjaaan instalasi air bersih dinyatakan selesai jika Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan
pemasangan instalasi dan telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Instalasi Air bersih harus mendapat persetujuan Pengawas
atau SUPERVISI

Pasal 5
PEKERJAAN INSTALASI AIR LIMBAH GEDUNG

1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan
dan pemasangan peralatan untuk instalasi air bekas, instalasi air kotor dan air hujan.

b.Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut :
1) Pekerjaan Instalasi Plumbing
2) Pekerjaan Instalasi Unit Pengolah Limbah

c, Pekerjaan yang Berhubungan


2. Spesifikasi pekerjaan instalasi air limbah gedung sebagian besar sudah disyaratkan dalam
perkerjaan plumbing. Dalam bab ini lebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistem
dalam instalasi air limbah gedung.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga
harusmemperhatikan pekerjaan yaitu :

1) Pekerjaan Elektrikal
2) Pekerjaan Structure

Spesifikasi Teknis 97
3) Pekerjaan Arsitek dan Interior
4) Pekerjaan Sipil dan Landscape

c. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan air limbah gedung mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :

SNI : Standart Nasional Indonesia.


PPI : Pedoman Plumbing Indonesia.
PDI : Plumbing and Drainage Institute.
1. Keputusan Mentri Lingkungan Hidup.
2. Peraturan PAM daerah setempat.
3. Peraturan Daerah setempat.

p. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
q. Instalasi Sistem Air Bekas merupakan sistem penyaluran air buangan yang berasal dari
air buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan pipa
tegak menuju saluran gedung kawasan Penjara.

a. Instalasi Sistem Air Kotor merupakan sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke unit Septik tank.
b. Instalasi Sistem Air Hujan merupakan sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap gedung,
dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke saluran
gedung/kawasan/kota atau ke Saluran luar keliling Penjara
c. Instalasi Sistem Vent merupakan instalasi untuk menyalurkan udara yg terjebak didalam instalasi
pipa air kotor, bekas sehingga buangan air berjalan dengan lancer.

r. Persyaratan Material
a. Material Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor ,Air Hujan dan Ventilasi

Material yang dipakai instalasi plumbing pipa PVC, valves, peralatan pada jalur pipa, hanger dan
support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam pekerjaan plumbing.

b. Material Fixtures
Spesifikasi Material Fixtures disyaratkan dalam pekerjaan architecture kecuali roof
drain dan clean-out. Adapun spesifikasi kedua material tersebut sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis 98
1. Roof Drain.

-Material : Cast Iron.


Ukuran : sesuai gambar rencana.
-Clean Out (dalam Gedung).

-Material : Cast Iron , Stainless Steel cover.


Ukuran : sesuai gambar rencana.

-Clean Out (luar gedung).


Material : Cast Iron.
Ukuran : sesuai gambar rencana.

Persyaratan Pelaksanaan.

c. Pekerjaan instalasi air limbah gedung adalah pekerjaan suatu sistem. Untuk itu pelaksana harus
memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan plumbing, pekerjaan pengolah
limbah, dan pekerjaan pompa yang telah disyaratkan pada bab-bab yang bersangkutan.
d. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan pekerjaan ini diisyaratkan dalam bab pekerjaan
mekanikal.
e. Pemasangan Roof Drain dan Clean Out. o Roof Drain
Posisi Roof Drain di beberapa posisi atap beton atau talang beton mengikuti gambar
rencana, dengan memperhatikan posisi bawah atap (biasanya balok stucture)
sehingga tidak merusak structur utama gedung. Roof Drain dipasang menikuti
pentunjuk dalam detail gambar rencana. Pemasangan dilakukan dengan cermat dan
baik sehingga tidak mengakibatkan kebocoran pada atap gedung.

1. Clean Out
Posisi Clean Out yang berada di dalam gedung, mengikuti gambar rencana dengan
memperhatikan tata letak dalam ruangan dan tidak mengganggu aktifitas pengguna
gedung. Clean Out dipasang sebagaimana di tunjukkan dalam detail gambar rencana.
Pemasangan Clean Out di luar gedung diletak pada bak kontrol khusus atau concrete
block, sehingga aman terhadap aktifitas pengguna.

2. Testing & Commisioning terhadap instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, terdiri testing
terhadap instalasi plumbing. Spesifikasi pelaksanaan pekerjaan testing disyaratkan dalam
pekerjaan plumbing.

s. Jaminan dan Garansi


a. Jaminan Pekerjaan

Spesifikasi Teknis 99
1. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air
hujan. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistemplumbing
dan material peralatan yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6
bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan
proyek.

b. Garansi dan Spare Part

1. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi sistem ini dengan masa
garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
2. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air Limbah gedung menagacu pada ketentuan
garansi spare part yang terkait.

c. Serah Terima Pekerjaan

1. Pekerjaaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah beroperasi dengan
baik sesuai perencanaan awal.
2. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, harus
mendapat persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.

Pasal 6
PEKERJAAN TEST INSTALASI AIR

t. Instalasi Air Bersih


a. Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruihnya.
b. Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa mekanik dan alat ukur tekanan / pressure gauge.
c. Hubungan antara pipa dari, dan ke pipa input instalasi bangunan, pengetesan dilaksanakan dengan
cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal 5 meter.
d. (Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan yang dapat
mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup
dengan plug sesuai dimensi kran.
e. Pipa instalasi siap ditest, pompa penekanan dijalankan sampai 1,5 kali tekanan kerja selang waktu
pengetesan selama 2 x 24 jam.
f. Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam
maupun keadaan cuaca pada saat test pipa dilakukan.

Spesifikasi Teknis 100


u. Pengetesan Instalasi Air Kotor, Air Hujan dan Air Bekas
a. Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.
b. Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air yang pada bagian ujung lainnya ditutup dan
dihubungkan dengan balon pada ketinggian tertentu, demikian seterusnnya bagian demi bagian
sampai dengan yang terhubung dengan saluran pembuangan.
c. Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok dan peralatan sanitasi lainnya. Proses
seperti diatas dilakukan.
d. Demikian pula dengan test air bekas.
e. Test ini dilakukan lantai demi lantai.
f. Sedangkan untuk instalasi salurun air hujan, dapat dilakukan dengan pengisian / mengguyur air
yang cukup banyaknya dari lantai teratas ujung terbawah ditutup rapat.

Pasal 7

PEKERJAAN TANGKI AIR SERTA SYARAT-SYARATNYA

1. Bak Penampungan air (water tank) dengan kapasitas sesuai gambar ini dibuat dari
beton bertulang rapat air yang diberi lapisan kedap air dengan plesteran transram dan
difinish keramik sesuai dengan gambar kerja.
2. Terdiri dari dua bilik yang dipisahkan dengan dinding pemisah dan lubang / pit
service.
3. Bak tersebut berfungsi sebagai penampung air dari Jet Pump dan PDAM.
4. Bak penampung air dilengkapi dengan lobang pemerikasaan (man hole) yang ditutup
dengan plat beton bertulang, dilengkapi pembuka dan tangga.
5. Bak penampung air harus ditest terhadap kebocoran.
-Selain perlengkapan seperti tersebut diatas, dilengkapi juga dengan :
a. Pipa penghubung diameter 4”, dan Valve 4” tangki air.
b. Water level control ex Fanal, Omron, Setara.
c. Pelepas udara diameter 2”.
d. Pipa inlet dari PAM dengan diameter 2” dilengkapi dengan Float valve.
e. Pipa outlet, disesuaikan dengan sunction pipe dari pompa.
f. Tangga GIP medium class diameter 1” tiap 30 cm.
g. Peralatan ukur/monitor untuk mengetahui level air pada bak penampung.
h. Sirkulasi udara ventilasi.

Spesifikasi Teknis 101


Pasal 8
PEKERJAAN POMPA SERTA SYARAT-SYARATNYA

1. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensuplay kebutuhan air bersih dan kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.

2. Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan, pemasangan dan pengujian suluruh
pompa air lengkap dengan alat-alat perlengkapan yang diperlukan dan panel-panel pompa.

3. Pemasangan :

a) Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana harus memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang
ada dalam proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas dan kelancaran pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri. Apabila
terjadi suatu keadaan dimana pelaksana ini tidak mungkin manghasilkan kualitas yang
terbaik, maka pelaksanaan ini wajib memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
Pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal itu tidak dilakukan,
maka pelaksana ini tetap bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin ditimbulkan.
b. Pompa yang di pergunakan harus dipasang seperti rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
c. Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar terpasang secara baik sebelum
distart.
d. Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan gambar perencanaan. Berat pondasi
minimal 2x dari berat pompa. Isolasi Vibration /Damper dipasang diantara base plate
pompa dan pondasi beton.
e. Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base plate dari pompa yang akan dipasang
dan telah disetujui oleh Direksi pengawas sehingga baut yang ditanam pada pondasi beton
sesuai denga lubang baut pada base plate.
f.Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam di dalam pondasi atau pada tempat
lainnya dengan baik dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus memberikan informasi yang
tegas dan jelas kepada Direksi Pengawas.

4. Pengujian

Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor harus melaksanakan pengujian-


pengujian terhadap pompa beserta instalasi dan accessories lainnya sebagai salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini harus disaksikan oleh Direksi Pengawas. Pengujian

Spesifikasi Teknis 102


final dari pompa beserta instalasinya harus menghasilkan kapasitas dan head yang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Pelaksana diwajibkan untuk menyediakan fasilitas pengujian.

c. Sistem kerja pompa :


a. Sistem Kerja Pompa Jet Pump Pengisi Ground Tank

Pompa bekerja secara Otomatis (mengunakan Electrode level Control) dima pada saat level
air pada tanki bawah dalam keadaan minimum, maka pompa barhanti bekerja.

b. Sistem Kerja Booster Pump, untuk distribusi dari tangki air atas
i. Pompa bekerja secara otomatis dan manual.
ii. Pompa dapat bekerja secara paralel alternate, dimana bila kebutuhan minimum,
maka hanya 1 buah pompa yang bekerja bila kebutuhan mendekati maximum,
maka kedua pompa bekerja secara bersama-sama (paralel/alternate)
iii. Sistem kerja pompa booster adalah berdasarkan perubahan tekanan air di pipa.

d. Data-data Pompa
Seluruh data teknis pompa agar mengikuti ketentuan pada gambar data peralatan pompa.

BAB V
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1
PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK

1. Umum

Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan
pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan distribusi listrik dapat
beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :

i. Penyambungan daya listrik tegangan TM (tegangan menengah 20 kv)


dari PLN

Spesifikasi Teknis 103


ii. Pengadaan dan pemasangan Instalasi tegangan menengah, Panel
tegangan mengengah dan Trafo lengkap dengan support dan
accessoriesnya.
iii. Pengadaan dan pemasangan Instalasi kabel tegangan menengah, daei
Panel tegangan mengengah dan Trafo lengkap dengan support dan
accessoriesnya.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel distribusi tegangan
rendah (PUTR), panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel
penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan
gambar perancangan.
v. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah
0,6/1 kV lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya
(sesuai gambar perancangan):

1. Dari PUTR menuju DB, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, NYM dengan ukuran
sesuai gambar perancangan.
2. Dari DB ke pompa menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.
3. Dari DB ke lighting dan stop kontak, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYM.

vi. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap


dengan kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
vii. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini
agar dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol,
peralatan bantu rak kabel dan peralatan bantu lainnya).

o. Koordinasi
a. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-
peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan

bantu yang dibutuhkan.

b. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi


dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan
keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan pada
gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Spesifikasi Teknis 104


p. Standar Dan Peraturan
Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :
a. Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000), SNI 04-0225-2000.
c. Standar Industri Indonesia (SII).
d. Standar PLN dalam wilayah daerah setempat.
e. Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IECVDE, DIN,NEMA,
JIS, NFPA, dan lain-lain.
f. Peraturan-Peraturan lain yang terkait.

q. Pekerjaan Terkait
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Diesel engine generator set
b. Panel Distribusi tegangan rendah (PDTR)
c. Pembumian
d. Kabel tegangan rendah
e. Penerangan dan kotak-kontak
f. Penangkal petir
g. Pekerjaan Horn Sirene.

r. Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

a. Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai


berikut :
i. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail tentang
pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya
dengan pekerjaan lain.
ii. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi,
pengkabelan serta detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya
atau pada ruangannya.
iii. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
iv. Brosur-brosurkatalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan,
cara- cara pemasangan dan persyaratannya, serta diagram
pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

b. Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu


yang dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas/MK.

s. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

Spesifikasi Teknis 105


a. Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar
instalasi terpasang (as built drawing) yang telah disetujui Konsultan
Pengawas/MK, kepada Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set
transparan dan 2 set cetak biru. Bila pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.
b. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemilik paling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.
c. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik,
sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik.

t. Masa Pemeliharaan dan Garansi


a. Setelah serah terima kedua Kontraktor/Supplier harus memberikan garansi
terhadap peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan pemeliharaan/
service selama masa yang ditentukan yaitu
i. Garansi selama 1 tahun
ii. Pemeliharaan selama 6 bulan.
b. Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan
i. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.
ii. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai
dengan persyaratan pabrik.
iii. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemilik, sehingga petugas
tersebut mahir dalam menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang
dipasang.

u. Pendidikan dan Pelatihan


Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap
dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor.
v. Persyaratan Bahan/Material
a. Umum
Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material tersebut
harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis. Material-material harus dari produk
dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material, maka Kontrktor harus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

b. Daftar Material

Spesifikasi Teknis 106


Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada
waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.

c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau
kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk
material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya
material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek
berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan
oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas/MK, Konsultan Perancang dan Pemilik, maka dapat dipikirkan
penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

Pasal 2

PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

1. Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan


selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga
teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

2. Type dan Macam

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380
V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standar PUIL, IEC,
VDE/DIN, BS, NEC dan peraturan lain yang terkait.

a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed),
column/wall mounting atau free standing untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :

-PUTR
Spesifikasi Teknis 107
-DB

b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

c. Karakteristik

a. tegangan kerja : 400 V


b. tegangan uji : 3.000 V
c. tegangan uji impulse : 20.000 V
d. frekuensi : 50 Hz

d. Persyaratan-Persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adaiah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara
manual atau remote. Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :
a. 3 buah kontaktor daya
b. 1 buah thermal overload relay
c. 1 buah timer motor
d. 1 buah tombol start stop
e. 1 buah saklar pilih 3 posisi (local, stop, remote)
f. 3 bh lampu indicator

0 Merah : fault
0 Hijau : stop
0 orange : star

Khusus untuk peralatan digunakan solid state dan inverter untuk peralatan-peralatan yang
memerlukan pengaturan variable speed atau pun pengaturan starting.

e. Konstruksi

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh


petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB),
pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator,
pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan
untuk pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-
penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan
akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas/operator.
Spesifikasi Teknis 108
d. Panel harus dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan
diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing
terpisah satu dengan yang lain dengan alat pemisah.
e. Tiap panel harus terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut

1. ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baud
setelah switchgear dimatikan.
2. ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah
handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam
ruangan tersebut telah off/mati.
3. letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
4. finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :

1) semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium


2) semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cars galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
3) pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat "powder coating",
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK/Pemilik Proyek.

f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan mini circuit


breaker (MCB) dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity)
sekurang-kurangnya 4,5 simetris. Circuit Breaker lainnya harus dari tipe
Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB),
sesuai dengan yang diberikan pada gambar perancangan dengan
breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar perancangan.
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari tipe automatic trip
dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB
utama dari setiap panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan
"Phase Failure Relay" dan kabel kontrol harus tahan api.

f. Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas dan
mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang kurangnya sebesar 1,5
(satu setengah) kali dari rating ampere frame pemutus tenaga utama. Busbars dari bahan
tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99%.

Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUlL 2000;

Spesifikasi Teknis 109


Fasa : merah, kuning, hitam
Netral : biru
Pembumian : hijau - kuning.

g. Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan bekerja terus menerus
pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85 %
tegangan nominal.

h. Pemberian Tanda Pengenal


Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
a. fungsi peralatan dalam panel
b. posisi terbuka atau tertutup
c. arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

i. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan sertifikat pengujian
yang diakui oleh PLN (LMK) :

a. pengujian kekuatan tegangan impuls


b. pengujian kenaikan suhu/temperatur
c. pengujian kekuatan hubung singkat
d. pengujian untuk alat-alat pengaman
e. pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud
f. pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

Pasal 3
PEKERJAAN KABEL DAYA

1. Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan


selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga
teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Spesifikasi Teknis 110


2. Tipe dan Macam

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuai
dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY, 0,6/1 kV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau SPLN.

3. Pemasangan dan Instalasi

a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000
dan LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :

i. Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan konduit uPCV high impact.
ii. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
iii. Untuk kabel-kabel dari diesel generator set menuju ke PUTR menggunakan
kabel jenis NYY.
iv. Untuk kabel-kabel dari Trafo menuju ke PUTR menggunakan kabel jenis NYY.

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton) harus
dimasukkan dalam konduit galvanis dengan ukuran yang disesuaikan dengan kabel yang
dilindungi.

b. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder


maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible). Sambungan pada kabel sirkit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
kokoh secara elektrik, dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-
kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel
baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus menggunakan konektor
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen, bakelite atau PVC, yang
ukurannya disesuaikan dengan ukuran kabelnya.
Spesifikasi Teknis 111
4. Bahan lsolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, pita
sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus dipasang dengan cara yang
disetujui menurut anjuran badan yang berwenang dan atau pabrik pembuatnya.

5. Sambungan

a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang


khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan lain-lain). Kontraktor harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Konsultan Pengawas/MK.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-- namanya masing-
masing, dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil Pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas/MK.
c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambunganpenyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan
harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen
yang khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal suhu-suhu
pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-kurangnya 2,5 mm.
6. Saluran Penghantar dalam Bangunan

a. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung, saluran penghantar


(konduit) harus ditanam di dalam beton.
b. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung, saluran penghantar
(konduit) harus ditempel pada beton atau dipasang diatas rak kabel dengan tidak
membebani plafon.
c. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran beton, kecuali
untuk penerangan taman, digunakan pipa galvanis dengan ukuran sesuai dengan ukuran
kabelnya. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk belokan-belokan.
d. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit sekurang-kurangnya

Spesifikasi Teknis 112


5/8" diameternya. Setiap pencabangan maupun pengambilan keluar harus menggunakan
kotak sambung yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam kotak sambung.
e. Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank plate stainless
steel, tipe "star point".
f. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung harus dilengkapi dengan
"socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan
lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m,
harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak
50 cm.

7. Pemasangan Kabel dalam Tanah


a. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm.
b. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan
diberi pasir, ditanam minimal sedalam 800 mm.

i. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1.000 mm dan dilindungi dengan
pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel.
ii. Kabel-kabelyang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanis
atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak
tidak kurang dari 300 mm dari pipa gas, air dan lain-lain
iii. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan
kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal
100 mm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup
dengan tanah urug.
iv. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung. harus
mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
v. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada
jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian,
pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

8. Pengujian
a. Pengujian Pabrik
i. Pengujian Individual
Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari Pengujian sebagai
berikut :
1. pengujian ukuran tahanan hantaran
2. pengujian dielektrik

Spesifikasi Teknis 113


3. pengukuran loss factor

ii. Pengujian Khusus


Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengujian
tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
1. pengujian tegangan impuls
2. pengujian mekanikal
3. pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu
4. pengujian dielektrik
5. pengujian perambatan (creep test)

b. Pengujian Lapangan
Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan
dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian dielektrik/insulation test. Marking
kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Pasal 4

PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN

1. Umum

Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon
operator. Sehingga seluruh sistem penerangan dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan sesuai dengan gambar
perancangan
a. Lampu dan Armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang tertera pada
gambar-gambar perancangan.

i. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).


ii. Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi
dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan
suhu dan beban mekanis dari louver.
iii. Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga
diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
Spesifikasi Teknis 114
iv. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
v. Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
kotak harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
vi. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses
"posphating", dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir
dengan powder coating warna putih.
vii. Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
viii. Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
ix. Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W
harus jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang
terpisah dari armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast
dibatasi :
-maksimum panjang untuk 400 W, 50 m
-maksimum panjang untuk 250 W, 25 m
x. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
xi. Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
xii. Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan dan
rancangan Konsultan Perancang.

b. Kabel lnstalasi
i. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).

ii. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut

fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian: hijau/kuning
c. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

Spesifikasi Teknis 115


i. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit PVC high
impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
ii. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-
Junction box) dan armatur lampu.
iii. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa
konduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter
19 - 25 mm.

d. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat
dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan difinish hot dip
galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan
dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm dengan difinish hot dip galvanized.

3. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.

Pasal 5
PEKERJAAN STOP KONTAK DAN SAKLAR

1. Umum

Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi
calon operator. Sehingga seluruh sistem kotak kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.

2. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak dan saklar sesuai
Spesifikasi Teknis 116
dengan gambar perancangan yaitu :
a. Kotak Kontak Biasa
i. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa+ N + E,
rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.
ii. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa
dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 150 cm
di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian.

b. Kotak Kontak Industrial, 3 fasa + N + E

Kotak kontak industrial 3 fasa yang dipakai adalah kotak kontak industrial 3 fasa dan harus
mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian. Rating 3 fasa, 415 V, 32 A yang
dilengkapi saklar.

c. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

i. Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu
indikator.
ii. Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder
di panelnya.
iii. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.
iv. Saklar harus dipasang pada kotak.
d. Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak

Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35
mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar atau kotak kontak
dinding terpasang pada kotaknya harus menggunakan baud, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

e. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar

Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam didinding (inbow) yang penempatannya
ditunjukkan dalam gambar rencana. Stop Kontak dan Saklar dipasang pada jarak 150 cm dari
lantai jadi.

3. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY). Kabel harus mempunyai
penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL
2000 sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis 117


fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning

4. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit PVC high impact.
Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessoriesIainnya harus sesuai yang satu
dengan Iainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction
box) dan armatur lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC,
high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

5. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat dari
plat mild steel dengan ketebalan.

6. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :

a. Pengujian tahanan isolasi


b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.

Pasal 6
PEKERJAAN INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

1. Umum

Sistem Tegangan Menengah yaitu :Tegangan menengah PLN 20 KV, masuk dan di back up oleh
generator apabila PLN padam.Sumber instalasi PLN 3 (tiga) fasa dengan tegangan menengah 20
KV.Tegangan menengah ‘(TM) ini di turunkan menjadi tegangan rendah (TR) oleh 1 (satu) unit

Spesifikasi Teknis 118


transformator daya untuk mengaliri sirkuit yang terpisah di seluruh bangunan melalui panel utama
tegangan rendah (PUTR).Pekerjaan yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan dan memasang 1 (satu) buah Trafo Tegangan Menengah dengan kapasitas sesuai
gambar, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jenis Trafo : oil type
Power Rating : sesuai gambar
Voltage : 20 kv/400 V/ 2 x 2,5 %
Type : DYn 5
Frekwensi : 50 Hz
Design : sesuai VDE, IEC
Max. temp. keliling : I.p - 10
Kontrol Temperatur : Alarm system (220 Volt)
Triping system : ya
Reserve alarm system : -
Fan control : ya
Bantalan peredam : ya
Kelengkapan : - Elastimold MV.Bushing 50 mm
- DMCR Protection Relay
Produk yang dapat
Diterima : Unindo, trafindo
Penempatan : kering/dalam.
Kondisi lingkungan : daerah tropis.

Semua sisi TM harus mendapat isolasi. Terminal kabel trafo harus menggunakan save to
tough cable plus.

b. Perlengkapan Traffo
Perlengkapan standard umumnya terdiri dari:
a. Pelat nama spesifikasi trafo
b. Pelat nama pembuat
c. Gelas penduga permukaan minyak
d. Thermometer
e. Lubang pengisi minyak
f. Keran penguras minyak
g. Kuping pengangkat
h. Bushing tegangan tinggi dan tegangan rendah
i. Komutator
j. Roda atau skid base
k. Jenis konventional Tank
1. Konservator dengan breather

Spesifikasi Teknis 119


2. Buchholz relays atau DGPT 2
3. Thermometer type dial dengan kontak alarm dan tripping
4. Elastimold bushing untuk sisi tegangan tinggi

l. Hermetically Sealed Tank


1. Pressure relief valve atau device
2. Pressure vacuum gauge
3. Nitrogen filling valve
4. Dial Thermometer dengan kontak alarm dan Ttripping
5. Kotak pengalan bushing
6. Elastimold bushing

c. Pengujian Trafo

Sebelum pengiriman, semua trafo harus menjalani pengujian rutin sesuai dengan standar-
standar yang disebutkan pada item a, sebagai berikut:
i. Pengujian jumlah lilitan
ii. Pengujian Polaritas
iii. Pengujian rugi tembaga
iv. Pengujian rugi besi
v. Pengujian tegangan tembus minyak trafo
vi. Pengujian pengukuran arus beban nol
vii. Pengukuran impedansi
viii. Pengujian tegangan terapan
ix. Pengujian tegangan induksi

d. Menyediakan dan memasang switchgear.


Tegangan Menengah dengan spesifikasi sebagai berikut:

e. Rumah Cubicle Lengkap.

a. Merupakan rakitan standard dari pabrik yang persyaratan rakit dan dimensi
komponennya memenuhi syarat-syarat IEC atau VDE.
b. Jenis metal - Clad switch gear.
c. Cocok untuk pasangan breaker Draw Out Type atau Fix Type, bisa diganti bila ada
cubicle rusak.
d. Tahanan isolasi 20 N atau 20 S.
e. Peak Withstand current 36,5 KA/20KV.

Spesifikasi Teknis 120


f. Rated short time curren (1 second) 14,5 KA/20 KV.

f. Dilengkapi system Interlock yang sempurna, pintu,earthing, switch Automatic shutter.

Untuk jenis cubicle yang dipilih harus disertakan brosure yang lengkap dan asli buatan
AEC, Siemens, Merlin Gerin.

g. Circuit Breaker TM harus memenuhi syarat sebagai berikut :


Standard spesifikasi : IEC atau VDE
Tegangan nominal pada 50 Hz (atas) : 24 kV
(bawah) : 20 kV
Electric strength (impulse) : 125 kV,
(power freq) : 50 kv
Breaking capacity : 500 MVA
Arus nominal : 400 A
Pengendalian : Normal
Media Isolasi : Gas -SF6

h. Fuse (HRC) lengkap fuse base. Buatan pabrik


AEG, Siemens.
Kerja load breakswitch tersebut diatas digandengkan dengan fuse (pengaman lebur)
kapasitas tinggi tegangan tinggi dengan spesifikasi umum sebagai berikut :
Tegangan nominal bawah : 20 kV.
Tegangan nominal atas : 24 kV.
Tegangan minimum yang diijinkan : 13 kV.
Arus nominal IN : 63 A.
Prospective current at 0,15 pf : 14 kvA.
Rated breaking capacity, bawah : ......
Rated breaking current, atas : ......
Minimum breaking current : 100 A.
i. Buatan pabrik AEG, Siemens, Merlin Gerin.

Pemilihan merk Circuit Breaker dan Load Breakswitch beserta komponen-


komponennya harus sesuai dengan kesatuan cubiclenya. Sebelum pabrikasi, rencana
operation, control dan gambar-gambar detailnya harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan untuk mendapat persetujuan. Switchgear TM ini harus dipasang
lengkap dengan instrumen bantuannya :

i. Voltmeter AC.

Spesifikasi Teknis 121


ii. Ammeter AC.
iii. KWH meter.
iv. Lampu-lampu pilot.
v. Push botton on/off dan level untuk manual.
vi. Power faktor meter.
vii. Dan lain-lain yang masih standard atau masih diperlukan. e.
Kelompok Rangka besi, Hanger dan Konduit.
j. Rangka besi dan hanger.
Dari besi profil atau beton dengan kekuatan yang cukup.
k. Kelompok Kabel.
a. Kabel Tegangan Menengah.
Dapat dipilih paper isulated atau PVC isulated jenis single core inti-inti tembaga ukuran
sesuai.

b. Sepatu Kabel.
Rating : menurut ukuran.
Bahan : tembaga.
Pemasangan : press.
i. Sealing end.

Sesuai dengan jenis dan kelas tegangan kabel.

c. Kelompok pondasi peralatan dan lantai ruang trafo. Trafo dan panel harus ditempatkan
pada lantai dari beton bertulang sesuai ketentuan PLN. Trafo harus mempunyai support
vibration damper.

d. Material Pentanahan.

i. Semua sistim listrik disini menggunakan sistim pentanahan yang telah ditentukan
dalam PUIL 2000.
ii. Pemilihan kawat dan cara pentanahan.

e. Transformator harus diberi pagar/dinding pelindung sesuai standard IP20 yang berlaku.

2. SPESIFIKASI PEMASANGAN
a. Persyaratan Instalasi

i. Pemborong diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya mendapat


Surat Perintah Kerja. Ajukan usulan-usulan kepada Direksi/Perencana apa yang
perlu dirubah atau diatur kembali agar supaya semua peralatan dalam sistim

Spesifikasi Teknis 122


dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.

1. Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan


pengukuran-pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut
keadaan sebenarnya.
2. Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar-
gambar, ajukan data-data penyimpanan kepada Direksi/Perencana.

ii. Pemborong harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan tepat
koordinat-koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya
dilapangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.
iii. Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemborong lain dan Direksi sebelum
memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, konduit, hanger, peralatan dan
sebagainya.

1. Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan lain tidak


bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain.
2. Apabila ada perselisihan paham antara Pemborong maka keputusan akhir
ada pada Direksi.
3. Pemborong Transformator akan berhubungan erat sehubungan sifat
pekerjaannya dengan Pemborong Utama, AC, Plumbing, listrik dan lain-
lain.
b. Pemasangan kabel-kabel, Pipa-pipa dan peralatan sebagai berikut :

i. Kabel pipa dan ruang trafo dan ruang kontrol (panel) terpasang pada rak kabel.
ii. Peralatan sesuai ketentuan pabrik dan berilah Direksi ketentuan cara tersebut
sehingga merupakan bagian dari spesifikasi ini.

iii. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau
masuk keproyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

c. Pemasangan Peralatan

Trafo dan Peralatan.

i. Sebelum pemasangan, Pemborong harus membuat gambar kerja yang memuat


gambar lay-out, potongan dan detail serta dengan ukuran yang jelas harus
mendapat persetujuan dari Direksi serta Perencanaan. Berat peralatan harus
dicantumkan juga.

Spesifikasi Teknis 123


ii. Kemudian Pemborong melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat-
tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat
persetujuan dari Direksi.

d. Panel-panel Listrik.

i. Pasangan panel-panel sesuai tempat yang telah ditentukan pada gambar


rencana/kerja.
ii. Semua kabel masuk/keluar kepanel dan transformator melalui bagian atas.
iii. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.

e. Kabel-kabel Feeder.

i. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, Pemborong harus membuat gambar lay-


out jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya.
ii. Kemudian Pemborong memasang tanda-tanda pada jalur-jalur kabel tersebut dan
harus mendapat persetujuann Direksi untuk menghindar. Kemungkinan tabrakan
dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain.
iii. Pemasangan Kabel Feeder.

o Kabel feeder terpasang rapih pada rak kebel diruang trafo dan tanpa perlindungan
pipa.
o Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm dibawah permukaan tanah
dengan memakai pelindungan pipa galvanis.
o Setiap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal R = 15 x D,
dimana D adalah diameter kabel tersebut.
o Tidakdiperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengah
perjalanan.
o Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah kelebihan panjang
secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana ada penggeseran panel atau
peralatan.
o Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

f. Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka dan Rak Besi.

i. Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan sloof, kolom, balok, plat.
ii. Untuk ini Pemborong Transformator harus bekerja sama dengan Pemborong
Sipil.

Spesifikasi Teknis 124


1. Sebelum pemasangan angkur, kelos, dan pembuatan terobosan,
Pemborong Transformator harus membuat gambar detail baik lokasi
maupun cara pemasangannya. Gambar-gambar ini harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
2. Besi angkur harus diikat kesisi tulangan Konstruksi corcoran supaya
terpasang dengan kuat.
iii. Galian dan Urugan.

1. Kedalaman dan besarnya penggalian harus sesuai dengan kebutuhan


yang diperlukan untuk tiap item pekerjaan menurut RKS.
2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel, saluran got dan lain-lain
harus membuat gambar detail dan cara penyelesaiannya yang baik untuk
semua pihak.
3. Kesalahan-kesalahan yang timbul karena kelalaian dari Pemborong
menjadi tanggung jawab Pemborong Transformator.
4. Setelah selesai pemasangan kabel listrik, galian tersebut harus diurug
kembali.
5. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja pihak lain ini
harus diperbaiki kembali oleh Pemborong Transformator dengan
tanggung jawab biayanya.

iv. Pentanahan.

Semua panel listrik TM dan peralatan harus mendapat pentanahan sesuai dengan
ketentuan PLN dan Gambar.Besarnya tahanan tanah harus lebih kecil dari 0,5 Ohm.
Yang harus ditanahkan adalah titik netral trafo dan badan transformator dan switchgear.
Pentanahan dengan cara penekanan batangan-batangan tembaga masif yang berjarak
tiap titik minimum 2 m.

3. Pengujian

Untuk mengetahui baik atau tidaknya Sistim Trafo dan Panel TM yang dipasang, maka harus
diadakan pengujian terhadap instalasi yang terpasang.

4. Contoh

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan digunakan/dipasang, sesuai
yang diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
Spesifikasi Teknis 125
contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5. Pemeriksaan

Sistem Pemsangan Trafo dan Panel TM akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa
oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap bagian
yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus seaera
diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik Proyek.

6. Surat ljin

a. Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik golongan C yang
dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).
b. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini,
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

7. Daftar Bahan/Material

a. Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
b. Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
c. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari bahan/material ataukomponen tertentu
terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib
melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
d. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang
kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang,
maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan suatu sangksi tertentu
kepada Kontraktor.

Spesifikasi Teknis 126


Pasal 7
PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN

1. Bangunan Gedung

Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara baik, dengan cars
menghubungkannya kepada bare copper conductor pembumian yang telah tersedia, yaitu semua
frame konstruksi bangunan baja dan peralatan logam lainnya. Hubungan antara bagian yang tetap
dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel (braided copper wire),
yang harus dilindungi dari gangguan mekanis. Semua sambungan-sambungan pada sistem
pembumian harus dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Elektroda pembumian terbuat
dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga
dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

2. Peralatan Logam Lainnya

Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing peralatan, rak
kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual). Elektroda pembumian terbuat
dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga
dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang
terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti
standar-standar yang berlaku dalam PUIL 2000.

BAB IV
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN MEKANIKAL

Pasal 1
INSTALASI SANITASI & DRAINASE

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit
Mekanikal beserta peralatan dan alat bantu pendukung instalasi untuk bangunan blok hunian,
bangunan gedung kantor utama dan fasilitas utama.
b. Spesifikasi detail pekerjaan instalasi diatas dijelaskan dalam bab tersendiri mengenai

Spesifikasi Teknis 127


pekerjaan yang bersangkutan.
2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Mekanikal, Pemborong harus juga memperhatikan
pekerjaan detail Instalasi Peralatan Utama dan pekerjaan detail Instalasi Peralatan
Pendukungnya.
b. Selain itu Pemborong pekerjaan mekanikal juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang
terkait dalam Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
vi. Pekerjaan Elektrikal
vii. Pekerjaan Structure
viii. Pekerjaan Arsitektur dan Interior
ix. Pekerjaan Sipil dan Landscape
c. Koordinasi di lapangan menyangkut pekerjaan mekanikal dan pekerjaan lainnya diperlukan
dalam pekerjaan ini agar dapatkan hasil yang optimal.
3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standar-standar dan peraturan-
peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SN I : Standar Nasional Indonesia
– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– ASTM : American Society for Testing and Materials
– ANSI : American National Standart Institute
– PDI : Plumbing and Drainage Institute
– JIS : Japanese Industrial Standart
– ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating andAir- Conditioned
Engineer
– SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National Association

– Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum.


– Peraturan Daerah setempat
– Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja

13. Persyaratan Teknis


a. PersyaratanTeknis
i. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta
memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini
sampai selesai.
ii. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman
pekerjaan yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi sistem mekanikal dalam
pekerjaan ini.

Spesifikasi Teknis 128


b. Persyaratan Material
i. Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal
harus didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk melaksanakan
pekerjaan. Daftar Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi pendukung
kesiapan dankemampuan Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
ii. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara
khusus pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material
(Outline Specification) yang dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
iii. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus
dalam kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari
pabrik produk yang bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung
jawab atas keutuhan peralatan dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi
kerusakan dan cacat material saat pengadaan maupun pemasangan
Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.
c. Persyaratan Pelaksanaan
i. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas atau SUPERVISI.
ii. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus di buatPelaksana/Pemborong menyesuaikan
Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan SUPERVISI dan
Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan
tersebut.
iii. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/ Pemborong harus
melaksanakan proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin
pelaksanaan kepada Pengawas atau SUPERVISIuntuk dimintakan persetujuan.
iv. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik
dan benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan
kondisi di lapangan. Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus
sepengetahuan dan persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.

v. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan


Pendukung dan Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal
kepada Pengawas atau SUPERVISI untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini
harus disertakan Data Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material
Specfication), Brosur (Brochure), dan apabila perlu disertakan Contoh Material
(Mock-up) sebagai dasar teknis Pengawas atau SUPERVISI untuk memberikan
persetujuan.
14. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
SUPERVISI untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai pedoman gambar
pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material yang telah disetujui , dan
kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus mengadakan survey di lapangan untuk

Spesifikasi Teknis 129


menentukan perletakan/posisi material dengan baik. Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan
menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
15. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
16. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau SUPERVISI.
Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan, Pelaksana/ Kontraktor
memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau SUPERVISI untuk didapatkan
pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan di lapangan ini bisa dituangkan
dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani Pelaksana/Kontraktor dan pihak
Pengawas.
17. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan melaksanakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di lapangan bagi semua
yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) disediakan
Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan
kerja.
18. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas pekerjaan itu
sendiri.
19. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan dalam
gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudian diajukan kepada
Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah lembar Gambar kerja
yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
20. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual Operation,
Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang bersangkutan, akan
diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu Pelaksana/Pemborong juga harus membuat
Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem
yang terpasang sebagai pedoman pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.
21. Jaminan dan Garansi
a. Jaminan Pekerjaan
i. Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan.
Jaminan tertuang dalam Sertifikat Material yang dibuat oleh Pabrikan atau badan
yang ditunjuk.
ii. Pelaksana/ Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan mekanikal yang telah
dilaksanakan di lapangan. Jaminan ini tertuang dalam Berita AcaraJaminan
Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas.
iii. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance setelah serah
terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah
disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

Spesifikasi Teknis 130


iv. Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/ Kontraktor
sebagai Jaminan atas pekerjaan.
b. Garansi dan Spare Part
i. Penyedia Peralatan Utama, dan Material pendukung berkewajiban menyerahkan
memberikan Garansi Material selama 1 (satu) tahun kepada Pelaksana/Pemborong.
Selanjutnya Garansi tersebut diserahkan kepada pimpinan pekerjaan/proyek atau
pihak yang ditunjuk sebagai kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
ii. Untuk beberapa Peralatan Utama, Penyedia barang harus melengkapi Suku Cadang
atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan. Suku Cadang yang
dimaksud merupakan material suku cadang untuk peralatan yang bersangkutan sesuai
ketentuan pabrikan.
iii. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen tunggal
atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
c. Serah Terima Pekerjaan
i. Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima Pekerjaan
secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan harus
memenuhi peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
ii. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Mekanikal dengan persetujuan Pengawas.

Pasal 2
PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
iv. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan peralatan pencegah kebakaran.

v. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
-Instalasi Fire extinguisher
-Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas.
g. Pekerjaan yang Berhubungan
1) Spesifikasi pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam gedung berkaitan dengan
penempatan unit dalam gedung.
2) Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran dalam gedung,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain di luar pekerjaaan
mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan yaitu :
-Pekerjaan Struktur
-Pekerjaan Arsitek dan Interior

Spesifikasi Teknis 131


h. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan Pemadam Kebakaran mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang berlaku, meliputi :
– SNI : Standart Nasional Indonesia.
– SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan Pemadam Api Ringan
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
– NFPA : National Fire Protection Association.
– Petunjuk Pemasangan Unit terkait.
– Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat.
i. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
Sistem Pemadam Kebakaran adalah suatu sistem yang di sediakan untuk suatu aksi terhadap
pemadaman api kebakaran. Sistem ini dijalankan oleh petugas pemadam dan atau pelaksana
pemadam dengan pengetahuan teknis dan latihan yang memadai. Perencanaan dan Pemilihan
Sistem pemadam kebakaran didasarkan atas beberapa hal menyangkut : tingkat bahaya
kebakaran, jenis kebakaran, area pemadaman, keamanan media yang terbakar, dan
lingkungan.
b. Fire extinguisher
i. Isi sesuai dengan spek antara lain CO2 dan DCP di sesuaikan dengan gambar dan spek
yang berlaku diatas
ii. Material Pendukung lnstalasi.
Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah disetujui
pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat pemadam kebakaran.
j. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus memenuhi
persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi pemadam
kebakaran. Selain itu Pelaksana/ Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam
persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Testing & Commisioning
Test & Commisioning dilakukan dengan uji coba 1 unit atau sebagian Alat
PemadamKebakaran. Pada saat pelaksanaan diharapkan Pelaksana/Pemborong
memberikan penjelasan operasi unit kepada pemakai gedung. Prosedure
pelaksanaan Testing & Commisioning diajukan Pelaksana/Pemborong untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas atau Management Kontruksi.
k. Jaminan dan Garansi
a. Jaminan Pekerjaan

Spesifikasi Teknis 132


i. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran.
Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistemplumbing
dan Pekerjaan peralatan yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
ii. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran, setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6
bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan
pekerjaan proyek.
b. Garansi dan Spare Part
i. Garansi Material Alat Pemadam Kebakaran berlaku selama 1 tahun setelah serah terima
unit.
ii. Garansi Spare Part Alat Pemadam Kebakaran mengacu pada ketentuan garansi spare part
yang telah dipasang.
c. Serah Terima Pekerjaan
i. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika Pelaksana/Pemborong
telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah beroperasi dengan baik sesual
perencanaan awal.
ii. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam kebakaran, harus
mendapat persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.

Pasal 3
PEKERJAAN PLUMBING

2. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1)Pekerjaan Plumbing yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
Instalasi Plumbing beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi
plumbing.

2)Pekerjaan plumbing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:


-Pekerjaan Instalasi pipa
-Pekerjaan Instalasi accesorises pipa
-Pekerjaan pendukung instalasi pipa
-Pekerjaan Pengecatan
b. Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan Plumbing merupakan pekerjaan umum dalam pekerjaan mekanikal.
Untuk itu spesifikasi pekerjaan ini berlaku juga untuk spesifikasi pekerjaan instalasi
mekanikal Iainnya.Instalasi-instalasi pekerjaan mekanikal yang didalamnya terdapat
pekerjaan plumbing untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
- Instalasi Sistem Air Bersih

Spesifikasi Teknis 133


-Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor, Ventilasi dan Air Hujan
c. Dalam melaksanakan pekerjaan plumbing, Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan
pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
– Pekerjaan Elektrikal
– Pekerjaan Structure
– Pekerjaan Arsitek dan Interior
– Pekerjaan Sipil dan Landscape
2. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan plumbing mengacu pada standart-standart dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SNI 03 - 6481 - 2000, Sistem plumbing - 2000.
– SNI 07-0242.1-2000, Spesifikasi Pipa Baja dilas dan tanpa sambungan dengan lapis hitam
dan Galvanis pan as.
– SNI 19-6782-2002, Tata Cara Pemasangan Besi Daktil dan Perlengkapannya.
– SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing.
– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– PDI : Plumbing and Drainage Institute
– ASTM : American Society for Testing and Materials
– ASME : American Society of Mechanical Engineers
– JIS : Japanese Industrial Standart
– DIN : Deutsches Institut fur Norm ung
– Peraturan PAM daerah setempat
– Peraturan Daerah setempat.
Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
-Sistem Plumbing merupakan sistem perpipaan, tubing dan plumbing fixtures.
Sistem ini banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya
dalam instalasi air bersih dan air buangan/limbah gedung.
-Namun dalam spesifikasi pekerjaan plumbing disini mensyaratkan spesifikasi
pekerjaan perpipaan, peralatan terpasang dalam pipa (valves, strainer, dsb) dan
pendukung instalasi pipa. Untuk pekerjaan fixtures yang berkaitan dengan
peralatan faucets, shower, floor drain, dan peralatan semacam lainnya
disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.
-Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan
peralatan yang berhubungan dengan fixtures seperti halnya heater, tanki air,
dan sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.
b. Persyaratan Material
-Material Pipa : Pipa Instalasi Air Bersih.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-

Spesifikasi Teknis 134


2002
d. Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-
2002
e. Pipa Ventilasi Udara.- Air Bekas & Air Kotor
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, DClass, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
d. Material Fittings :
e. Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Penyambungan pipa disesuaikan dengan standart harus harus rapid an kuat.
f. Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan.
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection,
AW Class. 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-01351989, dan untuk ukuran
Ø 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection , AW Class , 10
kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989.
g. Fitting Instalasi Pipa Ventilasi udara- Air bekas & Air Kotor Poly Vinyl Carbonat (PVC)
Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
h. Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.
i. Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Bronze, 10
kg/cm2. Standard : JIS 10 K dan ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange
connection, Melleable Cast Iron, 10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K.
j. Floating Valve
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze,
Working Pressure, min : 4 kg/cm2. Standard : JIS 10 K dan ukuran Ø 65
mm s/d 300 mm : Flange connection, Brass or Bronze, 10 kg/cm2.
Standard : JIS 10 K
k. Foot Valve ( with Strainer )

Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm Thread Connection, Bronze, Working Pressure,


10 kg/cm2. Standard : PN 10 dan untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange
connection, Cast Iron or Galvanized Steel 10 kg/cm2. Standard : PN 10
l. Flow Meter
Thread or Flange Connection, Magnetic Drive, Working Pressure : 10 kg/cm2
m. Flexible Joint
Thread or Flange Connection , Double Sphered, Rubber, Working Pressure : 10
kg/cm2
n. Pressure Gauge & Compound Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 -10 kg/cm2.
o. Hanger & Support
– Hangers Rod, U-Bolt diameter :

Spesifikasi Teknis 135


Ukuran diameter steel rod dan ulir menyesuaikan diameter pipa yang akan di
pasang dengan mengacu sebagai berikut :
p. Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or Steel
Band or Split Ring dan untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
i. Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread dan untuk
pipa berisolasi memakai rubber lining.
ii. Clamps :
Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel bend with thread. Untuk
pipa berisolasi memakai rubber lining.
q. Kawat Las/Veld Electrode
i. Kawat Las untuk Mild Steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1 E6013
ii. Kawat Las untuk High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard : AWS A5.1 E7016.
r. Paint/ Cat
i. Cat Dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987
ii. Cat Jad
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987 c.
3.Persyaratan Pelaksanaan.
a.Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plumbing harus memenuhi persyaratan yang telah
diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah berpengalaman dalam
pekerjaan instalasi plumbing. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja, Prosedure
Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan
pekerjaan mekanikal.
b.Pemasangan pipa dalam gedung.
xiii. Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah
pemasangan pipa di atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan beberapa
tempat dalam bangunan yang pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan
kontruksi lainnya. Beberapa ketentuan pemasangan pipa tersebut adalah sebagai
berikut :
xiv. Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa
tegak/vertikal yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa
mendatar/horisontal yang sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah
lantai dan dalam tanah.
xv. Pipa baja mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai

Spesifikasi Teknis 136


ketentuan sebagai berikut:
xvi. Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp
dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak
sesuai ketentuan sebagai berikut:
xvii. Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus
ditanam didalam tembok/lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang
yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
xviii. Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan,
maka perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan
minimum 0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-
masing sisi di luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari
pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (Water Proofing). Sleeves
tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut. Flens dari Sleeves tersebut
harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang akan mengikat "Flashing
Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan
mengisinya dengan gasket atau material lain yang kedap air.
xix. Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang
dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding
harus memenuhi jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghindari tumpang tindih
pipa, mudahkan operasional dan pemeliharaan.
xx. Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish
dengan warna jenis instalasi pipa.
xxi. Pipa datar untuk instalasi air bekas, air kotor , vent dan air dipasang dengan
kemiringan minimal 2% untuk pipa sampai dengan diameter 3" dan minimal 1%
untuk pipa 4" atau ditentukan lain dalam gambar.
xxii. Sambungan pipa cabang pvc untu instalasi air bekas, air kotor dan air hujan
menggunakan jenis Y (Tee-Y), dan menggunakan jenis long sweep elbow
belokan.

xxiii. Khusus pemasangan pemipaan dari kamar mandi menuju shaft di lantai 3 sampai
dengan lantai 6 menembus balok, dan harus dipasang sleeve (tidak boleh
langsung menggunakan pipa instalasi). Dan untuk lantai 1 dan 2 tidak menembus
balok.
xxiv. Semua Pemipaan di kamar mandi harus benar-benar dijamin kualitas
penyambungan pipa.
c. Pemasangan Pipa dalam tanah.
Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :
f. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar lubang

Spesifikasi Teknis 137


galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu
dengan dengan baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena
dalamnya galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus pelindung berupa pipa besi dengan diameter diatas pipa terpasang atau
dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak bertumpu pada pipa.
g. Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi rapi dengan karung
goni dan dilapisi aspalt untuk mencegah/menhambat korosi dari luar.
h. Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan dan
desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
i. Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang
thrust block.
j. Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm kemudian tanah
asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan
tanah asli.
d.Test dan Commisioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan
treatment terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang.
Pengujian pipa dilaksnakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara
menyeluruh. Beberapa ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :
-Pipa Air Bersih.
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus
tanpa terjadi penurunan tekanan.
-Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test genang
dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk
pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 2
jam tanpa terjadi penurunan air.
-Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh instalasi
pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
a. Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24 jam
sebelum dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
b. Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1 jam
sebelum dibilas dan digunakan kembali.
c. Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
chlorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
g. Jaminan Pekerjaan.
1. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan. Pipa, Valves, dan

Spesifikasi Teknis 138


material yang termasuk dalam pekerjaan plumbing harus berasal oleh Pabrik material tersebut atau
agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus
berdomisili di Indonesia.
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
plumbing setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang
telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

h. Garansi dan Spare Part.


1. Selain itu suku cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan harus diserahkan
sebagai pendukung kelengkapan serah terima pekerjaan.
2. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen tunggal
atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
i. Serah Terima Pekerjaan.
1.Pekerjaaan plumbing merupakan bagian pekerjaan instalasi mekanikal. Untuk itu Serah Terima
Pekerjaan berdasarkan instalasi yang bersangkutan secara menyeluruh.
2.Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuaikan dengan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.

Pasal 4

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

1. Umum
b. Lingkup Pekerjaan
-Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air, dan
distribusi air sampai pengguna air bersih.

-Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-- pekerjaan sebagai berikut :
1) Pekerjaan Instalasi Sumur
2) Pekerjaan Instalasi Pompa
3) Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih
4) Pekerjaan Plumbing
j. Pekerjaan yang Berhubungan
-Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian sudah disyaratkan dalam perkerjaan plumbing.
Dalam bab ini Iebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistem dalam instalasi air bersih.
-Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih, Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan
pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/ Pemborong juga harus
memperhatikan pekerjaan yaitu :
1) Pekerjaan Elektrikal.

Spesifikasi Teknis 139


2) Pekerjaan Structure.
3) Pekerjaan Arsitek dan Interior.
4) Pekerjaan Sipil dan Landscape.
k. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan instalasi air bersih mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
– SNI : Standart Nasional Indonesia
– PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
– PDI : Plumbing and Drainage Institute
– Peraturan PAM daerah setempat
– Peraturan Daerah setempat
3. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
-Sistem Instalasi Air Bersih merupakan sistem penyediaan air bersih,
penampung air bersih, distribusi air bersih dan plumbing fixtures.
- Air bersih berasal dari sumur dangkal dan atau sumur dalam. Yang dipompakan ke
tanki air atas
-Selanjutnya air dari tanki air atas didistribusikan dengan cara gravitasi
b.Persyaratan Material
1. Material Instalasi Plumbing.
Material yang dipakai instalasi plumbing : pipa PVC, valves, peralatan pada jalur pipa,
hanger dan support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam pekerjaan
plumbing.
2. Material Tanki Air Bersih.
Spesifikasi Material tanki-tanki air bersih yang dipakai dalam perkerjaan instlasi air
bersih disyaratkan dalam bab pekerjaan tanki.
3. Material Pompa Air Bersih.

Spesifikasi Material pompa-pompa yang dipakai dalam perkerjaan instalasi air bersih
disyaratkan dalam bab pekerjaan pompa.
c.Persyaratan Pelaksanaan
v. Pekerjaan instalasi air bearish Adela pekerjaan suatu sistem. Untuk itu pelaksana harus
memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan plumbing, pekerjaan sumur,
pekerjaan pompa, pekerjaan tanki, dan sebagainya yang telah disyaratkan pada bab-bab yang
bersangkutan.
vi. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan diisyaratkan dalam bab pekerjaan
mekanikal. Persyaratan teknis diisyaratkan dalam bab-bab yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut.
vii. Sebelum melaksanakan Test & Commisioning terhadap instalasi sistem air bersih, Kontraktor
harus telah melaksanakan partial test terhadap instalasi plumbing, pompa air bersih, tanki air

Spesifikasi Teknis 140


bersih, dan peralatan lainnya dalam instalasi air bersih.
viii. Test dan Commisioning instalasi air bersih merupakan test &commisioning suatu sistem.
Pekerjaan ini bisa berfungsi sebagai running-test suatu rangkaian sistem. Pelaksanaan test bisa
di bagi beberapa bagian menurut fungsi sistem.
v. Jaminan dan Garansi
a. Jaminan Pekerjaan
1. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air bersih. Sehingga jaminan
pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistem dan material peralatan yang dipakai.
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
instalasi air bersih setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun
waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
b. Garansi dan Spare Part
1. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi sistem ini dengan masa
garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
2. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air bersih menagacu pada ketentuan garansi spare
part yang terkait.
w. Serah Terima Pekerjaan
a. Pekerjaaan instalasi air bersih dinyatakan selesai jika Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan
pemasangan instalasi dan telah beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Instalasi Air bersih harus mendapat persetujuan Pengawas
atau SUPERVISI

Pasal 5
PEKERJAAN INSTALASI AIR LIMBAH GEDUNG
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan

2. Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan peralatan untuk instalasi air bekas, instalasi air kotor dan air hujan.
3. Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut :
1) Pekerjaan Instalasi Plumbing
2) Pekerjaan Instalasi Unit Pengolah Limbah
c. Pekerjaan yang Berhubungan
1. Spesifikasi pekerjaan instalasi air limbah gedung sebagian besar sudah disyaratkan dalam
perkerjaan plumbing. Dalam bab ini lebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistem
dalam instalasi air limbah gedung.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga

Spesifikasi Teknis 141


harusmemperhatikan pekerjaan yaitu :
1) Pekerjaan Elektrikal
2) Pekerjaan Structure
3) Pekerjaan Arsitek dan Interior
4) Pekerjaan Sipil dan Landscape
d. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan air limbah gedung mengacu
pada standart-standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia.
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia.
PDI : Plumbing and Drainage Institute.
1. Keputusan Mentri Lingkungan Hidup.
2. Peraturan PAM daerah setempat.
3. Peraturan Daerah setempat.
x. Persyaratan Teknis
a. Persyaratan Teknis Sistem
a. Instalasi Sistem Air Bekas merupakan sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan pipa tegak
menuju saluran gedung kawasan Penjara.
b. Instalasi Sistem Air Kotor merupakan sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke unit
Septik tank.
c. Instalasi Sistem Air Hujan merupakan sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap
gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke
saluran gedung/kawasan/kota atau ke Saluran luar keliling Penjara
d. Instalasi Sistem Vent merupakan instalasi untuk menyalurkan udara yg terjebak didalam
instalasi pipa air kotor, bekas sehingga buangan air berjalan dengan lancer.

y. Persyaratan Material
a. Material Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor ,Air Hujan dan Ventilasi
Material yang dipakai instalasi plumbing pipa PVC, valves, peralatan pada jalur pipa,
hanger dan support, dan material pendukung lainnya disyaratkan dalam pekerjaan
plumbing.
b. Material Fixtures
Spesifikasi Material Fixtures disyaratkan dalam pekerjaan architecture kecuali roof
drain dan clean-out. Adapun spesifikasi kedua material tersebut sebagai berikut :
1. Roof Drain.
z. Material : Cast Iron.
Ukuran : sesuai gambar rencana.
aa. Clean Out (dalam Gedung).

Spesifikasi Teknis 142


bb. Material : Cast Iron , Stainless Steel cover.
Ukuran : sesuai gambar rencana.
cc. Clean Out (luar gedung).
Material : Cast Iron.
Ukuran : sesuai gambar rencana.
dd. Persyaratan Pelaksanaan.

a. Pekerjaan instalasi air limbah gedung adalah pekerjaan suatu sistem. Untuk itu pelaksana harus
memenuhi persyaratan spesifikasi pekerjaan mekanikal, pekerjaan plumbing, pekerjaan pengolah
limbah, dan pekerjaan pompa yang telah disyaratkan pada bab-bab yang bersangkutan.
b. Persyaratan administrasi dan prosedur pelaksanaan pekerjaan ini diisyaratkan dalam bab pekerjaan
mekanikal.
c. Pemasangan Roof Drain dan Clean Out. o Roof Drain Posisi Roof Drain di beberapa posisi atap
beton atau talang beton mengikuti gambar rencana, dengan memperhatikan posisi bawah atap
(biasanya balok stucture) sehingga tidak merusak structur utama gedung. Roof Drain dipasang
menikuti pentunjuk dalam detail gambar rencana. Pemasangan dilakukan dengan cermat dan baik
sehingga tidak mengakibatkan kebocoran pada atap gedung.

1. Clean Out
Posisi Clean Out yang berada di dalam gedung, mengikuti gambar rencana dengan memperhatikan
tata letak dalam ruangan dantidak mengganggu aktifitas pengguna gedung. Clean Out dipasang
sebagaimana di tunjukkan dalam detail gambar rencana. Pemasangan Clean Out di luar gedung
diletak pada bak kontrol khusus atau concrete block, sehingga aman terhadap aktifitas pengguna.

2. Testing & Commisioning terhadap instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, terdiri testing
terhadap instalasi plumbing. Spesifikasi pelaksanaan pekerjaan testing disyaratkan dalam
pekerjaan plumbing.

ee. Jaminan dan Garansi


a. Jaminan Pekerjaan
1. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air
hujan. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistemplumbing
dan material peralatan yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
2. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap pekerjaan
instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6
bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan
proyek.
b. Garansi dan Spare Part
1. Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi sistem ini dengan masa
garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.

Spesifikasi Teknis 143


2. Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air Limbah gedung menagacu pada ketentuan
garansi spare part yang terkait.
c. Serah Terima Pekerjaan
1. Pekerjaaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah beroperasi dengan
baik sesuai perencanaan awal.
2. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, harus
mendapat persetujuan Pengawas atau SUPERVISI.

Pasal 6
PEKERJAAN TEST INSTALASI AIR

ff. Instalasi Air Bersih


a. Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruihnya.
b. Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa mekanik dan alat ukur tekanan / pressure gauge.
c. Hubungan antara pipa dari, dan ke pipa input instalasi bangunan, pengetesan dilaksanakan dengan
cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal 5 meter.
d. (Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan yang dapat
mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup
dengan plug sesuai dimensi kran.
e. Pipa instalasi siap ditest, pompa penekanan dijalankan sampai 1,5 kali tekanan kerja selang waktu
pengetesan selama 2 x 24 jam.
f. Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam
maupun keadaan cuaca pada saat test pipa dilakukan.

gg. Pengetesan Instalasi Air Kotor, Air Hujan dan Air Bekas

a. Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.


b. Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air yang pada bagian ujung lainnya ditutup dan
dihubungkan dengan balon pada ketinggian tertentu, demikian seterusnnya bagian demi bagian
sampai dengan yang terhubung dengan saluran pembuangan.
c. Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok dan peralatan sanitasi lainnya. Proses
seperti diatas dilakukan.
d. Demikian pula dengan test air bekas.
e. Test ini dilakukan lantai demi lantai.
f. Sedangkan untuk instalasi salurun air hujan, dapat dilakukan dengan pengisian / mengguyur air
yang cukup banyaknya dari lantai teratas ujung terbawah ditutup rapat.

Pasal 7
Spesifikasi Teknis 144
PEKERJAAN TANGKI AIR SERTA SYARAT-SYARATNYA

a. Bak Penampungan air (water tank) dengan kapasitas sesuai gambar ini dibuat dari
beton bertulang rapat air yang diberi lapisan kedap air dengan plesteran transram dan
difinish keramik sesuai dengan gambar kerja.
b. Terdiri dari dua bilik yang dipisahkan dengan dinding pemisah dan lubang / pit service.
c. Bak tersebut berfungsi sebagai penampung air dari Jet Pump dan PDAM.
d. Bak penampung air dilengkapi dengan lobang pemerikasaan (man hole) yang ditutup
dengan plat beton bertulang, dilengkapi pembuka dan tangga.
e. Bak penampung air harus ditest terhadap kebocoran.
f. Selain perlengkapan seperti tersebut diatas, dilengkapi juga dengan :
g. Pipa penghubung diameter 4”, dan Valve 4” tangki air.
h. Water level control ex Fanal, Omron, Setara.
i. Pelepas udara diameter 2”.
j. Pipa inlet dari PAM dengan diameter 2” dilengkapi dengan Float valve.
k. Pipa outlet, disesuaikan dengan sunction pipe dari pompa.
l. Tangga GIP medium class diameter 1” tiap 30 cm.
m. Peralatan ukur/monitor untuk mengetahui level air pada bak penampung.
n. Sirkulasi udara ventilasi.

Pasal 8
PEKERJAAN POMPA SERTA SYARAT-SYARATNYA

hh. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensuplay kebutuhan air bersih dan kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.
ii. Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan, pemasangan dan pengujian suluruh
pompa air lengkap dengan alat-alat perlengkapan yang diperlukan dan panel-panel pompa.
jj. Pemasangan :
a. Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana harus memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang ada
dalam proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi
kualitas dan kelancaran pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri. Apabila terjadi suatu keadaan
dimana pelaksana ini tidak mungkin manghasilkan kualitas yang terbaik, maka pelaksanaan ini
wajib memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan/perbaikan. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka pelaksana ini tetap bertanggung jawab
atas kerugian yang mungkin ditimbulkan.
b. Pompa yang di pergunakan harus dipasang seperti rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
c. Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar terpasang secara baik sebelum distart.
Spesifikasi Teknis 145
d. Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan gambar perencanaan. Berat pondasi minimal
2x dari berat pompa. Isolasi Vibration /Damper dipasang diantara base plate pompa dan pondasi
beton.
e. Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base plate dari pompa yang akan dipasang dan telah
disetujui oleh Direksi pengawas sehingga baut yang ditanam pada pondasi beton sesuai denga
lubang baut pada base plate.
f. Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam di dalam pondasi atau pada tempat lainnya
dengan baik dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus memberikan informasi yang tegas dan jelas
kepada Direksi Pengawas.
kk. Pengujian
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor harus melaksanakan pengujian-
pengujian terhadap pompa beserta instalasi dan accessories lainnya sebagai salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini harus disaksikan oleh Direksi Pengawas. Pengujian
final dari pompa beserta instalasinya harus menghasilkan kapasitas dan head yang sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan. Pelaksana diwajibkan untuk menyediakan fasilitas pengujian.

Spesifikasi Teknis 146


ll. Sistem kerja pompa :
a. Sistem Kerja Pompa Jet Pump Pengisi Ground Tank

Pompa bekerja secara Otomatis (mengunakan Electrode level Control) dima pada saat level
air pada tanki bawah dalam keadaan minimum, maka pompa barhanti bekerja.

b. Sistem Kerja Booster Pump, untuk distribusi dari tangki air atas
1. Pompa bekerja secara otomatis dan manual.

2. Pompa dapat bekerja secara paralel alternate, dimana bila kebutuhan minimum, maka hanya 1
buah pompa yang bekerja bila kebutuhan mendekati maximum, maka kedua pompa bekerja secara
bersama-sama (paralel/alternate)

3. Sistem kerja pompa booster adalah berdasarkan perubahan tekanan air di pipa.

mm. Data-data Pompa

Seluruh data teknis pompa agar mengikuti ketentuan pada gambar data peralatan pompa.

Spesifikasi Teknis 147


Spesifikasi Teknis 148
BAB V
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1
PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK

nn. Umum

Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan
pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan distribusi listrik dapat
beroperasi dengan baik dan benar.

oo. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :

1. Penyambungan daya listrik tegangan TM (tegangan menengah 20 kv) dari


PLN

2. Pengadaan dan pemasangan Instalasi tegangan menengah, Panel tegangan mengengah dan Trafo
lengkap dengan support dan accessoriesnya.

3. Pengadaan dan pemasangan Instalasi kabel tegangan menengah, daei Panel tegangan mengengah
dan Trafo lengkap dengan support dan accessoriesnya.

4. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel distribusi tegangan

rendah (PUTR), panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel penerangan/daya dan panel-


panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.

5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 0,6/1 kV lengkap dengan
cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar perancangan):

1) Dari PUTR menuju DB, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, NYM

Spesifikasi Teknis 149


dengan ukuran sesuai gambar perancangan.

2) Dari DB ke pompa menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.

3) Dari DB ke lighting dan stop kontak, menggunakan kabel tegangan rendah jenis
NYM.

6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan kotak kontrol,
elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.

7. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel dan peralatan bantu lainnya).

pp. Koordinasi

a. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan dan sambungan-
sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan

Spesifikasi Teknis 150


bantu yang dibutuhkan.

b. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari peralatan-
peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan perubahan-perubahan
yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan pada gambar
perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

qq. Standar Dan Peraturan


Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :
a. Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
b. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000), SNI 04-0225-2000.
c. Standar Industri Indonesia (SII).
d. Standar PLN dalam wilayah daerah setempat.

e. Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IECVDE, DIN,NEMA, JIS, NFPA, dan
lain-lain.
f. Peraturan-Peraturan lain yang terkait.

rr. Pekerjaan Terkait


Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Diesel engine generator set
b. Panel Distribusi tegangan rendah (PDTR)
c. Pembumian
d. Kabel tegangan rendah
e. Penerangan dan kotak-kontak
f. Penangkal petir
g. Pekerjaan Horn Sirene.

ss. Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

a. Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut :

1. Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)
peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta detail-detail


pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.
Spesifikasi Teknis 151
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.

4. Brosur-brosurkatalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran peralatan, cara- cara pemasangan dan
persyaratannya, serta diagram pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

b. Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian-bagian tertentu yang dianggap
perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas/MK.

tt. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi

a. Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar- gambar

Spesifikasi Teknis 152


instalasi terpasang (as built drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK, kepada
Pemberi tugas sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparan dan 2 set cetak biru. Bila
pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.

b. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan perawatan dari
seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemilik paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima
pertama.

c. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik, sampai yang
bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan baik.

uu. Masa Pemeliharaan dan Garansi

a. Setelah serah terima kedua Kontraktor/Supplier harus memberikan garansi terhadap peralatan-
peralatan yang dipasang serta mengadakan pemeliharaan/ service selama masa yang ditentukan
yaitu

1. Garansi selama 1 tahun


2. Pemeliharaan selama 6 bulan.
b. Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan
1. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

2. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan persyaratan
pabrik.

3. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemilik, sehingga petugas tersebut mahir dalam
menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

vv. Pendidikan dan Pelatihan

Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap
dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor.

ww. Persyaratan Bahan/Material


a. Umum

Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material tersebut
Spesifikasi Teknis 153
harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis. Material-material harus dari produk
dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material, maka Kontrktor harus
menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

b. Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan pada
waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.

c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik

Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau
kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk
material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya
material yang dalam

Spesifikasi Teknis 154


taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa
material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang
diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK,
Konsultan Perancang dan Pemilik, maka dapat dipikirkan penggantian merk/tipe dengan
suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

Pasal 2

PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

xx. Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan


selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga
teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

yy. Type dan Macam

Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380
V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standar PUIL, IEC,
VDE/DIN, BS, NEC dan peraturan lain yang terkait.

a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), column/wall mounting
atau free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :

1. PUTR
2. DB

b. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam
gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

zz. Karakteristik

a. tegangan kerja : 400 V

Spesifikasi Teknis 155


b. tegangan uji : 3.000 V
c. tegangan uji impulse : 20.000 V
d. frekuensi : 50 Hz

aaa. Persyaratan-Persyaratan Kerja Starter Motor Y - D

Kerja starter motor Y-D adaiah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara
manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :


a. 3 buah kontaktor daya
b. 1 buah thermal overload relay
c. 1 buah timer motor
d. 1 buah tombol start stop
e. 1 buah saklar pilih 3 posisi (local, stop, remote)

Spesifikasi Teknis 156


bbb. 3 bh lampu indicator

0 Merah : fault
0 Hijau : stop
0 orange : star

a. Khusus untuk peralatan digunakan solid state dan inverter untuk peralatan-peralatan yang
memerlukan pengaturan variable speed atau pun pengaturan starting.

ccc. Konstruksi

a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya seperti
pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali
indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.

b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh
petugas/operator.

d. Panel harus dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi penguat besi siku
atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah
dan masing-masing terpisah satu dengan yang lain dengan alat pemisah.

e. Tiap panel harus terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut

1. ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baud
setelah switchgear dimatikan.

2. ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah
handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam
ruangan tersebut telah off/mati.

3. letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.

4. finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis 157


1) semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium

2) semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cars galvanisasi atau "Chromium
Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".

3) pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat "powder coating",
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Konsultan
MK/Pemilik Proyek.

f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan mini circuit breaker (MCB) dengan
kapasitas pemutusan (breaking capacity) sekurang-kurangnya 4,5 simetris. Circuit Breaker lainnya
harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai
dengan yang diberikan pada gambar perancangan dengan breaking capacity seperti ditunjukkan
dalam gambar perancangan.

Spesifikasi Teknis 158


Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB utama dari setiap panel daya (power panel)
harus dilengkapi dengan "Phase Failure Relay" dan kabel kontrol harus tahan api.

ddd. Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas
dan mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang kurangnya
sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere frame pemutus tenaga utama.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99%.

Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUlL 2000;
Fasa : merah, kuning, hitam
Netral : biru
Pembumian : hijau - kuning.

eee. Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan
bekerja terus menerus pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat menutup
dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.

fff. Pemberian Tanda Pengenal


Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
a. fungsi peralatan dalam panel
b. posisi terbuka atau tertutup
c. arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

ggg. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan
sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :

a. pengujian kekuatan tegangan impuls


b. pengujian kenaikan suhu/temperatur
c. pengujian kekuatan hubung singkat
d. pengujian untuk alat-alat pengaman

e. pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud

f. pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel


g. pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
Spesifikasi Teknis 159
h. pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

Pasal 3
PEKERJAAN KABEL DAYA

hhh. Lingkup pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan


selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga
teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam
gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Spesifikasi Teknis 160


iii. Tipe dan Macam

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang sesuai
dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY, 0,6/1 kV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau SPLN.

jjj. Pemasangan dan Instalasi

a. Bahan

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2000
dan LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :

1. Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan konduit uPCV high impact.

2. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel
NYFGbY.

3. Untuk kabel-kabel dari diesel generator set menuju ke PUTR menggunakan kabel jenis NYY.

4. Untuk kabel-kabel dari Trafo menuju ke PUTR menggunakan kabel jenis

NYY.

Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton) harus
dimasukkan dalam konduit galvanis dengan ukuran yang disesuaikan dengan kabel yang
dilindungi.

b. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder


maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible). Sambungan pada kabel sirkit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
kokoh secara elektrik, dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
Spesifikasi Teknis 161
compression atau soldered. Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-
kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel
baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus menggunakan konektor
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen, bakelite atau PVC, yang
ukurannya disesuaikan dengan ukuran kabelnya.

kkk. Bahan lsolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, pita
sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus dipasang dengan cara yang
disetujui menurut anjuran badan yang berwenang dan atau pabrik pembuatnya.

lll. Sambungan

a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang khusus untuk
itu (misalnya kotak sambung dan lain-

Spesifikasi Teknis 162


lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan
yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan Pengawas/MK.

b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-- namanya masing-masing,
dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil Pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK.

c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambunganpenyambungan tembaga


yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang
sesuai.

d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen yang
khusus untuk listrik.

e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi tertentu.

f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal suhu-suhu pengecoran dan
semua lubang-lubang udara harus dibuka selama pengecoran.

g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa
baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-kurangnya 2,5 mm.
mmm. Saluran Penghantar dalam Bangunan

a. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung, saluran penghantar (konduit)
harus ditanam di dalam beton.

b. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung, saluran penghantar (konduit)
harus ditempel pada beton atau dipasang diatas rak kabel dengan tidak membebani plafon.

c. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran beton, kecuali untuk
penerangan taman, digunakan pipa galvanis dengan ukuran sesuai dengan ukuran kabelnya.
Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk belokan-belokan.

d. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit sekurang-kurangnya 5/8"
diameternya. Setiap pencabangan maupun pengambilan keluar harus menggunakan kotak
sambung yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di
dalam kotak sambung.

Spesifikasi Teknis 163


e. Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank plate stainless steel, tipe
"star point".

f. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung harus dilengkapi dengan "socket /
lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap
kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa
PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.

nnn. Pemasangan Kabel dalam Tanah


a. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm.

b. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir,
ditanam minimal sedalam 800 mm.

Spesifikasi Teknis 164


1. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1.000 mm dan dilindungi dengan pipa Galvanized
dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel.

2. Kabel-kabelyang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanis atau pipa beton
yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 300 mm dari pipa
gas, air dan lain-lain

3. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan yang
dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas
galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 100 mm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya
diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.

4. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung. harus mempergunakan
peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.

5. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

ooo. Pengujian
a. Pengujian Pabrik
1. Pengujian Individual

Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari Pengujian sebagai
berikut :
1) pengujian ukuran tahanan hantaran

2) pengujian dielektrik

3) pengukuran loss factor

2. Pengujian Khusus

Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengujian
tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
1) pengujian tegangan impuls

2) pengujian mekanikal

Spesifikasi Teknis 165


3) pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu

4) pengujian dielektrik

5) pengujian perambatan (creep test)

b. Pengujian Lapangan

Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan


dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian dielektrik/insulation test. Marking
kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

Pasal 4

PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN

ppp. Umum

Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa

Spesifikasi Teknis 166


pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem penerangan dapat
beroperasi dengan baik dan benar.

qqq. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan sesuai dengan gambar
perancangan
a. Lampu dan Armatur

Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang tertera pada
gambar-gambar perancangan.

1. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).

2. Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan "power
factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari
louver.

3. Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh
derajat pemantulan yang sangat tinggi.

4. Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat
sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan
umur teknis komponen lampu itu sendiri.

5. Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam kotak harus diberikan
saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

6. Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses "posphating",
dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.

7. Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap bahan
kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia,
maupun gas kimia.

8. Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,7 mm.

9. Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W harus jenis high
Spesifikasi Teknis 167
power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang terpisah dari armatur lampu. Kabel
instalasi dari armatur lampu ke ballast dibatasi :

10. maksimum panjang untuk 400 W, 50 m


11. maksimum panjang untuk 250 W, 25 m

12. Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula dipergunakan single
lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).

13. Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.

14. Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan dan rancangan Konsultan
Perancang.

b. Kabel lnstalasi

1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).

Spesifikasi Teknis 168


rrr. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut

fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian: hijau/kuning
a. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

1. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit PVC high impact. Pipa, elbow,
socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya,
yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

2. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan
armatur lampu.

3. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high
impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

b. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat
dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan difinish hot dip
galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan
dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm dengan difinish hot dip galvanized.

sss. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.

Spesifikasi Teknis 169


Pasal 5
PEKERJAAN STOP KONTAK DAN SAKLAR

ttt. Umum

Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi
calon operator. Sehingga seluruh sistem kotak kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.

uuu. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak dan saklar sesuai
dengan gambar perancangan yaitu :
a. Kotak Kontak Biasa
1. Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa

Spesifikasi Teknis 170


+ N + E, rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.

2. Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa dengan 3 pin, untuk
pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 150 cm di atas lantai dan harus mempunyai
terminal fasa, netral dan pembumian.

b. Kotak Kontak Industrial, 3 fasa + N + E

Kotak kontak industrial 3 fasa yang dipakai adalah kotak kontak industrial 3 fasa dan harus
mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian. Rating 3 fasa, 415 V, 32 A yang
dilengkapi saklar.

c. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch

1. Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu indikator.

2. Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
3. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.
4. Saklar harus dipasang pada kotak.
d. Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak

Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35
mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar atau kotak kontak
dinding terpasang pada kotaknya harus menggunakan baud, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

e. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar

Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam didinding (inbow) yang penempatannya
ditunjukkan dalam gambar rencana. Stop Kontak dan Saklar dipasang pada jarak 150 cm dari
lantai jadi.

vvv. Kabel Instalasi

Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY). Kabel harus mempunyai
penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL
2000 sebagai berikut :
Spesifikasi Teknis 171
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning

www. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit PVC high impact. Pipa, elbow,
socket, kotak sambung, clamp dan accessoriesIainnya harus sesuai yang satu dengan Iainnya,
yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan
armatur lampu.

c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit uPVC, high
impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

Spesifikasi Teknis 172


xxx. Rak Kabel

Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang terbuat dari
plat mild steel dengan ketebalan.

yyy. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :

a. Pengujian tahanan isolasi


b. Pengujian kekuatan tegangan impuls

c. Pengujian kenaikan suhu


d. Pengujian kontinyuitas.

Pasal 6
PEKERJAAN INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

zzz. Umum

Sistem Tegangan Menengah yaitu :

a. Tegangan menengah PLN 20 KV, masuk dan di back up oleh generator apabila PLN padam.

b. Sumber instalasi PLN 3 (tiga) fasa dengan tegangan menengah 20 KV.

Tegangan menengah ‘(TM) ini di turunkan menjadi tegangan rendah (TR) oleh 1 (satu) unit
transformator daya untuk mengaliri sirkuit yang terpisah di seluruh bangunan melalui panel
utama tegangan rendah (PUTR).

aaaa. Pekerjaan yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut :


a. Menyediakan dan memasang 1 (satu) buah Trafo Tegangan Menengah

dengan kapasitas sesuai gambar, dengan spesifikasi sebagai berikut :


Jenis Trafo : oil type
Power Rating : sesuai gambar
Voltage : 20 kv/400 V/ 2 x 2,5 %

Spesifikasi Teknis 173


Type : DYn 5
Frekwensi : 50 Hz
Design : sesuai VDE, IEC
Max. temp. keliling : I.p - 10
Kontrol Temperatur : Alarm system (220 Volt)
Triping system : ya
Reserve alarm system : -
Fan control : ya
Bantalan peredam : ya
Kelengkapan : - Elastimold MV.Bushing 50 mm
- DMCR Protection Relay
Produk yang dapat
Diterima : Unindo, trafindo
Penempatan : kering/dalam.
Kondisi lingkungan : daerah tropis.

Semua sisi TM harus mendapat isolasi. Terminal kabel trafo harus menggunakan save to
tough cable plus.

Spesifikasi Teknis 174


bbbb. Perlengkapan Traffo
Perlengkapan standard umumnya terdiri dari:
a. Pelat nama spesifikasi trafo

b. Pelat nama pembuat

c. Gelas penduga permukaan minyak

d. Thermometer

e. Lubang pengisi minyak

f. Keran penguras minyak

g. Kuping pengangkat

h. Bushing tegangan tinggi dan tegangan rendah

i. Komutator

j. Roda atau skid base

k. Jenis konventional Tank


1) Konservator dengan breather

2) Buchholz relays atau DGPT 2

3) Thermometer type dial dengan kontak alarm dan tripping

4) Elastimold bushing untuk sisi tegangan tinggi

l. Hermetically Sealed Tank


1) Pressure relief valve atau device

2) Pressure vacuum gauge

3) Nitrogen filling valve

4) Dial Thermometer dengan kontak alarm dan Ttripping

Spesifikasi Teknis 175


5) Kotak pengalan bushing

6) Elastimold bushing

cccc. Pengujian Trafo

Sebelum pengiriman, semua trafo harus menjalani pengujian rutin sesuai dengan standar-
standar yang disebutkan pada item a, sebagai berikut:
1. Pengujian jumlah lilitan

2. Pengujian Polaritas

3. Pengujian rugi tembaga

4. Pengujian rugi besi

5. Pengujian tegangan tembus minyak trafo

6. Pengujian pengukuran arus beban nol

7. Pengukuran impedansi

8. Pengujian tegangan terapan

9. Pengujian tegangan induksi

dddd. Menyediakan dan memasang switchgear.

Tegangan Menengah dengan spesifikasi sebagai berikut:


eeee. Rumah Cubicle Lengkap.

a. Merupakan rakitan standard dari pabrik yang persyaratan rakit dan dimensi komponennya
memenuhi syarat-syarat IEC atau VDE.
b. Jenis metal - Clad switch gear.

c. Cocok untuk pasangan breaker Draw Out Type atau Fix Type, bisa diganti bila ada cubicle rusak.

d. Tahanan isolasi 20 N atau 20 S.

Spesifikasi Teknis 176


e. Peak Withstand current 36,5 KA/20KV.

f. Rated short time curren (1 second) 14,5 KA/20 KV.

Spesifikasi Teknis 177


ffff. Dilengkapi system Interlock yang sempurna, pintu,earthing, switch Automatic
shutter.

Untuk jenis cubicle yang dipilih harus disertakan brosure yang lengkap dan asli buatan
AEC, Siemens, Merlin Gerin.

gggg. Circuit Breaker TM harus memenuhi syarat sebagai berikut :


Standard spesifikasi : IEC atau VDE
Tegangan nominal pada 50 Hz (atas) : 24 kV
(bawah) : 20 kV
Electric strength (impulse) : 125 kV,
(power freq) : 50 kv
Breaking capacity : 500 MVA
Arus nominal : 400 A
Pengendalian : Normal
Media Isolasi : Gas -SF6

hhhh. Fuse (HRC) lengkap


fuse base. Buatan pabrik
AEG, Siemens.
Kerja load breakswitch tersebut diatas digandengkan dengan fuse

(pengaman lebur) kapasitas tinggi tegangan tinggi dengan spesifikasi umum sebagai
berikut :
Tegangan nominal bawah : 20 kV.
Tegangan nominal atas : 24 kV.
Tegangan minimum yang diijinkan : 13 kV.
Arus nominal IN : 63 A.
Prospective current at 0,15 pf : 14 kvA.
Rated breaking capacity, bawah : ......
Rated breaking current, atas : ......
Minimum breaking current : 100 A.
iiii. Buatan pabrik AEG, Siemens, Merlin Gerin.

Pemilihan merk Circuit Breaker dan Load Breakswitch beserta komponen-


komponennya harus sesuai dengan kesatuan cubiclenya. Sebelum pabrikasi, rencana
operation, control dan gambar-gambar detailnya harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan untuk mendapat persetujuan. Switchgear TM ini harus dipasang
Spesifikasi Teknis 178
lengkap dengan instrumen bantuannya :

1. Voltmeter AC.

2. Ammeter AC.

3. KWH meter.

4. Lampu-lampu pilot.

5. Push botton on/off dan level untuk manual.

6. Power faktor meter.

7. Dan lain-lain yang masih standard atau masih diperlukan. e. Kelompok Rangka
besi, Hanger dan Konduit.
b. Rangka besi dan hanger.
Dari besi profil atau beton dengan kekuatan yang cukup.
c. Konduit.
Ukuran dan letak sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis 179


jjjj. Kelompok Kabel.
a. Kabel Tegangan Menengah.

Dapat dipilih paper isulated atau PVC isulated jenis single core inti-inti tembaga ukuran
sesuai.

b. Sepatu Kabel.
Rating : menurut ukuran.
Bahan : tembaga.
Pemasangan : press.
1. Sealing end.

Sesuai dengan jenis dan kelas tegangan kabel.

c. Kelompok pondasi peralatan dan lantai ruang trafo. Trafo dan panel harus ditempatkan pada lantai
dari beton bertulang sesuai ketentuan PLN. Trafo harus mempunyai support vibration damper.

d. Material Pentanahan.

1. Semua sistim listrik disini menggunakan sistim pentanahan yang telah ditentukan dalam PUIL
2000.

2. Pemilihan kawat dan cara pentanahan.

e. Transformator harus diberi pagar/dinding pelindung sesuai standard IP20 yang berlaku.

kkkk. SPESIFIKASI PEMASANGAN

a. Persyaratan Instalasi

1. Pemborong diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya mendapat Surat Perintah


Kerja. Ajukan usulan-usulan kepada Direksi/Perencana apa yang perlu dirubah atau diatur kembali
agar supaya semua peralatan dalam sistim dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.

1) Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan pengukuran-


pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.

2) Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar-gambar,

Spesifikasi Teknis 180


ajukan data-data penyimpanan kepada Direksi/Perencana.

2. Pemborong harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan tepat koordinat-
koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya dilapangan dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.

3. Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemborong lain dan Direksi sebelum memulai pekerjaan
pemasangan kabel-kabel, konduit, hanger, peralatan dan sebagainya.

1) Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan lain tidak bertabrakan
dengan pemasangan pekerjaan lain.

2) Apabila ada perselisihan paham antara Pemborong maka keputusan akhir ada pada
Direksi.

3) Pemborong Transformator akan berhubungan erat sehubungan sifat pekerjaannya


dengan Pemborong Utama, AC, Plumbing, listrik dan lain-lain.

Spesifikasi Teknis 181


b. Pemasangan kabel-kabel, Pipa-pipa dan peralatan sebagai berikut :

1. Kabel pipa dan ruang trafo dan ruang kontrol (panel) terpasang pada rak kabel.

2. Peralatan sesuai ketentuan pabrik dan berilah Direksi ketentuan cara tersebut sehingga merupakan
bagian dari spesifikasi ini.

c. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau masuk keproyek
harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

b. Pemasangan Peralatan

d. Trafo dan Peralatan.

1. Sebelum pemasangan, Pemborong harus membuat gambar kerja yang memuat gambar lay-out,
potongan dan detail serta dengan ukuran yang jelas harus mendapat persetujuan dari Direksi serta
Perencanaan. Berat peralatan harus dicantumkan juga.

2. Kemudian Pemborong melakukan pengukuran dan memberi tanda pada tempat-tempat yang akan
dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat persetujuan dari Direksi.

e. Panel-panel Listrik.

1. Pasangan panel-panel sesuai tempat yang telah ditentukan pada gambar rencana/kerja.

2. Semua kabel masuk/keluar kepanel dan transformator melalui bagian atas.

3. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.

f. Kabel-kabel Feeder.

1. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, Pemborong harus membuat gambar lay-out jalur-jalur kabel
feeder serta membuat koordinatnya.

2. Kemudian Pemborong memasang tanda-tanda pada jalur-jalur kabel tersebut dan harus mendapat
persetujuann Direksi untuk menghindar. Kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-
pekerjaan lain.

Spesifikasi Teknis 182


3. Pemasangan Kabel Feeder.

o Kabel feeder terpasang rapih pada rak kebel diruang trafo dan tanpa perlindungan
pipa.

o Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm dibawah permukaan tanah
dengan memakai pelindungan pipa galvanis.

o Setiap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal R = 15 x D,


dimana D adalah diameter kabel tersebut.

o Tidakdiperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel ditengah


perjalanan.

o Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah kelebihan panjang
secukupnya untuk menghindari kesulitan bilamana ada penggeseran panel atau
peralatan.

o Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

g. Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka dan Rak Besi.

1. Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan sloof, kolom, balok, plat.

2. Untuk ini Pemborong Transformator harus bekerja sama dengan Pemborong Sipil.

Spesifikasi Teknis 183


1) Sebelum pemasangan angkur, kelos, dan pembuatan terobosan, Pemborong
Transformator harus membuat gambar detail baik lokasi maupun cara
pemasangannya. Gambar-gambar ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi.

2) Besi angkur harus diikat kesisi tulangan Konstruksi corcoran supaya terpasang
dengan kuat.
3. Galian dan Urugan.

1) Kedalaman dan besarnya penggalian harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
untuk tiap item pekerjaan menurut RKS.

2) Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel, saluran got dan lain-lain harus membuat
gambar detail dan cara penyelesaiannya yang baik untuk semua pihak.

3) Kesalahan-kesalahan yang timbul karena kelalaian dari Pemborong menjadi


tanggung jawab Pemborong Transformator.

4) Setelah selesai pemasangan kabel listrik, galian tersebut harus diurug kembali.

5) Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja pihak lain ini harus
diperbaiki kembali oleh Pemborong Transformator dengan tanggung jawab biayanya.

4. Pentanahan.

Semua panel listrik TM dan peralatan harus mendapat pentanahan sesuai dengan
ketentuan PLN dan Gambar.

Besarnya tahanan tanah harus lebih kecil dari 0,5 Ohm.

Yang harus ditanahkan adalah titik netral trafo dan badan transformator dan switchgear.
Pentanahan dengan cara penekanan batangan-batangan tembaga masif yang berjarak
tiap titik minimum 2 m.

llll. Pengujian

Untuk mengetahui baik atau tidaknya Sistim Trafo dan Panel TM yang dipasang, maka harus
diadakan pengujian terhadap instalasi yang terpasang.
Spesifikasi Teknis 184
mmmm. Contoh

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan digunakan/dipasang, sesuai
yang diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

nnnn. Pemeriksaan

Sistem Pemsangan Trafo dan Panel TM akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa
oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap bagian
yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus seaera
diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik Proyek.

oooo. Surat ljin

a. Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik golongan C yang
dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).

Spesifikasi Teknis 185


b. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini, dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

pppp. Daftar Bahan/Material

a. Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.

b. Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang produksi.

c. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas
mutu (quality performance) dari bahan/material ataukomponen tertentu terutama untuk bahan-
bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya
material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

d. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material
tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat
diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka dapat
dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.

Pasal 7
PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN

qqqq. Bangunan Gedung

Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara baik, dengan cars
menghubungkannya kepada bare copper conductor pembumian yang telah tersedia, yaitu semua
frame konstruksi bangunan baja dan peralatan logam lainnya. Hubungan antara bagian yang tetap
dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel (braided copper wire),
yang harus dilindungi dari gangguan mekanis. Semua sambungan-sambungan pada sistem
pembumian harus dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Elektroda pembumian terbuat
dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga
dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

rrrr. Peralatan Logam Lainnya

Spesifikasi Teknis 186


Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing peralatan, rak
kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual). Elektroda pembumian terbuat
dari batang

tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat
diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak
di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar
yang berlaku dalam PUIL 2000.

Spesifikasi Teknis 187


BAB VI
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK

PEKERJAAN JALAN, SALURAN DAN PAGAR

Pasal 1
PEKERJAAN JALAN

1. Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus melakukan pengukuran dan pematokan
bagian-bagian jalan, parkir dan trotoir sesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pemborong harus menentukan "Bench Mark" terlebih dulu sebelum membuat badan jalan,
untuk digunakan sebagai pedoman peil ketinggian jalan, area parkir dan trotoir sesuai yang
disyaratkan dalam gambar kerja.
c. Pemborong harus memeriksa kemiringan badan jalan terlebih dahulu sesuai gambar kerja dan
meminta persetujuan kepada Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan perkerasan, serta mengikuti tahapan pekerjaan yang diarahkan oleh
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan penimbunan atau penggalian untuk badan jalan, pemadatan lapisan sub grade
serta perkerasan jalan dan area parkir sesuai dengan yang disyaratkan termasuk pengadaan
material dan peralatan-peralatan bantunya.
3. Bahan
a. Sub Grade :
Bahan/material timbunan harus terdiri dari bahan pengisi yang baik yang berasal dari tanah
laterit atau tanah kapur yang diambil dari dalam lokasi ataupun luar lokasi dengan syarat
bahan yang bersih, bebas dari bahan-bahan organik (rumput, akar-akar, sisa tanaman, dll)
serta memenuhi persyaratan plastisitas dan mempunyai CBR rendaman minimal point 4.
b. Sub Base :
Bahan/material merupakan bahan non plastis, berbutir-butir heterogen dan bebas dari segala
macam kotoran.
Bila tidak disebutkan lain maka ketebalan minimum lapisan Sub Base adalah 20 cm, terdiri dari
bahan laterit yang cukup keras dengan butiran 1 sampai 2 cm atau bila disyaratkan setingkat
dengan Sub base kelas C atau Sirtu.

Spesifikasi Teknis 188


Dengan ketentuan sebagai berikut :

ASTM Standar Sieve % Berat Yang Lolos


3 - 4 Cm 100 %
No. 10 80 %
No.200 15 %
Kadar Lempung (AASHO T 176) 25 % maksimum
Kehilangan berat akibat abrasi
dari partikel yang tertinggal pada
ayakan ASTM No. 12
(PB - 0206 - 76) 40 % maksimum
CBR rendaman (PB-0113-76) 30 % minimum

4. Syarat Pelaksanaan
a. Pemborong harus menyiapkan badan jalan terlebih dahulu sesuai Gambar Kerja serta
menyiapkan tanah dasar (Sub grade) selebar yang disyaratkan. Sub grade ini dipadatkan
dengan mesin gilas/roller seberat 8 ton, sehingga mencapai 95 % kepadatan standar poctor
pada kadar air optimum untuk setiap lapisan maksimum setebal 30 cm.
b. Lapisan Sub grade harus mempunyai profil dengan kemiringan sama seperti yang dibutuhkan
untuk kemiringan drainasi (cross fall) sebesar 2 %.
c. Pelaksaan Sub base baru dapat dimulai setelah Sub grade diuji dan disetujui Direksi/Konsultan
MK/Konsultan Pengawas, demikian pula untuk setiap lapis berikutnya.
d. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas berat 8 ton dengan ketentuan digilas sampai minimal
5 (lima) kali gilas sehingga mencapai 95 % kepadatan.
e. Penggilasan dilakukan dari arah tepi menggeser ketengah berjalan sejajar/paralel dengan as
jalan dan diusahakan terus berlangsung sampai seluruh permukaan selesai digilas.
f. Pada bagian-bagian yang tidak dapat dicapai mesin gilas harus dipadatkan dengan alat
tangan/vibrator Plate Compactor, dengan syarat yang mempunyai luas dasar (plate area) seluas
0,1-0,5 m2 dengan centrifugal force sebesar 1-2 ton.
g. Tebal lapisan Sub base minimal 20 cm padat dengan profil teratas mempunyai kemiringan
yang sama dengan kemiringan cross fall, sedangkan lapisan Base minimal tebal 15 cm padat.
h. Sebelum penghamparan Lapisan Pendahuluan, Pemborong harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1) Bentuk permukaan yang akan dilapis baik kearah memanjang maupun melintang, harus
telah siap sesuai gambar kerja terutama tentang kemiringan dan ketinggian peilnya.
2) Permukaannya harus bersih, bebas dari kotoran, kering dan diberi lapisan pengikat (tack
coat) sebenyak minimal 0,5 liter untuk setiap m2-nya.

Spesifikasi Teknis 189


i. Penghamparan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan penebaran agregat pokok sampai
merata sesuai yang disyaratkan (jumlah agregat persatuan luas) dan dipadatkan.

Pasal 2
PEKERJAAN SALURAN DAN PAGAR

1. Pekerjaan Saluran
a. Pekerjaan instalasi air bekas dan air hujan di luar bangunan
1) Saluran yang melalui bawah jalan atau areal parkir dibuat dari beton dengan persyaratan
struktur yang diizinkan.
2) Pembuatan saluran air hujan dan drainase harus diperhatikan kemiringan saluran (slope)
minimal 1% (satu persen) ke arah saluran kota/luar, atau sesuai kondisi lapangan.
3) Bak Kontrol
Bak kontrol yang terletak di jalan atau di tempat parkir dibuat dari konstruksi beton dengan
ukuran lobang sesuai gambar kerja, dilengkapi dengan tutup dari baja tulangan yang dapat
dibuka dengan mudah.
b. Pekerjaan instalasi pipa dan saluran pembuangan di dalam tanah
1) Pekerjaan Galian Tanah
- Galian tanah dilaksanakan untuk :
o Semua pemasangan pipa dan saluran- saluran pembuangannya.
o Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara lain bak-
bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
- Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa sampai
ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa.
Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas.
- Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain-lain) adalah
menjadi tanggung jawab Pelaksana dan sudah termasuk dalam harga penawaran,
Pemberi Tugas tidak menerima adanya claim/tuntutan terhadap hal-hal tersebut.
- Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan perlengkapannya harus
diikuti pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara-cara
yang disebut dalam pasal berikut dalam Rencana & Syarat ini.
- Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah ditentukan.
2) Pekerjaan Urugan Tanah

- Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat- syarat yang telah ditentukan.
- Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir sesuai
ketentuan yang tercantum pada ayat c.2 dibawah ini.
- Urugan tanah untuk pemasangan pipa, baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir
di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai; dan harus minta persetujuan
Pengawas terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.

Spesifikasi Teknis 190


3) Pekerjaan Urugan Pasir
 Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
 Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal masing-masing
radius 10 cm, khusus pipa yang memotong jalan harus diurug sekeliling pipa dengan
tebal 10 cm dan di atasnya dilindungi dengan plat beton atau ubin beton.

2. Pekerjaan Pagar Tembok Antar Bangunan


a. Pekerjaan Tembok Antar Bangunan
1) Bahan pagar merupakan pasangan batu bata dengan tinggi 6 m’ dari elv. 0 s/d 3m’
merupakan pasangan 1 batu bata dan dari elv. 3m’ s/d 6m’ pasangan ½ batu bata finish
plesteran ,acian dan pengecatan weatershield, bentuk dan ukuran sesuai dengan yang
tertera pada Gambar Kerja.
2) Pondasi pagar terbuat dari pasangan pasangan pondasi setempat tiap kolom nya
uk.40/40 cm per jarak 3 m’ dilengkapi dengan sloof balok 20x20 cm dan diatasnya
dipasang pasangan Batu Bata sesuai Gambar rencana atau atas petunjuk
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3) Diatas Pagar dipasangkan dipasangkan kawat duri ex Tiger (Barb Wired razor) diameter
45 cm atau 60 cm dengan sistem pemasangan sesuai petunjuk pabrikan

b. Pekerjaan Pagar transparan Dalam


1) Bahan Rangka pagar transparan terbuat dari besi standar square pipe diameter 4"
dengan pagar terbuat dari lembaran baja anti panjat High Security Fence heavy
galvanised diameter 4 mm, Mesh 75 x 12,5 mm, ukuran H.2,4 x W.2,1 m dengan
kadar galvanized 260 – 300 gr/m2 dilengkapi Pintu Ornamesh Ukuran 2100 x 2400
mm dengan sistem baut dan mur serta klem dan bebas pengecatan, bahan rangka
pagar besi didudukkan pada pondasi plat beton dan sloof, bentuk dan ukuran sesuai
dengan yang tertera pada Gambar Kerja.
2) Pondasi pagar terbuat dari pondasi plat beton K-350 (300 kg/m3) dan lapisan pasir
padat 10 cm yang dilengkapi dengan sloof 20 x 25 cm sesuai Gambar rencana atau
atas petunjuk Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
3) Diatas Pagar dipasangkan kawat duri ex Tiger (Barb Wired razor) diameter 45 cm
atau 60 cm dengan sistem pemasangan sesuai petunjuk pabrikan
4) Saluran yang dimaksud disini adalah saluran pembuangan yang melayani
tapak/lokasi terhadap saluran kota. Model, bahan dan bentuk dapat dilihat pada
gambar kerja.

3. Pekerjaan Pagar transparan Luar

a. Bahan Rangka pagar transparan terbuat dari besi bulat galvanized diameter 4" dengan pagar
terbuat dari lembaran baja anti panjat heavy galvanised dilengkapi Pintu Ornamesh Ukuran 2100

Spesifikasi Teknis 191


x 2400 mm dengan sistem baut dan mur serta klem dan bebas pengecatan, bahan rangka pagar
besi didudukkan pada pondasi plat beton dan sloof, bentuk dan ukuran sesuai dengan yang tertera
pada Gambar Kerja.
b. Pondasi pagar terbuat dari pondasi plat beton K-350 (300 kg/m3) dan lapisan pasir padat 10 cm
yang dilengkapi dengan sloof 40 x 40 cm sesuai Gambar rencana atau atas petunjuk
Direksi/Konsultan MK/Konsultan Pengawas.
c. Diatas Pagar dipasangkan kawat duri ex Tiger (Barb Wired razor) diameter 45 cm atau 60 cm
dengan sistem pemasangan sesuai petunjuk pabrikan
d. Saluran yang dimaksud disini adalah saluran pembuangan yang melayani tapak/lokasi terhadap
saluran kota. Model, bahan dan bentuk dapat dilihat pada gambar kerja.

Spesifikasi Teknis 192


PENUTUP
1. Harus diperhatikan betul oleh pemborong segala pekerjaan angkutan bahan-bahan,puing puing
bekas pekerjaan bongkaran dan pembersihan setelah pekerjaan berakhir.
2. Segala peraturan yang tercantum dalam bestek dan gambar-gambar serta risalah Aanwijzing
merupakan lampiran dari Kontrak yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan untuk
hal ini pemborong dianggap mengerti.
3. Pemborong harus mengikuti peraturan dari Departemen dan Dinas Tenaga kerjauntuk mengatur
upah tenaga buruh.
4. Tentang lampiran Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar saja.Pemborong harus
tetap menghitung sendiri apabila dalam perhitunganperencanaan Bill of Quantity dirasakan kurang
maka pemborong supayamengajukan perubahan pada waktu aanwijizing dan apabila ada
perubahan, makaakan dimuat pada risalah aanwijizing dalam hal ini yang mengikat adalah
Gambardan bestek.
5. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini yang tidak teruraikan dan termuat
dalam bestek ini, tetapi harus diselenggarakan dan diselesaikan oleh kontraktor, harus dianggap
pekerjaan itu telah diuraikan/ dimuat dalam bestek ini untuk menuju Penyerahan pekerjaan yang
lengkap dan sempurna,sesuai menurut pertimbangan Direksi.
6. Walaupun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini tidak merinci secara lengkap baik mengenai
cara pengujian dan pemeriksaaan bahan bangunan yang dipergunakan dan lain-lain hal, namun
kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya dan dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis.
Demikianlah Syarat-syarat teknis ini dibuat dan menjadi pedoman didalam pelaksanaan nantinya.

Medan, 20 April 2018

Penawar
PT. MULTI KARYA PRATAMA

( Franky Hotlan A. Simanjuntak )


Direktur

Spesifikasi Teknis 193

Anda mungkin juga menyukai