Anda di halaman 1dari 52

KELOMPOK 7

 Abdur Razaq (1614401D191)


 Ade Indriani Safitri (1614401D192)
 Chintya Dinda Veronica (1614401D196)
 Reghina Rahmila (1614401D225)
 Sistri (1614401D233)
 Surya (1514401D181)
 Tegar Harapano (1614401D235)
 Pengertian Hipertensi
 Klasifikasi Hipertensi
 Pengertian Obat Anti Hipertensi
 Klasifikasi Obat Anti Hipertensi
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)adalah
peningkatan tekanan darah sehingga tekanan
sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90
mmHg
Hipertensi Hipertensi
Esensial/ Primer Sekunder
• Disebabkan oleh • Disebabkan oleh
usia, stress kelainan
psikologis, dan pembuluh darah
hereditas ginjal, gangguan
(keturunan). kelenjar tiroid
(hipertiroid),
penyakit adrenal.
Obat anti hipertensi adalah obat yang digunakan
untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga
mencapai tekanan darah normal. Semua obat
antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat
kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan
mempengaruhi mekanisme normal regulasi.
DIURETIK

ANTAGONIS RESEPTOR BETA

ANTAGONIS RESEPTOR ALFA

ANTAGONIS KALSIUM

ACE-INHIBITOR

VASODILATOR LANGSUNG
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara
mengurangi simpanan natrium dalam tubuh. Awalnya,
diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan
volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler
perifer. Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan
terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan penurunan
volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan
curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.

Obat diuretik dibagi menjadi 4, yaitu :


1. Diuretik Tiazid
2. Loop Diuretic
3. Diuretik Hemat Kalium, dan
4. Diuretik Osmotik
Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada pars
asendens ansa henle tebal, yang menyebabkan diuresis ringan.

Contoh obat :

HYDROCLHOROTHIAZIDE (HCT)

Golongan obat antihipertnsi ini merupakan obat antihipertensi


yang prosesnya melalui pengeluaran cairan tubuh via urin.
Golongan antihipertensi ini cukup cepat menurunkan tekanan
darah namun dengan prosesnya yang melalui pengeluaran
cairan, ada kemungkinan besar potassium ( kalium ) terbuang.

Sediaan obat : Tablet


Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
Indikasi : mengurangi edema akibat gagal jantung,
cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi, Obat awal yang
ideal untuk hipertensi, edema kronik, hiperkalsuria idiopatik.
Digunakan untuk menurunkan pengeluaran urin pada
diabetes inspidus (GFR rendah menyebabkan peningkatan
reabsorpsi dalam nefron proksimal, hanya berefek pada diet
rendah garam)
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia,
hyponatremia, hipertensi pada kehamilan, hiperurisemia,
hiperkalsemia, oliguria, anuria, kelemahan, penurunan
aliran plasenta, alergi sulfonamide, gangguan saluran
cerna.
Dosis :
Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/ 12 – 24 jam
Lebih potensial dibandingkan tiazid dan harus digunakan
dengan hati-hati untuk menghindari dehidrasi.

Contoh obat :

FUROSEMIDE

Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungan, kutrix,


Lasix, salurix, uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Indikasi : Diuretik yang dipilih untuk pasien dengan GFR
(Gromerular Filtration Rate) rendah dan kedaruratan
hipertensi. Edema, edema paru dan untuk mengeluarkan
banyak cairan. Kadangkala digunakan untuk menurunkan
kadar kalium serum. Edema paru akut, edema yang
disebabkan penyakit jantung kongesti, sirosis hepatis,
nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual,
diare. Hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hiperglikemia,
hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksisitas, alergi
sulfonamide, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik,
hipovolemia.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya,
efek ototoksit meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid.
Toksisitas silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
Dosis :
Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
Meningkatkan ekskresi natrium dan air sambil menahan kalium.
Obat-obat ini dipasarkan dalam gabungan dengan diuretic boros
kalium untuk memperkecil ketidakseimbangan kalium.

Contoh obat :

- AMILORIDE (MIDAMOR)

Sediaan obat : Tablet


Mekanisme Kerja : secara langsung meningkatkan ekskresi Na+
menurunkan sekresi K+ dalam tubulus kontortus distal.
Indikasi : Edema, hipertensi. Digunakan bersama diuretik lain
karena efek hemat K+ mengurangi efek hipokalemik. Dapat
mengoreksi alkalosis metabolik.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia.
Efek tak diinginkan : Hiperkalemia, kekurangan natrium atau air.
Pasien dengan diabetes militus dapat mengalami intoleransi
glukosa.
Dosis :
Dosis tunggal : Dosis awal 10 mg sehari atau 5 mg
dua kali sehari. Maksimal 20 mg sehari.
Kombinasi dengan diuretik lain : 5-10 mg sehari
- SPIRONOLACTONE (ALDACTONE)

Sediaan obat : Tablet, kapsul


Mekanisme Kerja : antagonis aldosteron (aldosteron
menyebabkan retensi Na+). Juga memiliki jerja serupa dengan
amilorid.
Indikasi : hipertensi, edema pada gagal jantung kongestif
(digunakan dengan tiazid), sirosis, dan sindrom nefrotik. Juga
untuk mengobati atau mendiagnosis hiperaldo-steronisme.
Kontraindikasi : Gangguan ginjal, hiperkalemia,
hipernatremia, kehamilan dan menyusui, penyakit adison.
Efek samping : Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang
reaksi alergi seperti ruam kulit, sakit kepala, bingung,
hiponatremia, hiperkalemia, hepatotoksisita, impotensi.
Dosis : Dewasa 25 - 200 mg/hari dibagi menjadi 1 atau 2 dosis
Menarik air ke urin, tanpa mengganggu sekresi atau absorpsi ion
dalam ginjal.

Contoh obat :

MANITOL (MIS. RESECTISOL)

Sediaan obat : Injeksi, Cairan Infus


Mekanisme kerja : secara osmotic menghambat reabsorpsi
natrium dan air. Awalnya menaikkan volume plasma dan tekanan
darah.
Indikasi : gagal ginjal akut, edema otak, untuk menghilangkan
kelebihan dosis beberapa obat, intrakranial hipertensi.
Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, menggigil,pusing,
polidipsia, letargi, kebingungan, dan nyeri dada.
Dosis : Dosis maksimal dalam sekali pemberiannya adalah 500 ml.
Harus dengan anjuran dokter
Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan
curah jantung.

Contoh obat :

- ATENOLOL (BETA BLOKER)

Golongan ini merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan


tekanan darah bekerja dengan melalui proses memperlambat kerja jantung
dan memperlebar pembuluh darah.

Nama paten : Betablok, Farnormin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer,
efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat
aktivasi adrenoseptor di ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi,
bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu,
gangguan tidur, kulit kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila
diberikan bersama insulin. Diuretik tiazid meningkatkan
kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat bila
diberi bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr
- METOPROLOL (BETA BLOKER)

Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang
diikuti vasodilatasi perifer, efek pada reseptor adrenergic
di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pektoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat
II dan III, syok kardiogenik, gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin,
insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek
antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg
- PROPRANOLOL (BETA BLOKER)

Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral


Sediaan obat : Tablet
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung,
migren, stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark,
feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial,
brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III, gagal
jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita
biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan
reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium
antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas
miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama
haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan
kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan metabolism
propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis
pemeliharaan.
Menghambat reseptor alfa diotot polos
vaskuler yang secara normal berespon
terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.

Obat antagonis reseptor alfa dibagi menjadi


2, yaitu :
1. Anti Adregenik Sentral
2. Anti Adregenik Perifer
Contoh obat :

METILDOPA

Nama Dagang: Dopamet (Alpharma), Medopa (Armoxindo),


Tensipas (Kalbe Farma), Hyperpax (Soho)
Indikasi: Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis
hipertensi jika tidak diperlukan efek segera.
Kontraindikasi: depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma,
porfiria, dan hipersensitifitas
Efek samping: mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk,
diare, retensi cairan, kerusakan hati, anemia hemolitika,
sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit,
dan hidung tersumbat
Peringatan: mempengaruhi hasil uji laboratorium,
menurunkan dosis awal pada gagal ginjal, disarqankan
untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati,
riwayat depresi
Dosis dan aturan pakai: oral 250mg 2 kali sehari setelah
makan, dosis maksimal 4g/hari, infus intravena 250-500
mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.
Contoh obat :

- RESERPIN (MIS. SERPASIL)

Sediaan obat : Tablet


Mekanisme kerja : sebagian mengosongkan
simpanan katekolamin pada system saraf perifer
dan mungkin pada SSP. Menurunkan resistensi
perifel total, frekuensi jantung, dan curah jantung.
Indikasi : jarang digunakan untuk hipertensi
ringan sampai sedang. Tidak dianjurkan pada
kelainan psikiatri.
Efek samping: “dominan parasimpatik” (brakikardi, diare,
bronkokonstriksi, peningkatan sekresi), penurunan
kontraktilitas dan curah jantung, hipotensi postural
(mengosongkan norepinefrin sehingga menghambat
vasokonstriksi), ulkus peptikum, sedasi, dan depresi bunuh
diri, gangguan ejakulasi, ginekomastia. Risiko hipertensi
balik rendah karena durasi kerja lama.
- GUANETIDIN (MIS. ESIMEL)

Mekanisme kerja : ditempatkan ke dalam ujung


saraf adrenergic. Awalnya melepaskan norepinefrin
(meningkatkan tekanan darah dan frekuensi
jantung). Lalu mengosongkan norepinefrin dari
terminal dan mengganggu pelepasannya.
Kemudian tidak terjadi refleks takikardi karena
kosongnya norepinefrin.
Indikasi : hipertensi berat jika obat lain gagal.
Jarang digunakan.
Efek samping: peningkatan awal frekuensi jantung
dan tekanan darah (disebabkan pelepasan
norepinefrin). Hipotensi ortostatik dan saat istirahat.
Brakikardi, menurunnya curah jantung, dispnea
pada pasien PPOM, kongesti hidung berat.
- GUANEDREL (HYLOREL)

Mekanisme kerja : seperti guanetidin, tapi


bekerja lebih cepat, melepaskan norepinefrin
pada awalnya (peningkatan sementara
tekanan darah), dan mempunyai aktivitas
sedikit.
Indikasi : hipertensi ringan sampai sedang.
Efek samping: seperti guanetidin tapi
kurang berat.
- PARGILIN (EUTONYL)

Mekanisme kerja : menghambat monoamine


oksidase dalam saraf adrenergik. Menghambat
pelepasan norepinefrin.
Indikasi : karena efek berbahaya, obat ini merupakan
obat antihipertensi pilihan terakhir.
Efek samping : efek yang mengancam jiwa (stroke,
krisis hipertensi, infark miokardial, aritmia) dapat
terjadi bila diminum bersama makanan (produk
fermentasi, keju) dan obat-obat (pil diet, obat-obat flu)
yang mengandung simpatomimetik.
Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan atau arteri
dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan
untuk kontraksi.

Contoh obat :

- DILTIAZEM (KALSIUM ANTAGONIS)

Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.


Sediaan obat : Tablet, kapsul, injeksi
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau
kerja kalsium melalui slow cannel calcium.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki,
gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila
diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap
konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan bersama
amiodaron dan digoksin. Simotidin meningkatkan
efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
- AMLODIPINE

Sediaan Obat : Tablet, Kapsul


Indikasi : Hipertensi, iskemia mikardia, angina pektoris,
vasokonstriksi pembuluh darah koroner, pengobatan
penyakit arteri koroner.
Kontraindikasi : Penderita yang memiliki riwayat
hipersensitif atau riwayat alergi terhadap amlodipine
atau calcium channel blockers lain, syok kardiogenik,
stenosis aorta, angina pektoris yang tidak stabil,
tekanan darah rendah yaitu kurag dari 90/60 mmHg,
hamil dan menyusui.
Efek Samping : Merasa lelah, pusing, jantung
berdegup kencang, merasa mual, tidak nyaman di
bagian perut, pergelangan kaki membengkak
Dosis : Dosis awal 5 mg/hari. Bisa ditingkatkan ke
dosis maksimum yaitu 10 mg/hari. Dosis akan
disesuaikan dengan keadaan dan respons pasien
terhadap obat.
- NIFEDIPIN (ANTAGONIS KALSIUM)

Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, Coronipin,


Farmalat, Nifecard, Vasdalat.
Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler
perifer, menurunkan spasme arteri coroner.
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan
vasospasme coroner, gagal jantung refrakter.
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis
berat, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi,
edema kaki.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker
menimbulkan hipotensi berat atau eksaserbasi
angina. Meningkatkan digitalis dalam darah.
Meningkatkan waktu protombin bila diberikan
bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan
kadarnya dalam plasma.
Dosis : 3 x 10 mg/hr
- VERAPAMIL (ANTAGONIS KALSIUM)

Nama paten : Isoptin


Sediaan obat : Tablet, kaplet
Mekanisme kerja : menghambat masuknya ion Ca ke
dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik sehingga
menyebabkan relaksasi arteri coroner, dan menurunkan
resistensi perifer sehingga menurunkan penggunaan
oksigen.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung,
migren.
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok
kardiogenik, fibrilasi, blok jantung tingkat II dan III,
hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala,
edema, lesu, dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker bias
menimbulkan efek negative pada denyut, kondiksi dan
kontraktilitas jantung. Meningkatkan kadar digoksin
dalam darah. Pemberian bersama antihipertensi lain
menimbulkan efek hipotensi berat. Meningkatkan kadar
karbamazepin, litium, siklosporin. Rifampin menurunkan
efektivitasnya. Perbaikan kontraklitas jantung bila diberi
bersama flekaind dan penurunan tekanan darah yang
berate bila diberi bersama kuinidin. Fenobarbital
nemingkatkan kebersihan obat ini.
Dosis : 3 x 80 mg/hr
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat
enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II.

Contoh obat :

- CAPTOPRIL

Nama paten : Capoten, Zestril


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga menurunkan angiotensin II yang berakibat menurunnya
pelepasan renin dan aldosterone.dan menghambat ACE pada paru-
paru, yang mengurangi sintesis vasokonstriktor, angiotensin II.
Menekan aldosteron, mengakibatkan natriuesis. Dapat merangsang
produksi vasodilator (bradikinin, prostaglandin).
Indikasi : hipertensi, gagal jantung. hipertensi, terutama berguna
untuk hipertensi dengan rennin tinggi. Obat yang disukai untuk
pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar glukosa
tidak dipengaruhi.
Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada
penderita dengan riwayat angioedema dan wanita
menyusui. Dan semua penghambat ACE : dosis pertama
hipotensi, pusing, proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala.
Kaptopril jarang menyebabkan agrunolositosis atau
neutropenia.
Efek samping : batuk, kulit kemerahan, konstipasi,
hipotensi, dyspepsia, pandangan kabur, myalgia.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan
bersama diuretika. Tidak boleh diberikan bersamadengan
vasodilator seperti nitrogliserin atau preparat nitrat lain.
Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek obat ini.
Meningkatkan toksisitas litium.
Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
- RAMIPRIL

Nama paten : Triatec


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi angiotensin
sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II
terganggu, mengakibatkan menurunnya aktivitas vasopressor
dan sekresi aldosterone.
Indikasi : hipertensi
Kontraindikasi : penderita dengan riwayat angioedema,
hipersensivitas. Hati – hati pemberian pada wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa letih, nyeri
perut, bingung, susah tidur.
Interaksi obat : hipotensi bertambah bila diberikan bersama
diuretika. Indometasin menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis
litiumm meningkat.
Dosis : awal 2,5 mg/hr
Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi pembuluh darah
dengan mekanisme yang belum jelas, tetapi mungkin melibatkan
pembentukan nitrik oksida oleh endote vascular.

Contoh obat :

- Hidralazin

Nama paten : Aproseline


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : merelaksasi otot polos arteriol sehingga
resistensi perifer menurun, meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit reumatik jantung.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, gangguan saluran cerna,
muka merah, kulit kemerahan.
Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
- DIAZOKSID (HYPERSTAT)

Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vascular


perifer, mungkin dengan mengantagonis kalsium. Juga
meningkatkan kadar glukosa serum dengan menekan
pelepasan insulin dan meningkatkan pelepasan glukosa
hati.
Indikasi : kontrol jangka pendek hipertensi berat di
rumah sakit. Hipoglikemia akibat hiperinsulinisme yang
refrakter terhadap bentuk pengobatan lain.
Efek samping : retensi air dan natrium dan
efekkardiovaskular yang disebabkannya. Hiperglikemia,
gangguan saluran cerna, hirsurisme, efek samping
skstrapiramidal.

Anda mungkin juga menyukai