Anda di halaman 1dari 7

BAB IV HASIL DAN ANALISA

DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM


Dari kegiatan praktikum kami di jalan Meureubo kami melakukan berbagai langka untuk
memperoleh hasil praktikum kami, instrumen yang kami gunakan yaitu : theodolit dan
watterpas.Langkah langkah untuk memperoleh hasil dari praktikum kami yaitu :

4.1 Pengukuran dengan Menggunakan Theodolit

Pengukuran sudut poligon

Langkah-langkah pengukurannya :

a. Didirikan statif pada patok pertama (patok 1) pada poligon yang telah ditentukan.
b. Letakkan instrument pada statif, lakukan penyetelan theodolit sesuai dengan urutan
kerja yang telah diuraikan.
c. Ukur tinggi instrument dari atas paku dan tinggi patok.
d. Putar busur dan atur skala hingga tepat pada posisi nol pada sisi utara (gunakan
kompas), lalu kunci klem busur.
e. Buka klem horizontal, arahkan ke patok 2 tepat pada ujung paku, dan kunci klem
sumbu I agar tidak menyimpang dari sasaran.
f. Untuk memperjelas penglihatan pada paku tersebut gunakan pemutar fokus.
g. Untuk memperjelas benang diafragma, aturlah penyetel lensa okuler.
h. Setelah bayangan paku didapatkan, kunci klem pada sumbu II.
i. Gunakan penggerak halus sumbu I dan sumbu II untuk menempatkan kepala paku
tepat di atas perpotongan diafragma.
j. Lakukan pembacaan sudut horizontal biasa pada patok 2 (patok di depan berdirinya
instrument).
k. Kemudian arahkan instrument ke patok 3, kita lakukan pengukuran seperti langkah
pada point e sampai j.
l. Putar teropong theodolit 180 o pada arah vertikal untuk melakukan pembacaan pada
sudut horizontal luar biasa.
m. Kemudian lakukan kembali pembacaan sudut horizontal ke patok 2 dan 3 seperti pada
langkah j sampai dengan k.
n. Langkah yang sama juga dilakukan untuk setiap patok yang ada.

Pengukuran situasi

Pengukuran dengan menggunakan instrument theodolit dimaksudkan untuk mengetahui


besarnya sudut. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Didirikan statif pada patok pertama (patok 1) pada poligon yang telah ditentukan.
b. Letakkan instrument di atas statif dan atur sesuai dengan urutan kerja yang telah
diuraikan.
c. Ukur tinggi instrument dari atas paku.
d. Putar busur dan atur skala hingga tepat pada posisi nol pada arah utara (gunakan
kompas), lalu kunci klem busur.
e. Buka klem horizontal, arahkan ke patok 2 tepat pada ujung paku dan kunci klem
sumbu I agar tidak menyimpang dari sasaran.
f. Untuk memperjelas penglihatan pada paku tersebut gunakan pemutar fokus.
g. Untuk memperjelas benang diafragma aturlah penyetel lensa okulernya.
h. Setelah bayangan paku didapatkan, kunci klem pada sumbu II.
i. Gunakan penggerak halus sumbu I dan sumbu II untuk menempatkan kepala paku
tepat di atas perpotongan diafragma.
j. Baca benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal, dan sudut
vertikal.
k. Buka kembali kedua klem dan arahkan instrument ke titik yang terakhir (patok 3)
dengan mengikuti petunjuk f-k.
l. Bila sudut di patok 2 sudah dibaca maka kurangkan besar sudut tersebut dengan
besar sudut patok 3 untuk mendapatkan besar sudut patok A.
m. Arah kan teropong ke titik 1 dan ulangilah instruksi di atas, lakukan hingga titik 26.
n. Pada pembacaan sudut vertikal dan ketinggian dipergunakan bak meter yang
ditempatkan tegak lurus dengan bidang horizontal tepat di atas paku.
o. Untuk mendapatkan situasi, letakkan baak meter di titik sekitar patok. Situasi ini
merupakan kelengkapan pemetaan di dalam gambar.
p. Catat pada tabel untuk benang atas, benang tengah, benang bawah, sudut horizontal,
dan sudut vertikal untuk setiap titik.

4.2 Pengukuran dengan Menggunakan Waterpass

Pengukuran penampang memanjang

Langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut :

a) Letakkan statif kira-kira ditengah-tengah antara dua patok misalnya antara patok 1
dan patok 2.
b) Letakkan waterpass di atas statif.
c) Letakkan waterpass sedatar mungkin dengan menyetel sekrup penyetel ABC-nya
sehingga gelembung udara pada nivo kotak terletak tepat di tengah lingkaran.
d) Tempatkan baak meter di atas patok yang akan dibidik.
e) Arahkan teropong dengan membidik kasar ke arah baak meter.
f) Kunci klem sumbu I agar sasarannya tidak berubah.
g) Lihat pada teropong pembaca, jika bayangan tidak jelas aturlah penyetel fokusnya dan
bila garis diafragma kurang jelas, atur sekrup okuler.
h) Baca kedudukan benang atas, benang bawah dan ckatat ke dalam tabel.
i) Sebelum melakukan pembacaan hendaklah diperhatikan sekali lagi keadaan nivo
apakah masih tetap seimbang atau tidak.
j) Buka klem sumbu I dan arahkan teropong ke baak meter di belakang.
k) Ulangi instruksi f sampai dengan j untuk patok selanjutnya.
l) Bila pembacaan telah selesai ubahlah posisi instrumen dengan cara menggeser
instrumen ke depan atau ke belakang sehingga kedudukan instrumen berpindah dari
posisi semula.
m) Kerjakan pekerjaan seperti pada kedudukan yang pertama.
n) Pengukuran dilakukan dengan prinsip saling mengikat dimana jika titik pertama
dianggap belakang, maka titik kedua dianggap depan.
o) Kerjakan pengukuran hingga nanti merupakan suatu potongan yang
p) memanjang.

Pengukuran Penampang Melintang

Langkah-langkah pengukurannya adalah sebagai berikut :

a) Tempatkan instrumen pada titik yang akan di ukur penampang melintangnya,


misalnya di patok 1.
b) Dirikan instrumen (waterpass) tepat di atas patok dengan menggunakan unting-unting.
c) Kemudian atur ketiga skrup ABC sehingga letak waterpass menjadi datar.
d) Pilih salah satu titik yang terdekat di depan patok Bdan letakkan rambu ukur
diatasnya (titik 1).
e) Kemudian pilih salah satu patok, misalnya patok 2.
f) Ukur sudut horizontal antara patok 1 dengan titik 1.
g) Bidik rambu ukur pada titik 1.
h) Lalu baca benang atas, benang bawah dan benang tengah dan kemudian catat pada
tabel pengukuran waterpass.
i) Letakkan rambu ukur pada posisi 2 sejajar dengan posisi titik 1,lakukan langkah h.
j) Kemudian letakkan rambu ukur pada posisi-posisi selanjutnya sampai titik akhir
pengukuran (posisi titik harus terletak pada suatu garis lurus yang menghubungkan
patok A dengan titik 1).
k) Diputar teropong 180 0 sehingga bidikan terletak di belakang patok 2 pada garis lurus
tersebut.
l) Dipilih salah satu titik, diletakkan bak meter, dan dilakukan langkah h..
m) Diulangi lagi seperti tadi untuk beberapa titik yang lain sampai titik ujung
pengukuran.

Pengukuran Crossing dengan Menggunakan Waterpass

Untuk pelaksanaan pengukuran crossing, kita perlu menentukan daerah yang akan di

–cross. Kemudian baru dipilih titik yang dekat dengan daerah crossing dan diteropong
kesalahan satu titik. Lalu di baca benang atas, benang tengah, dan benang bawah
Setelah pembacaan benang-benang, sudut horizontal yang dibentuk harus nol. Waterpass di
putar ke arah daerah crossing dan di baca sudut yang terbentuk. Usahakan agar pantulannya
berkisar pada derajat yang genap, dengan menit serta detiknya pada nol. Kemudian
diletakkan baak meter pada salah satu titik yang akan di cross, dimana waterpass tidak boleh
berubah kedudukan sudutnya lagi. Lalu di baca benang atas, benang tengah, dan benang
bawah. Dengan hanya memindahkan baak pada titik cross yang lain, ulangi seperti tadi untuk
beberapa titik yang lain.

Dari langkah langkah di atas kita dapat melakukan praktikum di lapangan dan memporeh
sketsa gambar serta diolah lagi dengan mengunakan aplikasi autocad civil 3D dengan hasil
pengambaran sebagai berikut :

Melintang PO

Melintang P1
Melintang p2

Melintang p3
Profil memanjang

KESALAHAN DALAM PROSES PRAKTIKUM


Dalam melakukan pengukuran mungkin akan terjadi kesalahan-kesalahan yang disebabkan
antara lain:
a) Kesalahan pada alat
Kesalahan yang didapat pada alat adalah yang berhubungan dengan syarat utama
yaitu garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo. Selain itu juga terdapat
kesalahan-kesalahan pada garis nol (0) baak meter yang akan membawa pengaruh
pada saat membaca.

b) Kesalahan karena keadaan alam


Dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
 Lengkungan permukaan bumi
 Melengkungnya sinar cahaya/ difraksi
 Getaran udara
 Perubahan garis arah nivo

c) Kesalahan pada si pengukur


Kesalahan yang disebabkan oleh si pengukur mempunyai banyak sebab dan bersifat
individual, antara lain :
 Kesalahan pada mata
 Kesalahan pada pembacaan
 Kesalahan yang kasar

ANALISA HASIL / KEJANGGALAN


Pada saat melakukan pembacaan mungkin terjadi kejanggalan kejangalan dilapangan, baik
saat pengukuran maupun pengelolaan data di laboratorium kesalahan bisa disebabkan oleh
kesalahan pembacaan, pengukuran ataupun karna difraksi cahaya berhubung kegiatan
praktikum dilakukan pada saat cuaca panas

Anda mungkin juga menyukai