Anda di halaman 1dari 14

Laporan TechnoPreunership

STUDI KELAYAKAN USAHA


BUDIDAYA KEPITING LUNAK DI DESA DESA COT LAMKUWEUEH,
KECAMATAN MEURAXA, KOTA BANDA ACEH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
M. FADEL SYAHRI (1704101010104)
ARKHA AL-GHIFARY HRP (1704101010126)
CHRESKY N. KARUNDENG (1704101010105)
SUGE ARSAD (1704101010059)
FIRDAUS JURIDA (1704101010047)
T. ARVIN (1704101010101)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah
memberikan nikmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Febriyanti Maulina S.T, M.T selaku dosen pengampu


2. Seluruh anggota kelompok 5
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Makalah ini disusun untuk materi mata kuliah TechnoPreunership bagi mahasiswa
Program Studi S1 Teknik Sipil, yang bertujuan untuk membekali mahasiswa agar mampu
menganalisis lingkungan bisnis, terutama dalam mengambil keputusan.

Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kelemahan, untuk itu kami akan sangat berterima kasih apabila terdapat kritik dan saran yang
membangun dari anda semua yang budiman, demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini
dan selanjutnya.

Banda Aceh, Mei 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di seluruh kawasan
Nusantara. Salah satu komoditas perikanan yang hidup di perairan pantai khususnya di hutan
bakau (mangrove) adalah kepiting bakau (Scylla serrata). Oleh karena itu Indonesia dikenal
sebagai pengekspor kepiting yang cukup besar dibandingkan dengan negara- negara produsen
kepiting lainnya. perencanaan dan pengembangan budidaya kepiting perlu mendapat perhatian
dari berbagai aspek untuk tujuan kelestarian sumberdaya, peningkatan produksi dan
pemenuhan peluang pasar secara seimbang dan berkelanjutan. diperkirakan perkembangan
usaha perdagangan kepiting dimasa mendatang akan terus meningkat dengan adanya indikasi
antara lain peluang pasar ekspor terbuka luas dengan sedikitnya ada 11 negara konsumen,
potensi lahan bakau yang merupakan habitat hidupnya cukup besar dan belum digali secara
optimal, dan pengetahuan budidaya yang semakin meningkat baik budidaya pembenihan,
pembesaran serta penggemukan. budidaya kepiting merupakan salah satu prospek bisnis yang
sangat menjanjikan, disamping biaya perawatan dan resiko yang sangat kecil. kepiting juga
merupakan komoditi ekspor yang sangat diminati oleh konsumen penggemar sea food.
Sebagai negara kepulauan Indonesia dengan luas panjang pantai ± 81.000 km, maka
konsumsi berbagai jenis makanan yang berasal dari laut bukanlah hal baru bagi bangsa ini.
Demikian halnya dengan kepiting lunak yang merupakan salah satu komoditi perikanan yang
memiliki nilai ekonomis dan bergizi tinggi, di samping udang, lobster dan berbagai jenis biota
laut yang lain. Permintaan masyarakat terhadap komoditi ini dari tahun ke tahun cenderung
meningkat, namun sebagian besar produksi kepiting lunak masih diperoleh dari hasil tangkapan
di alam. Pemenuhan permintaan konsumen dengan cara tersebut tidak dapat dibenarkan, karena
dapat mengganggu kelestarian populasinya dan kerusakan habitatnya. Tingginya pemanfaatan
sumber daya alam, akan lebih bijaksana jika diimbangi dengan usaha budidaya. Benih-benih
tangkapan dari alam dapat dibesarkan melalui budidaya, sehingga memberi kesempatan bagi
induk untuk mempertahankan keturunannya. Di beberapa daerah di Indonesia usaha budidaya
kepiting sudah mulai dirintis oleh sebagian nelayan dan petani diantaranya usaha
penggemukan, pembesaran kepiting, kepiting bertelur, dan kepiting soka (lunak). Kepiting
soka atau kepiting bercangkang lunak merupakan salah satu produk derivasi (turunan) dari
tambak budidaya kepiting. Tujuan usaha pembudidayaan ini untuk menghasilkan kepiting yang
sedang molting atau ganti kulit, karena kepiting lunak mempunyai nilai ekonomi yang lebih
tinggi dibanding hasil budidaya kepiting yang lain.
Kepiting lunak merupakan kepiting yang dapat ditemukan dalam perairan dangkal pada
sekitar hutan bakau (mangrove dan estuaria).Kepiting adalah binatang crustacea berkaki
sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy =
pendek, ura = ekor), atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini
dikelompokkan ke dalam Phylum Athropoda, Sub Phylum Crustacea, Kelas Malacostraca,
Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura. Tubuh kepiting umumnya
ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan
sepasang capit. Walaupun kepiting mempunyai morfologi (bentuk dan ukuran) yang beragam
tetapi seluruhnya mempunyai beberapa kesamaan pada bentuk tubuh. Berbagai jenis pakan
yang biasa diberikan pembudidaya kepiting seperti : ikan rucah, usus ayam, kulit sapi, kulit
kambing, bekicot, keong sawah, dll..

1.2 Data-data Perusahaan


a. Nama Perusahaan
Perusahaan yang saya teliti pada kesempatan kali ini memiliki nama Usaha Budidaya
Kepiting Lunak Zulkifli. Nama ini diambil dari nama pemilik usaha yaitu bapak Zulkifli.

b. Bentuk Usaha
Adapun bentuk usaha yang saya teliti kali ini yaitu usaha perseorangan.

c. Jenis Produk
Jenis produk yang diusahakan oleh perusahaan ialah produk perikanan dalam kondisi
mentah/segar.

d. Alamat
Alamat usaha ini berada di Desa Cot Lamkuweueh, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda
Aceh.

e. Tujuan
Adapun tujuan utama dari perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan dari usaha budidaya
serta dapat memanfaatkan sumber daya berupa kolam tambak yang tersedia.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

Usaha budidaya kepiting lunak milik pak Zulkifli telah berdiri sejak tahun 2008 dan sempat
mengalami krisis akibat regulasi pemerintah di tahun 2015. Dalam menjalankan kegiatan
budidaya, pak Zulkifli dibantu oleh satu anggota karyawannya. Hal ini dinilai cukup oleh pak
Zulkifli dikarenakan untuk mengelola tambak kepiting lunak tidak memerlukan keahlian
khusus dan termasuk kategori mudah.
Hasil usaha budidaya kepiting lunak pak Zulkifli akan dipasarkan di pasar Banda Aceh dan
Medan. Pak Zulkifli telah membangun relasi berupa kontrak kepada restoran-restoran sea food
di Banda Aceh dan Medan dengan harga Rp 85.000 s/d Rp 100.000 per kilogram.
Dalam satu bulan, pak Zulkifli melakukan penebaran bibit sebanyak dua kali. Hal ini
disebabkan karena kepiting dapat dipanen setelah berumur 15 hari, tepatnya pada saat kepiting
melakukan proses pergantian kulit (molting). Untuk merangsang pergantian kulit pada kepiting
maka dilakukan proses ablasi yaitu pemotongan pemotongan atau penghilangan salah satu
bagian tubuh kepiting dengan tujuan merangsang aktifitas reproduksi dan perkembangan
gonadanya.
Pada satu unit usaha dapat menampung 67.200 kepiting dengan persentase kepiting yang
hidup berkisar 90%. Beberapa faktor yang menyebabkan faktor kematian kepiting yaitu
turunya kadar salinitas pada air, cuaca buruk dan lain sebagainya. Kepiting yang dihasilkan
dalam 1 tahun adalah 60.480 ekor. Panen dilakukan setiap 20 hari sekali dengan rata-rata berat
kepiting yang didapat berkisar 120 gr per ekor. Harga kepiting yang dipasarkan yaitu Rp.
80.000 per kg. Hasil penerimaan yang didapatkan selama 1 tahun pada 4 petak keramba yaitu:
60.480 ekor x 0,12 kg x Rp. 80.000 = Rp. 580.608.000,-.

Berikut adalah pengeluaran biaya yang dikeluarkan dalam budidaya kepiting lunak pada
keramba jaring apung selama 1 tahun.
Tabel 1. Biaya pengeluaran usaha budidaya kepiting lunak pak Zulkifli per satu tahun
Komponen
Harga Satuan Jumlah Nilai
Kegiatan Uraian

Benih Rp. 40.000 2.016 kg Rp. 80.640.000

Pembuatan Crabbox, pipa,


Rp. 6.300.000 15 unit Rp. 94.500.000
Rakit tali
3 hari sekali x
Pemeliharaan Pakan (kg) Rp. 5.000 90 kg x 365 Rp. 54.750.000
hari
1 orang
Tenaga Kerja Rp. 3.000.000 12 bulan Rp 36.000.000
laki-laki
Rakit
Penyusutan Rp. 94.500.000 1/5 Rp. 18.900.000
(15 unit)
Jumlah Rp. 284.790.000
BAB III
ANALISIS USAHA

3.1 Aspek Kelayakan Usaha


3.1.1 Aspek Pasar
Saat ini cukup banyak pedagang pengumpul besar, eksportir, perusahaan pengumpul dan
restoran yang menyajikan menu kepiting lunak yang menginformasikan kebutuhannya akan
kepiting lunak melalui media internet. Permintaan pasar lokal maupun luar negeri yang terus
meningkat terhadap kepiting lunak membuat banyak penduduk pesisir tertarik untuk
memproduksi kepiting lunak melalui kegiatan usaha budidaya.

Kepiting lunak sangat digemari oleh pecinta makanan sea food, hal ini disebabkan karena
kulit kepiting yang tidak perlu disisihkan saat memakannya, nilai nutrisinya juga lebih tinggi,
terutama kandungan chitosan dan karotenoid yang berfungsi menyerap lemak dan kolestrol.
Daging kepiting rendah lemak, tinggi protein serta sumber vitamin dan mineral.

Tabel 2. Volume ekspor kepiting berdasarkan Negara tujuan (ton)


Negara
2010 2011 2012 2013 2014
tujuan
Jepang 1.179,4 1.361,9 1.336,1 1.404,9 1.278,2
Hongkong 4.404,1 3.976,1 3.741,6 3.301,2 2.068,4
Korea
Selatan 1.971,6 2.689,7 4.291,6 3.871,3 3.421,8
Taiwan 6.337,2 4.476,9 7.448,4 6.736,4 7.377,1
Tiongkok1) 8.478,2 6.931,2 12.655,6 26.000,1 43.358,0
Thailand 3.394,3 6.417,5 6.035,1 6.140,9 8.920,7
Singapura 2.975,8 2.881,1 2.752,4 3.394,0 2.547,0
Malaysia 3.150,6 4.065,6 3.960,5 4.742,2 4.327,6
Amerika
Serikat 5.546,1 5.809,8 4.902,3 5.885,4 3.292,1
Kanada 273,6 313,5 249,6 353,7 75,0
Belanda 179,8 165,4 132,8 109,6 129,8
Italia 5.786,4 8.614,4 10.486,6 7.546,5 6.168,4
Spanyol 59,8 345,7 450,9 252,9 139,1
Lainnya 7.758,6 10.043,0 19.481,0 21.024,2 17.341,6
Jumlah 51.495,5 58.091,8 77.924,5 90.763,3 100.444,8

Kepiting merupakan komoditas ekspor yang sangat menjanjikan karena kepiting


merupakan komoditas ekspor yang diminati oleh konsumen luar negeri. Dalam Badan Pusat
Statistik tercatat bahwa antara tahun 2010-2014, kegiatan ekspor terus kepiting mengalami
peningkatan.
Pada provinsi Aceh kepiting lunak untuk konsumsi dengan ukuran 100-150 gram/ekor laku
dijual dengan harga Rp.80.000/kg. Tingginya permintaan dan harga jual kepiting, maka usaha
budidaya kepiting lunak ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan devisa negara
melalui hasil ekspor. Bisnis budidaya kepiting lunak merupakan salah satu potensi yang cukup
potensial dikembangkan di Indonesia. Oleh sebab itu saatnya kini ekonomi perairan kepiting
lunak dapat bangkit dengan baik. Berbagai dukungan dan kerjasama yang baik antar para
pemangku kepentingan menjadi salah satu titik kunci kebangkitan ekonomi budidaya kepiting
lunak nasional

3.1.2 Aspek Produksi


Proses produksi pada usaha budidaya kepiting lunak yang saya teliti terdiri dari beberapa
rangkaian kegiatan seperti persiapan lahan dan bibit, pemeliharaan, pemanenan dan paska
panen.
Persiapan lahan dan bibit terdiri atas kegiatan persiapan wadah/keranjang dan persiapan
bibit. Budidaya kepiting soka memiliki tujuan utama untuk melunakkan cangkangnya. Oleh
karena itu, proses pemeliharaannya harus dilakukan lebih intensif. Wadah yang digunakan
berupa keranjang (Crab box) yang disusun sedemikian rupa pada rakit dengan panjang 32 m
dan lebar 80 cm. Ukuran tiap-tiap Crab box adalah 15 x 25 x 15 cm dan tebal 1,5 cm sehingga
kepiting tidak gampang merusaknya. Sekat ini harus sangat kuat sehingga dapat menjamin
keamanan semua kepiting yang hidup di dalamnya.
Proses pemeliharaan sangat mudah karena sejatinya kepiting bukanlah binatang yang
manja. Pemberian pakan dilakukan 3 hari sekali, pakan yang digunakan adalah tulang ikan
lubim yang telah dicincang-cincang. Pemberian pakan dilakukan dengan cara diberi ke tiap-
tiap crab box.
Panen dilakukan secara bertahap pada umur pemeliharaan kepiting sudah mencapai 15 –
20 hari kepiting sudah mengalami moulting satu persatu. Untuk kepiting dengan metoda
pematahan capit dan kaki jalan sangat cepat dalam proses pemoultingan. Pemanenan dilakukan
setelah kepiting ganti kulit (moulting) proses pemanenan diawali dengan pengukuran berat
akhir dan pengukuran lebar dan panjang karapas setelah kepiting ganti kulit harus segera
diambil dan direndam air tawar selama 25 menit hal ini dilakukan untuk menghindari kepiting
akan keras kembali dan setelah itu kepiting harus segera di bekukan atau dibungkus kedalam
plastic pembungkus untuk dipasarkan. Teknik Pemanenan dilakukan dengan cara selektif
dimana kepiting yang telah melepaskan kulit harus segera diambil dan dimasukkan kedalam
ember yang telah diisi air.
Setelah dilakukan pemanenan maka kepiting dimasukan kedalam air tawar selama 25-30
menit supaya kepiting tidak kembali mengeras setelah dilakukan perendaman maka kepiting
dimasukan kedalam kotak yang terbuat dari kayu supaya kepiting dapat bertahan lama 1-2 hari
lalu baru dilakukan pembungkusan dan di dinginkan untuk kepiting yang permintaan pasar
lunak basah, untuk yang permintaan pasar yang beku maka kepiting dibekukan selama 1-2 hari
baru dilakukan pengepakn didalam sterofoam yang kemudian dipasarkan ke Restoran Karabia
di Kuta Alam.

3.1.3 Aspek Ekonomi


Usaha Budidaya Kepiting lunak (Molting Crab) merupakan usaha yang menyediakan
daging kepiting segar sebagai produk akhir. Daging kepiting ini akan diolah menjadi berbagai
makanan yang dapat dipasarkan pada pasar lokal maupun pasar internasional. Salah satu contoh
produk turunan dari daging kepiting lunak yaitu olahan daging kepiting kaleng. Dengan adanya
olahan daging kepiting kaleng, maka nilai daging kepiting akan menjadi bertambah.
Dilihat dari aspek ekonomi, usaha budidaya kepiting lunak sangat layak dilakukan karena
dapat menjadi stimulan perekonomian sekitarnya.

3.1.4 Aspek Sosial


dilihat dari aspek sosial, usaha budidaya kepiting lunak dapat memberi lapangan pekerjaan
kepada orang-orang yang berada disekitar lokasi usaha budidaya. Pemanfaatan limbah usaha
baso ikan sebagai yang berada di desa Cot Lamkuweueh dapat dialokasikan ke tambak kepiting
lunak sebagai sumber pakan kepiting.
3.1.5 Aspek Finansial
a. ROI (Return Of Investment )
ROI merupakan perbandingan antara keuntungan dan biaya operasional untuk mengetahui
efisiensi penggunaan modal.
ROI = keuntungan/investasi x 100%
= 580.608.000/284.790.000 x 100%
= 203,87%
Artinya, setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1 akan mendapatkan keuntungan sebesar
Rp 203,87.

b. BEP (Break Event Point)


Break Even Point yaitu jumlah produk (kepiting) yang harus dijual untuk memenuhi
penutupan modal.
BEP = 284.790.000/(9.600- 3.142)
= 44.099
= 44.099 ekor kepiting (dengan berat 0,12 kg per ekor).
Unit usaha budidaya kepiting lunak akan mencapai titik impas pada saat 44.099 ekor
kepiting (dengan berat 0,12 kg per ekor) telah terjual.

c. NET B/C (Benefit / Cost)


Net B/C merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima dari setiap satu satuan biaya
yang dikeluarkan.
B/C = 580.608.000/284.790.000
B/C = 2,038
Indikator Net B/C Rasio adalah:
- Jika Net B/C > 1, maka usaha layak dijalankan
- Jika Net B/C < 1, maka usaha tidak layak dijalankan
Setelah dilakukan perhitungan, Net B/C Ratio pada budidaya kepiting lunak adalah 2,038
sehingga dapat dinyatakan budidaya ini sangat layak untuk dijalankan
3.2 Analisis SWOT
3.2.1 Strength (Kekuatan)
Kepiting lunak sangat digemari oleh pecinta makanan sea food, hal ini disebabkan karena
kulit kepiting yang tidak perlu disisihkan saat memakannya, nilai nutrisinya juga lebih tinggi,
terutama kandungan chitosan dan karotenoid yang berfungsi menyerap lemak dan kolestrol.
Daging kepiting rendah lemak, tinggi protein serta sumber vitamin dan mineral.
Kegiatan budidaya kepiting lunak juga tidak sulit. Hanya dibutuhkan satu pekerja untuk
membantu mengelola usaha budidaya kepiting lunak dengan kapasitas 67.000 ekor kepiting.
Pakan yang diberikan juga merupakan limbah rumah tangga yaitu sisa olahan ikan yang
kemudian dihaluskan dan dibekukan. Pemberian pakan dilakukan tiga hari sekali.
Penerapan teknonolgi yang dilakukan pak Zulkifli selaku pemilik usaha sudah cukup baik.
Pak Zulkifli menerapkan metode ablasi yaitu pemotongan pemotongan atau penghilangan salah
satu bagian tubuh kepiting dengan tujuan merangsang aktifitas reproduksi dan perkembangan
gonadanya. Proses packaging dilakukan juga sudah menggunakan teknologi berupa
pemanfaatan gas hydrogen guna menjaga kepiting lunak tetap hidup selama proses distribusi.

3.2.2 Weakness (Kelemahan)


Kelemahan utama pada usaha budidaya kepiting lunak adalah sangat tergantung terhadap
faktor cuaca. Kepiting lunak hanya dapat hidup dengan kondisi air payau. Pada saat terjadi
badai/ hujan dengan kurun waktu yang lama, kondisi air akan berubah menjadi lebih tawar.
Hal ini menyebabkan suhu dan pH air berubah yang berdampak langsung pada kepiting.
Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya kepiting lunak cukup tinggi.
Hal ini dikarenakan untuk mempersiapkan wadah kepiting dibutuhkan basket (crab box) dalam
jumlah yang banyak.

3.2.3 Opportunity (Peluang)


Peluang untuk memulai usaha ini juga sangat tinggi. Sejak tahun 2015, hanya didapati
beberapa pembudidaya kepiting lunak di Banda Aceh. Pada awal tahun 2005 budidaya kepiting
lunak sangat diminati oleh warga namun sejak dikeluarkannya regulasi terkait penangkapan
bibit kepiting di alam menyebabkan harga bibit kepiting melonjak. Hal ini menyebabkan
banyak pembudidaya menutup usahanya.
Permintaan pasar terhadap kepiting lunak semakin hari semakin meningkat. Usaha
budidaya kepiting lunak milik pak Zulkifli telah menyentuh pasar di Banda Aceh, Aceh besar,
Aceh Utara, Aceh Timur bahkan Sumatera Utara.
3.2.4 Threat (Hambatan/Ancaman)
Keuntungan yang sangat menggiurkan dari usaha budidaya kepiting lunak ini menjadi daya
Tarik yang kuat bagi investor/pengusaha lain untuk memulai bisnis di bidang ini. Hal ini akan
menjadi ancaman di masa yang akan mendatang. Menurut hokum ekonomi, semakin tinggi
penawaran (pembudidaya kepiting lunak) maka semakin rendah harga kepiting lunak di
pasaran.
Bibit kepiting masih bergantung pada alam. Hingga saat ini belum ada usaha yang bergerak
di bidang pembudidayaan benih. Apabila sewaktu-waktu bibit kepiting di alam sulit untuk
ditemukan maka ini akan menjadi hambatan/ancaman terbesar bagi pengusaha budidaya
kepiting lunak.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis kelayakan usahanya, usaha budidaya kepiting lunak memilki


permintaan yang tinggi di pasar lokal maupun luar negeri. Proses produksinya cukup mudah.
Proses pemeliharaan, pemanenan dan psaka panen dapat dilakukan hanya dengan 2 orang
pekerja yaitu pemilik dan satu orang karyawan.
Berdasarkan analisis finansialnya, usaha budidaya kepiting lunak dapat menghasilkan
keuntungan sebesar Rp. 580.608.000,- selama satu tahun produksi. Setiap Rp 1 biaya yang
dikeluarkan dapat menhasilkan penerimaan sebesar Rp 203,87. Usaha budidaya kepiting lunak
akan mencapai titik impas (balik modal) apabila telah menjual kepiting dengan berat rata-rata
0,12 kg sebanyak 44.099 ekor. Net B/C Ratio pada budidaya kepiting lunak adalah 2,038
sehingga dapat dinyatakan budidaya ini sangat layak untuk dijalankan.
Berdasarkan analisis SWOT, kekuatan dan peluang usaha budidaya kepiting lunak
lebih besar dibandingkan kelemahan dan hambatannya.
Berdasarkan ketiga analisis yang telah saya lakukan, maka saya mendapati kesimpulan
bahwa usaha budidaya kepiting lunak di Banda Aceh sangat layak untuk dijalankan.
LAMPIRAN

Gambar 1: Pakan Kepiting Gambar 2: Benih Kepiting

Gambar 3. Proses ablasi Gambar 4. Rakit (crab box)

Anda mungkin juga menyukai