Anda di halaman 1dari 27

1

Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Teori Umum

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang

mempelajari mikroorganisme atau jasad renik. Objek kajiannya

adalah semua makhluk (hidup) yang tidak dapat dilihat jelas

dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop,

khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa dan

archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya

tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang

berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan

alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme

mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal

(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun,

beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata

telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
2
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme

meskipun tidak bersifat seluler.

Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan atau

memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga

akan diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni

adalah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan

dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode

yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Ada

berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni

yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau

penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara

inokulasi pada hewan.

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi

adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama

ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat

tinggi. Inokulasi dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi

dimana semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium

dan pengerjaan, dijaga agar tetap steril. Hal ini untuk

menghindari terjadinya kontaminasi. Ruang tempat penanaman

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
3
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak

terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan. Inokulasi

dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca yang biasa disebut

sebagai laminar air flow ataupun dalam ruangan yang terjaga

kesterilannya.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi

mikrrorganisme/bakteri tertentu melalui proses isolasi dan

inokulasi.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi

(praktikan) dapat mengetahui cara untuk mengidentifikasi

mikrorganisme/bakteri tertentu melalui proses isolasi dan

inokulasi.

C. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini yaitu identifikasi bakteri

menggunakan sampel air got dengan mengisolasi pada medium

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
4
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Nutrient Agar (NA) sampel tersebut dengan metode tuang dan

sebar.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
5
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini

ssangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba

menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam

jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin

dapat mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja

dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu

tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh kumpulan

mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme

dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan

populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal

dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies yang berbeda-

beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in

teerdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu

sel induk (Pelczar, 1986).

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
6
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air,

tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan

hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir,

kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di

linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam

mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga

berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini

kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian

misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat

mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu

antibiotik atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk

bioremediasi holokarbon (Fardiaz, 1992).

Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang

baru minta banyak ketelitian. Untuk itu terlebih dahulu harus

diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-paut dengan

medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril, ini untuk

menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang

tidak kita inginkan (Dwidjaseputro, 1998).

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
7
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Untuk meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media

steril sejumlah sel-sel (inokulum) dipindahkan (diinokulasi)

kedalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan

kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang

digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas

api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan.

Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan yang ada

pada permukaan jarum atau alat pemindah (Sutedjo, 1997).

Faktor-faktor baik faktor fisik maupun faktor fisiologi

dan biokimia yang mempengaruhi pertumbuhan suatu

mikroorganisme, sehingga menyebabkan mikroorganisme dapat

tumbuh dan berkembang biak pada suatu bahan atau sediaan

tertentu, tetapi tidak pada bahan atau sediaan lainnya meliputi

air, suhu, pH, konsentrasi oksigen, kandungan zat-nutritif,

adanya komponen-komponen penghambat, adanya saingan dengan

mikroorganisme yang lainnya. Mikroorganisme memerlukan air

untuk hidup dan berkembang biak, oleh karena itu pertumbuhan

mikroorganisme didalam suatu makanan sangat dipengaruhi oleh

jumlah air yang dapat digunakan oleh mikroorganisme tersebut.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
8
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Air yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dapat

dihubungkan dengan istilah water activity.

Cara isolasi dan identifikasi bakteri adalah merupakan

suatu topic yang sangat luas dan hanya dapat dilakukan oleh

orang-orang yang telah berpengalaman. Cara-cara ini adalah

suatu tantangan yang menarik bagi para mikrobiologiwan, karena

mikrorganisme atau bakteri tersebut terdapat dalam berbagai

sumber yang terdiri dari ribuan spesies, dan terdapat dalam

berbagai habitat. Namun dalam beberapa hal identifikasi

terhadap bakteri dapat dibuat dari pengamatan preparat yang

diwarnai seseorang dan dapat ditentukan ukuran, bentuk, dan

kelompok atau group organismenya. Namun diagnosa mikroskopik

hanya merupakan dugaan. Metoda kultur merupakan metode yang

memberikan karakteristik koloni dan sifat-sifat biokimia. Sifat-

sifat karakteristik berarti sifat morfologik atau susunan sel-sel,

jumlah dan susunan flageila ada tidaknya, spora, reaksi gram dan

lain-lain. Semua sifat-sifat ini mencerminkan kandungan genetik

sel sehingga berguna dalam identifikasi (Djide dan Sartini,

2013).

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
9
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Fase-fase isolasi dan inokulasi pertumbuhan

mikrooragnisme yaitu (1) Fase Permulaan. Pada fase tersebut

mikroorganisme melakukan penyesuasian diri dengan lingkungan

yang baru. Berbagai macam enzim dan zat-zat perantara yang

dibentuk pada fase ini, sehingga memungkinkan akan terjadi

pertumbuhan lebih lanjut. Sel-sel pada fase ini mulai membesar,

tetapi belum melakukan pembelahan sel. (2) Fase Pertumbuhan

yang dipercepat. Pada fase ini mikroorganisme mulai melakukan

pembelahan diri, tetapi waktu generasinya masih panjang. Pada

pertumbuhan dipercepat bersama-sama dengan fase ini

permulaan tadi sering disebut “lag phase atau “phase of

adjustment”. (3) Fase Pertumbuhan Logaritma. Pada fase ini

pertumbuhan ini kecepatan pertumbuhan paling cepat, waktu

generasinya pendek dan konstan. Selama fase ini metabolism

paling cepat dan pesat, jadi sintesa bahan sel sangat cepat dan

konstan. Mikroorganisme pada fase logaritma ini apabila

dipindahkan dalam medium yang baru yang sama komposisinya

dengan medium awalnya, maka kecepatan pertumbuhan akan

tetap, artinya akan tetap pada fase logaritma. (4) Fase

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
10
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Pertumbuhan mulai Terhambat. Pada fase ini pertumbuhan mulai

terhambat, hal ini disebabkan karena adanya pengurangan

nutrient dan mulai terjadi penimbunan hasil-hasil metabolisme

yang bersifat racun, juga terjadi perubahan lingkungan seperti

pH dan lain-lain. Apabila dilakukan penambahan atau penetralan

racun-racun pada keadaan ini, maka logaritma dapat

diperpanjang. (5) Fase Stasioner atau Fase Konstan. Karena

adanya penurunan kadar nutrient dan adanya zat-zat yang

bersifat racun, maka kecepatan pertumbuhan perbanyakan

mikroorganisme akan terhambat. Panjang pendek fase stasioner

ini sangat bergantung pada mikroorganisme dalam mengahapi

faktor-faktor pertumbuhan serta perubahan-perubahan yang

berlangsung dalam medium. (6) Fase Kematian yang dipercepat

dan fase Logaritma. Kedua fase ini sering disebut sebagai fase

penurunan kematian. Pada fase ini kecepatan kematian meningkat

terus menerus sedangkan kecepatan pembelahan menjadi nol.

Setelah sampai ke fase kematian logaritma kecepatan kematian

mencapai maksimum (Djide dan Sartini,2013).

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
11
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Identifikasi mikroorganisme dapat dilakukan hanya

menguunakan prepata olesan saja secara langsung. Misalnnya

terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakter-bakteri

antrhoax,iubekulosis dan beberapa clotridium, dilakukan

diagnose secara tentative dengan pengamatan koloni dan sifat-

sifat pertumbuhannya. Dalam beberapa hal pada identifikasi

masih dibutuhkan uji-uji lanjutan seperti halnya berbagai uji-uji

biokimia. Bahkan kadang-kadng untuk pengkuruan masih

dibutuhkan uji laiinya seperti uji serologi dan pengujian pada

hewan uji. Bahkan pada mikroorganisme baru, mungkin

memerlukan analisa kimia untuk memantapkan dalam nomenklatur

dan klasifikasi (Djide dan Sartini, 2013).

B. Uraian Bahan

1. Akuades ( Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III

: 96 )

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Air suling

RM/ BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
12
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

berbau ; tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia

yang stabil dalam bentuk Fisik (es ,

air , dan uap). Air harus disimpan

dalam wadah yang sesuai. Pada saat

penyimpanan dan penggunaannya harus

terlindungi dari kontaminasi partikel-

pertikel ion dan bahan organik yang

dapat menaikan konduktivitas dan

jumlah karbon organik. Serta harus

terlindungi dari partikel – partikel lain

dan mikroorganisme yang dapat

tumbuh dan merusak fungsi air.

OTT : Dalam formula air dapat bereaksi

dengan bahan eksipient lainya yang

mudah terhidrolisis.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
13
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

2. Alkohol ( Farmakope Indonesia IV halaman 63, Martindale

30th edition halaman 783, Handbook of Pharmaceutical

excipient edisi VI halaman 7)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol / Alkohol

Rumus molekul : C2H6O

BM : 46,07

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak

berwarna, bau khas dan menyebabkan

rasa terbakar pada lidah. Mudah

menguap meskipun pada suhu rendah

dan mendidih pada suhu 78ºC dan

mudah terbakar.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis

bercampur dengan semua pelarut

organik.

Berat Jenis : 0,812 – 0,816 g/ml.

Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu

rendah.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
14
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

OTT : Bahan pengoksidasi bila dicampur

dengan alkali, warna akan menjadi

gelap.

Konsentrasi : 60-90 %.

Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut,

penetrasi kulit.

Penyimpanan : Wadah tertutup rapat jauh dari api.

3. Kapas ( Dirjen POM, 1979 : halaman 277 )

Nama resmi : Gossypium Depuratum.

Nama Lain : Kapas murni, Kapas tak berlemak.

Pemerian : Hampir tidak berbau, praktis tidak

berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut

biasa, larut dalam larutan tembaga

(II) klorida ammonia P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,

terlindung dari cahaya, tidak boleh

dibungkus langsung dengan kertas

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
15
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

lilin.

Khasiat & penggunaan : Pembalut.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
16
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilaksanakan pada hari 2015.

Bertempat di Perumahan

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum Isolasi dan Inokulasi

Mikroorganisme ini adalah :

a. Batang pengaduk

b. Cawan Petri

c. Filler

d. Hot Plate

e. Inkubator

f. Labu Erlenmeyer

g. Lampu Spiritus

h. Pipet tetes

i. Rak tabung reaksi

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
17
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

j. Tabung reaksi

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum Isolasi dan

Inokulasi Mikroorganisme ini adalah :

a. Air got

b. Akuades

c. Alkohol

d. Kapas

e. Nutrient Agar (NA)

C. Cara Kerja

Cara kerja dalam melakukan praktikum Isolasi dan

Inokulasi Mikroorganisme ini adalah :

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibersihkan alat dan bahan menggunakan alkohol 70%

3. Diletakkan 6 tabung reaksi kedalam rak tabung

4. Diisi masing-masing tabung reaksi dengan aquades sebanyak 9

ml

5. Dimasukkan sampel air got pada tabung reaksi pertama

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
18
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

6. Dilakukan pengenceran bertingkat dengan mengambil 1 ml

aquades yang sudah dicampur dengan sampel dan dimasukan

pada tabung reaksi ke dua

7. Diulangi sampai pada tabung reaksi ke enam

8. Disiapkan media NA (Nutrien Agar)

9. Dimasukan NA (Nutrien Agar) kedalam cawan petri

10. Ditambahkan air sampel 1 ml kedalam cawan petri

11. Dihomogenkan

12. Dibungkus dengan menggunakan kertas bekas

13. Diinkubasi pada incubator dengan suhu 37 0 selama 1x24 jam

BAB IV

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
19
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Hasil Pengamatan

Berikut tabel pengamatan yang didapatkan setelah

praktikum Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme.

Metode Tuang

Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi 1 x 24 jam

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
20
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Metode Sebar

Sebelum Inkubasi Setelah Inkubasi 1 x 24 jam

B. Pembahasan

Isolasi adalah merupakan cara memisahkan

mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat

diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
21
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

disebut kultur murni. Sedangkan inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang

baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.

Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan

dengan cara yang aseptis untuk menghindari terjadinya

kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Kebanyakan

mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan

murni dengan memindahkan suatu koloni secara gcermat,

mensuspensikan kembali dalam cairan dan menanamnya kembali

pada medium yang selektif.

Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik

aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama

pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan

dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi

mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat

yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi

oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba

yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan

tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
22
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Adapun dalam praktikum ini digunakan metode tuang dan

metode sebar. Metode tuang yaitu dilakukan dengan menuangkan

Nutrient Agar (NA) dengan sampal air secara bersamaan dengan

metode aseptik, dimana penuangan terjadi pada cawan petri

dengan mendekatkannya dengan nyala lampu spriritus agar tidak

terkontaminasi dengan bakteri ruangan ataupun bakteri-bakteri

lainnya. Sedangkan metode sebar adalah dengan dilakukan

penuangan secara bertahap. Nutrient Agar (NA) dahulu

kemudian sampel pada cawan petri dengan pula metode aseptik.

Setelah proses penuangan dilakukan penghomogenan. Kemudian

dibungkus kertas bekas. Karena yang identifikasi bakteri maka

peletakan cawan peteri saat dibungkus tidak terbalik dan

setelahnya dimasukan ke inkubator untuk diinkubasi.

Dalam praktikum ini tidak sedikit dilakukan kesalahan

antaranya pada pengenceran tingkat dengan konsentrasi lebih,

pembagian dua Nutrient Agar (NA) hingga kurang bersih dan

rapinya praktikan dalam praktikum sehingga hasil praktikum yang

didapatkan kurang begitu memuaskan, salah satunya yaitu media

yang blepotan.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
23
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
24
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu

B. Saran

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
25
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

DAFTAR PUSTAKA

Djide Natsir, Dr. Sartini, M. Si., Apt. 2013. Dasar-dasar Mikrobiologi

Farmasi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Djide Natsir, Dr. Sartini, M. Si., Apt. 2013. Analisis Mikrobiologi

Farmasi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Dwidjoseputro, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Fardias, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Farmakope Indonesia Edisi 3.

Pelczar, Michael, J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
26
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

LAMPIRAN

I. Skema Kerja

Disiapkan alat dan bahan

Dibersihkan alat dan bahan menggunakan alcohol 70%

Diletakkan 6 tabung reaksi kedalam rak tabung

Diisi masing-masing tabung reaksi dengan aquades sebanyak 9 ml

Dimasukkan sampel air got pada tabung reaksi pertama

Dilakukan pengenceran bertingkat dengan mengambil 1 ml


aquades yang sudah dicampur dengan sampel dan dimasukan pada
tabung reaksi ke dua

Diulangi sampai pada tabung reaksi ke enam

Disiapkan media NA (Nutrien Agar)

Dimasukan NA (Nutrien Agar) kedalam cawan petri

Ditambahkan air sampel 1 ml kedalam cawan petri

Dihomogenkan

Dibungkus dengan menggunakan kertas bekas

Diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37 0 selama 1x24 jam

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017
27
Isolasi dan Inokulasi Mikroorganisme

II. Komposisi Media

1. Nutrient Agar (NA)

Peptic digest of

Animal tissue 5, 00

Sodium chloride 5, 00

Beef extract 1, 50

Yeast extract 1, 50

Agar 15, 00

Aquadest ad 1000 ml

Ismar Wulan Rina Andriani, S. Farm., Apt.


O1A114017

Anda mungkin juga menyukai