Anda di halaman 1dari 3

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaaan umum termasuk pemeriksaan status nutrisi pasien. Atrofi otot


proksimal dan m. temporalis menunjukkan proses penyakit yang lama seperti sirosis
dan kanker pankreas. Tanda-tanda penyakit liver kronik seperti spider nevi, eritema
palmar, ginekomastia, caput medusae, kontraktur Dupuytren, pembersaran kelenjar
parotid, dan atrofi testis umum ditemukan pada sirosis alkoholik (Laennec) lanjut dan
pada sirosis tipe lain. Pembesaran nodus supraclavicular kiri (Virchow’s node) atau
nodul periumbilikal (Sister Mary Joseph’s nodule) mengarah pada keganasan
abdominal. Distensi vena jugular, tanda gagal jantung kanan mememberi kesan adanya
kongesti hepar. Efusi pleura kanan, tanpa adanya ascites yang tampak secara klinis,
dapat ditemukan pada sirosis lanjut.
Palpasi abdomen harus berfokus pada ukuran dan konsistensi liver, apakah lien
dapat dipalpasi dan terdapat pembesaran, atau apa terdapat ascites. Palpasi tepi
bawah hepar dan perkusi batas paru-hepar dapat menentukan ukuran hepar.
Hepatomegali bila liver span melebih 9-12 cm. Pasien dengan sirosis mungkin terdapat
pembesaran lobus kiri hepar, yang teraba dibawah xiphoid, dan lien yang membesar.
Pembesaran liver yang nodular atau massa abdominal yang jelas memberi kesan
keganasan. Hepar membesar yang nyeri dapat merupakan hepatitis viral atau
alkoholik, proses infiltratif seperti amiloid, atau yang lebih jarang kongesti hepar akut
sekunder akibat gagal jantung kanan. Nyeri hebat perut kanan atas dengan henti
napas pada saat insiprasi (Murphy’s sign) mengarah pada kolesistits atau cholangitis
ascending. Ascites pada ikterik memberi kesan sirosis atau keganasan dengan
penyebaran peritoneal. Pembesaran kandung empedu yang dapat dipalpasi (Courvoisier
sign) memberi kesan adanya obstruksi tumor. Splenomegali sering pada hemolytic dan
hepatosellular jaundice namun tidak pada cholestatic jaundice. Hepatosplenomegali
dapat terjadi pada penyakit liver dengan hipertensi portal pada RES, penyait
hematologik atau limfatik, pada sepsis dan berbagai infeksi viral. Pemeriksaan USG
dapat menilai ukuran tepat hepar dan lien serta membedakan perubahan difus atau
fokal.
Demam merupakan gejala tidak khas yang dapat dijumpai. Pada hepatitis dan
ikterik bentuk infeksi, demam dapat terjadi baik sebelum maupun bersamaan dengan
onset ikterus. Ikterik akibat induksi obat kadang-kadang juga diawali dengan demam,
dan cholangitis seringkali meneybabkan demam intermiten.
Ascites dapat terjadi pada semua bentuk ikterik, kecuali bentuk hemolitik dan
paling sering pada sirosis hepar. Ascites <1 L sulit untuk dinilai dengan pemeriksaan
klinis. USG dapat mendeteksi ascites 100-200 mL. Acites sulit dideteksi pada
kehamilan dan pada pasien dengan kista ovarium besar, retensi urin, lemak abdominal,
dan meteorismus.
Pruritus atau gatal merupakan tanda khas cholestasis intrahepatik atau
ekstrahepatik dan dapat mendahului ikterik pada periode yang lama (cth pada sirosis
biler primer). pruritus dapat memberat dan mempengaruhi keadaan umum pasien.
Ekstremitas, telapak kaki, dan telapak tangan merupakan tempat yang paling sering.
Badan, wajah dan genital kadang kala dapat pula terkena. Perdarahan kutaneus dan
infeksi dapat terjadi akibat garukan.
Ekskresi. Tinja akolik khas untuk obstruksi duktus biliaris total. Peningkatan
ekskresi bilirubin ginjal ditandai dengan uruin yang berwarna gelap.
Gejala Umum. Influenza, letargi, sakit kepala, dan arthtralgia sebelum onset
ikterik khas untuk hepatitis.
Perubahan Kulit. Pada hepatitis akut, aksantema dapat terjadi pada 5-20%
pasien pada tahap prodromal. Eksantema dapat menyerupai urtikaria atau eksantema
yang menyerupai campaka atan scarlet fever. Kompleks imun dan cryoglobulin dapat
menyebabkan vaskulitis, cth purpura pada hepatitis B dan C. Selama anak-anak
teruama usia 2-4 tahun, hepatitis B dapat disertai dengan Acrodermatitis Papulosa
Eruptiva (Gianotti-Crosti’s syndrome), dan paling sering duhubungkan dengan
pembengakakan hepar dan lien, namun tidak disertai ikterik. Penyakit liver kronik
paling sering disertai dengan beberapa jenis perubhan kulit . Telangiektasis yang
berbentuk seperti bintang (spider nevi) sangat khas dan terutama berlokasi di area
yang terekspos cahaya (wajah, lengan atas, belakang tangan, leher dan dinding dada
bagian atas depan. Spider nevi tidak hanya ditemukan pada penyakit liver namun juga
pada kehamilan dan setelah mengonsumsi kontrasepsi oral. Perubahan kulit vaskular
juga termauk eritema palmar, yang terutama mengenai thenar dan hipothenar, juga
terkadang dapat ditemukan pada kehamilan, orang yang mengonsumsi kontrasepsi oral
dan hipertiroidisme pada orang tanpa penyakit liver. Perubahan kulit tropik juga khas
untuk penyakit liver kronis. Ditandai dengan kulit tipis seperti kertas dengan
kehilangan jaringan lemak subkutan, formati lipatan kulit yang jelas, dan
telangiektasia,
Hipotrikosis. Perubahan pola pertumbuhan rambut terjadi pada pasien dengan
penyakit liver kronis, terutama sirosis hepar. Ditandai dengan hilangnya rambut dada,
abdomen, ketiak dan regio pubis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan
hormon, yang juga dapat meneybabkan ginekomastia.
Perubahan Kuku. Perubahan kuku sering terjadi pada penyakit liver kronis,
berupa, garis keputihan pada kuku, kuku berwarna opak disertai lipatan kuku yang
tipis, koilonikia pada hemokromatois, atau perubahan warna lunula menjadi kebiruan
pada penyakit Wilson. Kuku seperti gelas kaca dan jari tabuh dapat terjadi pada
oenyakit liver kronis.
Atrofi Otot sering ditemukan, terutama pada ekstremitas, berbanding terbalik
dengan distensi abdomen karena ascites.
Diathesis Hemoragik tanda klinis diathesis hemoragik sering pada pasien
dengan penyakit liver kronik atau akut berat.
Gejala tidak spesifik hepar lainnya. Hiperpigmentasi keabu-coklatan pada
hemokromatosis, xantelasama pada sirosis bilier primer, dan dermatosis porfiri. Adanya
dilatasi vena pada dinding abdomen anterior menunjukkan adanya hipertensi portal.

Anda mungkin juga menyukai