Anda di halaman 1dari 2

33 penerapan penerapan lainya

Permasalahan konektor/sambungan minimum

Misalkan kita hendak membangun sebuah jarigan rel kereta api yang menghubungkan n kota
tertentu dengan cara sedemikian rupa sehingga seorang penumpang dapat bepergian dari
sembarang kota ke sembarang kota lainnya. Jika, demi alasan-alasan keekonomisan, jumlah
total lintasan rel harus minimum, maka graf yang dibentuk dengan merepresentasikan n kota
tersebut sebagai simpul dan ruas-ruas rel yang menghubungkan kota-kota ini sebagai rusuk,
pastilah merupakan sebuah pohon. Persoalannya sekarang adalah menemukan sebuah
algoritma yang efisien untuk memutuskan mana di antara 𝑛𝑛−2 pohon yang mungkin
dibentuk untuk menghubungkan kota-kota bersebut akan menggunakan jumlah lintasan rel
paling sedikit, dengan mengambil asumsi bahwa semua jarak di antara setiap pasang kota
telah diketahui. Seperti sebelumnya, kita akan merumuskan kembali permasalahan ini dalam
konteks graf terbobot. Kita akan menuliskan bobot (weight) rusuk e dengan notasi w(e), dan
sasaran kita adalah menemukan pohon terentang T yang memiliki bobot total W(T) paling
kecil.

Berbeda halnya dengan persoalan-persoalan yang kita bicarakan sebelumnya, terdapat sebuah
algoritma sederhana yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan ini Algoritma tersebut
dikenal dengan nama algoritma rakus (greedy algorithm), yang mengharuskan kita bersikap
‘rakus’ pada setiap tahapan analisis, dengan memilih sebuah rusuk berbobot minimum
dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak memunculkan/membentuk siklus. Sebagai
contoh, jika terdapat lima kota, seperti dilukiskan dalam Gambar 3.15, maka kita mulai
dengan memiiih rusuk terpendek AB (bobotnya 2) dan BD (bobotnya 3) kita selanjutnya
tidak dapat memilih rusuk AD (bobotnya 4), karena hal ini akan membentuk siklus ABD, dan
alih-alih kita mcmilih rusuk DE (bobtnya 5).kita kemudian tidakk dapat memillh rusuk AE
atau BE (keduanya berbobot 5), karena masingmasing akan membentuk sebuah siklus. dan
alih-alih kita memilih rusuk BC (bobotnya 7). Langkah mi menghasilkan sebuah pohon (lihat
Gambar 3.16). yang memiliki bobot total minimum.

Algoritma mi dijabarknn secara umum di dalam teorema berikut.

TEOREMA 3.6 Bila G adalah sebuah graf terhubung dengan n simpul. Maka bentukan
berikut ini akan menghasilkan sebuah solusi untuk permasalahan sambungan minimum:

i. Bila 𝑒1 adalah sebuah rusuk dalam G yang memiliki bobor terkecil


ii. definisikan 𝑒2 𝑒3 ,,, 𝑒𝑛−1 dengan cara memilih, pada setiap tahapan prosedur,
sebuahrusuk baru yang bobomya sekecil mungkin dan yang tidak membentuk siklus
dengan rusuk sebelumnya 𝑒1

Pohon rentang yang dicari adaIah subgraf T dari G, yang rusuk-rusuknya adalah 𝑒2 𝑒3 ,,, 𝑒𝑛−1
Bukti: Kenyataan bahwa T adalah sebuah pohon terentang dari G dapat segera diketahui dari
Teomma 3.1(ii). Di sini kita harus membuktikan bahwa bobot total T adalah minimum.
Untuk tujuan tersebut, misalkan bahwa S adalah sebuah pohon terentang dari G, di mana
W(S) < W(T). Jika 𝑒𝑘 adalah rusuk pertama di dalam garis yang disebutkan di atas dan yang
tidak berada di dalam S, maka subgraf dari G yang terbentuk dengan menambahkan 𝑒𝑘 ke
dalam S akan memuat sebuah siklus unik C yang meliputi rusuk 𝑒𝑘 . Karena C memuat
sebuah rusuk 𝑒 yang berada di dalam S namun tidak di dalam T, subgraf yang diperoleh
dari S dengan cam mengganti e dengan 𝑒𝑘 adalah sebuah pohon terentang S'. Tetapi, menurut
bentukannya, w(𝑒2 ) < w(e), sehingga W(S’) ≤W(S), dan S’ memiliki lebih banyak satu rusuk
bersama dengan T, dibandingkan S.

Dengan mengulangi prosedur di atas, kita dapat mengubah S menjadi T, secara


langkah demi langkah, di mana bobot total akan berkurang dalam setiap tahapan. Maka,
W(T) ≤ W(S), yang adalah kontradiksi yang kita inginkan. l

Kita dapat pula menggunakan algoritma di atas untuk mendapatkan sebuah batas
bawah bagi solusi permasalahan penjual keliling (lihat Subbab 2.4). Hal ini bermanfaat,
karena algoritma rakus merupakan sebuah algoritma yang efisien, sementara tidak diketahui
adanya algoritma yang efisien secara umum bagi permasalahan penjual keliling.

Jika kita mengambil sembarang siklus Hamilton di dalam sebuah graf lengkap dan
menghapus sembarang simpul v, maka kita aknn memperoleh sebuah lintasan semi Hamilton
yang melewati simpul-simpul yang tersisa, dan lintasan semacam ini pastilah merupakan
sebuah pohon terentang .Sehingga, setiap pemecahan bagi permasalahan penjual keliling
haruslah melibatkan sebuah pohon teremang semacam ini, bersama dengan dua rusuk yang
bersinggungan dengan v. Selanjutnya, jika kita mengambil bobot dari sebuah pohon terentang
berbobot minimum yang melewali/meliputi semua simpul yang tersisa dan menambahkan
dua [bilangan] bobot rusuk terkecil yang bersinggunga dengan v, maka kita akan
mendapatkan batas bawah untuk solusi permasalahan penjual keliling

Sebagai contoh, jika kita menggunakan graf terbobot dalam Gambar 3.15 dan menghapu
simpul C, maka graf yang tersisa akan memiliki empat simpul A, B, D, dan E. Bobot
minimum Pohon terentang yang menyambungkan keempat simpul ini adalah sebuah pohon
yang rusuk-rusuknya adalah AB, BD, dan DE, dengan bobot total 10, dan dua rusuk berbobot
minimum yang bersinggungan dengan C adalah CB dan CA(atau CE) dengan bobot total
15(lhat gambar 3.17)Dengan demikian, kita mendapatkan 10+15=25sebagai batas bawah
untuk permasalahan penjual keliling. Karena jwaban yang sebenarnya adalah 26, kita dapat
mengetahu bahwa pendekatan ini untuk permasalahan penjual keliling dapat memberikan
hasil yg secara mengejutkn baik.

Anda mungkin juga menyukai