Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TEAM-BUILDINGPADA KEPEMIMPINAN ZINEDINE ZIDANE

Disusun Oleh:
Kelompok 8 Kelas 10.1 Alih Program
1. Fandy Abdi Darma (08)
2. Kornelius Rasninta Tarigan (16)
3. Resma Eka Rizki (24)
4. Senvi Riksi Primananda (32)
5. Yusuf (40)
Ha

MEI 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Ruang Lingkup ......................................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 4
A. Tim, Grup, dan Team Building................................................................................. 4
B. Langkah-langkah Team Building ............................................................................. 5
C. Efektivitas Team Building ........................................................................................ 5
D. Empat Pendekatan Team Building ........................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 9
A. Profil Singkat dan Perjalanan Karier Zinedine Zidane ............................................ 9
B. Praktik Zinadine Zidane dalam Team Building menurut Teori Klien et al .....Error!
Bookmark not defined.
BAB IV SIMPULAN ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, kedudukan sumber daya manusia saat ini bukan hanya
sebagai alat produksi saja tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya
segala aktivitas organisasi. Besarnya peranan sumber daya manusia terhadap
organisasi membuat banyak pihak beranggapan bahwa kemajuan suatu organisasi
ditentukan dari kualitas dan kapabilitas SDM di dalamnya. Sebaik apapun sistem
kerja, prosedur, aturan main, dan perangkat lainnya jika tidak diimbangi dengan SDM
yang bagus, tujuan organisasi tidak akan tercapai. Namun, kegagalan suatu organisasi
dalam mencapai tujuannya bukan semata-mata hanya disebabkan oleh rendahnya ilmu
pengetahuan atau kurangnya keterampilan SDM organisasi tersebut, melainkan
terutama disebabkan oleh kurangnya kerja sama antar individu dalam organisasi.
Struktur organisasi yang terkotak-kotak dengan pembagian kerja yang sangat kaku
sering kali menimbulkan budaya kerja yang bersifat individual dan ketidakmampuan
pelaku organisasi untuk bekerjasama serta berkomitmen dalam mencapai tujuan
organisasi.
Untuk mengubah kebiasaan kerja dari pekerjaan yang bersifat individual
menjadi kerja tim diperlukan adanya pembentukan tim (team building). Cumming dan
Worley (2005) menyatakan bahwa pembentukan tim dalam perusahaan merupakan
salah satu intervensi proses manusia yang dapat mendukung lancarnya strategi
perusahaan. Menurut Johnson & Johnson (1997), team building merupakan analisis
tentang prosedur kerja dan aktivitas-aktivitas untuk menyiapkan tim kerja dalam
1
2

rangka meningkatkan produktivitas, kualitas relationship di antara para anggota tim,


keterampilan sosial, dan kemampuan organisasi dalam menghadapi perubahan kondisi
dan tuntutan kerja. Team building melibatkan seluruh pelaku organisasi untuk
bersama-sama belajar bekerja sama sebagai sebuah tim. Penelitian menunjukkan
bahwa team building berdampak besar dan positif terhadap organisasi yang biasanya
sulit untuk bekerja sama. Hasil penelitian Hadipranata dan Sudardjo (1999)
menyimpulkan bahwa pembentukan tim ternyata dapat menimbulkan etos kerja yang
positif dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi produktivitas insani.
Organisasi yang berkinerja tinggi hanya bisa terwujud bila tim bisa
menghasilkan sebuah sinergi. Untuk menimbulkan sebuah sinergi dalam kerja tim,
anggota tim harus menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa
hanya dengan saling bekerja sama mereka akan memperoleh hasil yang maksimal.
Dengan team building, interaksi dan komunikasi antar anggota team akan tercipta
sehingga tidak terdapat misscommunication yang dapat menghambat terwujudnya
tujuan tim tersebut.
Team building memiliki peran penting untuk menyatukan pemikiran sebuah
kelompok. Salah satu bentuk kelompok yang perlu menerapkan team building adalah
sebuah klub olahraga. Dengan team building yang baik, sebuah tim olahraga akan
menjadi lebih solid dan percaya diri serta percaya dengan rekan tim. Klub olahraga
dianggap sebagai “tim” karena klub olahraga bukan hanya sekelompok orang yang
memiliki masing-masing tujuan individu, tetapi merupakan sekelompok orang yang
mempunyai tujuan bersama sebagai sebuah tim, dalam hal ini memenangkan setiap
pertandingan yang ada dan menjuarai berbagai ajang kompetisi. Oleh karena itu,
masing–masing anggota harus bersatu padu dan bekerja sama sebagai tim untuk
mencapai tujuan tersebut.
Berkaitan dengan penerapan team building pada sebuah klub olahraga, penulis
tertarik untuk membahas team building yang dilakukan oleh mantan pesepakbola
Perancis yang menjadi manajer Real Madrid saat ini yaitu Zinedine Zidane.
Kemampuan Zinedine Zidane sebagai pemain tentu sudah tidak perlu diragukan lagi.
Namun, sosok yang kini menjadi nakhoda skuad Real Madrid itu disebut lebih hebat
3

setelah menjadi pelatih. Baru-baru ini, tepatnya tanggal 27 Mei 2018, Real Madrid
kembali menjadi juara Liga Champions setelah mengalahkan Liverpool dalam laga
final. Dengan kemenangan ini Zinedine Zidane telah mengantarkan Real Madrid
menjadi juara Liga Champions sebanyak tiga kali. Selain itu dia menjadi pelatih
pertama yang memenangi Liga Champions tiga kali beruntun.
Sejak resmi menjadi pelatih tim utama Real Madrid pada Januari 2016,
Zidane sukses mengantarkan klub tersebut melanjutkan kejayaan. Dalam waktu
singkat, Zidane sukses mengantarkan Real Madrid menjuarai dua kompetisi utama,
yaitu Liga Spanyol 2016-2017 serta Liga Champions 2015-2016 dan 2016-2017.
Padahal, saat pertama kali diangkat sebagai pelatih, Zidane mendapat warisan tim dari
pelatih sebelumnya, Rafael Benitez, yang tidak mampu tampil hebat sejak awal tahun
2015-2016. Sampai dengan saat ini Zidane telah sukses mengantar Real Madrid
memenangi tiga gelar Liga Champions, satu gelar La Liga, satu Piala Super Spanyol,
dua Piala Super Eropa, dan dua gelar Piala Dunia Antarklub. Melihat kesuksesan
Zinedine Zidane dalam membawa Real Madrid menjadi juara di beberapa liga,
penulis tertarik untuk membahas team building yang dilakukannya.
B. Ruang Lingkup
Penulisan paper ini terbatas pada penerapan team building yang dilakukan
oleh Zinedine Zidane dalam melatih Real Madrid selama kurun waktu tahun 2016
sampai 2018.
C. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang diberikan dalam paper ini adalah apakah tindakan yang
dilakukan oleh Zinedine Zidane dalam membangun tim sesuai dengan komponen
Teori Team Building oleh Klien et al.
D. Tujuan Penelitian
Melalui paper ini diharapkan agar penulis maupun pembaca mampu
mengambil pelajaran atas tindakan Zinedine Zidane dalam membangun tim dan
memahami kombinasi komponen-komponen yang memengaruhi pembangunan tim
untuk mencapai tujuannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tim, Grup,dan Team Building


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim diidefinisikan sebagai kelompok
atau regu. Sedangkan grup didefinisikan sebagai rombongan, kelompok, atau
golongan. Sementara Tannenbaum, Beard, dan Salas (1992, 117) mendefinisikan tim
sebagai dua atau lebih orang yang berinteraksi secara dinamis,interdependen, dan
adaptif untuk mencapai tujuan atau misi bersama, serta setiap anggota memiliki peran
atau fungsi tertentu. Namun, sekelompok orang yang menghadiri rapat bersama, tidak
bisa dianggap sebagai sebuah tim, namun lebih dianggap sebagai sebuah grup. Agar
suatu grup dapat dianggap sebagai sebuah tim, seluruh anggota harus bergantung
antara satu sama lain, serta berupaya untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seluruh tim adalah grup, sementara sebuah grup
belum tentu dianggap sebagai sebuah tim.
Team building kerap dilakukan atau diterapkan di dalam setiap organisasi.
Team building, terkadang dikenal dengan istilah team development atau group
development. Team buildingmengacu pada intervensi yang dirancang untuk
meningkatkan efektivitasdari organisasi (Tannenbaum, Beard, dan Salas 1992, 118).
Liebowitz dan DeMeuse(1982) menyatakan bahwa, secara umumasumsi dan nilai
yang mendasari team building adalahkonsisten dengan filosofi manajemen
humanistik. Sementara Albanese (1994) menyatakan bahwa tujuan dari team building
adalah meningkatkan hasil proyek dengan mengembangkan sebuah pernyataan misi
bersama, tujuanbersama, membangun dan mengembangkan kepercayaan dan

4
5

komitmen, mengatasi perbedaan,menghapus hambatan, menciptakan saling


ketergantungan danakuntabilitas di antara anggota tim, dan mengembangkan
pemecahan masalah keterampilan.
B. Langkah-langkah Team Building
Sudaryono (2014, 314) menyatakan bahwa “tim yang efektif harus
dikembangkan secara berkelanjutan dan berubah sesuai perubahan waktu.” Berikut
adalah empat langkah dalam pengembangan tim (team building).
1. Pembentukan (forming)
Tahapan ini disebut juga dengan tahapan orientasi. Para anggota mengenal
satu sama lain, menentukan jenis perilaku yang sesuai dengan tim, mengidentifikasi
apa yang diharapkan dari mereka, dan saling berkenalan satu sama lain.
2. Peributan (storming)
Tahapan ini menampilkan beberapa anggota dengan kepribadian mereka, dan
menjadikan lebih assertive dalam membangun perannya dalam tim. Konflik dan
perselisihan sering timbul selama tahapan ini untuk merebut posisi atau bentuk koalisi
untuk mempromosikan persepsi masing-masing kelompol misi.
3. Penormalan (norming)
Tahapan ini menyelesaikan konfilk yang terjadi, serta mengembangkan
harmonisasinya. Anggota datang untuk memahami dan menerima satu sama lain,
mencapai konsensus mengenai siapa pemimpinnya, dan mencapai kesepakatan
mengenai apa peran masing-masing anggota.
4. Pelaksanaan (performing)
Tahapan ini menitikberatkan bahwa anggota harus benar-benar berkomitmen
pada tujuan tim. Masalah dipecahkan, dan perbedaan pendapat didasarkan pada
kepentingan penyelesaian tugas.
C. Efektivitas Team Building
Sanborn dan Huszczo (2007) menyatakan bahwa efektivitas dari team building
berbeda-beda antara satu organisasi dengan lainnya. Upaya team building paling
efektif akan terjadi saat seluruh anggota tim saling bergantung, memiliki pengetahuan
6

yang cukup dan berpengalaman, serta pemimpin organisasi dapat secara aktif
mendorong dan mendukung tim tersebut.
Membangun tim yang efektif adalah dengan cara menggabungkan kesadaran
akan tujuan tim. Tim harus bekerja untuk mengembangkan tujuan, peran, dan
prosedur. Akibatnya, pembentukan tim biasanya dikaitkan dengan peningkatan
pencapaian tugas, sasaran, dan pencapaian hasil dalam tim.
D. Empat PendekatanTeam Building
Tannenbaum, Beard, dan Salas (1992, 119-120) menyatakan secara umum
terdapat empat pendekatanteam building untuk menciptakan suatu tim yang
efektif.Komponen ini merupakan hasil pengembangan dari teori yang dikemukakan
oleh Beer (1976), Dyer (1978) serta Buller (1986). Beer (1976) membagi
pendekatanteam building menjadi: goal-setting, interpersonal, role, dan managerial
grid. Lebih lanjut, Dyer (1978) dan Buller (1986) menambahkan pendekatanteam
building berupa problem-solving. Berikut adalah penjelasan empat pendekatan team
building menurut Tannenbaum, Beard, dan Salas (1992, 119-120).
1. Goal Setting Approach
Pendekatan ini sangat penting bagi pemimpin suatu tim untuk menetapkan
tujuan dalam organisasinya. Pendekatan ini mendorong efektivitas timdalam tiga cara.
Pertama, menetapkan tingkat output yang disepakati dapat memperjelas perbedaan
mengenai apa tujuan tim yang harus dicapai dan dapat membantu menjelaskan apa
sumber daya diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, karakteristik
individual dapat diubah secara lebih spesifik, penetapan tujuan secara partisipasif juga
dapat meningkatkan motivasi dan komitmen anggota tim. Ketiga, tim dapat
menetapkan tujuan untuk merevisi sifat tugas, struktur kerja, atau proses tim.
2. Interpersonal Approach
Pendekatan ini menekankan pada hubungan antar anggota tim dan
permasalahan yang ada di dalamnya. Pendekatan ini mendorong efektivitas tim dalam
dua cara. Pertama, karakteristik tim dapat diubah sebagai hasil dari suatu intervensi
pembentukan tim secara interpersonal. Iklim tim dapat tingkatkan berdasarkan tingkat
7

kepercayaan, kerja sama,dan kekompakan. Kedua, peningkatan hubungan


interpersonaldi antara anggota tim dapat mengarah pada perbaikan dalam proses tim.
3. Role Approach
Pendekatan ini menitikberatkan peran serta anggota dalam suatu organisasi.
Pendekatan ini dapat mendorong efektivitas tim dalam tiga cara.Pertama, dengan
menegosiasi dan merevisi peran anggota, struktur kerja tim Dapat ditingkatkan.
Kedua, karakteristik individu bisa berubah; misalnya, anggota tim merasa ambiguitas
peran bisa dikurangi. Ketiga, karakteristik tim dapat diubah menjadi peningkatan
kejelasan peran dapat meningkatkan kekompakan tim secara keseluruhan.
4. ProblemSolving Approach
Sebagai pendekatan umum dalam team building, pendekatan ini dapat
meningkatkan efektivitas timdengan mempengaruhi hampir semua komponen dari
model yang ada. Pendekatan ini fokus pada masalah mana yang ini dipecahkan
bersama. Melalui pendekatan ini, anggota tim akan melakukan tahapan
mengidentifikasi masalah utama, mengumpulkan informasi yang relevan,
mengembangkan pemecahan masalah dan tindakan, merencanakan, melaksanakan,
serta mengevaluasi rencana tindakan tersebut.
Atas hasil penelitian Tannenbaum, Beard, dan Salas (1992, 119-120)terkait
dengan team building tersebut, maka kemudian Klein et al. (2009) membuat suatu
“Models/Component of Team Building”. Adapun model tersebut dapat dilihat pada
bagian Tabel II.1.
8

Tabel II.1: Model/Komponen Team Building menurut Klein et al. (2009)


Komponen Penekanan Penjelasan
Menekankan:  Dirancang untuk memperkuat motivasi dari
Penyusunan sasaran organisasi dan anggota tim untuk mencapai sasaran dan tujuan.
pengembangan tujuan individu dan  Melalui identifikasi spesifik outcome level,
Goal Setting kelompok sehingga dapat menjelaskan kebutuhan sumber
Anggota tim: daya di masa mendatang.
Ikut serta dalam penyusunan rencana  Karakter individu (seperti motivasi) juga bisa
untuk meraih tujuan diubah melalui cara ini.
Menekankan:  Berdasarkan atas asumsi bahwa tim yang
Pengembangan kemampuan tim memiliki lebih sedikit interpersonal konflik
Developing Anggota tim: berfungsi lebih efisien dari pada tim yang
Interpersonal Mengembangkan kepercayaan di memiliki lebih banyak interpersonal konflik
Relations dalam tim  Membutuhkan fasilitator untuk membangun
kepercayaan dan komunikasi di antara anggota
tim

Menekankan:  Menjelaskan bahwa tim adalah serangkaian


Komunikasi di dalam tim yang peran yang berkaitan.
menjelaskan peranan setiap  Serangkaian peran ini dicirikan sebagai perilaku
anggotanya yang diharapkan dari anggota tim.
Clarifying Roles Anggota tim:  Dapat digunakan untuk meningkatkan
Pemahaman yang memadai karakteristik dari individu (seperti mengurangi
mengenai pean dan tugasnya di ambiguitas peran) dan struktur kerja dengan
dalam tim cara bernegosiasi dan mendefinisi dan
menyesuaikan peran anggota tim.
Menekankan:  Anggota tim melakukan setting goals, develop
Identifikasi permasalahan yang interpersonal skill, clarify roles untuk
dihadapi tim meningkatkan kemampuan tim dalam
Employing
Anggota tim: pemecahan masalah.
Problem Solving
Ikut serta dalam perencanaan,  Dapat memiliki manfaat tambahan yaitu
implementasi dari rencana, dan kemampuan untuk berpikir kritis.
evaluasi atas solusi

Sumber: diolah dari Klien et al. 2009. Does Team Building Work. Hal. 187.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Singkat dan Perjalanan Karier Zinedine Zidane


Zinédine Yazid Zidane lahir pada tanggal 23 Juni 1972. Zinédine Yazid
Zidane, yang terkenal dan populer dengan panggilan Zidane atau Zizou, adalah
seorang mantan pesepak bola Perancis keturunan Aljazair. Zidane dilahirkan di
Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum
pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Orang tua Zidane beragama Islam,
dan mereka berimigrasi dari Aljazair ke Perancis pada tahun 1954.
Karier Zidane dimulai pada usia 14 tahun, anak dari imigran Aljazair ini
terlihat oleh seorang pencari bakat bernama Jean Varraud dan kemudian ditawari
tempat di Akademi AS Cannes. Aslinya ia hanya mendapatkan kesempatan bertahan
di Cannes selama enam pekan saja, sebelum akhirnya bakat bagusnya membuat
Zidane mampu mengamankan kontrak pertamanya selama empat musim. Zidane
kemudian bermain di level professional pertama pada usia 17 tahun pada tahun 1991.
Ia kemudian mencetak gol pertamanya pada tanggal 8 Februari 1991, yang kemudian
membuatnya mendapatkan hadiah mobil dari presiden klub.
Zidane kemudian ditransfer ke Girondins de Bordeaux pada musim 1992-93,
dan kemudian mengantar klub tersebut menjuarai Piala Intertoto musim 1995 dan
runner-up Piala UEFA musim 1995-96. Pada musim 1995, pelatih Blackburn Rovers
Ray Harford sempat menawarkan kontrak pada Zidane dan Dugarry, namun Zidane
menolak tawaran dari klub Inggris tersebut. Setelah memperkuat Juventus di musim
1996 hingga 2001, pada tahun 2001 Zizou ditransfer dari klub Italia, Juventus F.C. ke

9
10

Real Madrid dengan kontrak selama 4 tahun. Biaya transfer sebesar €66 juta,
membuat ia menjadi pemain sepak bola dengan transfer termahal di dunia.
Tahun berikutnya di Piala Dunia 2002 ia hanya tampil sekali membela
Perancis karena didera cedera. Dalam turnamen tersebut, Perancis tidak berhasil
mencetak satu golpun dan terpuruk di dasar grup pada babak pertama sehingga gagal
lolos ke babak berikutnya.Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane
pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Perancis mengalami kesulitan untuk
meloloskan diri ke Piala Dunia 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005
bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional. Perancis akhirnya lolos, tetapi Zidane
yang baru melalui musim yang dipenuhi cedera di Madrid, memutuskan bahwa ia
akan mundur setelah Piala Dunia tersebut berakhir.
Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya
untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Perancis setelah Piala Dunia
2006. Ia pensiun dari sepak bola klub pada tahun 2006 dan pensiun dari Tim nasional
Perancis setelah Piala Dunia 2006.
Sebagai pesepak bola kelas dunia, Zidane telah mengenyam banyak prestasi,
di antaranya dua gelar Serie-A bersama Juventus, satu gelar Liga Champions dan satu
gelar La Liga bersama Real Madrid. Zidane juga sukses mengantar Perancis menjadi
juara dunia Piala Dunia 1998 dan juara Piala Eropa 2000. Bersama sahabatnya
Ronaldo, Zidane menjadi pemain sepak bola yang mampu meraih gelar Pemain
Terbaik Dunia FIFA sebanyak tiga kali. Ia juga pernah meraih Ballon d'Or pada 1998.
Setelah mengarungi dunia sepak bola sebagai pemain akhirnya Zidane
memutuskan untuk menjadi pelatih dan manajer sepak bola. Pada tahun2010, Zidane
mulai menapaki karier di dunia manajerial dengan menjadi penasihat tim utama real
Madrid yang ditangani Jose Mourinho. Pada 2013, Zidane kemudian ditunjuk untuk
menjadi asisten Carlo Ancelotti.Karier Zidane berlanjut dengan menjadi pelatih Real
Madrid B atau Castilla. Tidak begitu lama, ia ditunjuk untuk menjadi pelatih tim
utama setelah pemecatan Rafael Benitez.Zidane pun menunjukkan kehebatannya
dengan mengantarkan Real Madrid menjadi juara Liga Champions pada 2016. Tidak
berhenti sampai di situ, ia mencetak sejarah ketika mengulangi pencapaian serupa
11

pada 2017.Namun, Zidane tidak memiliki catatan bagus di kompetisi domestik.


Zidane baru mengoleksi satu gelar La Liga dari tiga musim bersama klub tersebut.
Final Liga Champions di NSC Olimpiyskiy Stadium Ukraina, 27 Mei 2018,
merupakan suatu pencapaian terkini Zidane. Pada hari tersebut, Zidane berhasil
membuat rekor baru. Zidanemenjadi pelatih pertama yang sukses memenangi tiga
trofi Liga Champions secara berturut-turut.Zidane membukukan rekor tersebut setelah
membawa Madrid tampil sebagai juara dalam laga final Liga Champions musim
2018. Real Madrid menang 3-1 atas Liverpool dalam pertandingan tersebut.Zidane
sukses melampaui pencapaian para ahli strategi macam Arrigo Sacchi, Alex Ferguson,
Pep Guardiola, dan Jose Mourinho yang ‘baru’ mengoleksi dua trofi Liga Champions.
B. Praktik Zinedine Zidane dalam Team Buildingmenurut Teori Klien et al
1. Goal Setting
Real Madrid memetik sukses dalam jangka waktu yang cukup singkat bersama
Zinedine Zidane. Zidane sudah dua tahun ditunjuk oleh Real Madrid menjadi pelatih
utama. Pada awal penunjukkan Zidane menggantikan Rafael Benitez, Madrid
dianggap sedang melakukan perjudian. Zidane dianggap belum punya pengalaman
untuk menangani tim besar sehingga wajar jika kemampuannya diragukan. Zidane
selalu menentukan target tiap tahun yang harus dicapai oleh klubnya.
Dalam menetapkan target, perlu kiranya untuk menentukan target yang
realistis dengan melihat sumber daya yang dimiliki ole klub. Dimulai dari tahun 2016
ketika Zidane pertama kali ditunjuk menjadi pelatih Real Madrid, seperti yang dikutip
dari halaman bola.okezone.com, mantan pemain Juventus tersebut membeberkan
target utamanya dalam melatih El Real. Menurut Zidane, ia menargetkan membawa
Real Madrid menjuarai Liga Champions. Zidane yakin dirinnya mampu membawa
Los Blancos ke panggung juara liga champion karena menurutnnya Madrid saat ini
memiliki skuat yang hebat. Penting bagi seorang pelatih selain dalam menentukan
target, juga mampu memberikan motivasi kepada pemain. Hal terpenting meurut
zidane dalam Real Madrid adalah tetap bermain bola dan juga aka berusaha
meningkatkan motivasi para pemain agar mereka dapat bermain bola dengan cepat
dan menguasai bola. Target yang di tetapkan Zidane di awal tahun tersebut tercapai
12

dimana Real Madrid berhasil menjuarai liga champion. Zidane pun ingin mengakhiri
cerita manis tahun 2016 dengan menjuarai piala dunia antar klub.
Pada tahun 2017, setahun setelah Zidane ditunjuk menjadi pelatih Real
Madrid, ia menargetkan untuk mencoba memenangkan semua yang ada di depan tim
nanti. Selain itu Zidane juga beranggapan semua pertandingan penting dan ingin
membawa kebahagiaan bagi para pemain dan juga pendukung. Zidane pun selaku
pelatih tak segan memberikan ucapan kepada pemain Real Madrid seperti yang
dilansir di halaman fourfourtwo.com, Zidane mengungkapkan bahwa tim Real Madrid
memiliki mimpi bahwa target yang ditetapkan akan terjadi. Real Madrid telah
mencapai gelar ketiga musim ini dan itu penting bagi kami. Zidane pun merasa
senang dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemain dan official yang telah
bekerja keras musim ini.
Tahun 2018, Zidane menargetkan untuk mempertahankan gelar liga champion
yang telah didapatkannya selama dua tahun berturut-turut. Setelah tersingkir dari
pentas Copa Del Rey, posisi Zidane pun sedang disorot dan tak bisa dibilang aman.
Zidane bakal berjuang untuk mengamankan posisinya sebagai entrenador Madrid.
Target lain yang ditetapkan Zidane tahun 2018 adalah untuk finish di la liga dibawah
Barcelona. Hal ini merupakan target yang realistis karena keterpautan poin yang
cukup jauh dengan Barcelona sang pemimpin klasemen.
2. Developing Interpersonal Relations
Hubungan yang baik antar pemain dan juga dengan pelatih merupakan salah
satu kunci dalam memenangkan pertandingan. Peran pelatih dalam membina
hubungan antar pemain sangat penting. Selain itu pemberian motivasi kepada
pemainn juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan interpersonal relations
antar pemain. Zidane, seperti yang dilansir di beberapa halaman berita seringkali
memberikan motivasi kepada para pemain, baik sebelum pertandingan, saat di ruang
ganti, ataupun setelah pertandingan.
Di awal mula kepelatihannya di Spanyol, Zidane pernah diremehkan sebagai
“clap-your-hands coach”, sindiran bagi pelatih yang dinilai hanya bisa bertepuk
tangan di pinggir lapangan untuk menyemangati pemain. Istilah itu dinisbatkan
13

kepada pelatih yang dinilai tak memiliki kemampuan dan pengetahuan strategi serta
taktik, dan Zidane mulanya dianggap demikian. Namun, Zidane membalik anggapan
dan dalam beberapa kesempatan menunjukkan bahwa Ia mampu memotivasi para
pemain terutama di saat-saat genting.
Zidane pernah memberikan motivasi jelang laga final liga champions di tahun
2017. Zidane mengedit potongan video film 300 dan menyisipkan kata-kata pengobar
semangat yang berbunyi :
Semua orang ingin melihat kita jatuh namu kita disini bersama untuk melawan
semua orang. Ingat bahwa kita bertarung demi tim, keluarga dan orang-orang
terdekat kita. Media ingin melihat kita jatuh dan menderita, tapi keinginan dari
media tersebut malah akan membuat kita menjadi lebih kuat.

Selain itu, Zidane juga memberikan motivasi kepada asuhannya di awal 2018
ketika mereka mengalami hasil yang kurang baik dimana tersingkir dari ajang Copa
Del Rey dan juga beberapa hasil yang kurang maksimal di La Liga. Zidane pun
berhasil membangun hubungan yang baik dengan pemain. Dilansir dari
metrotvnews.com, arahan dari Zidane diterima dengan baik oleh anak asuhnya tak
terkecuali oleh Benzema. Bahkan Benzema menganggap Zidane seperti saudaranya
sendiri.
3. Clarifying Roles
Dalam clarifying roles, setiap pemain diberikan penjelasan atau arahan
mengenai tugas dan fungsinya di dalam klub. Hal ini ditujukan agar setiap pemain
mengerti dan paham peranannya masing-masing sehingga tujuan klub untuk
memenangkan sebuah pertandingan tercapai. Hal ini terlihat ketika semifinal liga
champions 2017, dimana saat itu Real Madrid sedang menghadapi Atletico Madrid
dan telah tertinggal 0-2, hanya terpaut satu gol dari leg pertama. Kesabaran dan
ketenangan Zidane berbuah keberhasilan mencapai final di markas Atletico Madrid.
Zidane pada saat itu langsung memberikan arahan kepada benzema untuk
bergerak melebar dan memancing para pemain bertahan Atletico. Hal ini akhirnya
menghasilkan gol balasan Madrid lewat Isco Alarcon di menit 42, membuat skor
menjadi 1-2 hingga pertandingan selesai. Dilansir dari halaman detik.sport.com, Isco
sendiri pada prosesnya menjadi kunci serangan madrid dibabak kedua. Namun Zidane
14

tak mengecilkan peranan pemain lain. Zidane menegaskan ada peran besar dari
seluruh pemain, sehingga bisa meredam Atletico. Termasuk Luka Modric yanng tetap
bisa mengalirkan bola dengan tenang.
Nama besar Zidane sebagai legenda Juventus dan Real Madrid juga mampu
mengikis ego sederet pemain bintang Real Madrid. Tidak ada satu pun pemain yang
bebas dari rotasi pemain. Zidane tidak pernah melebih-lebihkan peranan pemain
antara satu dengan yang lain. Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale
pun bertekuk lutut dibuatnya. Ketiganya pernah mencicipi bangku cadangan.
Bale bahkan dipaksa berjuang sekeras mungkin untuk meninggalkan zona
nyaman selepas cedera. Pemain internasional Wales itu harus pontang-panting
menunjukkan performa terbaiknya lagi demi menggeser peran Marco Asensio yang
belakangan jadi pemain reguler ketika Bale menepi.
Salah satu arahan lain yang diberikan Zidane dipertandingan yang menentukan
adalah ketika final liga champions musim 2016/2017. Real Madrid yang saat itu
tertinggal 0-1 dari Juventus di babak pertama, langsung merubah strategi di bawah
arahan Zidane. Juventus yang dikomandani oleh Allegri, menggunakan strategi 3-4-2-
1dengan mengincar area sayap. Melihat strategi yang mengincar area sayap dan
sedikit melupakan area tengah, Zidane langsung merespon dengan mengarahkan Toni
Kroos. Di babak pertama, Kroos bermain di area yang lebih menyayap, yaitu di
sebelah kiri. Tapi di baba kedua, Zidane mengarahkannya untuk lebih berperan sentral
ke area tengah lapangan. Hal ini dilakukan Zidane agar Kroos bisa membantu build
up serangan Real Madrid tanpa terlalu diganggu oleh para pemain Juventus yang
berkonsentrasi di sayap. Selain itu Zidane mengarahkan Casemiro untuk berperan
lebih defnsif dan juga Luka Modric untuk mendikte tempo permainan. Hasilnya
permainan Real Madrid semakin hidup dengan irama seperti ini dan berujung
kemenangan 4-1 atas Juventus.
Dalam memberikan arahan kepada para pemainnya, kualitas Zidane pun dipuji
oleh Jose Mourinho, manajer dari tim besar Manchester United. Selain itu juga
mantan pemain Real Madri yang kini merumput di Arsenal juga memuji kepiawaian
Zidane ke para pemain. Ozil, dilansir dari halaman ligaolahraga.com, berucap bahwa
15

Zidane menginterpretasi dan mengarahkan pemainnya membuat ia terkedan. Teknik


dan kreativitasnya sangat luar biasa.
4. Employing Problem Solving
Real Madrid tim yang memliki sederet pemain bintang dengan ego masing-
masing. Tidak banyak pelatih yang mampu menangani ruang ganti Los Blancos.
Ketika pertama kali ditunjuk untuk memimpin Real Madrid, banyak yang meragukan
Zidane. Zidane mengakui bahwa dia bukan salah satu juru strategi terbaik. Namun
kemampuannya mengelola ruang ganti Real Madrid menjadi kekuatannya. Karena di
ruang ganti sering terjadi adu pendapat antar pemain sehingga emosi menjadi tinggi
apalagi di saat keadaan tertinggal dari lawan. Bahkan di ruang ganti Real Madrid
pernah terjadi kebocoran informasi dimana formasi pemain yang akan diturunkan
bocor ke tangan lawan.
Zidane, ketika berada di ruang ganti pemain, ia lebih banyak menjadi
psikiater daripada pelatih saat berada di ruang ganti. Zidane yang telah menghabiskan
17 tahun sebagai pemain dan bekerja dengan banyak pelatih serta berinteraksi dengan
pemain berbakat yang memiliki ego besar, sehingga ia sangat memahami bagaimana
cara mengatasi masalah dan menenangkan situasi di ruang ganti.
Jiwa kepemimpinan Zidane yang sudah melekat sejak masih aktif bermain
mampu menjaga keseimbangan tim sebesar Madrid bersama deretan pemain
bintangnya yang memiliki ego tinggi.
BAB IV
SIMPULAN

Dalam tiga tahun karier kepelatihannya, sebagai pemimpin Zinédine Yazid


Zidane telah berhasil membangun sebuah tim sepak bola yang berkualitas. Zidane
berhasil membuat rekor baru. Zidanemenjadi pelatih pertama yang sukses memenangi
tiga trofi Liga Champions secara berturut-turut.Zidane membukukan rekor tersebut
setelah membawa Madrid tampil sebagai juara dalam laga final Liga Champions
musim 2018.
Selama memimpin Real Madrid, Zidane menerapkan kombinasi empat model
atau komponen penting dalam membangun sebagaimana yang dikemukakan oleh
Tannenbaum, Beard, dan Salas (1992), yang kemudian dikembangkan oleh Klient et
al (2009). Keempat komponen tersebut, yaitu goal-setting, developing interpersonal
relations, clarifying roles, dan employing problem-solving techniques. Kombinasi
empat komponen ini memungkinkan bagi sebuah tim mencapai kesuksesan dan tujuan
dibentuknya tim tersebut, dalam hal ini menjuarai kompetisi sepak bola.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku, Buku Elektronik dan Jurnal


Albanese, Robert. 1994. Team-Building Process: Key to Better Project Result. Journal
of Management Engineering. 1994. 10. 36-44
Hadipranata, Asip F. dan Sudardjo. 1999. Pengaruh Pembentukan Kelompok (Team
Building) terhadap Etos Kerja dan Kontribusinya bagi Produktivitas Kerja
Insani. Jurnal Psikologi, xxvi, I, 18 – 28
Johnson, David W. & Johnson, Frank P. 1997. Joining Together : Group Theory and
Group Skills. Boston : Allyn and Bacon.
Klein, C., DiazGranados, D., Salas, E., Le, H., Burke, C.S., Lyons, R., Goodwin,
G.F., 2009. Does team building work? Small Group Res. 40 (2), 181–222.
Liebowitz, S.J. &DeMeuse, K.P. 1982. The application of team building. Human
Relations, 35, 1-18
Neuman, G.A. & Wright, J. 1999. Team Effectiveness: Beyond Skill and Cognitive
Ability. Journal of Applied Psychology, 84, 376-389
Sudaryono. 2014. Leadership: Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Lentera
Ilmu Cendikia.
Sanborn, Lee O., dan Gregory E. Huszczo. 2007. Encyclopedia of Industrial and
Organizational Psychology. California: SAGE Publications.
Tannenbaum, Scott I, Rebecca L. Beard, dan Eduardo Salas. 1992. Team Building and
its Influence on Team Effectiveness. Illinois: Elsevier Scince Publisher. 117-
125

Artikel Website dan Sumber Publikasi Lainnya


Febriyan. Ini Target Zidane di Real Madrid. 05 Januari 2016.
https://bola.tempo.co/amp/733165/ini-target-zidane-di-real-madrid (diakses 29
Mei 2018)
Footbal5star. Terungkap! Ini Kata-kata di Ruang Ganti Yang Membakar Semangat
Real Madrid. 22 Juli 2017.
https://www.football5star.com/amp/berita/terungkap-kata-kata-zidane-di-
ruang-ganti-yang-membakar-semangat-real-madrid/ (diakses 28 Mei 2018)
Footbal, Pandit. Respons Zidane di Babak Kedua Yang Memenangkan Real Madrid.
28 Mei 2017. https://sport.detik.com/aboutthegame//match-analysis/d-
3519843/respons-zidane-di-babak-kedua-yang-memenangkan-real-madrid
(diakses 29 Mei 2018)

17
18

Gonsaga, Aloysius. 18 Agustus 2017. Lihatlah Deretan Prestasi Zidane bersama Real
Madrid. https://bola.kompas.com/read/2017/08/18/06490068/lihatlah-deretan-
prestasi-zidane-bersama-real-madrid (diakses 28 Mei 2018).
Halim, Kausar. Karim Benzema Blak-blakan Soal Hubungannya Dengan Zidane. 20
Desember 2016. http://www.metrotvnews.com/amp/ObzBm19b-karim-
benzema-blak-blakan-soal-hubungannya-dengan-zidane (diakses 28 Mei
2018)
Hanifan, Aqwam Fiazmi. 26 Mei 2018. Melihat Potensi Zinedine Zidane sebagai Juru
Taktik Hebat. https://tirto.id/melihat-potensi-zinedine-zidane-sebagai-juru-
taktik-hebat-cK7G(diakses 29 Mei 2018)
Houghstad, Thore. Apa Rahasia Kepelatihan Zidane Yang Membuat Real Madrid
Begitu Sukses dalam 2,5 Tahun Terakhir?. 24 May 2018.
https://www.google.co.id/amp/s/www.fourfourtwo.com/id/features/apa-
rahasia-kepelatihan-zidane-yang-membuat-real-madrid-begitu-sukses-dalam-
25-tahun%3f_format=amp (diakses 29 Mei 2018)
Imaduddin, Hafidz. Zidane Targetkan Real Madrid Finish di Bawah Barcelona.18
April 2018. https://bola.kompas.com/read/2018/04/18/06190018/zidane-
targetkan-real-madrid-finis-di-bawah-barcelona (diakses 29 Mei 2018)
Jaya, Eris Eka. 6 April 2018. Zidane Lebih Hebat sebagai Pelatih daripada Pemain.
https://bola.kompas.com/read/2018/04/06/11000048/-zidane-lebih-hebat-
sebagai-pelatih-daripada-pemain-. (diakses 28 Mei 2018).
Kumparan Bola. Motivasi Zidane Untuk Madrid Yang Tengah Kalut. 10 Januari 2018.
https://m.kumparan.com/@kumparanbola/motivasi-zidane-untuk-madrid-
yang-tengah-kalut.amp (diakses 27 Mei 2018)
Kurniawan, Hendy. Berikut Strategi Zidane di Ruang Ganti Saat Jeda Babak Pertama
Final Liga Champions 2016-2017. 01 Februari 2018.
https://bola.okezone.com/read/2018/02/01/261/1853432/berikut-strategi-
zidane-di-ruang-ganti-saat-jeda-babak-pertama-final-liga-champions-2016-
2017#lastread. (diakses 29 Mei 2018)
Mahares, Jon. 25 Mei 2018. Karisma Zidane di Balik Sukses Real
Madrid.https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180525143017-142-
301257/karisma-zidane-di-balik-sukses-real-madrid (diakses 28 Mei 2018).
Makayasa, Ade. Jose Mourinho Kagumi Tim Real Madrid Arahan Zinedine Zidane.
25 Juli 2017. http://www.goal.com/id/amp/berita/jose-mourinho-kagumi-tim-
real-madrid-arahan-zinedine-zidane/qqkcamexarlw1qlyu96pl1od3 (diakses 29
Mei 2018)
Prahananda, Redjo. Zidane Pasang Target Sapu Bersih Semua Gelar Musim Depan.
27 Mei 2018. https://www.indopos.co.id/read/2018/05/27/139427/zidane-
pasang-target-sapu-bersih-semua-gelar-musim-depan (diakses 29 Mei 2018)
19

Sudarlan, Dwi. Zidane Marah Besar Buru Pengkhianat di Ruang Ganti Real Madrid.
07 April 2018. http://batam.tribunnews.com/amp/2018/04/07/zidane-marah-
besar-buru-pengkhianat-di-ruang-ganti-real-madrid-dua-kali-line-up-bocor
(diakses 28 Mei 2018)
Ratomo, Unggul. Mengelola Ruang Ganti Kunci Kesuksesan Zidane. 24 Mei 2018.
https://m.antaranews.com/berita/712872/mengelola-ruang-ganti-kunci-
kesuksesan-zidane. (diakses 29 Mei 2018)
Wikipedia English. 2018. Team Building.
https://en.wikipedia.org/wiki/Team_building. (diakses 28 Mei 2018).
Wikipedia Indonesia. 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Zin%C3%A9dine_Zidane#Manajer_Sepak_Bola.
(diakses 28 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai