Anda di halaman 1dari 24

A.

Keadaan Umum Logam Alumunium

1. Pengertian Alumunium
Alumunium merupakan unsur non ferrous yang paling banyak terdapat di bumi yang
merupakan logam ringan yang mempunyai sifat yang ringan, ketahanan korosi yang baik
serta hantaran listrik dan panas yang baik, mudah dibentuk baik melalui proses
pembentukan maupun permesinan, dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam.
Di alam, alumunium berupa oksida yang stabil sehingga tidak dapat direduksi dengan
cara seperti mereduksi logam lainnya. Pereduksian alumunium hanya dapat dilakukan
dengan cara elektrolisis. Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat
meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu
persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan
korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya. Paduan aluminium
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium wronglt alloy (lembaran) dan
alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium (99,99%) memiliki berat jenis sebesar
2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6600C, alumunium
memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja. Sifat tahan korosi
alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida alumunium dari permukaan
alumunium. Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil(tidak
bereaksi dengan lingkungan sekitarnya) sehingga melindungi bagian dalam.
Unsur- unsur paduan dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium
yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas
untuk menaikkan kekerasannya.
6. Lithium (Li), ditambahkan untuk memperbaiki sifat tahan oksidasinya.

2. Struktur Mikro Alumunium


Alumunium memiliki struktur logam
membentuk FCC (Face Centered Cubic)

Gambar struktur mikro Alumunium murni


dan paduan

(Al
umu
nium

murni) (Alumunium dengan Cu, Mn, Mg) (Alumunium dengan Cu)


(Alumunium dengan Si) (Alumunium dengan Ti)

(Alumuni
um dengan Zn)
(Alumunium
dengan Mg)

3. Kandungan
Atom atau
Unsur
Alumunium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%. Zat
pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan memiliki berbagai
kandungan atom-atom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur mayor
seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe,
Sn, Zr, Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur paduan yang utama dalam almunium
antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi
(pertambahan panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium
yang paling optimal adalah antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai
ductility-nya. Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas
untuk menaikkan kekerasannya.

A. Klasifikasi Alumunium
1. Alumunium Murni
Alumunium didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa, yang umumnya
mencapai kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses elektrolisa lebih
lanjut, maka akan didapatkan alumunium dengan kemurnian 99,99% yaitu dicapai
bahan dengan angka sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian
99,0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam waktu bertahun-tahun.
Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya
kurang lebih sepertiga dari tembaga sehingga memungkinkan untuk memperluas
penampangnya. Oleh karena itu, dapat dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai
bentuk. Misalnya sebagai lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al
dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflector yang memerlukan reflektifitas yang tinggi
juga untuk kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan angka Sembilan empat.
komposisi Aluminium seri 1xxx

Al,
Designatio Fe, Cu, Mn, Mg, Zn, Others,
Si,% Ti,% %
n % % % % % %
min
1050 0,25 0,4 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,5
1060 0,25 0,35 0,05 0,03 0,03 0,05 0,03 0,03 99,6
0.05-
1100 0.95 Si + Fe
0.2
0,05 - 0,1 - 0,15 99
1145 0.55 Si + Fe 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,03 99,45
1200 1.00 Si + Fe 0,05 0,05 - 0,1 0,05 0,15 99
1230 0.70 Si + Fe 0,1 0,05 0,05 0,1 0,03 0,03 99,3
1350 0,1 0,4 0,05 0,01 - 0,05 - 0,11 99,5

2. Alumunium paduan
Alumunium paduan dikelompokkan dalam berbagai standard oleh berbagai Negara di
dunia. Namun, pengklasifikasian yang paling terkenal dan sempurna adalah standard
Alumunium Association (AA) di Amerika yang didasarkan pada standard sebelumnya
daro Alcoa ( Alumunium Company of America).
a. Alumunium copper alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu.
Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin”
mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini
Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg,
0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan
yang memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila
ketahanan korosi khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni
atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak
digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi misalnya pada
piston dan silinder head motor bakar.

komposisi Aluminium seri 2xxx

Designatio Others,
Si,% Cu,% Mn,% Mg,% Ni,% Ti,%
n %
Pb=0.4,
2011 0.4 max 5.0-6.0 - - - -
Bi=0.4
2014 0.5-1.2 3.9-5.0 0.4-1.2 0.2-0.8 - 0.15 max -
2017 0.2-0.8 3.5-4.5 0.4-1.0 0.4-0.8 - 0.15 max -
1.7-
2018 0.9 max 3.5-4.5 - 0.4-0.9
2.3
- -
0. 5
2024 max
3.8-4.9 0.3-0.9 1.2-1.8 - 0.15 max -
2025 0.5-1.2 3.9-5.0 0.4-1.2 - - 0.15 max -
0. 5
2036 max
2.2-3.0 0.1-0.4 0.3-0.6 - 0.15 max -
0. 8
2117 max
2.2-3.0 0.2-0.5 - - - -
0. 2
2124 max
3.8-4.9 0.3-0.9 1.2-1.8 - 0.15 max -
0. 9 1.7-
2218 max
3.5-4.5 - 1.2-1.8
2.3
- -
0. 2 V=0.1,
2219 max
5.6-6.8 0.2-0.4 - - 0.02-0.1
Zr=0.18
0. 2 V=0.1,
2319 max
5.6-6.8 0.2-0.4 - - 0.1-0.2
Zr=0.18

b. Alumunium magnese alloy (seri 3xxx)


Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi
dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa,
Al-Mn yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah
Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al-1,2%Mn-1,0%Mg
dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa
perlakuan panas. Paduan dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat
treatment. Seri 3003 dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan
(weldability) baik. Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.

komposisi Aluminium seri 3xxx

Designation Cu,% Mn,% Mg,%


3003 0.05-0.20 1.0-1.5 -
3004 0.25 max 1.0-1.5 0.8-1.3
3005 0.30 max 1.0-1.5 0.2-0.6
3105 0.30 max 0.3-0.8 0.2-0.8

c. Alumunium silikon alloy (seri 4xxx)


Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang
sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran.
Sebagai tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, sangat
ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai penghantar panas
dan listrik yang baik. Karena memiliki kelebihan yang baik, paduan ini sangat
banyak dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-
sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki
oleh unsur paduan. Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan
0,5%Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan
silumin gamma dan yang hanya ditemper dinamakan silumin beta. Paduan
yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni
untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa digunakan
untuk torak motor.
Koefisien pemuaian termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal
paduannya juga rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah
dikembangkan paduan hypereutektik Al-Si sampai 29% Si untuk
memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan lebih efektif dengan
penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor klorida (PCl 5)
untuk mencapai presentasi 0,001%P, dapat tercapai penghalusan primer dan
homogenisasi. Paduan Al-Si banyak dipakai sebagai elektroda untuk
pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si.
Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032 yang mengandung
12,5%Si mudah ditempa dan memiliki koefisien muai panas sangat rendah
digunakan untuk piston yang ditempa.

komposisi Aluminium seri 4xxx

Designation Si,% Cu,% Mg,% Ni,% Be,%


4032 11.0-13.5 0.5-1.3 0.8-1.3 0.5-1.3 -
4043 4.5-6.0 0.30 max 0.05 max - 0,0008
4045 9.0-11.0 0.30 max 0.05 max - -
4145 9.3-10.7 3.3-4.7 0.15 max - 0,0008
4343 6.8-8.2 0.25 max - - -
4643 3.6-4.6 0.10 max 0.1-0.3 - 0,0008

d. Alumunium magnesium alloy (seri 5xxx)


Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan
larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam
Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi ada
juga yang sel satuannya kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya
adalah 450ºC, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperature
eutektik adalah 17,4% yang menurun pada temperature biasa sampai kira-kira
1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat diharapkan.
Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut
hidrinalium. Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan
diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat tretable. Seri 5052 dengan
2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan bahan bakar pesawat
terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan. Paduan 5056
adalah paduan paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan
apabila diperlakukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah
paduan antara (4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas sehingga banyak
digunakan sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg
banyak digunakan sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg
dipakai sebagai pipa saluran minyak dan gas pada kendaraan.

komposisi Aluminium seri 5xxx

Designation Mn,% Mg,% Cr,% Ti,% Others,%

5005 0.2 max 0.5-1.1 0.1 max - -

5050 0.1 max 1.1-1.8 0.1 max - -

5052 0.1 max 2.2-2.8 0.15-0.35 - -

5056 0.05-0.2 4.5-5.6 0.05-0.20 - -

5083 0.4-1.0 4.0-4.9 0.05-0.25 0.15 max -

5086 0.2-0.7 3.5-4.5 0.05-0.25 0.15 max -

5154 0.1 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.20 max -

5183 0.5-1.0 4.3-5.2 0.05-0.25 0.15 max Be=0.0008

5252 0.1 max 2.2-2.8 - V=0.05 -

5254 0.01 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.05 max -

5356 0.05-0.2 4.5-5.5 0.05-0.20 0.06-0.20 Be=0.0008

5454 0.5-1.0 2.4-3.0 0.05-0.20 0.20 max -

5456 0.5-1.0 4.7-5.5 0.05-0.20 0.20 max -

5457 0.15-0.45 0.8-1.2 - - V=0.05

5554 0.5-1.0 2.4-3.0 0.05-0.20 0.05-0.20 Be=0.0008

5556 0.5-1.0 4.7-5.5 0.05-0.20 0.05-0.20 Be=0.0008


5652 0.01 max 2.2-2.8 0.15-0.35 - -

5654 0.01 max 3.1-3.9 0.15-0.35 0.05-0.15 Be=0.0008

5657 0.03 max 0.6-1.0 - - Ga=0.03

e. Alumunium magnesium silikon alloy (seri 6xxx)


Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan
sangat jarang terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka
dapat diperkeras dengan penuaan panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini
dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai komponen murni dan
membuat keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam
sistem ini memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang
digunakan sebagai bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan
bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat diperkuat
dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak digunakan
sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan yang cukup
baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan untuk kabel
tenaga. Dalam hal ini percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari
karena unsur-unsur tersebut menyebabkan tahanan listrik menjadi tinggi.
Magnesium dan Silikon membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium Silisida)
yang memberikan kekuatan tinggi pada paduan ini setelah proses heat
treatment. Seri 6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari
pada heat treatable aluminium lainnya. Penggunaan aluminium seri 6xxx
banyak digunakan untuk piston motor dan silinder head motor bakar.

komposisi Aluminium seri 6xxx

Others,
Designation Si,% Cu,% Mn,% Mg,% Cr,%
%

6003 0.35-1.0 0.10 max. 0.8 max. 0.8-1.5 0.35 max. -

6005 0.6-0.9 0.10 max. 0.10 max. 0.4-0.6 0.10 max. -

6053 * 0.10 max. - 1.1-1.4 0.15-0.35 -


6061 0.4-0.8 0.15-0.40 0.15 max. 0.8-1.2 0.04-0.35 -

6063 0.2-0.6 0.10 max. 0.10 max. 0.45-0.9 0.10 max. -

6066 0.9-1.8 0.7-1.2 0.6-1.1 0.8-1.4 0.40 max. -

6070 1.0-1.7 0.15-0.40 0.4-1.0 0.50-1.2 0.10 max. -

B 0.06%
6101 0.3-0.7 0.10 max. 0.03 max. 0.35-0.8 0.03 max.
max.

6105 0.6-1.0 0.10 max. 0.10 max. 0.45-0.8 0.10 max. -

6151 0.6-1.2 0.35 max. 0.20 max. 0.45-0.8 0.15-0.35 -

6162 0.4-0.8 0.20 max. 0.10 max. 0.7-1.1 0.10 max. -

B 0.06%
6201 0.5-0.9 0.10 max. 0.03 max. 0.6-0.9 0.03 max.
max.
Zn 1.6-
6253 * 0.10 max. - 1.0-1.5 0.04-0.35
2.4%
Pb and Bi
6262 0.4-0.8 0.15-0.40 0.15 max. 0.8-1.2 0.04-0.14 0.4-0.7%
each

6351 0.7-1.3 0.10 max. 0.4-0.8 0.4-0.8 - -

6463 0.2-0.6 0.20 max. 0.05 max. 0.4-0.9 - -

B. Sifat Fisika dan Kimia aluminium

Sifat Fisika

Alumunium murni merupakan logam berwarna putih keperakan dengan banyak


karakteristik yang diperlukan. Sedangkan gallium sangat sulit ditemukan dalam keadaan
melainkan hanya bias ditemukan sebagai biji gallium yang terdapat bersama-sama logam-
logam yang lain. Sementara itu indium merupakan logam yang jarang ditemukan, sangat
lembut, berwarna putih keperakan dan stabil didalam udara dan air tetapi larut dalam
asam.
Pada tabel B.1 berikut ini disajikan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur
golongan IIIA.

Tabel B.1 Sifat Fisika Unsur-unsur logam golongan IIIA

Unsur Aluminium Galium Indium Talium

Kerapatan (g/cm3) 2,70 5,90 7,30 11,85

Titik Leleh ( oC) 659 30 156 304

Titik Didih ( oC) 2447 2237 2047 1467

Pada tabel diatas tampak sesuai dengan massa atomnya, dari aluminium ke talium yang
makin besar, maka kerapatan atom massa jenis talium (11,85 g/mL) > indium (7,30
g/mL) > gallium (5,90 g/mL) > alumunium (2,70g.mL).

Seperti halnya pada unsur logam golongan alkali (golongan IA), maka titik didih unsur
logam golongan IIIA sangat dipengaruhi oleh kekuatan ikatan logam sehingga titik
didihnya dari alumunium ke gallium kemudian ke indium dan talium semakin kecil.

Namun pada titik leleh unsur logam golongan IIIA terjadi anomaly. Massa atom dan
massa jenis alumunium < galium < indium < talium. Demikian juga dengan jari-jari atom
alumunium < gallium < indium < talium. Jika titik leleh sangat dipengaruhi oleh massa
atom seharusnya titik leleh aluminium paling rendah dan titik leleh talium paling rendah.
Tetapi faktanya, titiki leleh aluminium dan titik leleh gallium paling rendah. Ini
kemungkinan yang sangat berpengaruh terhadap titik leleh aluminium ikatan logam.
Sedangakan pada gallium, indium dan talium yang palinng berpegaruh adalah massa
jenis. Oleh karena itu titik leleh < gallium < indium <talium.

SIFAT KIMIA

1 Reaksi Dengan Oksigen


Semua unsur logam golongan IIIA hanya bisa bereaksi dengan oksigen pada suhu
temperatur ruang atau melalui pemanasan. Reaksi logam IIIA dengan gas oksigen
menghasilkan senyawa oksida. Reaksinya :

Al(s)+ O2(g)à Al2O3(s)

Ga(s)+ O2(g)à Ga2O3(s)

In(s)+ O2(g)à In2O3(s)

Berbeda dengan logam golongan IIIA lainnya,Talium bereaksi dengan oksigen


menghasilkan TI2O3 yang berwarna hitam coklat akibat terkomposisi menjadi TI 2O pada
suhu 100 C.Reaksinya :

2TI(s)+ 1/2O2(g)à Ti2O(s)

2 Reaksi dengan Halogen

Semua logam golongan IIIA dapat bereaksi halogen membentuk senyawa


trihalida,fluoride,AI,Gad an In adalah ionik ,titik lelehnya tinggi (berturut turut 1290
C),sukar larut dalam air (energi kisinya tinggi); sedangkan klorida,brimida,dan
iodidannya mempunyai titik lebih rendah,bersifat kovalen dengan bilangan kordinasi
yang bervariasi .

Persamaan umum reaksi antara logam golongan IIIA dengan unsur halogen dapat di
tuliskan sebagai berikut:

2M(s)+ 3X2(g)à 2MX3(s)

Contoh :

2Al(s)+ 3Cl2(g)à 2AlCl3(s)

2Al(s)+ 3Br2(l)à 2AlBr3(s)

2Al(s)+ 3I2(l)à 2All3(s)

Reaksi diatas juga ditulis sebagai berikut :

2Al(s)+ 3I2(l)à 2Al2l6(s)

2Al(s)+ 3Cl2(l)à 2Al2Cl3(s)


2Al(s)+ 3Br2(l)à 2Al2Br6(s)

3 Reaksi dengan Hidrogen

Unsur- unsur golongan IIIA tidak dapat membentuk hidrida secara langsung dengan
hydrogen. Senyawa hidridi hanya dapat dibentuk melalui reaksi senyawa hidrida dari
logam ainnya. Seperti senyawa AIH3 dibuat dengan mereaksikan LiH berlebih dengan
AICI3 dalam pelarut eter. Reaksinya.

LiH(l)+ AlCl3(l)à (AlH3)n(s)+ LiAlH4(s)

Senyawa AlH3 yang di hasilkan ada dalam bentuk polimer (AlH3)n,antara atom Al di
hubungkan dengan jembatan hidrogen

4 Reaksi Dengan Asam

Logam aluminium larut dalam larutan asam baik asam halide seperti HCl maupun asam
oksi seperti H2SO4 membentuk larutan yang mengandung ion Al3+ dan gas hidrogen;
Reaksinya: 2Al(s)+ 3H2SO4(aq)à AI3+(aq)+ 2SO42-(aq)+ 3H2(g) 2Al(s)+ 6HCl(aq)à 2Al3+(aq)+ 2SO42-
(aq)+ 3H2(g) Gallium tidak dapat bereaksi secara langsung dengan asam,yang dapat bereaksi

adalah gallium dalam bentuk senyawa oksidanya(Ge 2O3)atau dalam bentuk senyawa
basanya (Ge(OH)3). Persamaan reaksi dalam bentuk ionnya sebagai berikut:

Ga2O3(s)+ 6H+(aq)à Ga2O3(s)+ 3H2(g)

Ga(OH)3(s)+ 3H+(aq)à Ga3+(aq)+ 3H2O(aq)

Seperti halnya gallium,talium hanya bisa bereaksi dengan asam,dalam bentuk


senyawanya.Reaksi ion kalium dari suatu senyawa dengan asam HNO 3 15M dan HCl 6M
berlangsung sebagai berikut .

In3+(l)+ 3HNO3(l)à In(NO)3(s)+ 3H+(aq)

In3+(l)+ 3HCl(l)à InCl3(s)+ 3H+(aq)

5 Reaksi Dengan Basa

Logam aluminium larut dalam larutan natrium hidroksida menghasilkan ion kompleks
tetrahidrokso aluminat. Reaksinya:

2Al(s)+ 2NaOH(aq)+ 6H2O(l)à 2Na+(aq)+ 2[Al(OH)4](aq)+ 3H2(g)


Seperti halnya dengan asam,gallium tidak dapat bereaksi secara langsung dengan
basa,yang dapat bereaksi dengan basa adalah senyawa galiom oksida dan gallium
hidroksida.Reaksi gallium oksida maupun gallium hidroksida dengan basa berlebih
menghasilkan senyawa kompleks yang larut dalam air.persamaan reaksi dalam bentuk
ionnya:

Ga2O3(s)+ 2OH-(aq)à 2Ga(OH)4-(aq)

Ga(OH)3(s)+ OH-(aq)à Ga(OH)4-(aq)

C. Potensi Alumunium
Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida. Memiliki warna putih atau
kekuningan (keadaan murni), dan merah atau cokelat jika tercampur (terkontaminasi)
oleh besioksida atau bitumen. Bauksit relative sangat lunak (kekerasan 1–3), mudah larut
dalam air, mudah patah, dan tidak mudah terbakar. Bauksit terjadi dari proses pelapukan
(laterisasi) batuan induk yang erat kaitannya dengan persebaran batuan granit.

Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau
Bintan-Indonesia). Aluminium banyak diperguna kan untuk membuat perkakas dapur,
industri mesin, dan industry pesawat terbang. Proses peleburan bauksit biasanya
memerlukan tenaga listrik yang besar sehingga pada umumnya industri aluminium
ditempatkan di daerah penghasil listrik, di antaranya di sekitar air terjun.

Pengelolaan tambang bauksit dilakukan oleh PT Antam dengan pusat pengolahannya di


Kijang (Pulau Bintan, Riau) dengan luas area 8.002,4 ha. Pada 1997 mulai diproduksi
bauksit dari dua area, yaitu dari Pulau Pari dan Galang (Kepulauan Riau) sebesar 808.749
metrik ton. Produksi bauksit pada 1998 mencapai 850.000 metrik ton.

D. Manfaat Alumuniun
Logam aluminium digunakan di hampir semua aspek kehidupan. Logam-logam
aluminium digunakan di dunia fisik dan kimia. Di fisik, aluminium digunakan dalam
struktur pesawat terbang, rangka-rangka etalase, rangka pintu dan jendela, peralatan-
peralatan dapur, sebagai pembungkus (aluminium foil), dan sebagainya. Di dunia kimia,
logam aluminium digunakan sebagai reduktor dalam berbagai ekstraksi ion logam dari
larutannya.

Sama halnya dengan zinc, aluminium juga bisa digunakan sebagai reduktor emas dalam
proses sianidasi. Dalam proses ekstraksi emas thiosulfat, aluminium mampu mereduksi
ion emas lebih cepat dibanding zinc. Aluminium juga bisa digunakan dalam proses
reduksi ion tembaga dan merkuri dari larutannya.

Karena proses produksi aluminium menggunakan panas tinggi, maka pada dasarnya
logam aluminium menyimpan potensi kalor tersembunyi yang sangat besar. Kalor ini
disebut dengan istilah “kalor laten”, yang sewaktu-waktu bisa dilepaskan pada kondisi
yang tepat. Kalor laten ini bisa dimanfaatkan dalam proses pengolahan metalurgi mineral
yang menggunakan cara pyrometallurgy.

Senyawa aluminium juga digunakan secara luas di berbagai bidang. Aluminium klorida
dan aluminium sulfat digunakan sebagai koagulan dalam proses penjernihan dan pemurnian
air. Aluminium hidroksida digunakan sebagai bagian dari obat maag. Senyawa-senyawa
aluminium lainnya digunakan sebagai amplas dan batu bata tahan api.

Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit yang dihasilkan
panas untuk pengelasan baja.

2Al(s) + Fe2O3(s) ―→ Al2O3(s) + Fe(l) ∆H = -852 kJ

Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
industri, antara lain:

 Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran pada


penjernihan air.
 Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas dan mordan
(pengikat dalam pencelupan).

 Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 digunakan untuk melunakkan air sadah.

 Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri keramik, dan
industri gelas.

E. Penambangan Alumunium
Metoda penambangan bauksit atau bijih Alumunium dilakukan dengan
metoda tambang terbuka sistem open pit dimana open pit ini diterapkan untuk
endapan bijih yang mengandung logam. Open pit dan open cut dapat dibedakan
dari arah penambangannya, penambangan dengan metoda open pit dilakukan dari
permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti endapan bijih, sedangkan
open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan open pit dan open cut
sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan ditambang.
Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor kendala
antara lain ;

1. Faktor teknik – ekonomi yang diwujudkan dalam usaha mendapatkan


perolehan tambang semaksimal mungkin dengan biaya yang sekecil mungkin.
2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan kegiatan
penambangan
3. Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha
mencegah terjadinya perusakan alam, serta pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan penambangan.
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit
adalah menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat
ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang
tidak terlalu dalam pengupasannya.

Gambar Penambangan Bauksit


Adapun tahapan penambangan bauksit adalah sebagai berikut :

1. Pengupasan Tanah Penutup (Land Clearing)


Pengupasan tanah penutup merupakan langkah awal dimana proses
penambangan endapan bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari
pembersihan tempat kerja dari semak – semak, pohon – pohon besar dan kecil,
kemudian membuang tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan – pekerjaan
selanjutnya dengan menggunakan shovel. Setelah pekerjaan di atas selesai
selanjutnya dilakukan pekerjaan pembabatan atau penebasan yang meliputi :
meratakan permukaan tanah serta membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-alat
mekanis. Dalam pekerjaan ini yang harus selalu diperhatikan ialah
mempergunakan keuntungan dari gaya berat. Proses pengupasan tanah penutup
dilakukan untuk menghilangkan material yang menutupi endapan bauksit yang
akan ditambang agar dihasilkan endapan bauksit dengan kadar yang lebih tinggi,
dan menghilangkan serta mengurangi pengotor pada saat dilakukan pencucian.

Gambar Proses Land Clearing pada Penambangan Bauksit


Gambar
Proses Land
Clearing
(Pembuatan
Jalan
Darurat)

pada

Penambangan Bauksit

2. Penggalian dan Pemuatan (Excavation and Loading)


Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membongkar dan
melepaskan endapan bahan tambang dari batuan induknya atau batuan samping.
Beberapa alat gali yang dapat digunakan dalam penggalian yaitu Power Shovel,
Back Hoe, dan lain – lain. Setelah penggalian dilakukan maka material atau bahan
tambang yang telah ditambang dimuat.
Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran
dilakukan dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak
yang gigi – giginya terbuat dari baja yang keras. Sehingga kepadanya dapat
diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya ke dalam tanah /
batuan.
1. Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut.
Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan
alat wheel loader agar dapat dimuat.
Gambar Proses Penggalian dan Pemuatan pada Penambangan Bauksit

3. Pengangkutan (Hauling)
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke
lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur.
Operator pengangkutan material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu ;
1. Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Crushing Plant
2. Jarak angkut dari lokasi penambangan
3. Digging Resistance
4. Waktu Edar alat angkut
5. Waktu Kerja efektif pengangkutan
6. Produksi alat angkut
7. Jumlah alat angkut
Proses pengangkutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi
penggalian atau front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana
nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit
itu sendiri. Proses pengangkutan ini bisa dilakukan dengan menggunakan
beberapa macam alat angkut seperti dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada
penambangan bauksit alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan
berbagai macam ukuran dan kemampuan muatnya.

Gambar Proses Pengangkutan Bijih Bauksit Menggunakan

Dumptruck Ke Tempat Penampungan Bijih Bauksit

F. Pengolahan Alumunium
Ada beberapa proses yang dapat dilakukan untuk membuat
alumunium murni dan alumunium paduan, yaitu :
1. Proses Penambangan Alumunium
Alumunium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi.
Bauksit yang ditambang untuk keperluan industry mempunyai kadar alumunium40-
60%. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan secara halus dan
merata. Kemudian dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang
ada. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.
2. Proses Pemurnian Alumunium
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode bayer dan hasil akhir adalah
alumina.
Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda. Campuran
tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan.
Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian
untuk membentuk endapan alumina basah (hydrated alumina). Alumina basah
kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara
memanaskan sampai suhu 1200oC. Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina
dengan rumus kimianya adalah Al2O3.
3. Proses Peleburan Alumunium
Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih mengandung oksigen
sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu peleburan. Peleburan alumina
dilakukan dengan proses reduksi elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode
Hall-Heroult. Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada
sebuah tungku yang disebut pot.
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari

baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan
karbon yang diambil dari anoda. Pada proses ini dibutuhkan arus listrik searah
sebesar 50-150 kiloampere.
Arus listrik akan memgelektrolisa alumina menjadi alumunium dan oksigen bereaksi
membentuk senyawa CO2. Alumunium cair dari hasil elektrolisa akan turun ke dasar
pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip siphon ke krusibel yang kemudian
diangkut menuju tungku-tungku pengatur(holding furnace).
Kebutuhan listrik yang dihabiskan untuk menghasilkan 1kg alumunium berkisar
sekitar 12-15 kWh. Satu kilogram alumunium dihasilkan dari 2kg alumina dan 1/2 kg
karbon. Reaksi pemurnian alumina menjadi alumunium adalah sebagai berikut:
2Al2O3 + 3C → 4Al + 3CO2

G. Pemasaran
Alumunium

Republik ini
adalah tanah
surga, ungkapan
yang tidak
sembarang. Hal
didasarkan
banyaknya
terkandung
logam bernilai
triliunan rupiah,
nilai yang
sanggup untuk
mengratiskan
pendidikan
hingga sarjana
bagi seluruh penduduk Indonesia. Bijih batuan ini sendiri terdiri dari bermacam-macam,
ada yang terdiri dari kumpulan mineral yang kemudian dapat diolah/dimurnikan untuk
menjadi alumunium dan alumina (alumunium oksida) yang disebut bauksit. Kata bauksit
mengacu pada lokasi pertama batuan ini yaitu Les Baux, tahun 1821 di bagian selatan
Prancis, sedangkan di Indonesia, Belanda yang menemukan potensi ini di Kijang, Pulau
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 1924 sebelum era kemerdekaan. Bauksit di
Indonesia tersebar di Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung, juga sebagian di Kalimantan
Barat, Sulawesi Tenggara, serta Pulau Sumba dan Pulau Halmahera di Maluku.
Total cadangan jumlah bauksit saat ini menurut catatan Asosiasi Pengusaha Bauksit dan
Bijih Besi Indonesia (APB3I) yang merupakan bahan dasar Alumina di Indonesia,
memiliki cadangan bauksit sebesar 6.99 Milyar ton. Jika pasokan ini diperuntukan untuk
kebutuhan bahan baku industri pemurnian bauksit (smelter alumina) dalam negeri yang
dibutuhkan adalah 18 juta ton/tahun, dan ekspor bauksit masih bisa untuk sebanyak 22
juta ton/tahun. Dengan asumsi demikian pun, dari 7 Milyar ton di-bagi 40 juta ton
pertahun, maka cadangan Bauksit Indonesia masih mampu bertahan selama 175 tahun.

Alumina sendiri menjadi olahan berikutnya dari Bauksit, lebih ramah lingkungan untuk
perlengkapan kosmetik seperti cat kuku, lipstik dan tabir surya. Selain itu Alumina
sendiri merupakan katalis yang berguna dalam dehidrasi alkohol, menghilangkan air dari
aliran gas dan juga sehingga digunakan sangat banyak di industri kimia. Ada 2 jenis
produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina (SGA) dan Chemical
Grade Alumina (CGA).Lebih dari 90% pengolahan bijih bauksit di dunia dilakukan untuk
membuat SGA yang kemudian diteruskan dengan pembuatan Alumina Murni.

Alumunium dimanfaatkan untuk pembuatan smelter. Untuk mendapatkan alumina


sendiri, diperlukan tempat pengolahan bijih mineral Bauksit menjadi Alumina. Dan
pertambangan bauksit sebagai salah satu potensi pertambangan yang menjanjikan hal ini,
karena produk turunan yang dihasilkan dari pertambangan bauksit adalah alumina dan
alumunium, dengan taksiran cadangan potensi bauksit tanah air sebesar 3,22 milyar ton
dengan sumber daya sebesar $ 7,55 milyar, tentu saja ini sebuah potensi yang sangat
menjanjikan karena dibalik semua itu, pertambangan bauksit tanah air telah banyak
menyumbang Triliunanan rupiah untuk negara yang tak sedikit.

Untuk itu tak tanggung-tanggung perusahaan sekelas, Dubai Alumunium Company Ltd
(Dubal) asal Uni Emirat Arab yang dikabarkan akan bekerjasama dengan PT Aneka
Tambang dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Dan juga Hainan Joint
Enterprise-Business Service Co Ltd, asal Tiongkok yang akan bekerjasama dengan PT
Indopura Resources dan yang ketiga, Terakhir Russia Alumunium Company (Rusal) yang
akan membangun Smelter di Indonesia bekerjasama dengan PT Arbaya menunjukkan
bahwa smelter Alumina ini memang menjanjikan dalam industri penambangan.

Anda mungkin juga menyukai