Anda di halaman 1dari 3

ASEAN PERISAIKU, ASEAN JEMBATAN IMPIANKU

Hubungan internasional merupakan bentuk ikerja sama antar negara. Indonesia sebagai
negara berkembang utamanya sangat perlu untuk melakukan suatu hubungan internasional.
Dengan adanya hubungan internasional, Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dan ikut
menikmati kemajuan yang ada di era sekarang, khususnya di bidang politik, ekonomi, sosial, serta
budaya. Berdirinya ASEAN sebagai wujud hubungan internasional di antara negara-negara
kawasan Asia Tenggara, dapat kita ibaratkan sebagai perisai dan jembatan menuju kemajuan.
ASEAN sebagai perisai yang melindungi dan membawa perdamaian. Serta ASEAN sebagai
jembatan penghubung yang membawa perubahan di berbagai bidang. Melalui ASEAN diharapkan
dapat membawa kemajuan bagi negara anggota kedepannya.

Negara merupakan suatu wilayah yang memiliki sistem dan aturan. Berdirinya sebuah
negara dilandasi oleh adanya fungsi dan tujuan yang hendak dicapai. Fungsi dan tujuan tersebut,
keduanya saling berkesinambungan sebab suatu negara perlu untuk menjalankan fungsinya agar
tujuan dari negara tersebut dapat tercapai. Dalam upaya pencapaian dari tujuan negara tersebut,
maka menciptakan suatu hubungan internasional menjadi suatu hal yang penting.
Hubungan internasional merupakan bentuk kerja sama antar negara. Adanya kekhawatiran
akan kelangsungan hidup serta ketentuan hukum alam bahwa negara tidak dapat berdiri sendiri
menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kerja sama dalam bentuk hubungan internasional.
Indonesia yang notabanenya masih sebagai negara berkembang utamanya sangat perlu
untuk melakukan hubungan internasional. Dengan adanya hubungan internasional, negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, dapat mengejar ketertinggalannya dan ikut menikmati kemajuan
yang ada di era sekarang. Kebutuhan-kebutuhan negara, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial,
serta budaya dapat lebih dioptimalkan melalui kerja sama dalam bentuk hubungan internasional
yang berlandaskan prinsip kesamaan derajat dan politik luar negeri yang bebas-aktif.
Atas dasar prinsip kesamaan derajat serta didukung oleh politik luar negeri Indonesia yang
bebas dan aktif, maka pada tahun 1967 berdirilah perserikatan bangsa-bangsa yang dikenal
dengan nama ASEAN. ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asia Nations.
Indonesia menjadi salah satu dari lima penggagas terbentuknya ASEAN.
Berdirinya ASEAN tentunya memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan memberikan
manfaat bagi para negara anggota. Mansyur (2016) menyebutkan bahwa tujuan dari
pembentukan ASEAN adalah untuk mempercepat laju ekonomi, sosial, serta kebudayaan di
kawasan ASEAN, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional ASEAN, meningkatkan kerja
sama yang aktif serta saling membantu dalam menghadapi masalah-masalah kepentingan
bersama, saling memberikan bantuan, kerja sama di bidang pertanian, industri, perdagangan,
pengangkutan dan komunikasi, memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi
internasional dan regional.
ASEAN sebagai wadah kerja sama bagi negara-negara di Asia Tenggara, dapat kita ibaratkan
sebagai perisai dan jembatan menuju kemajuan. ASEAN adalah perisai yang tercipta dari ikatan
kerja sama yang dibuat oleh negara-negara Asia Tenggara. Sebuah perisai yang berusaha menjadi
pelindung bagi setiap negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Perisai pelindung yang berusaha
untuk menciptakan kedamaian dan stabilitas regional. Perisai yang peduli terhadap permasalahan
yang terjadi pada salah satu bagian darinya dengan mengupayakan suatu solusi untuk setiap
permasalahan.
ASEAN memiliki komitmen yang sangat kuat dalam mengupayakan perdamaian di kawasan
Asia Tenggara. Oleh karenanya menciptakan suatu kawasan yang kondusif menjadi sebuah hal
yang urgent sebab dengan terciptanya kawasan Asia Tenggara yang kondusif maka akan
memudahkan jalan menuju proses perdamaian dan resolusi konflik untuk permasalahan yang
terjadi di negara anggota ASEAN. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka ASEAN membuat
suatu instrumen yang dikenal sebagai Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN).
Dalam perjalanan berdirinya ASEAN, sebelumnya telah banyak permasalahan dan konflik
antar negara yang terjadi. Prananda (2011) berpendapat bahwa ASEAN masih belum mampu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi antar negara anggotanya, ASEAN seolah kehilangan
kekuatan dan kewibawaan sebagai suatu organisasi regional. Dalam prinsip ASEAN memang
terdapat prinsip non-intervention urusan dalam negeri, dan menurut beberapa kaum
cendekiawan prinsip tersebut menghambat jalannya penyelesaian konflik. Namun, memiliki
prinsip non intervention bukan berarti ASEAN tidak ikut berupaya menyelesaikan permasalahan
yang ada, tetapi ASEAN memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah yang ada yakni
melalui ASEAN WAY. ASEAN WAY merupakan suatu model musyawarah dan mufakat, ASEAN lebih
mendahulukan pembicaraan di atas meja sebelum menentukan tindakan yang diambil.
Prinsip yang dipegang ASEAN, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini telah menunjukan
keberhasilannya dalam mewujudkan ASEAN sebagai perisai. Perisai yang menjaga perdamaian di
kawasan Asia Tenggara.
Selain sebagai perisai, ASEAN juga merupakan jembatan yang telah menghubungkan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara selama 50 tahun terakhir ini. Negara-negara di Asia
Tenggara memiliki perbedaan yang sangat menonjol, mulai dari segi ekonomi, politik, etnis,
agama, dsb. Akan tetapi ASEAN telah berhasil menjembatani perbedaan-perbedaan tersebut dan
telah berhasil membangun suatu hubungan antara negara yang membawa ke arah perubahan
yang lebih baik.
Perubahan-perubahan tersebut utamanya terlihat jelas dari segi ekonomi, sosial, serta
budaya. Kompas.com menyebutkan bahwa ekosistem perdamaian dan stabilitas yang diciptakan
ASEAN telah memacu pertumbuhan ekonomi negara anggota lebih baik daripada rata-rata
pertumbuhan ekonomi. Data organisasi untuk kerja sama Ekonomi dan Pembangunan
menyebutkan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi 5,2%, Filipina 6%, Kamboja
7,1%, Laos 7%, Myanmar 8,2%, dan Vietnam 5,9%. Hal tersebut sudah berada di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi dunia yang hanya berkisar 3,1%.
Tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi dari segi sosial pun ASEAN telah banyak memberikan
kontribusi terhadap negara-negara anggotanya. ASEAN yang menjembatani negara-negara di
kawasan Asia Tenggara telah meningkatkan kepedulian sosial. Salah satunya yakni dengan
terbentuknya ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management
yang merupakan sistem logistik darurat bencana. AHA Centre dibentuk dikarenakan akhir-akhir ini
banyak terjadi bencana alam yang melanda kawasan Asia Tenggara.
Dari segi kebudayaan, untuk saling mengenal lebih jauh tentang keberagaman negara
masing-masing, maka event-event yang mendukung hal tersebut semakin gencar diadakan.
Beberapa di antaranya seperti event pertukaran pemuda atau pelajar, festival budaya, dan masih
banyak lagi. Melalui event tersebut dijadikan sebagai sarana pengenalan budaya-budaya apa saja
yang ada di negara masing-masing dan bertujuan meningkatkan rasa persatuan dan kekeluargaan
di kalangan negara-negara Asia Tenggara.
ASEAN sebagai suatu organisasi regional yang berperan sebagai perisai dan jembatan
kemajuan diharapkan ke depannya dapat terus mengembangkan kualitas diri sehingga dapat
menjadi organisasi modern yang dapat membawa kemajuan bagi negara-negara anggota yang
mayoritas masih berstatus sebagai negara berkembang. ASEAN diharapkan dapat terus dan terus
berkontribusi aktif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di kawasan Asia
Tenggara. Selain itu, ASEAN diharapkan agar lebih memperluas eksistensinya, utamanya
dikalangan masyarakat karena masih banyak masyarakat yang masih sangat awam tentang ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai