PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan
masa hidup manusia terakhir. Dimasa itu seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap. Lansia bukanlah suatu penyakit, namun merupakan
tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
Menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari satu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berati seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupanya, yaitu
neonatus, toddler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda tersebut
perubahan biologis pada lansia. Perubahan- perubahan tidak hanya dialami oleh lansia
dengan kondisi sakit tetapi juga pada lansia sehat. Aspek- aspek fisiologik dan patologik
akibat proses menua contohnya seperti pada otot dan tulang terjadi atrofi otot dan
pada lansia sering terjadi akibat ganguan metabolik, degenerasi saraf dan penurunan
aktivitas fisik. Semakin bertambahnya usia, proses penulangan yaitu perusakan dan
berongga sehingga meningkatkan resiko patah tulang, kemudian pada sistem saraf
1
2
pusat dan atonom yaitu berat otak akan menurun sebanyak 10% pada penuaan 30-70
tahun. Terdapat deposit lipofusin pada semua sitoplasma sel, degenerasi pigmen
patologik sindroma parkison (Darmojo, 2009). Kondisi lain yang berubah pada lansia
adalah pada monoamin oksidase. Monoamin oksidase merupakan suatu sistem enzim
kompleks yang terdistribusi luas dalam tubuh, berperan dalam dekomposisi amin
oksidase yang lebih tinggi pada lansia akan mengakibatkan ganguan aminbiogenik yang
Prevalensi kejadian depresi pada orang dewasa yang berumur 60 tahun ke atas
20% pada lansia. Berdasarkan WHO ( Word Heart Organisasi, 2013) jumlah lansia yang
ada di asia khususnya yang ada dikawasan Asia Tenggara, lansia yang berumur 60 tahun
keatas ada ±124 juta orang dan meningkat sehingga tiga kali lipat pada tahun 2050,
berdasarkan sensus penduduk di Indonesia prevalensi depresi ada sebanyak ±24 juta
jiwa mengalami gangguan depresi atau 11.6% dari jumlah penduduk Indonesia.
Depresi pada lansia secara umum bervariasi antara 10 – 20% tergantung pada situasi
budaya di masing-masing didunia. Kejadian depresi pada lansia lebih tinggi dari pada
tingkat depresi remaja dan usia produktif, kejadian depresi lebih sering pada wanita
dibandingkan pada pria. Angka pravelensi depresi di jawa timur sendiri yaitu 65%,
yang cukup tinggi karena batas normal kejadian ganguan mental emosional adalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada bulan Agustus
2016 di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti Turen , peneliti melakukan
wawancara dan observasi kepada lansia yang berjumlah 10 lansia, dimana 7 lansia
mengatakan bahwa dirinya merasa bosan, lebih senang tinggal di kamar dibandingkan
melakukan aktifitas diluar kamar, kehilangan minatnya, takut bahwa sesuatu yang
buruk terjadi pada dirinya, merasa kurang bersemangat dan sering berpikir bahwa
banyak orang yang lebih baik dari pada dirinya. Sedangkan 3 lansia lainya mengatakan
bahwa tidak terjadi apa-apa ketika ditanya tentang masalah yang mereka hadapi.
Gangguan mental yang sering dijumpai pada populasi lanjut usia yaitu depresi,
ansietas, demensia dan delirium. Depresi merupakan gangguan psikologis yang paling
umum terjadi pada tahun-tahun terakhir kehidupan individu. Depresi pada usia lanjut
perkembangan lansia, menurunkan kualitas hidup lansia, menguras emosi dan finansial
orang yang terkena serta keluarga dan sistem pendukung sosial yang dimiikinya.
Konsekuensi yang serius dari depresi pada usia lanjut apabila tidak mendapat perhatian
kehilangan harga diri dan keinginan untuk bunuh diri (Stanley & Beare, 2007).
Depresi pada lanjut usia terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius
farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejala- gejala depresi sering
dan stresor. Stresor pencetus seperti pesiun yang terpaksa, kematian pasangan,
penyakit fisik, kedudukan sosial, keuangan, pengahasilan dan rumah tinggal sehingga
4
15 % lansia 65 tahun keatas yang tinggal di keluarga dan angka depresi meningkat
secara dratis pada lansia yang tinggal di institusi, dengan sekitar 50-75% penghuni
perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. ( Azizah,
2011).
penagananan lansia yang paling layak dan sesuai dengan nilai- nilai sosiaal budaya dan
agama yang mengandung arti mempererat hubungan keluarga. Ada beberapa faktor,
pada lansia tidak mendapatkan perawatan dari keluarga, seperti tidak memiliki anak,
memiliki anak tetapi anaknya meninggal terlebih dahulu, anak tidak mau direpotkan
untuk mengurus orang tua, anak terlalu sibuk dan sebagainya. Karena itulah keluarga
memutuskan panti werdha sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan perawatan
dan pelayanan secara memadai. Keputusan ini tidak seratus persen akan diterima oleh
lanjut usia secara lapang dada. Bagi beberapa lanjut usia tinggal di panti werda bukan
merupakan pilihan terbaik, bahkan sebaliknya menjadi pilihan pahit yang kadang
menyedihkan, Perasaan ini terjadi akibat terputusnya atau hilangnya interaksi sosial
yang merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya depresi pada lanjut usia yang
Penatalaksanaan yang tepat pada lansia diatas adalah aktivitas fisik. Aktifitas
oleh kelenjar pituitari dan hipotalamus. Endorfin memiliki efek analgesik juga dapat
menghasilkan perasaan segar pada individu. Sistem opioid merupakan kunci utama
dalam memediasi keterikatan seseorang dengan orang lain dan juga berperan dalam
perbaikan depresi. Sistem opioid berkaitan dengan mood dan depresi. Aktivitas fisik
menambah sekresi opioid endogen pada otak yang berfungsi dalam mengurangi nyeri
5
dan menyebabkan euforia. Akhirnya dapat mengurangi tingkat kecemasan dan depresi(
Salah satu aktivitas fisik yang bisa dilakukan adalah olah gerak dengan metode
lafidzi . Metode lafidzi adalah pengelolaan kesehatan tubuh secara terpadu melalui
serangkaian langkah efektif terhadap elemen – elemen tubuh yang terbagi dalam tiga
bagian, yaitu olah lahir, olah fikir, dan olah dzikir. Olah lahir adalah menjaga, merawat,
dan memelihara kebugaran fisik tubuh dengan olah nafas dan olah gerak secara teratur.
Olah nafas ialah cara untuk memasukan oksigen yang akan disirkulasikan ke seluruh
tubuh untuk memberi makan setiap sel. Dengan menarik nafas dalam, maka oksigen
yang akan lebih banyak dibandingkan dengan pernafasan biasa. Sedangkan Olah gerak
tersebut yaitu dengan melakukan aktifitas fisik sederhana yang dilakukan tampa
merasakan lelah dan kehabisan nafas yang meliputi kelenturan, kekuatan, dan
ketahanan yang berguna mendorong proses biofisika dan biokimia tubuh dengan
Olah gerak pada metode lafidzi bermanfaat bagi tubuh seperti meningkatkan
sirkulasi darah sehingga distribusi oksigen dan nutrisi menjadi lancar, serta mampu
mengurangi stres dan depresi (Zainul, 2007). Olah gerak dengan metode lafidzi
mempunyai keuntungan yang berbeda dengan metode lainya, dimana olah gerak
metode lafidzi mudah dilakukan untuk kalangan manapun. Olah gerak dengan metode
lafidzi berguna membentuk otot-otot tubuh agar kencang dan kuat serta dapat
menghilangkan kelebihan lemak dalam tubuh. Gerakan tubuh yang baik dan terukur
melalui serangkaian latihan fisik yang efektif dan efisien dapat meningkatkan kapasitas
mental seseorang dan kemampuan dalam menghadapi tekanan mental atau stres,
sehingga kesiagaan mentalnya lebih tinggi dan kemampuan kerjanya lebih baik dan
produktif.
6
argonomis dapat menurunkan tingkat depresi. Peryataan tersebut juga di dukung oleh
penelitian Tanaka (2016) melakukan penelitian “Effects of Japanese drum exercise on depresion
and pysical functionin community-dwelling older women” yang dapat memperbaiki suasana hati
depresi dan meningkatkan kebugaran fisik pada lansia wanita yang tinggal di
komunitas.
dengan memberikan intervensi olah gerak pada metode lafidzi dalam mengurangi
tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh olah gerak dengan metode lafidzi terhadap
tingkat depresi pada lansia di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
lansia dengan olah gerak metode lafidzi di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan
lafidzi pada lansia di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
lafidzi pada lansia di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
3. Menganalisis pengaruh olah gerak pada metode lafidzi terhadap depresi pada
depresi pada lansia, sehingga tingkat depresi pada lansia dapat menurun.
lafidzi dengan tingkat depresi lansia sehingga dapat menjadi dasar perawat untuk
merencanakan pelayanan yang tepat khususnya pada area keperawatan jiwa dan
keperawatan geriatrik. Selain itu, sebagai tindakan preventif dan promotif untuk
3. Sebagai salah satu pertimbangan dan data untuk memberikan program yang tepat
pada lansia terkait masalah depresi di panti sehingga dapat menurunkan angka
8
kesakitan dan kematian akibat depresi di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan
selain itu peneliti dapat mengetahui bagaimana cara perawatan seorang lansia
secara holistik.
metode quasi – experiment dengan pendekatan pre – and post with control group design.
0,001, yang bermakna bahwa adanya penurunan tingkat depresi setelah diberikan
senam lanjut usia. Uji beda pengaruh menggunakan Mann Whitney menunjukkan
hasil P value= 0,0001 yang bermakna ada perbedaan pengaruh kelompok yang
diberikan perlakuan senam lanjut usia dengan kelompok yang tidak diberikan
senam lanjut usia terhadap penurunan tingkat depresi pada usia lanjut. Perbedaan
antara penelitian Ansoni (2014) dengan penelitian saya terdapat pada ,variabel
9
,tempat, waktu, dan desain penelitian di mana variabel yang saya gunakan dalam
penelitian ini adalah olah gerak dengan metode lafidzi sebagai independen dan
depresi pada lansia sebagai variabel dependen. Sedangkan desain yang saya
gunakan pada penelitian ini adalah One-group pra –pre test design.
2. Tanaka (2016) melakukan penelitian “Effects of Japanese drum exercise on depresion and
suasana hati depresi dan meningkatkan kebugaran fisik pada lansia wanita yang
yang berusia 65 tahun. Mereka dibagi menjadi dua kelompok: kelompok latihan
metode quasi experiment design dengan rancangan pretest postest dengan kelompok
kontrol ( pretest- posttes with conrol group). Perbedaan penelitian Tanaka (2016)
dengan penelitian saya terdapat pada variabel, desain, tempat dan waktu penelitian.
Variabel pada penelitian adalah olah gerak dengan metode lafidzi sebagai
independen dan depresi pada lansia sebagai variabel dependen. Desain yang saya
gunakan dalam penelitian ini adalah one group pra-prost test design dan penelitian ini
desain pre –post test design with control group. Pada penelitian ini di dapatkan adanya
penelitian Marko (2014) dengan penelitian saya adalah pada design, variabel, waktu
dan tempat penelitian. Variabel pada penelitian adalah olah gerak dengan metode
lafidzi sebagai independen dan depresi pada lansia sebagai variabel dependen.
Desain yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah one group pra-prost test design
10
dan penelitian ini di lakukan d Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
4. Prasetya (2010) melakukan penelitian “ Pengaruh terapi kognitif dan senam latih
otak terhadap depresi dengan harga diri rendah pada klien lansia di Panti tresna
metode quasi experiment, desain pre –post test design with control group. Pada penelitian
ini didapatkan adanya pengaruh terapi kognitif dan senam latih otak pada depresi
dengan harga diri rendah pada klien lansia . perbedaan antara penelitian Prasetya
(2010) dengan penelitian yang saya lakukan adalah pada variabel ,desain ,tempat
dan waktu penelitian. Variabel pada penelitian ini olah gerak dengan metode
lafidzi sebagai independen dan depresi pada lansia sebagai variabel dependen.
Desain yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah one group pra-prost test design
dan penelitian ini dilakukan Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti
Turen.
penurunan tingkat depresi pada lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo
quasi experiment design dengan rancangan pretest postest dengan kelompok kontrol
( pretest- posttes with conrol group). Pada penelitian ini didapatkan adanya pengaruh
penelitian Idealita (2014) dengan penelitian saya terdapat pada variabel, desain,
tempat dan waktu penelitian. Variabel pada penelitian adalah olah gerak dengan
metode lafidzi sebagai independen dan depresi pada lansia sebagai variabel
dependen. Desain yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah one group pra-prost
11
test design dan penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Siti, 2008). Sedangkan menurut Depkes RI (2008), penuaan merupakan suatu
proses alami yang tidak dapat dihindari berjalan secara terus-menerus dan
biokimia pada tubuh sehingga mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.
Batasan umur lansia menurut WHO dibagi menjadi 4 yaitu : middle age (45-59
tahun), elderly old (60- 74 tahun) old (75-90 tahun), very old (di atas 90 tahun). Ada lagi
yang membagi ke dalam : young old (65-74 tahun), middle old (75-84 tahun), Old-old (usia
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang
Kesehatan)
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kondisi maladaptif.
Proses menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu tetapi dimulai sejak pemulaan kehidupan, menjadi
tua merupaka proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
fisik yang di tandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
alamiah yang umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Misalanya, dengan
kejadian hilangnya jaringan pada otot susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh
“mati” sedikit demi sedikit. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh
tidak akan sama. Adalakalahnya seseorang belum tergolong lanjut usia atau masih
mudah, tetapi telah menunjukan kekurangan yang mencolok (deskriminasi). Ada pula
orang yang tergolong lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar, dan badan
tegap. Walaupun demikian, harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering di
alami lanjut usia. Manusia secara lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menempuh semakin banyak distorsi meteoritik dan
hidup dengan episode terminal yang dramatis, misalnya stroke , infark miokard, koma
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori biologi,
1. Teori biologi
bahwa material didalam inti sel di katakan bagaikan memiliki jam genetis terkait
dengan frekuensi mitosis. Teori ini di dasarkan pada kenyataan bahwa spesies-
memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel- sel di perkirakan
hanya mampu membela sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami deteriorasi
(Padila, 2013).
Menurut teori wear and tear disebutkan bahwa proses menua terjadi akibat
kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel tubuh menjadi lelah dan tidak
c. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi
usaha dan stress menyebabkan sel- sel tubuh telah terpakai (Padila, 2013).
Sistem imun menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri, regulasi dan
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat bertahan sehingga zat
(Padila, 2013).
lama kelamaan akan meningkat kekakuanya(tidak elastis), hal ini disebabkan oleh
karena sel- sel yang sudah tua dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang
Terjadi kesalahan dalam proses transkrip DNA dan RNA dan dalam proses
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel normal menjadi
h. Teori Nutrisi
meningkatkan makanan bergizi dalam rentang hidupnya, maka ia akan lebih lama
2. Teori Psikologis
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara ilmiah seiring dengan
Merupakan suatu bentuk kepribadian seseorang pada masa kanak- kanak dan
tetap bertahan secara stabil.perubahan yang radikal pada usia tua bisa menjadi
3. Teori Sosial
Menurut teori interaksi sosial pada lansia terjadi penurunan kekuasaan, kehilangan
sosial mereka juga berkurang, yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan
dan psikologis.
1. Perubahan Fisik
dan fungsi fisik. lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar
bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi
tipis dan keriput, masa tubuh berkurang dan masa lemak bertambah.
sehingga menarik nafas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,
fungsi dan penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis,
jumlah serat elastis berkurang dan keriput serta kulit kepala dan rambut
rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh serta
saraf. Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsi menurun serta lambat dalam
membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon mengerut
pencernaan.
i. Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat menyebabkan
j. Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani atrofi yang dapat
mengalami kekakuan.
19
2. Perubahan Psikologis
hidup.ketakutan menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran
yang negatif tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang ikut menumbuhkan
angapan negatif tersebut, dimana lansia dipandang sebagai individu yang tidak
3. Perubahan Kognitif
Pada lansia dapat terjadi karena mulai melambatnya proses berfikir, mudah
lupa, bingung dan pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan baru merrupakan
kehampaan, ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan meninggal
parsial atau penuh, atau kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas yang biasa
dan yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial atau
20
gangguan fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu
yang bersangkutan. Bisa juga disertai oleh komponen psikologis dan komponen
somatic yang terjadi akibat kesedihan yang panjang (Prabowo, 2014). Perasaan sedih
yang berlebihan, murung, tidak semangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan
tidak ada harapan adalah tanda dari depresi sehingga pikiran klien akan berpusat pada
kegagalan dan menuduh diri sendiri, dan klien tidak tidak berminat pada pemeliharaan
Menurut Dalami, et al. (2009), faktor penyebab depresi dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Faktor Predisposisi
diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri. Ambivalen
antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik menjadi perasaan yang
kehilangan orang tua pada masa anak-anak, perpisahan yang bersifat traumatik
dengan orang yang dicintai sehingga individu tidak berdaya untuk mengatasi
kehilangan tersebut.
21
depresi.
yang dipengaruhi oleh penilaian negatif terhadap diri sendiri, lingkungan dan
masa depan.
kehilangan kendali diri lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah.
endokrin dan hiperssekresi kortisol. Perubahan hormon pada wanita lebih tinggi
2. Faktor Presipitasi
diketahui melalui efek samping obat yang digunakan, teruatam pada sejumlah
22
pekerjaan.
3. Perilaku
4. Mekanisme Koping
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk menghindari tekanan yang hebat.
Depresi yaitu perasaan berduka yang belum terselesaikan, mekanisme koping yang
digunakan adalah represi, supresi, denial dan disosiasi. Tingkah laku mania
Menurut Yosep (2009) depresi disebabkan oleh banyak antara lain: faktor
herediter dan genetik , faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik,
faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor elektrolit,
dan sebagainya. Depresi lebih banyak dijumpai pada seseorang dengan kepribadian
tertentu, sedang kepribadian banyak ditentukan oleh genetik. Bila seseorang lebih
rentan untuk menderita depresi dibandingkan orang lain, biasanya yang bersangkutan
a. Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah dan khawatir,
b. Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri, mudah mengalah dan lebih
dalam usaha atau sekolah, lamban, lemah, lesu atau sering mengeluh sakit
c. Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat, menarik diri, lebih suka
Tanda dan gejala depresi ditandai dengan data subjektif dan objektif, menurut
a. Data Subjektif
nyeri abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung, pusing. Merasa dirinya
sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus
b. Data Objektif
yang melengkung dan bila duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah
murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret, kadang-kadang
dapat terjadi stupor. Seseorang yang depresi juga tampak berfikir lambat, seolah-
dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal. Beberapa orang akan mengalami
bermusuhan, mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Bahkan ada
psikomotor.
25
Menurut Junaidi (2012) depresi dapat muncul dalam beberapa bentuk, antara
lain :
1. Depresi Situasional
peristiwa sedih yang berat /traumatik seperti kematian orang yang dicintai, di-
atau kesulitan dalam pekerjaan dan biasanya akan berlangsung lebih dari dua
mengonsumsi obat.
2. Holiday Blues
Holiday blues adalah depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau
merayakan suatu momen sedih, mengenang peristiwa masa lalu yang pahit, lalu
timbul depresi. Depresi jenis ini biasanya bersifat sementara, begitu momen
3. Depresi Endogenous
Depresi endogenous adalah depresi tanpa penyebab yang pasti, tiba-tiba saja
4. Depresi Vegetatif
pergaulan, jarang berbicara, tidak mau makan dan tidak mau tidur. Yang
5. Depresi Agiatif
26ndi diam.
6. Depresi Distrimik
Penderita tampak lusuh, muram, pesimis, tidak suka bercanda atau tidak
penderita mengeluhkan penyakit fisik berupa sakit dan nyeri, ketakutan akan
musibah atau takut menjadi gila. Penderita juga merasa bahwa mereka
misalnya kanker, HIV-AIDS, dan berpikir telah menularkan kepada orang lain
7. Depresi Psikotik
berat, akan mengalami delusi (keyakinan yang salah terhadap sesuatu) atau
Penderita yakin telah berbuat dosa atau kejahatan besar yang tidak dapat
judgemen bahwa penderita adalah orang 26ndicato sehingga pantas untuk mati.
27
Perasaan tersebut membuat penderita tidak aman dan tidak berharga yang
menyebabkan depresi berat dimana penderita yakin bahwa dia diawasi dan
dihukum.
1. Depresi Ringan
komunikasi dan hubungan 27ndica kurang baik, dan merasa tidak nyaman
2. Depresi Sedang
a. Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan dan harga
diri rendah
berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada, mual, muntah, konstipas,
verbal meningkat.
e. Partisipasi sosial : menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah
3. Depresi Berat
tertentu depresi berat) dan mania (rasa gembira berlebihan disertai dengan
gerakan hiperaktif)
c. Sensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba
makan dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan
menarik diri.
digunakan dalam pengkajian depresi baik pada pasien dengan diagnosa kejiwaan,
kesehatan fisik, maupun pada manusia normal pada umumnya (Shahlaei, et al. 2014).
Beck depression inventory ini menjelaskan tentang skala depresi yang digunakan pada
individu yang berumur diatas 13 tahun sampai dewasa dan biasanya tanda dari depresi
ditunjukkan dengan skala 0 sampai 3 pada 20 macam soal yang diberikan. Instrumen
ini memiliki batas nilai yaitu ≤9 mengalami gejala depresi minimal atau dikatakan
normal, 10-16 depresi ringan, 17-29 depresi sedang, dan 30- 63 depresi berat (Farinde,
29
2013). Menurut Ginting, et al. (2013) dan Shahlaei, et al. (2014) kuesioner ini
1. Kognitif :
Dalam indikator ini terdapat gejala didalamnya yaitu merasa gagal, kebencian
terhadap diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, merasa bimbang, tidak mampu
2. Emosi / Affektif :
Dalam indikator ini terdapat gejala didalamnya yaitu merasa sedih, menangis,
Inventory) adalah Rodkjaer, et al. (2014) yang dilakukan pada individu sebanyak
304 sampel yang terinfeksi HIV di Denmark dengan hasil bahwa resiko
peningkatan depresi pada individu yang terkena HIV lebih besar pada individu
yang menutup diri akan statusnya daripada individu yang terbuka dengan
langkah efektif terhadap suatu elemen- elemen tubuh yang terbagi dalam tiga yaitu olah
1. Olah Lahir
Olah Lahir adalah menjaga, merawat dan memelihara kebugaran fisik tubuh
dengan olah fisik secara teratur, menjaga keseimbangan tubuh serta asupan makanan
a. Olah Nafas ialah cara untuk memasukan oksigen yang akan disirkulasi ke
seluruh tubuh untuk memberi makanan setiap sel dan juga merupakan cara
membersikan setiap sel didalam tubuh. Melakukan menarik nafas dalam, maka
oksigen yang masuk akan lebih banyak di bandingkan dengan pernapasan biasa.
Metode nafas yang baik adalah sistem yang mampu memeperlancar aliran getah
bening dalam tubuh. Selain dapat meberikan oksigen pada tubuh, juga
bening dalam tubuh yang penting bagi sistem kekebalan (imunitas) dan sistem
b. Olah Gerak adalah melakukan aktifitas fisik dengan sederhana tampa merasa
kelelahan dan kehabisan nafas. Olah gerak dengan metode lafidzi dapat
melenturkan otot –otot pada tubuh, mengendurkan sistem saraf yang dapat
merangsang sistem imun yang dapat membuat bugar dan segar pada tubuh.
31
Selain itu olah gerak dapat melancarkan pembulu darah sehingga distribusi
oksigen tercukupi.
2. Olah Fikir
dengan olah jiwa secara teratur, menjaga keseimbangan alam pikir terkait dengan
otak(Zainul, 2007).
aktifitas. Berfikir kreatif dan produktif hanya akan dihasilkan melalui proses yang
dilandasi keyakinan dan harapan yang sesuai. Pola hidup yang di landasi oleh nilai-
nilai religius adalah pola hidup yang tampa masalah atau hidup tenteram karena
3. Olah Dzikir
muthlak Allah SWT dalam setiap gerak dan langkah hidup, sehingga semakin yakin
bahwa kesehatan adalah nikmat dan karunia allah yang tidak ternilai, untuk
(Long Life Healthy Planing). Dengan dzikir mampu menyeimbangkan aktivitas tubuh
terutama bagi orang yang menggalami depresi atau stres. Beberapa manfaat dari
gerakan pada metode lafidzi adalah: 1) Melenturkan otot- otot, mengendurkan sistem
pembulu darah sehingga distribusi oksigen dan zat nutrizi menjadi lancar, 3) Membuat
tubuh menjadi tetap segar dan kuat, 4) Dapat mengurangi stres dan depresi, 5)
Menajamkan daya ingat, karena meningkatkan aliran darah lebih banyak ke otak, 6)
Membersikan biolistrik yang berhubungan dengan organ- organ dalam yng tersebar
Salah satu manfaat yang dapat diperoleh setiap gerakan adalah meningkatkan
hidup agar tetap sehat dan bugar setiap hari (Kendhin, 2009). Menurut Sumedi, Dkk
(2010) dengan mengerakan tubuh selama 10 menit setiap hari kesehatan mental akan
meningkat cepat, daya pikir akan menjadi bertambah jernih. Melakukan gerakan tidak
hanya penting memelihara kebugaran fisik saja tetapi kesehatan mental yang meliputi:
endogenous opioid, meningkatkan gelombang otak alfa dan penyalur otak saraf.
positif dari olah gerak diantaranya adalah mengurangi stress dan depresi yang
mempengaruhi kesehatan mental. Selain itu dengan olah gerak dapat memberikan
ketahanan dan pengaktifan orang- organ dalam tubuh. Melakukan kelenturan mampu
mendorong proses biofisika dan biokimia tubuh yang dapat berjalan lancar dan
tubuh, diantaranya otot, leher, bahu, otot perut, bokong, tulang belakang, persendian
kaki dan merangsang aliran oksigen ke otak. Gerakan ketahanan mampu memberikan
kekuatan pada tubuh dan pengaktifan pada organ- organ tubuh. Sedangkan gerakan
pemijatan dapat membersikan sampah bio- elektrik dari tubuh, melepaskan sumbatan
yang menyebkan kekacauan biolistrik dalam tubuh dan menghindarkan dari penyakit-
35. Memutar hingga area seluruh daun telinga dan menekan bagian pinggir dalam
38. Gerakan sekitar pergelangan kaki yaitu pemijatan dengan menekan tombol
cekungan mata kaki ke dalam dan pemijatan cekungan mata kaki keluar.
Pada depresi terjadi ganguan pada sistem neurobiologi yang sering dipengaruhi
oleh stressor yaitu pada aksis HPA (hypotalamic Pituitary Adrenal), sehingga apabila HPA
dipaksa untuk menghadapi stressor- stressor secara berlebih maka HPA akan mengalami
ketajaman daya ingat seseorang, selain itu juga berdampak pada meningkatnya kadar
Olah gerak dalam metode lafidzi dapat mengurangi stress dan menjauhkan
dari depresi. Gerakan tubuh sederhana dalam olah gerak pada metode lafidzi yang
meliputi gerakan kelenturan, kekuatan, ketahanan serta gerakan pemijatan syaraf dapat
kelenjar pituitari dan hipotalamus. Endorfin memiliki efek analgesik yang juga dapat
menghasilkan perasaan segar dan bahagia pada individu. Salain itu dengan olah gerak
merode lafidzi juga dapat menginduksi seluler dan molekuler yang dapat mendorong
47
terhadap kognitif yaitu peningkatan aliran darah ke otak pada beberapa daerah kortikal
yang merupakan peptiol dan subkortikal yang nantinya akan menghasilkan peningkatan
peningkatan sintesis dan pelepasan BDNF ( brain derived neurotropik factor) (Kowel,
2006).
48
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka konsep merupakan abstrasi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal –
hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang
Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini digambarkan pada gambar 3.1
dibawah.
49
Produksi endorfin
meningkat
Memberikan perasaan
segar dan bahagia
Depresi teratasi
Gambar 4.1 : Kerangka Konseptual Pengaruh Olah Gerak dengan Metode Lafidzi
terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Panti Werda Usia Bala Kesehatan
tresno Mukti Turen.
50
Depresi adalah masalah medis yang serius dengan melibatkan gejala-gejala yang
berkaitan dengan mood, kognitif dan gejala fisik. Gejala-gejala yang berkaitan dengan
mood yaitu merasa depresi, sedih, atau mood irritable, kehilangan minat pada aktivitas
berguna, pikiran tentang kematian dan ide bunuh diri (Kowel, 2016). Mengurangi gejala
depresi ini dapat dilakukan dengan olah gerak dengan metode lafidzi yang meliputi,
kaki,kekuatan, ketahanan dan gerakan teknik pijat syaraf. Berdasarkan gambar 4.1
kerangka konsep diatas menunjukkan bahwa area yang akan diteliti adalah depresi pada
lansia yang akan diberikan intervensi olah gerak dengan metode lafidzi untuk
menggurangi depresi pada lansia. Penelitiaan ini akan melihat pengaruh sebelum dan
sesudah pemberian intervensi olah gerak dengan metode lafidzi dalam menggurangi
Hipotesa adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
dan kerangka konsep penelitian maka dalam penelitian akan dikemukakan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : “Ada pengaruh olah gerak dengan metode lafidzi terhadap tingkat depresi pada
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian Pre- Experimental Design dengan pendekatan One-group pra-post test design.
Desain penelitian ini menggunakan satu kelompok sample yang sama. Kemudian
setelah intervensi. Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan pada suatu kelompok atau
K O I 01
Keterangan :
K : Subyek perlakuan
kelompok ilmiah) mualai dari penetapan populasi, sample dan seterusnya yaitu kegiatan
sejak awal penelitian akan dilakukan (Nursalam, 2013). Kerangka penelitian ini
Populasi : Seluruh lansia laki-laki dan perempuan di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno
Mukti Turen sebanyak 24
Pre-test:
Post-test:
Uji wilcoxon
Gambar 4.2 Skema penelitian pengaruh olah gerak dengan metode lafidzi
terhadap tingkat depresi lansia di Panti Werdha Bala Kesehatan Tresno Mukti
53
4.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri : obyek / subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiono, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh lansia laki-laki maupun perempuan sebanyak 30 lansia di Panti Werdha Usia Bala
Sample terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014). Penelitian ini menggunakan sample lansia
laki-laki maupun perempuan yang ada di Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno
Mukti Turen yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi :
2. Kriteria eksklusi :
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan jenis non probality sampling
dengan teknik pengambilan sample “ Purposive Sampling”, yaitu suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sample di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sample tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Nursalam,2014).
Variabel independen sering disebut dalam bahasa indonesia adalah variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel depende (terikat) (Sugiono, 2013). Variabel bebas dalam penelitian
Variabel dependen sering disebut juga dalam bahasa Indonesia adalah variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat
depresi.
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2008). Definisi
Bokor dengan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2017.
kualitas data yang dikumpulkan dan sekaligus menentukan kualitas sebuah penelitian.
56
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang dilakukan
Kuisoner tingkat depresi diambil dari Beck Depresion Inventory (BDI) dimana
kuisoner yang disusun oleh Aaront (1961) dengan 20 pertanyaan menggunakan Skala
item pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban yang menggambarkan beratnya gejala dari
netral sampai berat dengan rentang nilai 0-3. Angka 0= tidak ada gejala ,1 = ada gejala
ringan, 2= ada gejala sedang, 3= ada gejala berat dengan interprestasi nilai untuk masing-
masing kategori adalah angka tertinggi yang dipilih subyek pada katagori tersebut,
sedangkan nilai total dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh nilai yang diperoleh
tersebut sehingga nilai akan berada dikisaran 0-42 point. Interprestasi dari nilai tersebut
jika <9 tidak ada depresi /normal, 10-16 depresi ringan , 17-29 depresi sedang dan 30-42
No Pertanyaan Item
1. Kognitif 3,6,7,8,13,15
2. Emosi/ Affektif 1,2,4,5,9,10,11,12
3. Vegetatif / Fungsi Fisik 14,16,17,18,19,20
Dalam tahap persiapan, peneliti membuat surat ijin melakukan penelitian kepada
Panti Werdha Usia Bala Keselamatan Tresno Mukti Turen dengan mengajukan surat
permohonan ijin dari pimpinan Program Study FIKES UMM yang ditujukan kepada
kepala Panti. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud, tujuan penelitian dan kontrak
57
waktu akan melakukan penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan juga
yaitu:
g. Pada hari berikutnya responden yang mengalami depresi sesuai hasil Pre- test
dikumpulakan di aula.
h. Peneliti menjelaskan bahwa latihan olah gerak dengan metode lafidzi dilakukan
i. Pada hari berikutnya responden melakukan olah gerak dengan metode lafidzi
mengukur apakah ada hasil yang signifikan pada tingkat depresi lansia setelah
1. Editing data, yaitu kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuisoner. Peneliti melihat tulisan sudah jelas dan bisa dipahami (Notoadmojo, 2012).
Dalam
2. Coding data, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan (Notoadmojo, 2012). Peneliti membandingkan indek depresi pada pre-
3. Processing, yaitu setelah semua kuisoner terisi penuh dan sudah dilakukan. Langka
data dilakukan dengan cara meng- entry data dari kuisoner ke program komputer
4. Tabulasi, yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau
data yang didapatkan dari hasil angket atau kuisoner antara lain karakteristik umum
Analisa adalah proses dalam merinci data yang akan ditulis pada penyajian data.
Hal ini dilakukan dengan menentukan makna setiap data sehingga dapat memberi
tafsiran yang dapat diterima akal sehat dalam konteks masalah secara keseluruhan.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menjawab rumusan
masalah dengan menggunakan analisis univariat dan menguji hipotesis yang dirumuskan
yang menduga bahwa olah gerak dengan metode lafidzi yang dilakukan di panti werdha
memberi pengaruh terhadap perubahan tingkat depresi pada lansia dengan analisis uji
wilcoxon.
2010). Karakteristik masing masing variabel yang diteliti berupa jenis kelamin, usia
riwayat pendidikan, lama tinggal di panti dan factor yang mempengaruhi depresi.
mengetahui dan menganalisis olah gerak dengan metode lafidzi pada lansia memberi
pengaruh terhadap tingkat depresi. Maka dilakukan analisa menggunakan Uji wilcoxon,
dimana fungsinya untuk menguji data yang berskala ordinal (Dharma, 2011).
60
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji wilcoxon dengan
menggunakan program SPSS 16 for windows dengan nilai signifikansi (p)<0,05 (Dahlan,
2009). Tingkat kepercayaan (α) yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05 H1
diterima jika dari hasil analisa didapatkan nilai signifikansi (p) < 0,05, maka hasil
tersebut menunjukan ada pengaruh olah gerak dengan metode lafidzi terhadap tingkat
diberikan kepada sample yang akan diteliti sebelum penelitian dilaksanakana agara
sample mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta prosedurnya. Dalam penelitian
ini jika sample bersedia maka sample diminta untuk mendatangani lembar
persetujuan yang disediakan peneliti, namun jika tidak bersedia maka peneliti harus
memberikan nama asli sample pada lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan identitas sample peneliti tidak
mecantumkan nama sample, tetapi hanya menggunakan inisial saja. Dalam penelitian
61
ini kerahasiaan responden terjada dengan cara peneliti tidak mecantumkan nama
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
diperoleh peneliti dari sample akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelomok
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Dalam penelitian ini informasi yang
Daftar Pustaka
Adji, Dharma.(2011). (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (deskriptif, bivariat,
dan multivariat) dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika
Aminah, Siti. (2010). Perawatan Lansia dengan Demensia; Universitas Sumatra Utara;
diakses pada tanggal 06/08/2016, dari http://digilib.unimus.ac.id.
Dalami, Ermawati, Suliswati., Ns. Rohmah., Ketut Rai Suryati, Widji Lestari. (2009).
Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganguang Jiwa. Jakarta: Trans Info Medika (TIM).
Darmojo, R. (2009). Buku Ajar Giatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) edisi ke-4 . Jakarta
: FKUI.
Dennison P.E & Dennison G.E. (2008). Brain Gym 101: balance for daily life. Ventura,
CA Edu Kinestetics, Inc.
Doengers, Marilyn E., Townsend, Mery C., & Moorhouse, Mray France. (2006).
Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta: EGC.
Drs. Madyo Wratsongko, M.M dan dr. Trianggoro. (2006). Senam Ergonomis & Pijat
Getar Saraf. Kawan Pustaka: Depok.
Fahriza Zulfi A. (2014). Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi
Usia Lanjut di Posyandi Abadi 4 Kartasurya. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamadiyah Surakarta.
Fatimah, S.Kp. (2010). Merawat Manusia Usia Lanjut (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Gerontik), Jakarta : Trans Info Media.
Inri F Moniung, Anita E Dundun, Herdy Munayang. (2015). Hubungan Lama Tinggal
dengan Tingkat Depresi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha “Agape”. Tondano.
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangin Manado.
Junaidi,. Dr. Iskandar. (2012). Anomali jiwa: Cara Mudah Mengetahui Penyimpangan Jiwa
dan Perilaku Tidak Normal Lainya. Yogyakarta: CV.Andi OFFSET.
Nugroho, Wahyudi.( 2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku kedokteran EGC.
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Medika.
Masayo Tanaka Ms, Fumiko Komura Phd, Akiko Hanai Ms, Tadao Tsuboyama Md,
Hidenori Arai Md. (2016). Effects Japanese Drum Exercise On Depresi and Pysical Function
in Community- Dwelling Order Women. Internasional Jurnal Of Crinical Gerontology & Geriatrik.
(1-6).
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba.
Mehmet, Oz., & Roizen, Michael F. (2010). Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar dan
Dalam ala Dr.Oz. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Prabowo, Eko. (2014). Konsep dan Aplikasi Aauha Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Taat Sumedi, Wahyudi, Ani Kuswati. (2010). Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan
Skala Imsonia Terhadap Lansia di Panti Werdha Dewanata Cilacap. Jurnal Keperawatan
Soedirman (The Soedirman Jurnal of Nursing), Volume 5 No 1 Maret 2010. Poltekes Depkes
Purwokerto.
Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa Ed- Revisi. Bandung: PT.Refika Aditama.
LEMBAR KUISONER
Judul Penelitian : “Pengaruh Olah Gerak dengan Metode Lafidzi Terhadap Tingkat
Depresi pada Depresi Lansia di Panti Werdha Bala Keselamatan Tresno Mukti Turen.”
Kode Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :
1. Beri tanda ( X ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda.
3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung pada peneliti.
A. Profil Responden
Nama :
Panti/wisma :
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklist ( X ) pada jawaban yang dianggap benar.
( ) Perempuan
( .... ) (….)
( ) SMP ( ) SMA
( .... ) ( .... )
( ) Tidak Ada
( ) Sendiri ( ) Keluarga
( ) terkadang
( ) Tidak
( ) Tidak Ada
9. Apakah ada kegitan lain selain kegiatan rutin dalam panti ? ( ) Ada
( ) Tidak Ada
( )Tidak
67
Pilihlah salah satu penyataan yang anda anggap sesuai dengan diri anda saat ini, dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf di depan penyataan yang anda pilih ?
10. [ ] Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk daripada orang lain
[ ] Saya selalu mencela diri saya sendiri karena kelemahan atau kekeliruan saya
[ ] Saya menyalahkan diri saya sendiri sepanjang waktu atas kesalahan – kesalahan
saya
[ ] Saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua hal buruk yang terjadi
16. [ ] Saya tidak merasa bahwa saya kelihatan lebih jelek daripada sebelumnya
[ ] Saya merasa cemas jangan – jangan saya tua atau tidak menarik
[ ] Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan tetap pada penampilan saya
yang membuat saya kelihatan tidak menarik
[ ] Saya yakin bahwa saya kelihatan jelek
21. [ ] Saya tidak banyak kehilangan berat badan akhir - akhir ini
[ ] Saya telah kehilangan berat badan 2,5 kg lebih
[ ] Saya telah kehilangan berat badan 5 kg lebih
[ ]Saya telah kehilangan berat badan 7,5 kg lebih. Saya sengaja berusaha
mengurangi berat badan dengan makan lebih sedikit :- ya – tidak
(INFORMED CONSENT)
Nama (inisial) :
71
Usia :
Jenis Kelamin :
Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti, maka dengan ini saya menyatakan
bersedia menjadi responden untuk berperan serta di dalam kelancaran penelitian dan
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya sudah diberikan informasi dan
memutuskan dengan suka rela tanpa tekanan dari pihak manapun untuk kepentingan
(…………………...)
Responden