Anda di halaman 1dari 3

ASPEK UMUM DINAS KESEHATAN

A. Aspek Umum Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Daeah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
beribukota di Yogyakarta. Luas wilayah DIY adalah 3.133,15 Km² yang terdiri dari 4 kabupaten
dan 1 kota dengan jumlah penduduk sebesar 3.542.078 Jiwa pada tahun 2015. Batas-batas
wilayah DIY meliputi:

1. Sebelah timur laut berbatsan dengan Kabupaten Klaten.


2. Sebelah tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri.
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.
4. Sebelah barat laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang(Permendagri Nomor 39 Tahun
2015)

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang kesehatan


yang dipimpin oleh Kepala Dinas dengan kedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Gubernur. Dinas Kesehatan DIY memiliki tugas pokok sebagai penggerak pembangunan di
bidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat DIY dan
kewenangan dekonsetrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.. Dinas
Kesehatan DIY beralamat di Jl. Tompeyan TR III/201 Tegalrejo Yogyakarta, Telpon: +62 274
563153, Fax : 0274 512368, E-mail : dinkes@jogjaprov.go.id. Visi dan misi dari Dinas
Kesehatan DIY yaitu:

a. Visi
“Dinas Kesehatan yang mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi sebagai pusat
pelayanan dan pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika dan berbudaya“.

b. Misi
1. Mencegah meningkatnya resiko penyakit dan masalah kesehatan.
2. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
3. Menyediakan upaya kesehatan pemerintah dan swasta yang merata, bermutu dan
berkeadilan(http://dinkes.jogjaprov.go.id/dinkes/profil-visi-misi).

Fungsi Dinkes antara lain:


a. penyusunan program dan pengendalian di bidang kesehatan;
b. perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
c. pengendalian penyakit, pengelolaan survailan dan kejadian luar biasa, imunisasi serta
pelaksanaan penyehatan lingkungan;
d. pengelolaan kesehatan dasar, rujukan khusus;
e. penyelenggaraan pelayanan informasi kesehatan;
f. pengelolaan kesehatan keluarga, gizi, promosi kesehatan dan kemitraan;
g. pengelolaan pembiayaan dan jaminan kesehatan;
h. pembinaan tenaga dan sarana kesehatan, farmasi, makanan, minuman dan alat kesehatan;
i. pengembangan obat dan upaya kesehatan tradisional;
j. pemberian fasilitasi penyelenggaraan urusan kesehatan Kabupaten/Kota;
k. pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan;
l. pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja urusan kesehatan;
m. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
n. penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan
o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya
(PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN
2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN)

2. Perencanaan dan Pengadaan


a. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk menentukan jenis dan jumlah obat serta perbekalan kesehatan
sesuai dengan anggaran yang tersedia. Kegiatan perencaraan di Dinkes DIY terdiri dari
perencanaan obat program dan perencanaan buffer stock. Perencanaan obat program berdasarkan
usulan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang perencanaannya secara terpadu dari masing-
masing program, seperti malaria, filariasis, diare, kusta, TB paru, ISPA, flu burung, imunisasi,
gizi dan kesehatan ibu & anak. Sedangkan perencanaan untuk obat buffer stock yaitu berdasarkan
usulan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan jumlah pengeluaran dalam setahun atau dapat
disebut dengan metode konsumsi. Perhitungan perencanaan obat buffer stock di Dinas Kesehatan
D.I Yogyakarta yaitu:

Kebutuhan obat setahun = rata-rata pemakaian obat perbulan x 18

Keterangan :
Perhitungan dikali dengan 18 bulan (12 bulan yaitu untuk kebutuhan setahun, 3 bulan untuk bulan
cadangan/buffer, 3 bulan untuk waktu tunggu).

Perencanaan obat buffer stock berdasarkan:


1) Pola penyakit
2) Penggunaan obat pada tahun sebelumnya
3) Sisa stok obat
4) Jenis KLB dan bencana yang pernah terjadi
5) Perkiraan kemungkinan terjadinya KLB (kejadian luar biasa) dan bencana

b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan yang sudah dilakukan
untuk memperoleh barang yang dibutuhkan pada waktu dan jumlah yang tepat serta harga yang
sesuai dengan dana anggaran. Sumber dana pengadaan di Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta yaitu
dari APBD, APBN dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Pengadaan bersumber dana APBD
dilakukan berdasarkan sumber anggaran, sedangkan untuk obat program dan buffer stock Dinas
Kesehatan yang dibiayai dana APBN dilakukan di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
kesehatan atas usulan dari D.I Yogyakarta. Obat program dan buffer stock yang dibiayai dana
APBD provinsi diadakan di Provinsi, sedangkan yang dibiayai oleh APBD Kabupaten/Kota
diadakan di masing-masing Kabupaten/Kota. Sejak tahun 2013, pengadaan obat buffer stok dana
APBD sudah menggunakan e-catalog.

Dana APBD untuk pengadaan obat tahun 2017 di Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan
Alat Kesehatan Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta yaitu anggaran e-catalog sebesar Rp
200.000.000, sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) digunakan hanya untuk pembelian sarana
dan prasarana Instalasi Farmasi, dan sumber dana APBN untuk pengadaan obat-obat program.
Sedangkan untuk vaksin dihitung dengan rumus sebagai berikut:

{Rata-rata pemakaian 12 bulan x (jumlah kebutuhan setahun+20% dari kebutuhan)} - sisa stok.

Metode pengadaan yang ada di Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Alat Kesehatan Dinas
Kesehatan D.I Yogyakarta adalah metode pengadaan melalui e-catalog ataupun pengadaan
langsung.

Anda mungkin juga menyukai