Anda di halaman 1dari 4

I.

DEFINISI DAN ETIOLOGI


A. DEFINISI
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan pembengkakan
dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis
(Hartanto, 2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus
seperti paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis
timbul sebagai komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006).
Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis
parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk
mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada
sekitar 15% pria dengan orkitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya
terdapat kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa
kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi
testosterone. Orchitis paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada,
dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
Virus lain yang dapat menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama
adalah : virus Coxsakie B, Varisela, dan mononukleosis.
Orchitis bakterial piogenik disebabkan oleh bakteri (Escherichia coli, Klebsiella
pneumonia, Pseudmonas aeruginosa) dan infeksi parasitik (malaria, filariasis,
skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada
epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam
tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke
kanalisis inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus
dalam skrotum.
Orchitis granulomaktosa dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,
aktinomikosis, penyakit jamur, mycobacterium tuberculosis, dan mycobacterium leprae.
Infeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran
selanjutnya melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih, dan ginjal.
II. EPIDEMIOLOGI

III. FAKTOR RISIKO


Menurut Ulfiyah, 2012 faktor resiko pada orchitis ada dua yaitu:
1. Faktor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual
adalah :
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. Infeksi saluran berkemih berulang
d. Kelainan saluran kemih
2. Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:
a. Berganti-ganti pasangan
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya

IV. MANIFESTASI KLINIS


Menurut Price, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan ringan
pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema dalam
waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi, mual, dan
muntah.
Gejala yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan
dan kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral, mual,
muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah pada semen.
Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan
istirahat di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik (bila perlu).
Berikut gejala dari orchitis, yaitu:
1. Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.
2. Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
3. Kelelahan / mialgia
4. Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
5. Demam dan menggigil
6. Mual
7. Sakit kepala
8. Pembesaran testis dan skrotum
9. Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
10. Pembengkakan KGB inguinal
11. Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

V. DIAGNOSA

VI. DIAGNOSA BANDING


VII. TATA LAKSANA
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah
membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada
obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat
diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan
ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin.

VIII. KOMPLIKASI
Menurut Price, 2005 komplikasi dari orchitis dapat berupa:
1. Testis yang mengecil (Atrofi)
2. Abses (Nanah) pada kantong testis
3. Infertilitas (Sulit memiliki keturunan), terutama jika orchitis terjadi pada kedua
testis.
Menurut Ulfiyah, 2012 komplikasi dari orchitis adalah:
1. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi
testis.
2. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
3. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
4. Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
5. Abscess scrotalis
6. Infark testis
7. Rekurensi
8. Epididimitis kronis
9. Impotensi tidak umum setelah epididimitis akut, walaupun kejadian sebenarnya
yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya
hanya sementara.
10. Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididimal yang diamati pada laki-laki penderita
epididimitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini
masih belum diketahui.

IX. PROGNOSIS
- Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar

Anda mungkin juga menyukai