pasien kanker serviks stadium awal, umumnya dilakukan operasi radikal, yaitu pemotongan pada bagian serviks, sebagian vagina dan beberapa jaringan rahim. Selain itu, metode ini juga dapat membersihkan kelenjar getah bening di kedua sisi pelvis. Kelebihan metode ini antara lain dapat membersihkan lesi kanker dan durasi pengobatan singkat, namun ada beberapa kekurangan yang juga perlu diperhatikan, seperti jangkauan operasi luas, menimbulkan luka, serta rawan terjadi komplikasi, seperti pendarahan, infeksi pelvis, kista pada limfa, infeksi saluran kemih dan fistula vagina.
2. Radioterapi
Metode ini cocok diterapkan pada seluruh
pasien kanker serviks, termasuk pasien yang sudah memasuki stadium lanjut. Bagi pasien usia lanjut dan gangguan jantung, radioterapi adalah salah satu pengobatan yang umum dipilih. Namun, radioterapi umumnya juga disertai dengan komplikasi, seperti infeksi usus dan kandung kemih, sehingga diperlukan pengobatan dan perawatan lanjutan untuk pemulihan. Pada pasien stadium lanjut, radioterapi dapat menimbulkan fistula vagina dan fistula usus. 3. Kemoterapi Sistemik
Pada pengobatan kanker serviks,
kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan yang banyak digunakan. Karena banyak pasien yang terdiagnosa saat sudah memasuki stadium lanjut, sehingga mereka tidak lagi dapat menjalani operasi. Namun harus diakui, obat kemoterapi umumnya memiliki efek samping yang besar, selain membunuh sel kanker, obat juga akan merusak jaringan dan fungsi normal sel-sel di sekitarnya, sehingga sel imun tubuh pasien juga menurun drastis. Ini dapat menyebabkan nafsu makan menurun, mual, muntah, diare, rambut rontok dan sebagainya.