Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PSIKOLOGI

PENGARUH BULLYING TERHADAP SEORANG PELAJAR

Disusun oleh:
Federik Jovino
472017412

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang
berjudul “Pengaruh Bullying Terhadap Seorang Pelajar” dapat diselesaikan. Penyusunan
makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Psikologi dan makalah ini sebagai bukti
bahwa mahasiswa telah mengikuti proses perkuliahan.
Dengan dibuatnya makalah ini, harapannya bisa membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa
dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bisa membantu kami untuk mengoreksi diri untuk
kedepannya bisa membuat makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Salatiga, 7 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................................
Bab I. Pendahuluan....................................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
Bab II. Pembahasan...................................................................................................................
A. Pengertian Bullying..................................................................................................
B. Jenis - Jenis Bullying..............................................................................................
C. Dampak tindakan bullying......................................................................................
D. Pendekatan bullying dengan emosi dan motivasi...................................................
Bab III. Penutup.......................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi berulang-
ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah dihina dan tidak bisa
membela diri sendiri. Bullying juga didefinisikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis
jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang tidak
mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di saat ada hasrat untuk melukai atau
menakuti orang itu atau membuat dia tertekan (Wicaksana, 2008).
Sekarang ini sudah banyak terjadi kasus bullying di lingkungan sekolah bahkan
sampai kuliah kasus bullying sering terjadi, kasus ini sudah banyak mendapat perhatian
terutama dari orang tua pelaku dan korban, pihak sekolah, bahkan dari pemerintah. Hal ini
perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, karena kita ada dalam lingkaran pendidikan yang
akan menemukan banyak masalah dari anak didik kita. Sebagai bahan pertimbangan itu, saya
mengambil kasus ini sebagai pokok permasalahan dari makalah ini.
Ironisnya praktek bullying yang terjadi di sekolah ternyata tidak hanya dilakukan oleh
oknum siswa sebagai pelakunya, namun tindakan tersebut juga melibatkan guru yang tidak
mengambil tindakan tegas saat anak didiknya menjadi korban bullying, atau sengaja
melakukan perilaku tersebut sehingga menimbulkan gangguan psikologis pada siswanya.
Selain itu efek membahayakan dari bullying akan bertahan ketika faktor lain termasuk
masalah IQ di masa anak-anak, emosional dan tingkah laku serta status ekonomi orangtua
dimasukan dalam hitungan. Atas dasar inilah maka bullying merupakan peristiwa traumatik
dan menyakitkan bagi anak-anak usia dini yang mengalaminya dan dampak jangka
panjangnya dapat bertahan sampai beberapa tahun.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bullying ?
2. Jenis - Jenis Bullying ?
3. Dampak bullying terhadap kepercayaan diri ?
4. Pendekatan bullying dengan emosi dan motivasi ?
C. Tujuan
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah psikologi.
2. Untuk mengetahui apa jenis – jenis bullying.
3. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan emosi dan motivasi terhadap korban bullying
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bullying
Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying berasal
dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah.
Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk
menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan, penggencetan,
perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi (Susanti, 2006).

Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja yang
bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi dan menimbulkan terror.
Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir
tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi.
Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa perilaku bullying tersebut merupakan hal sepele
atau bahkan normal dalam tahap kehidupan manusia atau dalam kehidupan sehari-hari.
Namun faktanya, perilaku bullying merupakan learned behaviors karena manusia tidak
terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang lemah.

Bullying merupakan perilaku tidak normal, tidak sehat, dan secara sosial tidak bisa
diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan secara berulang kali pada akhirnya dapat
menimbulkan dampak serius dan fatal. Membiarkan atau menerima perilaku bullying, berarti
memberikan bullies power kepada pelaku bullying, menciptakan interaksi sosial tidak sehat
dan meningkatkan budaya kekerasan. Interaksi sosial yang tidak sehat dapat menghambat
pengembangan potensi diri secara optimal sehingga memandulkan budaya unggul (Wiyani,
2012).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan serangan
berulang secara fisik, psikologis, sosial, ataupun verbal, yang dilakukan dalam posisi
kekuatan yang secara situasional didefinisikan untuk keuntungan atau kepuasan mereka
sendiri. Bullying merupakan bentuk awal dari perilaku agresif yaitu tingkah laku yang kasar.
Bisa secara fisik, psikis, melalui kata-kata, ataupun kombinasi dari ketiganya. Hal itu bisa
dilakukan oleh kelompok atau individu. Pelaku mengambil keuntungan dari orang lain yang
dilihatnya mudah diserang. Tindakannya bisa dengan mengejek nama, korban diganggu atau
diasingkan dan dapat merugikan korban.
B. Jenis-Jenis Bullying
Barbara Coloroso (2006:47-50) membagi jenis-jenis bullying kedalam empat jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Bullying secara verbal: perilaku ini dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritikan
kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan yang bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual, terror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar kasak-
kusuk yang keji dan keliru, gosip dan sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullying dalam
bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan dan bullying bentuk
verbal akan menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah
pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut.
2. Bullying secara fisik; yang termasuk dalam jenis ini ialah memukuli, menendang,
menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling
tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak
bullying dalam bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk
fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih pada
tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
3. Bullying secara relasional; adalah pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang
tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek. Bullying dalam bentuk ini cenderung perilaku
bullying yang paling sulit dideteksi dari luar. Bullying secara relasional mencapai puncak
kekuatannya diawal masa remaja, karena saat itu tejadi perubahan fisik, mental emosional
dan seksual remaja. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan
menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
4. Bullying elektronik; merupakan bentuk perilaku bullying yang dilakukan pelakunya
melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-
mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan
tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi,
menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja
yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media
elektronik lainnya.
Pada umumnya, anak laki-laki lebih banyak menggunakan bullying secara fisik dan
anak wanita banyak menggunakan bullying relasional/emosional, namun keduanya sama-
sama menggunakan bullying verbal. Perbedaan ini, lebih berkaitan dengan pola sosialisasi
yang terjadi antara anak laki-laki dan perempuan (Coloroso, 2006:51).

C. Dampak Tindakan Bullying


1. Gangguan Kesehatan Fisik
Beberapa dampak fisik yang biasanya ditimbulkan bullying adalah sakit kepala, sakit
tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah, dan sakit dada. Bahkan dalam kasus-kasus yang
fatal seperti dampak fisik yang bisa mengakibatkan kematian.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Dampak lain yang kurang terlihat, namun berefek jangka panjang adalah menurunnya
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan penyesuaian sosial yang buruk. Dari
penelitian yang dilakukan Riauskina dkk., ketika mengalami bullying, korban merasakan
banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman,
terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini
dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban.
Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih
berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja
tidak masuk sekolah. Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan
untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan,
selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma
(post-traumatic stress disorder).

D. Pendekatan Bullying Dengan Emosi dan Motivasi


Pendekatan yang dilakukan terhadap seorang yang jadi korban bullying adalah
pendekatan psikologi sosial emosi dan motivasi. Secara umum masa ini penuh dengan
gejolak emosi, sehingga muncul gejala-gejala perasaan yang kuat sebagai akibat dari
perubahan fisik dan kelenjar. Hal ini juga disebabkan karena masa remaja merupakan masa
transisi, yaitu peralihan dari usia anak-anak menuju usia dewasa dan mereka berada di bawah
tekanan sosial sebab menghadapi kondisi baru. Bahkan pada masa “storm and stress” ini,
remaja akan mengalami kegoncangan emosi yang disebabkan oleh tekanan-tekanan dan
ketegangan dalam mencapai kematangan fisik dan sosial. Permasalahan emosi pada masa
remaja sangat menarik sebab emosi merupakan suatu fenomena yang dimiliki oleh setiap
manusia dan pengaruhnya sangat besar terhadap aspek-aspek kehidupan lain seperti sikap,
perilaku, penyesuaian pribadi dan sosial yang dilakukan, terutama dalam kasus pembullian
terhadap teman.
Munculnya masalah emosi pada masa remaja, diakibatkan karena mereka memiliki
sifat-sifat idealis, romantis, aspiratif dan ambisi yang kuat. Juga mereka cenderung
memandang kehidupannya menurut apa yang diinginkan dan dicita-citakan, sehingga mereka
tidak melihat dirinya sebagaimana adanya. Tidak semua aspirasi dan ambisi dapat tercapai
sebab sering mereka gagal, sehingga semakin tidak tercapai keinginan dan cita-citanya, maka
semakin mudah remaja mengalami masalah emosi, seperti marah, kecewa, dan emosi negatif
lainnya (Hurlock, 1999 dalam Heydemens, 2009:2).
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh,
seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-
aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan
lingkungan sosial sebagai tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada
umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai
untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan
energinya ke arah yang tidak positif, misalnya perilaku negatif. Hal ini menunjukkan betapa
besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.

Seseorang melakukan tindakan bulli terhadap temannya itu karena ada dorongan
motivasi yang ditiru oleh si pelaku pembulli yang bisa didapatkan dari media sosial, orang
tua, lingkungan, dan teman sekitar. Kaitannya dengan pendidikan karakter dan motivasi
belajar siswa, salah satu kutipan mengenai bullying secara verbal bisa digambarkan sebagai
berikut, “Sticks and stones may break your bones but mean words can tear holes in your
spirit”(anonymous).Yang artinya adalah “tongkat dan batu dapat mematahkan tulangmu, tapi
ucapan yang jahat dapat menghancurkan semangatmu”. Perilaku bullying dapat
menghancurkan semangat dan motivasi siswa dan terutama menciptakan situasi yang tidak
nyaman untuk belajar. Motivasi belajar siswa yang menjadi lemah dan lemahnya motivasi
atau tiadanya motivasi belajar tersebut akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi
belajar akan rendah, menurut pendapat Biggs dan Tefler (Dimyati dan Mudjiono, 2006).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang dimana
tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan memnuat seseorang
merasa tidak nyaman. Pemahaman moral adalah pemahaman individu yang menekankan
pada alasan mengapa suatu tindakan dilakukan dan bagaimana seseorang berpikir sampai
pada keputusan bahwa sesuatu adalah baik atau buruk. Peserta didik atau pelajar dengan
pemahaman moral yang tinggi akan memikirkan dahulu perbuatan yang akan dilakukan
sehingga tidak akan melakukan menyakiti atau melakukan bullying kepada temannya. Selain
itu, keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang wajar dan
pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi berbagai tantangan dan
dalam kehidupannya saat ini dan juga di masa mendatang.

B. Saran
1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membuat program pengajaran keterampilan
sosial, problemsolving, manajemen konflik, dan pendidikan karakter.
2. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk tercapainya
tujuan pendidikan secara maksimal tanpa adanya tindakan bullying antar pelajar di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Coloroso, B. (2006). Penindas, Tertindas, dan Penonton. Resep Memutus Rantai Kekerasan
Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Serambi. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. PT Rineke Cipta. Jakarta.
Hurlock, E.B. (2012). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Erlangga. Jakarta.
Wicaksana, I. (2008). Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa. Kanisius.Yogjakarta.
Wiyani, Ardy. (2012). Save Our Children From School Bullying. Ar-ruzz Media. Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai