Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Fluida Statis


Secara umum, terdapat tiga fase dari materi, yaitu fase padat, cair dan gas. Benda padat
yang mampu mempertahankan bentuk dan volumenya, karena jarak antar partikel benda tersebut
sangat dekat (kerapatannya besar), karena hal itulah benda padat disebut dengan benda tegar.
Sedangkan benda cair dan gas tidak mampu mempertahankan bentuk yang tetap, maka kedua
jenis benda tersebut memiliki kemampuan untuk mengalir. Sifat mengalir tersebut disebut
sebagai fluida. Fluida adalah zat yang bisa mengalir. Contohnya adalah zat cair dan zat gas.
Sedangkan statis artinya diam. Berarti fluida statis mempelajari tentang sifat-sifat fluida (zat alir)
yang diam.
Fluida statis yaitu fluida dalam keadaan diam atau setimbang mekanik. Artinya, resultan
gaya-gaya yang bekerja pada fluida dalam keadaan setimbang mekanik haruslah sama dengan
nol(Bueche dan Hecht, 2006).
Dalam makalah ini, bahasan fluida dibatasi dengan membicarakan fluida ideal saja.
Beberapa sifat fluida ideal, antara lain (1) tidak kompresibel artinya tidak mengalami perubahan
volume akibat adanya tekanan, (2) ketika bergerak tidak mengalami gesekan, dan (3) alirannya
stasioner yaitu aliran yang konstan.

1.2 Massa Jenis dan Tekanan


1.2.1 Massa Jenis
Menurut Bueche dan Hecht (2006), massa jenis sering disebut dengan rapat jenis. Rapat
sendiri merupakan ukuran jarak antarpartikel penyusun suatu benda. Dengan demikian, massa
jenis adalah ukuran kerapatan atau jarak antarpartikel penyusun masing-masing benda. Massa

jenis yang dilambangkan dengan “rho” ( ), didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
Secara matematis dapat ditulis:
Keterangan: ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Secara fisis, massa jenis suatu benda akan berbanding lurus dengan massa benda dan
berbanding terbalik dengan volume benda tersebut. Jadi, ketika sebuah benda yang memiliki
massa sama, namun volumenya berbeda maka benda yang memiliki volume lebih besar
kerapatannya/massa jenisnya akan lebih kecil (berbanding terbalik). Dan ketika sebuah benda
dengan volume yang sama, namun dengan massa yang berbeda maka benda dengan massa yang
lebih besar akan memiliki kerapatan/massa jenis yang lebih besar (berbanding lurus). Untuk
benda dengan massa dan volume yang berbeda, maka massa jenisnya tidak bisa dibandingkan
secara langsung. Nilai dari massa jenis tersebut bergantung pada nilai massa dan volumenya.
Contohnya, orang sering mempersepsikan bahwa besi “lebih berat” daripada kayu. Hal
ini belum tentu benar karena satu batang kayu yang besar akan lebih berat dari sebuah paku besi.
Dalam kondisi tersebut, kayu lebih berat dibandingkan besi, namun besi lebih rapat dari kayu
atau massa jenis besi lebih besar dari kayu.
Aplikasi yang berkaitan dengan massa jenis, yaitu kapal selam dan lapisan batuan
penyusun bumi. Pertama, kapal selam adalah kapal yang khusus didesain untuk menyelam ke
dalam laut pada kedalaman tertentu. Kapal selam dapat terapung, melayang, dan tenggelam
karena massa jenis kapal tersebut dapat diatur lebih kecil, lebih besar, dan sama dengan massa
jenis air laut. Pada saat berada di permukaan air, massa jenis kapal selam lebih kecil
dibandingkan dengan massa jenis air laut. Kemudian ketika hendak menyelam, massa jenis kapal
diperbesar dengan cara memasukkan air laut kedalam tangki pemberat. Lalu, pada saat kapal
hendak muncul, air di dalam tangki dikeluarkan.
Kedua adalah lapisan batuan penyusun bumi. Batuan yang memiliki massa jenis paling
kecil berada pada lapisan paling atas sedangkan yang memiliki massa jenis lebih besar berada
pada lapisan dibawahnya. Lapisan batuan dari yang memiliki massa jenis besar ke yang
bermassa jenis kecil, yaitu batuan gamping, batuan serpih, batuan pasir (lapisan batuan
konglomerat).
1.2.2 Tekanan
Menurut Umar (2008), tekanan (P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya per satuan luas.
Secara matematis ditulis:
Keterangan: P = tekanan (N/m2 atau Pa)
F = gaya (N)
A = Luas bidang sentuh (m2)
Secara fisis, tekanan suatu benda akan berbanding lurus dengan gaya tekannya dan
berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang sentuhnya. Contohnya adalah tekanan sepatu
pada tanah. Tekanan pada sepatu biasa dengan sepatu highheels akan berbeda. Sepatu biasa
memiliki luas permukaan yang besar dibandingkan sepatu berhak tinggi. Akibatnya, tekanan
yang ditimbulkan pada tanah juga berbeda. Tekanan sepatu biasa akan lebih kecil dibandingkan
tekanan sepatu highheels.
a. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan berat zat cair itu
sendiri. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis juga bergantung pada massa benda dan kedalaman benda dalam suatu cairan.
Tinjau sebuah tabung yang luas penampang alasnya A berisi zat cair sedalam h, seperti pada
gambar . Volume cairan itu :

V = Ah …………...................................... (1)
Jika massa jenis cairan  , maka massa jenis cairan yaitu:
m
 = VGambar 1. air dalam bejana.
 m = V …………...................................... (2)
Berat cairan didapatkan:

W = mg = Vg …………....................................... (3)


Gaya yang bekerja di dasar tabung adalah gaya berat zat cair (W). substitusikan sehingga
diperoleh :
F
P
A
w
P
A (substitusikan persamaan 3)
Vg
P
A (substitusikan persamaan 1 dan 2)
Ahg
P  hg
A
Keterangan:
Ph  gh Ph = Tekanan hidrostatis (N/m2 atau Pa)
 = massa jenis zat cair (kg/m3)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)


h = kedalaman benda dari permukaan zat cair (m)

Dengan demikian, untuk satu jenis zat cair, besar tekanan di dalamnya bergantung pada
kedalamannya. Setiap benda yang berada dalam kedalaman yang sama akan mengalami tekanan
hidrostatis yang sama pula.
Kemudian yang perlu diperhatikan berikutnya adalah pada titik A itu dipengaruhi oleh dua
tekanan yaitu tekanan hidrostatis dan tekanan udara, dan berlaku hubungan berikut.

PA = Ph + Pu
Dimana, PA = tekanan mutlak (Pa)
Pu = tekanan atmosfer / udara (Pa/bar)
Ph = tekanan hidrostatik (Pa)
Dalam sistem internasional satuan tekanan adalah Pa (Pascal) 1Pa = 1 N/m 2 dalam
kehidupan sehari-hari satuan tekanan ada bermacam-macam contohnya seperti atm dan Cm/Hg 1
atm = 76 cmHg, 1 atm = 105 Pa

Contoh soal :
Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 1000 kg/m 2). Ketinggian airnya adalah 85 cm. Jika g = 10
m/s2 dan tekanan udara 1 atm maka tentukan:
a. tekanan hidrostatis di dasar bejana,
b. tekanan mutlak di dasar bejana.
Penyelesaian :
Diketahui : h = 85 cm = 0,85 m
ρ = 1000 kg/m3
Pu = 1 atm = 105 Pa
g = 10 m/s2
Ditanya : a. Ph = …..?
b. PA= …..?
Jawab :
a. Ph = ρ g h
= 1000 . 10 . 0,85
= 8,5.103 Pa
b. PA = Pu + Ph
= 105 + 8,5.103
= 1,085.105 Pa

1. Hukum pokok hidrostatika


Untuk semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama maka tekanan hidrostatikanya
sama. Oleh karena permukaan zat cair terletak pada bidang datar, maka titik-titik yang memiliki
tekanan yang sama terletak pada suatu bidang datar. Jadi semua titik yang terletak pada bidang
datar didalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama, ini dikenal dengan hukum pokok
hidrostatika (Bueche dan Hecht, 2006).

Gambar 2. Hukum pokok Hidrostatis

Berdasarkan gambar di atas, maka:


(kiri) (kanan)
PA  PB PA  PB
1  g h1   2  g h 2 1  g h1   2  g h 2   3  g h 3

1 h1   2 h2 1 h1   2 h2   3 h3

2. Aplikasi Tekanan Hidrostatis


Aplikasi dari tekanan hidrostatis adalah pembuatan dinding bendungan. Semakin dalam,
dinding bendungan dibuat semakin tebal. Hal ini disebabkan karena tekanan hidrostatis akan
semakin besar. Sehingga untuk tetap mempertahankan fungsi bendungan, semakin dalam suatu
bendungan, dindingnya harus dibuat semakin tebal untuk meminimalisir efek dari tekanan
tersebut. Jadi sesuai dengan rumus yaitu :
Ph  gh

Selain dinding bendungan, kapal selam adalah contoh penerapan tekanan hidrostatik.
Kapal selam terbuat dari bahan yang sangat kokoh dan kuat serta memiliki bentuk hampir bulat.
Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi besarnya tekanan hidrostatik di dalam kapal selam.
1.3 Hukum-Hukum Dasar Fluida Statis serta Penerapannya
1.3.1 Hukum Pascal
Atmosfir bumi memberikan tekanan pada semua benda yang bersentuhan dengannya,
termasuk fluida lainnya. Tekanan luar yang bekerja pada fluida disalurkan ke seluruh fluida. Ini
merupakan prinsip umum yang dicetuskan oleh filsuf dan ilmuwan Prancis Blaise Pascal ( 1623-
1662 ). Prinsip Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu
tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama (Giancoli, 2001).
Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan :
P1 = P2

Dengan, F = gaya yang bekerja (N)


A = luas penampang benda (m2)

Dalam satuan SI pascal disimbolkan dengan Pa. Satu pascal setara dengan
satu newton per meter persegi.
Contoh soal :
Bejana berhubungan digunakan untuk mengangkat sebuah beban. Beban 1000 kg diletakkan di
atas penampang besar 2000 cm2. Berapakah gaya yang harus diberikan pada bejana kecil 10 cm2
agar beban terangkat?
Penyelesaian :
Diketahui : F2 = mA = 1000 . 10 = 104 N
A2 = 2000 cm2 A1 = 10 cm2
Ditanya :F1 = ….. ?
Sesuai hukum Pascal dapat ditentukan nilai F1 sebagaiberikut :
Penerapan Prinsip Pascal dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Dongkrak hidrolik

Gambar4.PompaHidrolik BanSepeda

Gambar 3. Dongkrak hidrolik

Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah dengan memanfaatkan Hukum Pascal. Dongkrak
hidrolik terdiri dari dua tabung berhubungan yang memiliki diameter berbeda ukuran. Masing-
masing ditutup dan diisi air. Mobil diletakkan di atas tutup tabung yang berdiameter besar. Jika
kita memberikan gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter kecil, tekanan akan disebarkan
secara merata ke segala arah termasuk ke tabung besar tempat diletakkan mobil. Dengan
menaikturunkan piston, maka tekanan pada tabung pertama akan dipindahkan ke tabung kedua
sehingga dapat mengangkat beban yang berat.
b. Pompa hidrolik

Pompa hidrolik menggunakan energi kinetik dari cairan yang dipompakan pada suatu
kolom dan energi tersebut diberikan pukulan yang tiba-tiba menjadi energi berbentuk lain (energi
tekan). Pompa ini berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa
hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam
sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara
merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam
sistem hidrolik.
Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Pompa
hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu positive dan nonpositive displacement
pump. Ada dua macam peralatan yang biasanya digunakan dalam merubah energi hidrolik
menjadi energi mekanik yaitu motor hidrolik dan aktuator. Motor hidrolik mentransfer energi
hidrolik menjadi energi mekanik dengan cara memanfaatkan aliran oli dalam sistem merubahnya
menjadi energi putaran yang dimanfaatkan untuk menggerakan roda, transmisi, pompa dan lain-
lain.

1.3.2 Hukum Archimedes


Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair
yang ditemukan oleh Archimedes (287-212 SM), seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan
penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimedes.
Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika
dimasukan kedalam air.Bunyi hukum Archimedes, "Bila sebuah benda diletakkan di dalam
fluida, maka fluida tersebut akan memberikan gaya ke atas (F A) pada benda tersebut yang
besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut".

Gambar 5. Kapal dapat terapung di air

Gambar 6. benda dalam zat cair

Perhatikan Gambar diatas, sebuah balok dimasukkan ke dalam air. Saat volume balok
tercelup VT maka fluida itu akan berpindah dengan volume juga VT berarti gaya tekan ke atas
yang dirasakan balok sebesar:
FA = wzat cair yang pindah
FA = mair g
FA = ρa g VT ..................................... (a)

dengan : FA = gaya tekan ke atas (N)


ρa = massa jenis fluida air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (10 m/s2)
VT = volume fluida yang dipindahkan atau volume benda tercelup

Gaya Archimedes arahnya ke atas maka pengaruhnya akan mengurangi berat benda yang
tercelup. Pengaruh ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
FA = w − w’ .......................................(b)

Contoh soal :
Benda bermassa 3 kg memiliki volume 1,5.10 -3 m3. Jika benda tersebut ditimbang di air (ρ a = 1
gr/cm3) dan g = 10 m/s2 maka tentukan:
a. gaya Archimedes yang bekerja pada benda,
b. berat benda di air!
Penyelesaian :
Diketahui : m = 3 kg
g = 10 m/s2
V = 1,5.10-3 m3
ρa = 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3
Ditanya : a. FA = …… ?
b. w’ = …… ?
Jawab :
a. F A = ρa g V b. w’= w − FA
= 1000 . 10 . 1,5 . 10-3 = m g − FA= 3.10 − 15
= 15 N = 15 N
Adanya gaya Archimedes dalam zat cair menjadikan benda yang dimasukkan ke dalam
zat cair mengalami tiga kemungkinan, yaitu terapung, melayang, dan tenggelam.
 Terapung, Benda dapat terapung dikarenakan massa jenis benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair ( b U < U c), sehingga berat benda juga lebih kecil daripada gaya Archimedes
(wb < FA).
Contoh peristiwa terapung, antara lain, gabus atau kayu yang dimasukkan ke dalam air.
 Melayang, Benda dapat melayang dikarenakan massa jenis benda sama dengan massa jenis
zat cair ( b U = U c), sehingga berat benda menjadi sama dengan gaya Archimedes (wb =
FA). Dengan kata lain, berat benda di dalam zat cair sama dengan nol.
Contoh peristiwa melayang adalah ikan-ikan di dalam perairan.
 Tenggelam, Benda dapat tenggelam dikarenakan massa jenis benda lebih besar dari-pada
massa jenis zat cair ( b U > U c), sehingga berat benda juga lebih besar daripada gaya
Archimedes (wb > FA).
Contoh peristiwa tenggelam, antara lain, batu yang dimasukkan ke dalam air.

Contoh soal :

Balok kayu bermassa 20 kg memiliki volume 5.10 -2 m3. Jika balok dimasukkan dalam air (ρa =
1000 kg/m3) diberi beban maka berapakah massa beban maksimum yang dapat ditampung di atas
balok itu?
Penyelesaian :
Diketahui : mB = 20 kg
VB = 5.10-2 m3
ρa = 1000 kg/m3
Ditanya : m = …. ?
Jawab : agar balok tetap terapung maka massa beban maksimum dapat dihitung
dengan keadaan keseimbangan berikut :
w + wB = FA
m g + mB g = ρa g VB
m + 20 = 1000 . 5.10-2 = 50
m = 30 kg

Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Kapal Selam

Kapal selam adalah salah satu jenis kapal laut yang dapat mengapung, melayang, dan
tenggelam. Kapal selam menggunakan prinsip yang sama dengan kapal laut ketika mengapung di
permukaan laut. Pada kapal selam terdapat rongga yang terletak di antara lambung dalam dan
lambung luar. Rongga ini memiliki katup di bagian atas dan bagian bawahnya. Rongga ini
berfungsi sebagai jalan keluar masuk udara dan air.
Pada saat mengapung di permukaan air, rongga ini hanya berisi sedikit air laut
sedemikian rupa hingga gaya ke atas oleh air laut lebih besar dibandingkan gaya berat kapal.
Apabila kapal selam akan melayang di dalam air, katup yang ada di bagian bawah kapal akan
dibuka sehingga air laut masuk ke rongga. Demikian pula halnya dengan katup di bagian atas.
Katup tersebut akan terbuka untuk mengeluarkan udara. Air yang diisikan ke dalam rongga
tidaklah penuh, namun diusahakan agar gaya berat kapal dan gaya ke atas air laut sama besar
sehingga kapal dapat melayang.

b. Kapal Laut

Gambar 7. Kapal selam


Kapal laut dapat mengapung di permukaan air karena adanya rongga di dalam tubuh
kapal. Rongga ini berisi udara sehingga mampu memindahkan volume air yang cukup besar,
Oleh karena volume air yang dipindahkan cukup besar, kapal akan mendapat gaya tekan ke atas
yang menyamai berat kapal. Gaya ke atas ini mampu rnenahan kapal laut tetap berada di
permukaan air.

1.4 Tegangan Permukaan dan Kapilaritas serta Penerapannya


1.4.1 Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan zat cair untuk menegang sehingga
permukaannya seperti ditutupi suatu lapisan elastis (Surya, 2010). Contoh peristiwa yang
membuktikan adanya tegangan permukaan, antara lain, peristiwa jarum, silet, penjepit kertas,
atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air; butiran-butiran embun berbentuk bola
pada sarang laba-laba; air yang menetes cenderung berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola
di permukaan daun talas.

Gambar 8.KapalLaut

Gambar 9 (a) Seekor serangga yang mengapung di atas permukaan air (b) Penjepit kertas yang
mengapung di permukaan air (c) Tegangan permukaan.
Pada gambar 9 (c) melukiskan gaya kohesi yang bekerja pada molekul P (di dalam cairan
dan molekul Q (di permukaan). Molekul P mengalami gaya kohesi dengan molekul-molekul
disekitarnya dari segala arah, sehingga molekul ini berada pada keseimbangan (resultan gaya
nol). Namun, molekul Q tidak demikian. Molekul ini hanya mengalami kohesi dari partikel di
bawah dan di sampingnya saja. Resultan gaya kohesi pada molekul ini ke arah bawah (tidak nol).
Gaya-gaya resultan arah ke bawah akan membuat permukaan cairan sekecil-kecilnya.
Akibatnya permukaan cairan menegang seperti selaput yang tegang. Keadaan ini dinamakan
tegangan permukaan.
Jika setetes air raksa diletakkan di atas permukaan kaca, maka raksa akan membentuk bulatan
bulatan kecil seperti bentuk bola. Hal ini terjadi karena gaya kohesi molekul-molekul air raksa
Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang. Jika
pada suatu permukaan sepanjang l bekerja gaya sebesar F yang arahnya tegak lurus pada l, dan
menyatakan tegangan permukaan, maka persamaannya adalah sebagai berikut.
Keterangan: F = gaya (N)
l = panjang permukaan (m)
γ = tegangan permukaan (N/m)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa ketika Anda mengatakan tegangan permukaan
suatu cairan sabun 40 dyne/cm, ini artinya yang bekerja pada tiap cm panjang lapisan sabun
adalah 40 dyne.

Gambar 10 Bukti tegangan permukaan.

Pada gambar 10, seutas kawat dibengkokkan membentuk huruf U. Pada kaki-kaki kawat
tersebut di pasang seutas kawat sedemikian rupa sehingga dapat bergeser. Ketika kedua kawat ini
dicelupkan ke dalam larutan sabun dan di angkat kembali, maka kawat kedua akan tertari ke atas
(kawat harus ringan). Agar kawat kedua tidak bergerak ke atas, diharuskanmenahannya dengan
gaya ke arah bawah. Jika panjang kawat kedua l dan larutan sabun yang menyentuhnya memiliki
dua permukaan, maka tegangan permukaan sabun bekerja sepanjang 2l.
Tegangan permukaan (γ) dalam hal ini didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
tegangan permukaaan (F) dan panjang permukaan (2Ɩ) tempat gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Pada umumnya nilai tegangan permukaan zat cair berkurang dengan adanya kenaikan
suhu. Perhatikan nilai tegangan permukaan berbagai zat cair pada Tabel berikut:

1.4.2 Kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler (pipa
sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan
dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar
daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler.
Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan (γ) yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Gambar 7.12 menunjukkan zat cair yang mengalami meniskus cekung. Tegangan
permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan permukaan
yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaski, pipa akan melakukan gaya yang
sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya inilah yang menyebabkan zat cair
naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam yang naik sama dengan gaya ke
atas yang dikerjakan pada zat cair.

Jika massa jenis zat cair adalah ρ, tegangan permukaan γ , sudut kontak ө,
kenaikan zat cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair yang naik
dapat ditentukan melalui persamaan berikut :
w=F

w=mg
w=ρVg
w = ρ π r2 h g

Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah:

F = (γ cos θ)(2πr)= F = 2πr γ cos θ

Jika nilai F Anda ganti dengan ρ π r2 h g, maka persamaannya menjadi seperti berikut :
Keterangan:
ρπ r2 h g = 2πr γ cos θ
h = kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
γ = tegangan permukaan N/m
ө = sudut kontak (derajat)
ρ = massa jenis zat cair (hg/m3)
r = jari-jari pipa (m)
Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor, pengisapan air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju
daun-daunan melalui pembuluh kayu pada batang) dan peristiwa pengisapan air oleh kertas isap
atau kain. Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan misalnya ketika
hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori dinding sehingga menjadi lembap. Dinding
yang lembab tidak baik untuk kesehatan.
Contoh soal :
Sebuah pipa kapiler yang jari-jarinya 1 mm berisi raksa yang massa jenisnya 13,6 g/cm 3. Jika
sudut kontak,tegangan permukaan ,dan percepatan gravitasi berturut-turut 120 o,1,36
N/m,10m/s2,maka tentukan penurunan raksa dalam pipa kapiler tersebut
Penyelesaian :Diketahui : r = 1 mm = 10-3 m
ρ = 13,6 g/cm3 = 13.600 kg/m3
θ = 120o ,cos 120o = 0,5
γ = 1,36 N/m
g = 10m/s2
Ditanya : h = …. ?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai