PERCOBAAN IX
OLEH:
NAMA : ISMAYANI
KELOMPOK : III
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT
A. Tujuan Percobaan
B. Landasan Teori
pada adanya perbedaan kelarutan zat-zat padat dalam pelarut tertentu, baik dalam
pelarut murni atau pelarut campuran; suatu zat padat akan lebih mudah larut dengan
pelarut panas dibandingkan dengan pelarut dingin. Proses melarutkan zat padat tidak
murni dalam pelarut panas, dan dilanjutkan dengan pendinginan larutan tersebut
2009).
Titik leleh dan titik didih merupakan salah satu indikator kemurnian
senyawa organik. Titik didih digunakan untuk zat cair sedangkan titik leleh
digunakan untuk zat padat. Padatan murni suatu senyawa akan mempunyai rentang
Kristal senyawa organik murni mempunyai titik leleh tertentu dan tajam,
artinya kisaran titik leleh (yaitu perbedaan suhu pada saat kristal meleleh sempurna
atau mulai meleleh) tdak lebih dari 0,5oC. Adanya sedikit zat pengotor dapat
menyebabkan kisaran titik leleh akan membesar dan mengakibatkan titik leleh dari
zat yang diamati menjadi lebih rendah dari titik leleh zat murninya (Anwar, 1994).
dengan kuat, akhirnya pada suhu tertentu struktur kristal hancur oleh getaran kuat
tersebut sehingga padatan berubah menjadi cairan, proses ini dinamakan meleleh.
Suhu pada saat padatan meleleh adalah identik, paad suhu ini dinamakan dengan titik
leleh. Jika semua padatan telah meleleh, suhu meningkat demikian pula pelepasan
kalor dari campuran cairan-cairan pada keadaan seimbang suhu tetap dan cairan
ablimasi secara simultan. Ablimasi adalah peristiwa prubahan uap air menjadi es
karena udara lingkungan lebih jenuh dari pada permukaan sublimasi. Peristiwa
ablimasi terjadi karena uap air hasl sublimasi tidak segera dikeluarkan dari lapisan
kering untuk dikondensasikan pada permukaan perangkap dingin. Pristiwa ini dapat
1. Alat
- Corong
2. Bahan
- Klororform - Aquades
- Tisue - Karbon
D. Prosedur Kerja
- Pelarut kloroform
Asam benzoat
Larut
- Pelarut n-heksana
Asam benzoat
Tidak larut
2) Rekristalisasi
Asam benzoat
Filtrat Residu
- Ditimbang
- Dihitung persen kadarnya
% rendamen : 2,5%
3) Sublimasi
Naftalena
1. Rekristalisasi
massa kristal
% rendamen : x 100%
massa asam benzoat
0,05 gram
: x 100% = 2,5%
2 gram
2. Sublimasi
F. Pembahasan
terlebih dahulu penjenuhan larutan kemudian diikuti dengan penguapan pelarut serta
mendinginkan larutan jenuh pada temperatur yang sangat rendah di dalam lemari es
atau freezer.
senyawa yang diperoleh dari hasil suatu sintesis kimia memiliki kemurnian yang
rekristalisasi. Apabila zat atau senyawa yang akan kita kritalisasi atau rekristalisasi
tidak dikenal secara pasti, maka kita setidak-tidaknya kita harus mengenal komponen
penting dari senyawa tersebut. Jika senyawa tersebut adalah senyawa organik, maka
Apakah gugus-gugus tersebut bersifat hidrofobik atau hidrofilik. Dengan kata lain
kita minimal harus mengetahui polaritas senyawa yang akan kita kristalkan atau
direkristalisasi.
adalah pemilihan zat pelarut. Untuk merekristalisasi suatu senyawa tersebut kita
harus memilih pelarut yang cocok dengan senyawa tersebut .Pelarut yang digunakan
berikut:
2) Titik didih pelarut harus di bawah titik lebur senyawa yang akan di kristalkan.
3) Titik didih pelarut yang rendah sangat menguntungkan pada saat pengeringan.
4) Bersifat inert (tidak bereaksi) terhadap senyawa yang akan dikristalkan atau
direkristalisasi.
Digunakan dua pelarut pada percobaan ini yaitu kloroform dan n-heksana.
Berdasarkan sifat kepolarannya, asam benzoat akan larut pada klororform karena
sama-sama bersifat polar, sedangkan n-heksan yang bersifat nonpolar tidak bisa
Tujuan dari pemanasan adalah agar ikatan antar molekul dalam senyawanya
renggang sehingga mudah mengikat senyawa lain atau akan lebih mudah larut.
Pemanasan hanya dilakukan apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut
sempurna pada keadaan suhu kamar. Apabila pada temperatur kamar, senyawa
tersebut sudah larut secara sempurna di dalam pelarut, maka tidak perlu lagi
Disamping itu karbon yang memiliki pori-pori besar dapat menyerap zat pengotor
disaring dalam keadaan panas. Penyaringan ini ditujukan untuk memisahkan filtrat
dengan residu yang merupakan zat pengotor pada asam benzoat. Larutan hasil
penyaringan kembali untuk memisahkan kristal dari cairannya agar diperoleh kristal
murni. Kristal murni tersebut merupakan kristal asam benzoat yang tidak lagi
dalam fasa uap. Dalam percobaan ini digunakan naftalena atau kapur barus sebagai
kristalin. Beberapa senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan
kamar, namun banyak yang baru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan dan
suhu dinaikan. Naftalena yang dipanaskan akan meleleh dan berubah fasa menjadi
uap. Uap yang menempel pada dinding gelas kimia dan labu alas bulat, merupakan
uap naftalena. Fasa uap dari bahan tersublim (naftalena) ini dapat dimurnikan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain:
hingga mengkristal.
2. Pelarut yang cocok adalah kloroform, karena memiliki sifat kepolaran yang
sama.
4. Permunian padatan kristal naftalena dapat dilakukan dengan cara sublimasi yaitu
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.
JAWAB