PENDAHULUAN
1
Itulah mengapa etika sangat penting untuk dipelajari mengingat
pentingnya etika dalam rana kehidupan secara khusus berkaitan dengan
profesi. Oleh karena pentingnya etika yang disajikan dalam kode etik tersebut,
maka kelompok dalam makalah ini akan menyajikan pentingnya kode etik
dalam pasar modal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sementara yang menjadi prinsip dasar yang harus dipegang oleh semua
pelaku dari industri Pasar Modal adalah “Trust and Accountability” serta
“Good Corporate Governance”. Tanpa ke 3 konsep dasar ini maka industri ini
tidak akan menunjukkan tujuan yang sesungguhnya.
4
2. Fiduciary Duties
Prinsip yang merujuk kepada kemampuan dan kehati-hatian (duty of
skill and care/prudent).
Prinsip yang merujuk kepada itikad baik untuk semata-mata
bertindak untuk kepentingan pemodal (duty of loyality).
Prinsip untuk tidak mengambil keuntungan pribadi atas suatu
kesempatan yang sebenarnya milik/diperuntukan bagi investor (no
secret profit rule).
5
dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau
menjual efek.
4. Manipulasi pasar (UU No. 8 th 1995, tentang Pasar Modal, pasal 90)
Setiap Pihak dilarang melakukan tindakan, baik langsung maupun
tidak langsung, dengan tujuan untuk menciptakan gambaran semu
atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar,
atau harga Efek di Bursa Efek.
Setiap Pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama sama Pihak lain,
dilarang melakukan 2 transaksi Efek atau lebih, baik langsung
maupun tidak langsung, sehingga menyebabkan harga Efek di Bursa
Efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain
untuk membeli, menjual, atau menahan Efek
Setiap Pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau
memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek.
5. Perdagangan Orang Dalam (UU No. 8 th 1995 tentang Pasar Modal pasal
90)
Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai
informasi orang dalam, dilarang melakukan pembelian atau penjualan
atas Efek.
1) Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau
2) Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau
Perusahaan Publik yang bersangkutan.
6
memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang
berlaku bagi orang dalam.
7
Kode etik Wakil Perantara Pedagang Efek Indonesia terdiri atas 6 bab
dengan 23 pasal, sebagai berikut :
Bab I : Umum
8
4. WPPEI wajib menyelenggarakan dan memelihara catatan-catatan
sehubungan dengan transaksi-transaksi yang dilakukan.
5. WPPEI tidak dibenarkan menggunakan efek-efek milik nasabah untuk
kepentingan lain tanpa seijin pemiliknya.
6. WPPEI dilarang memungut biaya-biaya lain diluar ketentuan yang telah
ditetapkan perusahaan untuk kepentingan pribadi.
7. WPPEI wajib menolak amanat yang tidak etis, atau amanat yang tidak
sesuai dengan ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, yang dapat merusak citra pasar modal Indonesia, serta dapat
merugikan pihak lain.
8. WPPEI dilarang memberikan informasi-informasi yang menyesatkan atau
dapat menimbulkan kerugian pihak lain, baik kerugian materi maupun non
materi.
Bab V : Sanksi
Bagi WPPEI yang melanggar kode etik akan dikenakan sanksi berupa :
9
1. Teguran Lisan
2. Peringatan Tertulis
3. Usulan pengenaan skorsing kepada instansi yang berwenang
4. Pencabutan Keanggotaan dari Asosiasi Wakil Perantara Pedagang Efek
10
Fungsi dari audit yang dilakukan oleh akuntan publik adalah untuk
meningkatkan keandalan informasi dalam laporan keuangan. Setiap upaya
emiten untuk menyajikan informasi yang bersifat menyesatkan akan
diminimalisir dan dikoreksi oleh akuntan publik, sehingga investor dapat
menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan investasi.
Karena hanya laporan keuangan tahunan yang diwajibkan untuk diaudit,
maka terdapat celah bagi emiten untuk menyajikan informasi yang tidak
semestinya dalam laporan triwulanan.
1) Penipuan
Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90
huruf c, adalah: membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta
material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan
11
yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada
saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan
tujuan memengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.
Larangan tersebut ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam
perdagangan efek, bahkan turut serta melakukan penipuan pun tak
lepas dari jerat pasal ini. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), penipuan diatur dalam pasal 378 tentang penipuan.
2) Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
Pasal 91 adalah, tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara
langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan gambaran
semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau
harga efek di bursa efek. Otoritas pasar modal mengantisipasi setiap
pihak yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam hal modal dan
teknologi atau sarana yang kemungkinan bisa melakukan
penggambaran sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan
merespon gambaran tersebut sebagai suatu hal yang benar. Manipulasi
pasar yang terjadi di pasar modal antara lain:
a. Insider Trading
Insider trading merupakan perdagangan efek yang dilakukan
oleh orang dalam perusahaan, dimana perdagangan efek tersebut
didasarkan karena adanya informasi dari orang dalam perusahaan
yang penting dan mengandung fakta material. Umumnya para
pelaku insider trading mengharapkan keuntungan ekonomi. Orang-
orang yang menempati posisi tersebut disebut sebagai insiders
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 95 UU No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal adalah:
12
Dijelaskan dalam penjelasan Pasal 95 yang dimaksud dengan
“orang dalam” dalam termasuk:
1. Komisaris, direktur, atau pegawai Emiten atau Perusahaan
Publik.
2. Pemegang saham utama Emiten atau Perusahaan Publik.
3. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya
atau karena hubungan usahanya dengan Emiten atau Perusahaan
Publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi
orang dalam.
4. Pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi
menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
atau huruf c di atas.
e. Pools
Pools yaitu penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh
sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker
atau seseorang yang memahami kondisi pasar. Manager dari pools
tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada
13
anggota kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi
jual beli Efek sehingga dapat meningkatkan harga Efek tersebut.
f. Wash Sale
Wash Sale yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli
dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan
dan/atau manfaatnya (beneficiary of ownership) atas transaksi
saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun
atau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk
melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk
memberi kesan bahwa Efek tersebut aktif diperdagangkan.
Bagi investor yang tidak aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga
pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
Pendekatan Negatif
Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para
investor yang beretika, akan menghindari investasi di bidang atau
perusahaan yang tidak disukainya, atau bertentangan dengan prinsip
etika bisnis yang dianutnya atau juga melakukan kegiatan bisnis di
14
bidang-bidang yang melanggar ketentuan lingkungan, produksi zat
kimia yang berbahaya, produksi senjata, atau melakukan investasi di
negara-negara yang melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Pendekatan Positif
Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada
bidang usaha atau bisnis yang sesuai dengan etika bisnis yang
dianutnya. Dalam penerapannya investor dapat menyusun daftar
perusahaan atau bidang bisnis yang dipandang sesuai dengan etika
bisnis yang umum.
Pendekatan Aktif
Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di
bidang bisnis yang menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang
umum dianut, dan dalam melakukan investasi di bidang itu terkandung
tujuan untuk mengambil alih kontrol terhadap perusahaan tersebut
untuk selanjutnya melakukan perubahan agar perusahaan tersebut
menjalankan bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum.
Persepsi Kode Etik di Pasar Modal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1995: 215) persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal yang
dialami oleh setiap orang, dalam memahami setiap informasi tentang
lingkungan melalui panca indera (melihat, mendengar, mencium, menyentuh,
dan merasakan). Sedangkan kata persepsi sendiri berasal dari bahasa Latin
perception, yang berarti penerimaan, pengertian atau pengetahuan. Sedangkan
persepsi kode etik di pasar modal berkaitan dengan pandangan akan kode etik
di pasar modal. Beberapa sumber mengatakan bahwa pada tahun 1980-an etika
bisnis belum mendapat perhatian di Pasar Modal. Di Amerika sendiri jurnal
mengenai etika bisnis di Pasar Modal masih terbatas. Contoh masalah etika
antara lain seperti, proses penjatahan IPO, informasi selain prospektus yang
15
bisa dipublikasikan, pemberian yang terlalu berharga. Nah, berkaitan dengan
masalah-masalah ini persepsi kode etik dengan sendirinya akan terjadi. Akan
ada pihak-pihak yang memberikan persepsi atau pandangan atau penilaian
berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi di pasar modal. Inilah yang
dimaksudkan dengan peersepsi di pasar modal.
2.6 Kasus
16
menyajikan rekening bank Brent Securities pada laporan keuangan per 31
Desember 2013. Pada laporan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD), Brent tidak
memapang transfer dana atas pendapatan komisi atas aktivitas penjualan MTN PT
Trinisyah Ersa Pratama.
"Bagi nasabah Brent Securities yang masih memiliki efek atau dana dapat
dipindahbukukan dan mengajukan klaim kepada KSEI atau bank terkait," kata
Fakhri.
Dari materi yang telah disajikan sebelumnya bahwa brent securities ini telah
melalukan pelanggaran kode etik dalam pasar modal melalui penipuan yang dimana
produk investasi yang ditawarkan bukan produk yang terdaftar dan dilindungi oleh
17
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menipu masyarakat yang kurang mengetahui
tentang pasar modal itu sendiri atau masyarakat yang awam pada produk pasar
modal yang resmi seperti saham, obligasi, dan reksadana.
Menurut kami, Brent securities juga tidak sepenuhnya salah karena mereka
sudah memberitahu hal tersebut kepada nasabahnya bahwa dana yang dikumpulkan
akan diinvestasikan pada instrumen properti tetapi dengan imbalan akan hasil yang
tinggi sehingga masyarakat cenderung tertarik terhadap produk investasi mereka
yang tidak resmi. Dalam kasus ini, nasabah seharusnya juga cermat dan tidak
percaya begitu saja terhadap produk investasi yang ditawarkan oleh sekuritas.
Dengan hal itu, tidak hanya BEI dan OJK tetapi hendaknya calon investor juga
harus memiliki edukasi yang baik sebelum membeli produk investasi di securities.
Bagi Nasabah Shopie Soelaiman pun seharusnya dalam melakukan investasi di
pasar modal harus mencari dan memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang
aman dan beretika, tidak hanya fokus pada keuntungan tinggi yang menjanjikan.
Tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah melakukan tindakan yang
benar dengan mencabut izin usahanya karena hal itu akan menjadi efek jera kepada
brent securities dan sebagai pembelajaran terhadap perantara pedagang efek yang
lain. Karena aktivitas yang dilakukan oleh brent securities bahwa produk yang
ditawarkan sudah lari dari jalur pasar modal karena idealnya securities hanya
menjual saham, obligasi atau reksadana tetapi juga ada transaksi dibawah tangan
dimana brent menjual di luar pasar modal seperti instrumen properti. Selain itu juga
18
brent securities telah menyalahi aturan tentang pedoman akuntansi perusahaan efek
dengan tidak membuat transaksi-transaksi yang terjadi.
Dari kasus di atas, yang dapat kami gunakan sebagai penyelesaian adalah
memperhatikan bagaimana dana yang diperoleh perusahaan tersebut disalurkan,
Serta sebagai perusahaan yang bertanggungjawab atas aset orang lain sebaiknya
melaksanakan amanat para nasabahnya harus berdasarkan pada tingkat kejujuran
dan dilarang melakukan transaksi efek baik langsung maupun tidak langsung untuk
dan atas nama pribadi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah disajikan sebelumnya dalam makalah ini,
dapat kelompok katakan bahwa, kode etik merupakan dasar pedoman yang
harus ditaati dan dijalankan dalam pasar modal. Adanya kode etik ini adalah
untuk melindungi masyarakat dan pihak yang terkait seperti perusahaan
emiten, dalam berkiprah di pasar modal terutama untuk mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketentuan kode etik WPPE yang lebih menitikberatkan dari segi
tanggung jawab juga semakin mendukung terciptanya kondisi yang
mendukung dalam kegiatan di pasar modal. Ketentuan pidana yang ada pun
memberikan antisipasi dan memperkecil resiko kecurangan yang terjadi di
pasar modal. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya kode etik dan standar
profesi di pasar modal adalah hal yang keberadaannya memegang peran
penting demi terciptanya kondisi pasar modal yang baik. Hingga pada akhirnya
nasabah atau emiten, merasa nyaman dalam melakukan kegiatan di pasar
modal.
3.2 Saran
Adapun dalam penyusunan makalah ini, kelompok menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kelompok sangat
mengharapkan masukan atau saran dan kritikan dari Ibu Ayu Oktaviani, Selaku
Dosen Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi dan segenap pengguna makalah
ini, demi pemahaman yang lebih baik berkaitan dengan isi dari makalah ini
selanjutnya
20
DAFTAR PUSTAKA
https://keuangan.kontan.co.id/news/serangkaian-dosa-brent-securities-hingga-
izinnya-dicabut
http://dexsuar.wordpress.com/2013/10/29/etika-dalam-praktik-pasar-modal-dan-
investasi/
https://stockbrokersinfo.wordpress.com/2013/01/22/kode-etik-wppe/
21