PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestastional dan diabetes melitus tipe
seperti poliuria, polidipsi dan polifagi diserta dengan gula darah sewaktu ≥200
tahun 2010, lebih dari 347 juta penduduk dunia menderita diabetes. Diperkirakan
pada tahun 2030, DM akan menjadi 7 penyebab kematian utama di dunia dan
diabetes akan meningkat dua pertiganya antara tahun 2008 sampai 2030. (WHO,
2010).
1
Gambaran masyarakat indonesia di masa depan berdasarkan berdasarkan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adal dan merata serta
penyakit diabetes mellitus, yaitu suatu penyakit metabolik menahun yang dapat
olehnya itu perlu segera mendapat konsultasi secara dini agar dapat mengetahui
manis merupakan salah satu penyakit menahun (kronik) yang sampai saat ini
2
Lebih dari 80% kematian akibat penyakit DM terjadi di negara pada tingkat
penderita diabetes mellitus (DM) saat ini menduduki peringkat kelima terbanyak
di dunia. Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas, pada tahun 2013 penderita DM di
Tanah Air mencapai 8.554.155 orang. "Bahkan angka tersebut semakin naik pada
tahun 2014 hingga mencapai 9,1 juta orang," kata Ketua Perkumpulan
(25/4/2015).
14,1 juta orang dengan tingkat prevalensi 6,67 persen untuk populasi orang
dewasa. "Tidak hanya itu, umur penderita diabetes pun kini semakin menurun
atau semakin muda. Satu dari lima penderita diabetes masih berumur dibawah 40
tahun.
macam komplikasi, baik akut maupun kronik. Salah satu komplikasi kronik yang
serius dan paling ditakuti adalah ulkus diabetikum (Waspadji, 2006). Ulkus
3
atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi tempat yang strategis
perawatan, maka akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas dan dalam
ditakuti bagi penderita DM, baik ditinjau dari lamanya perawatan, biaya tinggi
yang diperlukan untuk pengobatan yang menghabiskan dana 3 kali lebih banyak
amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan ulkus diabetikum merupakan sebab
perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80% untuk DM (Riyanto, 2007).
Rp. 1,3 juta sampai Rp. 1,6 juta perbulan dan Rp. 43,5 juta per tahun untuk
Di provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2010 terdapat 1.124 pasien yang
menderita penyakit diabetes militus dan pada tahun 2011 Januari sampai
Tenggara mencapai 12.315 orang. Hal ini merupakan angka kejadian yang sangat
4
fantastis jika dilihat dari perkembangan tahun ketahun.
(http://www.dinkessumenep.com).
Di RSUD kota BauBau pada tahun 2014 yaitu terdapat 38 orang yang
menderita penyakit diabetes mellitus dan ternyata pada tahun 2015 jumlah
penderita diabetes militus meningkat menjadi 215 orang, jumlah ini di perkirakan
makanan cepat saji mengandung banyak glukosa yang brdampak buruk pada
sebagai mahasiswa melakukan studi kasus pada klien dengan penyakit diabetes
terlampau tinggi, hal ini yang menyebabkan angka kematian semakin tinggi.
Oleh sebab itu, penulis mengangkat judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien
5
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan masalah
disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat seperti mengomsumsi makanan
yang siap saji, minuman ringan dengan kadar glukosa tinggi dan kurang
akan menderita diabetes melitus oleh karena itu perlu penanganan ekstrim
2. Pertanyaan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
pengalaman nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
Mellitus.
2. Manfaat Klien
a. Bagi Klien
b. Bagi Pembaca
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi sumbangsi referensi bagi
7
Dapat dijadikan referensi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah bagi peneliti
e. Bagi penulis
Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis dalam
1. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah
a. Studi kepustakaan
b. Studi kasus
1) Wawancara
8
2) Observasi
3) Pemeriksaan fisik
aukultasi.
4) Studis dokumentsi
laboratorium.
G. Sistematika Penulisan
Pada bagian ini akan akan diuraikan mengenai langkah – langkah yang akan
diantaranya :
9
I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan
II : TINJAUAN PUSTAKA
IV : PEMBAHASAN
10
V : PENUTUP
lanjut
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
dengan kelenjar ludah , panjang kira- kira 15 cm berat 60- 100 gram. Letak pada
3) Ekor prankeas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya
menyentuh lympa.
langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa, beta
12
dan delta yang satu sama lain di bedakan dari struktur dan sifat
dan pulau langerhans yaitu kelompok pulau- pulau kecil yang tersebar
saluran.
Oleh karena itu hormon insulin yang dihasilkan pulau langerhans langung
13
hormon tersebut. Dua hormon penting yang di hasilkan oleh pangkreas adalah
1) Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh sel- sel beta di kelenjar
Cara kerja insulin yang terdapat dalam sel berubah dan zat makanan tadi
bisah masuk ke dalam sel. Dengan kata lain, insulin dapat dianggap dalam
suatu anak kunci yang bertugas membuka pintu sel agar glukosa dapat
masuk ke dalam sel. Perlu di ketahui juga bahwa walaupun tidak semua sel
selnya( seperti sel darah merah ,sel hati dan sel ke otak ), tetapi sebagian
besar sel tubuh sangat tergantung dengan insulin untuk memasukan glikosa
ke dalam selnya.
2) Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel – sel alfa pulau
14
Fungsi yang terpenting adalah: meningkatkan konsentr asi glukosa dalam darah.
Glukagon merupakan protein kecil mempunyai berat molekul 3842 dan terdiri
dalam jumlah yang sangat banyak yang cepat memobilisasi glukosa dari
air ) dan melitus berasal dari bahasa latin yang artinya rasa yang manis. Yang
15
kekurangan insulin baik absolut maupun ralatif .( suryono: 2002, dikutip oleh
hernawatiaj:2008)
disebabkan oleh defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adikuat.(
yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), klien
dan mempertahnkan hidup. Biasanya pada anak – anak atau usia muda
MOD) terbagi dua yaitu non obesitas dan obesitas. Obesitas disebabkan
16
karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pangkreas, tetapi biasanya
insulin, kelainan genetik, dan lain – lain. Adapun obat – obatan yang
(HCS). Hormon ini meningkat mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
17
4. Etiologi Diabetes Melitus
1. DM tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin di tandai dengan penhancuran sel – sel beta
- Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
diabetes tipe I .
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
a) <140 mg / dl normal
kadar estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama
18
diabetes tipe 2 yang akhirnya menyebabkan penurunan responsitas sel.
Insulin di sekresikan oleh sel beta yang merupakan salah satu dari 4
sel yang ada dalam pulau langerhans pangkreas. Inslin merupakan hormon
dalam sel otot, hati dan lemak, dalam sel – sel tersebut insulin menimbulkan
asam amino yang berasal dari protein ke dalam sel. Insulin juga menghambat
secara terus menerus bersama dengan hormon pangkreas lain yang di sebut
19
Terjadinya proses autoimun menyebabkan ketidakmampuan untuk
oleh proses autoimun sehingga produksi glukosa tidak dapat terukur oleh hati,
jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi ginjal tidak dapat
pada urene ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang
pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih ( poliuria ) dan rasa haus
( polidipsi).
price,2002 )
20
5. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
haus ( polidipsi )
1) Gejala klasik DM+ glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/ L )
3) Gejala klasik DM+ Glukosa plasma > 126mg / dL ( 7,0 mmol/ L ) puasa
4) Glukosa plasma dua jam pada TTGO > 200 mg /dl ( 11,1 mmol/ L) TTGO
21
1) 3 (tiga) hari sebelum pemeiksaan tetap makan seperti biasa ( dengan
4) Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram /kg BB (anak –
anak ) dilarutkan dalam air 250 ml dan dilarutkan dalam air ml dan minum
6. Pemeriksaan Penunjang
Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
22
Darah kapiler >200 80 – 100
pemeriksaan.
mg/dl)
3) Tes laboratorum DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnosis, tes
4) Tes saring
- GDP, GDS
23
Tes carik celup ( metode glucose oxidase/ hexokinase.
5) Tes diagnostik
- Mikroalbuminuria : urin
timbulnya komplikasi yang pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di
24
1) Komplikasi akut DM
mengalami serangan ulang. Oleh karnah itu kadar klukosa darah serta
b. Ketidakseimbangan elektrolit
Kelebihan cairan dapat terjadi akibat pemberian cairan dalam jumlah besar
c. Hiperglikemia, hiperosmolar
cairan dan akan berpindah dari ruangan intrasel keadaan ruangan ekstrasel.
makan tidak mengikuti diet yang telah di programkan. Disamping itu, baik
pasien yang dirawat inap maupun pasien yang rawat jalan, yang berpuasa
25
2) Komplikasi kronik DM
a. Komplikasi makrovaskuler
lapisan dalam.
b. Komplikasi mikrovaskular
ginjal. Pada mata dapat terjadi retinopati diabetik, pandangan kabur dan
hilangnya sentakan dan pergelangan kaki dan tidak adanya sensasi getar
8. Penatalaksanaan Medis
untuk mengatur glukosa darah untuk mencegah timbulnya komplikasi acut dan
kronik . jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar
26
interaksi dari 3 faktor aktivitas fisik, diet, dan intervensi farmakologi dengan
Pada penderita dengan diabetes melitus harus rentang gula dan makanan
yang manis untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus di perhatiakan pada
penderita diabetes adalah tiga j ( jumlah jadwal dan jenis makanan) yaitu :
27
B. KONSEP KEPERAWATAN
melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien dan keluarga,
sistem endokrin.
1. Pengkajian
riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
a) Aktivitas / istrahat.
28
Tanda : takikardi dan takipnea pada keadaan istrahat atau dengan
b) Sirkulasi
menurun/ tak ada, distritmea, krekles, GJK, kulit panas, kering dan
c) Integritas ego.
Gejala : stress
d) Eliminasi
Tanda : urin encer, pucat, kuning, berkabut, bau busuk, abdomen, keras,
e) Makanan/cairan
29
f) Neurosensori
menurun.
g) Nyeri / kenyamanan
h) Pernapasan
purulen.
i) Keamanan
pernapasan.
j) Seksualitas
30
2. Diagnosa Keperawatan
informasi.
lain.
31
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
b) Dehidrasi hilang/berkurang
Intervensi :
takikardia.
mukosa
32
Rasional : memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan
Diagnosa 2
Intervensi
kebutuhan terapeutik.
33
Rasional :membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang
etnik/kultural.
pulang.
sel.
Diagnosa 3
Intervensi
34
Rasional : sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya.
copolymer skin sealant dan masase dengan lembut kulit yang kasar.
penyembuhan.
Diagnosa 4
dengan kriteria :
padanya.
Intervensi
35
2. Rasional : menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum
kembali.
perawatan diri.
Diagnosa 5
memperberat penyakit.
Intervensi
36
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam,
infeksi nasokomial.
sepsis.
Diagnosa 6
Intervensi
37
2. Panggil klien dengan nama, orientasikan kembali sesuai
istirahat klien.
38
7. Rasional : Ketidakseimbangan nilai laboratorium ini dapat
Diagnosa 7
status hipermetabolik/infeksi.
hasil:
Intervensi :
menimbulkan kelelahan.
lemah.
diganggu.
39
3. Pantau nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah
sebelum/sesudah beraktivitas.
secara fisiologis.
dan sebagainya.
Diagnosa 8
Intervensi :
40
Rasional : Pengetahuan gaya individu membantu untuk menentukan
kemampuan koping.
perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan
41
Diagnosa 9
anggota tubuh.
Intervensi :
pasien.
42
Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan
kehilangan.
yang normal.
43
Lampiran 1
Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara(i)
di-
Tempat
dengan ini saya akan melakukan penelitian tentang “ Asuhan Keperawatan pada
Untuk menjawab pertanyaan yang saya sebutkan dengan kejujuran dan apa adanya
tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan jawaban saudara dan
identitas saudara.
Penulis
44
Lampiran 2
RSUD Kota Baubau , secara langsung dan komperhensif meliputi aspek bio,
psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
Responden,
TTD
( )
45