OLEH :
11031110015
A. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner
& Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
B. EPIDEMIOLOGI
C. ETIOLOGI
D. KLASIFIKASI
2. Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara 60-
89 mL/menit/1,73 m2.
3. Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2..
4. Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2.
5. Stadium5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance Creatinin Test )
dapat digunakan dengan rumus :
E. PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai
reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban
bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron
yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana
timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas
kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini
fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau
lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)
a.Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan
berkurang, mudah tersinggung, depresi
b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau
sesak nafas baik waktui ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan,
pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.
Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi, (akibat
retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin – aldosteron),
gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan
perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia,
mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak
mampu berkonsentrasi).
a. Gangguan kardiovaskuler.
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan
gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gannguan Pulmoner.
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal.
d. Gangguan musculoskeletal.
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ), burning feet
syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki ), tremor, miopati
( kelemahan dan hipertropi otot – otot ekstremitas.
e. Gangguan Integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat penimbunan
urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan
aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan lab.darah.
a. Hematologic (Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit).
b. RFT ( renal fungsi test ).
c. ureum dan kreatinin : LFT (liver fungsi test ), Elektrolit.
d. Klorida, kalium, kalsium (koagulasi studi).
2. Urine
a. Urine rutin.
b. Urin khusus : benda keton, analisa kristal batu.
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
a. ECG.
b. ECO.
4. Radidiagnostik
a. USG abdominal.
b. CT scan abdominal.
c. Renogram .
d. RPG ( retio pielografi ).
H. PENATALAKSANAAN
a) Konservatif
b) Dialysis
1. Peritoneal dialysis.
2. Hemodialisis.
I. KOMPLIKASI
A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia /
gelisah atau somnolen).
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina).
Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki,
telapak,tangan, disritmia jantung. Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik
menunjukan hipovolemia, pucat, kecenderungan perdarahan.
3) Integritas ego
Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak
berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda :Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan
kepribadian.
4) Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare,
atau konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan,
oliguria, dapat menjadi anuria.
5) Makanan/ cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penuruna berat badan
(malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak
sedap di mulut (pernapasan amonia), penggunaan diuretic.
Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit /
kelembaban, edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan
gusi / lidah, penurunan oto, penurunan lemak subkutan, penampilan
tak bertenaga.
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “ kaki
gelisah”,
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh
dan tipis.
7) Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat
malam hari).
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.
8) Pernapasan
Gejala : Napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda – encer
(edema paru).
9) Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual
terjdai peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih
rendah dari normal., petechie.
10) Seksualitas
Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas.
11) Interaksi social
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja,
mempertahankn fungsi peran biasanya dalam keluarga.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
6. Jelaskan
6. Meningkatkan
rasional
pemahaman
pembatasan diet
pasien tentang
dan
hubungan antara
hubungannya
diet, urea,kadar
dengan penyakit
kreatinin dengan
ginjal dan
penyakit renal.
peningkatan
urea dan kadar
kreatinin.
7. Kolaborasi
pemberian obat. 7. Membantu
penyembuhan
pasien.
2. Kelebihan Setelah diberikan 1. Observasi status 1. Memantau
volume cairan asuhan keperawatan cairan perubahan dan
berhubungan selama 1x24 jam mengevaluasi
dengan diharapkan intervensi.
2. Pembatasan
penurunan keseimbangan 2. Batasi masukan
cairan akan
haluaran urin, volume cairan cairan
menentuka berat
diet berlebih dan tercapai setelah
tubuh ideal,
retensi cairan dilakukan HD 4-5
haluaran
serta natrium. jam dengan Kriteria
urin,dan respon
Hasil:
terhadap terapi
a. BB post HD
3. Kenyamanan
sesuai dry 3. Beritahu pasien
pasien
weight dalam
meningkatkan
b. Edema hilang
menghadapi
c. Retensi 16-28 kepatuhan
ketidaknyamana
x/m terhadap
n akibat
Kadar natrium darah pembatasan diet.
pembatasan
132-145 mEq/l
cairan.
4. Hygiene oral
4. Tingkatkan dan mengurangi
dorong hygiene kekeringan
oral dengan membrane
sering mukosa mulut.
5. Pemahaman
meningkatkan
5. Jelaskan pada
kerjasama pasien
pasien dan
dan keluarga
keluarga
rasional dalam
pembatasan pembatasan
cairan
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya :
Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;
ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta
dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang
muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).
5. EVALUASI
1. Masukan nutrisi yang adekuat teratasi.
2. Berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan teratasi.
3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi teratasi.
4. Pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan meningkat.
5. Integritas kulit dapat terjaga.
6. Tidak terjadi infeksi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.:
Balai Penerbit FKUI