Anda di halaman 1dari 5
BAB IV KESEHATAN Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah, dan merata. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik sehingga akan tercipta produktivitas yang lebih tinggi. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat baik program yang bersifat promot, preventif, maupun kuretif antara lain melalui pendidikan kesehatan, imunisasi, pemberantasan penyakit menuler, penyediaan air bersih dan sanitasi, dan pelayanan kesehatan Pemerintah telah memprioritaskan penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang terjangkau oleh masyarakat umum, di seluruh pelosok tanah air. Peningkatan pelayanan Kesehatan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesebatan masyarakat lebih tinggi sehingga memungkinkan masyarakat hidup lebih oraduktif, baik secara ekonomi maupun sosial, sehingga terwujud masyarakat sehat secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat antara lain Angka Harapan Hidup (expectation of life), Angka Keratian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kesakitan (Morbidity Rate), dan Status Gizi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan secara terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan. Derajat kesehatan masyarakat dapat digambarkan dengan beberapa indikator, seperti jumlah sarana dan prasarana kesehatan, keluhan kesehatan, angka kesakitan, angka penolong kelahiran terakhir, rata-rata lama diberi ASI. 4.1, Sarana dan Prasarana Kesehatan Salah satu aspek penting kesejahteraan adalah pembangunan bidang kesehatan, karena kesehatan merupakan persoalan penduduk selama hidup. Oleh karenanya pembangunan sarana dan prasarana kesehatan sangatlah penting, bahkan pemerintah telah mengarahkan ‘Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 ke sektor kesehatan dan sektor ———— ‘Indikator Kesejabteraan Rakyat Kabupaten Tanab Datar 2016 2 pendidikan. Program kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas kehidupan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat. Target pembangunan kesehatan lebih diutamakan untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok masyarakat tertinggal, serta dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas penyediaan sarana keschatan, tenaga kesehatan dan penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut, ada empat Rumah Sakit Umum di Kabupaten Tanah Datar. Sarana-sarana kesehatan lain tersebar di seluruh kecamatan seperti puskesmas dan puskesmas keliling yang masing-masing yang berjumlah 23 dan 25 unit, puskesmas pembantu berjumlah 67 unit dan klinik/praktek dokter berjumlah 147 unit. Sedangkan sarana lainnya yaitu apotik 16 unit, toko obat 30 unit, dan gudang farmasi terdapat 1 unit. Tabel 4.1 Jumlah Sarane dan Prasarana Kesehatan Tahun 2016 Jumlah Sarana dan Prasarana Keahatan Jumlah a @ Rumah Sakit Umum 4 Puskemas 23 Puskemas Keliling 25 Puseksmas Pembantu 67 Klinik/Praktek Dokter 147 Apotik: 16 Toko Obat 30 Gudeng Pacenasi 1 ‘Sumber data : Kabupaten Tanah Datar Dalam Angka 2017 Gambar 4.1 mengambarkan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2016, seperti dokter umum ada 39 orang, dokter gigi 20 orang, perawat 116 orang, bidan 192 orang dan ahli keschatan masyarakat lainnya sebanyak 23 orang. Di samping itu Program Bidan di Desa (BDD) ditempuh sebagai upaya pemerintah untuk mengurangi jumnlah persalinan yang dilakukan oleh tenaga non medis. Selain itu pemerintah juga melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan medis terhadap dukun-dukun beranak agar —_—_—_——— 28 ‘Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tanah Datar 2016 dapat melaksanakan persalinan dengan baik dan schat. Gambar 4.1 Persentase Tenaga Kesehatan Tahun 2016 1 Dokter Umum 1 Dokter Gigi ™ Bidan ™ Perawat Ahli Kesh. Masy. 4,2. Tingkat Keluhan Kesehatan Status Kesehatan Masyarakat digambarkan oleh angka kesakitan (morbidity rate) yang merupakan salah satu indikator derejat kesehatan penduduk. Angka kesakitan berupa keluhan Kesehatan yang dipaparkan dalam buku ini umumnya sudah dikenal masyarakat awam di antaranya keluhan panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare, sakit kepala berulang, sakit gigi, kecelakaan den lainnya, Semakin banyak penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, menunjukkan bahwa derajat kesehatan di suatu daerah masih rendah, demikian juga sebaliknya, apabila angka kesakitan penduduc rendah menunjukkan derajat kesehatan di daerah tersebut sudah semakin baik. Keluhan kesehatan ini mungkin beragam dah bisa terjadi perbedaan persepsi antara masyarakat kaya can miskin, berpendidikan tinggi dan rendah. Status kesehatsn memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat melalui indikator angka kesakitan yaitu persentase penduduk yang mengalami gangguan kesehatan sehingga menganggu aktivitas sehari-hari. Pada tabel 4.2 terlihat penduduk Kabupaten Tanah Datar yang mengalami keluhan kesehatan dan merasa terganggu aktivitas sehari-harinya pada tahun 2015 sebesar 17,47 persen dan persentasenya meningkat menjadi menjadi 48,67 persen di tahun 2016. Namun, rata-rata_lamanya sakit mengalami penurunan yaitu dari 6,59 hari pada tahun 2015 menjadi 5,59 hari pada tahun 2016. SS ‘Indikator Kesejabteraan Rakyat Kabupaten Tanab Datar 2016 29 Tabel 4.2 Persentase Angka Kesakitan (Mengalami Keluhan dan Terganggu) dan Rata-Rata Lama Sakit Tahun 2015-2016 Status Kesehatan Rata-rata Lama Tahun TdkSakit —Sakit (terganggu) Sait 7) (%) (Hari) o ee e @ 2015, 82.53 17.47 6.59 2016 $1.33 48.67 5.59 Sumber: Susenas 2015-2016 4,3. Pemberian ASI Air Susu tou (ASI) merupakan nutrisi yang paling menyehatkan bagi bayi dan mampu memenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan bagi perkembangan bayi. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa pemberian ASI kepada bayl akan menyebabkan pertumbuhan yang baik pada anak, cerdas, tahan terhadap serangan berbagai penyak t, tanggap terhadap lingkungan dan sebagainye. Adanya peningkatan kesadaran ibu akan pentingnya ASI, nampaknya berhubungan dengan banyaknya penerangan/penyuluhan penerangan/penyuluhan mengenai manfaat ASI bagi bayi, baik dari media masa maupun petugas Kesehatan. Secara medis, lamanya menyusui berhubungan dengan kelahiran bayi berikutnya, ini berarti semakin lama seorang ibu menyusui bayinya, semakin keci! kemungkinan bagi si ibu untuk segera hamil kembali. Tabel 4.3 menunjukkan proporsi baduta yang perah dilahirkan diberi AS! pada tahun 2015 sebesar 98,07 persen. Kemudian pada tahun 2016 persentasenya menjadi 97,80 persen. Angka ini diharapkan terus meningkat pada tahun-taiiun selanjutnya, mengingat pentingnya ASI bagi pertumbuhan balita. Tabel 4.3 Persentase Baduta yang Pernah Diberi ASI Tahun 2015-2016 iberi ASI Tahun Juiz Ya Tidak ay a a 2015 1.93 100 2016 100 Sumber ‘Susenas 2015-2016 —_—_—_—— 30 ‘ndikotor Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tanah Dator 2016 4.4, Penolong Kelahiran Selain dipengaruhi oleh kesehatan ibu selama hamil dan masa menyusui, kesehatan balita dapat dipengaruhi oleh penanganan yang dilakukan ketika ibu melahirkan bayi tersebut. Persalinan yang ditolong oleh tenaga dokter dan bidan dianggap lebih baik/aman daripada yang ditolong oleh dukun, famili atau lainnya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua masyarakat mampu membiayai persalinan dengan bantuan tenaga medis. Tinggi rendahnya pemanfaatan fasilitas penolong persalinan berkaitan erat dengan usaha penurunan angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan. Gamber 4.2 Persentase Perempuan Berumur 15 - 49 Tahun yang Kesadaran_ masyarakat Pernah Kawin Menurut Penolong Proses Kelahiran Terakhir Tahun 2016 akan resiko_persalinan pada ibu hamil dan bayi semakin meningkat, ini B Pokrer Karcling3” tertihat dari semakin aE Ii meningkatnya persentase penolong kelahiran pi pertama yang dibantu = Dakun oleh tenagamedis. Beranak/Parei Gamba 4.2_berikut menunjukkan sekitar 60 persen perempuan berumur 15-49 tahun yang periah kawin yang proses kelahiran terakhirnya ditolong oleh bidan, dan oleh dokter kandungan sebesar 35 persen. Tetapi masih ada masyarakat yang melakukan persalinan dengan dibantu oleh dukun beranak sebesar 3 persen. SS ‘Indikator Kesejabteraan Rakyat Kabupaten Tanab Datar 2016 31

Anda mungkin juga menyukai