Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
rahmat-Nya kami diberi kesehatan walafiat sehingga kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah Al Quran Tingkat Nasional Festival Qurani 2018 .
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perspektif Jahe Sebagai Minuman
Surga Berbasis Thibbun Nabawi dalam Perkembangan Dunia Kesehatan” ini
merupakan aplikasi dari kami untuk memberikan pengetahuan tentang kandungan
jahe serta manfaat yang terkandung didalamnya sehingga dapat bermanfaat dalam
dunia kesehatan.
Selesainya KTI ini tidak lepas dari kerja sama dari dosen pembimbing
kami yang turut serta membantu memberikan referensi ataupun gambaran
mengenai hal-hal apa saja yang harus dijelaskan dalam prespektif jahe sebagai
minuman surga.
Kami berharap KTI ini dapat bermanfaat ataupun menjadi referensi kita
dalam mengetahui tentang prespektif jahe sebagai minuman surga berbasis
thibbun nabawi dalam perkembangan dunia kesehatan yang digunakan dalam
rangka mencegah timbulnya beberapa penyakit dalam kehidupan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan KTI ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
a. Bagaimana prespektif jahe sebagai minuman surga berbasis Thibbun
Nabawi ?
b. Mengapa jahe sebagai minuman surga dalam surah Al-Insan 76:17?
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Jahe
2.1.1 Pengertian Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(zingiberaceae), satu family dangan temu-temuan lainnya seperti temulawak
(Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit, (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga), dan lain-
lain. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina (Paimin
dan Murhanato, 2007).
Jahe (Zingiber officinale) menurut (Ravindran et al., 2005) salah satu
rempah-rempah penting yang digunakan sebaga bumbu masak, pemberi aroma
dan rasa pada makanan serta minuman, industri obat, minyak wangi dan jamu
tradisional. Sifat khas jahe beraroma harum dan berasa pedas. Aroma harum jahe
disebabkan oleh minyak jahe, sedangkan oleoresin menyebabkan rasa pedas.
5
Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman tahunan berbatang semu.
Tanaman tumbuh tegak setinggi 30-75 cm. Batang semu jahe merah berbentuk
bulat kecil, berwarna hijau kemerahan dan agak keras karena diselubungi oleh
pelepah daun (Tim Lentera, 2002).
Panjang daunnya 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkainya berbulu atau
gundul. Ketika daun mongering danmati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap
hidup dalam tanah. Rimpang tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman
baru setelah terkena hujan. Rimpang jahe berbuku-buku, gemuk, agak pipih,
membentuk akar serabut. Rimpang tersebut tertanam dalam tanah dan semakin
membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan membentuk rimpang-
rimpang baru. Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri yang aromatis
dan oleoresin khas jahe (Harmono dan Andoko, 2005).
Rimpang yang akan digunakan untuk bibit harus sudah tua minimal
berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan
kasar, kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit mengkilat
menampakkan tanda bernas. Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih,
sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25 -
60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.
Kebutuhan bibit per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton, sedangkan 11
jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan bibit 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha
untuk jahe putih besar yang dipanen muda (Harmono dan Andoko, 2005).
6
dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar daripada
jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini
cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak
atsirinya.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe
putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga
memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok
untuk ramuan obat-obatan.
7
a. Antioksidan yang terkandung dalam jahe
Kandungan senyawa jahe yang berpengaruh dalam aktivitas antioksidan yang
sangat kuat. Kandungan senyawa jahe yang berpengaruh dalam antioksidan juga
telah ditemukan dan beberapa diantaranya telah diidentifikasi, diantaranya sebagai
berikut:
Data in vitro:
Sebagian besar dari penelitian yang telah dilakukan, telah diidentifikasi beberapa
senyawa yang berperan besar dalam aktivitas antioksidan jahe, yakni: 6-
gingerdiol, 6-gingerol, 6-shogaol, asam kafeat, camphene, capsaicin, asam
klorogenat, kurkumin, delphinidin, eugenol, asam ferulat, gamma-terpinen,
gingerol, isoeugenol,kaempferol,melatonin, myycene, myricetin, p-coumaric-acid,
asam fihidroksi-benzoat, quersetin,asam vanillat, vanillin, dan zingerone.
b. Senyawa fenol yang terkandung dalam jahe
Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yakni yang
berpengaruh dalam sifat pedas jahe. Senyawa fenol yang memiliki antioksida
telah ditemukan dengan percobaan Thin Layer Chromatography (TLC) dan High
Performance Liquid (HPLC). Kedua percobaan ini mampu mengidentifikasikan
dan kuantitas dari tiap senyawa fenol yang terkandung salam suatu bahan alam.
8
4. Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotoninyaitu
senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul
rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
5. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan
membantu mengeluarkan angin.
6. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek
merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
ً ِج ب
يل ُ َو ي ُ سْ ق َ ْو َن ف ِ ي هَ ا ك َ أ ْس ً ا ك َا َن ِم َز ا
َ ْ ج هَ ا َز ن
Artinya:
“Didalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya
adalah jahe“ (QS.Al-Insan [76]:17).
Menurut Abu Said ‘ Al-khudri menceritakan bahwa raja Romawi pernah
menghadiakan kepada Rasulullah SAW satu karung jahe. Beliau memberikan satu
potong kepada setiap orang untuk dimakan dan beliau juga mendapatkan satu
potong untuk dimakan (HR. Abu Nua’im dalam kitab Ath Thibb An Nabawi).
Jahe bersifat panas pada tingkatan kedua dan lembab pada tingkatan
pertama. Jahe bisa menghangatkan tubuh, membantu pencernaan, melunakkan
makanan dalam perut dengan stabil, berguna mengatasi penyumbatan lever yang
terjadi karena hawa dingin dan lembab. Selain itu, mengobati mata lamur akibat
kelembaban bila dimakan dan bisa dijadikan celak (Cidadapi,2016).
Sudah menjadi amalan kebiasaan orang Arab sejak zaman dahulu hingga
sekarang. Mereka memasukkan zanjabil dalam minuman harian, teh, kopi susu
dan madu kerana khasiatnya yang sangat banyak menurut perubahan Islam. Jadi,
zanjabil (jahe) dalam thibbun nabawi mencakup pengobatan atau ramuan yang
sudah ada sejak zaman dahulu yang kaya kandungan bermanfaat bagi tubuh kita
dan Alquran surah Al-Insan 17:76 telah disebutkan bahwa jahe menjadi rempah-
rempah pilihan yang sudah tertera di Alquran.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
a. Prespektif jahe dalam thibbun nabawi berdasarkan hasil pembuktian
empiris dan hasil penelitian aktivitas tanaman jahe tersebut membuktikan bahwa
tuntunan Rasulullah dalam thibbun nabawi (pengobatan sesuai tuntunan Nabi
Muhammad) adalah benar adanya dan dapat dikembangkan lebih lanjut dalam
dunia kesehatan, khususnya pegobatan.
b. Alquran surah Al-insan 17:76 menyebutkan bahwa jahe sebagai minuman
surga. Telah terbukti bahwa jahe adalah tanaman yang mempunyai banyak
manfaat yang terkandung dan minuman surga ini diberikan kepada orang-orang
yang beriman agar lebih bertakwa kepada Allah SWT untuk lebih menysukuri
atas nikmat yang diberikannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fattah Aiman bin Abdul.2005. Keajaiban Thibbun Nabawi , Bukti Ilmiah , Dan
Rahasia Kesembuhan Dalam Pengobatan Nabawi. Surakarta: Al-Qowam.
Hadist Riwayat Abu Nua’im dalam kitab Ath Thibb An Nabawi.
Harmono, dan Handoko Agus.2005. Budidaya Dan Peluang Bisnis Jahe.
Agromedia.
Paimin F.B, Murhananto.2007. Jahe. Jakarta: Penebar Swadya.
Ravindran, P.N., and Babu, K. N., (2005), ―Ginger The Genus Zingiber, CRC
Press, New York, hal. 87-90.
Tim Lentera.2002. Khasiat Dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib.
Agromedia Pustaka.
Widyanti ,R. 2009. Analisis Kandungan Jahe. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
13