Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
rahmat-Nya kami diberi kesehatan walafiat sehingga kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah Al Quran Tingkat Nasional Festival Qurani 2018 .
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perspektif Jahe Sebagai Minuman
Surga Berbasis Thibbun Nabawi dalam Perkembangan Dunia Kesehatan” ini
merupakan aplikasi dari kami untuk memberikan pengetahuan tentang kandungan
jahe serta manfaat yang terkandung didalamnya sehingga dapat bermanfaat dalam
dunia kesehatan.

Selesainya KTI ini tidak lepas dari kerja sama dari dosen pembimbing
kami yang turut serta membantu memberikan referensi ataupun gambaran
mengenai hal-hal apa saja yang harus dijelaskan dalam prespektif jahe sebagai
minuman surga.

Kami berharap KTI ini dapat bermanfaat ataupun menjadi referensi kita
dalam mengetahui tentang prespektif jahe sebagai minuman surga berbasis
thibbun nabawi dalam perkembangan dunia kesehatan yang digunakan dalam
rangka mencegah timbulnya beberapa penyakit dalam kehidupan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan KTI ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang.................................................................................................3

1.2 RumusanMasalah ...........................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................4

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Jahe .................................................................................................................5

2.1.1 Pengertian Jahe ........................................................................................5

2.1.2 Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman Jahe.........................................5

2.1.3 Jenis Varietas Jahe ...................................................................................6

2.2 Zat Berkhasiat dalam Jahe ..............................................................................7

2.3 ManfaatJahe ....................................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas
dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Negara agraris seperti
Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian
maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan
pangan juga semakin meningkat. Sebagian besar penduduknya hidup dari hasil
bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang
memegang peranan penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia.
Salah satu pertanian terbesar di Indonesia adalah rimpang-rimpangan khususnya
jahe.
Jahe merupakan salah satu tanaman rimpang yang tumbuh subur di
Indonesia, dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional,
bahan makanan, dan minuman serta untuk keperluan industri. Jahe (Zingiber
officinale) yang berasal dari bahasa Yunani Zingiberi dan bahasa Sanserkerta
Singabeni merupakan tanaman rimpang berkhasiat obat. Masyarakat Indonesia
mempercayai jahe sebagai tanaman yang berkhasiat untuk pengobatan tradisional
segala macam penyakit.
Kami menyusun Karya Tulis Ilmiah Islam tentang “PERSPEKTIF JAHE
SEBAGAI MINUMAN SURGA BERBASIS THIBBUN NABAWI DALAM
PERKEMBANGAN DUNIA KESEHATAN” yang bertujuan untuk mengupas
jahe minuman surga yang telah disebutkan dalam Alquran salah satunya surah Al-
Insan 76:17, jahe sebagai Tibbun Nabawi,dan membangun peradaban islam dunia
kesehatan di era modern dengan memanfaatkan tanaman tradisional.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah Karya Tulis Ilmiah Islam ini adalah :

3
a. Bagaimana prespektif jahe sebagai minuman surga berbasis Thibbun
Nabawi ?
b. Mengapa jahe sebagai minuman surga dalam surah Al-Insan 76:17?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:
a. Untuk mengetahui prespektif jahe dalam dunia kesehatan berbasis thibbun
nabawi.
b. Untuk mengulas alasan jahe sebagai minuman surga dalam surah Al-Insan
76:17.

4
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Jahe
2.1.1 Pengertian Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(zingiberaceae), satu family dangan temu-temuan lainnya seperti temulawak
(Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit, (Curcuma
domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga), dan lain-
lain. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina (Paimin
dan Murhanato, 2007).
Jahe (Zingiber officinale) menurut (Ravindran et al., 2005) salah satu
rempah-rempah penting yang digunakan sebaga bumbu masak, pemberi aroma
dan rasa pada makanan serta minuman, industri obat, minyak wangi dan jamu
tradisional. Sifat khas jahe beraroma harum dan berasa pedas. Aroma harum jahe
disebabkan oleh minyak jahe, sedangkan oleoresin menyebabkan rasa pedas.

2.1.2 Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman Jahe


Klasifikasi tanaman rimpang jahe :
 Divisi : Spermatophyta
 Kelas : Monocotyledonae
 Ordo : Musales
 Family : Zingiberaceae
 Genus : Zingiber
 Spesies : officinale
Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini
tumbuh tunas-tunas baru yang kelak aka nmenjadi tanaman. Akar tunggal
(rimpang) tertanam kuat didalam tanah dan makin membesar dengan pertambahan
usia serta membentuk rhizoma-rhizoma baru (Ratna Widiyanti, 2009).

5
Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman tahunan berbatang semu.
Tanaman tumbuh tegak setinggi 30-75 cm. Batang semu jahe merah berbentuk
bulat kecil, berwarna hijau kemerahan dan agak keras karena diselubungi oleh
pelepah daun (Tim Lentera, 2002).
Panjang daunnya 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkainya berbulu atau
gundul. Ketika daun mongering danmati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap
hidup dalam tanah. Rimpang tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman
baru setelah terkena hujan. Rimpang jahe berbuku-buku, gemuk, agak pipih,
membentuk akar serabut. Rimpang tersebut tertanam dalam tanah dan semakin
membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan membentuk rimpang-
rimpang baru. Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri yang aromatis
dan oleoresin khas jahe (Harmono dan Andoko, 2005).
Rimpang yang akan digunakan untuk bibit harus sudah tua minimal
berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan
kasar, kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit mengkilat
menampakkan tanda bernas. Rimpang yang terpilih untuk dijadikan benih,
sebaiknya mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik dengan bobot sekitar 25 -
60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.
Kebutuhan bibit per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton, sedangkan 11
jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan bibit 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha
untuk jahe putih besar yang dipanen muda (Harmono dan Andoko, 2005).

2.1.3 Jenis Vaerietas Jahe


Menurut Harmono dan Andoko (2005), jahe dibedakan menjadi 3 jenis
berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas
jahe, yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak,
rimpang. Lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari
kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda
maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2. Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit,
ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu

6
dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar daripada
jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini
cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak
atsirinya.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe
putih kecil sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga
memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok
untuk ramuan obat-obatan.

2.2 Zat berkhasiat dalam Jahe


Zat kimia yang terkandung dalam jahe dibedakan menjadi dua (Ratna
Widiyanti, 2009) :
1. Komponen volatil terdiri dari sebagian besar derivat seskuiterpen (>50%)
dan monoterpen. Komponen inilah yang terkandung dalam aroma jahe dengan
konsentrasi yang cenderung konstan yakni 1-3%. Derivat seskuiterpen yang
terkandung diantaranya zingiberene (20-30%), ar-curcumene (6-19%), β-
sesquiphelandrene (7-12%) dan β-bisabolene (5-12%). Sedangkan derivat
monoterpen yang terkandung diantaranya α-pinene, bornyl asetat, borneol,
camphene, ρ-cymene,cineol,citral,cumene, β-elemene, farnesene, β-phelandrene,
geraniol,limonene,linalol,myrcene, β-pinene, dan sabinene.
2. Komponen nonvolatil terdiri dari oleoresin (4,0-7,5%). Ketika rimpang
jahe diekstraksi dengan pelarut, maka akan didapatkan elemen pedas, elemen non
pedas, serta minyak esensial lainnya. elemen-elemen tersebut bertanggungjawab
dalam memberi rasa pedas pada jahe. Telah diidentifikasikan salah satu dari
elemen ini disebut dengan gingerol, dengan rumus kimia 1-[4-hidroksi-3-
methoksifenil]-5-hidroksi-alkan-3-ol. Senyawa ini memiliki rantai samping yang
bervariasi dan senyawa gingerol yang telah diidentifikasi diberi nama sesuai
dengan rantai sampingnya yakni (3)-, (4)-, (5)-, (6)-, (8)-, (10) dan (12)-Gingerol.
Senyawa lain yang lebih pedas namun memiliki konsentrasi yang lebih kecil ialah
shogaol (fenilalkanone). Gingerol dan shogaol telah diidentifikasikan sebagai
komponen antioksidan fenolik jahe. Elemen lainnya yang juga ditemukan ialah
gingediol, gingediasetat, gingerdion, dan gingerenon.

7
a. Antioksidan yang terkandung dalam jahe
Kandungan senyawa jahe yang berpengaruh dalam aktivitas antioksidan yang
sangat kuat. Kandungan senyawa jahe yang berpengaruh dalam antioksidan juga
telah ditemukan dan beberapa diantaranya telah diidentifikasi, diantaranya sebagai
berikut:
Data in vitro:
Sebagian besar dari penelitian yang telah dilakukan, telah diidentifikasi beberapa
senyawa yang berperan besar dalam aktivitas antioksidan jahe, yakni: 6-
gingerdiol, 6-gingerol, 6-shogaol, asam kafeat, camphene, capsaicin, asam
klorogenat, kurkumin, delphinidin, eugenol, asam ferulat, gamma-terpinen,
gingerol, isoeugenol,kaempferol,melatonin, myycene, myricetin, p-coumaric-acid,
asam fihidroksi-benzoat, quersetin,asam vanillat, vanillin, dan zingerone.
b. Senyawa fenol yang terkandung dalam jahe
Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yakni yang
berpengaruh dalam sifat pedas jahe. Senyawa fenol yang memiliki antioksida
telah ditemukan dengan percobaan Thin Layer Chromatography (TLC) dan High
Performance Liquid (HPLC). Kedua percobaan ini mampu mengidentifikasikan
dan kuantitas dari tiap senyawa fenol yang terkandung salam suatu bahan alam.

2.3 Manfaat Jahe Dalam Kesehatan


Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara
lain(Ratna Widiyanti, 2009) :
1. Menurunkan tekanan darah. Hal ini karenajahe merangsang pelepasan
hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir
lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
2. Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan
yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
3. Gingerolpada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan
darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah,penyebab utama stroke,
dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar
kolesterol.

8
4. Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotoninyaitu
senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul
rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
5. Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan
membantu mengeluarkan angin.
6. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek
merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

2.4 Thibbun Nabawi


Thibbun nabawi merupakan segala sesuatu yang disebutkan oleh Alquran
dan As-Sunnah yang shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik pencegahan
(penyakit) atau pengobatan. Thibbun nabawi merujuk pada tindakan dan
perkataan (hadist) Nabi Islam Muhammad SAW mengenai penyakit, pengobatan,
dan kebersihan. Istilah thibbun nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim
sekitar abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada
dalam bingkai keimanan kepada Allah SWT , sehingga terjaga dari kesyirikan,
tahayul dan khufarat (Cidadapi, 2016).

9
BAB III
PEMBAHASAN

Kesehatan sangatlah penting bagi dalam diri manusia, dengan kesehatan


manusia dapat berjalan lancar. Jika kesehatan seseorang sudah terganggu, maka
sudah menjadi kewajibannya untuk mengobati sampai sembuh. Namun, akhir -
akhir ini semakin banyak kesehatan seseorang tergangggu. Hal tersebut
merupakan akibat dari semakin bertambahnya prahara di dunia, mulai dari
lingkungan yang tidak sehat, sampai tingkat kesibukan manusia yang semakin
bertambah.
Menurut pendapat Muhammad Husain Yaqqub dalam buku karya Aiman
bin Abdullah Fattah yang berjudul Keajaiban Thibbun Nabawi adalah “realita
membuktikan bahwa persoalan pengobatan saat ini bisa dikatakan nyaris kembali
pada islam yaitu pengobatan Nabi yang kini semakin populer di kalangan
Internasional” (Bin Abdul Fattah, 2005). Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengobatan nabi memiliki peranan yang sangat besar dalam
dunia kesehatan. Hal tersebut dikarenakan pengobatan nabi lebih efektif dan
terjangkau dibandingkan pengobatan modern saat ini. Namun, masih banyak
masyarakat awam yang belum mengetahui tentang hal tersebut atau sudah
melakukannya tetapi belum mengetahui jika itu merupakan ajaran dari Nabi
Muhammad SAW. Selain itu thibbun nabawi telah menampakkan eksistensinya
dalam dunia kedokteran. Hal tersebut dibuktikan oleh adanya penelitian yang
dilakukan para ahli. Mereka dibuat takjub atas hasil penelitiannya. Oleh karena
itu, betapa dahsyatnya ilmu Allah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW
kepada umatnya.

Beberapa macam pengobatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang


digunakan sebagai pengobatan alami (herbal) telah disebutkan dalam Al Qur’an
ataupun Al Hadist dimana kajian sains modern telah berhasil menemukan bahwa
tumbuh-tumbuhan tersebut memiliki khasiat untuk mengobati penyakit, salah satu
diantaranya adalah jahe (Zanjabil). Allah SWT berfirman dalam surat al-Insan
Ayat 17:

10
ً ِ‫ج ب‬
‫يل‬ ُ ‫َو ي ُ سْ ق َ ْو َن ف ِ ي هَ ا ك َ أ ْس ً ا ك َا َن ِم َز ا‬
َ ْ ‫ج هَ ا َز ن‬
Artinya:
“Didalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya
adalah jahe“ (QS.Al-Insan [76]:17).
Menurut Abu Said ‘ Al-khudri menceritakan bahwa raja Romawi pernah
menghadiakan kepada Rasulullah SAW satu karung jahe. Beliau memberikan satu
potong kepada setiap orang untuk dimakan dan beliau juga mendapatkan satu
potong untuk dimakan (HR. Abu Nua’im dalam kitab Ath Thibb An Nabawi).
Jahe bersifat panas pada tingkatan kedua dan lembab pada tingkatan
pertama. Jahe bisa menghangatkan tubuh, membantu pencernaan, melunakkan
makanan dalam perut dengan stabil, berguna mengatasi penyumbatan lever yang
terjadi karena hawa dingin dan lembab. Selain itu, mengobati mata lamur akibat
kelembaban bila dimakan dan bisa dijadikan celak (Cidadapi,2016).

Sudah menjadi amalan kebiasaan orang Arab sejak zaman dahulu hingga
sekarang. Mereka memasukkan zanjabil dalam minuman harian, teh, kopi susu
dan madu kerana khasiatnya yang sangat banyak menurut perubahan Islam. Jadi,
zanjabil (jahe) dalam thibbun nabawi mencakup pengobatan atau ramuan yang
sudah ada sejak zaman dahulu yang kaya kandungan bermanfaat bagi tubuh kita
dan Alquran surah Al-Insan 17:76 telah disebutkan bahwa jahe menjadi rempah-
rempah pilihan yang sudah tertera di Alquran.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
a. Prespektif jahe dalam thibbun nabawi berdasarkan hasil pembuktian
empiris dan hasil penelitian aktivitas tanaman jahe tersebut membuktikan bahwa
tuntunan Rasulullah dalam thibbun nabawi (pengobatan sesuai tuntunan Nabi
Muhammad) adalah benar adanya dan dapat dikembangkan lebih lanjut dalam
dunia kesehatan, khususnya pegobatan.
b. Alquran surah Al-insan 17:76 menyebutkan bahwa jahe sebagai minuman
surga. Telah terbukti bahwa jahe adalah tanaman yang mempunyai banyak
manfaat yang terkandung dan minuman surga ini diberikan kepada orang-orang
yang beriman agar lebih bertakwa kepada Allah SWT untuk lebih menysukuri
atas nikmat yang diberikannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cidadapi E.A.2016.Ramuan Herbal Ala Thibbun Nabawi. Bandung : Putra


Danayu Phupblised. Hal :67-71.

Fattah Aiman bin Abdul.2005. Keajaiban Thibbun Nabawi , Bukti Ilmiah , Dan
Rahasia Kesembuhan Dalam Pengobatan Nabawi. Surakarta: Al-Qowam.
Hadist Riwayat Abu Nua’im dalam kitab Ath Thibb An Nabawi.
Harmono, dan Handoko Agus.2005. Budidaya Dan Peluang Bisnis Jahe.
Agromedia.
Paimin F.B, Murhananto.2007. Jahe. Jakarta: Penebar Swadya.
Ravindran, P.N., and Babu, K. N., (2005), ―Ginger The Genus Zingiber, CRC
Press, New York, hal. 87-90.
Tim Lentera.2002. Khasiat Dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib.
Agromedia Pustaka.
Widyanti ,R. 2009. Analisis Kandungan Jahe. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai