Dandy, anak laki-laki berusia 5 tahun, datang dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan
keluhan utama muka sembab terutama pada pagi saat bangun tidur. Ibunya mengatakan keluhan
ini dimulai sejak beberapa hari yang lalu dan semakin lama semakin bertambah. Keluhan lain
tidak ada, tetapi 2 minggu yang lalu anak menderita flu berat. Sejak 2 hari yang lalu muka terlihat
sembab tetapi tidak terdapat pembengkakkan pada kedua punggung tangan, tungkai bawah dan
kaki. BAK normal namun air kemih keruh. Tidak ada keluhan mual dan muntah. Sekitar 6 bulan
yang lalu Dandy mengalami keluhan serupa dan mendapat obat pil berwarna hijau.
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan Khusus :
Kepala : konjungtiva normal (tidak merah dan tidak bengkak), edema perorbital sedang
Pemeriksaan Laboratorium
Urinalysis :
Kimia darah :
Total protein 4g/dL, albumin serum 1,8 g/dL & kolesterol 350 mg/dL
I. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dandy, laki-laki, 5 tahun, dengan keluhan utama muka sembab terutama pada pagi
saat bangun tidur, keluhan dimulai beberapa hari yang lalu dan semakin lama
semakin bertambah, tetapi 2 minggu yang lalu anak menderita flu berat.
2. Sejak 2 hari yang lalu muka terlihat sembab tetapi tidak terdapat pembengkakkan
pada kedua punggung tanganm tungkai bawah dan kaki
3. BAK normal namun air kemih keruh, sekitar 6 bulan yang lalu Dandy mengalami
keluhan yang serupa dan mendapat pil berwarna hijau.
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Khusus
6. Pemeriksaan Laboratorium
SKEMA SINTESIS
Reaksi autoimun
Proteinuria massif
Sembab
Syndrome Nephrotic
HIPOTESIS
Muka sembab yang terjadi pada Dandy disebabkan karena adanya penumpukkan cairan yang
terjadi karena rendahnya kadar albumin (Hipoalbuminemia). Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma sehingga cairan bergeser dari
intravaskuler ke jaringan interstisium dan terjadi edema [1]. Akibat penurunan tekanan onkotik
plasma dan bergesernya cairan plasma terjadi hipovolemia dan ginjal melakukan kompensasi
dengan meningkatakan retensi natrium dan air. Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki
volume intravaskular tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya hipoalbuminemia sehingga
edema semakin berlanjut
Glukokortikoid akan menurunkan fungsi monosit / makrofag dan mengurangi limfosit yang
berasal dari Timus (sel T) dalam sirkulasi terutama limfosit T4 Helper. Pelepasan interleukin IL-1
dan Il-2 (penting untuk mengaktivasi dan menstrimulasi proliferasi limfosit) dihambat. Transpor
limfosit ke lokasi stimulasi antigenik dan produksi antibodi dihambat. Sehingga Glukokortikoid
memiliki efek samping terjadinya infeksi karena indikator infeksi yang alami dihambat.
Eksresi Urin
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorbsi akan tetap
ditubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk dieksresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari
tubuh.
Mekanisme :
Darah masuk ke ginjal (a. renalis) → masuk ke arteriol aferen dan mengalirkan darah ke
glomerulus → darah di filtrasi di glomerulus, komponen yang bermolekul besar seperti protein
dan eritrosit tertahan dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil lewat (urin primer) → darah
yang terfiltrasi di kumpulkan di kapsula bowman → dialirkan ke tubulus proksimal untuk
direabsorbsi kembali, zat-zat yang berguna untuk tubuh seperti gula, asam amino dan zat lain
diserap kembali (urin sekunder) → dibawa ke lengkung henle (U) → melewati aparatus
jukstaglomerulus → masuk ke tubulus distal, disini terjadi proses augmentasi yaitu penambahan
urea → masuk ke tubulus kolingentes/kolektivus → ke ginjal pelvis → ureter (peristaltik dan
gravitasi) → masuk ke vesica urinaria → setelah vesica urinaria penuh, menyebabkan reseptor
teregang → impuls dibawa ke medulla spinalis oleh saraf aferen → merangsang saraf
parasimpatis → sfingter internus terbuka dan disusul oleh sfingter eksternus → kedua sfingter
terbuka → urin terdorong akibat kontraksi vesica urinaria → urin disalurkan melalui uretra →
urin keluar (berkemih)
2d.Kemungkinan obat pil warna hijau apa yang dikonsumsi Dandy 6 bulan lalu (keluhan serupa) ?
Bagaiman mekanisme kerjanya ?
Jawab :
Prednisone golongan Kortikosteroid
Glukokortikoid akan menurunkan fungsi monosit / makrofag dan mengurangi limfosit yang
berasal dari Timus (sel T) dalam sirkulasi terutama limfosit T4 Helper. Pelepasan interleukin IL-1
dan Il-2 (penting untuk mengaktivasi dan menstrimulasi proliferasi limfosit) dihambat. Transpor
limfosit ke lokasi stimulasi antigenik dan produksi antibodi dihambat. Sehingga Glukokortikoid
memiliki efek samping terjadinya infeksi karena indikator infeksi yang alami dihambat.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada Sandy ?
Jawab :
MEKANISME ABNORMAL
Gangguan pada membran basalis glomerulus akan menyebabkan--> pengeluaran protein yang
berlebihan melalui urine atau disebut Proteinuria. Pengeluaran protein yang berlebihan ini akan
megakibatkan--> suatu keadaan yang disebut Hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia
menyebabkan --> penurunan tekanan onkotik koloid plasma intravaskuler. Keadaan ini
menyebabkan--> terjadi ekstravasasi cairan menembus dinding kapiler dari ruang intravaskuler
ke ruang interstitial yang menyebabkan--> edema.
Biasanya awalnya (edema) tampak pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi jaringan yang
rendah (misal, daerah periorbita,muka(pada kasus) skrotum atau labia). Akhirnya sembab
menjadi menyeluruh dan masif (anasarka).
Untuk Edema pada ekstrimitas disebabkan--> gaya gravitasi pada tubuh jadi edema terjadi pada
tubuh--> menyebar ke bagian bawah yaitu ekstrimitas atas maupun bawah pada kasus
5.Pemeriksaan Laboratorium
a. Urinanalysis :
Protein +4 Proteinuria Masif(++++ : > 500mg% )
Mikroskopik hematuria, (RBC 3-5/LWF) Microscopic Hematuria
b. Kimia darah :
Total Protein 4 g/dl MENURUN (Normal :6,2 – 8,0 gr/dl)
albumin serum 1,8 g/dL Hypoalbumin (Normal : 3.0 – 5.5 g/dL)
Kolesterol 350 mg/dL Hyperlipidemia (Normal : 120 – 230 mg/dL)
Mekanisme
Gangguan pada membran basalis glomerulus akan menyebabkan--> pengeluaran protein yang
berlebihan melalui urine atau disebut Proteinuria(pada Sindroma Nefrotik Proteinuria bersifat
Masif). Pengeluaran protein yang berlebihan ini akan megakibatkan--> suatu keadaan yang
disebut Hipoalbuminemia.
Hematuria Mikroskopik
Hematuria mikroskopik adalah keadaan urin memiliki warna normal, yaitu kekuningan. Adanya
darah dalam urin terdeteksi hanya secara laboratorium, baik kimia maupun mikroskopis, dalam
kasus ini terjadinya hematuria mikroskopis akibat gangguan pada membran basalis glomerulus
Penegakkan diagnosis ?
Jawab :
I. Anamnesis
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai,
atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang. Keluhan lain juga dapat
ditemukan seperti urin berwarna kemerahan.
II. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata,
tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum/labia. Kadang-kadang ditemukan hipertensi
Apa saja kemungkinan gangguan yang dapat terjadi pada kasus ini?
Jawab :
1) Sindrom Nefrotik
2) Glomerulonepritik akut pasca infeksi Streptokokus (GNAPS)
KLINIS GNAPS Sindrom Nefrotik
Ada riwayat infeksi + -
Edema anasarka + +
Anemia + -
Hematuria + +/-
Oliguria + +/-
TD meningkat + -
Kadar albumin darah Turun-normal Hipoalbumin
Kolesterol Normal Meningkat
Onset Tiba-tiba Tiba-tiba
ASTO meningkat -
C3 komplemen Menurun -
Epidemiologi ?
Jawab :
Sindroma Nefrotik:
USIA:Terbanyak usia 3-4 tahun
JK:Wanita:Pria 2:1
Tatalaksana ?
Jawab :
Preventif dan promotif
FARMAKOLOGI
Pada Dandy, dalam 1 tahun ini dia mengalami sindrome nefrotik sebanyak 2 kali sehingga
diperlukan penangan sindrome nefrotik relapse
1. Berikan prednison sesuai protokol relapse, segera setelah diagnosis relapse ditegakkan.
2. Perbaiki keadaan umum penderita.
1. Induksi
Prednison dengan dosis 60 mg/m2/hari (2 mg/kg BB/hari) maksimal 80 mg/hari, diberikan
dalam 3 dosis terbagi setiap hari selama 3 minggu.
2. Rumatan
Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 60 mg/m2/48 jam, diberikan selang sehari dengan
dosis tunggal pagi hari selama 4 minggu. Setelah 4 minggu, dosis prednison diturunkan menjadi
40 mg/m2/48 jam diberikan selama 1 minggu, kemudian 30 mg/m2/48 jam selama 1 minggu,
kemudian 20 mg/m2/48 jam selama 1 minggu, akhirnya 10 mg/m2/48 jam selama 6 minggu,
kemudian prednison dihentikan.
Pada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral 2-3 mg/kg/hari
diberikan setiap pagi hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu siklofosfamid dihentikan. Indikasi
untuk merujuk ke dokter spesialis nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons terhadap
pengobatan awal, relapse frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra steroid, atau
untuk biopsi ginjal.
Komplikasi ?
Jawab :
Komplikasi yang dapat timbul pada Dandy adalah :