Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Kamis, 30-04-2015

Mikrobiologi Pangan PJ Praktikum : CC. Nurwitri, DAA


Asisten Praktikum : Embun Novita, Amd

PEWARNAAN BAKTERI

Kelompok 8 / B P1

Alfina Syaikani (J3E114047)

Widiawati (J3E114020)

Dania Syamsunita (J3E214099)

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pewarnaan merupakan salah satu cara yang paling sering digunakan
untuk membedakan mikroorganisme, khususnya bakteri yaitu bakteri gram
positif dan gram negative. Kedua jenis bakteri dibedakan berdasarkan
komponen penyusun dinding sel. Selain tiu, pewarnaan spora dapat
membedakan ada/tidaknya spora dan letak dari spora tersebut di dalam sel.
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna
dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena
merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini
didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri
berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding
sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel (Manurung, 2010).
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan difensial. Dalam proses ini,
olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan seperti zat
pewarna Kristal violet, larutan iodium,larutan alcohol (pemucat), dan zat
pewarna tandingannya (counter strain) berupa zat warna safranin. Hasil
pewarnaan pada bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan pada
bakteri Gram negative berwarna merah.
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu jenis pewarna
untuk mewarnai organisme. Zat warna yang akan digunakan umumnya
bersifat alkalin. Pewarnaan sedehana ini memungkinkan dibedakannya
bakteri dengan bermacam-macam tipe morfologi (coccus, villario, basillus,
dll),dari bahan-bahan lainnya yang diwarnai (Hadiutomo, 1990). Hasil
pewarnaan sel dengan metoda ini menghasilkan satu warna. Zat warna yang
dapat digunakan untuk pewarnaan ini adalah biru metilen (30-60 detik)
berwarna biru, Kristal violet (10 detik) berwarna ungu dan fuchsin karbol (5
detik) berwarna merah.
Spora dibentuk oleh jenis bakteri tertentu terutama genus bacillus
dan clostridium. Pada umumnya spora terdapat pada endospora dengan letak
dan ukuran yang berbeda. Spora pada bakteri dibentuk pada kondisi secara
kimiawi dan kondisi kimiawi yang kurang menguntungkan misalnya nutrisi,
sinar panas dan kering. Macam-macam metode yang digunakan untuk
melihat spora, yaitu Schaefferfulton, Bartolomew- Mitter, Klein dan
Donner. Pewarnaan spora dapat digunakan untuk membantu identifikasi
bakteri. Letak spora ada tiga macam, yaitu sentral ( letak spora berada
ditengah- tengah sel), terminal ( letak spora ada diujung sel) dan sub
terminal (letak spora diantara ujung-ujung dan ditngah-tengah terminal)
(Dwidjoseputro, 2005).
Kapsula adalah bagian dari sel berupa lapisan tebal, lebih kental, dan
melekat kuat pada dinding sel. Kapsul dapat berfungsi sebagai pelindung
terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan, sebagai cadangan
makanan, dan pengikat antar sel dalam satu koloni. Adanya kapsul
melindungi bakteri dan mekanisme kerja sel pagosit inang (sel yang
mencerna benda asing) dan kapsul tersebut menambah kemampuan bakteri
untuk menginfeksi Lapisan kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh
karena itu diperlukan sutu pewarnaan khusus. Salah satu pewarnaan kapsula
bakteri adalah dengan pewarnaan bakteri (Irianto, 2006).

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa agar mampu
melakukan pewarnaan sederhana, gram, spora, dan kapsul. Melatih
mahasiswa agar mampu mengidentifikasi bakteri gram positif, gram
negative, dan bakteri spora.
BAB II
METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu mikroskop,
bunsen, jarum ose, gelas objek, gelas penutup, mikroskop, cawan petri,
batang gelas, berbentuk u atau v, kertas saring, hot plate, beker glass,
korek api, kertas hisap, kertas lensa, dan tissue/lap. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu Biakan murni (nata de coco),
gliserol, Bacillus muda (staphylococcus surius), Bacillus tua, Bakteri
Acetobacter xylinum, Staphylococuc aeureus, kristal violet,
iodium,safranin, etanol 70%, aquades, CuSO4 20%, minyak emersi,
xylol, methilen blue, malachite green.

b. Prosedur Kerja
A. Pewarnaan Gram

Kultur diambil Preparat diambil


dengan menggunakan dengan menggunakan
jarum ose jarum ose secara
secara aseptis aseptis

Diteteskan kristal Dilakukan fiksasi


violet dan hingga
ditunggu 1 menit terbentuk
film tipis.

Sisa pewarna dibilas Larutan iodine gram


dengan air mengalir (Mordant) diteteskan
pada posisi preparat di atas preparat dan
yang dimiringkan ditunggu selama 1 menit

Alcohol 95% Kelebihan larutan


diteteskan di iodine dibuang
atas preparat lalu dibilas
dan didiamkan 20 detik dengan air mengalir

Sisa alkohol Diteteskan larutan


dibuang dan safranin di atas
dibilas dengan preparat, lalu
air mengalir. dibiarkan selama 20 detik.
Preparat dikeringkan Kelebihan larutan
dengan hati-hati safranin dibuang
dengan kertas lalu dibilas
penghisap, dengan air mengalir

Diamati
di bawah
mikroskop.

B. Pewarnaan Sederhana

Staphylococus Aeureus diambil Suspensi diratakan di


Diambil dengan preparat menggunakan
menggunakan jarum jarum ose secara
ose secara aseptis aseptis

Diteteskan kristal Dilakukan fiksasi


violet dan hingga
ditunggu 1 menit terbentuk
film tipis.

Preparat dikeringkan Diamati


dengan hati-hati di bawah
dengan kertas mikroskop.
penghisap,

C. Pewarnaan Spora

Bacillus Tua diambil Suspensi diratakan di


Diambil dengan preparat menggunakan
menggunakan jarum jarum ose secara
ose secara aseptis aseptis

Dilakukan fiksasi Diratakan


hingga dengan
terbentuk gelas obyek
film tipis. hingga kering
Diteteskan Dilakukan fiksasi
pewarna diatas penangas air
malachite hingga terbentuk
green film tipis.

Sisa pewarna dibilas Pewarna Safranin


dengan air mengalir diteteskan di atas
pada posisi preparat preparat dan ditunggu
yang dimiringkan selama 1 menit

Preparat dikeringkan Diamati


dengan hati-hati di bawah
dengan kertas mikroskop.
penghisap,

D. Pewarnaan Kapsul
E.
Staphylococus Aeureus diambil Suspensi diratakan di
Diambil dengan preparat menggunakan
menggunakan jarum jarum ose secara
ose secara aseptis aseptis

Diteteskan kristal Dilakukan fiksasi


violet dan hingga
ditunggu 1 menit terbentuk
film tipis.

Sisa Pewarna CuSo4 20% diteteskan


dibuang lalu di atas preparat
dibilas dengan dan ditunggu
air mengalir selama 1 menit

Preparat dikeringkan CuSo4 20% dibilas


dengan hati-hati dengan air mengalir
dengan kertas pada posisi preparat
penghisap, yang dimiringkan

Diamati
di bawah
mikroskop.
E. Pembuatan Slide Culture

Cawan petri steril Pada cawan petri


disiapkan dan tersebut disimpan
di dalam nya diberi batang penahan
kertas saring steril berbentuk segitiga

Slide culture Di atas batang


diinkubasi Penahan segitiga
selama 1 minggu diletakkan sebuah
gelas objek steril.

diberi aga
Diberi agar PDA agar medium Di atas batang penahan
Nata de coco menempel pada diletakkan sebuah gelas objek
gelas objek steril beserta penutupnya.

Kapang kemudian diinkubasi diblok agar steril ±1 cm2


pada kedua blok agar dan dipotong dari medium nata de
ditutup oleh penutup steril coco dalam cawan petri steril dan
diletakkan di atas gelas objek

Setelah itu, slide diamati


Kemudian diinkubasi pada
dengan menggunakan
suhu kamar selama 1 minggu.
mikroskop dan
diidentifikasi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Jenis Deskripsi (Bentuk,
Pewarnaan Pembesaran Gambar sel, miselium,
dan Mikroba warna, dll
Pewarnaan 1000x Basil, berantai dan
Sederhana berwarna ungu
Bacillus (tua)

Slide Culture 400x Spongiofor,


kontaminan miselium
Nata de Coco

Pewarnaan 1000x Basil, berantai dan


Gram berwarna ungu.
Bacillus
( muda )

Pewarnaan 1000x Basil, berantai,


spora, berwarna ungu
Bacillus (tua)

Pewarnaan 1000x Coccus kecil


Kapsul, diselubungi warna
Acetobacter biru
xylinum
B. Pembahasan

1.Pewarnaan Spora
Tujuan dari pewarnaan spora yaitu mengenal dasar-dasar kimiawi
pada pewarnaan spora dan kinerja dari prosedur untuk membedakan spora
bakteri dan bentuk vegetatif. Prinsip pada pewarnaan ini pemanasan akan
mengembangkan lapisan luar spora sehingga berwarna hijau. Melalui
pendinginan utama akan terperangkap di dalam spora dengan pencucian zat
warna utama yang ada pada sel vegetatif akan terlepas, sehingga pada
pewarnaan yang kedua (safranin) sel vegetatif akan berwarna merah. Fungsi
zat warna malachite green merupakan pewarna yang kuat yang dapat
berpenetrasi kedalam endospora (Dwidjoseputro, 2005).
Pada praktikum kali ini hasil yang diperoleh yaitu bakteri yang
ukurannya bulat lonjong memanjang dengan serabut ekor bewarna merah.
Bakteri ini identik dengan bakteri garam positif sebab bakteri yang di lihat
dominan violet, di dalam koloni ini juga terdapat spora yang berwarna
hijau. Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama
(crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur
dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-
sel bakteri tampak berwarna ungu. Contoh bakteri garam positif
yaitu Bacillus subtilis, Stepcoccus sp lactis; Staphylococcus aureus. Bakteri
gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama
tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai
oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri
tampak berwarna merah. Contoh bakteri garam negatif: Corynebacterium
diphteri,Eschercia coli dan Salmanela thypora (Sutedjo,1991).
Perbedaan dan ciri-ciri bakteri garam positif dan bakteri garam
negatif yaitu bakteri garam negatif ialah bakteri yang tidak mempertahankan
zat warna crystal violet sewaktu proses pewarnaan gram, sehingga akan
berwarna merah jika diamati dengan mikroskop. Disisi lain bakteri garam
negatif seperti Eschercia coli memiliki sistem membran ganda di mana
membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini
mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak di antara
membran dalam dan luarnya, bakteri ini juga bersifat patogen yang berarti
mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya
berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding gram negatif terutama
lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan lapis atau endotoksin). Disisi
lain, bakteri gram positif akan berwarna ungu perbedaan keduanya
didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat
dinyatakan oleh prosedur pewarnaan gram (Pelczar, 2007).
Fiksasi adalah proses yang dilakukan untuk pewarnaan yang dapat
berpenetrasi kedalam endospora. Yang membuat praktikum kurang akurat
disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam melakukan fiksasi yang kurang
tepat seperti fiksasinya terlalu lama yang dapat mengakibatkan bakteri mati,
serta penggunaan kertas hisap yang tidak tepat dapat menyebabkan suspensi
yang ada di gelas objek menjadi hilang akibat gesekan kertas hisap tersebut.
2. Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan kapsula bakteri secara langsung (pewarnaan positif).
Pada kegiatan praktikum ini, pewarnaan secara langsung dilakukan dengan
menggunakan kristal violet dan CuSO4. Pewarnaan secara langsung ini
dimaksudkan untuk mewarnai sel-sel bakteri yang diamati. Apabila bakteri
mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan tampak
berwarna ungu dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna biru muda.
Kristal violet merupakan larutan yang yang mempunyai kromophore atau
butir pembawa warna yang bermuatan positif (memiliki kation) sedangkan
muatan yang berada di sekeliling bakteri bermuatan negatif (memiliki
anion), sehingga terjadi adanya tarik menarik antara kedua ion tersebut. Hal
inilah yang menyebabkan bakteri berwarna ungu. Dan terbentuknya warna
biru muda pada kapsula disebabkan karena kapsula menyerap CuSO4 20%.
Kapsul tidak memiliki aktifitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.
Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci
dengan air. Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-
zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses
pewarnaan yang sama.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum ini, dapat diketahui
bahwa hasil yang didapat tidak sesuai dengan ciri ciri kapsul. Hal ini
ditandai dengan tidak adanya warna biru muda yang menyelubungi sel
bakteri yang berwarna ungu, selain itu ukuran sel terlalu besar sehingga
tidak dapat dikatakan bakteri. Tidak terbentuknya warna biru muda
disekeliling sel bakteri dapat diketahui bahwa tidak ada yang menyerap
CuSO4, seperti yang kita ketahui yang dapat menyerap CuSO4 adalah
kapsul. Menurut Tarigan (1988), fungsi kapsul adalah untuk melindungi
tubuh dari kekeringan sementara dengan mengikat molekul-molekul air,
dapat memblok perlekatan bakteriofag, serta sebagai anti fagositosik.
Selanjutnya Hastuti (2002) menjelaskan bahwa pada beberapa jenis bakteri,
adanya kapsula ini menunjukkan sifat virulen.

3. Pewarnaan Gram
Pada praktikum pewarnaan gram dilakukan pada bakteri Bacillus.
Pewarnaan gram bertujuan untuk mengelompokkan bakteri ke dalam bakteri
negatif dan bakteri positif. Bacillus adalah bakteri gram positif, karena
bakteri tersebut tetap mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan gram, sehingga koloni bakteri tampak berwarna ungu atau
biru. Pemberian alkohol berfungsi untuk dekolorisasi bakteri, sehingga
menyebabkan zat utama dalam sel muncul, namun pada bakteri Bacillus
yang termasuk gram positif jadi tidak terdekolorisasi, karena bakteri
tersebut memiliki membran plasma tunggal yang di kelilingi dinding sel
tebal berupa peptidoglikan sisanya berupa molekul lain berupa molekul lain
bernama asam teikhuat. Pada proses pewarnaan terakhir adalah dengan
pemberian safranin. Proses pewarnaan ini akan menghasilkan bakteri
dengan sel yang berwarna ungu tua atau biru, dan kapsul yang berwarna
biru terang. Bacillus merupakan bakteri gram positif yang tidak
menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan
maupun berkelompok, dengan diameter tiap sel 0,8 – 1,0 µm. Bakteri
tersebut tumbuh optimum pada suhu 37ºC dengan waktu pembelahan
0,47/jam. Bakteri tersebut merupakan bakteri virulensi karena menghasilkan
kapsul yang tebal untuk melindungi diri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah


sebagai berikut:
1. Fase yang paling kritis dari prosedur pewarnaan gram adalah tahap
dekolorisasi yang mengakibatkan CV- iodine lepas dari sel. Pemberian
alkohol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan dekolorisasi yang
berlebih sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga
jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan alkohol yang tidak akan
melarutkan CV-iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti
gram positif.
2. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda
yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada
kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif.
Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian
berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur.

4. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu
macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan
untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .Pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet ,
metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (lay ,1994).
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling
banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis
zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarnaan pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya
bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan
sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna
basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru,
kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi
lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Namun dalam praktikum ini jenis
pewarna yang dipakai hanya pewarna Kristal violet saja. Berbagai macam
tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel
bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri
mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Tujuan pengecatan sederhana ini adalah
untuk melihat bentuk sel.
Pada pewarnaan sederhana bakteri Bacillus zat pewarna yang
digunakan adalah kristal violet. Biakan murni diambil dari tabung reaksi
secara aseptik dan diletakkan langsung pada objek glass kemudian difiksasi
agar protein bakteri terkoagulasi serta dapat menempel pada objek glass dan
tidak ikut tercuci sewaktu dibilas dengan akuades. Hal yang dilakukan
selanjutnya adalah mengamati dalam mikroskop. Dari pengamatan
mikroskopis diperoleh sel bakteri berukuran sangat kecil, berbentuk batang
(bacil), dan susunan bakterinya adalah berantai dengan warna biru.

5. Slide Culture
Pada praktikum kali ini, praktikan membuat slide culture dengan
kontaminan nata de coco. Langkah awal yaitu disiapkan sebuah cawan Petri
steril yang di dalamnya diberi kertas saring steril yang dipotong bundar.
Pada cawan Petri tersebut diletakkan batang penahan, dan di atas batang
penahan tersebut diletakkan sebuah objek gelas steril beserta penutupnya
yang kemudian diinokulasi. Untuk membuat koloni menempel pada gelas
objek sebelumnya diberi agar. Kemudian sedikit koloni diambil dengan
menggunakan ose dan dioleskan pada gelas objek. Setelah beberapa hari
diinkubasi dalam suhu kamar, slide dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop pada perbesaran rendah sampai tinggi, lalu diidentifikasi.
Hasil pengamatan slide kultur bakteri Acetobacter xylinum yang
didapat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000 x yaitu terlihat
hifa yang membentuk miselium semu. Pada bakteri ini terdapat bagian-
bagian yaitu sporangium yang berbentuk bulat yang berisi spora.
Sporangium akan pecah bila spora telah matang. Sporangiofor adalah hifa
yang tumbuh tegak lurus substrat yang berfungsi sebagai batang.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
pewarnaan digunakan untuk membedakan mikroorganisme, khususnya
bakteri yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Bakteri gram positif
memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis dan berwarna
ungu, sedangkan bakteri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang
berada di antara dua lapis membran sel dan berwarna merah. Pewarnaan
spora dapat digunakan untuk membantu identifikasi bakteri. Pewarnaan
spora dapat membedakan ada/tidaknya spora dan letak dari spora tersebut di
dalam sel. Pewarnaan kapsul ialah metode pewarnaan diferensial yang
dikhususkan untuk melihat bagian kapsul dari suatu bakteri. Pewarnaan
kapsul merupakan gabungan antara pewarnaan sederhana dan pewarnaan
negatif. Kapsul tidak memiliki aktifitas yang besar terhadap bahan-bahan
cat basa. Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila
dicuci dengan air. Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam
susunan zat-zatnya, maka tidak semua kapsul dapat diperlihatkan dalam
proses pewarnaan yang sama.

B. Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu alat dan bahan yang digunakan
dapat berfungsi dengan baik misalnya Mikroskop, diharapkan Mikroskop
dapat dipakai dengan baik. Selain itu diharapkan praktikan lebih berhati-hati
saat pengamatan dengan mikroskop sehingga preparat tidak pecah atau
rusak karena jarak antara lensa terlalu dekat dengan preparat.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Gramedia
Hadiutomo, Ratna S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Hastuti, T. 2002. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Cetakan Pertama.
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta
Lay,W.B.1994.Analisa Mikroba di Laboratorium.EdisiI.Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada
Manurung, Pebrin.2010.Pengamatan Bentuk Bakteri.http://pebrinmanurung.
blogspot.com/2010/10/pengamatan-bentuk-bakteri.html. (4 Mei
2015).
Pelczar,Michael J. ECS. Chan. 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta. UI
Press
Simarmata, Diana. 2013. Laporan Pewarnaan Gram dan Pewarnaan.
Sutedjo,M,M. , Kartasapoetra, A, G. ,Sastroatmodjo, S.Mikrobiologi
Tanah,1996. PT. Rhineka Cipta,Jakarta
Tarigan, J., 1988,Pengantar Mikrobiologi mum.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai