Proposal Ku
Proposal Ku
PROPOSAL SKRIPSI
(Diajukan Untuk Memperoleh Izin Penelitian)
Oleh:
SULTAN SAHRIR
NIM. B53213070
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Abd. Basyid, MM.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja,
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak
- anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak - anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa
saat remaja awal. Karena banyak perubahan – perubahan yang akan dirasakan
saat itu.2
Perubahan yang terjadi pada masa ini menurut Hurlock antara lain
meningginya emosi yang pada masa awal remaja biasanya terjadi lebih
cepat.3
Pada usia enam belasan atau fase remaja madya, kestabilan sudah mulai
terlihat, karena para remaja sudah mampu menghadapi suatu persoalan serta
secara matang mengenail hal –hal yang abstrak dan sudah mampu
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
2
Monks, FJ, Knoers, A.M.P, Haditono S.R, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam
Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001)
3
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1996), Hal 207
1
menganalisis sesuatu lebih dalam. Sedangkan pada fase remaja akhir,
menunjukkan kesiapan untuk memasuki fase dewasa awal. Pada masa ini
berhubungan dengan orang tua dan cita – cita mereka, dimana pembentukan
baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik laki – laki maupun
sosial yang bertanggung jawab. Namun, tidak semua remaja berhasil dalm
Oleh karena itu, Stanley Hall menyebutkan bahwa masa remaja sering
dipandang sebagai masa yang penuh dengan “badai dan tekanan” yaitu masa
4
Elizabenth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan, Hal. 208
2
yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Hal
ini terjadi dikarenakan adanya ketidakpastian anak laki – laki dan perempuan
para remaja, berpendapat bahwa masa Remaja adalah masa goncang, yang
orang menyangka bahwa hal itu disebabkan oleh perubahan jasmani, terutama
perubahan hormone – hormone seks pada masa Remaja itu. Akan tetapi, hasil
problema emosi itu mencapai puncaknya pada periode remaja terakhir. Oleh
karena itu jelaslah bahwa kegoncangan emosi itu tidaklah disebabkan oleh
perubahan hormone seks dan tubuh saja, akan tetapi juga sebagai akibat dari
perubahan jasmani dan hormone itu, akan tetapi tidak semua mereka
Dalam kondisi seorang anak tahanan yang sedang terkena kasus sehingga
5
Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,
1999), Hal. 20
6
Zakiah Darajat, Problema Remaja Di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), Hal: 149
3
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan karena juga kasus yang
menonjol pada seorang anak tahanan tersebut yaitu perasaan khawatir, takut,
kurang fokus, gejala fisiknya yaitu kurang nafsu makan, kadang – kadang
kurang tidur.7
sesuatu yang tidak jelas karena kecemasan dapat timbul pada banyak hal yang
berbeda -beda. Kecemasan menghadapi masa depan yang dialami oleh anak
tahanan disebabkan oleh kondisi masa datang yang belum jelas dan belum
kegelisahan apakah masa sulit tersebut akan terlewati dengan aman atau
Menghadapi masa depan tidak bisa berjalan dengan baik bila dalam diri
seorang individu ada rasa cemas untuk menghadapi masa depan. Di indonesia
tahap sedang. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Rahmawati (2004)
7
Hasil survei di Rutan Kelas 1 Surabaya ketika masih agenda PPL di tempat tersebut.
4
menyatakan bahwa kecemasan narapidana pasca hukuman pidana diperoleh
diri anak tahanan adalah Putus Sekolah, berdasarkan Data UNICEF tahun
2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan
lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta
yang terkena dampak paling rentan yang sebagian besar berasal dari keluarga
selanjutnya.
Benarkah ini karena faktor ekonomi atau sistem yang tidak berpihak pada
mereka?
Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin membantu orang tua dengan
8
http://eprints.ums.ac.id/16727/2/Bab_1.pdf, “Hubungan Konsep Diri Dengan Kecemasan
Narapidana Menghadapi Masa Depan di Lembaga Pemasayarakatan Wanita Malang”, Skripsi,
pukul 21:00, sabtu 25 maret 2017.
5
Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian besar
berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) maupun tidak memiliki ijazah
jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata cukup besar, yakni 93,9 persen.
Hanya 6,1 persen yan menyatakan tidak memiliki rencana untuk itu.
bahwa, kasus anak putus sekolah saling mempengaruhi satu sama lain dengan
dicapai.9
Melalui terapi yang bertujuan untuk bagaimana cara membantu individu agar
Allah SWT:
9
http://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170417145047-445-208082/tingginya-angka-
putus-sekolah-di-indonesia/, diakses tgl 30 Mei 2017, Pukul 22:44 WIB
10
Abd. Aziz Ahyani, Psikologi Agama, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), Hal: 166
11
Agus Santoso, dkk., Terapi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), Hal: 42
6
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
banyak mengingat kepada Allah, pikiran akan semakin terbuka, hati semakin
tenteram, jiwa semakin bahagia dan nurani semakin damai sentosa. Itu karena
dimohon.13
sebuah judul: “Studi Kasus Pendekatan Terapi Dzikir Jahar Dengan Bacaan
12
Kementerian Agama RI, Syaamil Quran Terjemah Tafsir Per Kata (Bandung: Syaamil,
2007), Hal: 252
13
‘Aidh al-Qarni, La Tahzan Jangan Bersedih!. Terjemahan Samson Rahman (Jakarta: Qisthi
Press, 2007), Cet. Ke-20, Hal:29
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
sebagai berikut:
Surabaya.
Surabaya.
8
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan di dapatkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Aspek Teoritis
Konseling Islam.
2. Aspek Praktis
Surabaya.
dengan penelitian ini, agar materi yang dikaji menjadi lebih sempurna
dan lengkap.
E. Definisi Konsep
1. Terapi Dzikir
9
yang sedang sakit (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005).14 Selanjutnya
mengerti. Dzikir berarti pula ingat terhadap hukum – hukum Allah SWT.
bahwa Dzikir bukan hanya ekspresi daya ingat yang ditampilkan dengan
komat – kamitnya lidah sambil duduk merenung, tetapi lebih dari itu.
kalimat Dzikir, baik dengan suara jelas (Jahar), atau samar, kalimat yang
14
http://kbbi.web.id
15
Chaplin, C.P. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Dr. Kartini Kartono, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1995), Hal. 34
16
Agus Santoso, dkk., Terapi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), Hal: 6.
17
Amin Syukur & Fatimah Usman, Terapi Hati, (Jakarta: PENERBIT AIRLANGGA,
2012), Hal: 59
18
Ibid.
10
dicontohkan yaitu Kalimat Thoyyibah (subhanallah, walhamdulillah, wa
Ketika efek – efek baik dari dzikir keras timbul dalam diri dzakir,
yakni api kerinduan pada Allah tersulut dan nama Allah membuat
kitab Tanwirul Quluub dijelaskan cara gerakan dzikir agar terjaga dari
ayat 17: “Demi Allah (kami Syetan) akan datang kepada manusia
melalui arah depan, arah belakang, arah kanan dan arah kiri”. Ayat
kalimat “LAA” dengan diarahkan dari bawah pusat tarik sampai otak hal
ini untuk menutup pintu syetan yang datang dari arah depan dan
“HA” diarahkan ke arah susu kanan bagian bawah adapun ini untuk
19
Ibid., Hal: 62
20
Mir Valiuddin, Dzikir & Kontemplasi dalam Tasawuf, (Bandung: Pustaka Hidayah,
1997), hal. 125
11
hal ini untuk menutup pintu syetan yang datangnya dari arah kiri, namun
ke susu kiri bagian bawah sekitar dua jari, karena disanalah letaknya
jantung atau hati (keras bagaikan batu) sebagaimana pendapat Imam Al-
ghozali.21
lemah sehingga dia kurang mampu bersikap dan berpikir secara rasional
Baily, Kecemasan adalah perasaan takut yang kuat dan tidak realistik
meningkat).23
21
https://ikhwansuryalaya.wordpress.com/2009/06/25/rahasia-dibalik-dzikir-jahar/, diakses
hari senin, 29 Mei 2017, pukul 00:54 WIB.
22
Sutardjo A. Wiramiharja, Pengantar Psikologi Abnormal (Bandung: PT Refika Aditama,
2005), Hal: 67
23
Lanny W. Baily, Mengatasi Persoalan Hidup, (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1998), Hal: 27
12
meliputi tingkat religiusitas yang rendah, rasa spesimis, takut gagal,
predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu
4. Tahanan Anak
24
M. Nur Ghufron & Rini Risnawati S, Teori – Teori Psikologi, (Yogyakarta: AR-Ruzz
Media, 2014), Hal: 147
25
https://www.academia.edu/30469743/TINGGINYA_ANGKA_ANAK_PUTUS_SEKOLAH,
diakses hari kamis 01 Juni 2017, pukul 20:11 WIB
26
F.b Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, Cet I ( Jakarta: Komputindo, 2008), hal. 58
27
https://jagokata.com/arti-kata
28
Iwan Pramono,dkk., Pola Pembinaan Kepribadian Narapidana Bagi Petugas di Lapas /
Ruta, (Jakarta: Dirjen Pemasyarakatan, 2013), Hal: 10
13
Tahanan adalah seorang yang berada dalam penahanan. Berdasarkan
tahanan.29
anak nakal diganti menjadi Anak yang berhadapan dengan hukum yang
selanjutnya disebut Anak adalah orang yang telah berumur 12 (dua belas)
F. Metode Penelitian
Menurut Bogdan dan Taylor yang di kutip oleh Tohirin dalam bukunya
29
https://ludyhimawan.wordpress.com/2012/11/17/tahanan-dan-narapidana/, diakses hari
selasa, tgl 14 Maret 2017, pukul 15:18 wib
30
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, (Bandung: Refika Aditama, 2013),
hal. 166
14
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial:
seorang tahanan anak, Jadi perlu dilakukan secara mendalam dan intensif.
sampel atau populasi. Jadi, hanya berdasarkan atas pengenalan diri konseli
a. Konseli
31
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif (dalam pendidikan dan bimbingan konseling),
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 2
32
Ibid, hal. 20
33
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998),
hal. 22
15
Adalah Seorang Tahanan Anak yang terkena kasus di Rutan Klas 1
b. Informan
a. Jenis Data
adalah data yang bersifat non statistik dimana data yang akan
diperoleh nantinya dalam bentuk verbal bukan angka. Jenis data pada
16
Tahanan Konseli, Kepala Kamar Tahanan Anak Blok i, dan Keluarga
dirasa sangat penting dari para informan dari kehidupan sehari - hari
2) Sumber Tertulis
diabaikan bila dilihat dari segi sumber data. Bahkan tambahan data
Dalam hal ini sumber tertulis yang peneliti gunakan adalah hasil
Konseli.
b. Sumber Data
17
Sumber data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
dekat konseli yang dalam hal ini yaitu Teman Dekat Tahanan Konseli,
4. Tahap-tahap Penelitian
34
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Media Grafika, 2004),
hal. 19
18
Laa Ilaaha Illallaah Untuk Menangani Kecemasan Tahanan Anak
Kelas 1 Surabaya.
3) Mengurus Perizinan
lapangan.
19
Dalam perlengkapan penelitian, peneliti menyiapkan izin
yang bisa membantu untuk mendapatkan data - data yang terkait dengan
20
dan merenungkan data yang telah di rekam, juga meninjau kembali data
a. Wawancara
(panduan wawancara).37
dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun data –
35
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshuri, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal.246
36
Koentjoroningrat, Metode-metode Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980), hal. 162
37
Muh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Grahalia Indonesia, 1988), hal. 234
21
data yang diambil dari metode wawancara adalah identitas dan latar
Bacaan Laa Ilaaha Illallaah, dan semua data yang terkait dengan subjek
penelitian.
b. Observasi
aspek yang ada pada konseli selama proses pertemuan dengan subjek
penelitian. Adapun data – data yang diambil dari metode observasi yaitu
konseli untuk menjadi orang yang lebih baik, dan faktor – faktor yang
c. Dokumentasi
38
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hal. 153
22
majalah, agenda, catatan harian dan sebagainya.39 Di mana teknik ini
menjalankan konseling.
a. Perpanjangan Penelitian
39
Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya, 2002), hal. 200
40
Hadari Nawawi, Dkk, Penelitian Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1996), hal. 73
23
Lamanya peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
b. Ketekunan Pengamatan
c. Triangulasi
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang
41
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hal. 327
24
G. Sistematika Pembahasan
berikut:
25
Pengertian seorang Tahanan Anak).
26
H. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Prasurvey
Pembuatan
2.
Proposal
Persiapan
3.
Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
Pembuatan Laporan
6.
Hasil Penelitian
27
I. Pedoman Wawancara
28
Anak Blok i
3 Teman Kepribadian Menurut anda bagaimana kepribadian
Dekat konseli konseli?
Tahanan Keseharian Bagaimana perilaku konseli?
Konseli konseli Bagaimana keseharian konseli saat
berada di Rutan?
4. Keluarga Kepribadian Menurut anda bagaimana kepribadian
Konseli Konseli konseli?
Keseharian Bagaimana perilaku konseli?
Konseli saat di Bagaimana keseharian konseli saat
lingkungan berada di Rumah?
rumah Bagaimana latar belakang yang
Penyebab menyebabkan konseli masuk Rutan?
konseli masuk
Rutan
29
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
NIM : B53213070
Proposal telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan.
Dosen Pembimbing
30