Anda di halaman 1dari 26

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI


KEGIATAN DENGAN MEDIA BAHAN ALAM (DIBALA) PADA
ANAK KELOMPOK B1 TK MTA JUMANTONO
KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sudarni (NIM. 826302465)
Program Studi Pendidikan Guru Pendididkan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan
oleh Muchtar A Karim bahwa Cara yang dipakai untuk membandingkan adalah
mengkorespondensikan (memasangkan) benda, unsur, atau elemen suatu himpunan.
Kegiatan membandingkan tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan membilang
karena kegiatan tesebut berisi kegiatan menghitung atau mencacah. dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Terbuka, 2016
ABSTRAK
membilang anak dengan media bahan alam di kelompok B1 TK MTA Jumantono
Kabupaten Karanganyar Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017”
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan mulai bulan Oktober sampai bulan
November 2016 dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri
atas dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di TK MTA Jumantono, Kecamatan
Jumantono, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017. Data yang
dikumpulkan berupa kemampuan membilanganak dan proses penerapan kegiatan
pembelajaran membilangdengan media kartu kata, kartu huruf dan kartu gambar.
Hasil perbaikan menunjukkan bahwa pada kondisi prasiklus dari 16 anak, hanya
15% yang dapat menyelesaikan tugas membilangdengan baik ( 4). Pada siklus 1
sudah 33,75% yang dapat menyelesaikan tugas membilangdengan baik. Baru
sebanyak 52,50% anak yang mencapai nilai kemmpuan cukup ( 3) dan baik dan
benar ( 4). Pada siklus 2 sudah terdapat 71,25% yang dapat menyelesaikan tugas
berbahasa dengan baik .Terdapat 86,67% anak yang mencapai nilai cukup dan baik
sehingga indikator keberhasilan pembelajaran ini telah tercapai. Kegiatan dengan
kartu huruf huruf, kartu kata dan kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan
membilanganak

Kata Kunci: kemampuan membilang, media, bahan alam


2

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini berada dalam masa sensisitif. Ini berarti bahwa anak usia
tersebut berada pada tahapan di mana selalu membutuhkan stimulasi bagi
perkembangan semua aspek dalam dirinya. Perkembangan kognitif anak
meliputi kemampuan otak anak dalam memperoleh, mengelola, dan
mengunakan informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan bagi dirinya.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir anak untuk
dapat mengelola perolehan belajar, menemukan bermacam-macam
alternative masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika,
mengelompokkan, serta kemampuan berpikir teliti (Departemen Pendidikan
Nasional, 2004: 6).
Pengembangan kognitif dikaitkan dengan pengembangan daya pikir
anak. Salah satu aspek kognitif yang harus dikembangkan pada anak usia dini
adalah kemampuan logika matematika yang diantaranya memuat tentang
kemampuan mengenal bilangan yang diawali dengan kegiatan membilang.
Muchtar A. Karim, Abdul Rahman As’ari, Gatot Muhsetyo, dan Akbar
Sutawidjaja (1997: 72-73) menjelaskan membilang sebagai pekerjaan
membandingkan. Dalam hal ini anak dimotivasi untuk membandingkan antar
benda, antara dua benda, tiga benda dan seterusnya. Seperti yang dinyatakan
oleh Muchtar A. Karim, dkk. (1997: 74) cara membilang yang digunakan
adalah dengan memasangan satu benda dengan benda dan bahwa bahwa
membilang adalah menyebut bilangan tentang banyak unsur suatu himpunan,
yaitu sifat satuan, duaan, tigaan, dan seterusnya.
Ketika anak sudah bisa bisa berbicara biasanya anak juga sudah bisa
menyebutkan urutan angka walaupun tidak urut sama sekali. Kemampuan
membilang adalah kemampuan anak untuk membilang satu, dua, tiga, dan
3

seterusnya dan hanya sekedar menyebutkan, atau dapat diartikan sebagai


kemampuan anak untuk menyebutkan bilangan tanpa harus mengetahui
lambang bilangan yang menyertainya (Sudaryanti, 2006: 4). Anak biasanya
akan memulai membilang dengan pemahamannya sendiri ketika ia diminta
oleh orang orang didekatnya untuk melakukan kegiatan membilang. Hal ini
sperti apa yang dinyatakan oleh Sudaryanti (2006:4) bahwa sejak anak mulai
berbicara, anak sudah bisa mengucapkan satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Kemampuan anak untuk membilang ketika dia mulai berbicara ia lakukan
dengan menirukan orang dewasa yang ada di lingkungannya. Ketika anak
membilang anak belum memahami apa arti dari bilangan yang disebutkan.
Pada umumnya kegiatan pembelajaran membilang di TK MTA
Jumantono yang berlangsung dengan paper and pencil. Kegiatan yang
diberikan oleh guru dilakukan dengan menggunakan gambar yang dibuat
langsung oleh guru di papan tulis. Kegiatan lainnya adalah dengan langsung
mengenalkan lambang bilangan dan meminta anak untuk menyebutkan nama
bilangannya. Selain itu juga dilakukan dengan meminta anak untuk
menggambar kembali gambar yang telah digambar guru di papan tulis yang
kemudian anak membilang gambar yang ada di papan tulis dan buku tulis
secara bersama-sama. Kegiatan ini tentu saja sangat memakan waktu yang
lama. Anak kadang terlihat sudah kepayahan sebelum menuntaskan tugasnya.
Disamping anak juga bosan terkadang anak mengalami kesulitan dalam
menirukan gambar guru. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan membilang
anak, karena anak akan lebih sibuk menggambar daripada kegiatan
membilang bersama-sama.
Kegiatan lain yang diberikan oleh guru sebagai kegiatan pembelajaran
membilang adalah dengan menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA). Guru
meminta untuk mengerjakan LKA setiap harinya.. Terkadang guru juga
memberikan pembelajaran menggunakan media, namun media yang
4

diberikan guru sebagai alat penyampaian pembelajaran kurang menarik dan


bervariasi. LKA sebagai selingan pembelajaran justru digunakan sebagai
pokok kegiatan pembelajaran. Kebosanan anak tampak jelas ketika
mengerjakan tugas tugas tersebut. Beberapa anak bahkan memilih hanya
mencoret coret saja LKA nya tersebut dengan alasan “Saya nggak bisa bu”
atau “Bu, aku capek Bu”. Sementara beberapa yang lain bahkan hanya diam
tidak mengerjakan.
Salah satu karakteristik anak usia dini adalah anak belajar melalui
bermain, anak bermain seraya belajar. Bermain dilakukan oleh
anaktanpadiminta olehsiapa pun. Keinginan Bermain muncul secara reflex
dari anak. Bermain bagi anak adalah panggilan jiwa, seperti yang dinyatakan
oleh Sudono (2006: 1) bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan tanpa
atau menggunakan alat permainan, yang sering disebut dengan bermain akan
memberikan kesenangan maupun membangkitkan imajinasi pada anak. Anak
bisa mendapat kepuasan yang pada akhirnya ia bisa melakukan eksplorasi
sendiri untukakhirnya ia akan mendapatkan pemahaman akan segala sesuatu.
Pernyataan Sudono tersebut ia dasarkan pada teori yang pernah
disampaikan Montessori bahwa ketika anak bermain, maka anak akan
menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Bermain sebagai
salah satu sumber kegiatan belajar untuk anak, akan memberikan kesempatan
anak untuk menemukan sendiri, mengulang-ulang serta mudah dalam
menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru (Sudono, 2006: 2-3).
Bermain yang dilakukan oleh anak bisa dilakukan dengan tanpa cara
atau aturan yang disepakati. Bermain juga bisa dilakukan dengan atau tanpa
alat. Tetapi pada dasarnya apa yang dilakukan oleh anak dengan bermain
adalah menghadirkan konsep secara konkret dalam dirinya. Kegiatan
peningkatan kemampuan membilang anak dapat dilakukan dengan beberapa
cara serta metode menggunakan media yang bermacam-macam dan
5

bervariasi. Media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan


membilang bisa menggunakan kartu domino, kartu gambar, benda konkrit
(biji-bijian, buah-buahan), balok kuisioner, menara gelang, pohon hitung, dan
masih banyak lagi (Sudono,2006: 6-20)
Berdasarkan kondisi dan fakta yang ditemukan di kelas yang menjadi
latar belakang semua permasalahan, penulis merasa perlu untuk membuat
kegiatan pembelajaran membilang yang menarik dan sesuai dengan
karakteristik,tahapan perkembangan maupun cara belajar anak. Kegiatan
tersebut adalah kegiatan menggunakan media bahan alam..Bermain dengan
benda-benda konkret tersebut mampu mengembangkan anak untuk dapat
mengenal angka sebagai lambang banyaknya benda salah satunya adalah
mempergunakan media benda-benda alam.
Kegiatan dengan Dibala (Media Bahan Alam) menyajikan permainan
yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari yaitu bermain membilang,
sesuatu yang sangat mereka sukai. Hal ini akan membuat anak semakin
tertarik karena mereka akan menghubungkan dengan pengalaman yang telah
didapat sebelumnya. Pada dasarnya kemampuan membilang dapat diperoleh
secara alamiah melalui pengalaman sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana upaya meningkatkan
kemampuan membilang dengan media bahan alam (Dibala) pada anak
Kelompok B1 TK MTA Jumantono, Kecamatan Jumantono, Kabupaten
Karanganyar semester 1 tahun pelajaran 2016/2017?”
3. Tujuan Perbaikan
Tujuan perbaikan ini adalah: “Untuk meningkatkan kemampuan
membilang anak melalui kegiatan media bahan alam (Dibala) pada anak
6

Kelompok B1 di TK MTA Jumantono, Kecamatan Jumantono, Kabupaten


Karanganyar semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.”
4. Manfaat Perbaikan
Manfaat perbaikan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para
pendidik khususnya pendidik Taman Kanak-kanak (TK) dalam menyusun
atau mengadakan kegiatan bermain yang bervariasi, kreatif dan menarik
bagi anak sehingga dapat memfokuskan pemikiran anak dan
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal angka 1-10 sebagai
lambang banyaknya benda.
b. Meningkatkan kemampuan membilang anak Kelompok B1 di TK MTA
Jumantono , Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Hakekat Kemampuan Membilang
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa konsep angka
sangat penting bagi anak usia dini. Anak pada dasarnya sudah
mempunyai ketertarikan sendiri dengn angka ketika ia sudah dapat
berbicara. Hal ini ditujukan dengan minat anak untuk mengetahui sesuatu
yang baru di sekitar lingkungan anak. Pengenalan konsep angka akan
memberikan bekal awal kepada anak untuk mempelajari berhitung dan
operasi penjumlahan. Sedikit sulit untuk mengenalkan konsep
bilangan/angka kepada anak karena sifatnya abstrak dan pada saat itu
anak mengalami tahapan praoperasional yaitu masa transisi yaitu, proses
berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak . Menurut Fatimah (2009: 9)
anak-anak akan belajar membilang dengan membedakan bilangan
7

berdasarkan penggunaannya, yaitu: 1) Bilangan kardinal menunjukan


kuantitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok, kuantitas terbagi
dua yaitu kuantitas diskret untuk menjawab pertanyaan berapa banyak
benda, diakhiri dengan suatu benda (buah, butir, ekor dan lain-lain); dan
kuantitas kontinyu untuk menjawab pertanyaan tentang pengukuran
benda, diakhiri dengan satuan ukuran (meter, kilogram, jam, dan lain-
lain), 2) Bilangan ordinal, digunakan untuk memberi nama pada benda,
contoh kesatu, ke 21, Bilangan nominal, digunakan untuk memberi nama
pada benda seperti si nomor satu, kursi nomor 5, 3) Membilang dalam
bentuk bilangan memiliki beberapa bentuk/tampilan yang saling
berkaitan, diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, dan simbol
(angka atau kata).
Pembelajaran membilang untuk anak usia dini semestinya diberikan
dengan tetap mempertimbangkan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan anak, kareakteristik anak serta minat dan bakat anak.
Merujuk pada hal tersebut pembelajaran membilang untk anakusia dini
mempunyai cirri tersendiri. Ciri-ciri kemampuan membilang pada anak
usia TK adalah anak bisa memahami dan mengenal bilangan dengan
lancar dan baik. Adapun ciri-ciri kemampuan membilang (Siswono,
2012) adalah:
1) Anak mampu menghitung benda yang ada di sekitarnya misalnya
dengan menggunakan jari, karena anak akan dengan mudah
mempunyai konsep bilangan yang mudah difahami anak. Anak dapat
melakukan sendiri proses membilang. Hal ini perlu dilatih sejak usia
dini agar anak mempunyai kemampuan membilang dengan jari
tangannya.
8

2) Anak mampu membilang benda-benda. Hal ini dilakukakn untuk


memberi pemahaman pada anak bahwa semua benda yang ada
disekitar anak bisa dihitung.
3) Anak mampu membilang sambil beraktifitas misalnya dengan
menyanyi. Hal ini dapat dikenalkan pada anak dengan melalui lagu
yang sesuai dengan bilanyan yang akan dikenalkan pada anak.
b. Media Bahan Alam
Media pembelajaran adalah suatu perantaraan dalam penyampaian
informasi dari guru kepada anak didiknya (Sujiono, 2008: 8.4). Di TK,
media apapun yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah untuk
belajar melalui bermain (Sujiono, 2008: 8.6). Lebih lanjut Yuliani Nurani
Sujiono menjelaskan fungsi dan tujuan media pembelajarandiTK adalah
untuk 1) merangsang anak melakukan kegiatan pikiran, perasaan,
perhatian dan minat, 2) bereksperimen, 3) menyelidiki dan meneliti, 4)
alat bantu, 5) mencapai tujuan pendidikan, 6) alat peraga untuk
memperjelas sesuatu (menghindari verbalisme), 7) mengembangkan
imajinasi (kreativitas), 8) membantu melaksanakan tugas yang diberikan,
9) melatih kepekaan berpikir, 10) digunakan sebagai alat permainan.
Peran media dalam komunikasi pembelajaran di taman kanak-kanak
semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat ini
dalam masa kongkret. Dengan demikian, pembelajaran di TK harus
menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara
konkret. Hal tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai
saluran penyampai pesan dari guru kepada anak didik agar pesan atau
informasi tersebut dapat diserap anak dengan baik.
Bahan alam adalah bahan-bahan yang berasal dari alam yang dapat
diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat bagi
9

penggunanya.Seperti: batu-batuan, kayu, ranting, biji-bijian, daun-daun


kering, pelepah, bambu, bunga, batang padi,dll
2. Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal guru belum menerapkan kegiatan pembelajaran
dengan media bahan alam (Dibala) tetapi guru menggambar di papan tulis
atau menggunakan lembar kerja anak, sehingga kemampuan membilang anak
juga kurang maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru melakukan
kegiatan secara aktif. Hal ini di dasarkan bahwa penggunaan media bahan
alam memberi pengalaman langsung pada anak sehingga dapat
mengembangkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.
3. Hipotesis Tindakan
Penerapan kegiatan dengan Dibala dapat meningkatkan kemampuan
membilang anak Kelompok B11 di TK MTA Jumantono Kecamatan Jumantono
semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
C. PELAKSANAAN PERBAIKAN
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak MTA Jumantono
yang beralamat di Dusun Dukuhan Desa Gemantar, Kecamatan Jumantono
Kabupaten Karanganyar dan dibawah koordinasi UPT Pendidikan Usia Dini
Nonformal, Informal dan Sekolah Dasar Kecamatan Jumantono.
Subjek penelitian adalah anak didik Kelompok B1 TK MTA
Jumantonotahun pelajaran 2016/2017 dan peneliti Pelaksanaan ini dibagi 2
siklus dalam semester I tahun pelajaran 2016/2017dengan jadwal sebagai
berikut:
a. Siklus I dilaksanakan tanggal 10 Oktober 2016 sampai dengan
tanggal 14 Oktober 2016
b. Siklus II dilaksanakan tanggal 17 Oktober 2016-21 November 2016
10

2. Deskripsi Per Siklus


Siklus I (pertama)
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan penelitian penulis menyampaikan keadaan
awal pembelajaran yang dilaksanakan di Kelompok B1 TK MTA
Jumantono Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Pada siklus
ini pertama-tama membuat rencana kegiatan, yaitu: 1) Rencangan
kegiatan untuk siklus I, 2) Rencana Kegiatan Harian (RKH), 3)
Skenario Perbaikan
Pihak yang terlibat dalam Pemantapan Kemampuan Profesional ini
adalah:
1) Mahasiswa: Sudarni NIM. 826302465
2) Pengelola: Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta
3) Supervisor 1: Titiek Budi Letari, S.E,S.Pd.AUD
(NIP 197402082008012015
4) Supervisor 2: Partini, S.Pd
3. Observasi kegiatan
Yaitu yang digunakan untuk memperoleh data melalui
pengamatan/observasi langsung oleh guru selaku peneliti beserta penilai
(supervisor). Selain observasi langsung, pengumpulan data dilaksanakan
dengan dokumentasi yang berupa hasil karya anak, nilai hasil karya anak
(evaluasi). Lembar pengamatan yang lainnya meliputi: pengamatan
kinerja guru, keaktifan siswa, serta jalannya pembelajaran.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis dan diambil
tindakan. Analisis data menggunakan pedoman bahwa meningkatnya
kemampuan membilang anak diindikasikan dengan tercapainya indikator
kemampuan Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep
11

bilangan dengan benda- benda sampai 10) (Kog 37), Menghubungkan/


memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda sampai 10 (anak
tidak disuruh menulis (Kog 39), Menyebutkan hasil penambahan
(menghubungkan dua kumpulan benda) (kog 31), Mengelompokkan
bentuk- bentuk geometri(lingkaran, segi tiga, segi empat, dll) (K 25),
Memperkira kan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4
pola yang berurutan; misal: merah- putih- biru- merah- putih- biru...
Keberhasilan program dapat dilihat dari persentase jumlah anak didik
yang mendapatkan nilai 3 dan 4 dihitung dari
∑Anak yang mendapat nilai 3 dan 4 x 100%
∑ Anak yang hadir
Keterangan :
1 : Anak belum melakukan kegiatan
2 : Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan bimbingan guru
3 : Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan sendiri
4 : Anak sudah mampu melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Pembelajaran melalui bermain dengan media bahan alam (Dibala) pada
Kelompok B1 di TK MTA Jumantono dapat dikatakan berhasil apabila
anak didik yang dijadikan subjek penelitian ini kemampuan
membilangnya dapat meningkat dibandingkan dengan sebelum
dilaksanakan penelitian ini. Indikator keberhasilan adalah apabila jumlah
anak yang mendapat nilai 3 dan 4 mencapai >80% pada akhir
siklus.
c. Refleksi kegiatan
Refleksi hasil observasi dilakukan setelah pembelajaran selesai.
Hasil observasi didiskusikan dan dibahas kelebihan dan
kekurangnnya. Hasil pengumpulan data yang di dapat dari refleksi
kemudian di analisis secara diskriptif. Hasil evaluasi disajikan dalam
12

bentuk tabel untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan


dan pemahaman anak. Kegiatan pembelajaran untuk siklus I adalah
Mencari daun di kebun dan memasukkan daun ke dalam gelas
berangka (Membilang dengan menunjuk benda), Menempelkan kartu
angka pada ikatan sejumlah lidi (Menghubungkan/ memasangkan
lambang bilangan dengan benda- benda sampai 10, Menghitung
sejumlah biji sirsak di mangkuk dan biji sirsak di gelas kemudian
mencampurkan ke dalam piring dan menghitungnya kembali,
Menempel kartu angka kumpulan daun kering yang ditempel di
kertas kemudian memberi tanda tanda > , = atau < (Menyebutkan
hasil penambahan (menghubungkan dua kumpulan benda),
Menempelkan potongan daun pisang kering berbentuk segi empat,
segi tiga dan lingkaran (Membedakan konsep banyak -sedikit,lebih-
kurang, sama-tidak sama)

Siklus II (kedua)
a. Perencanaan
Pelaksanaan pada siklus ke 2 merupakan perbaikan dari siklus I. Pada siklus
ini terlebih dahulu membuat rencana kegiatan seperti di siklus 1 hanya saja
pelaksanaannya didasarkan pada refleksi siklus 1:
b. Observasi kegiatan
Observasi digunakan untuk memperoleh data melalui
pengamatan/observasi langsung oleh guru selaku peneliti beserta penilai
(supervisor). Selain observasi langsung, pengumpulan data dilaksanakan
dengan dokumentasi yang berupa hasil karya anak, nilai hasil karya anak
(evaluasi). Lembar pengamatan yang lainnya meliputi: pengamatan kinerja
guru, keaktifan siswa, serta jalannya pembelajaran.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis dan diambil
13

tindakan. Analisis data menggunakan pedoman bahwa meningkatnya


kemampuan membilang anak diindikasikan dengan tercapainya indikator
kemampuan Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan
dengan benda- benda sampai 10) (Kog 37), Menghubungkan/ memasangkan
lambang bilangan dengan benda- benda sampai 10 (anak tidak disuruh
menulis (Kog 39), Menyebutkan hasil penambahan (menghubungkan dua
kumpulan benda) (kog 31), Mengelompokkan bentuk- bentuk
geometri(lingkaran, segi tiga, segi empat, dll) (K 25), Memperkira kan urutan
berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan; misal:
merah- putih- biru- merah- putih- biru....
Kemampuan membilang permulaan anak di dalam satu kelas ditunjukkan
dengan persentase jumlah anak yang mendapatkan nilai yaitu
Jumlah anak yang mendapatkan nilai tersebut x 100%
Jumlah seluruh anak
Keberhasilan program dapat dilihat dari persentase jumlah anak didik
yang mendapatkan nilai 3 dan 4 dihitung dari
∑Anak yang mendapat nilai 3 dan 4 x 100%
∑ Anak yang hadir
Keterangan :
1 : Anak belum melakukan kegiatan
4 2: Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan bimbingan guru
5 3: Anak sudah mampu melaksanakan kegiatan sendiri
6 4: Anak sudah mampu melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Pembelajaran melalui kegiatan bermain dengan Dibala pada Kelompok
B1 di TK MTA Jumantono dapat dikatakan berhasil apabila anak didik
yang dijadikan subjek penelitian ini kemampuan membilangnya dapat
meningkat dibandingkan dengan kondisi kemampuan anak sebelum
dilaksanakan penelitian ini. Indikator kenerhasilan adalah apabila jumlah
14

anak yang mendapat nilai 3 dan 4 mencapai >80% pada akhir


siklus.
c. Refleksi kegiatan
Refleksi hasil observasi dilakukan setelah pembelajaran selesai. Hasil
observasi di diskusikan dan dibahas kelebihan dan kekurangnnya. Hasil
pengumpulan data yang di dapat dari refleksi kemudian di analisis secara
diskriptif. Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetaui
seberapa besar tingkat kemampuan dan pemahaman anak.
Kegiatan pembelajaran untuk siklus II sebagai berikut: Memasukkan
kunyit ke dalam gelas berangka (Membilang dengan menunjuk benda),
Menempelkan kartu angka pada kacang tanah dalam plastik
(Menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda
sampai 10 ), Menghitung sejumlah biji jagung di mangkuk dan biji jagung
di gelas kemudian (Menyebutkan hasil penambahan (menghubungkan dua
kumpulan benda), Menempel kartu angka kumpulan bunga yang ditempel
di kertas kemudian memberi tanda tanda > , = atau <, Mengurutkan dan
Menempelkan potongan daun jagung (klobot) berbentuk segi empat, segi
tiga dan lingkaran Memperkira kan urutan berikutnya setelah melihat
bentuk lebih dari 3-4 .
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Deskripsi per Siklus
a. Pra Siklus
Pembelajaran membilang di TK MTA Jumantono Kecamatan
Jumantono Kabupaten Karanganyar tampak tidak menarik bagi anak
karena Hasil pengamatan awal pada proses pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran sering dilakukan di dalam kelas,
pembelajaran berhitung dilakukan dengan cara yang monoton, media
15

yang digunakan dalam pembelajaran berhitung permulaan kurang


menarik dan kurang bervariasi
Berdasarkan hasil identifikasi dan perumusan masalah akan
diuraikan langkah-langkah perbaikan yang telah direncanakan dalam dua
siklus. Dalam setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam dua siklus dengan data awal pembelajaran berikut ini.
Dalam kegiatan pra siklus di atas, dapat disimpulkan tentang ketercapaian
indikator yang ditentukan dalam bentuk persentase. Adapun rinciannya
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan hari ke-1, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 10
anak (62,5%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik ada
2 anak (12,5%).
2) Kegiatan hari ke-2, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 10
anak 62,5%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik ada
2 anak (12,5%).
3) Kegiatan hari ke-3, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 9
anak (56,25%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai baik
ada 4 anak (25%).
4) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 9
anak (56,25%). Nilai sedang/cukup ada 5 anak (31,25%) dan nilai baik
ada 2 anak (12,5%).
5) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 10
anak (62,5%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik ada
2 anak (12,5%).
6) Rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5 kegiatan
padapembelajaran sebelum dilakukan perbaikan adalah
16

1 = 0

2 = 48/5= 9,6 = 64,00%


3 = 20/5= 4 = 25,00%
5 4 =12/5 = 2,4 = 15,00%
Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa kemampuan
membilang anak Kelompok B1 TK MTA Jumantonomasih perlu
perbaikan, yaitu jumlah anak yang mendapat 3 dan 4 adalah
40% sehingga dapat dikatakan bahwa hasil ini masih jauh dari
indikator keberhasilan yaitu sejumlah >80% anak mendapatkan nilai
3 dan 4..
Keberhasilan rata-rata kemampuan membilang anak hanya
sebesar 40%. Hal ini tentu saja masih jauh dari keadaan yang bisa
dikatakan berhasil karena 50% saja belum tercapai. Hanya terdapat
15% anak yang sudah mencapai kemampuan membilang dengan nilai
baik.
b. Siklus I
1) Data Perencanaan
Berdasarkan data yang dipaparkan di atas diketahui bahwa
pelaksanaan pembelajaran sebelum diadakan perbaikan masih rendah.
Hal ini dapat diketahui dari hasil pembelajaran dari 16 anak, hanya
25% yang mendapat nilai cukup dan 15% yang mendapat nilai baik.
Masih terdapat 60% anak yang mendapat nilai kurang.
Masih banyaknya anak yang mendapatkan nilai kurang tersebut
disebabkan oleh 1) Anak masih kesulitan dalam melakukan langkah-
langkah kegiatan setelah diberi penjelasan oleh guru, 2) Banyak anak
yang tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga ketika mereka
belum menguasailangkah kegiatan mereka diam saja atau tidak
peduli, 3) Penjelasan guru belum sepenuhnya bisa dipahamianak
17

Pembelajaran yang dirancang dalam RKH harus dilaksanakan sebagai


bahan perbaikan.

2) Data Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan mulai hari
Senin 10 Oktober 2016 sampai dengan Jumat 14 Oktober 2016 pada
anak Kelompok B1 TK MTA Jumantono Kecamatan Jumntono,
Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I di dalam
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
3) Data Pengamatan
Pada siklus pertama ini guru sudah melaksanakan tugasnya untuk
memberi penjelasan langkah kegiatan kepada anak dan membimbing
mereka. Berdasarkan hasil observasi yang sudah diperoleh dapat
disimpulkan bahwa masih banyak anak yang kurang mampu dalam
melakukan kegiatan mengenal angka sebagai lambang banyaknya benda.
Anak masih kurang tertarik pada benda alam yang digunakan kecuali
daun.
Dari data pengamatan yang dilakukan pengamat, dapat diketahui
bahwa guru sudah menyampaikan materi dengan baik, menggunakan
media pembelajaran serta kegiatan yang cukup. Tetapi dalam penggunaan
media pembelajaran belum variatif. Banyak anak yang tidak aktif dalam
menggunakan media karena anak masih belum tertarik. Anak hanya diam
dan tidak mau bertanya. Bahkan beberapa anak yang lain masih bermain-
main sendiri
4) Refleksi
Dari data dalam kegiatan siklus I di atas, maka dapat disimpulkan
tentang ketercapaian indikator yang ditentukan dalam bentuk persentase.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
18

a) Kegiatan hari ke-1, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
9 anak (56,25%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 4 anak (25%).
b) Kegiatan hari ke-2, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
8 anak (50%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik
ada 4 anak (25%).
c) Kegiatan hari ke-3, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
8 anak (50%). Nilai sedang/cukup ada 2 anak (12,5%) dan nilai baik
ada 6 anak (37,5%).
d) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
7 anak (43,75%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 6 anak (37,5%)
e) Kegiatan hari ke-5, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
6 anak (37,5%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 7 anak (43,75%).
Persentase rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5
kegiatan pada pembelajaran setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 adalah

1 = 0

2 = 38/5= 7,6 = 47,5%


3 = 15/5= 5 = 18,75%
4 =27/5 = 5,4 = 33,75%

Dari lembar observasi kemampuan dapat diketahui beberapa fakta yang


muncul dalam pembelajaran. Beberapa anak masih belum bisa
memahami langkah-langkah kegiatan yang disampaikan oleh guru
19

Kurang optimalnya kinerja guru membuat proses pembelajaran


permainan wisata pintar di siklus I ini menjadi kurang lancar. Dalam
menjelaskan tata cara atau aturan permainan harus lebih terperinci dan
jelas karena pada siklus ini dalam menjelaskan langkah langkah
kegiatan dengan media bahan alam guru belum bisa optimal
melakukannya sehingga penjelasannya kurang bisa dipahamioleh anak
Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa kemampuan
membilang anak kelompok B1 TK MTA Jumantono masih perlu
perbaikan, yaitu jumlah anak yang mendapat 3 dan 4 adalah
52,50% sehingga dapat dikatakan bahwa hasil ini masih jauh dari
indikator keberhasilan yaitu sejumlah >80% anak mendapatkan nilai
3 dan 4.
Berdasarkan data yang dipaparkan di atas diketahui bahwa hasil
pelaksanaan pembelajaran setelah diadakan perbaikan siklus 1 masih
rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil pembelajaran dari 16 anak,
hanya 18,75% yang mendapat nilai cukup dan 33,75% yang mendapat
nilai baik. Masih terdapat 47,5% anak yang mendapat nilai kurang.
Masih banyaknya anak yang mendapatkan nilai kurang tersebut
disebabkan oleh 1) Masih tampak beberapa anak yang belum
memahami langkah-langkah kegiatan sehingga dalam melakukan
kegiatannya masih harus dibantu penuh oleh guru, 2) Beberapa anak
masih tampak kurang tertarik pada pembelajaran, 3) Masih tampak
anak yang melakukan kegiatannya sendiri
2. Siklus II
a. Data Perencanaan
Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I dibuatlah rencana
perbaikan pembelajaran siklus I untuk melaksanakan siklus II. Rencana
pada Siklus II ini disusun agar dapat lebih mengoptimalkan dalam
20

mengenal angka 1-10. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada


padaSiklus I. Melalui berbagai pertimbangan maka pada Siklus II ini
kegiatan mengenal angka sebagai lambing banyaknya benda dilakukan
dengan banyak mempergunakan media alam yang menarik bagi anak,
selain itu tujuannya agar anak lebih termotivasi sehingga kemampuan
yang ada akan meningkat. Pemberian reward berupa bintang bagi anak
sesuai dengan kriteria dalam kegiatan juga akan semakin memotivasi
anak untuk lebih aktif dan semangat.
Pada tahap perencanaan ini peneliti merancang rencana perbaikan
pembelajaran dan menyiapkan lembar pengamatan.
b. Data Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan mulai hari
Senin 17 Oktober 2016 sampai dengan Jumat 21 Oktober 2016 di
Kelompok B1 TK MTA Jumantono Kecamatan Matesih, Kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I di dalam Rencana
Kegiatan Harian (RKH)
c. Data Pengamatan
Pada siklus kedua kondisi kelas dalam kegiatan pengembangan
kemampuan membilang dengan media bahan alam sudah lebih kondusif.
Guru sudah lebih baik dalam memberikan penjelasan tentang langkah-
langkah kegiatan terbukti anak-anak sudah banyak yang lebih
memahaminya sehingga mereka bisa melaksanakan tugas lebih baik dan
mandiri
21

d. Refleksi
Dari data dalam kegiatan siklus I di atas, maka dapat disimpulkan tentang
ketercapaian indikator yang ditentukan dalam bentuk persentase. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan hari ke-1, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 5
anak (31,25%). Nilai sedang/cukup ada 1 anak (6,25%) dan nilai baik
ada 10 anak (62,5%).
2) Kegiatan hari ke-2, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 1
anak (6,25%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai baik
ada 12 anak (75%).
3) Kegiatan hari ke-3, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 2
anak (12,5%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik
ada 10 anak (62,5%).
4) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 2
anak (12,5%). Nilai sedang/cukup ada 2 anak (12,5%) dan nilai baik
ada 12 anak (75%).
5) Kegiatan hari ke-5, dari 16 anak tidak ada yang memperoleh nilai
kurang (0%). Nilai sedang/cukup ada 3 (18,75%) anak dan nilai baik
ada 13 anak (81,25%).
Rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5 kegiatan pada
pembelajaran setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2
adalah

1 = 0

2 = 11/5= 2,2 = 13,75%


3 = 13/5= 2.6 = 16.25%
4 =57/5 = 11,4 = 71,25%
22

Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa kemampuan membilang


anak kelompok B TK MTA Jumantono sudah mengalami peningkatan yang
signifikan, yaitu jumlah anak yang mendapat 3 dan 4 adalah 87,50%
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil ini sudah melampaui indikator
keberhasilan yaitu sejumlah >80% anak mendapatkan nilai 3 dan 4.

Pembelajaran dengan media bahan alam dapat berhasil meningkatkan


kemampuan membilang anak didik karena 1) Anak sudah menikmati
kegiatan yang dilakukan karena anak sudah memahami langkah langkah
kegiatan dan mampu melaksanakan langkah tersebut, 2) Hal tersebut terjadi
karena guru sudah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik dalam
membimbing, memberi motivasi dn memberi contoh model kepada anak
sehingga anak merasa tertarik, senang, bersemangat dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar pun meningkat.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa tindakan


perbaikan pada Siklus II sudah berhasil mencapai indikator keberhasilan
yaitu sekurang-kurangnya 80% dari seluruh jumlah anak mampu mencapai
nilai 3 dan . 4 Jumlah anak yang mencapai keberhasilan peembelajaran
atau tuntas belajar daalam peningkatan kemampuan membaca awal anak
melalui media kartu angkadan kartu gambar, sudah melebihi target
keberhasilan yang direncanakan peneliti, karena 80% anak sudah tuntas
kemampuan membaca permulaannyanya. Dengan demikian hipotesis
tindakan yang berbunyi bahwa kegiatan dengan media kartu angka dan
gambar dapat meningkatkan kemampuan membilang anak kelompok B1 TK
MTA Jumantono teruji kebenarannya.
23

3. Pembahasan Hasil per Siklus


a. Pra Siklus
Pada kondisi sebelum diterapkan penelitian tindakan kelas ini
terlihat kemampuan membilang anak masih sangat kurang. Sebagian
besar anak belum mampu menghubungkan dan menyebutkan tulisan
sederhana dengan simbol yang melambangkannya. Untuk pembelajaran
berhitung di kelompok B1 TK MTA Jumantono digunakan lembar kerja.
Pembelajaran dengan metode ini masih berpusat pada guru sehingga
anak menjadi pasif.
Dari hasil pengamatan dan penilaian pada kegiatan pra siklus dapat
disimpulkan 1) Kemampuan membilang anak masih rendah dari 16 anak,
15% yang mendapat nilai baik, dan hanya sejumlah 40% yang dapat
menyelesaikan tugas berhitung secara tuntas (mendapatkan nilai 3
dan 4), 2) Sebagian anak kurang tertarik atau bosan dengan media
pembelajaran yang kurang bervariasi, 3) Anak kurang memahami langkah
langkah kegiatan yang disampaikan guru
b. Siklus I
Pembelajaran sudah berjalan lebih aktif dari pada sebelum dilakukan
tindakan perbaikan. Sudah tampak beberapa anak yang aktif mengerjakan
tugasnya mandiri, tetapi masih banyak anak yang harus dibantu guru dalam
mengerjakan tugasnya.. Baru tampak beberapa anak yang sudah dapat
melakukan tugas memasangkan kartu angka dan benda dalam wadah setelah
membilangnya dengan benar secara mandiri.
Berdasarkan pengamatan dan penilaian siklus I selama 5 hari dapat
disimpulkan: 1) Anak sudah mulai tertarik pada media yang memudahkan
mereka memahami konsep membilang, 3) Anak masih perlu bimbingan
dalam melaksanakan tugasnya, 4) Dalam siklus I ini sudah menunjukkan
peningkatan anak yang memperoleh nilai baik, 5) Dari 16 anak, sudah
24

33,75% yang dapat menyelesaikan tugas berhitung dengan baik dan benar.,
6) Baru sebanyak 52,50% anak yang mencapai nilai cukup dan baik, padahal
untuk mencapai indikator keberhasilan pembelajaran harus ada >80% anak
yang mencapai nilai cukup dan baik
c. Siklus II
Secara umum pada siklus II pembelajaran secara umum berlangsung
dengan lebih lancar dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran dengan
media bahan alam dapat berhasil meningkatkan kemampuan membilang anak
didik karena 1) Anak sudah menikmati kegiatan yang dilakukan karena anak
sudah memahami langkah langkah kegiatan dan mampu melaksanakan
langkah tersebut, 2) Hal tersebut terjadi karena guru sudah melaksanakan
tugasnya dengan sangat baik dalam membimbing, memberi motivasi dn
memberi contoh model kepada anak sehingga anak merasa tertarik, senang,
bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil
belajar pun meningkat..
Berdasarkan hasil pengamatan penilaian siklus II ini yang dilaksanakan
dalam waktu yang sama dengan siklus I yaitu 5 hari, maka dapat disimpulkan
1) Dari 16 anak, sudah terdapat 71,25% yang dapat menyelesaikan tugas
berhitung dengan baik dan benar, 2) Terdapat 87,50% anak yang mencapai
nilai cukup dan baik. Ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan
pembelajaran ini telah tercapai.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil dalam perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kegiatan pengembangan pembelajaran dengan media bahan alam
(Dibala) dapat meningkatkan kemampuan membilang anak Kelompok B1
MTA Jumantono
25

b. Kegiatan pembelajaran dengan Dibala ini mendapat respon yang positif


dari anak karena dapat memberikan pengalaman belajar yang nyata,
menarik, menantang dan bermakna
.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk dapat meningkatkan prestasi
dan kemampuan membilang anak menjadi tanggungjawab bersama.
Sedangkan saran demi kemajuan adalah sebagai berikut:
a. Bagi guru
1) Guru hendaknya memilih media dan sumber belajar yang tepat
untuk merangsang minat belajar anak.
2) Dalam meningkatkan kemampuan anak hendaknya guru memilih
media yang menarik.
3) Guru hendaknya memberi penguatan berupa motivasi dan
pendekatan pada anak yang pasif dalam kegiatan
4) Guru hendaknya tidak membiarkan anak melakukan tugas tanpa
bimbingan dan perhatian, sebab ketika anak mengalami kesulitan
dan tidak ada pembimbing akan membuat anak menjadi malas atau
berputus asa.
b. Untuk sekolah
1) Sekolah sebaiknya memberi motivasi kepada guru untuk bisa
berkreasi dalam mengembangkan kemampuan anak.
2) Sekolah hendaknya terus memberikan kesempatan dan dukungan
kepada guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3) Sekolah hendaknya mengadakan perencanaan yang matang untuk
mencapai kemampuan anak dengan menyediakan media dan alat
yang dibutuhkan.
26

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Taman Kanak-Kanak dan


Raudhotul Athfal. Jakarta: Depdiknas.

______2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Karim,, Muchtar, As'ari, Abdul Rahman, Muhsetyo, Gatot, Sutawidjaja,. Akbar.(1996).


Buku Pendidikan Matematika I. Malang : Depdikbud.

Sujiono, Yuliani Nurani.2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai