A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini berada dalam masa sensisitif. Ini berarti bahwa anak usia
tersebut berada pada tahapan di mana selalu membutuhkan stimulasi bagi
perkembangan semua aspek dalam dirinya. Perkembangan kognitif anak
meliputi kemampuan otak anak dalam memperoleh, mengelola, dan
mengunakan informasi tersebut menjadi sebuah pengetahuan bagi dirinya.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir anak untuk
dapat mengelola perolehan belajar, menemukan bermacam-macam
alternative masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika,
mengelompokkan, serta kemampuan berpikir teliti (Departemen Pendidikan
Nasional, 2004: 6).
Pengembangan kognitif dikaitkan dengan pengembangan daya pikir
anak. Salah satu aspek kognitif yang harus dikembangkan pada anak usia dini
adalah kemampuan logika matematika yang diantaranya memuat tentang
kemampuan mengenal bilangan yang diawali dengan kegiatan membilang.
Muchtar A. Karim, Abdul Rahman As’ari, Gatot Muhsetyo, dan Akbar
Sutawidjaja (1997: 72-73) menjelaskan membilang sebagai pekerjaan
membandingkan. Dalam hal ini anak dimotivasi untuk membandingkan antar
benda, antara dua benda, tiga benda dan seterusnya. Seperti yang dinyatakan
oleh Muchtar A. Karim, dkk. (1997: 74) cara membilang yang digunakan
adalah dengan memasangan satu benda dengan benda dan bahwa bahwa
membilang adalah menyebut bilangan tentang banyak unsur suatu himpunan,
yaitu sifat satuan, duaan, tigaan, dan seterusnya.
Ketika anak sudah bisa bisa berbicara biasanya anak juga sudah bisa
menyebutkan urutan angka walaupun tidak urut sama sekali. Kemampuan
membilang adalah kemampuan anak untuk membilang satu, dua, tiga, dan
3
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Hakekat Kemampuan Membilang
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa konsep angka
sangat penting bagi anak usia dini. Anak pada dasarnya sudah
mempunyai ketertarikan sendiri dengn angka ketika ia sudah dapat
berbicara. Hal ini ditujukan dengan minat anak untuk mengetahui sesuatu
yang baru di sekitar lingkungan anak. Pengenalan konsep angka akan
memberikan bekal awal kepada anak untuk mempelajari berhitung dan
operasi penjumlahan. Sedikit sulit untuk mengenalkan konsep
bilangan/angka kepada anak karena sifatnya abstrak dan pada saat itu
anak mengalami tahapan praoperasional yaitu masa transisi yaitu, proses
berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit
menuju pengenalan lambang yang abstrak . Menurut Fatimah (2009: 9)
anak-anak akan belajar membilang dengan membedakan bilangan
7
Siklus II (kedua)
a. Perencanaan
Pelaksanaan pada siklus ke 2 merupakan perbaikan dari siklus I. Pada siklus
ini terlebih dahulu membuat rencana kegiatan seperti di siklus 1 hanya saja
pelaksanaannya didasarkan pada refleksi siklus 1:
b. Observasi kegiatan
Observasi digunakan untuk memperoleh data melalui
pengamatan/observasi langsung oleh guru selaku peneliti beserta penilai
(supervisor). Selain observasi langsung, pengumpulan data dilaksanakan
dengan dokumentasi yang berupa hasil karya anak, nilai hasil karya anak
(evaluasi). Lembar pengamatan yang lainnya meliputi: pengamatan kinerja
guru, keaktifan siswa, serta jalannya pembelajaran.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Hasil observasi yang diperoleh kemudian dianalisis dan diambil
13
1 = 0
2) Data Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan mulai hari
Senin 10 Oktober 2016 sampai dengan Jumat 14 Oktober 2016 pada
anak Kelompok B1 TK MTA Jumantono Kecamatan Jumntono,
Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017. Adapun langkah-
langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I di dalam
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
3) Data Pengamatan
Pada siklus pertama ini guru sudah melaksanakan tugasnya untuk
memberi penjelasan langkah kegiatan kepada anak dan membimbing
mereka. Berdasarkan hasil observasi yang sudah diperoleh dapat
disimpulkan bahwa masih banyak anak yang kurang mampu dalam
melakukan kegiatan mengenal angka sebagai lambang banyaknya benda.
Anak masih kurang tertarik pada benda alam yang digunakan kecuali
daun.
Dari data pengamatan yang dilakukan pengamat, dapat diketahui
bahwa guru sudah menyampaikan materi dengan baik, menggunakan
media pembelajaran serta kegiatan yang cukup. Tetapi dalam penggunaan
media pembelajaran belum variatif. Banyak anak yang tidak aktif dalam
menggunakan media karena anak masih belum tertarik. Anak hanya diam
dan tidak mau bertanya. Bahkan beberapa anak yang lain masih bermain-
main sendiri
4) Refleksi
Dari data dalam kegiatan siklus I di atas, maka dapat disimpulkan
tentang ketercapaian indikator yang ditentukan dalam bentuk persentase.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
18
a) Kegiatan hari ke-1, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
9 anak (56,25%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 4 anak (25%).
b) Kegiatan hari ke-2, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
8 anak (50%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik
ada 4 anak (25%).
c) Kegiatan hari ke-3, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
8 anak (50%). Nilai sedang/cukup ada 2 anak (12,5%) dan nilai baik
ada 6 anak (37,5%).
d) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
7 anak (43,75%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 6 anak (37,5%)
e) Kegiatan hari ke-5, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada
6 anak (37,5%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai
baik ada 7 anak (43,75%).
Persentase rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5
kegiatan pada pembelajaran setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 adalah
1 = 0
d. Refleksi
Dari data dalam kegiatan siklus I di atas, maka dapat disimpulkan tentang
ketercapaian indikator yang ditentukan dalam bentuk persentase. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan hari ke-1, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 5
anak (31,25%). Nilai sedang/cukup ada 1 anak (6,25%) dan nilai baik
ada 10 anak (62,5%).
2) Kegiatan hari ke-2, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 1
anak (6,25%). Nilai sedang/cukup ada 3 anak (18,75%) dan nilai baik
ada 12 anak (75%).
3) Kegiatan hari ke-3, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 2
anak (12,5%). Nilai sedang/cukup ada 4 anak (25%) dan nilai baik
ada 10 anak (62,5%).
4) Kegiatan hari ke-4, dari 16 anak yang memperoleh nilai kurang ada 2
anak (12,5%). Nilai sedang/cukup ada 2 anak (12,5%) dan nilai baik
ada 12 anak (75%).
5) Kegiatan hari ke-5, dari 16 anak tidak ada yang memperoleh nilai
kurang (0%). Nilai sedang/cukup ada 3 (18,75%) anak dan nilai baik
ada 13 anak (81,25%).
Rata-rata jumlah anak yang memperoleh nilai dari 5 kegiatan pada
pembelajaran setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 2
adalah
1 = 0
33,75% yang dapat menyelesaikan tugas berhitung dengan baik dan benar.,
6) Baru sebanyak 52,50% anak yang mencapai nilai cukup dan baik, padahal
untuk mencapai indikator keberhasilan pembelajaran harus ada >80% anak
yang mencapai nilai cukup dan baik
c. Siklus II
Secara umum pada siklus II pembelajaran secara umum berlangsung
dengan lebih lancar dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran dengan
media bahan alam dapat berhasil meningkatkan kemampuan membilang anak
didik karena 1) Anak sudah menikmati kegiatan yang dilakukan karena anak
sudah memahami langkah langkah kegiatan dan mampu melaksanakan
langkah tersebut, 2) Hal tersebut terjadi karena guru sudah melaksanakan
tugasnya dengan sangat baik dalam membimbing, memberi motivasi dn
memberi contoh model kepada anak sehingga anak merasa tertarik, senang,
bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hasil
belajar pun meningkat..
Berdasarkan hasil pengamatan penilaian siklus II ini yang dilaksanakan
dalam waktu yang sama dengan siklus I yaitu 5 hari, maka dapat disimpulkan
1) Dari 16 anak, sudah terdapat 71,25% yang dapat menyelesaikan tugas
berhitung dengan baik dan benar, 2) Terdapat 87,50% anak yang mencapai
nilai cukup dan baik. Ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan
pembelajaran ini telah tercapai.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil dalam perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kegiatan pengembangan pembelajaran dengan media bahan alam
(Dibala) dapat meningkatkan kemampuan membilang anak Kelompok B1
MTA Jumantono
25
DAFTAR PUSTAKA