Anda di halaman 1dari 12

Penatalaksanaan Gizi pada Pasien TB Paru

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikro bakterium
tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (DEPKES RI, 2002). Penyakit tuberkulosis
disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacteriumtuberculosis. Kuman ini pada
umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru -
paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput
otak, dan sebagianya (Laban, 2008).

Tuberkulosis klinis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Bentuk yang tidak


khas dari mikobakterium (misalnya Myco, kansasii, mycointracellulare) juga dapat
menyebabkan penyakit paru pada orang-orang yang lemah atau kekebalannya
tertekan. Insiden tuberkulosis aktif diantara pasienpasien yang sputumnya positif
terhadap basil tahan asam, pada hapusan langsung adalah sekitar 11 %, dibandingkan
dengan hanya 1,0% pada pasien yang hasil spuntumnya positif (Evans dan Crockford,
1994). Mikrobakterium tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang, yang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut
pula basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur lama selama beberapa
tahun (Depkes RI, 2002).

Tempat masuknya kuman mikrobaterium tuberkulosis adalah saluran pernapasan,


saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
tuberkulosis terjadi malalui udara, yaitu melalui inhalasi dropet yang mengandung
kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran
pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya
melalui susu yang terkontaminasi. Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan
oleh respon imunitas diperantara sel ( Price, 1995).

Klasifikasi penyakit TBC dapat dibagi menjadi enam kategori atau kelas yaitu :
1. Kelas 0
Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi
terhadap tes kulit tuberkulin tidak berwarna).
2. Kelas 1
Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti infeksi (riwayat terpapar, reaksi tes kulit
tuberkulin tidak bermakna).
3. Kelas 2
Pada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna,
pemeriksaan bakteri negatif, tidak ada bukti klinik maupun radiografik).
4. Kelas 3
Tuberkulosis : saat ini sedang sakit (Mikrobakterium Tuberkulosis ada dalam biakan
selain itu, reaksi tes kulit tuberkulosis bermakna dan ada bukti radiografik tentang
adanya penyakit).
5. Kelas 4
Tuberkulosis : saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat
pengobatan pencegahan tuberkulosis, tidak ada bukti klinik dan radiografik tentang
adanya penyakit pada saat ini).
6. Kelas 5
Orang dicurigai mendapat tuberkulosis (diagnosa di tunda).

Keluhan yang banyak terdapat pada penderita Tuberkulosis Paru yaitu :


a. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40-41°C. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan
berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis
yang masuk.
b. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat
bentuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan
menjadi produktif (menghasilkan spuntum).
c. Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura
sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

Terapi Diit
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan
mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi agar
penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi Diet untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan
normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin
serum yang rendah (75-100 gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Macam diit untuk penyakit TBC:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1)
Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II)
Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
NB : Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi makro dapat disesuaikan dengan
kondisi tubuh penderita (BB dan TB) dan Penderita dapat diberikan salah satu dari
dua macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit
penderita.
Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada
penderita tuberculosis.
TBC Paru, Penyebab, Gejala dan Penanggulangannya

Gejala-gejala utama TBC adalah Batuk yang bertambah menjelang dini hari, Demam
sedang, Sering berkeringat banyak pada dini hari. Pada kerusakan paru berat timbul
sesak nafas dan batuk darah.

Tanda-tanda klinis utama yang bisa dilihat adalah Pembesaran kelenjar limfe di leher
dibawah telinga. Pada pemeriksaan paru ditemukan tanda-tanda lendir/cairan dalam
paru, sering dibagian atas paru, kadang-kadang nafas sesak dan mengeluarkan suara
seperti peluit.

Pada pemeriksaan mikroskopis dahak ditemukan BTA +. Pemeriksan Radiologi


memperlihatkan tanda-tanda lendir di bagian atas paru, corakan vaskuler meningkat
disekitar bronchus dan kadang-kadang ditemukan rongga pada alveolus paru

Konsep Terapi Medis:

Untuk Membasmi Bakteri Mycobacterium tuberculosis diberikan obat anti TB


( OAT ) yaitu: Rifampisin, INH, Ethambutol, Pirazinamid. Cairan dalam paru
dikeluarkan dengan Obat-obatan dan Operasi/ katerisasi paru. Gejala batuk, demam,
sesak nafas dan pendarahan diatasi dengan pemberian obat-obatan.

KONSEP TERAPI HERBAL

Pengalaman klinis terhadap penderita TBC yang mengalami batuk darah pada Praktek
dr.Fadli, menunjukkan suatu kombinasi Obat Anti Tuberculosis( rifampisin, INH,
ethambutol, pirazinamid ) dengan ekstrak tripang ( Gold-G Sea Cucumber Jelly )
sangat cepat mengatasi batuk darah dan menurunkan demam.

Gold-G Sea Cucumber Jelly mempunyai kemampuan meregenerasi sel-sel paru yang
rusak, memperbaiki fungsi kapiler sehingga mempercepat mengatasi perdarahan.
Selain itu Gold-G Sea Cucumber Jelly (Tripang ) juga dapat menurunkan demam.

TESTIMONI

Seorang penderita TBC disertai batuh darah masif, bernama M.Yusuf, pria, umur 53
tahun. Sudah pernah berobat pada dokter spesialis paru. Obat yang direkomendasi;
Rifamfisin, INH, Ethambutol , Pirazinamid, Kalnex, Bromhexin, vit B6. Tapi batuk
darah tidak berhenti.
Sejak 21 Mai 2007 berobat di Praktek dr.Fadli. Obat yang diberikan; OAT
(Rifampisin 450mg, INH 300 mg, Pirazinamid 500 mg) dosis tunggal 1x sehari dan
Gold-G Sea Cucumber Jelly ( Ekstrak Tripang ) dengan dosis 3 x 1 sendok makan.
Hasilnya dalam 1 hari pengobatan, batuk darahnya sudah berhenti. Namun demikian
untuk membasmi bakteri Mycobacterium tuberculosis OAT harus diteruskan sesuai
standard WHO.
Tuberculosis Paru (TB Paru)
Written by Avicenna Published in: Kesehatan Comments 3 Pdf Print Email
Insidensi Tuberculosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis

pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia.

Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TBC)

merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau

angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas),

diagnosis dan terapi yang cukup lama.anda bisa juga baca selengkapnya di

sini

Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka

kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki

urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus

meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan

setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular.

Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di

Indonesia. Mengingat besarnya masalah TBC serta luasnya masalah semoga

tulisan ini dapat bermanfaat.

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru

sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit,

kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet

infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga

ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang

berperan adalah Mycobacterium bovis.

Etiologi
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan Asam). Kuman TB cepat mati
dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembek. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat
dorman selama beberapa tahun. Kuman dapat disebarkan dari penderita TB
BTA positif kepada orang yang berada disekitarnya, terutama yang kontak
erat.

TBC merupakan penyakit yang sangat infeksius. Seorang penderita TBC


dapat menularkan penyakit kepada 10 orang di sekitarnya. Menurut
perkiraan WHO, 1/3 penduduk dunia saat ini telah terinfeksi M.
tuberculosis. Kabar baiknya adalah orang yang terinfeksi M. tuberculosis
tidak selalu menderita penyakit TBC. Dalam hal ini, imunitas tubuh sangat
berperan untuk membatasi infeksi sehingga tidak bermanifestasi menjadi
penyakit TBC.

Manifestasi Klinis

Penderita TBC akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk


berdahak kronis, demam subfebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari,
sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat
menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian.

Gejala Umum :

 Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih

Gejala lain yang sering dijumpai :

 Dahak bercampur darah

 Batuk darah

 Sesak nafas dan rasa nyeri dada

 Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa


kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang lebih dari satu bulan.

Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru


selain TBC. Oleh sebab itu orang yang datang dengan gejala diatas harus
dianggap sebagai seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita
TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
Selain itu, semua kontak penderita TB Paru BTA positif dengan gejala
sama, harus diperiksa dahaknya.

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin


ditemukan konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu
demam (subfibris), badan kurus atau berat badan menurun.

Tempat kelainan lesi TB yang perlu dicurigai adalah bagian apeks paru. Bila
dicurigai infiltrat yang agak luas, maka akan didapatkan perkusi yang redup
dan auskultasi nafas bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan
berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila infiltrat ini diliputi
oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikular melemah.

Pemeriksaan penunjang

- Tuberculin skin testing

Dilakukan dengan menginjeksikan secara intracutaneous 0.1ml Tween-


stabilized liquid PPD pada bagian punggung atau dorsal dari lengan bawah.
Dalam wkatu 48 – 72 jama, area yang menonjol (indurasi), bukan eritema,
diukur. Ukuran tes Mantoux ini sebesar 5mm diinterpretasikan positif
pada kasus-kasus :

1. Individu yang memiliki atau dicurigai terinfeksi HIV

2. Memiliki kontak yang erat dengan penderita TBC yang infeksius

3. Individu dengan rontgen dada yang abnormal yang mengindikasikan


gambaran proses penyembuhan TBC yang lama, yang sebelumnya
tidak mendpatkan terapo OAT yang adekuat

4. Individu yang menggunakan Narkoba dan status HIV-ny tidak


diketahui

Sedangkan ukuran 10mm uji tuberculin, dianggap positif biasanya pada


kasus-kasus seperti :

1. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, kecuali penderita HIV


2. Individu yang menggunakan Narkoba (jika status HIV-ny negative)

3. Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan, populasi denganpendapatan


yang rendah, termasuk kelompok ras dan etnik yang beresiko tinggi

4. Penderita yang lama mondokdirumah sakit

5. Anak kecil yang berusi kurang dari 4 tahun

Uji ini sekarang sudah tidak dianjurkan dipakai,karena uji ini haya
menunjukkan ada tidaknya antibodi anti TBC pada seseorang, sedangkan
menurut penelitian, 80% penduduk indosia sudah pernah terpapar intigen
TBC, walaupun tidak bermanifestasi, sehingga akan banyak memberikan
false positif.

- Pemeriksaan radiologis

1. Adanya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada


bagian perifer paru dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus

2. Sedangkan proses reaktifasi TB akan memberikan gambaran :

a) Nekrosis

b) Cavitasi (terutama tampak pada foto posisi apical lordotik)

c) Fibrosis dan retraksi region hilus

d) Bronchopneumonia

e) Infiltrate interstitial

f) Pola milier

g) Gambaran diatas juga merupakan gambaran dari TB primer lanjut

3. TB pleurisy, memberikan gambaran efusi pleura yang biasanya terjadi


secara massif

4. Aktivitas dari kuman TB tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan 1


kali pemeriksaan rontgen dada, tapi harus dilakukan serial rontgen
dada. Tidak hanya melihat apakah penyakit tersebut dalam proses
progesi atau regresi.

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang-


kadang meragukan, tidak sensitif, tidak juga spesifik. Pada saat TB baru
mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan
hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih dibwah normal. Laju
endap darah mulai meningkat. Jika penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit
kembali normal, dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai
turun ke arah normal lagi. Bisa juga didapatkan anemia ringan dengan
gambaran normokron dan normositer, gama globulin meningkat dan kadar
natrium darah menurun.

Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum adalah penting, karena dengan ditemukannnya


kuman BA, diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Kriteria BTA
positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA
pada satu sediaan.

Klasifikasi penyakit dan tipe penderita

Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita TB memerlukan


“definisi kasus” yang memberikan batasan baku dari setiap klasifikasi dan
tipe penderita.

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan definisi kasus-
yaitu

1. Organ tubuh yang sakit : paru atau ekstra paru

2. Hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung : BTA positif


atau BTA negative

3. Riwayat pengobatan sebelumnya : baru atau sudah pernah diobati

4. Tingkat keparahan penyakit : penyakit ringan atau berat

a. KLASIFIKASI

A. Tuberculosis Paru
Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru,
tidak termasuk pleura (selaput paru)

Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Tuberkulosis Paru BTA positif

2. Tuberkulosis Paru BTA negative

B. Tuberculosis Ekstra Paru

Tuberculosis ekstra paru adalah tuberculosis yang menyerang organ


tubuh selain jaringan paru,, misalnya pleura (selaput paru), selaput
otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.

Berdasarkan tingkat keparahannya, TB Ekstra Paru dibagi menjadi 2


yaitu :

1. Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan

Misal : TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang


(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal

2. Tuberkulosis Ekstra Paru Berat

Misal : meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis


eksudatif dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran
kencing dan alat kelamin.

b. TIPE PENDERITA

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan


sebelumnya. Ada beberapa tipe penderita, yaitu :

1. Kasus baru

Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)

2. Kambuh (relaps)

Adalah penderita TB yang sebelumnya pernah mendapatkan terapi


TB dan etlah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif

3. Pindahan (transfer in)

Adalah penderita TB yang sedang mendapatkan pengobatan disuatu


kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini.
Penderita tersebut harus membawa surat rujukan/pindahan (FORM
TB 09)

4. Kasus berobat setelah lalai (pengobatan setelah default/drop-out)

Adalah penderita TB yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan


dahak BTA positif setelah putus berobat 2 bulan atau lebih.

5. Gagal

 Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 atau lebih.

 Adalah penderita BTA negative, rontgen positif yang menjadi BTA positif
pada akhir bulan ke-2 pengobatan.

6. Lain-lain

Semua penderita lain yang tidak memenuhi persyaratan tersebut


diatas. Termasuk dalam kelompok ini adalah kasus kronik (adalah
penderita yang masih BTA positif setelah menyelesaikan pengobatan
ulang dengan kategori 2)

Pengobatan tuberkulosis

Saat ini telah dapat dilakukan pengobatan TBC secara efektif dan dalam
waktu yang relatif singkat. Program pengobatan tersebut dikenal dengan
nama DOTS (Direct Observed Treatment Shortcourse). Obat yang
digunakan adalah kombinasi dari Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid,
Ethambutol, dan Streptomycin. Pengobatan dilakukan dalam waktu 6-8
bulan secara intensif dengan diawasi seorang PMO (Pengawas Menelan
Obat) untuk meningkatkan ketaatan penderita dalam minum obat.

Referensi:
Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta: UI

http://www.medicastore.com/tbc/

http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm

http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html

Anda mungkin juga menyukai