Anda di halaman 1dari 15

LECTURE NOTES

0452F
Taxation Accounting

Week 3
Revaluation and business
combination

0452F – Taxation Accounting


LEARNING OUTCOMES
1. LO 1 : Peserta diharapkan dapat menjelaskan perbedaan akuntansi dan akuntansi pajak
dan juga konsep dasar akuntansi pajak .
2. LO 2 : Peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang aset etap

OUTLINE MATERI :

1. Kombinasi bisnis
2. Revaluasi asset tetap

0452F Taxation Accounting


ISI
I. Akuntansi pajak penghasilan atas Kombinasi Bisnis

• Sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010) tentang pajak penghasilan bahwa pihak akuisisi
mengakui dan mengukur aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil – alih dalam kombinasi bisnis sesuai dengan PSAK
46 (revisi 2010) pajak penghasilan. Dari hal tersebut pihak pengakuisisi akan
memperhitungkan kemungkinan adanya dampak dari perbedaan temporer dan sisa
kompensasi kerugian dari pihak yang diakuisi yang ada pada tanggal akuisisi atau yang
timbul sebagai hasil akuisisi dengan PSAK 46 (Revisi 2010)
• Sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat (3) undang-undang No. 7 tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang pajak penghasilan No. 36
tahun 2008, menyatakan nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan dalam
rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima
berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. Namun
dikecualikan dengan tidak menggunakan harga pasar yang peraturannya ditetapkan oleh
Menteri Keuangan. Pengaturan yang dimaksud dengan dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri keuangan no 43/PMK03/2008 tanggal 13 Maret 2008, tentang penggunaan nilai
buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan, peleburan atau pemekaran
usaha. Peraturan menteri keuangan dimaksud terlihat bahwa penggabungan dan
peleburan usaha merupakan cara pelaksanaan merger.
• Merger sebagaimana dimaksud meliputi penggabungan usaha atau peleburan usaha.
• Penggabungan usaha sebagaimana dimaksud adalah penggabungan dari dua atau lebih
Wajib Pajak Badan yang modalnya terbagi atas saham dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha yang tidak mempunyai sisa kerugian
atau mempunyai sisa kerugian yang lebih kecil.
• Peleburan usaha sebagaimana dimaksud adalah penggabungan dari dua atau lebih Wajib
Pajak Badan yang modalnya terbagi atas saham dengan cara mendirikan badan usaha
baru.
• Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha yang dapat menggunakan nilai buku
0452F Taxation Accounting
adalah:
a. Wajib Pajak yang belum Go Public yang akan melakukan penawaran umum perdana
(Initial Public Offering); atau
b. Wajib Pajak yang telah Go Public sepanjang seluruh badan usaha hasil pemekaran
melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering).
• Pemekaran usaha sebagaimana dimaksud adalah pemisahan satu Wajib Pajak Badan
yang modalnya terbagi atas saham menjadi dua Wajib Pajak Badan atau lebih dengan
cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian harta dan kewajiban
kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melakukan likuidasi badan usaha
yang lama.
• Wajib Pajak sebagaimana dimaksud memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan
alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha;
b. melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait; dan
c. memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose test).
• Wajib Pajak yang melakukan Merger dengan menggunakan nilai buku sebagaimana
dimaksud tidak boleh mengkompensasikan kerugian/sisa kerugian dari Wajib Pajak yang
menggabungkan diri/Wajib Pajak yang dilebur.
• Wajib Pajak yang menerima pengalihan harta mencatat nilai perolehan harta tersebut
sesuai dengan nilai sisa buku sebagaimana tercantum dalam pembukuan pihak atau
pihak-pihak yang mengalihkan.
• Penyusutan atas harta yang diterima dilakukan berdasarkan masa manfaat yang tersisa
sebagaimana tercantum dalam pembukuan pihak atau pihak-pihak yang mengalihkan.
• Apabila Merger atau pemekaran usaha dilakukan dalam tahun pajak berjalan, maka jumlah
angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dari pihak atau pihak-pihak yang menerima pengalihan
tidak boleh lebih kecil dari jumlah angsuran yang wajib dibayar oleh pihak atau pihak-pihak
yang mengalihkan.
• Pembayaran, pemungutan, dan pemotongan Pajak Penghasilan yang telah dilakukan oleh pihak
atau pihak-pihak yang mengalihkan sebelum dilakukannya Merger atau pemekaran
usaha dapat dipindahbukukan menjadi pembayaran, pemungutan, atau pemotongan Pajak
Penghasilan dari Wajib Pajak yang menerima pengalihan.
0452F Taxation Accounting
• Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di bursa efek, selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun setelah memperoleh persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
untuk melakukan pemekaran usaha dengan menggunakan nilai buku, harus telah
mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga
Keuangan dalam rangka penawaran umum perdana (Initial Public Offering) dan
pernyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif. Jangka waktu sebagaimana
dimaksud dapat diperpanjang karena keadaan diluar kekuasaan Wajib Pajak dengan
persetujuan Direktur Jenderal Pajak. Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud, maka nilai pengalihan harta atas pemekaran usaha yang
dilakukan berdasarkan nilai buku dihitung kembali berdasarkan nilai pasar.

Penggunaan harga pasar

Jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Selisih
antara harga pasar dengan nilai sisa buku harta yang dialihkan merupakan penghasilan yang
dikenakan pajak.

Contoh : PT A dan PT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C.


Nilai sisa buku dan harga pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebagai berikut.

PT A PT B

Nilai sisa buku Rp 200.000.000,- Rp 300.000.000,-

Harga pasar Rp 300.000.000,- Rp 450.000.000,-

PT A mendapatkan keuntungan Rp 100.000.000,- PT B mendapatkan keuntungan


sebesar Rp 150.000.000,- Sedangkan PT C membukukan semua harta sebesar Rp
750.000.000,-. Namun demikian Menteri keuangan dapat menetapkan nilai lain selain harga
pasar yaitu atas dasar nilai sisa buku , sehingga PT C membukukan penerimaan Rp
500.000.000.-

0452F Taxation Accounting


II. Revaluasi Aktiva Tetap

Revaluasi aktiva tetap menurut PSAK dan peraturan perpajakan

Perusahaan dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk


tujuan perpajakan, dengan syarat telah memenuhi semua kewajiban pajaknya
sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian
kembali. Perusahaan tersebut adalah Wajib Pajak badan dalam negeri dan
bentuk usaha tetap (BUT), tidak termasuk perusahaan yang memperoleh izin
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar
Amerika Serikat.
Untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusaha n, perusahaan
mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Direktur Jenderal Pajak diberi wewenang untuk menerbitkan surat keputusan
penilaian kembali aktiva tetap perusahaan atas permohonan yang diajukan oleh
perusahaan.
0452F Taxation Accounting
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan terhadap:
seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik atau
hak guna bangunan; atau
seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak atau
berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan tidak dapat dilakukan kembali
sebelum lewat jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali
aktiva tetap perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan ini.
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus dilakukan berdasarkan nilai
pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut yang berlaku pada saat penilaian
kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli
penilai, yang memperoleh izin dari Pemerintah.
Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan jasa
penilai atau ahli penilai ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya,
Direktur Jenderal Pajak menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva
yang bersangkutan.
Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan perusahaan jasa penilai atau ahli
penilai.
Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa
buku fiskal semula dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10%
(sepuluh persen).
Perusahaan yang karena kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk
melunasi sekaligus Pajak Penghasilan yang terutang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, dapat mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran
paling lama 12 (dua belas) bulan sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (4) Undang-
Undang nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007.
0452F Taxation Accounting
Sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap yang telah memperoleh persetujuan
penilaian kembali adalah nilai pada saat penilaian kembali.
Masa manfaat fiskal aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali
aktiva tetap perusahaan disesuaikan kembali menjadi masa manfaat
penuh untuk kelompok aktiva tetap tersebut.
Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakukannya penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan.
Untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan dilakukannya
penilaian kembali aktiva tetap perusahaan berlaku ketentuan sebagai berikut:
Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah dasar penyusutan fiskal pada
awal tahun pajak yang bersangkutan.
Sisa masa manfaat fiskal aktiva tetap adalah sisa manfaat fiskal pada
awal tahun pajak yang bersangkutan.
Perhitungan penyusutannya dihitung secara prorata sesuai dengan
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak tersebut.
Penyusutan fiskal aktiva tetap yang tidak memperoleh persetujuan penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan, tetap menggunakan dasar penyusutan fiskal
dan sisa manfaat fiskal semula sebelum dilakukannya penilaian kembali aktiva
tetap perusahaan.
Dalam hal Perusahaan melakukan pengalihan aktiva tetap berupa:
Aktiva tetap kelompok 1 (satu) dan kelompok 2 (dua) yang telah
memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum berakhirnya masa
manfaat yang baru.
Aktiva tetap kelompok 3 (tiga), kelompok 4 (empat), bangunan, dan
tanah yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum
lewat jangka waktu 10 (sepuluh) tahun,

maka atas selisih lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiskal semula,
dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebesar
tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri yang berlaku
0452F Taxation Accounting
pada saat penilaian kembali dikurangi 10% (sepuluh persen).

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi:

a. Pengalihan aktiva tetap perusahaan yang bersifat force majeur berdasarkan


keputusan atau kebijakan Pemerintah atau keputusan Pengadilan;

b. Pengalihan aktiva tetap perusahaan dalam rangka penggabungan, peleburan,


atau pemekaran usaha yang mendapat persetujuan; atau

c. Penarikan aktiva tetap perusahaan dari penggunaan karena mengalami


kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Selisih antara nilai pengalihan aktiva tetap perusahaan dengan nilai sisa buku fiskal
pada saat pengalihan merupakan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan
Undang-Undang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.
Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku
komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 harus dibukukan dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan
nama "Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Tanggal
........................".
Pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal saham tanpa
penyetoran yang berasal dari kapitalisasi selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan, sampai dengan sebesar selisih lebih penilaian kembali secara fiskal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, bukan merupakan Objek Pajak berdasarkan
Pasal 4 ayat (1) huruf g Undang-Undang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
nomor 17 TAHUN 2000 jo. Pasal 1 huruf b Peraturan Pemerintah nomor 138 TAHUN
2000 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan
Dalam Tahun Berjalan.
Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal lebih besar daripada selisih lebih
penilaian kembali secara komersial , pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan
nilai nominal saham tanpa penyetoran yang bukan merupakan Objek Pajak sebagaimana ,
hanya sampai dengan sebesar selisih penilaian kembali secara komersial.
0452F Taxation Accounting
0452F Taxation Accounting
Contoh :

Awal April 2009, dalam rangka go public, PT Harun hendak melakukan Revaluasi Aktiva
Tetap yang dimiliki perusahaan. Berikut Daftar Aktiva Tetap yang dimiliki p rusahaan per 31
Maret 2009:
Aktiva Akuntansi (Rp) Fiskal (Rp) Nilai Pasar (Rp)
Tanah 180.000.000 180.000.000 8.600.000.000
Bangunan 1.400.000.000 1.400.000.000 3.000.000.000
–/- Akum Penyusutan (600.000.000) (700.000.000)
Mesin 800.000.000 800.000.000 1.500.000.000
–/- Akum Penyusutan (500.000.000) (300.000.000)
Penyusutan menggunakan metode garis lurus, dengan masa manfaat sesuai kete tuan.
Diminta:
a. Hitung PPh atas revaluasi aktiva tetap dan buat jurnalnya!
b. Bangunan tersebut dijual pada Agustus 2011 dengan harga Rp2.725.000.000,-, jelaskan
konsekuensi perpajakan atas pengalihan tersebut!

0452F Taxation Accounting


Jawab :

Komersial

No Aktiva Nilai Perolehan Ak. penyusutan Nilai Buku Nilai revaluasi Selisih Lebih

1 Tanah 180.000.000 - 180.000.000 8.600.000.000 8.420.000.000

2 Bangunan 1.400.000.000 600.000.000 800.000.000 3.000.000.000 2.200.000.000

3 Mesin 800.000.000 500.000.000 300.000.000 1.500.000.000 1.200.000.000

13.100.000.000 11.820.000.000

Fiskal

No Aktiva Nilai Perolehan Ak. penyusutan Nilai Buku Nilai revaluasi Selisih Lebih

1 Tanah 180.000.000 - 180.000.000 8.600.000.000 8.420.000.000

2 Bangunan 1.400.000.000 700.000.000 700.000.000 3.000.000.000 2.300.000.000

3 Mesin 800.000.000 300.000.000 500.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000

13.100.000.000 11.720.000.000

Tarif PPh Final 10%


Capital gain 11.720.000.000
PPh Final 1.172.000.000

Jurnal

1 Tanah 8.600.000.000
Bangunan 3.000.000.000
Mesin 1.500.000.000
Akumulasi Depresiasi 1.100.000.000
Beban PPh Final Reval 1.172.000.000
Tanah 180.000.000
Bangunan 1.400.000.000
Mesin 800.000.000
Selisih Lebih Penilaian kembali Aktiva Tetap 11.820.000.000
Hutang PPh Final Reval 1.172.000.000

0452F Taxation Accounting


2 Tanah 8.600.000.000
Bangunan 3.000.000.000
Mesin 1.500.000.000
Akumulasi Depresiasi 1.100.000.000
Tanah 180.000.000
Bangunan 1.400.000.000
Mesin 800.000.000
Selisih Lebih Penilaian kembali Aktiva Tetap 10.648.000.000
Hutang PPh Revaluasi 1.172.000.000
14.200.000.000 14.200.000.000

PPh Final Tambahan


Capital gain 2.300.000.000
Tarif 25%
Pengurang 10%
Efektif 15%
PPh Final Tambahan 345.000.000

0452F Taxation Accounting


SIMPULAN
Pengaruh perbedaan ketentuan penilaian kembali terhadap pajak tangguhan sbb :
No Hasil revaluasi Ketentuan Ketentuan perpajakan Pengaruh pajak
akuntansi tangguhan

1 Kenaikan nilai Dialokasikan Menimbulkan


ke ekuitas Ada revaluasi secara fiscal pajak tangguhan
(keuntungan tarif PPh final
revaluasi) sebesar 10%

2 Penurunan nilai Diakui Tidak diakui sebagai Tidak ada pajak


sebagai kerugia (tidak ada tangguhan.
kerugian revaluasi) (fiscal tidak
revaluasi mengakui
kerugian
revaluasi)

0452F Taxation Accounting


DAFTAR PUSTAKA

Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak. 06. Salemba Empat. Jakarta. ISBN: 978970616684.,
chapter 9-10

0452F Taxation Accounting

Anda mungkin juga menyukai