Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS DERMATITIS KONTAK ALERGI


307/B10/PPK/PKM-
No. Dokumen :
TRR/II/2016
No. Revisi :
PPK Tgl. Terbit : 9 Februari 2016
Tgl. Mulai
: 9 Februari 2016
Berlaku
Halaman : 1/2

PUSKESMAS
TERARA dr.H.Anjasmoro.
NIP. 19810218 201001 1 007
1. Pengertian Suatu penyakit yang ditandai dengan reaksi peradangan kulit imunologik
karena reaksi hiper sensitivitas.
2. Anamnesis 1. Keluhan kelainan kulit berupa gatal
2. Ujud kelainan kulit berupa bercak kemerahan
3. Riwayat kontak dengan bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi,
obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik
4. Riwayat pekerjaan dan hobi
5. Riwayat alergi dalam keluarga
3. Pemeriksaan Fisik 1. Kelainan yang terjadidapatberupa dermatitis akut, sub akut, dankronis.
Lesi yang akutberupalesi yang polimorfyaitutampak macula yang
erimatus, batastidaktegasdandiatas macula yang erimatusterdapatpapul,
vesikel, bula yang bilapecahmenjadilesi yang eksudatif.
2. Bentuk yang kronis gambarannya lebih sederhana berupa macula
hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan ekskoriasi.
4. Kriteria Diagnosis 1. Riwayat terpajan dengan bahan alergen
2. Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah pajanan ulang dengan alergen
yang sama
3. Bila pajanan dihentikan, lesi membaik dan bila pajanan berulang, lesi
memberat.
4. Gejala subyektif berupa gatal
5. Terdapat tanda dermatitis (akut, sub kronis, kronis )
6. Lesi bersifat lokalisata, berbatas tegas, bentuk sesuai dengan bahan
penyebabnya.
7. Pada DKA system iklesi dapat tersebar luas/generalisata
8. Efloresensipolimorf
5. Diagnosis Kerja Dermatitis Kontak Alergi
6. Diagnosis Banding Dermatitis Kontak Iritan
7. Pemeriksaan Tidak diperlukan
Penunjang
8. Tata Laksana 1. Terapi topikal ( 2 kali sehari)
a. Kortikosteroid : Hydrocortison asetat 1-2,5%, Betametason valerat
0,1%
b. Pada kasus infeksi sekunder perlu dipertimbangkan antibiotik topikal
2. Terapi oral
a. Antihistamin : chlorpheniramin maleat 3x 4 mg, cetirizin 2x10 mg
maksimal selama dua minggu
b. loratadin 1x10 mg maksimal selama dua minggu
c. pada kasus infeksi sekunder yang meluas perlu dipertimbangkan
antibiotik oral
9. Edukasi 1. Konseling untuk menghindari bahan alergen di rumah saat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga
2. Edukasi memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembab
serta menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu
boot
10. Prognosis 1. Bonam
2. Dubia ad malam bila sulit mengindari konak dan dapat menjadi kronis
11. Tingkat Evidens I/II/III/IV
12. Tingkat A/B/C/D
Rekomendasi
13. PenelaahKritis Dokter Puskesmas
14. Indikator Tanda klinis baik
15. Kepustakaan 1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi kelima. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
2. Kemenkes. 2014. Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitass
Pelayanan Kesehatan Primer

Anda mungkin juga menyukai