Anda di halaman 1dari 35

PENDUGAAN UMUR SIMPAN KERUPUK BONGGOL PISANG (Musa

paradisiaca) BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR KRITIS

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh :
SITI JUMAROH
240210150006

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2018
ABSTRAK

Energi matahari sebagai sumber energi terbesar di muka bumi masih jarang sekali
dilirik untuk menghasilkan energi listrik. Pemenuhan kebutuhan energi listrik
untuk masyarakat daerah terpencil dapat dilakukan melalui penerapan Stand
Alone Photovoltaic System (SAPS) yang bertumpu pada konversi energi matahari
menggunakan modul panel surya [1]. Rumusan masalah yang dibahas di
penelitian ini yaitu “Bagaimana cara merancang kompor listrik berbasis panel
surya?”. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun kompor listrik
menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama.
Adapun metodologi tugas akhir yang ditempuh terdiri dari studi literatur dimana
berkaitan dengan mempelajari dasar-dasar sistem pengisian baterai dari panel
surya mengunakan regulator dan inverter beserta cara kerja alat tersebut, yang
kedua yaitu perancangan dan pembuatan Hardware dan diakhiri proses
pembuatan mekanik kompor listrik, panel surya, rangkaian inverter, BCR, kotak
box inverter dan kotak BCR. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari 3 unit Multimeter, Oscilloscope, dan Power Supply
Berdasarkan hasil penelitian dalam pengujian panel surya 30 wp yang dikutip
(Heru, 2014) menghasilkan data pengukuran tegangan panel surya yang
berbeda selama 5 hari. Berdasarkan hasil penelitian dalam pengujian panel
surya dengan BCR yang dikutip (Heru, 2014) pengujian panel surya 30 wp
dengan BCR yang dilakukan selama 2 hari menghasikan data tegangan keluaran
BCR yang berbeda sesuai kondisi cuaca yang berbeda. Pada pengujian estimasi
waktu pemakaian baterai 12v/10ah dilakukan untuk mengetahui berapa waktu
yang dibutuhkan pada pemakaian baterai 12v/10ah dengan menggunakan beban
yaitu kompor listrik. Berdasarkan hasil perhitungan regulator data pengujian yang
dilakukan oleh Heru (2014) didapatkan nilai tegangan 13,75 volt. Berdasarkan
hasil pengujian efisiensi regulator daya listrik yang masuk sebesar 0,54 watt dan
daya listrik yang keluar 0,29 watt , sehingga nilai efisien daya yang di hasilkan
sebesar 95,3 %
Kata kunci : listrik, panel surya, regulator
ABSTRACT

Solar energy as the largest source of energy in the earth is still rarely glimpsed to
generate electrical energy. The fulfillment of electric energy needs for remote
communities can be done through the application of Stand Alone Photovoltaic
System (SAPS) which is based on solar energy conversion using solar panel
module [1]. The formulation of the problem discussed in this research is "How to
design electric stove based solar panels?". The purpose of this research is to
design an electric stove using solar panel as main energy source.
The methodology of the final task pursued consists of literature study which is
related to studying the basics of battery charging system from solar panel using
regulator and inverter along with the workings of the tool, the second is the
design and manufacture of Hardware and ending the process of making
mechanical electric stoves, solar panels , inverter circuit, BCR, inverter box box
and BCR box. The tool used in this research consists of 3 units Multimeter,
Oscilloscope, and Power Supply
Based on the results of research in the testing of 30 wp solar panels cited (Heru,
2014) produces different solar panel voltage measurement data for 5 days. Based
on the results of research in solar panel testing with BCR cited (Heru, 2014) 30
wp solar panel testing with BCR conducted for 2 days resulted in different BCR
output voltage data according to different weather conditions. In testing the
estimated time of 12v / 10ah battery usage is done to find out how much time it
takes on 12v / 10ah battery usage by using the electric stove load. Based on the
calculation of regulator data test conducted by Heru (2014) obtained voltage
value 13.75 volts. Based on the results of the test of the regulator power of
incoming power of 0.54 watts and electrical power out 0.29 watts, so the efficient
value of power generated at 95.3%
Keywords : electricity, solar panels, regulators
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat,
karunia, dan berkah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
berjudul “PENDUGAAN UMUR SIMPAN KERUPUK BONGGOL PISANG
(Musa paradisiaca) BERDASARKAN PENDEKATAN KADAR AIR
KRITIS”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi S1 di Departemen
Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran.
Selama penyusunan usulan penelitian ini, penulis mendapat banyak
bantuandari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
membimbing, yaitu kepada:
1. Penulis sangat berterima kasih kepada ….. sebagai pembimbing utama dan
…sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan saran,
bimbingan dan nasehatnya selama penyelesaian tugas akhir dan penulisan
karya tulis.
2. Orangtua, atas dukungan doa, semangat dan finansial.
3. Penulis berterima kasih kepada ….. sebagai ketua Jurusan Program Studi
Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Penulis juga berterima kasih kepada ..... sebagai dosen wali akademik
yang telah memberikan bimbingan dalam setiap proses akademik.
5. ................yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

Semoga dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya


di lingkungan kampus UNJANI.

Cimahi, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan manusia akan energi fosil makin meningkat, dan
cadangannya pun berangsur menipis setiap tahun. Tingginya konsumsi dari
penggunaan bahan bakar berbasis fosil dapat berdampak pada habisnya sumber
daya tersebut suatu saat nanti, belum lagi energi fosil membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk proses terbentuknya, dan membutuhkan biaya yang sangat
besar untuk melakukan proses produksinya. Untuk itu perlu adanya
pengembangan energi baru dan terbarukan sebagai sumber energi alternatif misal:
pemanfaatan angin, arus air dan tenaga surya.
Energi matahari sebagai sumber energi terbesar di muka bumi masih jarang sekali
dilirik untuk menghasilkan energi listrik. Pemenuhan kebutuhan energi listrik
untuk masyarakat daerah terpencil dapat dilakukan melalui penerapan Stand Alone
Photovoltaic System (SAPS) yang bertumpu pada konversi energi matahari
menggunakan modul panel surya [1].
Dengan realita tersebut maka pengembangan listrik tenaga surya yang berbasis
kepada efek photovoltaic dari piranti solar cell sebagai salah satu sumber tenaga
listrik yang murah, bebas polusi, dan alami menjadi suatu pilihan yang tepat.
Namun realita yang ada sekarang ini penggunaan solar cell sebagai sumber listrik
masih sangat minim dan belum bisa diandalkan sebagai suatu sumber tenaga
alternatif yang dapat mengganti tenaga listrik [2].
Sebagai penyedia listrik cadangan baik di kendaraan maupun di rumah, sebagai
emergency power saat aliran listrik rumah padam. Selain itu di masa mendatang,
inverter Direct Current (DC) ke Alternating Curent (AC) akan memegang
peranan penting dalam mengubah energi DC dari sumber energi terbarukan sel
surya menjadi energi listrik AC yang kita gunakan sehari-hari [3].
Dari pernyataan tersebut, penelitian ini berjudul berkaitan dengan pemanfaatan
energi surya sebagai sumber penghasil listrik untuk kemudian dapat dimanfaatkan
sebagai sumber tenaga pada kompor listrik dan dapat mengurangi penggunaan
kompor minyak ataupun Liquified Petroleum Gas (LPG). Adapun rumusan
masalah yang dibahas di penelitian ini yaitu “Bagaimana cara merancang kompor
listrik berbasis panel surya?”.

1.2 Tujuan penelitian


Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun kompor listrik menggunakan
panel surya sebagai sumber energi utama.

1.3 Batasan masalah


Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini meliputi:
1. Alat ini menggunakan beban kurang lebih 50 Watt
2. Tidak membahas proses memasak

1.4 Sistematika penulisan


Agar lebih mudah memahami isi keseluruhan dari tugas akhir ini, maka
penyusunan buku laporan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah dan sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB II TEORI PENUNJANG
Pada bab ini berisi tentang teori yang menunjang penyelesaian masalah dalam
tugas akhir ini.
BAB III METODOLOGI
Membahas tahap-tahap perancangan kompor listrik berbasis panel surya.
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi tentang pengujian kompor listrik berbasis panel surya, waktu
pengujian serta metode pengujian dan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari analisa tugas akhir kompor listrik
berbasis panel surya serta saran-saran yang memungkinkan untuk pengembangan
tugas akhir ini.
BAB II TEORI PENUNJANG
2.1. Panel surya
Panel surya merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi penyinaran
matahari yang diubah menjadi arus listrik. Energi matahari sesungguhnya
merupakan sumber energi yang menjanjikan mengingat sifatnya Kontinu serta
jumlahnya yang besar dan melimpah ketersediannya. Matahari merupakan sumber
energi yang diharapkan dapat mengatasi atau memecahkan permasalahan
kebutuhuan energi masa depan setelah berbagai sumber energi konvensional
berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan. Panel surya juga
memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang praktis dan ramah lingkungan
mengingat tidak membutuhkan transmisi seperti jaringan listrik konvensional [4].
Ketinggian tempat dari permukaan laut, suhu udara, kabut (berawan tebal), kadar
polusi udara dan intensitas matahari adalah faktor-faktor yang banyak
mempengaruhi nilai arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel surya. Panel
surya yang diterapkan pada penelitian ini adalah dengan jenis Polikristal (50 Wp).
Tipe jenis polikristal ini memliki luas permukaan sel yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang
sama [5].
Untuk mendapatkan nilai efesiensi yang terjadi pada Panel surya, perlu dilakukan
pengukuran kurva V-I (tegangan terhadap arus) yang kemudian diperoleh
parameter-parameter lain seperti Isc (arus hubung singkat), Voc (tegangan tanpa
beban), fill factor (FF), efesiensi (ƞ), Pm. Karakteristik output dari Panel surya
dapat dilihat dari kurva performansi, kurva V-I menunjukkan hubungan antara
arus dan tegangan [6].
Sebuah sistem fotovoltaik mengubah sinar matahari menjadi listrik. Perangkat
dasar dari sebuah sistem fotovoltaik adalah sel fotovoltaik. Sel dapat
dikelompokkan untuk membentuk panel atau modul. Panel dapat dikelompokkan
untuk membentuk Array fotovoltaik. Array Istilah ini biasanya digunakan untuk
menggambarkan sebuah panel photovoltaic ( dengan beberapa sel dihubungkan
secara seri atau paralel ) sebagai kelompok panel [7].
Gambar 2.1 Kurva karakteristik V-I (tegangan terhadap arus)
(sumber: www.panelsurya.com)

Gambar di atas menunjukkan tipikal kurva V-I . Tegangan pada sumbu horizontal,
arus pada sumbu vertikal. Kebanyakan kurva V–I diberikan dalam tes kondisi
1000 watt/m² (kondisi pada saat satu matahari puncak/one peak sun hour) dan
suhu Panel surya 25º Celcius.
Kurva V–I terdiri dari 3 hal yang penting :
1. Tegangan dan arus maksimum Pmaks (Vmp dan Imp)
2. Tegangan tanpa beban (Voc)
3. Arus hubung singkat (Isc)
2.1.1 Daya output
Perhitungan daya output dengan rumus sebagai berikut:
P = Vo x Is.............................................................................(2.1)
[Sumber : http://www.pveducation.org/pvcdrom/solar-cell-operation/fill-factor]

Keterangan :
Voc = Tegangan rangkaian terbuka (Volt)
Isc = Arus rangkaian terbuka (Ampere)
2.1.2 Efisiensi daya
Efisiensi daya adalah perbandingan dari daya output panel surya dengan daya
input panel surya. Perhitungan efisiensi daya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
𝑃
Eisiensi daya = 𝑃 × 100% ....................................................................(2.2)

Keterangan:
P = Daya yang di peroleh dari hasil kali Vdan I (input dan output)(watt)

2.2 Regulator

Regulator digunakan untuk menurunkan tegangan DC ke DC dengan nilai


tegangan yang lebih rendah dan dapat diatur dengan menggunakan potensiometer.
Untuk mencari tegangan keluaran yang diinginkan perlu diketahui nilai R harus
ditentukan agar mendapat tegangan keluaran yang maksimal. Rangkaian regulator
tegangan variabel menggunakan IC LM317 sehingga rangkaian regulator menjadi
sederhana. Komponen pendukung regulator tegangan variabel LM317 pada
dasarnya adalah rangkaian pembagi tegangan variabel kombinasi R1 dan R2.
Kapasitor C1 dan C2 berfungsi sebagai penyaring input dan output. Nilai
tegangan referensi pada regulator tegangan diatas ditentukan berdasarkan posisi
tuas R.

Gambar 2.2 Rangkaian regulator


2.3 Elemen pemanas
2.3.1 Teori dasar pemanasan
Panas sebagai energi yang dipindahkan dari objek dengan temperatur tinggi ke
objek dengan temperatur yang lebih rendah. Suatu tahanan listrik apabila dialiri
arus listrik maka akan menimbulkan panas, sedangkan tahanan listrik yang
dimaksud adalah tahanan dari benda yang bekerja. Apabila ditulis dengan
persamaan matematis sangat sederhana sekali yaitu menggunakan rumus dasar
listrik.

P = I2.R ................................................................... (2.4)

2.4 Inverter

Inverter adalah perangkat elektronika yang dipergunakan untuk mengubah


tegangan DC menjadi tegangan AC, keluaran suatu inverter dapat berupa
tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak
(square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan
masukan inverter dapat menggunakan baterai, tenaga surya, atau sumber tegangan
DC yang lain. Inverter dalam proses mengubah tegangan DC menjadi tegangan
AC membutuhkan multivibrator [8].
Inverter merupakan suatu rangkaian penyaklaran elektronik yang dapat mengubah
sumber tegangan arus searah (DC) menjadi tegangan arus bolak-balik (AC)
dengan besar tegangan dan frekuensi yang dapat di atur. Tegangan bolak-balik
yang dihasilkannya berbentuk gelombang persegi dan pada pemakaian tertentu
diperlukan filter untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoida. Pengaturan
besar tegangan dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama, dengan mengatur
tegangan input DC dari luar tetapi lebar waktu penyaklaran tetap. Kedua,
mengatur lebar waktu penyaklaran dengan tegangan input DC tetap. Pada cara
yang kedua besar tegangan AC efektif yang dihasilkan merupakan fungsi dari
pengaturan lebar pulsa penyaklaran. Cara inilah yang disebut dengan Pulse Width
Modulation (PWM). Inverter terdiri dari sebuah rangkaian utama yang terbentuk
dari rangkaian penyearah/rectifier yang dikontrol atau tidak (yang mengubah arus
bolak-balik menjadi arus searah dan menghilangkan riak (ripple) yang terdapat
pada arus searah), sebuah rangkaian inverter (yang mengubah arus searah menjadi
arus bolak-balik dengan frekuensi beragam) dan sebuah rangkaian
kontrol/rangkaian pengaturan penyalaan yang digunakan untuk mengatur
tegangan dan frekuensi yang dihasilkan inverter.
Pada aplikasi-aplikasi industri, inverter digunakan secara luas seperti pada
pengaturan kecepatan motor AC, pemanasan industri, ataupun pada satu daya tak
terputus (Unitteruptible Power Supply). Prinsip kerja dari inverter secara
sederhana dapat dijelaskan dengan menggunakan saklar mekanik, Bila kedudukan
S1 dan S2 pada A, beban ZL mendapatkan tegangan positif, sedangkan tegangan
negatif diperoleh ketika S1 dan S2 pada kedudukan B. Dengan demikian
pemindahan saklar (S1 dan S2) secara berganti-ganti akan menghasilkan tegangan
bolak balik yang berbetuk persegi yang besarnya ditentukan oleh sumber, dan
frekuensinya ditentukan oleh kecepatan pemindahan saklar [9].

Gambar 2.3 Rangkaian inverter sederhana

2.4.1 Prinsip Kerja Inverter

Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti


ditunjukan pada gambar 2.3. Jika saklar S1 dan S2 kondisi ON maka akan
mengalir arus DC ke beban R dari arah kiri ke kanan, Jika saklar S3 dan S4 yang
ON maka akan mengalir arus DC ke beban R dari kanan ke kiri, inverter biasanya
menggunakan rangkaian Pulse Width Modulation (PWM), proses konversi
tegangan DC menjadi tegangan AC [10].
Gambar 2.4 Prinsip kerja inverter

Adapun jenis – jenis inverter berdasarkan bentuk gelombang dan jumlah fase

keluaran yaitu :

2.4.2 Inverter setengah gelombang

Prinsip kerja dari inverter setengah gelombang dapat dijelaskan dengan gambar
2.1(a) Ketika transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban
V0 sebesar Vs/2. Jika transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan melewati
beban. Q1 dan Q2 dirancang untuk bekerja saling bergantian. Pada gambar 2.1(b)
menunjukkan bentuk gelombang untuk tegangan keluaran dan arus transistor
dengan beban resistif.[11]

(a) (b)

Gambar 2.5 (a) Bentuk gelombang dari inverter setengah gelombang


(b) Rangkaian inverter setengah selombang
2.4.3 Inverter gelombang penuh

Inverter gelombang penuh ditunjukkan pada gambar 2.2(a) Ketika transistor Q1


dan Q2 bekerja (ON), tegangan Vs akan mengalir ke beban tetapi Q3 dan Q4
tidak bekerja (OFF). Selanjutnya, transistor Q3 dan Q4 bekerja (ON) sedangkan
Q1 dan Q2 tidak bekerja (OFF), maka pada beban akan timbul tegangan –Vs.
Bentuk gelombang ditunjukkan pada gambar 2.2(b [12].

Gambar 2.6 (a) Rangkaian inverter gelombang penuh


(b) Bentuk gelombang dari inverter gelombang penuh
Berdasarkan jumlah fasa keluaran :
1. Inverter 1 fasa, yaitu inverter dengan keluaran 1 fasa.
2. Inverter 2 fasa, yaitu inverter dengan keluaran 3 fasa.
Inverter berdasarkan bentuk gelombang
1. Sine Wave Inverter, yaitu inverter yang memiliki tegangan keluaran dengan
bentuk gelombang sinus murni, inverter jenis ini dapat memberikan suplai
tegangan ke beban (Induktor) atau motor listrik dengan efesiensi daya yang baik.
2. Sine Wave Modifed Inverter, yaitu inverter dengan tegangan keluaran
berbentuk gelombang kotak yang dimodifikasi sehingga menyerupai gelombang
sinus, inverter ini mempunyai efesiensi daya yang rendah apabila digunakan
untuk menyuplai beban induktor atau motor listrik.
3. Square Wave Inverter, yaitu inverter dengan keluaran berbentuk gelombang
kotak, inverter jenis ini tidak dapat digunakan untuk untuk menyuplai ke beban
induktif atau motor listrik.
Gambar 2.7 Bentuk gelombang sine wave, modifed dan square wave [4]

2.5 Baterai

Baterai ialah alat elektrokimia yang dibuat untuk menyuplai listrik ke sistem
starter motor, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen-komponen
kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
dikeluarkannya bila diperlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai
kehilangan energi kimia, maka generator mensuplai energi listrik kembali pada
baterai yang sebelumnya melalui regulator terlebih dahulu disebut pengisian.
Siklus pengisian dan pengeluaran listrik ini terjadi berulang kali secara terus
menerus. Di dalam baterai mobil maupun motor terdapat elektrolit asam sulfat,
elektroda positif dan negatf dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau
berasal dari timah. Baterai tipe ini sering disebut baterai timah.

2.5.1 Jenis – jenis baterai

Baterai secara umum di kategorikan dalam 2 jenis, yakni baterai basah dan kering.
Baterai basah, media penyimpan arus listrik ini merupakan jenis paling umum
digunakan, baterai jenis ini masih perlu diberi air aki yang dikenal dengan sebutan
accuzuur. Baterai kering tidak memakai cairan, mirip seperti baterai telepon
selular. Baterai ini tahan terhadap getaran dan suhu rendah. Baterai jenis ini sama
sekali tidak butuh perawatan, tetapi rentan terhadap pengisian berlebih dan
pemakaian arus yang sampai habis, karena bisa merusak sel-sel penyimpanan
arusnya.

2.5.2 Perhitungan baterai

Sebuah baterai dengan kapasitas 10A/h seharusnya mampu menyuplai arus secara
berlanjut sebesar 10 A selama 1 jam, atau 20 A selama 1/2 jam, atau 1/3 selama 3
jam, dan seterusnya hingga benar-benar isinya habis. Pada sebuah baterai yang
ideal, hubungan antara arus yang berlanjut dan waktu discharge adalah stabil dan
mutlak, tetapi baterai yang asli tidak mungkin, ketika kapasitas amp-hour
digunakan pada baterai, maka nilai ini akan dibatasi oleh nilai arus tertentu, atau
lama pemakain tertentu.

Contoh
Daya (watt) Hasil
100 W 100 W / 12 V = 8,3 A
Tegangan Aki (volt) Hasil
24 V 120 Ah 120 Ah/ 8,3 = 14,46 jam
Aki yang digunakan
Daya (watt) Hasil
400 W 12 V x 35 Ah = 420 Watt/Jam
Tegangan Aki (Volt) Hasil
12 V 35 Ah 420 W / 400 W = 1.05 Jam

2.5.3 Prinsip kerja baterai

Bila sel dihubungkan dengan beban maka, negatif mengalir dari anoda melalui
beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif
mengalir ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya negatif yang
bergerak dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan
molekul elektrolit sehingga memberikan jalan bagi negatif untuk mengalir.
1. Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 2.6 (a). Bila sel
dihubungkan dengan beban maka, negatif mengalir dari anoda melalui beban ke
katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir
ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya negatif yang bergerak
dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul
elektrolit sehingga memberikan jalan bagi negatif untuk mengalir.
2. Pada proses pengisian menurut skema Gambar 2.6 (b), dibawah ini adalah bila
sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan
elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut.

(a) Proses pengosongan (discharge) (b) Proses pengisian (charge)


Gambar 2.8 Proses pengosongan dan pengisian

2.5 Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik. Transformator terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai masukan, Kumparan
kedua (sekunder) yang bertindak sebagai keluaran, dan inti besi yang berfungsi
untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 2.9 Bagian-bagian transformator


2.5.1 Prinsip kerja transformator

Pada dasarnya transformator terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer
dan kumparan sekunder. Dimana tegangan pada pada kumparan primer akan
ditransformasikan (diubah) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung
dari masing-masing jumlah lilitan pada kedua kumparan tersebut. Bila pada
kumparan primer terdapat N1 lilitan yang diberi sumber tegangan V1 dan pada
kumparan sekunder terdapat N2 lilitan. Transformator penurun adalah
transformator yang tegangan sekundernya lebih rendah daripada tegangan
primernya maka pada kumparan sekunder terdapat tegangan dengan persamaan:
𝑈𝑝 𝑁𝑝 𝐼𝑠
= 𝑁𝑠 = 𝐼𝑝.......................................................................................... 2.5
𝑈𝑠

Dimana :
Up = Tegangan primer
Ip = Arus primer
Np = Banyaknya lilitan pada kumparan primer
Us = Tegangan sekunder
Is = Arus sekunder
Ns = Banyaknya lilitan pada kumparan sekunder

2.5.2 Jenis – jenis transformator


1. Step up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik.

Gambar 2.10 Lambang transformator step up


3. Step down

Transformator step down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada


lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator
jenis ini sangat mudah ditemui terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar 2.11 Lambang transformator step down


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pengerjaan tugas akhir ini diperlukan suatu metode untuk mendapatkan
hasil pengerjaan proyek yang maksimal. Adapun metodologi tugas akhir yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur
Mempelajari dasar-dasar sistem pengisian baterai dari panel surya mengunakan
regulator dan inverter beserta cara kerja alat tersebut. Memahami prinsip kerja
dan jenis-jenis komponen serta bagaimana cara kerja dari literatur-literatur dan
pencarian dari internet yang berkaitan dengan tugas akhir.
2. Perancangan dan Pembuatan Hardware
Pembuatan dan perancangan kompor listrik berbasis panel surya yaitu dilakukan
dengan perancangan rangkaian Battery Control Regulator (BCR) dan inverter,
beserta mekanik untuk meletakkan panel surya, baterai, kompor listrik yang
dibuat portable. Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat,
mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan,
rancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh
pembuatan tugas akhir. Pada perinsipnya perancangan dan sistematik yang baik
akan memberikan kemudahan dalam proses pembuatan alat. Pada perancangan
hardware terdiri dari: perancangan rangkaian inverter, perancangan BCR,
penstabil tegangan, perancangan kompor listrik dan perancangan mekanik.
Berikut ini blok diagram proses kompor listrik berbasis panel surya.

Gambar 3.1 Blok diagram


Pada gambar di atas dijelaskan secara singkat tentang proses Kompor Listrik
Berbasis Panel Surya sehingga dapat dioperasikan, pertama penyinaran matahari
yang optimal dan stabil dan kemudian diteruskan ke panel surya 30 wp sebagai
penerima dari sinar matahari dan kemudian diteruskan ke BCR diperlukan untuk
mengatur tegangan agar stabil dan kemudian dilanjutkan ke baterai dihubungkan
ke inverter untuk mengubah tegangan 12 VDC ke 220 VAC dan ke beban yaitu
kompor listrik.

3.1.1 Perancangan mekanik kompor listrik


Pada proses pembuatan kompor listrik hal yang perlu dilakukan adalah pembuatan
desain menggunakan Autodesk (Autocad 2011 English), sehingga ukuran sesuai
dengan yang diinginkan. Kompor listrik dirancang khusus untuk mempermudah
penggunanya karena alat ini memiliki dimensi yang kecil sehingga mudah
dibawa. Pada gambar di bawah ini merupakan bagian-bagian yang terpenting pada
kompor listrik yang terdiri dari :
1. Saklar ON/OFF yang berfungsi untuk menyalakan dan mematikan kompor
listrik.
2. Badan kompor ini yang terbuat dari plat besi yang memiliki ketebalan 2mm.
3. Termal (pemanas) yang berfungsi sebagai alat untuk pemanas untuk memasak
yang mengubah energi listrik menjadi energi panas.
3.1.2 Perancangan Mekanik panel surya 30wp
3.1.2.1 Spesifikasi modul panel surya
a. Maksimum power (+10% / -5%) (Pmax) : 30 W
b. Maksimum power voltage (Vpm) : 17.28 V
c. Maksimum power current (Ipm) : 1.74 A
d. Open voltage (VOC) : 21.6 V
e. Short circuit (ISC) : 1.91 A
f. Jumlah Sel fotovoltaik : 36
g. Material Sel fotovoltaik : Silikon biru
h. Efisiensi : 3 %
3.1.2.2 Termal (pemanas)
a. Saklar On/Off Badan Kompor : Plat Besi
b. Ukuran : (15 x 15.5) cm
c. Dimensi : (540 x510x35) mm
Pada proses pembuatan panel surya hal yang perlu dilakukan adalah pembuatan
desain menggunakan aplikasi autodesk, sehingga ukuran sesuai dengan yang
diinginkan. Mekanik panel surya dirancang dengan sesuai dengan bentuk persegi
yang telah diukur dengan baik. Untuk mempermudah penggunanya alat ini
memiliki dimensi baik, karena posisi panel surya dapat diubah-ubah sesuai
dengan arah matahari, bahan yang ringan karena terbuat dari aluminium, tidak
berkarat dan alat ini bisa dilipat dan dirancang portable sehingga mudah dibawa.
Pada gambar di bawah ini merupakan bagian-bagian yang terpenting pada kompor
listrik yang terdiri dari :
1. Tempat panel surya 30wp yang berguna untuk menempatkan panel surya.
2. Kotak elektronika yang berfungsi sebagai tempat untuk sebuah sistem
kelistrikan alat tersebut.
3. Kotak Baterai yang digunakan sebagai untuk menempatkan baterai.

Gambar 3.3 Rancangan dan bagian mekanik panel surya

3.1.3 Perancangan BCR


Pada proses perancangan battery control ini pertama yang harus dilakukan
adalah :
menentukan rangkaian yang ingin dibuat sehingga dapat memudahkan dalam
proses pembuatan. Perancangan ini menggunakan software linewire sebagai
simulasi rangkaian sehingga hasil yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.4 Rangkaian simulasi battery control regulator


Pada perancangan battery control terdapat beberapa komponen utama yang
digunakan, sebagaimana yang sudah di jelaskan di bab II. Komponen tersebut
mempunyai landasan penggunaan pada perancangan baterai control ini, adapun
alasan penggunaan dari masing-masing komponen terpenting ini adalah :
1. LM317 untuk mengatur tegangan keluaran stabil yang dapat dikontrol
resistor VR tegangan keluarannya.
2. Dioda 1N4004 salah satu proteksi atau pengaman yang digunakan Jika
tegangan pada aki atau baterai penuh maka arus tidak akan berbalik ke
rangkaian regulator maka fungsi D2 sebagai pengaman atau proteksi.
3. TIP122 sebagai saklar jika tegangan baterai lebih dari 12v, maka ZD1
bekerja dan mengaktifkan basis transistor dan secara otomatis pengisian
terhenti. Sedangkan jika tegangan baterai di bawah 12v maka ZD1 mati
dan proses pengisian berjalan lagi.
3.1.4 Perancangan inverter
Perancangan inverter digunakan untuk mengubah tegangan masukan DC menjadi
tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan
tegangan yang tetap. Sumber tegangan masukan inverter dapat menggunakan
baterai dan sumber tegangan DC yang lain. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan inverter.
1. Kapasitas beban dalam watt, yaitu disarankan agar memilih yang beban
kerjanya mendekati dengan beban yang ingin kita gunakan, agar efisiensi
kerjanya maksimal.
Gambar 3.6 Rangkaian inverter
Pada rangkaian diatas dapat dijelaskan bahwa kaki masukan pertama adalah
penerima masukan dari baterai kemudian melalui C4 kapasitor polar sebagai
berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian inverter masukan dari baterai, yang
maksud di sini adalah kapasitor sebagai filter, di sini sifat dasar kapasitor yaitu
dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
Dan pada rangkaian inverter ini menggunakan IC 4047 sebagai multivibrator.
Pada perancangan inverter terdapat beberapa komponen utama yang digunakan
masing-masing komponen ini adalah:
1. C4 2200 uf/35v
Kapasitor sebagai berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian inverter
masukan dari baterai, yang maksud di sini adalah kapasitor sebagai filter, sifat
dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk
memotong tegangan ripple.
2. D3 1N4004 yaitu pada rangkaian inverter ini sebagai penyearah dan dioda di
sini juga sebagai penahan arus balik ke baterai.
3. T5 dan T6 A733 sebagai saklar on/off sehingga dapat menghasilkan tegangan
bernilai positif dan negatif.
4. T1,T2,T3, T4 IRFZ44N di rangkaian inverter sebagai penguat arus pada
rangkaian inverter ini.

Gambar3.7 Rangkaian pengatur frekuensi pada inverter pada IC 4047

Pada rangkaian gambar di atas yaitu rangkaian pengatur frekuensi pada inverter
dengan menggunakan potensio pada R2 yaitu sebagai pengatur frekuensi, dan
pada IC 4047 kaki 1 dan 2 yaitu C dan R. Pada inverter ini memiliki komponen
utama atau sistem yang dibutuhkan yaitu pada ic 4047, fungsi dari ic ini adalah
sebagai pembentuk gelombang pulsa atau disebut dengan Multivibrator yaitu
menghasilkan frekuensi 50 Hz.

3.1.5 Perancangan box BCR


Untuk perancangan mekanik box BCR ini menggunakan kotak hitam yang
berukuran kecil, kotak tersebut berisikan rangkaian yang telah dibuat. Bagian luar
kotak tersebut terdapat beberapa saklar yang memiliki fungsi yang berbeda dan
terdapat juga jack banana sebagai masukan dan keluaran. Perancangan kotak ini
digunakan untuk meletakkan rangkaian elektronika yaitu baterai kontrol.
Gambar 3.8 Kotak BCR
Pada gambar di atas menunjukkan bagian-bagian dari box BCR terdiri dari :
1. Konektor untuk sumber negatif panel surya
2. Konektor untuk sumber positif panel surya saklar on/off panel surya
3. Lampu indikator rangkaian
4. Saklar pengisian baterai
5. Saklar on/off inverter
Pada gambar keterangan di atas dapat dijelaskan konektor yang berwarna hitam
sebagai sumber masukan negatif pada panel surya dan konektor yang berwarna
merah sumber Gambar 3.8 Kotak BCR masukan positif panel surya berupa
tegangan DC (searah). Sedangkan saklar on/off panel surya berfungsi untuk
menyalakan dan mematikan panel surya ke rangkaian baterai kontrol dan
pengaman. Lampu indikator berfungsi sebagai penanda bahwa jika on maka
baterai dalam pengisian dan sebaliknya jika off maka rangkaian tidak dalam
proses pengisian. Saklar pengisian baterai berfungsi sebagai penghubung dan
pemutus baterai dari rangkaian. Saklar inverter berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan inverter.
3.1.6 Perancangan box inverter dan transformator
Untuk perancangan mekanik box inverter ini menggunakan kotak hitam yang
berukuran kecil, kotak tersebut berisikan rangkaian yang telah dibuat. Bagian luar
kotak terdapat fuse sebagai pengaman arus juga jack banana sebagai masukan dan
keluaran. Perancangan kotak ini digunakan untuk meletakkan rangkaian
elektronika yaitu berupa rangkaian inverter dan transformator.

Gambar3.9 Kotak inverter dan transformator


Pada gambar di atas menunjukkan bagian-bagian dari box inverter dan
transformator terdiri dari :
1. Konektor sumber negatif keluaran inverter
2. Konektor sumber positif keluaran inverter
3. Fuse (pengaman arus)
4. Konektor sumber negatif masukan inverter
5. Konektor sumber positif masukan inverter
Pada keterangan gambar di atas dapat dijelaskan :
konektor yang berwarna hitam
merupakan sumber negatif sebagai keluaran inverter berupa tegangan AC
2.konektor yang berwarna merah merupakan sumber positif keluaran inverter
berupa tegangan AC (bolak-balik) dipasang bebas karena tidak tegangan AC
(bolak-balik) tidak memiliki polaritas.
3. Fuse berfungsi sebagai pengaman arus yang berlebih
4. Konektor
Gambar3.9 Kotak Inverter Dan Transformator
yang berwarna hitam merupakan sumber masukan negatif berupa baterai 12V DC
(searah), 5.
Konektor yang berwarna merah merupakan sumber masukan positif berupa
baterai 12V DC
(searah) dipasang tidak boleh terbalik dapat mengakibatkan short circuit.
3.1.7 Perancangan kotak rangkaian kontrol dan elektronika
Perancangan kotak rangkaian kontrol dan elektronika merupakan penyatuan box
BCR dan box inverter dan transformator yang telah dijelaskan
pada 3.1.5 dan 3.1.6.

Gambar 3.10 Kotak rangkaian control dan elektronika


3.2 Pembuatan
Pada Pembuatan ini merupakan proses jadi dari perencanaan yang telah dibuat,
terdiri dari pembuatan mekanik kompor listrik, panel surya, rangkaian inverter,
BCR, kotak box inverter dan kotak box BCR.
3.2.1 Pembuatan mekanik kompor listrik
Pada bagian perangkat keras kompor listrik akan dijelaskan proses pembuatan
hardware kompor listrik. Diantaranya pembuatan desain autocad dan tahap
selesainya. Pada Gambar di bawah akan ditunjukan hasil pendesainan kompor
listrik menggunakan software Autodesk.
3.2.2 Pembuatan mekanik panel surya 30wp
Pada proses pembuatan kompor listrik berbasis panel surya hal yang perlu
dilakukan adalah pembuatan desain menggunakan Autodesk, agar bentuk yang
diinginkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kompor listrik berbasis panel
surya didesain khusus untuk mempermudah penggunanya karena alat ini memiliki
dimensi yang kecil sehingga bisa dilipat agar penggunanya bisa membawa alat ini
dengan mudah.
3.2.3 Pembuatan BCR
Pada pembuatan perangkat keras BCR ini dilkukan dengan cara membuat
skematik rangakaian yang telah dipastikan terlebih dahulu agar membuat
rangkaian melalui software eagle dapat diselesaikan.
Rangkaian BCR yang telah selesai dibuat melalui proses yang sesuai dengan
tahap pembuatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.2.4 Pembuatan inverter
Pada bagian perangkat keras inverter akan dijelaskan proses pembuatan hardware
inverter. Diantaranya pembuatan desain PCB dan tahap selesainya. Pada gambar
di bawah ini akan ditunjukan hasil pendesainan rangkaian inverter mengggunakan
software eagle
3.3 Instrumen penelitian
Penelitian ini membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut :
a. 3 unit Multimeter
b. Oscilloscope
c. Power Supply
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1 Pengujian panel surya 30wp

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip (Heru, 2014) menghasilkan data


pengukuran tegangan panel surya yang berbeda selama 5 hari. hal tersebut
disebabkan oleh kondisi cuaca yang berubah setiap jamnya. Hasil pengujian yang
dilakukan selama 5 hari tersebut panel surya bekerja dengan baik ketika
penyinaran mataharinya baik. Dimana hasil pengujian itu didapatkan dari alat
yaitu multimeter digital sanwa yang berfungsi untuk mengukur tegangan masukan
dan keluaran panel surya 30 wp.

4.2 Pengujian panel surya dengan BCR

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip (Heru, 2014) pengujian panel surya 30
wp dengan BCR yang dilakukan selama 2 hari menghasikan data tegangan
keluaran BCR yang berbeda sesuai kondisi cuaca yang berbeda. Kemudian
pengujian BCR dengan menggunakan oscilloscop mendapatkan hasil data
gelombang berbentuk lurus.

4.3 Estimasi waktu pemakaian baterai 12v/10ah ke kompor listrik

Pada pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan
pada pemakaian baterai 12v/10ah dengan menggunakan beban yaitu kompor
listrik. Pada proses pengambilan data arus masukan inverter dan arus keluaran
transformator ke beban terdapat perbandingan.

4.4 Analisa data

4.4.1 Regulator

Berdasarkan hasil perhitungan data pengujian yang dilakukan oleh Heru (2014)
didapatkan nilai tegangan 13,75 volt

4.4.2 Efiiseiensi regulator


Berdasarkan hasil pengujian daya listrik yang masuk sebesar 0,54 watt dan daya
listrik yang keluar 0,29 watt , sehingga nilai efisien daya yang di hasilkan sebesar
95,3 %.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rancang bangun kompor listrik berbasis panel surya sebagai energi
utama dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pencahayaan berubah-ubah dengan kondisi cuaca mendung/kurang baik dapat
menyebabkan tegangan yang dihasilkan panel surya menurun.
2. Nilaiefisiensi daya pada BCR adalah 53,7% dan nilai efisiensi daya inverter
adalah 95,3%.

5.2 Saran
Pada pengerjaan tugas akhir ini tentu tidak lepas dari berbagai macam
kelemahandan kekurangan, baik itu pada sistem maupun pada peralatan yang telah
dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan dari peralatan tersebut, maka perlu
melakukan hal – hal sebagai berikut:
1. Untuk kedepannya agar kompor listrik berbasis panel surya dengan daya 50 w
dapat digunakan sebagai kompor alternatif.
2. Untuk aplikasi kedepanya agar dalam pembuatan kompor listrik berbasis panel
surya ini dengan efisiensi dari inverter dan regulator bisa juah lebih baik lagi
dengan efisiensi yang lebih baik.
3. Kedepannya sistem inverter ini dapat menggunakan sistem Op-amp agar lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Pudjanarsa, Astu dan Nursuhud, Djati, Mesin Konversi Energi, PT ANDI
Yogyakarta, Yogyakarta, 2006.

[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarui [5 mei 2018].

[3] Saputra, Wasana, Tugas Akhir S1 Rancang Bangun Solar Tracking System
Untuk Mengoptimalkan Penyerapan Energi Matahari Pada Solar Sel,
Universitas Indonesia, Depok, 2008.

[4] Fazman, Mohammad, Thesis S2 Design and Development of Sollar Tracking,


Universiti Teknologi Malaysia, 2010

[5] Widodo, Rusmito Tjatur, Solar Sel: Sumber Energi Masa Depan yang
RamahLingkungan, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya,2003.

[6] Prasetyo, Eri. (1999). Dasar Fisika Energi. Jakarta: Gunadarma Jakarta.

[7] http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_solar_cell [5 Mei 2018].

[8] Lane, Bill, Tugas Akhir S1 Solar Tracker,Claveland State University, 2008.

[9] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

[10] Gideon, Richard, Schematic For Sun Tracking, 2005.

[11] Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronik, Edisi pertama, PT Salemba


Teknika, Jakarta, 2003.

[12] Ahmad, Azizul Bin, Thesis S2 Boost Converter For Stand Alone
Photovoltaic Power Supply, Universiti Teknologi Malaysia, 2010.

Anda mungkin juga menyukai