Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Keluhan hidung tersumbat dapat dijumpai pada pasien dengan


rhinosinusitis, benda asing, kelainan septum, trauma, dan massa kavum nasi.
Rhinosinusitis merupakan istilah bagi suatu proses inflamasi yang melibatkan
mukosa hidung dan sinus paranasal. Rinosinusitis dibagi menjadi kelompok akut,
subakut dan kronik. Massa kavum nasi dapat berupa polip atau tumor hidung dan
sinonasal. Polip hidung adalah massa lunak mengandung banyak cairan,
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan
licin dan agak bening yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Tumor hidung dan
sinonasal adalah pertumbuhan abnormal yang bermula pada dan sekitar aliran
udara di dalam hidung (kavum nasi).1,2,3

Berdasarkan data dari European Position Paper on Rhinosinusitis and


Nasal Polyps 2012 (EPOS 2012), prevalensi rinosinusitis kronis yaitu sebanyak
10,9% dengan variasi geografis. Rinosinusitis kronis mempengaruhi 14-16%
daripopulasi penduduk Amerika Serikat. Penderita rinosinusitis kronis dewasa
diperkirakan sekitar 18 sampai 22 juta pasien yang mengunjungi poliklinik
(berobat jalan) dan sekitar 545.000 pasien yang masuk ruang emergensi di
Amerika Serikat.4,5

Prevalensi rinosinusitis kronis di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data


Depkes RI tahun 2003 memaparkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada
urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama. Data dari Divisi Rinologi
Departemen THT RSCM Januari-Agustus 2005 menyebutkan jumlah pasien
rinologi pada kurun waktu tersebut adalah 435 pasien, 69% nya (300) pasien
adalah rinosinusitis kronis.6,7

Prevalensi polip nasi dilaporkan 1-2% pada orang dewasa di Eropa dan
4,2% di Finlandia. Di Amerika Serikat prevalensi polip nasi diperkirakan antara 1-
4%. Pada anak-anak sangat jarang ditemukan dan dilaporkan hanya sekitar 0,1%.

3
Penelitian Larsen dan Tos di Denmark memperkirakan insidensi polip nasi
sebesar 0,627 per 1000 orang per tahun. Di Indonesia studi epidemiologi
menunjukkan bahwa perbandingan pria dan wanita 2-3:1 dengan prevalensi 0,2%-
4,3%. Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya terjadi pada
penderita dewasa muda dengan rentang usia 30-60 tahun.8,9

Keganasan hidung dan sinus paranasal hanya merupakan 1% dari seluruh


tumor ganas di tubuh, dan 3 % dari keganasan di kepala dan leher, sinus maksila
merupakan tempat tersering (60-80%) diikuti kavum nasi 20-30% dan sinus
etmoid ±15%, sedangkan sinus frontal dan sfenoid sangat jarang dijumpai (kurang
dari 1%). Insiden tertinggi tumor ganas hidung dan sinus ditemukan di Jepang
yaitu 2-3,6 per 10.000 penduduk pertahun. Di bagian THT FKUI-RSCM,
keganasan ini ditemukan pada 10-15% dari seluruh tumor ganas THT.Laki-laki
ditemukan lebih banyak dengan rasio laki-laki banding wanita sebesar 2:1.10,11

Sebagai dokter umum, kompetensi rinosinusitis kronik adalah 3A, dimana


dokter umum harus mampu mendiagnosis dan memberikan tatalaksana awal serta
mampu menentukan rujukan, sedangkan kompetensi untuk polip dan tumor
hidung adalah 2, dimana dokter umum harus mampu mendiagnosis dan
menentukan rujukan yang tepat. Laporan kasus ini akan membahas mengenai
rhinitis kronis dan massa kavum nasi dengan diagnosis banding berupa polip.

4
BAB II
STATUS PENDERITA

2.1.Identitas Penderita
Nama : JPS
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tanjung Harapan No.01, Bukit Sangkal, Kalidoni.
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Kristen
Suku : Sumatera
Bangsa : Indonesia
No. RM : 934595

2.2.Anamnesis
Keluhan Utama : Hidung kanan dan kiri tersumbat sejak 1
tahun yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit :

± 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh hidung kanan dan kiri


tersumbat, keluhan dirasakan hampir setiap hari. Pasien juga mengeluh
pilek terus menerus, lendir dihidung (+) berwarna bening, kental, banyak,
berbau (-), terasa lendir yang mengalir ke tenggorok (+), penciuman
menjadi berkurang (-), nyeri tekan wajah (+) di daerah pipi sebelah kiri,
bersin-bersin (+), perdarahan dari hidung (-),rasa gatal pada hidung dan
mata (-), sakit kepala (-),terasa berat saat menundukkan kepala (-), batuk (-
). Nyeri pada telinga (-), rasa penuh pada telinga (-), keluar cairan dari
telinga (-), telinga berdenging (-), demam (-), penurunan pendengaran (-),
nyeri menelan (-), sulit menelan (-). suara serak (-), sesak nafas (-).

5
± 2 bulan yang lalu, penderita masih mengeluh hidung kiri
tersumbat, dirasakan semakin lama semakin menganggu. pilek terus
menerus, keluhan dirasakan hampir setiap hari, lendir dihidung (+)
berwarna bening, kental, banyak, berbau (+), terasa lendir yang mengalir
ke tenggorok (+), penciuman menjadi berkurang (-), nyeri tekan wajah (+)
di daerah pipi sebelah kiri, (+), pusing (+), bersin-bersin (+), perdarahan
dari hidung (-), rasa gatal pada hidung dan mata (-), sakit kepala (-) terasa
berat saat menundukkan kepala (-), batuk (-). Nyeri pada telinga (-), rasa
penuh pada telinga (-), keluar cairan dari telinga (-), telinga berdenging (-),
demam (-), sulit menelan (-), sakit menelan (-), suara serak (-), sesak nafas
(-). Pasien kemudian berobat ke RS. Mohammad Hoesin Palembang.

2.3.Riwayat Penyakit Dahulu


Keluhan yang sama : ada
ISPA : ada
Alergi : ada (debu,)
Asma : disangkal
Sakit gigi : ada
Nyeri menelan berulang : disangkal
Hipertensi : disangkal
Riwayat operasi polip tahun 2017

2.4.Riwayat Penyakit Keluarga


Alergi : ada ibu penderita (debu,)
Asma : disangkal
Hipertensi : disangkal

2.5.Riwayat Kebiasaan
Penderita merokok sejak SMA, sekitar 3 batang per hari.

6
2.6.Pemeriksaan
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Gizi : baik
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.2 º C
Jantung : bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : vesikuler (+) normal, wheezing (-), rhonki (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Ekstremitas : akral pucat (-), edem pretibial (-)

Status Lokalis
Telinga
I. Telinga Luar Kanan Kiri
Regio Retroaurikula
-Abses - -
-Sikatrik - -
-Pembengkakan - -
-Fistula - -
-Jaringan granulasi - -

Regio Zigomatikus - -
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius

Aurikula - -
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -

7
Meatus Akustikus Eksternus
-Lapang/sempit Lapang Lapang
-Oedema - -
-Hiperemis - -
-Pembengkakan - -
-Erosi - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Perdarahan - -
-Bekuan darah - -
-Cerumen plug + +
-Epithelial plug - -
-Jaringan granulasi - -
-Debris - -
-Banda asing - -
-Sagging - -
-Exostosis - -
II.Membran Timpani
-Warna (putih/suram/hiperemis/hematoma) putih putih
-Bentuk (oval/bulat) bulat bulat
-Pembuluh darah normal normal
-Refleks cahaya + (5) + (7)
-Retraksi - -
-Bulging - -
-Bulla - -
-Ruptur - -
-Perforasi (sentral/perifer/marginal/attic) - -
(kecil/besar/ subtotal/ total)
-Pulsasi - -
-Sekret (serous/ seromukus/ mukopus/ pus) - -
-Tulang pendengaran normal normal
-Kolesteatoma - -
-Polip - -
-Jaringan granulasi - -

8
Gambar Membran Timpani

III. Tes Khusus Kanan Kiri


1.Tes Garpu Tala
Tes Rinne Tidak Tidak
Tes Weber dilakukan dilakukan

Tes Scwabach

2.Tes Audiometri Tidak Tidak


dilakukan dilakukan

Audiogram

9
3.Tes Fungsi Tuba Kanan Kiri
-Tes Valsava Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-Tes Toynbee Tidak dilakukan Tidak dilakukan

4.Tes Kalori Kanan Kiri


-Tes Kobrak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan

Hidung
I.Tes Fungsi Hidung Kanan Kiri
-Tes aliran udara < <
-Tes penciuman Tidak Tidak
Teh dilakukan dilakukan
Kopi
Parfume

II.Hidung Luar Kanan Kiri


-Dorsum nasi normal normal
-Akar hidung normal normal
-Puncak Hidung normal normal
-Sisi hidung normal normal
-Ala nasi normal normal
-Deformitas - -
-Hematoma - -
-Pembengkakan - -
-Krepitasi - -
-Hiperemis - -
-Erosi kulit - -
-Vulnus - -
-Ulkus - -
-Tumor - -
-Duktus nasolakrimalis (tersumbat/tidak tidak tidak
tersumbat) tersumbat tersumbat
III.Hidung Dalam Kanan Kiri
1. Rinoskopi Anterior
a.Vestibulum nasi
-Sikatrik - -
-Stenosis - -
-Atresia - -
-Furunkel - -
-Krusta - -
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) serous serous
b.Kolumela

10
-Utuh/tidakutuh utuh utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
c. Kavum nasi
-Luasnya (lapang/cukup/sempit) sempit sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) serous serous
-Krusta - -
-Bekuan darah - -
-Perdarahan - -
-Benda asing - -
-Rinolit - -
-Polip + +
-Tumor - -
d. Konka Inferior
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna Livide Livide
(merahmuda/hiperemis/pucat/livide) - -
-Tumor
e. Konka media
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Hipertropi Hipertropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah Pucat Pucat
muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor - -
f.Konka superior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) sulit dinilai sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah
muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit sempit sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip + +
-Tumor - -
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit sempit sempit
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip - -
-Tumor - -
i. Septum Nasi
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) Eutropi Eutropi

11
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah
muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor - -
-Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -

Gambar Dinding Lateral Hidung Dalam

Gambar Hidung Dalam Potongan Frontal

Tampak massa
seperti kolang
kaling , licin,
tidak mudah
berdarah (+)

12
2.Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
-Postnasal drip + +
-Mukosa (licin/tak licin) Sulit dinilai Sulit dinilai
(merah muda/hiperemis)
-Adenoid Sulit dinilai Sulit dinilai
-Tumor Sulit dinilai Sulit dinilai
-Koana (sempit/lapang) Sulit dinilai Sulit dinilai
-Fossa Russenmullery (tumor/tidak) Sulit dinilai Sulit dinilai
-Torus tobarius (licin/tak licin) Sulit dinilai Sulit dinilai
-Muara tuba (tertutup/terbuka) Sulit dinilai Sulit dinilai
(sekret/tidak)

Gambar Hidung Bagian Posterior

IV.Pemeriksaan Sinus Paranasal Kanan Kiri


-Nyeri tekan/ketok
-infraorbitalis - -
-frontalis - -
-Maxilaris - +
-kantus medialis - -
-Pembengkakan Tidak Tidak
-Transiluminasi dilkukan dilakukan
-regio infraorbitalis
-regio palatum durum

13
Tenggorok
I.Rongga Mulut Kanan Kiri
-Lidah (hiperemis/udem/ulkus/fissura) normal normal
(mikroglosia/makroglosia)
(leukoplakia/gumma)
(papilloma/kista/ulkus)
-Gusi (hiperemis/udem/ulkus) normal normal
-Bukal (hiperemis/udem) normal normal
(vesikel/ulkus/mukokel)
-Palatum durum (utuh/terbelah/fistel) normal normal
(hiperemis/ulkus)
(pembengkakan/abses/tumor)
(rata/tonus palatinus)
-Kelenjar ludah (pembengkakan/litiasis) normal normal
(striktur/ranula)
-Gigi geligi (mikrodontia/makrodontia) normal normal
(anodontia/supernumeri)
(kalkulus/karies)

II.Faring Kanan Kiri


-Palatum molle normal normal
(hiperemis/udem/asimetris/ulkus)
-Uvula (udem/asimetris/bifida/elongating) simetris simetris
-Pilar anterior
(hiperemis/udem/perlengketan) normal normal
(pembengkakan/ulkus)
-Pilar posterior
(hiperemis/udem/perlengketan) normal normal
(pembengkakan/ulkus)
-Dinding belakang faring
(hiperemis/udem) granul granul
(granuler/ulkus)
(sekret/membran)
-Lateral band (menebal/tidak) tidak tidak
-Tonsil Palatina
(derajat pembesaran) T1 T1
(permukaan rata/tidak) rata rata
(konsistensikenyal/tidak) kenyal kenyal
(lekat/tidak) tidak lekat tidak lekat
(kripta lebar/tidak) tidak lebar tidak lebar
(dentritus/membran) dentritus (-) dentritus (-)
(hiperemis/udem) - -
(ulkus/tumor) - -

14
Gambar rongga mulut dan faring

Rumus gigi-geligi

III.Laring Kanan Kiri


1.Laringoskopi tidak langsung (indirect)
-Dasar lidah (tumor/kista)
-Tonsila lingualis (eutropi/hipertropi)
-Valekula (benda asing/tumor)
-Fosa piriformis (benda asing/tumor)
-Epiglotis
(hiperemis/udem/ulkus/membran)
-Aritenoid Tidak Tidak
(hiperemis/udem/ulkus/membran) dilakukan dilakukan
-Pita suara (hiperemis/udem/menebal)
(nodus/polip/tumor)
(gerak simetris/asimetris)
-Pita suara palsu (hiperemis/udem)
-Rima glottis (lapang/sempit)
-Trakea
2.Laringoskopi langsung (direct) Tidak Tidak
dilakukan dilakukan

15
Gambar laring (laringoskopi tidak langsung)

Pemeriksaan Laboratorium Darah : Hb: 16.7g/dL


RBC: 5.02 mm3
WBC: 9.500 mm3
Ht: 48 %
PLT: 304. 000 µL
DC: 0/1/63/30/6
HBsAg non reaktif

Pemeriksaan Penunjang : - Tele endoskopi (Terlampir)


- CT-Scan SPN (Terlampir)
Kesan : massa sinonassal dengan
komponen slight hyperdens pada kavum nasi
sinus maksilaris bilateral dengan kompleks
osteomeatal bilateral yang tertutup dd kronik
rhinosinusitis.
2.7. Diagnosa Banding
 Rinosinusitis kronis dengan massa kavum nasi dextra et sinistra DD/
polip
 Rinosinusitis kronis dengan massa kavum nasi dextra et sinistra
DD/tumor kavum nasi

16
2.8.Diagnosa Kerja
Rinosinusitis kronis dengan massa kavum nasi dextra et sinistra sinistra dd/
polip.

2.9.Penatalaksanaan
Non medikamentosa
 Menjelaskan kepada penderita dan keluarga bahwa penyakit ini
disebabkan oleh inflamasi pada mukosa hidung
 Mengedukasi penderita dan keluarga bahwa etiologi pada pasien
ini adalah karena alergi
 Diet biasa
 Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter, jika dalam 3 hari
tidak ada perbaikan segera kontrol kembali.
 Inform consent tindakan operasi.
 Inform consent rekurensi penyakit.

Medikamentosa
- Antibiotika spektrum luas : cefixime tablet 2 x 100mg (10-14 hari)
- Kortikosteroid sistemik : metilprednisolon tablet 3x4 mg
- Kortikosteroid topikal : nasacort spray 2x1 puff ?

Operatif
 Bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF/FESS)
 Polipektomi

VI. Pemeriksaan Anjuran


 Pemeriksaan Histopatologi
VII. Prognosis
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Funtionam : bonam

17

Anda mungkin juga menyukai