disusun oleh :
Galang Indra Jaya
(17/422260/PPN/04285)
Dosen Pengampu
Dr. Makruf Nurudin, SP., MP.
Indonesia adalah negara agraris artinya pertanian adalah aspek yang tidak
Indonesia mayoritas adalah petani, yaitu sebanyak 29,6 %, diikuti dengan sektor
perdagangan 23% dan jasa kemasyarakatan sebesar 17% (BPS, 2017). Pada awalnya
budidaya tanaman di Indonesia belum dibudidayakan secara intensif, oleh sebab itu
belum banyak berkembang teknik budidaya tanaman dan teknik pengolahan tanah.
Karena revolusi hijau yang digemakan oleh orde baru pada tahun 1985, maka budidaya
tanaman dilakukan secara intensif. Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional maka
pengerjaan dalam skala yang luas dan dengan waktu yang singkat. Penggunaan alat-
alat berat dalam proses budidaya tanaman selama bertahun-tahun dan terus menerus
tanah/kompaksi. Memadatnya tanah akan mempengaruhi jumlah pori makro dan mikro
tanah, pori tersebut akan hilang akibat pemadatan dan menyebabkan ruang tampung
untuk air tanah sehingga permeabilitas lambat dan laju infiltrasi yang lambat
menyebabkan run off yang tinggi pada permukaan tanah sehingga meningkatkan erosi.
2. Pembahasan
batuan lunak dan mengkaji aspek tentang tanah yang lain dengan teknik submikro.
tersebut apabila dikaji secara submikro akan mendatangkan solusi yang komprehesif.
tinggi di Indonesia.
Dari pemaparan diatas ada tantangan yang harus dihadapi peneliti tanah
ditangani hanya dikaji sebatas pada kesuburan tanah, hal tersebut menyebabkan
perkembangan keilmuan tentang pertanian di Indonesia jauh tertinggal dari negara asia
Data yang komprehensif dalam suatu riset yang diadakan akan memudahkan
peneliti tanah dalam menyelesaikan masalah secara global dan berkelanjutan. Menurut
penelitian yang dilakkan oleh Bagheri et al., 2011 disiplin ilmu mikromorfologi
digunakan untuk membandingkan tanah yang dilewati traktor dengan tanah yang tidak
dilewati traktor, dari penelitian tersebut diketahui tanah yang dilewati traktor memiliki
pori hanya sebesar 2 mikro meter, sementara tanah yang tidak dilewati traktor memiliki
secara umum, hal in sudah dilakukan oleh para peneliti tanah di dunia, namun pada
untuk memperoleh data dari hasil interpretasi mikroskopis. Masalah yang lainnya
adalah pada tahun tersebut tidak semua negara memiliki alat penunjang kajian
power baru di dunia pertanian, karena dengan mengkaji ilmu tersebut permasalahan
tanah dapat diatasi secara komprehensif. Prospek kajian mikromorfologi pada masa
yang akan datang dapat dipadukan dengan disiplin ilmu yang lain untuk menjawab
permasalahan yang spesifik, kajian mikromorfologi yang logis dapat mencari fakta
3. Kesimpulan
Mikromorfologi merupakan ilmu yang dapat dipadukan dengan disiplin ilmu yang
lain, dengan pengembangan yang baik maka ilmu ini akan memecahkan masalah yang
terjadi khususnya pada bidang pertanian, karena mikromorfologi mengkaji suatu tanah
secara submikro sehingga data yang didapatkan secara detail dan dengan data
tersebut akan memudahkan peneliti tanah untuk memecahkan suatu masalah pada
bidang pertanian maupun bidang yang lain seperti arkeologi dan arsitektur.
Daftar Pustaka:
Bagheri, I., Kalhori, S, M., Akef, M., Khormali,F .2011. Effect of Compaction on
Physical and Micromorphological Properties of Forest Soils. American Journal of
Plant Sciences. 3, 159-163
BPS, 2017. penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama 1986-2017 .https ://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16/970. (diakses 14
April 2018)