PENDAHULUAN
1
BAB 2
ISI
Dibuat 2 lembar untuk setiap kali pemesanan. Satu lembar untuk fungsi
pembelian, dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang. Dokumen
ini diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi
pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti
dalam surat pembelian.
2
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah
dipilih.
c. Tembusan bagi unit peminta barang, tembusan ini dikirimkan kepada fungsi
yang meminta pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.
3
dan pemasoknya seperti yang tercantum dalam dokumen tsb. Dalam sistem
penerimaan buta (blindreceiving sistem), kolom kuantitas dalam tembusan ini di
blok hitam agar kuantitas yang dipesan yang dicantumkan dalam surat order
pembelian tidak terekam dalam tembusan yang dikirimkan ke fungsi penerimaan.
Tujuannya agar fungsi penerimaan dapat benar-benar melakukan perhitungan dan
pengecakan barang yang diterima dari pemasok.
4
2.1.2 Fungsi - Fungsi Yang Terkait
Terdapat empat (4) unit organisasi yang diperlukan dalam sistem pembelian yaitu:
1. Bagian Gudang
2. Bagian Pembelian
3. Bagian Penerimaan
4. Bagian Akuntansi
1. Bagian Gudang
2. Bagian Pembelian
3. Bagian Penerimaan
5
4. Bagian Akuntansi
Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti
kas keluar
• Jurnal pembelian
• Kartu utang
6
2.1.3 Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem akuntansi
pembelian:
1.Permintaan Pembelian
3.Penawaran Harga
4.Order Pembelian
6.Penyimpanan barang
Gudang pembelian
3
6 4
Fungsi 5
Penerimaan
Fungsi
7 8
Akuntansi
7
1. Prosedur Permintaan pembelian. Dalam prosedur ini fungsi gudang
mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian.
Jika barang tidak disimpan digudang, misalnya untuk barang – barang yang
langsung dipakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan
pembelian.
8
2.1.4 INFORMASI YANG DIPERLUKAN OLEH
MANAJEMEN.
9
2.1.5 BAGAN ALIR DOKUMEN SISTEM AKUNTANSI
PEMBELIAN
Bagian pembelian
10
11
2.1.6. Uraian Kegiatan Sistem Pembelian
Bagian Gudang
12
5. Mengarsipkan surat order pembelian kedalam arsip menurut nomor
urutnya.
6. Menerima laporan penerimaan barang dari bagian penerimaan.
7. Mencatat laporan penerimaan barang dalam kartu gudang.
Bagian pembelian.
13
bertanggungjawab membuat order pembelian sampai diteminnya
barang yang diorder.
g. Lembar 7 : Diarsipkan menurut nama pemasok.
Bagian penerimaan.
14
Bagian Utang
15
2.1.7 Pengendalian Internal
1.Organisasi
Pemisahan kedua fungsi ini dimaksud untuk menciptakan pengecekan intern dalam
pelaksanaan transaksi pembelian. Dalam transaksi pembelian fungsi pembelian
berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok
barang yang diperlukan oleh perusahaan. Sedangkan fungsi penerimaan
mempunyai wewenang untuk menolak barang yang dikirim oleh pemasok yang
tidak sesuai dengan barang yang tercantum dalam surat order pembelian.
Pemisahan kedua fungsi ini akan mengurangi resiko diterimanya barang yang tidak
dipesan oleh perusahaan, jenis, sfesipikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak
sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan, tidak sesuai saatnya dengan waktu
yang ditentukan dalam surat order pembelian.
Salah satu unsur pokok dalam sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan
fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi. Dalam sistem akuntansi
pembelian, fungsi akuntansi yang melaksanakan fungsi pencatatan utang dan
persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan
transaksi pembelian. Bertujuan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin
ketelitian dan keandalan data akuntansi.
16
setiap fungsi yang ahli dalam bidangnya sehingga informasi penerimaan barang
dan persediaan barang yang disimpan digudang dijamin ketelitian dan
keandalannya.
d.Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu
fungsi
b.Surat Order Pembelian Diotorisasi oleh Fungsi Pembelian atau Pejabat yang
Lebih Tinggi.
17
Jika surat permintaan pembelian merupakan pernyataan kebutuhan barang
dari fungsi gudang, surat order pembelian merupakan awal transaksi pengadaan
barang. Dengan surat order pembelian inilah perusahaan memulai proses
pengadaan barang yang akan berakibat terhadap diterimanya barang yang dibeli
dan timbulnya kewajiban peruasahaan kepada pihak luar. Oleh karena itu, setiap
surat order pembelian harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenanang untuk
mengurangi diterimanya barang dan timbulnya kewajiban yang tidak dibutuhkan
oleh perusahaan. Otorisasi pesanaan pembelian ini biasanya berada ditangan
fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi.
d.Bukti Kas Keluar Diotorisasi Oleh Fungsi Akuntansi atau Pejabat Yang Lebih
Tinggi.
18
3.Faktur dari pemasok merupakan bukti timbulnya kewajiban perusahaan
akibat telah dipesannya barang dan telah diterimanya barang yang dipesan.
Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen sumber yang
sahhi dan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang.
Setiap pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang
diberi wewenang untuk mengubah catatan akuntansi tersebut. Sehabis karyawan
tersebut memutakhirkan catatan akuntansi berdasarkan dokumen sumber, ia harus
membubuhkan tandatangan dan tanggal pada dokumen sumber sebagai bukti telah
dilakukannya pengubahan data yang dicatat dalam catatan akuntansi pada tanggal
tersebut
Formulir penting digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan
penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh manajer yang
memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu,
dalam sistem informasi akuntansi pembelian formulir pokok surat order
pembelian dan laporan penerimaan barang harus bernomor urut trcetak dan
penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang bersangkutan.
19
Pemasok harus tidak dipilih hubungan istimewa dan pribadi diantara fungsi
kpembelian dengan pemasok, namun berdasarkan perbandingan penawaran harga
bersaing yang diterima dari berbagai pemasok. Dengan cara ini kemungkinan
pengadaan barang yang lebih tinggi dari harga yang normal dapat dihindari.
c.Barang Hanya Diperiksa dan Diterima Dari Fungsi Penerimaan Jika Fungsi ini
Telah Menerima Tembusan Surat Order Pembelian dari Fungsi Pembelian.
Agar perusahaan dapat memperoleh barang yang dibeli sesuai dengan yang
dipesan, fungsi penerimaan harus melakukan pemeriksaan terhadap barang yang
diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan memriksa barang tersebut
serta membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.
Bukti kas keluar hanya dibuat oleh fungsi akuntansi setelah fungsi ini melakukan
pengecekkan harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dan penjumlahan
yang tercantum dalam faktur dari pemasok. Dengan demikian jika pengecekkan
terhadap ketelitian informasi dalam faktur dari pemasok ini dilakukan dalam
setiap pembuatan bukti kas keluar, dokumen terakhir ini merupakan dokumen
yang terjamin ketelitian dan keandalannya sebagai dasar pencatatan mutasi utang
dan persediaan serta pengeluaran kas.
20
f.Catatan yang Berfungsi Sebagai Buku Pembantu Utang Secara Periodik
Direkonsiliasi dengan Rekening Kontrol Utang dalam Buku Besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan
akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam pencatatan
utang dengan sistem bukti kas keluar, dokumen sumber berupa bukti kas keluar
yang dilampiri dengan dokumen pendukung diarsipkan menurut tangggal jatuh
tempo faktur dari pemasok. Arsip bukti kas keluar ini disebut arsip bukti kas
keluar yang belum dibayar, yang berfungsi sebagai buku pembantu utang. Data
dari dokumen sumber ini dicatat pula kedalam register bukti kas keluar dan
kemudian diringkas kedalam rekening kontrol utang dalam buku besar. Dengan
demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat direkening
kontrol utang dalam buku besar, praktik yang sehat mengharuskan secara periodik
diadakan rekonsiliasi antara jumlah utang menurut arsip bukti kas keluar yang
belum dibayar dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
h.Bukti Kas Keluar Beserta Dokumen Pendukungnya Dicap “Lunas” oleh Fungsi
Pengeluaran Kas Setelah Cek Dikirimkan Pada Pemasok.
Bukti kas keluar merupakan dokumen yang digunakan untuk memberi otorisasi
fungsi keuangan untuk mengisi cek dan mengirimkannya ke pemasok. Bukti kas
keluar ini dibuat oleh fungsi akuntansi berdasarkan dokumen pendukung surat order
pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. Untuk mencegah
penggunaan dokumen pendukung lebih dari satu kali sebagai dasar pembuatan bukti
21
kas keluar, bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya harus dicap “Lunas”
oleh fungsi keuangan setelah cek dikirimkan ke pemasok.
22
23
BAB 3
PENUTUP
SIMPULAN
24
Daftar Pustaka
Mulyadi. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Empat
25