Anda di halaman 1dari 6

bbas, A.K., 2003.

Cellular and Molecular Immunology


,5
th
ed. WB Saunders
Company, p. 262.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985.
Cara Pembuatan Simplisia
, Dirjen
POM, Jakarta, hal 2-4.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989.
Materia Medika Indonesia.
Jilid V.
Cetakan I. Direktorat Jenderal Pengawa
san Obat dan Makanan, Jakarta, hal
54.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995.
Farmakope Indonesia, Edisi 4
,
Jakarta, hal.7.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000.
Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat
, Direktorat Pengawasan Obat Tr
adisional, Jakarta, hal 17.
Dewi, C., 2003. Pengaruh dari Ekstrak Biji
Lamtoro terhadap Diuresis pada Tikus
Putih
, Skripsi Sarjana Farmasi
, Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya
Mandala, Surabaya, hal. 43.
Ernawati, 1988. Pengaruh Infus Biji Lamtoro terhadap Jaringan Hepar
Mencit,
Skripsi Sarjana Farmasi
, Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya
Mandala, Surabaya, hal. 64.
Gunawan, S.G., 2007.
Farmakologi dan Terapi
, edisi 5. Bagian Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, hal 230-233, 274.
Hargono, D., 2000.
Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati
. Cermin Dunia
Kedokteran, No.129, PT Kalbe Farma, Jakarta, hal 36
Haryono, S., 1996. Obat Tradis
ional jamu di Indonesia:
pendekatan dan
pengembangannya,
Orasi Ilmiah Pada Dies Natalis Universitas Airlangga.
Surabaya , hal 54.
Heyne, K., 1987.
Tumbuhan Berguna Indonesia II
. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen
Kehutanan, Jakarta, hal 885.
Hutapea, J. R. & Suparmanto, S., 2001.
Inventaris Tanaman
Obat Indonesia I
,
Departemen Kesehatan Republik I
ndonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Jakarta, hal. 199.

Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan
terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk para praktikan agar
mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak
terhambat

Kami sangat mengharapkan bimbingan dari para asisten dalam praktikum dan pembuatan
laporan, agar dapat memperoleh hasil yang baik
Perlu dilakukan penjelasan ulang mengenai tehnik dislokasi mencit yang benar agar mencit yang
dibunuh tidak tersiksa dan perlu dijelaskan kembali cara membedah mencit agar organ-organ
yang diamati tidak rusak dan hancur terkena gunting atau pisau bedah

Lebih berhati-hati dalam penanganan hewan percobaan dan dalam pembacaan skala spuit agar
dosis yang diberikan tepat dan tercapai efek yang dikehendaki.

Lebih berhati-hati dalam pemberian obat secara interperitonial agar tidak mengalami
kerusakan pada abdomen maupun tusukan pada organ-organ dalam yang vital.

Praktikan dapat berhati-hati dalam setiap praktikum yang dilakukan untuk menghindari
kesalahan atau bahaya yang ditimbulkan serta teliti dan cermat dalam melakukan percobaan.

Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anief, M. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Tubuh. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Ganiswara, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Falkultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Katzung, B.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: Kedokteran EGC.

Katzung, Bertram G., Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta

Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia, Jakarta.


Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995, Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”,
Edisi IV, Editor: Sulistia G.G, Gaya Baru, Jakarta
Reksohadiprodjo, M.S., 1994. Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 3.

Reksohadiprodjo, M.S., 1994. Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 3.
M ycek, M. 0., (#""1$.

Farmakologi lasan Bergambar !disi II


. 0akarta: 'idya Medika

Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995. Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”.
Edisi IV. Editor: Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal. 3-5.

Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995. Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”.
Edisi IV. Editor: Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal. 3-5.

Sulaksono, M.E., 1992. Faktor Keturunan dan Lingkungan Menentukan Karakteristik Hewan
Percobaan dan Hasil Suatu Percobaan Biomedis. Jakarta.

Sulaksono, M.E., 1992. Faktor Keturunan dan Lingkungan Menentukan Karakteristik Hewan
Percobaan dan Hasil Suatu Percobaan Biomedis. Jakarta.
Anief, M. 1994. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anief, M. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Tubuh. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Ganiswara, Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: Falkultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Katzung, B.G., 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: Kedokteran EGC.

Katzung, Bertram G., Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika, Jakarta

Tjay,Tan Hoan dan K. Rahardja, 2007, Obat-obat Penting, PT Gramedia, Jakarta.


Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995, Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”,
Edisi IV, Editor: Sulistia G.G, Gaya Baru, Jakarta
Reksohadiprodjo, M.S., 1994. Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 3.

Reksohadiprodjo, M.S., 1994. Pusat Penelitian Obat Masa Kini. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 3.

Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995. Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”.
Edisi IV. Editor: Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal. 3-5.

Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, 1995. Pengantar Farmakologi Dalam “Farmakologi dan Terapi”.
Edisi IV. Editor: Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru. Hal. 3-5.

Sulaksono, M.E., 1992. Faktor Keturunan dan Lingkungan Menentukan Karakteristik Hewan
Percobaan dan Hasil Suatu Percobaan Biomedis. Jakarta.

Sulaksono, M.E., 1992. Faktor Keturunan dan Lingkungan Menentukan Karakteristik Hewan
Percobaan dan Hasil Suatu Percobaan Biomedis. Jakarta.
Untuk mengetahui pengaruh variasi biologi terhadap dosis obat yang diberikan pada hewan
percobaan.
Untuk mengetahui pengaruh berat badan terhadap dosis obat yang diberikan pada hewan
percobaan.
Untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap dosis obat yang diberikan pada hewan
percobaan

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Mengetahui klasifikasi obat analgesik.


Mengetahui mekanisme kerja yaitu mula kerja obat (onset of action), lama kerja obat (duration of
action), dan saat obat mencapai efek maksimum (peak effect).
Mengamati effek geliat (whriting effect) pada mencit akibat induksi kimia.

Anda mungkin juga menyukai