Anda di halaman 1dari 24

SISTEM BILANGAN DAN SISTEM KOORDINAT

QHONITA ANIF FEBIAN/141

KELAS E

SISTEM BILANGAN

 JENIS BILANGAN

http://1.bp.blogspot.com/-
sUDctGJUIYg/VCyQZwxstiI/AAAAAAAABSU/kEYNgTcy5FE/s1600/Bagan%2BSiste
m%2BBilangan.JPG

A. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner, adalah bilangan yang mempunya nilai akar min satu.
Secara definisi, (bagian) bilangan imajiner ini diperoleh dari penyelesaian
persamaan kuadratik:

atau secara ekivalen

atau juga sering dituliskan sebagai

B. Bilangan Real
Bilangan Real adalah bilangan-bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan
rasional dan bilangan irasional.
1. Bilangan irasional
Bilangan Irasional adalah bilangan-bilangan real yang tak dapat dinyatakan
sebagai p/q dengan p,q bilangan bulat dan q ≠ 0
2. Bilangan rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yangdapat ditulis dalam bentuk p/q dengan p
dan q bilangan bulat, q ≠ 0
 BILANGAN BULAT
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan asli, bilangan nol
dan bilangan negatif.
Contoh : {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ...}
 BILANGAN PECAHAN
Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ ditampilkan dalam bentuk a/b;
dimanaa, b bilangan bulat dan b ≠ 0. a disebut pembilang dan b disebut penyebut.
 BILANGAN CACAH
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli ditambah dengan nol.
Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, ...}
 BILANGAN NEGATIF
Bilangan negatif (integer negatif) adalah bilangan yang lebih kecil/ kurang dari
nol. Atau juga bisa dikatakan bilangan yang letaknya disebelah kiri nol pada garis
bilangan. Contoh : {-1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9, ...}
 BILANGAN ASLI
Bilangan asli adalah himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol. Nama lain
dari bilangan ini adalah bilangan hitung atau bilangan yang bernilai positif
(integer positif). Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...}
 BILANGAN PRIMA
Bilangan prima adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang faktor pembaginya
adalah 1 dan bilangan itu sendiri.
Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...}
 BILANGAN KOMPOSIT
Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan
bilangan prima. Bilangan komposit dapat dinyatakan sebagai faktorisasi bilangan
bulat, atau hasil perkalian dua bilangan prima atau lebih. Atau bisa juga disebut
bilangan yang mempunyai faktor lebih dari dua.
Contoh : {4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, …}

 NILAI MUTLAK
Jika x adalah bilangan real, maka nilai mutlak x, ditulis |x|, didefinisikan sebagai |x| = x,
jika x ≥ 0, −x, jika x < 0. Sebagai contoh, |2| = 2, |0| = 0, dan | − 5| = −(−5) = 5. Jelas
bahwa |x| ≥ 0 untuk setiap x. Perhatikan pula bahwa |x| 2 = x 2 , dan karenanya √ x 2 = |x|
untuk setiap x
Berikut adalah beberapa teorema tentang nilai mutlak :
Teorema 1 :
Jika a, b € R dan b ≠ 0 maka

Bukti : Misalkan
Teorema 2 :
Untuk sebarang a, b € R berlaku

Bukti : Perhatikan,

sehingga menurut sifat 4 di atas,

dan
dengan menjumlahkan kedua ketaksamaan di atas diperoleh

Menurut sifat 4,

(ketaksamaan di samping sering disebut ketaksamaan


segitiga)
Teorema 3 :

Bila a, b € R maka berlaku


Bukti : Menurut ketaksamaan segitiga,
 AKAR DAN PERSAMAAN KUADRAT
Untuk n ∈ N, kita tuliskan 𝑋 𝑛 = x x · · · x (n kali). Asumsi berikutnya tentang sistem
bilangan real menjamin eksistensi akar ke-n. Persisnya, diberikan y ≥ 0, terdapat sebuah
bilangan x ≥ 0 (tunggal) sedemikian sehingga y = 𝑋 𝑛

Untuk y ≥ 0, nilai x ≥ 0 yang memenuhi persamaan y = x n disebut sebagai akar ke-n dari
y dan dilambangkan dengan
1
x = 𝑦𝑛
1
Khususnya, untuk n = 2, kita gunakan notasi √ y = 𝑦 2 . Catat bahwa dalam hal ini
senantiasa berlaku √ y ≥ 0. Jika y > 0, maka tentu saja terdapat dua buah bilangan yang
kuadratnya sama dengan y, yaitu √ y yang bernilai positif dan − √ y yang bernilai negatif.
Notasi ± √ y berarti ‘√ y atau − √ y’.

Seperti telah disinggung di atas, untuk y > 0, persamaan 𝑥 2 = y mempunyai dua buah
solusi, yaitu x = ± √ y. Persamaan 𝑥 2 = y di sini merupakan suatu persamaan kuadrat.
Bentuk umum persamaan kuadrat (dalam x) adalah a𝑥 2 + bx + c = 0, dengan a ≠ 0.

persamaan kuadrat a𝑥 2 + bx + c = 0 tidak mempunyai solusi atau akar real jika 𝑏 2 − 4ac <
0, mempunyai sebuah akar real (tunggal) jika 𝑏 2 − 4ac = 0, dan mempunyai dua buah
akar real berbeda jika 𝑏 2 − 4ac > 0. Dalam hal 𝑏 2 − 4ac ≥ 0, akar persamaan kuadrat di
atas diberikan oleh rumus
Menyusun persamaan kuadrat :

Jika x1 dan x2 merupakan akar – akar persamaan kuadrat, maka dapat disusun persamaan
kuadrat dengan rumus :

atau

 PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Bentuk umum dari pertidaksamaan adalah :

Cara menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat :


(i) Jadikan ruas kanan = 0 (pembuat nol)
(ii) Jadikan kofisien variabel berpangkat dua bernilai positif.
(iii) Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linear
(iv) Tetapkan nilai-nilai nolnya (misal 𝑥1 = nilai nol terkecil dan 𝑥2 = nilai nol
terbesar, yaitu 𝑥1 < 𝑥2
(v) Lihat tanda ketidaksamaannya

Penyelesaian atau himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat dalam variabel


x dapat ditentukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan:
a) Dengan sketsa grafik fungsi kuadrat
Fungsi kuadrat yang ditentukan dengan rumus f(x) = 𝑥 2 - 3x – 4 grafiknya
berbentuk parabola dengan persamaan y = 𝑥 2 - 3x – 4. Sketsa grafik parabola y =
𝑥 2 - 3x – 4 diperlihatkan pada gambar berikut :
b) Dengan garis bilangan
Ruas kanan dibuat menjadi nol
1. Faktorkan
2. Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor
sama dengan nol
3. Gambar garis bilangannya
Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan titik
hitam •
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan titik
putih °
4. Tentukan tanda (+) atau (–) pada masing-masing interval di garis bilangan.
Caranya adalah dengan memasukkan salah satu bilangan pada interval
tersebut pada persamaan di ruas kiri.
Tanda pada garis bilangan berselang-seling, kecuali jika ada batas rangkap
harga nol yang muncul 2 kali atau sebanyak bilangan genap untuk
pertidaksamaan tingkat tinggi), batas rangkap tidak merubah tanda
5. Tentukan himpunan penyelesaian
→ jika tanda pertidaksamaan > 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah yang bertanda (+)
→ jika tanda pertidaksamaan < 0 berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah yang bertanda (–)

 CONTOH SOAL SISTEM BILANGAN DAN PENYELESAIAN

1.
Penyelesaian :

2.
3.

Penyelesaian :

4. Jika akar-akar persamaan berlawanan dan maka nilai m


adalah ….
Penyelesaian :
5. Jika dan adalah akar-akar persamaan , maka
nilai adalah …
Penyelesaian :
dan adalah akar-akar persamaan , sehingga dari
hubungan penjumlahan akar.

dan perkalian akar

6. Jika selisih akar-akar adalah 2, maka


nilai adalah ….
Penyelesaian : Misalkan dan akar-akar persamaan
kuadrat

Jadi

7.
8.

9.
10. Jika 1 < a < 2, maka semua nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 0
adalah …
Penyelesaian :
D = b2 – 4ac

= (2a)2 – 4(-1)(-6)

= 4a2 – 24

karena 1 < a < 2, maka 4a2 – 24 < 0

atau D < 0, artinya pembilang tidak memiliki akar2 riil.

x2 + 3x = x(x + 3)

x = 0 atau x = -3
SISTEM KOORDINAT

Koordinat adalah bilangan yang dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu titik di garis
permukaan atau ruang.

Sistem Koordinat adalah suatu cara/metode untuk menentukan letak suatu titik.

Empat macam sistem koordinat :

1. Sistem Koordinat Cartesius

2. Sistem Koordinat Kutub

3. Sistem Koordinat Tabung

4. Sistem Koordinat Bola.

 Sistem koordinat kartesius


Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang dengan
menggunakan dua bilangan yang biasa disebut koordinat x dan koordinat y dari titik
tersebut.
Untuk mendeskripsikan suatu titik tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi, nilai x
ditulis (absis), lalu diikuti dengan nilai y (ordinat). Dengan demikian, format yang
dipakai selalu (x,y) dan urutannya tidak dibalik – balik.
Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua
sumbu yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y.
Bidang kartesius terbagi atas empat kuadran. Setiap titik pada bidang kartesius dapat
dinyatakan sebagai pasangan (x,y) dan sebaliknya pasangan bilangan (x,y) menyatakan
titik tertentu pada bidang.
Sistem Koordinat 3 Dimensi
Sistem koordinat kartesian 3 dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem
koordinat kartesian 2 dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, dan
ketiganya saling tegak lurus.
P(x, y, z) z

 Persamaan Garis dan Grafik


Persamaan garis (atau disebut Persamaan garis lurus) adalah perbandingan antara selisih
koordinat y dan koordinat x dari dua titik yang terletak pada garis itu.
Gradien : kemiringan yang dimiliki oleh garis.

Sifat – sifat gradien :

a. Gradien Garis yang Sejajar dengan Sumbu-x


terlihat garis k yang melalui titik A(–1, 2) dan B(3, 2). Garis tersebut sejajar dengan sumbu-x.
Untuk menghitung gradien garis k, gunakan cara sebagai berikut.
Untuk titik A(–1, 2) maka x1 = –1, y1 = 2.
Untuk titik B(3, 2) maka x2 = 3, y2 = 2.

Jika garis sejajar dengan sumbu- x maka nilai gradiennya adalah nol.

b. Gradien garis yang sejajar dengan sumbu-y

Pada Gambar 3.8 , garis l yang melalui titik C(1, 3) dan D(1, –1). letaknya sejajar dengan sumbu-
y. Gradien garis tersebut adalah sebagai berikut.
Untuk titik C(1, 3) maka x1 = 1, y1 = 3.
Untuk titik D(1, –1) maka x2 = 1, y2 = –1.

Jika garis sejajar dengan sumbu-y maka garis tersebut tidak memiliki gradien.
c. Gradien Dua Garis yang Sejajar
Garis k dan l merupakan dua garis yang sejajar. Bagaimana gradien kedua garis tersebut?
Perhatikan uraian berikut.
• Garis k melalui titik A(–2, 0) dan B(0, 2).
Untuk titik A(–2, 0) maka x1 = –2, y1 = 0.
Untuk titik B(0, 2) maka x2 = 0, y2 = 2.

• Garis l melalui titik C(0, –1) dan D(1, 0).


Untuk titik C(0, –1) maka x1 = 0, y1 = –1.
Untuk titik D(1, 0) maka x2 = 1, y2 = 0.

Setiap garis yang sejajar memiliki gradien yang sama.


d. Gradien Dua Garis yang Tegak Lurus

Gradien kedua garis tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
• Garis k melalui titik C(3, 0) dan D(0, 3).
Untuk titik C(3, 0) maka x1 = 3, y1 = 0.
Untuk titik D(0, 3) maka x2 = 0, y2 = 3.

• Garis l melalui titik A(–1, 0) dan B(0, 1).


Untuk titik A(–1, 0) maka x1 = –1, y1 = 0.
Untuk titik B(0, 1) maka x2 = 0, y2 = 1.

Hasil kali kedua gradien tersebut adalah

mAB × mCD = 1 × –1 = –1
Hasil kali antara dua gradien dari garis yang saling tegak lurus adalah –1.

Menentukan persamaan garis :


1. Menentukan Persamaan Garis dari Gradien dan Titik Koordinat
Gambar tersebut menunjukkan sebuah garis k pada bidang koordinat Cartesius. Garis
tersebut melalui titik A(x1, y1) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis
pada Gambar 3.11 dapat dituliskan:
y1 = mx1 + c ….(1)
Adapun bentuk umum persamaan garis yang tidak melalui titik pusat koordinat dituliskan:
y = mx + c ….(2)

Jika ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh:

Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persamaan garis jika diketahui
gradien dan titik koordinat, yaitu:
2. Menentukan Persamaan Garis yang Melalui Dua Titik
• y – y1 = m (x – x1) adalah rumus umum persamaan garis dari gradien dan titik koordinat.

Jadi, rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah

3. Menentukan Koordinat Titik Potong dari Dua Garis Lurus

Dari Gambar 3.12 , terdapat dua garis dalam bidang koordinat, yaitu garis k dan l. Dalam
Gambar 3.12(a) , kedua garis tersebut sejajar. Adapun pada Gambar 3.12(b) , kedua garis
tersebut tidak sejajar sehingga keduanya berpotongan di suatu titik, yaitu titik A (x1, y1). Jadi,
koordinat titik potong dapat dicari dari dua garis yang tidak sejajar.
Sekarang, bagaimana cara menentukan koordinat titik potong dari dua persamaan garis
yang diketahui? Ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu cara menggambar (cara grafik) dan
cara substitusi. Untuk itu, pelajari uraian berikut.
a. Cara Grafik
Dengan cara ini, dua persamaan garis digambar ke dalam bidang koordinat Cartesius
sehingga koordinat titik potong kedua garis tersebut dapat dilihat dari gambar.
b. Cara Substitusi
Dengan cara substitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui
dimasukkan (disubstitusikan) ke dalam variabel yang sama dari persamaan garis yang lain.

 Soal sistem koordinat dan pembahasan


1.

2.

3.
4.

5. Persamaan garis lurus pada titik (-3,0) dan (0,2) dibawah adalah ...

6.
Penyelesaian :

7.

Penyelesaian :

8. Persamaan garis yang melalui titik A (-3 , 2) dan B (5 , -1) adalah ...
9. Pasangan koordinat titik potong garisyang persamaannya 2x + y-6 dengan sumbu
X dan sumbu Y adalah ...
10. Garis g memotong x di(3,0)dan membentuk sudut 30𝑜 dengan sumbu x.Persamaan
garis g adalah...
Daftar Pustaka :

http://math3mania.blogspot.co.id/2014/10/macam-macam-bilangan-dalam-matematika.html

http://askyourdaddy.blog.uns.ac.id/2014/09/24/teorema-teorema-tentang-nilai-mutlak/

http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2011/08/anreal-B-presentasi-0.pdf

https://www.academia.edu/8380846/Kalkulus_I_1_TK

https://istanamengajar.wordpress.com/2013/10/15/soal-dan-pembahasan-pertidaksamaan-harga-
mutlak-1-2/

https://www.scribd.com/doc/98509349/Bank-Soal-Dan-Pembahasan-Persamaan-Garis-Lurus

Anda mungkin juga menyukai