Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TEKNIK PENGUKURAN

“Alat Ukur Spektrum Cahaya : Spektrometer Prisma”

Dosen Pembimbing :
Suyatno ????

Disusun Oleh :
Nama : 1. Ambar Kadarwati
2. Siti Nur Arifah
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : IV

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas dari pada pengaruh cahaya
yang menerangi kita. Cahaya tersebut dipancarkan oleh sinar matahari yang sangat jauh
dari bumi yang kita diami ini. Setiap cahaya memilki variasi yang sangat banyak,
tergantung dari panjang gelombang yang dipancarkan dari matahari itu sendiri yang
merambat melalui setiap medium yang ada.
Pada tahun 1802, William Hyde Wollaston membuat temuan yang
mencengangkan mengenai cahaya matahari. Ia menemukan bahwa spektrum matahari
bukanlah seberkas cahaya yang perbatasan antara satu warna dan warna lain berupa
gradasi yang sambung-menyambung tidak terputus, melainkan berisi beratus-ratus
celah sempit. Di dalam setiap celah tersebut tidak terdapat panjang gelombang.
Tahun 1804, seorang ahli optika Jerman bernama Josef Von Fraunhofer, yang
mempelajari penemuan Sir Isaac Newton, meneliti spektrum yang dibentuk oleh cahaya
yang berasal dari matahari dan melihat adanya sejumlah garis kelam yang melintasinya.
Ia juga menetapkan alur-alur spektrum matahari kemudian alur-alur tersebut dikenal
dengan nama garis-garis Fraunhofer.
Sekitar tahun 1905 terdapat alat yang digunakan untuk melihat cahaya dalam
spektrum. Peralatan tersebut bernama spektrometer, yang akan kami bahas dalam
makalah berikut.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu alat ukur spektrum cahaya spektrometer?
b. Apa saja bagian – bagian dari alat spektrometer prisma?
c. Bagaimana prinsip kerja alat spektrometer prisma?
d. Bagaimana cara pengukuran alat spektrometer prisma?
e. Bagaimana cara kalibrasi alat spektrometer prisma?
f. Apa saja aplikasi alat spektrometer prisma dalam kehidupan sehari – hari?
1.3. Tujuan
a. Dapat mengetahui alat ukur spektrum cahaya yaitu spektrometer.
b. Dapat mengetahui bagian – bagian dari alat spektrometer prisma.
c. Dapat mengetahui prinsip kerja alat spektrometer prisma.
d. Dapat mengetahui cara pengukuran alat spektrometer prisma.
e. Dapat mengetahui cara kalibrasi alat spektrometer prisma.
f. Dapat mengetahui aplikasi alat spektrometer prisma dalam kehidupan sehari – hari.
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Spektrometer

Spektrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat spektrum dari
suatu sumber cahaya. Atom-atom atau molekul semua zat memancarkan cahaya ketika
dipanaskan sampai temperatur yang tinggi. Pola spektrum cahaya yang dipancarkan
berbeda-beda untuk setiap zat,sehingga para ilmuwan dapat mengenal suatu zat atau
dapat menentukan komposisi kimiawinya melalui analisis spektrum.
Spektroskopi, yaitu bidang ilmu yang mengkaji spektrum, mulai pada tahun
1860-an. Pada tahun 1871, terdapat tabung kaca yang berisi larutan berbagai zat. Zat-
zat ini digunakan sebagai seperangkat standar bila kita mengkaji spektrum. Masing-
masing dari zat-zat ini menyerap panjang gelombang tertentu bila cahaya melaluinya.
Sudah lebih dari satu abad para astronom dapat mempelajari komposisi kimia
bintang dan betapa panasnya bintang-bintang itu dengan spektroskopi. Sebuah
spektroskop menguraikan cahaya “putih” dari benda langit menjadi spectrum yang
sangat rinci. Seorang ahli optika Jerman Josef Fraunhofer, yang mempelajari penemuan
Isaac Newton, meneliti spektrum yang dibentuk oleh cahaya yang berasal dari matahari
dan melihat adanya sejumlah garis kelam yang melintasinya.

2.2. Spektrometer Prisma

Gambar 1. Alat Spektrometer Prisma


Spektrometer prisma merupakan alat yang digunakan untuk mengukur spektrum
cahaya yang terurai setelah melewati suatu medium atau untuk mengukur panjang
gelombang dan inbeks bias dari suatu prisma. Prisma dapat digunakan pada
spektrometer ini disebabkan oleh dispersi, yaitu pembelokkan cahaya dari beberapa
panjang gelombang berbeda menjadi sudut-sudut yang berbeda. Namun jika
menggunakan prisma, prisma tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu karena prisma
tidak linear.
Gambaran mengenai prisma yang digunakan untuk memecah cahaya menjadi
beberapa panjang gelombang cahaya dapat dilihat pada gambar dibawah berikut ini:

Gambar 2. Prisma yang digunakan untuk memecah panjang gelombang cahaya

Gejala dispersi adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi


cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik, yaitu cahaya yang mempunyai bermacam-macam panjang gelombang.
Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Semakin kecil panjang
gelombangnya, maka semakin besar indeks biasnya. Dispersi pada prisma terjadi
karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya. Tiap-tiap cahaya
memiliki sudut deviasi yang berbeda-beda. Selisih antara sudut deviasi cahaya ungu
dan merah disebut sudut dispersi.
Terdapat beberapa sifat cahaya diantaranya ketika melintas dari suatu medium ke
medium lainnya dengan sudut Θ1 sebelum masuk ke permukaan medium 1 lalu akan
dibelokkan sebesar Θ2 ketika masuk ke medium 2, peristiwa ini disebut pembiasan atau
refraksi. Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media pada saat sudut datang,
hubungan Θ1 dan Θ2 dijabarkan dalam hukum snell bahwa :
Gambar 3. Pembiasan pada prisma

Dimana n1 dan n2 merupakan indeks bias, Θ1 sudut datang dan Θ2 sudut bias. Hal
ini terjadi juga pada prisma disebut juga pembiasan prisma. Prisma merupakan zat
bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila sinar datang dari bidang pembias 1
maka akan mendekati garis normal, ketika keluar dari prisma maka akan dibelokkan
menjauh bidang normal.

2.3. Prinsip Kerja Spektrometer Prisma

Gambar 4. Gambar rangkaian alat spektrometer


Gambar 5. Prinsip kerja spektrometer prisma

Spektrometer prisma memiliki prisip kerja yaitu prinsip dispersi cahaya. Keadaan
dimana terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma menjadi spektrum warna.
Pada spektrometer dilingkupi suatu wadah yang mencegah cahaya yaitu cahaya yang
tidak ingin diketahui spektrumnya. Cahaya masuk melalui celah kecil dan melewati
lensa kolimator. Lensa kolimotor akan menyebabkan cahaya menjadi sinar yang sejajar.
Cahaya yang sejajar kemudian masuk kesebuah prisma. Disisni, cahaya dipisahkan
menjadi spektrum, sebuah lensa menfokuskan cahaya dicelah keluar. Hanya satu warna
cahaya yang dapat melewati celah ini dalam satu waktu. Oleh karena itu, prisma harus
diputar untuk membawa warna-warna lain masuk kedalam celah keluar dan membaca
seluruh spektrum. Skala yang berbentuk lingkaran mencatat sudut prisma sehingga
panjang gelombang cahaya dapat ditentukan.
Sebagai catatan, Grating atau kisi-kisi pada gambar diatas dapat diganti dengan
prisma yang sesuai dengan bahasan kali ini.

Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui didispersikan
ke dalam sebuah spektrum. Sudut-sudut deviasi dari maksimum-minimum kemudian
diukur. Untuk menentukan panjang gelombang cahaya (λ) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Dimana m merupakan orde dari pola spektrum yang tersebar (m=
0,1,2,3….), sedangkan d adalah jarak antara celah/slit dengan prisma/kisi-kisi, dan
sudut θ adalah sudut dimana ketika warna tersebut muncul saat dilihat dengan
menggunakan teleskop.

Dengan menggunakan sebuah kisi yang mempunyai banyak celah, maka


dihasilkan maksimum-minimum yang sangat tajam, dan sudut deviasi dapat diukur
secara sangat teliti. Setiap panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumbernya akan
menghasilkan bayangan terpisah celah pengkolimasi dalam spektroskop yang disebut
garis spektrum. Seberkas garis yang bersesuaian dengan m=1 disebut spektrum orde 1.

2.4. Bagian – Bagian Spektrometer Prisma


Susunan spektrometer prisma terdiri dari komponen-komponen kolimator ,
teleskop, dan meja spektrometer. Berikut merupakan gambar dari spektrometer prisma.

Prisma Kolimator
Teleskop

Sekala Utama

Meja Sekala nonius


Spektrometer

Gambar 6. Alat spektrometer dan bagian - bagiannya

a. Kolimator
Kolimator merupakan sebuah tabung yang dilengkapi dengan lensa akromatik
di mana satu ujungnya (yang menghadap prisma) dan sebuah celah. Fungsi lensa
Kolimator adalah untuk mensejajarkan berkas sinar yang keluar dari celah . Lebar
celah dapat diatur dengan menggunakan skrup pengatur yang terdapat pada ujung
kolimator didekat celah. Skrup pengatur PC digunakan untuk mengatur lebar
berkas cahaya yang jatuh pada prisma sedangkan posisi lensa terhadap celah
dapat diatur dengan skrup, PL. Dalam penggunaan spectrometer prisma ini, celah
dihubungkan dengan sumber cahaya yang akan diamati spektrumnya. Sumber
cahaya dibungkus dalam sebuah tabung (agar cahaya tidak terpencar) dan diberi
celah sejajar dengan celah yang terdapat pada kolimator.
b. Teleskop
Teleskop yang digunakan terdiri dari lensa obyektif dan lensa okuler. Posisi
lensa okuler terhadap lensa obyektif dapat diatur dengan skrup,yang terdapat pada
ujung teleskop. Teleskop ini dapat digerak-gerakan, selain berfungsi sebagai
tempat melihat spektrum cahaya yang dihasilkan prisma, teleskop ini dapat
menunjukan besar sudut yang dihasilkan dari pembiasan prisma. Untuk
menentukan posisi celah dengan tepat, digunakan benang silang sebagai rujukan.
c. Meja Spektrometer
Meja spektrometer merupakan tempat untuk meletakkan prisma.
Kedudukannya dapat dinaikkan / diturunkan atau diputar dengan melonggarkan
skrup dan mengeratkannya. Prisma merupakan suatu objek yang membiaskan
spectrum dari suatu sumber cahaya.
d. Skala Utama dan Skala Nonius
Dibawah meja spektrometer, terdapat piringan yang merupakan tempat dari
skala utama dan skala nonius. Skala-skala ini menunjukan besar sudut yang
dihasilkan dari pembiasan lensa. Pada skala utama terdapat 360 skala yang
menunjukan besar sudut pada lingkaran penuh. Sedangkan pada skala nonius
terdapat skala-skala yang lebih kecil. Jumlah skala pada skala nonius todak tetap,
hal ini tergantung pada pada ketelitian spectrometer, semakin banyak skala
nonius dan semakin kecil jarak dari skala satu dan yang lain, maka ketelitian
spectrometer semakin kecil pula. Dan kesalahan dalam pengukuran juga sangat
kecil.

2.5. Kalibrasi Spektrometer Prisma


Cara yang digunakan untuk mengkalibrasi spektrometer prisma adalah sebagai
berikut:
a. Memutar teleskop hingga sesumbu dengan kolimator, selanjutnya pada teleskop
tampak benang berhimpit dengan cahaya yang akan diamati, seperti gambar dibawah
ini
Benang

Berkas cahaya yang akan


diamati

b. Mengatur skala utama dan sekala nonius dengan cara mensejajarkan angka 0 pada
skala utama dengan angka 0 yang terdapat pada skala nonius, seperti ganbar
dibawah ini

0
Skala utama

Skala nonius
0

2.6. Pengukuran Menggunakan Spektrometer


Berikut ini merupakan cara untuk menggunakan spectrometer prisma:
 memasang lampu natrium (Na) atau sumber cahaya lain
 mengarahkan spektrometer kearah lampu sehingga kolimator tepat berada
didepan lampu
 mengkalibrasi spektrometer dan mencatat sudut mula-mula ketika teleskop dan
kolimator sesumbu.
 meletakan prisma yang akan ditentukan indeks biasnya
 mengatur teleskop pada satu arah sampai terlihat garis-garis spektrum untuk
masing-masing panjang gelombang
 menggeser teleskop sehingga benang silang berhimpit dengan garis-garis
spektrum tadi
 mencatat sudut yang dibentuk ketika telah terbentuk spektrum cahaya, yang
terlihat jelas.
 selanjutnya menghitung indeks bias prisma dan panjang gelombangnya.
Contoh Pengukuran :

Sebagai contoh, misalkan kita ingin mengamati spektrum dari suatu cahaya putih
(lampu), cahaya putih tersebut akan masuk melewati celah/slit (S) pada collimator dan
akan menuju prisma, prisma akan membelokkan cahaya putih tersebut dengan sudut
yang berbeda-beda seperti pada gambar 3 dibawah. Lalu untuk melihat spektrum
cahaya yang muncul akibat pembelokan prisma itu, kita perlu melihat dengan teleskop
yang dapat diputar. Dengan sudut teleskop yang menuju pada spektrum cahaya tertentu,
kita dapat menentukan panjang gelombang warna yang muncul dengan menggunakan
rumus diatas.

Gambar 7. Contoh pengukuran dengan spektrometer prisma

Contoh hasil dari pengukuran yang dapat dilihat dengan menggunakan teleskop
spektrometer dapat dilihat pada gambar dibawah berikut.

Gambar 8. Spektrum-spektrum garis dari cahaya putih

Contoh yang lainnya, yaitu cahaya yang muncul dari lampu hidrogen yang
mengandung gas hidrogen, memiliki 4 panjang gelombang pada spektrum warna. Jika
kita menangkap cahaya ini secara langsung, kita akan melihat warna putih. Jika dilihat
dengan menggunakan spektrometer, kita dapat membedakan 4 warna yang terkandung
pada gas hidrogen tersebut.
Orde 0, 1, 2 dan 4 ditunjukkan dalam spektrum garis seperti di bawah ini, orde 3
tidak ditampilkan karena dia menimpa spektrum pada orde 2 dan 4, untuk
menghilangkan kerancuan.

Gambar 9. Gas Hidrogen dan spektrum-spektrum garis dengan sudut yang didapat

Contoh dari penggunaan spektrometer salah satunya adalah untuk mengetahui


jenis atom Hidrogen, Merkuri dan Natrium dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 10. Spektrum garis untuk atom Hidrogen, Merkuri, dan Natrium

Atom hidrogen memiliki 1 spektrum garis berwarna ungu, 2 spektrum garis


berwarna kebiru-biruan, dan 1 spektrum garis berwarna oranye. Atom merkuri
memiliki spektrum garis yang terlihat pada gambar 3 dan seterusnya. Aplikasi dari
penggunaan spektrometer diatas bisa disebut juga dengan istilah Spektroskopi
(Spectroscopy).

2.7. Aplikasi Penggunaan Spektrometer


a. Mengidentifikasi atom atau molekul
Ketika suatu gas dipanaskan atau suatu gas dilewati oleh arus listrik, gas tersebut
akan memancarkan karakterstik spektrum-spektrum garis. Yaitu hanya beberapa
gelombang cahaya yang muncul, dan setiap atom/molekul memiliki karakteristik
spektrum garis yang berbeda-beda.
b. Dalam astronomi
Spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan jenis atom-atom yang ada pada
planet terdekat, pada planet yang jauh, maupun bintang.
c. Dalam biologi
Spektroskopi berguna dalam menentukan molekul yang ada pada tubuh seperti
DNA dan beberapa macam protein, dimana analisis secara kimia sulit untuk
menentukan molekul tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Spektrometer adalah alat yang digunakan untuk mengamati spectrum cahaya yang
terurai setelah melewati medium.
b. Spektrometer prisma terdiri dari beberapa bagian, yaitu : kolimator, teleskop, meja
spektrometer, skala utama, dan skala nonius.
c. Prinsip kerja spektrometer prisma yaitu prinsip dispersi cahaya. Cahaya yang
masuk melalui sumSber akan masuk melalui sebuah celah sempit atau slit (S) pada
sebuah “collimator”. Cahaya ini akan menuju sebuah prisma yang digunakan untuk
memecah cahaya tersebut. Untuk melihat spektrum cahaya yang tersebar harus
memposisikan diri pada sudut/angle (θ) yang tepat. Sudut θ dapat diukur dengan
akurasi yang sangat tinggi, maka panjang gelombang yang muncul juga dapat
ditentukan dengan akurasi yang tinggi.
d. Spektrometer prisma dapat digunakan untuk beberapa aplikasi, antara lain :
 untuk mengamati spektrum dari suatu cahaya putih (lampu)
 untuk mengetahui jenis atom Hidrogen, Merkuri dan Natrium
 untuk mengidentifikasi atom atau molekul
 dalam astronomi : digunakan untuk menentukan jenis atom-atom yang ada
pada planet terdekat, pada planet yang jauh, maupun bintang
 dalam biologi : berguna dalam menentukan molekul yang ada pada tubuh
seperti DNA dan beberapa macam protein
DAFTAR PUSTAKA

Bayu Ahmadi dan Shella Ayuningtias. 2015. SPEKTROMETER (Makalah Instrumentasi

Fisika). Lampung : Universitas Lampung

Bueche, J Frederick, Eugene H.2006.Fisika Universitas Edisi Kesepuluh.Jakarta:Erlangga

Giancoli, Douglas C., 2014, Physics : Principles with Application 7th Edition, Pearson

Prentice Hall

Halliday & Resnick. 2011, Fundamentals of Physics, Wiley

Jenkins,Francis A and Harvey E. White.1957.Fundamental Of Optics Fourth

Edition.Tokyo:Mc.Graw-Hill Kogakusha.

Manurung,Posman. 2004. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II. Lampung; Unila

Sears,F.W and MW Zemansky.1954.Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta:Binatjipta

Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar.Yogyakarta:Andi Yogyakarta

Staf Penulis. 1979. Energi Gelombang dan Medan. Bandung: Ganeca Science Book Serie’s

Bandung

Tipler, Paul A.2001.Fisika untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Erlangga.

Tim Penyusun . 1999.Jendela Iptek. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometer

http://infisku.blogspot.co.id/2016/07/mengenal-spektrometer-alat-untuk.html

https://ebookfisika.blogspot.co.id/2015/12/praktikum-spektrometer.html

https://achmadgani290.wordpress.com/2016/03/13/spektrometer/

http://www.ccphysics.us/henriques/p203lab/Prismspec.html

Anda mungkin juga menyukai