Teknik Pengukuran - Spektrometer
Teknik Pengukuran - Spektrometer
Dosen Pembimbing :
Suyatno ????
Disusun Oleh :
Nama : 1. Ambar Kadarwati
2. Siti Nur Arifah
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : IV
PENDAHULUAN
ISI
Spektrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat spektrum dari
suatu sumber cahaya. Atom-atom atau molekul semua zat memancarkan cahaya ketika
dipanaskan sampai temperatur yang tinggi. Pola spektrum cahaya yang dipancarkan
berbeda-beda untuk setiap zat,sehingga para ilmuwan dapat mengenal suatu zat atau
dapat menentukan komposisi kimiawinya melalui analisis spektrum.
Spektroskopi, yaitu bidang ilmu yang mengkaji spektrum, mulai pada tahun
1860-an. Pada tahun 1871, terdapat tabung kaca yang berisi larutan berbagai zat. Zat-
zat ini digunakan sebagai seperangkat standar bila kita mengkaji spektrum. Masing-
masing dari zat-zat ini menyerap panjang gelombang tertentu bila cahaya melaluinya.
Sudah lebih dari satu abad para astronom dapat mempelajari komposisi kimia
bintang dan betapa panasnya bintang-bintang itu dengan spektroskopi. Sebuah
spektroskop menguraikan cahaya “putih” dari benda langit menjadi spectrum yang
sangat rinci. Seorang ahli optika Jerman Josef Fraunhofer, yang mempelajari penemuan
Isaac Newton, meneliti spektrum yang dibentuk oleh cahaya yang berasal dari matahari
dan melihat adanya sejumlah garis kelam yang melintasinya.
Dimana n1 dan n2 merupakan indeks bias, Θ1 sudut datang dan Θ2 sudut bias. Hal
ini terjadi juga pada prisma disebut juga pembiasan prisma. Prisma merupakan zat
bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila sinar datang dari bidang pembias 1
maka akan mendekati garis normal, ketika keluar dari prisma maka akan dibelokkan
menjauh bidang normal.
Spektrometer prisma memiliki prisip kerja yaitu prinsip dispersi cahaya. Keadaan
dimana terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma menjadi spektrum warna.
Pada spektrometer dilingkupi suatu wadah yang mencegah cahaya yaitu cahaya yang
tidak ingin diketahui spektrumnya. Cahaya masuk melalui celah kecil dan melewati
lensa kolimator. Lensa kolimotor akan menyebabkan cahaya menjadi sinar yang sejajar.
Cahaya yang sejajar kemudian masuk kesebuah prisma. Disisni, cahaya dipisahkan
menjadi spektrum, sebuah lensa menfokuskan cahaya dicelah keluar. Hanya satu warna
cahaya yang dapat melewati celah ini dalam satu waktu. Oleh karena itu, prisma harus
diputar untuk membawa warna-warna lain masuk kedalam celah keluar dan membaca
seluruh spektrum. Skala yang berbentuk lingkaran mencatat sudut prisma sehingga
panjang gelombang cahaya dapat ditentukan.
Sebagai catatan, Grating atau kisi-kisi pada gambar diatas dapat diganti dengan
prisma yang sesuai dengan bahasan kali ini.
Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui didispersikan
ke dalam sebuah spektrum. Sudut-sudut deviasi dari maksimum-minimum kemudian
diukur. Untuk menentukan panjang gelombang cahaya (λ) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
Dimana m merupakan orde dari pola spektrum yang tersebar (m=
0,1,2,3….), sedangkan d adalah jarak antara celah/slit dengan prisma/kisi-kisi, dan
sudut θ adalah sudut dimana ketika warna tersebut muncul saat dilihat dengan
menggunakan teleskop.
Prisma Kolimator
Teleskop
Sekala Utama
a. Kolimator
Kolimator merupakan sebuah tabung yang dilengkapi dengan lensa akromatik
di mana satu ujungnya (yang menghadap prisma) dan sebuah celah. Fungsi lensa
Kolimator adalah untuk mensejajarkan berkas sinar yang keluar dari celah . Lebar
celah dapat diatur dengan menggunakan skrup pengatur yang terdapat pada ujung
kolimator didekat celah. Skrup pengatur PC digunakan untuk mengatur lebar
berkas cahaya yang jatuh pada prisma sedangkan posisi lensa terhadap celah
dapat diatur dengan skrup, PL. Dalam penggunaan spectrometer prisma ini, celah
dihubungkan dengan sumber cahaya yang akan diamati spektrumnya. Sumber
cahaya dibungkus dalam sebuah tabung (agar cahaya tidak terpencar) dan diberi
celah sejajar dengan celah yang terdapat pada kolimator.
b. Teleskop
Teleskop yang digunakan terdiri dari lensa obyektif dan lensa okuler. Posisi
lensa okuler terhadap lensa obyektif dapat diatur dengan skrup,yang terdapat pada
ujung teleskop. Teleskop ini dapat digerak-gerakan, selain berfungsi sebagai
tempat melihat spektrum cahaya yang dihasilkan prisma, teleskop ini dapat
menunjukan besar sudut yang dihasilkan dari pembiasan prisma. Untuk
menentukan posisi celah dengan tepat, digunakan benang silang sebagai rujukan.
c. Meja Spektrometer
Meja spektrometer merupakan tempat untuk meletakkan prisma.
Kedudukannya dapat dinaikkan / diturunkan atau diputar dengan melonggarkan
skrup dan mengeratkannya. Prisma merupakan suatu objek yang membiaskan
spectrum dari suatu sumber cahaya.
d. Skala Utama dan Skala Nonius
Dibawah meja spektrometer, terdapat piringan yang merupakan tempat dari
skala utama dan skala nonius. Skala-skala ini menunjukan besar sudut yang
dihasilkan dari pembiasan lensa. Pada skala utama terdapat 360 skala yang
menunjukan besar sudut pada lingkaran penuh. Sedangkan pada skala nonius
terdapat skala-skala yang lebih kecil. Jumlah skala pada skala nonius todak tetap,
hal ini tergantung pada pada ketelitian spectrometer, semakin banyak skala
nonius dan semakin kecil jarak dari skala satu dan yang lain, maka ketelitian
spectrometer semakin kecil pula. Dan kesalahan dalam pengukuran juga sangat
kecil.
b. Mengatur skala utama dan sekala nonius dengan cara mensejajarkan angka 0 pada
skala utama dengan angka 0 yang terdapat pada skala nonius, seperti ganbar
dibawah ini
0
Skala utama
Skala nonius
0
Sebagai contoh, misalkan kita ingin mengamati spektrum dari suatu cahaya putih
(lampu), cahaya putih tersebut akan masuk melewati celah/slit (S) pada collimator dan
akan menuju prisma, prisma akan membelokkan cahaya putih tersebut dengan sudut
yang berbeda-beda seperti pada gambar 3 dibawah. Lalu untuk melihat spektrum
cahaya yang muncul akibat pembelokan prisma itu, kita perlu melihat dengan teleskop
yang dapat diputar. Dengan sudut teleskop yang menuju pada spektrum cahaya tertentu,
kita dapat menentukan panjang gelombang warna yang muncul dengan menggunakan
rumus diatas.
Contoh hasil dari pengukuran yang dapat dilihat dengan menggunakan teleskop
spektrometer dapat dilihat pada gambar dibawah berikut.
Contoh yang lainnya, yaitu cahaya yang muncul dari lampu hidrogen yang
mengandung gas hidrogen, memiliki 4 panjang gelombang pada spektrum warna. Jika
kita menangkap cahaya ini secara langsung, kita akan melihat warna putih. Jika dilihat
dengan menggunakan spektrometer, kita dapat membedakan 4 warna yang terkandung
pada gas hidrogen tersebut.
Orde 0, 1, 2 dan 4 ditunjukkan dalam spektrum garis seperti di bawah ini, orde 3
tidak ditampilkan karena dia menimpa spektrum pada orde 2 dan 4, untuk
menghilangkan kerancuan.
Gambar 9. Gas Hidrogen dan spektrum-spektrum garis dengan sudut yang didapat
Gambar 10. Spektrum garis untuk atom Hidrogen, Merkuri, dan Natrium
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Spektrometer adalah alat yang digunakan untuk mengamati spectrum cahaya yang
terurai setelah melewati medium.
b. Spektrometer prisma terdiri dari beberapa bagian, yaitu : kolimator, teleskop, meja
spektrometer, skala utama, dan skala nonius.
c. Prinsip kerja spektrometer prisma yaitu prinsip dispersi cahaya. Cahaya yang
masuk melalui sumSber akan masuk melalui sebuah celah sempit atau slit (S) pada
sebuah “collimator”. Cahaya ini akan menuju sebuah prisma yang digunakan untuk
memecah cahaya tersebut. Untuk melihat spektrum cahaya yang tersebar harus
memposisikan diri pada sudut/angle (θ) yang tepat. Sudut θ dapat diukur dengan
akurasi yang sangat tinggi, maka panjang gelombang yang muncul juga dapat
ditentukan dengan akurasi yang tinggi.
d. Spektrometer prisma dapat digunakan untuk beberapa aplikasi, antara lain :
untuk mengamati spektrum dari suatu cahaya putih (lampu)
untuk mengetahui jenis atom Hidrogen, Merkuri dan Natrium
untuk mengidentifikasi atom atau molekul
dalam astronomi : digunakan untuk menentukan jenis atom-atom yang ada
pada planet terdekat, pada planet yang jauh, maupun bintang
dalam biologi : berguna dalam menentukan molekul yang ada pada tubuh
seperti DNA dan beberapa macam protein
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2014, Physics : Principles with Application 7th Edition, Pearson
Prentice Hall
Edition.Tokyo:Mc.Graw-Hill Kogakusha.
Staf Penulis. 1979. Energi Gelombang dan Medan. Bandung: Ganeca Science Book Serie’s
Bandung
https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrometer
http://infisku.blogspot.co.id/2016/07/mengenal-spektrometer-alat-untuk.html
https://ebookfisika.blogspot.co.id/2015/12/praktikum-spektrometer.html
https://achmadgani290.wordpress.com/2016/03/13/spektrometer/
http://www.ccphysics.us/henriques/p203lab/Prismspec.html