Anda di halaman 1dari 8

Analisa Laju Korosi Pada Sistem Pemipaan Bawah Tanah

ANALISA LAJU KOROSI PADA SISTEM PEMIPAAN BAWAH TANAH


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Syawaldi

ABSTRAK
Korosi merupakan permasalahan yang selalu terjadi pada peralatan produksi minyak dan gas bumi.
Pipa produksi adalah salah satu peralatan yang tidak akan terlepas dari proses pengkaratan. Long Range
Ultrasonic Testing merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya korosi
pada jaringan pipa produksi. Metode ini memanfaatkan gelombang ultrasonic sebagai media evaluasi yang
di lengkapi oleh teletest unit sebagai sistem pengaturannya. Pada pengujian rangkaian pipa produksi di
lapangan ARZON #89 laju korosi akan didapat ketika terlebih dahulu dihitung besarnya pengurangan
ketebalan dinding pipa (wall loss) dari hasil pelaporan data teletest system.

Kata Kunci : Korosi, Wall Loss, Pipa produksi, Long Range Ultrasonic Testing.

Abstract
Corrosion is a problem that always happens to the equipment of oil and gas production. Pipe
production is one piece of equipment that will not be separated from the process of corrosion. Long Range
Ultrasonic Testing is one method that can be used to detect the onset of corrosion in the production pipeline.
The method makes use of ultrasonic waves as a medium in the complete evaluation by teletest unit as system
settings. In the test series in the field of production pipe Arzon # 89 the corrosion rate will be obtained when
the magnitude of the reduction is calculated first pipe wall thickness (wall loss) of yield teletest data
reporting system.

Keywords: Corrosion, Wall Loss, Pipe production, Long Range Ultrasonic Testing.

1. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan teknologi dan • Tingkat aerasi (kandungan oksigen)
industry penggunaan logam sebagai salah satu • pH
material sangat besar peranannya, akan tetapi • Tahanan tanah
dalam kenyataannya banyak factor yang • Potensial redoks
menyebabkan daya guna logam ini menurun. • Kandungan ion klorida dan sulfat
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan • Kehadiran bakteri.
material yang umurnya lebih singkat dari yang Tembaga dan timbal memiliki ketahanan
ditentukan. korosi yang lebih baik daripada baja dan seng
Dengan seiringnya perkembangan bahan dalam tanah yang sama. Komposisi baja karbon
teknologi saat ini akan tetapi terdapat kerusakan sedikit berpengaruh pada ketahanan korosinya.
material yang disebabkan oleh pengaruh Tanah yang paling korosif adalah kandungan air,
lingkungan sekelilingnya. Disini yang dimaksud kandungan garam terlarut dan tingkat keasaman
dengan lingkungan sekelilingya dapat berupa tinggi.
lingkungan asam, udara, embun, air tawar, air laut, Dalam jangka waktu pendek, air tanah atau
air danau, air sungai dan air tanah. kandungan air dalam tanah relatif tidak bersifat
Korosi logam dalam tanah dikendalikan korosif. Namun dalam jangka waktu lama, waktu
oleh difusi oksigen terlarut dalam air yang terdapat tinggal air atau kandungan air di permukaan logam
dalam tanah. Tidak ada metoda yang dapat akan mengendalikan proses korosi dalam tanah.
mengukur dengan pasti tingkat korosivitas tanah di Laju korosi di daerah rawa-rawa atau air
suatu lokasi. Pencegahan korosi dapat dilakukan payau dapat melebihi laju korosi logam yang
dengan aplikasi coating dan proteksi katodik. tercelup seluruhnya dalam air yang di-aerasi,
Parameter Yang Menentukan Korosivitas karena terjadinya korosi mikrobiologi yang
Tanah disebabkan oleh bakteri pereduksi sulfat anaerobic.
• Kandungan air

Syawaldi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Page 15
2. METODE PENELITIAN
Bahan 2.1. Long Range Ultrasonic Test (LRUT)
Bahan yang dipakai untuk Penelitian Pengertian
Adalah pipa Jenis Material Ferritic Steel. Dengan Teletest adalah long – range ultrasonic non
Spesifikasinya adalah Diameter 10 inch. – destructive testing (NDT) merupakan teknologi
Peralatan yang dikembangkan untuk mendeteksi kerugian
Komponen – Komponen Utama logam dalam pipa. Alat tersebut adalah sistem
Komponen – komponen dari LRUT : pulse – echo yang bertujuan menguji volume besar
Teletest Unit bahan dari titik uji. Aplikasi awalnya adalah untuk
Collar mendeteksi korosi dibawah isolasi pipa petrokimia,
Modulles tetapi telah digunakan secara luas dalam situasi
Pump cable pemeriksaan laindimana pipa atau tabung tidak
Splitter cable dapat diakses, misalnya pipa
Umbilical cable dikuburkan,terbungkus atau ditinggikan diatas
USB connector tanah.
Taletest terutama alat screening tujuan
Laptop
pemeriksaannya adalah untuk menguji jarak
Dapat dilihat gambar dari masing-masing
jangkauan pipa dengan cakupan 100% dari dinding
komponen LRUT terdapat pada gambar 2.1.
pipa dan untuk mengidentifikasi daerah korosi atau
erosi yang selanjutnya evaluasi lebih lanjut
menggunakan teknik NDT yang lain seperti
radiograpi atau inspeksi ultrasonic konvensional.

2.2. Prinsip-Prinsip Operasi


Teletest Unit Collar Alat Teletest adalah suatu alat yang sistem
pengerjaannyamenggunakan gelombang pelat, juga
dikenal sebagai Lamb wave, yang dihasilkan pada
frekuensi suara yang lebih rendah (dalam rentang
Kilo Hertz). Gelombang suara tersebut dapat
merambat ke seluruh ketebalan pelat sepanjang
Modulles USB connector beberapa meter.
Frekuensi – frekuensi rendah ( dalam
jangka ultrasonic ) yang diperlukan untuk
merambat mode gelombang dapat dihasilkan
melalui frekuensi sebuah couplant cairan, antara
tranduser dan permukaan yang tidak dibutuhkan.
laptop Ultrasonic dilakukan dengan tekanan mekanis atau
pneumatic.Diharapkan pada bagian belakang
Gambar 2.1 Komponen-Komponen LRUT tranduser dapat mempertahankan kontak dengan
Fungsi Komponen Utama permukaan.Jarak yang seragam tranduser
Teletest Unit : untuk mentransfor ultrasonic disekitar lingkaran pipa memungkinkan
gelombang ultrasonic yang didapat pada gelombang suara yang dihasilkan merambat
pipa ke laptop dengan bentuk data. simetris terhadap sumbu pipa.
Collar : Sebagai alat bantu mengetahui .Dalam hal ini luas korosi,penurunan
nilai korosi pada pipa. ketebalan akan dilokalisasi, dan menyebabkan
Modulles : Merupakan Alat bantu dari hamburan dari gelombang diubah refleksi,sehingga
collar. mode akan terjadi gelombang pantul yang terdiri
USB connector : Sebagai alat penghubung dari gelombang datang ditambah mode dikonversi,
ke laptop. sehingga cenderung menyebabkan pipa untuk hasil
Laptop : Mengakses data yang didapat yang muncul dari sumber yang tidak seragam.

Page 16 JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013


Analisa Laju Korosi Pada Sistem Pemipaan Bawah Tanah

Keberadaan sinyal ini merupakan indicator kuat yang telah ditentukan, dengan demikian bisa
dari cacat seperti korosi.Teletest mampu digunakan untuk menentukan perbaikan sehingga
mendeteksi dan untuk membedakan antara dapat menghindarkan terjadinya kebocoran.
gelombang simetris dan lentur dan kedua jenis
tersebut ditampilkan. 2.3. Pengumpulan Data
Refleksiditampilkan sebagai sinyal Untuk mengumpulkan data diperlukan
amplitude dengan jarak jauh ‘A – scan’ data-data lapangan, data lapangan ini terdiri dari
tampilan,mirip yang digunakan dalam inspeksi beberapa klasifikasi yang terangkup di data
ultrasonic konvensional. Namun jarak rentang informasi umum. Pengujian pipa dengan
waktu yang diukur dalam puluhan meter bukan cm. menggunakan metode Long Range Ultrasonic
Sebuah komplikasi utama untuk system Testing (LRUT) akan memberikan hasil
gelombang dipandu, sebagai berbeda dari inspeksi pembacaan data berupa pengurangan ketebalan
ultrasonic konvensional adalah sifat dispersive/ dinding pipa (wall loss) dalam satuan milimeter
gelombangpenuntun, artinya kecepatan gelombang (mm). Namun, teletest unit juga akan menyajikan
penuntun lebih bervariasi dengan frekuensi lain, ini data-data yang menunjang sebagai hasil data untuk
menyebabkan beberapa komplikasi salah satunya melengkapi analisa hasil pengujian.
bahwa untuk mengkalibrasi jarak tempuh dari A – a. Posisi Datum
scan untuk membacanya jarak, bukan waktu. Hal Datum adalah alat yang terpasang pada
ini memerlukan program computer untuk membaca pipa yang terdiri dari collar dan tranducer. Alat
dalam kecepatan dari frekuensi uji yang dipilih Teletest adalah suatu alat yang sistem
dari kalibrasi, atau kurva disperse. Ada tampilan pengerjaannya menggunakan gelombang pelat,
kurva disperse yangdibentuk kedalam perangkat juga dikenal sebagai Lamb wave, yang dihasilkan
lunak teletest untuk berbagai diameter pipa/ pada frekuensi suara yang lebih rendah (dalam
kombinasi. Dinding/tebal lingkaran lasan pada pipa rentang Kilo Hertz). Gelombang suara tersebut
menghasilkan sinyal dominan di A – scan dan dapat merambat ke seluruh ketebalan pelat
bertindak sebagai titik acuan, penting digunakan sepanjang beberapa meter, dapat dilihat seperti
untuk mensetting DAC kurva pada layar yang gambar 4.2.
sinyal dari anomaly dapat dilihat seperti gambar Perkakas Teletest® sesuai untuk pengujian
4.1. semua diameter pipa (ANSI/ASME nominal bore)
dari 1.5 hingga 72 inchi. Pengujian masih dapat
Datum dilakukan pada suhu permukaan pipa maksimum
+125°C.

Gambar 4.2 Posisi Datum

Gambar 4.1 Kurva anomally pada layar laptop.


LRUT ( Long Range Ultrasonic test) inspection
Gambar 4.3 Kurva anomally pada layar laptop
using teletest Method services merupakan suatu
alat untuk menentukan tingkat korosi pada pipa
b. Category Posisi Datum

Syawaldi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Page 17
Pada saat pengujian pipa, rangkaian data ini diperoleh dari hasil pembacaan teletest
transducer yang dijadikan dalam satu cincin dan system.
dipasang ke permukaan keliling pipa, gelombang Data lain yang diperlukan untuk
suara akan merambat ke dua arah seperti mendapatkan nilai laju korosi adalah selisih antara
ditunjukkan pada gambar 4.4. tahun awal pemasangan pipa dengan tahun
dilakukannya inspeksi pipa. Setelah wall loss dan
data tersebut maka laju korosi pipa dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut ini :

Gambar 4.4 Posisi Tranducer pada pipa.


(persamaan 4.1)
Keterangan:
Dari Gambar 4.3 dilakukan pembacaan. Ada tiga Corrosion Rate (CR) : Laju korosi, mm/years.
jenis warna yang dapat menunjukan adanya Thickness Initial (Ti) : Ketebalan awal pipa,
anomaly (kejanggalan) yang menunjukkan adanya mm.
kerusakan atau pengurangan performance pipeline; Thickness Actual (Ta) : Ketebalan hasil
dibawah garis hijau adalah kategori 1 yang berarti pengujian, mm.
kerusakan ringan, di antara garis hijau dan merah Years between “Ti” and “Ta” : Selisih antara
adalah kategori ke 2 yang menunjukan kerusakan tahun awal pemasangan pipa dengan tahun pada
sedang dan diatas garis merah adalah kategori ke 3 saat pengujian.
yaitu kerusakan atau korosi parah. Dari hasil yang di peroleh oleh teletest
focus maka dapat kita hitung laju korosi sebagai
2.4. Gambar Skema Kerusakan Pipa berikut:
Setelah semua data dilakukan pembacaan, a. Untuk titik pengujian 1 (TP1)
engineerakan menggambarkan letak kerusakan Corrosion Rate (CR1) =
(korosi) pada rangkaian pipelinepada gambar 4.5.
Gambaran tersebut dibuat dalam tampilan gambar
skemaberikut : = = 0,114 mm/tahun
b. Untuk titik pengujian 2 (TP2)
Corrosion Rate (CR2) = =
= 0,085 mm/tahun
c. Untuk titik pengujian 3 (TP3)
Corrosion Rate (CR3) =

Gambar 4.5 Skema Kerusakan Pipa (Irsindo Pratama, 2010) = = 0Xvlok]m


Gambar skema ini menunjukkan letak Untuk perhitungan Titik Point 4 sampai
atau posisi pengujian pipa di beberapa titik Titik Point 84 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah
pengujian. Yang mana ada 84 titik pengujian yang ini:
TP Ti Ta WL Yti Yta Yta-ti CR
dilakukan dalam analisa laju korosi ini. 1 6.6 2.6 4 1975 2010 35 0,114
2 6.9 3.9 3 1975 2010 35 0,086
2.5. Perhitungan 3 6.9 6.9 0 1975 2010 35 0
4 6.8 6.8 0 1975 2010 35 0
Teletest unit memberikan pembacaan, 5 6.8 4.8 2 1975 2010 35 0,057
pengolahan dan menyajikan data hasil pengujian. 6 6.2 3.2 3 1975 2010 35 0,086
Untuk melakukan perhitungan laju korosi pada 7 6.6 4.6 2 1975 2010 35 0,057
8 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057
pipeline data yang harus diketahui adalah 9 6.1 2.1 4 1975 2010 35 0,114
pengurangan ketebalan dinding pipa (wall loss), 10 6 1 5 1975 2010 35 0,143
11 6.6 2.6 4 1975 2010 35 0,114
12 6.5 2.5 4 1975 2010 35 0,114

Page 18 JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013


Analisa Laju Korosi Pada Sistem Pemipaan Bawah Tanah
13 6.5 1 5,5 1975 2010 35 0,157 81 6.1 3.6 2,5 1975 2010 35 0,071
14 6.5 2.5 4 1975 2010 35 0,114 82 6.3 3.3 3 1975 2010 35 0,086
15 6.6 4.6 2 1975 2010 35 0,057 83 5.8 2.8 3 1975 2010 35 0,086
16 6.4 2.4 4 1975 2010 35 0,114 84 6.1 4.6 1,5 1975 2010 35 0,043
17 6.4 3.4 3 1975 2010 35 0,086
18 6.7 4.7 2 1975 2010 35 0,057
19 6.7 3.2 3,5 1975 2010 35 0,1
20 6.5 3.5 3 1975 2010 35 0,086 3. PEMBAHASAN
21 6.6 3.6 3 1975 2010 35 0,086
Dalam rangkaian penelitian yang penulis
22 6.6 2.6 4 1975 2010 35 0,114
23 6.6 3.6 3 1975 2010 35 0,086 lakukan, langkah pertama yang dilakukan setelah
24 6.6 4.1 2,5 1975 2010 35 0,071 menyelesaikan perumusan masalah dan study
25 6.5 2 4,5 1975 2010 35 0,129
26 6.5 3.5 3 1975 2010 35 0,086
literature adalah mengumpulkan data. Penulis
27 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057 mengambil data penelitian di lapangan arzon #89
28 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057 yang merupakan rangkaian pipeline yang
29 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057
30 6.5 4 2,5 1975 2010 35 0,071 dilakukan pengujian untuk mengetahui laju korosi
31 6.5 4 2,5 1975 2010 35 0,071 dengan menggunakan metode Long Range
32 6.5 4 2,5 1975 2010 35 0,071
Ultrasonic Testing (LRUT) atas izin PT Irsindo
33 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057
34 6.6 2.6 4 1975 2010 35 0,114 Pratama. Terdapat 84 test point sebagai titik-titik
35 6.6 4.6 2 1975 2010 35 0,057 pengujian untuk mengukur rangkaian pipeline,
36 6.7 4.7 2 1975 2010 35 0,057
37 6.4 2.4 4 1975 2010 35 0,114
dengan tujuan akhir mendapatkan laju korosi yang
38 6.5 3.5 3 1975 2010 35 0,086 terjadi pada rangkaian pipa tersebut.
39 6.6 4.6 2 1975 2010 35 0,057 Dari hasil pengujian LRUT akan didapat
40 6.6 2.6 4 1975 2010 35 0,114
41 6.4 3.9 2,5 1975 2010 35 0,071 nilai wall loss (pengurangan dinding pipa) pada
42 6.3 4.3 2 1975 2010 35 0,057 setiap test pointnya, sehingga penulis dapat
43 5.4 3.9 1,5 1975 2010 35 0,043
melakukan perhitungan seberapa besar corrosion
44 6.3 2.8 3,5 1975 2010 35 0,1
45 6.3 4.3 2 1975 2010 35 0,057 rate (laju korosi) yang terjadi pada setiap titik
46 6.3 2.8 3,5 1975 2010 35 0,1 pengujian. Data-data yang harus dikumpulkan
47 6.2 4.2 2 1975 2010 35 0,057
48 6.2 3.2 3 1975 2010 35 0,086
untuk menunjang perhitungan tersebut adalah;
49 6.1 3.1 3 1975 2010 35 0,086 ketebalan awal pipa (thickness initial) ketika pipa
50 6.1 3.6 2,5 1975 2010 35 0,071 pertama kali dipasang dalam satuan millimeter,
51 6.2 3.7 2,5 1975 2010 35 0,071
52 6.2 4.2 2 1975 2010 35 0,057 ketebalan pipa ketika dilakukan pengujian dengan
53 6.3 4.3 2 1975 2010 35 0,057 menggunakan metode LRUT (thickness actual)
54 6.2 3.7 2,5 1975 2010 35 0,071
dalam satuan millimeter, pengurangan ketebalan
55 6.2 3.7 2,5 1975 2010 35 0,071
56 6.4 3.9 2,5 1975 2010 35 0,071 pipa yang terjadi (wall loss) dalam satuan
57 6.4 3.4 3 1975 2010 35 0,086 millimeter, tahun pertama pipa dipasang dan tahun
58 6.4 4.4 2 1975 2010 35 0,057
59 6.2 4.2 2 1975 2010 35 0,057
ketika dilakukan pengujian.
60 6.2 4.2 2 1975 2010 35 0,057 Dari analisa yang didapat bahwa kita dapat
61 6.3 4.3 2 1975 2010 35 0,057 mengetahui nilai laju korosi yang mana nilai
62 6.4 4.4 2 1975 2010 35 0,057
63 6.2 3.7 2,5 1975 2010 35 0,071 Thickness Actual (Ketebalan hasil Pengujian).
64 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057 Nilai Ketebalan 1mm -1,5 mm itu harus
65 6.5 4.5 2 1975 2010 35 0,057
66 6.1 3.6 2,5 1975 2010 35 0,071
dilakukan ganti satu joint pipa.
67 6.3 2.3 4 1975 2010 35 0,114 Nilai Ketebalan 2 – 3,5 mm itu dapat
68 6.3 2.3 4 1975 2010 35 0,114 memasang sleeve, membuat logam
69 6.2 2.2 4 1975 2010 35 0,114
70 6.3 2.3 4 1975 2010 35 0,114 pengalih korosi dan lain lain.
71 6.4 3.4 3 1975 2010 35 0,086 Nilai Ketebalan ≤ 4,6 mm dilakukan
72 6.5 2.5 4 1975 2010 35 0,114
73 6.2 2.2 4 1975 2010 35 0,114
pemasangan Anoda Carbon/Coating.
74 6.1 3.6 2,5 1975 2010 35 0,071 Dari keseluruhan rangkaian pengujian
75 6.2 3.2 3 1975 2010 35 0,086 dengan menggunakan long range ultrasonic
76 6.2 3.2 3 1975 2010 35 0,086
77 6.4 4.9 2,5 1975 2010 35 0,071 testing, kesimpulan akhirnya adalah untuk
78 6.1 3.1 3 1975 2010 35 0,086 mengetahui laju korosi pipeline dan
79 6.1 3.1 3 1975 2010 35 0,086
merekomendasikan solusinya.
80 6.1 2.1 4 1975 2010 35 0,114
Korosi Mikrobiologis

Syawaldi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Page 19
Korosi yang terjadi akibat (langsung atau • Propagasi pitting dan crevice dengan
tidak langsung) adanya aktivitas bakteri.Kondisi mekanisme hidrolisis asam.
Lingkungan : • Banyak terjadi pada kampuh las dan HAZ
1. Basah Untuk meminimalkan resiko pada rangkaian
2. pH = 4 – 9 pipeline yang lain apabila tidak diganti, dapat
3. Temperatur (10oC – 50oC) dilakukan pelapisan pada pipa yaitu dengan cat
Korosi logam yang parah di lingkungan (coating), dilakukan perlindungan katodik dan
pada gambar 5.1 akuatik pada pH ~ netral dan T anodik, pemasangan sleeve, atau diberikan zat
kamar, Endapan lendir berlebihan atau tubercules, pelambat karat (corrosition inhibitor) pada pipa
berwarna hitam dan berbau busuk (H2S). dan lain-lain
Lingkungan menjadi asam, Identifikasi bakteri
pada gambar 5.2 dengan cara isolasi dari media 4. KESIMPULAN DAN SARAN
korosif. 4.1. Kesimpulan
1. Besarnya laju korosi pada rangkaian
pipelinetidaklah sama, hal ini searah dengan
besarnya wall loss yang terjadi pada
rangkaian pipelinenya yang dipengaruhi
oleh faktor internal dan external pipa
produksi.
Gambar 5.1 Korosi pada lingkungan.
2. Pada kasus ini pengaruh pipa di dalam tanah
akibat korosi adalah adanya Korosi
Mikrobiologis yg terjadi, sehingga Laju
Korosi di dalam tanah dengan di permukaan
Tanah berbeda.
4.2. Saran
1. Pada pipelineyang mengalami korosi,
Gambar 5.2 korosi akibat bakteri. sebaiknya :
a. Dilakukan pergantian pipa
Lokasi-Lokasi Rawan Korosi b. Dilakukan perlapisan terhadap pipa
Mikrobiologis c. Dilakukan perlindungan katodik dan
• Deadlegs dalam tangki, pipa, sambungan anodik
pipa pada industri proses kimia d. Penggunaan zat pelambat karat
• Handling systems minyak dan gas bumi di (corrosion inhibitor) pada pipa
darat maupun di offshore 2. Upayakan agar pipeline di cek laju
• Pipa tertanam dalam tanah lempung basah korosinya 5 tahun sekali
(water saturated clay type soil) 3. Sebaiknya perusahaan memberikan
• Tangki bahan bakar pesawat terbang .Dll. tambahan pekerjaan kepada kontraktor
Pengendalian Korosi Mikrobiologis berupa corrosion engineer.
• Pembersihan mekanik permukaan logam dan
penambahan biosida secara periodik
• Proteksi katodik DAFTAR PUSTAKA
• Lapis pelindung yang mengandung Zn / Cu /  Corrosion_Club.Com., 2010, Gambar
Cr Gambar Korosi
Korosi Mikrobiologis Pada Ferritic Steel  Google Image.Com., 2010, Gambar Gambar
• Lendir  tempat inisiasi korosi pitting pada Korosi
ferritic steel dalam air laut maupun air tawar  Irsindo Pratama, 2011, Report Data Long
• Biofilm  mengkatalisa reduksi oksigen Range Ultrasonic Testing, Pekanbaru.
terlarut menaikkan potensial stainless steel  Widharto, S., 2004, Karat dan
hingga > potensial pitting kritik Pencegahannya, Pradnya Paramita, Cetakan
ke-3, Jakarta.

Page 20 JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013


Analisa Laju Korosi Pada Sistem Pemipaan Bawah Tanah

 Ilmu bahan logam jilid 1, 2, 3 – BJM


Beumer – PT Bhratara KA Jakarta.
 Josep Datsoko, 1996, Material Properties
and Manufacturing Process, second edition,
New York.
 Van Vlack, Lawrence H, 1991, Ilmu dan
Teknologi Bahan ( Ilmu Logam dan Bahan
Logam), alih bahasa Ir. Sriati Japrie M.E.E.
Met, Penerbit Erlangga Jakarta.
 Herbert. H. Uhlig, 1971, Corrosion and
Corrosion Control, Second Edition,
Massachusetts Institute of Technology.
 Dieter, George E, 1992, Metalurgy Mekanik,
Edisi ketiga, alih bahasa Ir. Sriati Japrie
M.E.E. Met, Penerbit Erlangga Jakarta.
 Donald R, Askeland, 1984, The Science and
Engineering of Materials.
 Trethewey Kenneth. R. E Bsc.
Ph.D.Chem.MRSC,MlCon.ST,1991, Korosi
Untuk Mahasiswa Sains Dan Rekayasa,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta.

Syawaldi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Page 21
Page 22 JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai