Nim : 140405011 Mata kuliah : KIMIA ORGANIK kelas A
1.1 Defenisi Monosodium Glutamat
Dalam kehidupan sehari-hari, MSG banyak dipakai dalam makanan sebagai bahan penyedap masakan untuk merangsang selera makan. Penggunaan MSG dalam makanan biasanya dilakukan dalam jangka waktu pemakaian yang cukup lama dan MSG diperjual belikan secara bebas (Wakidi, 2012). MSG merupakan garam sodium dari salah satu asam amino nonesensial asam glutamat, yang akan berfungsi sebagai penguat dan penyedap rasa jika ditambahkan pada makanan, terutama makanan yang mengandung protein. Komposisi senyawa MSG adalah 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. MSG bila larut didalam air ataupun saliva akan berdisosiasi menjadi garam bebas dan bentuk anion dari asam glutamat (glutamat). Asam glutamat adalah asam amino yang terdapat paling banyak dalam cairan otak dan sumsum tulang belakang, dan bekerja sebagai neurotransmitter. Asam glutamat merupakan komponen dari asam folat dan GTF (faktor toleransi glukosa) dan merupakan precursor dari GABA (gamma-amino butyric acid). Dalam usus, glutamat dirombak menjadi citrulin dan arginin, suatu regulator penting dari sistem imun. Dengan demikian, glutamat adalah esensial pula bagi baiknya fungsi usus dan pemeliharaan barrier mukosanya. Penggunaannya terutama sebagai garam natrium (MSG) untuk memperkuat rasa dalam makanan. Sebagai suplemen pada keadaan stress untuk memperbaiki kondisi lambung-usus dan sistem imun, juga guna memperbaiki fungsi otak. Efek sampingnya pada dosis tinggi berupa sakit kepala, mual, muka menjadi merah, dan perasaan panas yang disebut sindroma restoran cina Asam glutamat (asam bebas dari MSG) adalah unsur pokok dari protein yang terdapat pada bermacam-macam sayuran, daging, seafood, dan air susu ibu. Asam glutamat digolongkan pada asam amino non essensial karena tubuh manusia sendiri dapat menghasilkan asam glutamat. Asam glutamat terdiri dari 5 atom karbon dengan gugus karboksil yang pada salah satu karbonnya berkaitan dengan NH2 yang menjadi ciri pada asam amino. Struktur kimia MSG sebenarnya tidak banyak berbeda dengan asam glutamat, hanya pada salah satu gugus karboksil yang mengandung hidrogen diganti dengan natrium (Lubis, 2013). Efek sebagai penguat rasa dari MSG yang ditambahkan ke berbagai produk makanan serupa dengan efek yang ditimbulkan oleh glutamat yang terdapat secara alami dalam bahan makanan. Hal ini memberikan tambahan terhadap cita rasa yang kelima selain rasa manis, asam, asin dan pahit yaitu yang dikenal dengan “umami” atau yang sering disebut dengan rasa lezat/enak. Dalam kehidupan sehari-hari, MSG hampir selalu digunakan oleh semua kalangan masyarakat, bahkan terkadang digunakan dalam jumlah yang tidak terukur. Kenyataan ini tentunya menarik untuk diketahui bagaimanakah efek yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan MSG terhadap tubuh manusia (Razali, 2014). Meskipun diperkenankan sebagai penyedap masakan, penggunaan MSG berlebihan dapat mengakibatkan rasa pusing dan mual. Gejala itu disebut Chinese Restaurant Syndrome. MSG pada makanan yang dikonsumsi sering mengganggu kesehatan karena MSG akan terurai menjadi sodium dan glutamat. Garam dari MSG mampu memenuhi kebutuhan garam sebanyak 20-30%, sehingga konsumsi MSG yang berlebihan menyebabkan kenaikan kadar garam dalam darah (Widyalita, 2012). Konsentrasi optimal monosodium glutamat yang dapat menghasilkan efek lezat adalah 0.2-0.8% dan penggunaan dalam konsentrasi berlebihan justru dapat mengurangi kelezatannya. Dosis maksimal MSG yang dapat memberikan efek penguat rasa pada manusia adalah sebesar 60mg/kgBB. Menurut WHO produksi MSG mencapai 200.000 ton per tahunnya dan penggunaannya sekitar 3 gram sehari di negara-negara Asia. Penggunaan MSG di seluruh dunia memerlukan pemikiran lebih lanjut mengenai efek samping yang mungkin ditimbulkannya pada berbagai sistem di organ tubuh termasuk organ reproduksi (Septadina, 2014). Glutamat sendiri, dalam bentuk L-glutamate, adalah asam amino yang terdapat secara alami didalam tubuh dan ditemukan dalam jumlah besar pada sistem saraf pusat. Glutamat merupakan neurotransmitter eksitatorik utama pada otak yang dilepaskan sebanyak 40% dari sinaps-sinaps yang terdapat pada sistem saraf pusat, terutama pada regio dalam otak yang mempunyai tugas penting seperti korteks serebri, girus dentatus hipokampus, dan striatum. Hal tersebut menunjukkan bahwa glutamat mempunyai peranan yang penting pada fungsi kognitif dan dalam pembentukan ingatan, disamping berfungsi pada perkembangan, plastisitas sinaptik, proses belajar dan Long Term Potentiation (Pasha, 2014).
1.2 Struktur Kimia Monoodium Glutamat
Monosodium glutamat adalah garam nartrium dari asam glutamat. MSG mengandung 78% asam glutamat serta 22% natrium dan air. Asam glutamat diproduksi oleh tubuh dan berperan penting dalam metabolism tubuh. MSG bias diproduksi dengan cara fermentasi pati, gula bit, gula batu, atau sirup gula. Glutamat memberikan cita rasa umami yang merupakan rasa dasar dari rasa manis, asin dan pahit. Monosodium L-glutamat juga dikenal dengan nama kimia 2- aminopentanedionic 2-amino glutamic acid (asam glutamat). Perdedaan struktur asam amino glutamate dan monosodium glutamat terletak pada gugus karboksil yang mengandung hydrogen pada asam amino glutamat digantikan oleh natrium pada MSG.
Gambar 1.1 Struktur Asam Glutamat
Gambar 1.2 Struktur Monosodium Glutamat
Ionisasi gugu karboksil menimbulkan rangsang rasa pada papilla lidah.
Glutamat tersusun atas 5 atom karbon (C) dan 2 gugu karboksil. Asam amino glutamat dan MSG mempunyai sifat yang sama yaitu berbentuk tepung Kristal berwarna putih yang tidak berbau dan mudah larut dalam air (Wasilah, 2016).
Gambar 1.3 Monosodium Glutamat
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Nurhayati. 2013. Efek Pemberian Monosodium Glutamat (Msg) Terhadap
Gambaran Histopatologi Ginjal, Hati Dan Otak Mencit. Program Ekstensi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi. Medan : Universitas Sumatera Utara. Pasha, Riska Sarah Dewi Meitina. 2014. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Dalam Bumbu Masak Per Oral Terhadap Fungsi Memori Spasial Tikus Wistar. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran. Semarang : Universitas Diponegoro Razali., Rezania. 2014. Monosodium Glutamat (MSG) dan Efek Neurotoksisitasnya Pada Sistem Saraf Pusat. Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala. Septadina, Indri Seta. 2014. Pengaruh Monosodium Glutamat Terhadap Sistem Reproduksi. Fakultas Kedokteran. Palembang : Universitas Sriwijaya Wakidi, R.F. (2012). Efek Protektif Vitamin C dan E Terhadap Mutu Sperma Mencit Jantan Dewasa Yang di Pajan Dengan Monosodium Glutamat. Medan : Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Wailah, Filzah Widha. 2016. Pengaruh Pemberian MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Serum (Fungsi Ginjal) Pada Tikus Betina Sprague dawley Usia 8-12 Minggu. Program Studi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Jakarta : Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Widyalita, Eka P, Saifuddin Sirajuddin dan Zakaria. 2012. Analisis Kandungan Monosadium Glutamat (Msg) Pada Pangan Jajanan Anak Di Sd Komp. Lariangbangi Makassar. Bagian Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Makassar : Universitas Hasanuddin.