Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN

F.2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

Penyuluhan Cuci Tangan di PAUD Ngudi Lestari Ngampin Garung

Disusun Oleh:
dr. Anindita Ratna Gayatri

Puskesmas Ambarawa
Periode Maret 2017 – Juli 2017
Internsip Dokter Indonesia Kabupaten Semarang
Periode November 2016 - November 2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)


Laporan F.2 Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik:
Penyuluhan Cuci Tangan di PAUD Ngudi Lestari Ngampin Garung

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai
bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas
Ambarawa Kabupaten Semarang

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

Mengetahui,
Dokter Internship, Dokter Pendamping

dr. Anindita Ratna Gayatri dr. Dwi Retno Sestiningtyas


NIP. 19740313 200604 2 017
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan menjadi kata kunci untuk kebahagiaan anak. Hal itu bias dicapai dengan

perilaku hidup yang sehat. Hal penting yang seringkali diabaikan sebagian anak – anak

adalah mencuci tangan. Meskipun kebiasaan kecil, jika dilakukan secara benar dan

berlanjutan, hasilnya akan jauh lebih baik. Cuci tangan dengan air saja, ternyata tidak cukup

untuk melindungi seseorang dari kuman penyakit yang menempel di tangan. Penggunaan

sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat membantu

menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/lemak/kotoran di permukaan kulit serta

meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan yang berpadu dengan bau

wangi dan perasaan segar setelah mencuci tangan dengan sabun, ini tidak akan di dapatkan

jika hanya menggunakan air saja. Kebiasaan baik itu tidak disadari oleh sebagian anak –

anak. Anak – anak memandang sabun hanya bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan bau.

Untuk melakukan program cuci tangan dengan sabun, ketersediaan air dan sabun untuk

mencuci sebenarnya bukan menjadi masalah, tapi yang justru menjadi hambatan adalah

faktor kebiasaan anak - anak. Dari berbagai riset, resiko penularan penyakit dapat berkurang

dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut penelitian Fewtrell l,

Kaufmann RB, et.al, (2005) menjelaskan “perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan

gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan cara lainnya dalam

mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, kecacingan dan diare

pada anak - anak. Bahkan hasil riset kesehatan dasar pada 2007 menyatakan penyebab

terbesar meninggalnya balita dan anak di Indonesia adalah diare dan ISPA, yakni sekitar 100

ribu jiwa per tahun (www.sanglahhospitalbali.com). Sedangkan angka kematian anak – anak

akibat diare dan ISPA di kota Bandung mencapai 70% per tahun. (www.depkes.go.id).

Menurut kajian yang disusun oleh Curtis and Cairncross (2003) didapatkan hasil bahwa
perilaku cuci tangan dengan sabun khususnya setelah kontak dengan feses ketika anak ke

jamban, dapat menurunkan insiden diare hingga 42-47%. Perilaku cuci tangan dengan sabun

juga dikatakan dapat menurunkan transmisi ISPA hingga lebih dari 30% (h. 48). Di lain

pihak, UNICEF menyatakan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan 50%

insiden flu burung. Praktek cuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, dan

mata Beberapa kajian ini menunjukan bahwa cuci tangan dengan sabun dianggap sebagai

pilihan perilaku yang efektif untuk pencegahan berbagai penyakit menular.

B. PERMASALAHAN
1. Kurangnya perilaku cuci tangan dengan sabun yang merupakan salah satu perilaku hidup sehat

pada anak - anak.

2. Kurangnya pemahaman anak-anak terhadap penyakit-penyakit yang ditimbulkan/ditularkan jika

mereka tidak menerapkan perilaku cuci tangan dengan sabun.

3. Faktor kebiasaan anak – anak yang hanya mencuci tangan dengan air dan tidak disertai dengan

penggunaan sabun. Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun

sangat membantu menghilangkan kuman dan mencegah penularan penyakit.

4. Tingginya angka penyakit penyebab terbesar meninggalnya anak - anak di Indonesia, seperti

diare, tifoid, dan flu burung, yang seharusnya bisa di kurangi dengan perilaku hidup sehat

seperti cuci tangan dengan sabun.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


1. Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan (empowerment). Pemberdayaan

ini dilakukan dengan memberikan kemampuan kepada individu (sasaran) melalui penyuluhan

yang dilakukan di PAUD Ngudi Lestari Ngampin Garung. Pesan-pesan pokok materi

penyuluhan ini antara lain : pengertian menjaga higienitas, mencontohkan cuci tangan dengan
sabun yang baik, pencegahan penyakit menular dengan cara menjaga higienitas diri salah satu

nya adalah dengan mencuci tangan dengan sabun.

2. Menentukan Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan Hipertensi ini adalah murid-murid TK
beserta dengan para guru dan orang tua.
3. Menetapkan Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah :
 Meningkatkan kesadaran anak - anak akan kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun.

 Menjadikan cuci tangan dengan sabun sebagai kebiasaan hidup sehat untuk anak – anak.

 Mengenalkan kepada anak - anak bahwa sabun sangat penting kegunaannya untuk membunuh

kuman penyakit yang menempel di tangan sebab, tangan merupakan bagian tubuh yang paling

sering berkontak dengan debu, kotoran, maupun benda-benda yang disentuh.

 Mengurangi tingginya angka penyakit, terutama diare karena di Indonesia, tingkat kematian

anak akibat diare mencapai 100.000 jiwa per tahun

4. Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi KIE


Metode komunikasi yang digunakan berupa penyuluhan pada murid-murid TK, orang tua
dan guru yang dilakukan secara lisan dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
5. Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari dokter internsip dan petugas Puskesmas
Ambarawa ( Fitri).

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan : Penyuluhan tentang cuci tangan
Tujuan : Meningkatkan kesadaran anak-anak dan para orang tua pentingnya
cuci tangan
Peserta : Murid-murid PAUD Ngudi Lestari Ngampin, guru dan orang tua.
Waktu dan Tempat: : Sabtu, 08 April 2017 pukul 09.00-11.00 WIB di PAUD Ngudi Lestari
Ngampin
Metode : Pemberian materi secara lisan yang berisi materi definisi dari dari cuci
tangan, saat-saat penting untuk cuci tangan, cara mencuci tangan yang
baik, manfaat cuci tangan, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Penanggung Jawab: Dokter internsip dan petugas PKM Ambarawa.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Saat pemberian penyuluhan, peserta menyimak dengan tenang dan terlihat antusias
walaupun peserta terlihat sudah tidak asing lagi dengan materi yang disampaikan. Anak-anak
bisa menyimak dengan tenang dan tampak aktif dalam mengikuti gerakan mencuci tangan
yang benar. Tiga puluh persen peserta bersedia untuk mengajukan pertanyaan, sebanyak
50 % peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh setelah selesai dilakukan
penyuluhan.
Selain pertanyaan kasus dari tim penyuluh, ada beberapa pertanyaan juga yang diajukan
oleh para peserta, antara lain :
 Apakah cuci tangan dengan sabun lebih efektif daripada cuci tangan dengan air?
= Ya, cuci tangan dengan sabun lebih efektif dibandingkan dengan air karena
sabun mengandung antibakteri yang dapat membantu membunuh kuman.
 Apakah suhu air berpengaruh untuk kefektifan cuci tangan?
= Suhu air yang digunakan untuk cuci tangan tidak berpengaruh terhadap
kefektifan.
 Apa saja penyakit yang bisa kita hindari dengan cuci tangan?
= Penyakit yang bisa kita hindari dengan cuci tangan terutama adalah penyakit-
penyakit infeksi seperti infeksi saluran napas atas serta diare yang paling sering
diderita oleh anak.
 Kapan waktu utama untuk cuci tangan
= Pada anak ada 2 waktu utama cuci tangan yaitu sebelum menyentuh makanan
dan setelah menyentuh feses atau kotoran.
 Bagaimana cara membiasakan anak untuk cuci tangan?
= Kebiasaan cuci tangan pada anak harus diterapkan sejak dini agar anak menjadi
terbiasa terhadap kebiasaan tersebut.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penyuluhan ini, semua peserta paham akan cara dan pentingnya mencuci
tangan dengan benar. Diharapkan setelah penyuluhan ini, peserta mulai sadar diri untuk
menjaga kebersihan agar tehindar dari penyakit. Saran yang dapat diberikan untuk ke
depannya penyuluhan rutin ulangan perlu dilakukan agar pemahaman yang ada dapat selalu
diingat.
G. FOTO KEGIATAN
H. DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Handwashing Ordinance Passed in New Jersey. (on line). Journal of Environmental

HealthDenver:. Vol. 68, Iss. 9; pg, 56, 1 pgd, dari:http://www.proquest.com/pqdauto

(Juli 2014).

Antares, Ati Agustina. 2005. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dengan

Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Tangga Di Jakarta Selatan Tahun 2005. Skripsi.

FKM UI, Depok.

Pembinaan Perilaku Hidup bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan. Perilaku Hidup bersih dan

Sehat di Sekolah Pusat Promosi Kesehatan. Depkes RI. Tahun 2007.

PT Unilever Indonesia. “Ajak Masyarakat Wariskan Kebiasaan Hidup Yang Sehat, Lifebuoy

Luncurkan “ Lifebuoy Berbagi Sehat-Kampanye Mencuci Tangan Dengan Sabun””.

2005. InfoUli@unilever.com

Susanti, Ika Maya, 2007.Toilet Training Untuk Anak-Cuci Tangan.

Dari:http://ikapunyaberita.wordpress.com/2007/05/27/toilet-training-untuk-anak-cuci-

tangan/-47k (12 Juli 2014).

I. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi cuci tangan
Mencuci tangan dengan sabuna dalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk

menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.

Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan

penyakit.Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa

kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung( menggunakan permukaan-

permukaan lain seperti handuk,gelas)(Wikipedia,2009).

Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit

kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan

secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua

tangan dan lengan serta meminimalisasi kontaminasi silang(Tietjendkk,2004).

Tujuan cuci tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk :

a. Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan

b. Mencegah infeksi silang (cross infection)

c. Menjaga kondisi steril

d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi

e. Memberikan perasaan segar dan bersih.

Indikasi cuci tangan

Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :

a. Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangan kateter

dan pemasangan alat bantu pernafasan

b. Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung

c. Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka

d. Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme

khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput lendir,

cairan tubuh, sekresi atau ekresi


e. Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan

mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme

penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alat penampung sekresi

f. Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau

kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis atau

epidemiologis

g. Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi

h. Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang tidak

infeksius.

Cara Mencuci Tangan dengan Benar

Praktek CTPS (Cara Cuci Tangan Pakai Sabun) yang benar membutuhkan sabun dan air

mengalir. Air mengalir tidak harus dari keran, bisa juga air mengalir dari sebuah wadah

berupa gayung, botol, kaleng ember, gentong atau jerigen. Untuk penggunaan jenis sabun

dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sebenarnya cukup efektif dalam

membunuh kuman penyebab penyakit. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka cuci

tangan pakai sabun diperlukan cara yang baik dan benar, langkah-langkah nya adalah

sebagai berikut:

a. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Tangan yang basah, disabuni, digosok-gosok bagian telapak tangan dan punggung

dengan jari-jari, bawah kuku, minimal selama 20 detik.

c. Bilas kembali dengan air mengalir dan bersih sampai bersih

d. Keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara (Sibuea, 2007)

Untuk mendorong cuci tangan kita harus melakukan segala upaya menyediakan sabun,

suplai air bersih terus menerus baik kran atau ember, lap pribadi.
Karena mikroorganisme tumbuh berkembang biak di tempat basah dan di air yang

menggenanga maka bila sabun batang digunakan, sediakan sabun batang yang berukuran

kecil dalam tempat sabun yang kering. Hindari mencuci tangan di Waskom yang berisi air

walau telah ditambahkan anti septic, karena mikroorganisme dapat bertahan dan

berkembang biak pada larutan ini.

Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya,

penambahan dapat menyebabkan kontaminasi kepada sabun yang baru dimasukkan.

Apabila tidak tersedia air mengalir, gunakan ember dengan kran yang dapat dimatikan

sementara menyabuni kedua tangan dan buka kembali untuk membilas. (Tietjen,2004).

Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun

Saat yang penting cuci tangan dengan sabun adalah sebelum dan sesudah makan,

sebelum memegang makanan, sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukan jari-

jari ke dalam mulut dan mata, setelah bermain dan berolah raga, setelah buang air kecil

dan buang air besar, setelah buang ingus, setelah buang sampah, setelah menyentuh

hewan/ unggas termasuk hewan peliharaan, dan sebelum mengobati luka.

Penggunaan sabun pada saat mencuci tangan menjadi penting karena sabun sangat

membantu menghilangkan kuman yang tidak tampak, minyak atau lemak atau kotoran di

permukaan kulit serta meninggalkan bau wangi. Sehingga dapat memperoleh kebersihan

yang terpadu dengan bau wangi segar setelah mencuci tangan pakai sabun, ini tidak akan

kita dapatkan jika kita hanya menggunakan air saja. Yang tidak kalah penting untuk

diperhatikan adalah waktu-waktu kita harus melakukan perilaku mencuci tangan, di

Indonesia diperkenalkan 5 waktu penting yaitu:

a. Setelah kejamban

b. Setelah menceboki anak


c. Sebelum makan

d. Sebelum menyuapi anak

e. Sebelum menyiapkan makanan (Sibuea,2007)

Anda mungkin juga menyukai