BAB I PENDAHULUAN
BAB IV RANGKUMAN............................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 18
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah GMP di dunia industri pangan khususnya di Indonesia
sesungguhnya telah diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI sejak
tahun 1978 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
3/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik
(CPMB). Persyaratan GMP sendiri sebenarnya sebenarnya merupakan
regulasi atau peraturan sistem mutu (Quality System Regulation) yang
diumumkan secara resmi dalam Peraturan Pemerintah Federal Amerika
Serikat No. 520 (Section 520 of Food, Drug and Cosmetics (FD&C) Act).
Di Indonesia GMP ini dikenal dengan istilah Cara Produksi Makanan
yang Baik (CPMB) yang diwujudkan dalam Peraturan Pemerintah.
Penerapan GMP atau CPMB akan dapat membantu jajaran manajemen untuk
membangun suatu sistem jaminan mutu yang baik. Jaminan mutu sendiri
tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan (inspection) dan
pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu produk yang
sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan produk (product design)
sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen. Dalam hal ini yang
akan dibahas adalah produk makanan padat instan.
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996
maka penerapan standar mutu untuk produk pangan dan mutu di dalam proses
produksi telah menjadi suatu kewajiban (mandatory) yang harus dijalankan
oleh para produsen pangan. Dalam UU pangan No.7 Tahun 1996, Bab II
tentang Keamanan Pangan secara tegas telah diatur bahwa produsen produk
pangan harus mampu untuk memenuhi berbagai persyaratan produksi
sehingga dapat memberikan jaminan dihasilkannya produk pangan yang
aman dan bermutu bagi konsumen. Hal ini menjadi penting karena akan
berdampak pada keselamatan konsumen pribadi dan keselamatan masyarakat
umum dan juga penting bagi produsen, terutama untuk melindungi pasarnya
dan terpeliharanya kepercayaan konsumen dan target penjualan/keuntungan
yang ingin dicapai.
Jaminan mutu bukan hanya menyangkut masalah metode tetapi juga
merupakan sikap tindakan pencegahan terjadinya kesalahan dengan cara
bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap orang baik yang berada di dalam
maupun di luar bidang produksi. Penerapan jaminan mutu pangan harus di
dukung oleh penerapan GMP dan HACCP sebagai sistem pengganti prosedur
inspeksi tradisional yang mendeteksi adanya cacat dan bahaya dalam suatu
produk pangan setelah produk selesai diproses. GMP menetapkan KRITERIA
(istilah umum, persyaratan bangunan dan fasilitas lain, peralatan serta control
terhadap proses produksi dan proses pengolahan), STÁNDAR (Spesifikasi
bahan baku dan produk, komposisi produk) dan KONDISI (parameter proses
pengolahan) untuk menghasilkan produk mutu yang baik. Sedangkan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) memfokuskan perhatian
terhadap masalah pengawasan dan pengendalian keamanan pangan melalui
identifikasi, analisis dan pemantauan terhadap titik-titik kritis pada
keseluruhan bahan yang digunakan dan tahapan proses pengolahan yang
dicurigai akan dapat menimbulkan bahaya bagi konsumen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mutu makanan padat instan yang baik?
2. Bagaimana alur proses produksi makanan padat instan
C. Tujuan
1. Mengetahui mutu makanan padat instan yang baik
2. Mengetahui alur proses produksi makanan padat instan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dasar GMP adalah mutu dan keamanan produk tidak dapat
dihasilkan hanya dengan pengujian (inspection/ testing), namun harus
menjadi satu kesatuan dari proses produksi.
H. Ruang Lingkup GMP/CPMB
Ruang lingkup dalam penerapan CPMB/GMP adalah :
1. Bahan
2. Pengolahan bahan
3. Bahan pengemas
4. Mutu produk akhir
5. Keterangan produk
6. Disain dan fasilitas pabrik
7. Penyimpanan
8. Transportasi
9. Higien dan kesehatan karyawan
10. Pemeliharaan dan program sanitasi
11. Laboratorium dan pemeriksaan
12. Manajemen dan pengawasan
13. Dokumentasi/pencatatan
14. Penarikan produk Pelatihan dan pembinaan
BAB III
PEMBAHASAN
RANGKUMAN
KESIMPULAN
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 Tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik
Untuk Industri Rumah Tangga
Winnanda Chrisna Murti . Cara Produksi Pangan Yang Baik (Cppb) Pada Proses
Pembuatan Mi Segar Di “Usaha Kecil Menengah Mulya Mi Jumok . Diakes pada
tanggal 3 Juni 2018