Anda di halaman 1dari 1

Entah pada senja keberapa, aku mulai hidup dalam kebenaran yang enggan

diucapkan. Aku memang tak mahir bersandiwara, namun aku tahu caranya
berpura-pura. Aku terlalu pandai menipu, bahkan hampir dari sebagian diri ini
yang dilihat adalah palsu.

Entah apa engkau sadar akan hal itu? Atau kau mulai sedikit menipu? pura-pura
tidak tahu. Barangkali kita adalah dua penipu yang menggenggam harapan
berisikan doa-doa baik untuk masa depan. Jika doa baik itu memang ada, jangan
kau buat untuk menipu Tuhan. Tuhan pendengar yang baik, jika tak bisa kau
ucapkan, kau bisa bercerita.

Percayalah, Dia tak memudarkan harapan. Dia hanya menggantinya dengan


sebuah kebaikan. Lalu mana yang kau pilih? Harapan atau kebaikan?

Selamat berkenalan kembali dengan diri sendiri, agar kita semakin faham mana
yang kita inginkan dan yang Tuhan kehendaki. Tempuh sekedarnya, ikhtiar
semaksimalnya dan tawakkal sepenuhnya. Untuk bisa menyeruput segelas
harapan dan sepiring hidangan penuh kenikmatan.

Anda mungkin juga menyukai