Fluidisasi
Fluidisasi
Pengertian Fluidisasi
Fluidisasi adalah proses dimana kumpulan partikel padat dikonversi dari sifatnya yang kaku
ke sifat cair yang dinamis. Proses in terjadi apabila suatu cairan atau gas dialirkan melalui
suatu kumpulan partikel padat (misalnya pasir).
Ketika difluidisasi, kumpulan partikel padat akan bersifat layaknya cairan. Seperti air dalam
ember, partikel-partikel tersebut akan mengikuti bentuk wadah, objek dengan densitas yang
lebih rendah dari densitas partikel terfluidisasi akan mengapung di permukaan, dan objek
dengan densitas lebih tinggi akan tenggelm ke dasar. Sifat seperti cairan ini menyebabkan
partikel mampu di alirkan seperti cairan dan dialirkan melalui pipa, tidak melalui pemindahan
mekanik lain (seperti conveyor belt).
Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan fluida gas atau cair ke dalam
kolom yang berisi unggun butiran-butiran padat. Pada laju alir yang kecil aliran hanya
menerobos unggun melalui celah-celah/ ruang kosong antar partikel, sedangkan partikel-
partikel padat tetap dalam keadaan diam. Kondisi ini dikenal sebagai fenomena unggun diam.
Saat kecepatan aliran fluida diperbesar sehingga mencapai kecepatan minimum, yaitu
kecepatan saat gaya seret fluida terhadap partikel-partikel padatan lebih atau sama dengan
gaya berat partikel-partikel padatan tersebut, partikel yang semula diam akan mulai
terekspansi, Keadaan ini disebut incipient fluidization atau fluidisasi minimum. Jika
kecepatan diperbesar, akan terjadi beberapa fenomena yang dapat diamati secara visual dan
pada kondisi inilah partikel-partikel padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas
tinggi.
3. Tipe-Tipe Fluidisasi
1. Fluidisasi partikulat
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu sama lain dan
gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi densitas hamparan rata-
rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala arah hamparan. Proses ini disebut “
Fluidisasi partikulat” yang bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam
pada kecepatan yang tinggi.
Ketika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan partikel pada saat
terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam hamparanSeiring dengan bertambahnya
kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka hamparan akan terekspansi dan gerakan dan
pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-rata suatu partikel diantara tubrukan-
tubrukan dengan partikel akan bertambah besar dengan meningkatnya kecepatan fluida, dan
akibatnya porositas hamparan akan meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini akan di ikuti
dengan meningkatnya kecepatan fluida samapi setiap partikel bertindak sebagai suatu
individu
2. Fluidisasi Gelembung
Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya menunjukan fluidisai
yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan superficial gas
diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila kecepatan superficial gas diatas kecepatan jauh
lebih besar dari Umf kebanyakan gas itu mengalir melalui hamparan dalam bentuk
gelembung, dan hannya sebagian kecil gas itu mengalir dalm saluran-saluran yang terbentuk
diantara partikel. Partikel itu bergerak tanpa aturan dan didukung oleh fluida tetapi diruang-
ruang antara gelembung fraksi kosong kira-kira sama dengan kondisi awal fluidisasi .
Gelembung yang terbentuk berperilaku hamper seperti gelembung udara dalam air, atau
gelembung uap dalam zat cair yang mendidih (hamparan didih).
Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel, jenis plat
distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-gelembung cenderung
bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu dan ukuran
maksimum gelembung stabil berkisar antara beberapa inci sampai beberapa kaki
diameternya. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu bergerak ke puncak terpisah oleh
zat padat yang seakan-akan sumbat. Peristiwa tersebut di kenal peristiwa “penyumbatan”
(slugging) dan biasanya hal ini tidak dikehendaki karena mengakibatkan karena adanya
fluktuasi tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat padat yang terbawa ikut dan
menimbulkan kesulitan jika kita ingin memperbesar skalanya di unit-unit yang lebih besar.
Pembakaran Batubara
Sistem pembakaran batubara umumnya terbagi 2 yakni sistem unggun terfluidakan (fluidized
bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate system).
Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi
dalam pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan
energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan
terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah
temperatur pasir mencapai temperature bakar batubara (300oC) maka diumpankanlah
batubara. Sistem ini menghasilkan abu terbang dan abu yang turun di bawah alat.
Abu-abu tersebut disebut dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized
bed biasanya digunakan di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly
ash dan bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (80-90%)
berbanding (10-20%).
Fixed bed system atau Grate system adalah teknik pembakaran dimana batubara
berada di atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem ini kurang efisien karena
batubara yang terbakar kurang sempurna atau dengan perkataan lain masih ada karbon
yang tersisa. Ash yang terbentuk terutama bottom ash masih memiliki kandungan
kalori sekitar 3000 kkal/kg. Di China, bottom ash digunakan sebagai bahan bakar
untuk kerajinan besi (pandai besi). Teknologi Fixed bed system banyak digunakan
pada industri tekstil sebagai pembangkit uap (steam generator). Komposisi fly ash dan
bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (15-25%) berbanding
(75-25%).