Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Fluidisasi

Fluidisasi adalah proses dimana kumpulan partikel padat dikonversi dari sifatnya yang kaku
ke sifat cair yang dinamis. Proses in terjadi apabila suatu cairan atau gas dialirkan melalui
suatu kumpulan partikel padat (misalnya pasir).

Ketika difluidisasi, kumpulan partikel padat akan bersifat layaknya cairan. Seperti air dalam
ember, partikel-partikel tersebut akan mengikuti bentuk wadah, objek dengan densitas yang
lebih rendah dari densitas partikel terfluidisasi akan mengapung di permukaan, dan objek
dengan densitas lebih tinggi akan tenggelm ke dasar. Sifat seperti cairan ini menyebabkan
partikel mampu di alirkan seperti cairan dan dialirkan melalui pipa, tidak melalui pemindahan
mekanik lain (seperti conveyor belt).

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:


1. laju alir fluida dan jenis fluida
2. ukuran partikel dan bentuk partikel
3. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
4. porositas kumpulan partikel
5. distribusi aliran,
6. distribusi bentuk ukuran fluida
7. diameter kolom
8. tinggi seluruh partikel

Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:


1. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat secara
kontinu dan memudahkan pengontrolan.
2. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam kondisi
isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya.
3. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan pemindahan
jumlah panas yang besar dalam reaktor
4. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup tinggi.
5. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas yang
baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas permukaan kecil.
6. Memungkinkan operasi dalam skala besar.

Sebaliknya, kerugian proses fluidisasi antara lain:


1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga karakteristik
fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu
2. Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya sejumlah tertentu
padatan
3. Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin
4. Terjadinya gelombang dan penorakan di dalam unggun sering kali tidak dapat dihindari
sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam. Jika hal ini terjadi pada reaktor,
konversi reaksi akan kecil.
5. Pencampuran padatan yang terlau cepat akan mengakibatkan ketidakseragaman waktu
tinggal padatan didalam reactor. Untuk proses kontinu, hasil yang didapatkan tidak
seragam dan konversi rendah, khususnya untuk tingkat konversi yang tinggi. Sedangkan
untuk proses batch, pencampuran ini menguntungkan karena diperoleh hasil yang
seragam. Untuk reaksi katalitik, gerakan partikel katalis berpoti yang menangkap dan
membebaskan molekul gas pereaksi secara kontinu akan menambah pencampuran ulang
sehingga menurunkan hasil.

2. Cara & Prinsip Kerja Fluidisasi

Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan fluida gas atau cair ke dalam
kolom yang berisi unggun butiran-butiran padat. Pada laju alir yang kecil aliran hanya
menerobos unggun melalui celah-celah/ ruang kosong antar partikel, sedangkan partikel-
partikel padat tetap dalam keadaan diam. Kondisi ini dikenal sebagai fenomena unggun diam.
Saat kecepatan aliran fluida diperbesar sehingga mencapai kecepatan minimum, yaitu
kecepatan saat gaya seret fluida terhadap partikel-partikel padatan lebih atau sama dengan
gaya berat partikel-partikel padatan tersebut, partikel yang semula diam akan mulai
terekspansi, Keadaan ini disebut incipient fluidization atau fluidisasi minimum. Jika
kecepatan diperbesar, akan terjadi beberapa fenomena yang dapat diamati secara visual dan
pada kondisi inilah partikel-partikel padat memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas
tinggi.

Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:


1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai
laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel
padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan dan distribusi
aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen
sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung –gelembung pada unggun
terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang
mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini
terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal.
7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui
kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran
fluida dan ekspansi mencapai nilai maksimum.

3. Tipe-Tipe Fluidisasi

1. Fluidisasi partikulat

Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu sama lain dan
gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya kecepatan, tetapi densitas hamparan rata-
rata pada suatu kecepatan tertentu sama disegala arah hamparan. Proses ini disebut “
Fluidisasi partikulat” yang bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam
pada kecepatan yang tinggi.

Ketika fluida cairan seperti air dan padatannya berupa kaca, gerakan partikel pada saat
terfluidisasi terjadi dalam ruanng sempit dalam hamparanSeiring dengan bertambahnya
kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka hamparan akan terekspansi dan gerakan dan
pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-rata suatu partikel diantara tubrukan-
tubrukan dengan partikel akan bertambah besar dengan meningkatnya kecepatan fluida, dan
akibatnya porositas hamparan akan meningkat pula. Ekspansi dari hamparan ini akan di ikuti
dengan meningkatnya kecepatan fluida samapi setiap partikel bertindak sebagai suatu
individu

2. Fluidisasi Gelembung

Hamparan zat padat yang terfluidisasi di dalam udara biasanya menunjukan fluidisai
yang dikenal sebagia fluidisasi agregativ. Fluidisasi ini terjadi jika kecepatan superficial gas
diatas kecepatan fluidisasi minimum. Bila kecepatan superficial gas diatas kecepatan jauh
lebih besar dari Umf kebanyakan gas itu mengalir melalui hamparan dalam bentuk
gelembung, dan hannya sebagian kecil gas itu mengalir dalm saluran-saluran yang terbentuk
diantara partikel. Partikel itu bergerak tanpa aturan dan didukung oleh fluida tetapi diruang-
ruang antara gelembung fraksi kosong kira-kira sama dengan kondisi awal fluidisasi .
Gelembung yang terbentuk berperilaku hamper seperti gelembung udara dalam air, atau
gelembung uap dalam zat cair yang mendidih (hamparan didih).

Ukuran rata-rata gelembung itu bergantung pada jenis dan ukuran partikel, jenis plat
distributor, kecepatan superficial, dan tebalnya hamparan. Gelembung-gelembung cenderung
bersatu, dan menjadi besar pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu dan ukuran
maksimum gelembung stabil berkisar antara beberapa inci sampai beberapa kaki
diameternya. Gelembung-gelembung yang beriringan lalu bergerak ke puncak terpisah oleh
zat padat yang seakan-akan sumbat. Peristiwa tersebut di kenal peristiwa “penyumbatan”
(slugging) dan biasanya hal ini tidak dikehendaki karena mengakibatkan karena adanya
fluktuasi tekanan dalam hamparan, meningkatkan zat padat yang terbawa ikut dan
menimbulkan kesulitan jika kita ingin memperbesar skalanya di unit-unit yang lebih besar.

4. Aplikasi Fluidisasi dalam Skala Industri

Pembakaran Batubara

Sistem pembakaran batubara umumnya terbagi 2 yakni sistem unggun terfluidakan (fluidized
bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate system).
 Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah menggunakan
blower sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida. Teknik fluidisasi
dalam pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien dalam menghasilkan
energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium pemanas dipanaskan
terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan minyak bakar. Setelah
temperatur pasir mencapai temperature bakar batubara (300oC) maka diumpankanlah
batubara. Sistem ini menghasilkan abu terbang dan abu yang turun di bawah alat.
Abu-abu tersebut disebut dengan fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized
bed biasanya digunakan di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly
ash dan bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (80-90%)
berbanding (10-20%).
 Fixed bed system atau Grate system adalah teknik pembakaran dimana batubara
berada di atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem ini kurang efisien karena
batubara yang terbakar kurang sempurna atau dengan perkataan lain masih ada karbon
yang tersisa. Ash yang terbentuk terutama bottom ash masih memiliki kandungan
kalori sekitar 3000 kkal/kg. Di China, bottom ash digunakan sebagai bahan bakar
untuk kerajinan besi (pandai besi). Teknologi Fixed bed system banyak digunakan
pada industri tekstil sebagai pembangkit uap (steam generator). Komposisi fly ash dan
bottom ash yang terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (15-25%) berbanding
(75-25%).

Anda mungkin juga menyukai