Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM OTOMASI ROBOTIKA

MODUL 12
INSTRUKSI DASAR PLC SIEMENS

Disusun Oleh :
Moh Yanni Fikri (0915040023)
Nur Tsalis T. R. (0914040011)
Dio Rizky A. A. (0915040026)

PRODI D4 TEKNIK OTOMASI


JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2018
PRAKTIKUM OTOMASI DAN ROBOTIKA
PERTEMUAN 1

A. TUJUAN
 Mahasiswa dapat memahami instruksi dasar PLC Siemens
 Mahasiswa dapat mempelajari fungsi Timer
 Mahasiswa dapat mempelajari fungsi Counter

B. DASAR TEORI
1. Intruksi Timer
Berbeda dengan omron yang hanya mempunyai satu jenis timer dan satu jenis
counter, pada PLC siemens untuk instruksi timer terdapat 5 jenis timer berdasarkan
teknik penggunaannya. Jenis instruksi timer yang sama dengan intruksi timer pada
omron adalah on delay timer. Gambar 1.1 adalah contoh penggunaan intruksi timer
pada PLC Siemens.

Gambar 1.1.

Instruksi timer disini mempunyai beberapa terminal yang wajib digunakan. Berikut
adalah keterangan untuk masing-masing terminal :

S : aktifasi instruksi timer


TV : Timer Value (format pengisian timer value : S5T#5s, S5T# adlah format
awal penggunaan instruksi timer sedangkan untuk timer value dapat diisi
sesuai kebutuhan. Contoh : apabila kita memasukkan 10 detik maka
formatnya S5T#10s (second), memasukkan 0,5 detik setara dengan 500ms
sehingga formatnya S5T#500ms)
R : untuk mengembaikan timer value ke kondisi awal
Q : keluaran instruksi timer, keluaran ini bernilai high ketika timer value
bernilai 0 atau mencapai setting point
Sesuai dengan jenisnya, karena instruksi ini bersifat on delay sehingga supaya
instruksi timer ini bekerja, sinyal yang masuk ke terminal S harus bersifat kontinyu.

2. Instruksi Counter
Intruksi counter memiliki 3 macam instruksi yang berbeda berdasarkan teknik
penggunaannya, CU (Counter Up), CD (Counter Down), dan CUD (Counter Up
Down). Penggunaan yang hamper sama dengan intruksi counter pada omron adalah
CD atau counter down. Gambar 1.2 menunjukkan penggunaan instruksi CD.

Gambar 1.2.

Instruksi counter harus diaktifkan terlebih dahulu melalui terminal S, oleh karena
itu kenapa pada baris pertama terdapat rangkaian holding untuk mengaktifkan counter.
Terminal CD berfungsi sebagai penerima sinyal diskrit, umumnya terhubung langsung
dengan alamat sensor. PV adalah counter value, format penggunaannya yaitu C#
(format awal) kemudian berupa counter value yang diinginkan misalkan 5, sehingga
formatnya C#5. Nilai PV akan berkurang apabila terminal CD menerima masukan
sinyal diskrit. Keluaran instruksi counter down ini pada terminal Q bernilai high saat
terminal S pertama kali diaktifkan dan bernilai low saat counter value atau PV bernilai
nol. Terminal R berfungsi untuk mengembalikan counter value ke nilai awal.
Jika menginginkan keluaran Q bernilai high saat counter value mencapai setting
point maka keluaran sinyal terminal Q dapat dimodifikasi dengan memanfaatkan
instruksi up down berserta set reset seperti pada gambar 1.3.

Gambar 1.3.

(n) atau intruksi down yang dapat ditemukan pada sub intruksi bit logic, merupakan
instruksi yang menerima perubahan sinyal dari rising edge atau batas atau kondisi high
= “1” yang berubah ke falling edge atau batas bawah atau kondisi low = “0”, sinyal
keluaran yang dihasilkan oleh instruksi ini tidak bersifat kontinyu hanya 1 cycle time.
Oleh sebab itu kenapa coil yang dipakai bukan coil biasa akan tetapi instruksi set yang
berfungsi sama seperti holding circuit. Berkebalikan dengan instruksi down, instruksi
up (p) merupakan instruksi yang mampu menerima perubahan dari falling edge ke
rising edge, karena keluaran sinyal yang dihasilkan juga 1 x cycle time maka
penggunaannya dapat digabung menggunakan instruksi set maupun reset.
C. TUGAS
1. Bandingkan penggunaan on delay time (ODT) dengan PULSE, PEXT, ODTS dan
OFFDT, apa perbedaannya dan jelaskan dengan bantuan simulator !

2. Bandingkan penggunaan counter down (CD) dengan CU dan CUD, apa perbedaannya
dan jelaskan dengan bantuan simulator!

D. ANALISA DAN PEMBAHASAN


1. Timer
1.1. Timer S_PULSE
Pada S_PULSE timer hanya akan berjalan saat S bernilai “1” dan seketika itu
lampu juga akan menyala, dan saat timer sudah menghitung habis, lampu akan
mati.

Gambar 1.1.1. Penggunaan timer S_PULSE saat


Gambar 1.1.2. Timer S_PULSE saat perhitungan berjalan

1.2. Timer S_PEX


Timer S_PEX akan mulai menghitung saat S bernilai “1”,seketika itu lampu
menyala. Saat S berubah menjadi bernilai “0”, timer akan tetap berjalan. Dan saat
S kembali diberi nilai “1”, maka secara otomastis timer akan memulai ulang
perhitungan dari awal.

Gambar 1.2.1. Timer S_PEX saat perhitungan belum dimulai


Gambar 1.2.2. Timer S_PEX saat perhitungan sedang berjalan
1.3. Timer S_ODT
S_ODT (on-delay timer) merupakan timer yang pada saat S bernilai “1”, maka timer
akan berjalan dan saat timer berjalan Q bernilai satu, saat S bernilai “0” atau suplai
dihetikan dan timer masih dalam keadaan menghitung, maka seketika itu timer akan
berhenti, dan Q akan bernilai “0”.

Gambar 1.3.1. Timer S_ODT saat perhitungan masih berlangsung


Gambar 1.3.2. Timer S_ODT saat lampu sudah mati

1.4. Timer S_ODTS


S_ODTS merupakan timer yang untuk membuatnya bekerja hanya perlu
mentrigger, jadi saat S bernilai “1” timer akan berjalan dan kondisi lampu masih
dalam keadaan mati, saat S bernilai “0” timer akan tetap berjalan. Dan saat
hitungan timer sudah habis, maka lampu akan menyala.

Gambar 1.4.1. Timer S_ODTS saat perhitungan sedang berlangsung


Gambar 1.4.2. Timer S_ODTS saat lampu sudah menyala

1.5. Timer S_OFFDT


S_OFFDT akan mulai bekerja saat S diberi inputan “1” saat itu lampu juga
akan menyala, akan tetapi saat S masih bernilai “1” timer tidak akan berjalan,
Timer akan mulai meghitung saat S bernilai “0” dan pada ssat itu lampu tetap
menyala, dan pada saat hitungan selesai, maka lampu akan mati.

Gambar 1.5.1. Timer S_OFFDT saat perhitungan sudah habis


Gambar 1.5.1. Timer S_OFFDT saat prhitungan masih berlangsung

2. Counter

Gambar 2. Counter saat pin CU masih bernilai “0”


Gambar 2. Counter saat pin CU masih bernilai “0”

2.1. Counter Up
Counter Up merupakan salah satu fasilitas counter yang ada pada PLC
Siemens. Counter Up berfungsi untuk melakukan perhitungan secara keatas, atau
dari besar ke kecil.

2.2. Counter Down


Jika Counter Up berfungsi melakukan perhitugan dari bawah ke atas, maka
Counter Down adalah dari atas ke bawah.

2.3. Counter Up Down


Pada Counter ini mempunyai fungsi dari pada kedua counter diatas, baik dari
atas ke bawah maupun dari bawah ke atas.

E. KESIMPULAN
1. Timer (waktu) salah satu fitur pada PLC Siemens yang dapat digunakan untuk
memberikan lama waktu beropersai suatu fungi sistem atau delay pada system, yang
mana pada PLC Siemens secara mendasar fitur timer dibagi menjadi 5 bagian dengan
fungsi yang berbeda, S_PULSE, S_PEX, S_ODT (on delay timer), S_ODTS dan
S_OFFDT(off delay timer)
2. Counter (penghitung) memiliki 3 fungsi dasar yang sering digunakan, yaitu Counter
Up (menghitung naik) , Counter Down (menghitung turun), Counter Up Down
(menghitung naik turun). Fungsi mendasar tersebut sering digunakan pada plant-plant
di industri, contohnya untuk menghitung gerakan tiap mesin , menghitung produksi
selama 1 shift dll.

Anda mungkin juga menyukai