Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelaksana perawatan saat ini merawat pasien dengan masalah yang majemuk
sakit yang sifatnya individual. Pelayanan kesehatan rumah sakit ini terutama
1
dari keseluruhan sistem pelayanan ksehatan. Departemen Kesehatan RI telah
secara serasi dan terpadu dan upaya peningkatan dan pencegahan serta
diri dengan baik, namun ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk
gagal melakukan koping yang sesuai tekanan yang dialami, atau mereka
dari berat ringannya sumber tekanan, perbedaan antara individu dan latar
isolasi sosial tidak akan terjadi atau dapat diminimalkan bila didasari dengan
2
Berdasarkan keterangan dari petugas di Rumah Sakit dr. Soeparto
sikap dan tindakan perawat terhadap pasien isolasi sosial rata-rata masih
kurang. Hal ini ditandai dengan masih ada perawat yang belum tahu
penyebab terjadinya isolasi sosial, masih ada yang belum tahu cara-cara
merawat pasien isolasi sosial. Dari segi sikap masih ada perawat pada saat
berinteraksi dengan pasien tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku seperti
kebutuhan pasien.
yang akurat, hal ini akan dicapai apabila perawat mampu menjalin komunikasi
(Nursalam, 2008).
pada pasien isolasi sosial antara lain pasien semakin kurang komunikatif,
semakin menarik diri, pasien semakin banyak tidur ,kurang aktivitas, pasien
pengetahuan yang tinggi, sikap yang positif, dan tindakan yang baik dalam
3
World Health Organization (WHO) mengatakan gangguan jiwa diseluruh
dunia telah menjadi masalah serius. Pada tahun 2006 terdapat 450 juta orang
dewasa yang mengalami gangguan jiwa dunia. Gangguan jiwa dalam tingkat
ringan dan tidak perlu perawatan khusus antara lain panik, cemas dan
depresi. Selain itu juga pengguna narkotika, alkohol, psikotropika dan zat aditif
Defresi dialami sekitar 15,5 juta orang di indonesia, 13,2 juta diantaranya
Jiwa Kendari tahun 2009 sebanyak 726 pasien dimana pasien yang
(BOR) sebesar 137% dan Average Length Of stay (ALOS) 40 hari. dan pada
tahun 2010 sebanyak 747 pasien dimana pasien yang mangalami isolasi
sosial sebanyak 28 orang dengan Bed Occupation rate (BOR) sebesar 132%
sebanyak 741 pasien dimana pasien yang isolasi sosial sebanyak 34 orang
dengan Bed Occupation rate (BOR) sebesar 136% dan Average Length Of
stay (ALOS) 46 hari. Hasil ini didapat dari jumlah lama dirawat pasien ( hidup
dan mati ) dibagi dengan jumlah pasien keluar ( hidup dan mati ). kemudian
pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2012 sebanyak 169 pasien
perawat yang merawat di ruang rawat inap yang terdiri dari ruang melati,
4
flamboyan, matahari, delima,asoka dan teratai sebanyak 60 perawat ( Data
komunikasi yang diterapkan di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Kendari
tidak semua sesuai dengan komunikasi terapeutik yang terdiri dari empat
fase yaitu fase pra interaksi, fase perkenalan dan orientasi, fase kerja dan
Terapeutik Pada Pasien Isolasi Sosial di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa
B. Rumusan Masalah
merumuskan masalah :
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012.
5
2. Bagaimana hubungan sikap perawat tentang strategi Penatalaksanaan
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
sosial di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012.
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012.
6
3. Untuk mengetahui hubungan tindakan perawat dengan strategi
ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan
isolasi sosial.
2. Bagi pemerintah,
Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan pembangunan khususnya
lebih efektif dan bisa menjadi acuan dalam merawat pasien isolasi sosial.